makalah geografi klompok 3 x.3 - copy - copy

26
BAB I PEMBAHASAN PENGERTIAN GERAK TEKTONIK, EPIROGENETIK, OROGENETIK Tektonisme atau tenaga tektonik adalah tenaga geologi yang berasal dari dalam bumi dengan arah vertikal atau horizontal yang mengakibatkan perubahan letak lapisan batuan yang membentuk permukaan bumi. Proses ini menghasilkan lipatan dan patahan, baik dalam ukuran besar maupun ukuran kecil. Gerakan tektonisme juga disebut dengan istilah dislokasi. Berdasarkan kecepatan gerak dan luas daerahnya, tektonisme dibedakan menjadi dua yaitu gerak epirogenetik dan orogenetik. 1) Gerak Epirogenetik Gerak epirogenetik (gerak pembentuk kontinen atau benua) adalah gerakan yang mengakibatkan turun naiknya lapisan kulit bumi yang relatif lambat dan berlangsung lama di suatu daerah yang luas. Gerak epirogenetik dibedakan menjadi dua yaitu epirogenetik positif dan epirogenetik negatif. a. Epirogenetik positif yaitu gerak penurunan suatu daratan, sehingga kelihatannya permukaan air laut naik. b. Epirogenetik negatif yaitu gerak naiknya suatu daratan, sehingga kelihatannya permukaan air laut turun. 2) Gerak Orogenetik 1

Upload: younzsalshabilla

Post on 13-Jul-2016

83 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Geografi Klompok 3 x.3 - Copy - Copy

BAB I

PEMBAHASAN

PENGERTIAN GERAK TEKTONIK, EPIROGENETIK, OROGENETIK

Tektonisme atau tenaga tektonik adalah tenaga geologi yang berasal dari dalam bumi

dengan arah vertikal atau horizontal yang mengakibatkan perubahan letak lapisan batuan

yang membentuk permukaan bumi. Proses ini menghasilkan lipatan dan patahan, baik dalam

ukuran besar maupun ukuran kecil. Gerakan tektonisme juga disebut dengan istilah dislokasi.

Berdasarkan kecepatan gerak dan luas daerahnya, tektonisme dibedakan menjadi dua yaitu

gerak epirogenetik dan orogenetik.

1) Gerak Epirogenetik

Gerak epirogenetik (gerak pembentuk kontinen atau benua) adalah gerakan yang

mengakibatkan turun naiknya lapisan kulit bumi yang relatif lambat dan berlangsung

lama di suatu daerah yang luas. Gerak epirogenetik dibedakan menjadi dua yaitu

epirogenetik positif dan epirogenetik negatif.

a. Epirogenetik positif yaitu gerak penurunan suatu daratan, sehingga kelihatannya

permukaan air laut naik.

b. Epirogenetik negatif yaitu gerak naiknya suatu daratan, sehingga kelihatannya

permukaan air laut turun.

2) Gerak Orogenetik

Gerak orogenetik adalah gerakan kulit bumi yang lebih cepat dan mencakup wilayah

yang lebih sempit. Proses ini dapat menghasilkan pegunungan lipatan dan

pegunungan patahan.

a) Lipatan (Fold)

Lipatan adalah suatu ketampakan yang diakibatkan oleh tekanan horizontal dan

tekanan vertikal pada kulit bumi yang sifatnya elastis. Pada lipatan terdapat bagian

yang turun dinamakan sinklinal dan yang terangkat dinamakan antiklinal.

1

Page 2: Makalah Geografi Klompok 3 x.3 - Copy - Copy

b) Patahan/Sesar (Faoult)

Patahan adalah kulit bumi yang patah atau retak karena adanya pengaruh tenaga

horizontal atau tenaga vertikal pada kulit bumi yang tidak elastis. Bidang yang

mengalami keretakan atau patahnya kulit bumi disebut bidang patahan. Bidang

patahan yang telah mengalami pergeseran disebut faoult atau sesar. Pergeseran

tersebut terjadi secara vertikal atau horizontal.

Macam-macam sesar berdasarkan arah geraknya adalah sebagai berikut.

