makalah geografi pertambangan

Upload: dita-calista-anastasia

Post on 04-Mar-2016

223 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

pertambangan

TRANSCRIPT

Makalah Geografi

Makalah Geografi

Pengelolaan Pertambangan

Di daerah Sumatera utara

Anggota Kelompok 3 ( XI IIS 3)

1. Dita Calista Anastasia

2. Ichfahzya

3. Irfan Asyraf

4. Muhammad Rizky F.

5. Nazahra

6. Rafi Ichsan

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Pengelolaan pertambangan di daerah sumatera utara.

Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Teman Teman Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.

Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar Makalah ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Jakarta, 16 Oktober 2014

DAFTAR ISIHalaman Judul........................................................................................................1KATA PENGANTAR..............................................................................................2DAFTAR ISI............................................................................................................3BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Permasalahan.............................................................................4

1.2 Tujuan pertambangan..........................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN2.1 Kenapa perambangan harus di kelola?................................................................6

2.2 Bagaimana cara tata kelola usaha pertambangfan...............................................7

2.3 Ketentuan ketentuan yang berhubungan dengan kegiatan pertambangan..........11

2.4 Apakah peran sektor pertambangan nasional sudah sesuai dengan

Kenyataannya?.......................................................................................................18BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................20BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPertambangan merupankan suatu industri yang mengolah sumber daya alam dengan memproses bahan tambang untuk menghasilkan berbagai produk akhir yang dibutuhkan umat manusia. Oleh karena itu, bahan tambang merupakan salah satu iconyang sangat dibutuhkan oleh dunia saat ini, dimana dengan berkembangnya zaman bahan tambang merupan kekayaan alam yang nomor satu di Indonesia bahkan dunia sekalipun. Kekayaan alam yang terkandung didalamnya bumi dan air yang biasa disebut dengan bahan-bahan galian, dimana terkandung dalam pasal 33 ayat 3 tahun UUD 1945 yang berbunyi bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Amanat UUD 1945 ini merupakan landasan pembangunan pertambangan dan energi untuk memanfaatkan potensi kekayaan sumber daya alam, mineral dan energi yang dimiliki secara optimal dalam mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan.Negara Indonesia merupakan salah satu negara pemilik pertambangan terbesar di dunia. Adanya lingkungan pertambangan ini masyarakat Indonesia selalu berlomba-lomba berada di dalamnya, karena pertambangan merupakan perindustrian yang mendunia dan bagi masyarakat Indonesia yang berkecimpung di dunia perindustria pertambangan ini merupakan suatu keberuntungan tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Dimana bahan tambang digolongkan dalam beberapa jenis tambang diantaranya logam, mineral industri, dan mineral energi, dengan demikian nilai harga hasil bahan tambang ini sangatlah pantastik maka dari itu masyarakat khususnya masyarakat Indonesia mempunyai nilai positif dalam hubungannya dengan dunia industri pertambangan. Dunia pertambangan sering dianggap sebagai perusakan alam dan lingkungan, oleh karena itu negara dengan memiliki tambang yang cukup besar seperti Indonesia sudah harus memiliki pedoman standar lingkungan pertambangan. 1.2 Tujuan PertambangDunia industri pertambangan pada dasarnya sangatlah diminati oleh kalangan masyrakat untuk terjun langsung dalam perindustrian pertambangan. Oleh karena itu, lingkungan pertambangan ini mempunyai beberapa tujuan dalam pengembangan sehingga lingkungan pertambangan dikatakan dunia perindustrian yang mendunia. Adapun tujuan dari penelitian lingkungan pertambangan ini ialahUntuk meningkatkan pengelolaan sumber daya kehutanan, pertambangan dan energi dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.

BAB II Pembahasan

2.1 Kenapa pertambangan harus dikelola?

sumber daya alam merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan. Manusia sangat bergantung pada sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sumber daya alam di dunia ini jumlahnya tetap sedangkan populasi manusia makin berkembang. Oleh sebab itu sumber daya alam harus dikelola dan dimanfaatkan searif dan sehemat mungkin supaya generasi penerus masih bisa merasakannya. Sumber daya alam merupakan kekayaan yang dimiliki oleh alam yang tidak bisa dihasilkan oleh manusia.Zaman sekarang ini upaya-upaya dalam melestarikan sumber daya alam terus dilakukan tapi belum sepenuhnya terwujud. Manusia yang terus berkembang menyebabkan penggunaan sumber daya alam yang makin meningkat, maka harus ada pengelolaan sumber daya alam yang bijak dan benar. Ada beberapa upaya dalam mencegah, menangani, dan mengembalikan sumber daya alam yang telah rusak. Pengelolaan sumber daya alam harus memperhatikan hal-hal yang akan merugikan lingkungan dan harus mencari solusi dari dampak tersebut. Ada prinsip ekoefisiensi untuk mengelola sumber daya alam. Dalam konteks efisien diperlukan adanya perencanaan, penggunaan, pengelolaan, dan penyelamatan sumber daya alam. Serta harus memperhitungkan akibat-akibat yang merugikan baik bagi kelangsungan pembangunan maupun kelangsungan ekosistem.Sebelum menerapkan koefisiensi yang