(1) Sesar Naik dan Sesar Turun 

Bidang patahan yang atap sesarnya bergeser turun terhadap alas sesar disebut

sesar turun, sedangkan yang atap sesarnya seakan-akan bergerak ke atas

disebut sesar naik. Sesar naik disebut sesar sungkup apabila jarak

pergeserannya sampai beberapa km dan bagian yang satu menutup bagian

yang lain. Contoh sesar di Indonesia adalah sistem patahan di Bukit Barisan

(dari Sumatra Utara sampai ke Teluk Semangko di Sumatra Selatan). Daerah

patahan ini dikenal dengan nama zone patahan Semangko.

2

Page 3: Makalah Geografi Klompok 3 x.3 - Copy - Copy

(2) Graben dan Horst

Graben/slenk adalah sebuah jalur batuan yang terletak di antara dua bidang

sesar yang hampir sejajar, sempit, dan panjang. Bagian yang meninggi atau

muncul terhadap daerah sekitarnya disebut horst. Step faulting ialah sesar

bentuk tangga. Sebuah pegunungan yang mengandung banyak patahan disebut

kompleks pegunungan patahan.

(3) Sesar Mendatar

Sesar mendatar adalah sesar yang tegak lurus dan bergeser secara horizontal

walaupun ada sedikit gerak vertikal. Sesar jenis ini umumnya ditemui di

daerah-daerah yang mengalami perlipatan dan pensesaran naik.

Sesar mendatar yang ukurannya besar terdapat di San Andreas (California),

Filipina, dan Taiwan. Di Indonesia, sesar mendatar terdapat dalam lapisan

neogen muda di daerah Kefamenanu, Timor.

CIRI-CIRI BENTANG ALAM SEBAGAI AKIBAT PROSES PENGIKISAN DAN

PENGENDAPAN

1. Pelapukan, Pengikisan, dan Erosi

- Pelapukan

Yaitu hancurnya batuan disebabkan oleh tenaga eksogen

Pelapukan dapat dibedakan menjadi tiga :

a. Pelapukan Mekanik/Fisis

Pelapukan mekanik (fisis), yaitu peristiwa hancur dan lepasnya material

batuan, tanpa mengubah struktur kimiawi batuan tersebut. Pelapukan mekanik

merupakan penghancuran bongkah batuan menjadi bagian-bagian yang lebih

kecil.

Yang termasuk dalam pelapukan fisik atau mekanik, antara lain :

(a) Akibat perbedaan temperatur

Batuan akan mengalami proses pemuaian apabila panas dan

sekaligus pengerutan pada waktu dingin. Apabila proses ini

berlangsung terus menerus, maka lambat laun batuan akan

mengelupas, terbelah, dan pecah menjadi bongkah-bongkah kecil.

(b) Akibat erosi di daerah pegunungan.

3

Page 4: Makalah Geografi Klompok 3 x.3 - Copy - Copy

Air yang membeku di sela-sela batuan volumenya akan membesar,

sehingga air akan menjadi sebuah tenaga tekanan yang merusak

struktur batuan.

Erosi dapat disebabkan :

a. Erosi air sungai

b. Erosi air laut (abrasi)

c. Erosi es (gletser)

d. Erosi angina (korasi)

(c) Akibat kegiatan makhluk hidup seperti hewan dan tumbuh-

tumbuhan.

Akar tumbuhan akan merusak struktur batuan, begitu juga dengan

hewan yang selalu membawa butir-butir batuan dari dalam tanah

ke permukaan. Selain makhluk hidup dan tumbuh-tumbuhan,

manusia juga memberikan andil dalam terjadinya pelapukan

mekanis (fisik). Dengan pengetahuannya, batuan sebesar kapal

dapat dihancurkan dalam sekejap dengan menggunakan dinamit.

(d) Akibat perubahan air garam menjadi kristal

Jika air tanah mengandung garam, maka pada siang hari airnya

menguap dan garam akan mengkristal. Kristal garam ini tajam

sekali dan dapat merusak batuan pegunungan sekitarnya, terutama

batuan karang.

b. Pelapukan Kimiawi/Chemis

Pelapukan kimiawi, yaitu proses pelapukan massa batuan yang disertai dengan

perubahan susunan kimiawi batuan yang lapuk tersebut. Pelapukan ini terjadi

dengan bantuan air, dan dibantu dengan suhu yang tinggi. Proses yang terjadi

dalam pelapukan kimiawi ini disebut dekomposisi.

Contoh :

Dolina

Dolina adalah danau yang terjadi di daerah kapur sebagai hasil proses

pelarutan batu kapur sehingga membuat cekungan (lubang berbentuk

4

Page 5: Makalah Geografi Klompok 3 x.3 - Copy - Copy

corong. Dolina dapat terjadi karena erosi (pelarutan atau karena

reruntuhan. Dolian disebut juga karst.

Stalaktit dan stalakmit

Stalaktit dan Stalakmit adalah bentuk alam khas daerah Karst. Stalaktit

dan Stalakmit terbentuk akibat dari proses pelarutan air di daerah kapur

yang berlangsung secara terus menerus. Air yang larut di daerah karst

akan masuk kelubang-lubang (doline) kemudian turun ke gua dan

menetes-netes dari atap gua ke dasar gua. Tetesan-tetesan air ini lama-

lama berubah jadi batuan yang bentuknya runcing-runcing seperti

tetesan air. Stalaktit adalah batu yang terbentuk di atap gua, bentuknya

meruncing kebawah, sedangkan stalakmit adalah batu yang terbentuk

di dasar gua bentuknya meruncing keatas.

Stalakmit

5

Page 6: Makalah Geografi Klompok 3 x.3 - Copy - Copy

Stalakmit

Gua dan sungai dalam tanah

Di dalam batuan kapur biasanya terdapat celah atau retakan yang

disebut diaklas. Karena proses pelarutan oleh air, maka retakan/ celah

itu akan semakin membesar dan membentuk gua-gua atau lubang-

lubang di dalam tanah yang sebagian di antaranya sebagai tempat

mengalirnya sungai bawah tanah.

c. Pelapukan Organik/Biologis

Pelapukan Organik, adalah pelapukan batuan oleh makhluk hidup. Pelapukan

jenis ini dapat bersifat kimiawi ataupun mekanis. Adapun yang menjadi

pembedanya adalah subyek yang melakukannya, yaitu makhluk hidup berupa

manusia, hewan ataupun tumbuhan. Contohnya lumut, cendawan ataupun

bakteri yang merusak permukaan batuan.

- Pengaruh material erosi yang dihancurkan, diangkut dan diendapakan :

6

Page 7: Makalah Geografi Klompok 3 x.3 - Copy - Copy

1. Batu-batuan yang diangkut

Batu-batu yang diangkut seakan di gesek-gesekkan dan di benturkan. Karena

geseran dan benturan itu, maka batu-batu ini, pecah dan makin lama makin

bulat dan makin kecil. Batu-batu yang hanya digeser-geserkan menjadi tipis

dan akhirnya menjadi pipih. Batu-batu yang diguling-gulingkan menjadi bulat

dan berubah menjadi batu guling.

2. Sungai

Hulu sungai

Bagian hulu merupakan bagian awal dari sebuah sungai. Biasanya

bagian ini terletak di pegunungan. Pada bagian ini, lembah sungai

memiliki bentuk menyerupai huruf V. Ciri cirinya adalah, sungai

sungai dibagian hulu memiliki aliran yang sangat deras dan sungai

sungainya lumayan dalam. Hal ini di karenakan karena leteknya yang

di daerah pegunungan yang memiliki kemiringan cukup curam.

Sehingga air akan sangat cepat untuk mengalir ke bawah. Proses yang

terjadi disini adalah proses erosi. Proses erosi sendiri diakibatkan oleh

aliran yang sangat deras tadi. Karena aliran ini juga lah, air akan

menggerus sungai dengan sangat cepat, sehingga lembah sungai ini

membentuk huruf V.

Bagian tengah sungai

Bagian tengah adalah lanjutan dari bagian hulu tadi. Bagian tengah

biasanya memiliki cirri lembah sungai membentuk huruf U. Hal ini

dikarenakan kondisi lokasinya yang tidak curam lagi, melainkan

landai. Hal ini mengakibatkan aliran air tidak begitu deras. Karena air

tidak terlalu deras, maka proses erosi disini sidah tidak begitu

dominan. Masih ada proses erosi, tetapi itu kecil sekali. Proses yang

dominan terjadi di daerah ini adalah transportasi. Maksudnya adalah,

hasil dari erosi yang terjasi di bagian hulu tadi, dibawa oleh air menuju

ke daerah bawahnya, kearah hulu.

Hilir sungai

Bagian hilir adalah bagian sungai terakhir, yang akhirnya bagian ini

akan mengantar sungai itu ke laut (muara). Ciri cirri bagian ini adalah,

lembah sungai disini tidak berbentuk V atau U lagi, tetapi lebih

7

Page 8: Makalah Geografi Klompok 3 x.3 - Copy - Copy

menyerupai huruf U yang lebar. Sungai di daerah hilir ini biasanya

sudah ber-meander (Berliku liku). Di daerah ini proses yang dominan

adalah sedimentasi. Artikel partikel hasil erosi di bagian hulu, yang

kemudian di transportasi di bagian tengah, akan di endapkan di bagian

hilir ini. Jika sungai bermuara di laut yang permukaan bawah lautnya

landai, dan arus / gelombangnya tidak besar, maka kemungkinan akan

terbentuk delta.

3. Relief permukaan bumi

Karena pengaruh erosi, maka gunung-gunung yang tinggi manjadi rendah.

Puncak-puncaknya yang mula-mula tajam menjadi bulat. Jurang-jurang yang

dalam makin lama makin dangkal sebagai akibat adanya erosi dinding tebing

dan lereng gunung makain menghebat. Dataran-dataran tinggi menjadi rendah,

dan dataran rendah menjadi tinggi karena endapan tanah. Akhirnya ,

terbentuklah suatu pembentukan permukaan bumi yang disebut peneplain.

4. Tanah pertanian

Erosi dapat mempunyai dua macam pengaruh terhadap tanah pertanian.

Pengaruh itu ditentukan oleh jenis erosi. Kedua macam pengaruh tersebut

adalah:

a. Pengaruh buruk, terjadi bila tanah yang diangkut oleh erosi itu lebih

banyak dari tanah yang terjadi karena pelapukan. Erosi ini

menyebabkan tanah tendus.

b. Pengaruh baik, terjadi bila jumlah tanah yang diangkut oleh erosi itu

seimbang dengan jumlah tanah yang terbentuk oleh pelapukan. Erosi

semacam itu menyebabkan kesuburan tanah.

2. Pengendapan

Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok

utama    batuan   (bersama dengan    batuan beku   dan    batuan metamorfosis )  yang

terbentuk melalui tiga cara utama:    pelapukan    batuan lain

(clastic);    pengendapan   (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan

(precipitation ) dari  larutan .  Jenis batuan umum seperti    batu kapur   ,     batu

pasir   ,  dan  lempung ,  termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75%

dari  permukaan bumi. Batuan sedimen (batuan endapan) adalah batuan yang terjadi

akibat pengendapan materi hasil erosi. Sekitar 80% permukaan benua tertutup oleh

batuan sedimen. Materi hasil erosi terdiri atas berbagai jenis partikel yaitu ada yang

8

Page 9: Makalah Geografi Klompok 3 x.3 - Copy - Copy

halus, kasar, berat dan ada juga yang ringan. Cara  pengangkutannya pun bermacam-

macam seperti terdorong (traction), terbawa secara melompat-lompat (saltion),

terbawa dalam bentuk suspensi, dan ada pula yang larut (salution). Klasifikasi lebiih

lanjut seperti berikut:

a. Berdasarkan tenaga alam yang mengangkut :

- batuan sedimen aerik (udara)

- batuan sedimen aquatik (air sungai)

- batuan sedimen marin (laut)

- batuan sedimen glastik (gletser)

b. Berdasarkan tempat endapannya :

- batuan sedimen limnik (rawa)

- batuan sedimen fluvial (sungai)

- batuan sedimen marine (laut)

- batuan sedimen teistrik (darat)

- Hasil pengendapan oleh air (sedimen aquastik)

Meander

Meander, merupakan sungai yang berkelok-kelok yang

terbentuk karena adanya pengendapan. Proses berkelok-keloknya

sungai dimulai dari sungai bagian hulu. Pada bagian hulu, volume

airnya kecil dan tenaga yang terbentuk juga kecil. Akibatnya sungai

mulai menghindari penghalang dan mencari jalan yang paling mudah

dilewati. Sementara, pada bagian hulu belum terjadi pengendapan.

Pada bagian tengah, yang wilayahnya datar maka aliran airnya

lambat, sehingga membentuk meander. Proses meander terjadi pada

tepi sungai, baik bagian dalam maupun tepi luar. Di bagian sungai

yang aliranya cepat, akan terjadi pengikisan, sedangkan bagian tepi

sungai yang lamban alirannya, akan terjadi pengendapan. Apabila hal

itu berlangsung secara terus-menerus akan membentuk meander.

9

Page 10: Makalah Geografi Klompok 3 x.3 - Copy - Copy

Delta

Pada saat aliran air mendekati muara, seperti danau atau laut,

kecepatan alirannya menjadi lambat. Akibatnya, terjadi pengendapan

sedimen oleh air sungai. Pasir akan diendapkan, sedangkan tanah liat

dan lumpur akan tetap terangkut oleh aliran air. Setelah sekian lama,

akan terbentuk lapisan-lapisan sedimen. Akhirnya lapisan-lapisan

sedimen membentuk dataran yang luas pada bagian sungai yang

mendekati muaranya dan membentuk delta.

Pembentukan delta harus memenuhi beberapa syarat. Pertama,

sedimen yang dibawa oleh sungai harus banyak ketika akan masuk laut

atau danau. Kedua, arus di sepanjang pantai tidak terlalu kuat. Ketiga,

pantai harus dangkal. Contoh bentang alam ini adalah delta Sungai

Musi, Kapuas, dan Kali Brantas.

Banjir dan tanggul alam

10

Page 11: Makalah Geografi Klompok 3 x.3 - Copy - Copy

Apabila terjadi hujan lebat, volume air meningkat secara cepat.

Akibatnya terjadi banjir dan air meluap hingga ke tepi sungai. Pada

saat air surut, bahan-bahan yang terbawa oleh air sungai akan

terendapkan di tepi sungai. Akibatnya, terbentuk suatu dataran di tepi

sungai.

Timbulnya material yang tidak halus (kasar) terdapat pada tepi

sungai. Akibatnya tepi sungai lebih tinggi dibandingkan dataran banjir

yang terbentuk. Bentang alam itu disebut tanggul sungai. Selain itu,

juga terdapat tanggul pantai sebagai hasil dari proses pengendapan

oleh laut. Kedua tanggul tersebut merupakan tanggul alam, karena

proses terbentuknya berlangsung alami hasil pengerjaan alam.

- Hasil pengendapan air laut

Batuan hasil pengendapan oleh air laut disebut sedimen marine. Pengendapan

oleh air laut dikarenakan adanya gelombang. Bentang alam hasil pengendapan

oleh air laut, antara lain pesisir, spit, tombolo, dan penghalang pantai.

11

Page 12: Makalah Geografi Klompok 3 x.3 - Copy - Copy

Pesisir merupakan wilayah pengendapan di sepanjang pantai. Biasanya terdiri

atas material pasir. Ukuran dan komposisi material di pantai sangat bervariasi

tergantung pada perubahan kondisi cuaca, arah angin, dan arus laut.

Arus pantai mengangkut material yang ada di sepanjang pantai. Jika terjadi

perubahan arah, maka arus pantai akan tetap mengangkut material material ke laut

yang dalam. Ketika material masuk ke laut yang dalam, terjadi pengendapan

material. Setelah sekian lama, terdapat akumulasi material yang ada di atas

permukaan laut. Akumulasi material itu disebut spit. Jika arus pantai terus

berlanjut, spit akan semakin panjang. Kadang-kadang spit terbentuk melewati

teluk dan membetuk penghalang pantai (barrier beach). Apabila di sekitar split

terdapat pulau maka spit tersambung dengan daratan, sehingga membentuk

tombolo.

- Pengendapan oleh angin

Sedimen hasil pengendapan oleh angin disebut sedimen aeolis. Bentang alam

hasil pengendapan oleh angin dapat berupa gumuk pasir (sand dune). Gumuk pasir

terjadi akibat akumulasi pasir yang cukup banyak dan tiupan angin yang kuat.

Angin mengangkut dan mengendapkan pasir di suatu tempat secara bertahap,

sehingga terbentuk timbunan pasir yang disebut gumuk pasir.

12

Page 13: Makalah Geografi Klompok 3 x.3 - Copy - Copy

- Pengendapan oleh gletser

Sedimen hasil pengendapan oleh gletser disebut sedimen glacial. Bentang

alam hasil pengendapan oleh gletser adalah bentuk lembah yang semula berbentuk

V menjadi U. Pada saat musim semi tiba, terjadi pengikisan oleh gletser yang

meluncur menuruni  lembah. Batuan atau tanah hasil pengikisan juga menuruni

lereng dan mengendap di lembah. Akibatnya, lembah yang semula berbentuk V

menjadi berbentuk U.

DEGRADASI LAHAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN

Degradasi Lahan adalah hasil satu atau lebih proses terjadinya penurunan kemampuan

tanah secara aktual maupun potensial untuk memproduksi barang dan jasa. Faktor-faktor

yang mempengaruhi Degradasi Tanah adalah antara lain, faktor alami dan faktor manusia.

Faktor alami mencakup areal berlereng curam, tanah mudah rusak, erosi, kebakaran hutan,

curah hujan yang intensif. Sedangkan faktor manusia yaitu perubahan populasi, marjinalisasi

penduduk, kemiskinan penduduk, masalah kepemilikan lahan, ketidakstabilan politik dan

kesalahan pengelolaan, kondisi sosial dan ekonomi, deforestrasi dan pengembangan pertanian

yang tidak tepat.

a. Pengertian Lahan Potensial

Lahan potensial merupakan lahan yang produktif sehingga jika dikelola

dengan baik oleh manusia dapat memberikan hasil yang tinggi walaupun dengan

13

Page 14: Makalah Geografi Klompok 3 x.3 - Copy - Copy

biaya pengelolaan yang rendah. Lahan potensial pada umumnya dikaitkan dengan

pertanian sehingga lahan ini mempunyai kemampuan untuk lahan produksi.

Letak lahan potensial bervariasi, ada yang berada di dataran rendah, dataran

tinggi, daerah pegunungan, atau pantai. Pemanfaatan lahan potensial antara lain untuk

pertanian, hutan, perkebunan, atau pemukiman. Keragaman pemanfaatan tersebut

sesuai dengan keadaan daerah dan tingkat kebudayaan manusianya. Lahan potensial

merupakan modal dasar dalam upaya meningkatkan kesejahteraan hidup manusia,

sehingga harus ditangani secara bijaksana jangan sampai pemanfaatan lahan potensial

merusak lingkungan.

- Lahan Kering : adalah bagian dari ekosistem teresterial yang luasnya relatif luas

dibandingkan dengan lahan basah (Odum, 1971). Menurut Hidayat dkk (2000)

lahan kering adalah hamparan lahan yang tidak pernah digenangi air atau

tergenang air pada sebagian waktu selama setahun. Lahan kering adalah lahan

yang dapat digunakan untuk usaha pertanian dengan menggunakan air secara

terbatas dan biasanya hanya mengharapkan dari curah hujan.

- Lahan Basah : adalah wilayah-wilayah di mana tanahnya jenuh dengan air, baik

bersifat permanen (menetap) atau musiman. Wilayah-wilayah itu sebagian atau

seluruhnya kadang-kadang tergenangi oleh lapisan air yang dangkal. Digolongkan

ke dalam lahan basah ini, di antaranya, adalah rawa-rawa (termasuk rawa bakau),

payau, dan gambut.

b. Menurut Davis, 1996 secara garis besar terdapat 5 sistem klasifikasi lahan basah,

yaitu:

- Kawasan sungai

- Kawasan danau

- Kawasan laut

- Kawasan rawa

- Kawasan muara

c. Upaya-upaya pelestarian dan peningkatan manfaat lahan-lahan potensial

Lahan potensial sangat dibutuhkan oleh setiap manusia, oleh karena itu harus

dilestarikan. Usaha melestarikan lahan potensial berkaitan erat dengan usaha

pengawetan tanah atau pengontrolan erosi. Pada dasarnya usaha pengawetan tanah

dibedakan menjadi dua, yaitu dengan metode mekanik dan metode vegetatif.

14

Page 15: Makalah Geografi Klompok 3 x.3 - Copy - Copy

1. Metode mekanik ialah metode mengawetkan tanah melalui teknik-teknik

pengolahan tanah yang dapat memperlambat aliran air.

2. Metode vegetatif ialah metode mengawetkan tanah dengan cara menanam

vegetasi pada lahan yang dilestarikan. Metode ini sangat efektif dalam

pengontrolan erosi.

Metode pengawetan tanah atau pengontrolan erosi menjadi sangat efektif apabila

metode mekanik dipadukan atau dikombinasikan dengan metode vegetatif.

DEGRADASI LAHAN DAN TERJADINYA LAHAN KRITIS DAN TANDUS

- Lahan Kritis lahan yang mengalami kerusakan baik secara fisik, kimiawi, dan

biologis atau lahan yang tidak memiliki nilai ekonomis. Untuk menilai kritis

tidaknya sebuah lahan, dapat dilihat dari kemampuan lahan tersebut. Sedangkan

untuk melihat kemampuan suatu lahan dapat ditinjau dari besarnya resiko

ancaman ataupun hambatan dalam pemanfaatan lahan tersebut.

Lahan kritis adalah lahan yang tidak produktif. Meskipun dikelola,

produktivitas lahan kritis sangat rendah, bahkan dapat terjadi hasil produksi yang

diterima jauh lebih sedikit daripada biaya produksinya. Lahan kritis bersifat

tandus, gundul, dan tidak dapat digunakan untuk usaha pertanian, karena tingkat

kesuburannya sangat rendah.

- Kriteria lahan kritis

Kriteria lahan meliputi 4 (empat) sub kriteria berikut ini :

Cara/rumus perhitungan :

LK x 100 % LV x 100 %

(1)   PLLK = --------------- atau (2) PLLK = --------------

A A

Keterangan :

PLLK =Persentase luas lahan kriis

LK =Luas lahan kritis dan sangat kritis (ha)

LV =Luas penutupan lahan vegetasi berkayu (ha)

A =Luas DAS (ha)

Keterangan tambahan :

15

Page 16: Makalah Geografi Klompok 3 x.3 - Copy - Copy

-          LK diperoleh dari hasil inventarisasi laha kritis oleh BPDAS dengan

kriteria sesuai SK Dirjen RRL No. 041/Kprts/V/1998. Kelas kekritisan lahan

yang dimasukkan dalam perhitungan ini adalah kritis dan sangat kritis.

-          LV diperoleh dari hasl interpretasi citra satelit, foto udara dan daa Badan

Pertanahan Nasional, BAPLAN Dep. Kehutanan, BAPPEDA

-          Rumus (1) digunakan apabila data hasil inventarisasi lahan kritis oleh

BPDAS tersedia, namun jika tidak ada maka dipergunakan rumus (2).

Kriteria penilaian kekritisan lahan disajikan pada Tabel 15 berikut.

Tabel 15. Kriteria Penilaian Kekritisan Lahan berdasarkan Persentase Lahan

Kritis dalam DAS.

No. Persentase Lahan

Kritis dalam DAS

Skor Kualifikasi Prioritas

1 0 < PLLK ≤ 5 1 Sangat rendah

2 5 < PLLK ≤ 10 2 Rendah

3 10 < PLLK ≤ 15 3 Sedang

4 15 < PLLK ≤ 20 4 Tinggi

5 ≥ 20 5 Sangat tinggi

Kriteria penilaian penutupan lahan vegetasi berkayu disajikan pada Tabel 16

berikut ini.

Tabel 16. Kriteria Penilaian Kekritisan Lahan berdasarkan Persentase

Penutupan Lahan Vegetasi Berkayu.

No.

Persentase Penutupan

Vegetasi Berkayu

dalam DAS

Skor Kualifikasi Prioritas

1 80 < PLVK ≤ 100 1 Sangat rendah

2 60 < PLVK ≤ 80 2 Rendah

3 40 < PLVK ≤ 60 3 Sedang

4 20 < PLVK ≤ 40 4 Tinggi

5 0 < PLVK ≤ 20 5 Sangat tinggi

- Bencana yang terjadi akibat lahan kritis

1. kekeringan, biasanya terjadi di daerah-daerah bayangan hujan

16

Page 17: Makalah Geografi Klompok 3 x.3 - Copy - Copy

2. genangan air yang terus-menerus seperti di daerah pantai yang selalu tertutup

rawa-rawa menyebabkan tanahnya bersifat asam.

3. erosi tanah dan mass wasting biasanya terjadi di daerah dataran tinggi,

pegunungan, dan daerah yang miring. Mass wasting adalah gerakan massa

tanah menuruni lereng

4. pengelolaan tanah yang kurang memperhatikan aspek-aspek kelestarian

lingkungan. Lahan kritis dapat terjadi di dataran tinggi, pegunungan, daerah

miring, atau bahkan di dataran rendah.

5. masuknya material yang dapat bertahan lama ke lahan pertanian karena tidak

dapat diuraikan oleh bakteri, misalnya sampah plastic.

6. pembekuan air, biasanya terjadi di daerah kutub atau pegunungan yang sangat

tinggi.

7. pencemaran, zat pencemar seperti pestisida dan limbah pabrik yang masuk ke

lahan pertanian, baik melalui aliran sungai maupun yang lain mengakibatkan

lahan pertanian menjadi kritis.

- Terdapat bentuk dan letak muka bumi yang bervariasi menimbulkan beerbagai

pengaruh, antara lain :

a. Kehidupan Di Dataran Rendah

Penduduk di daerah pantai pada umumnya bekerja di laut sebagai nelayan,

berdagang, dan sebagai petani g aram karena letak wilayahnya dekat dengan

laut dan pelabuhan. Di samping itu, banyak yang bekerja di sektor pertanian

sebagai petani sawah dan tegalan. Di daerah pantai yang landai dijumpai

adanya tambak udang dan bandeng.

b. Kehidupan Di Dataran Tinggi Atau Plato

Penduduk yang hidup di daerah yang berbentuk horizontal bekerja di sektor

pertanian sebagai petani sawah atau ladang, di tegalan, perkebunan, dan

kehutanan, sedangkan daerah stepa banyak diusahakan untuk sektor

peternakan.

c. Kehidupan Di Daerah Pegunungan

Penduduk di daerah pegunungan umumnya bekerja di sektor perkebunan.

Namun di daerah ini tidak semua tanaman dapat hidup. Makin tinggi suatu

tempat, makin rendah suhu di daerah tersebut sehingga jenis usahan

17

Page 18: Makalah Geografi Klompok 3 x.3 - Copy - Copy

perkebunan yang ada berupa pertanian hortikultura, perkebunan teh, kina dan

sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

http://pelajaran-jitu.blogspot.co.id/2010/12/epirogenetik-dan-orogenetik.html

http://pujiyantokedung.blogspot.co.id/2013/08/pelapukan-erosi-dan-sedimentasi.html

http://www.pengertianpengertian.com/2014/09/pengertian-dolina.html

http://geografiupi2010.blogspot.co.id/2012/10/stalakmit-dan-stalaktit.html

http://harirustianto.blogspot.co.id/2010/12/bagian-bagian-sungai.html

http://gusdib63.blogspot.co.id/2013/02/tenaga-eksogen-tenaga-eksogen-yaitu.html

https://www.academia.edu/8911923/Batuan_endapan_atau_batuan_sedimen_adalah_salah_satu_dari_tiga_kelompok_utama_batuan

http://softilmu.blogspot.co.id/2014/07/sedimentasi.html

http://degadrasi-lahan-by-agustinus-yohannes.blogspot.co.id/2013/08/pengertianpenyebabdan-dampak-dari.html

http://sainsmini.blogspot.co.id/2014/10/pengertian-dan-penjelasan-lahan.html

http://risasmoko1981.blogspot.co.id/2013/03/kriteri-lahan-kritis.html

18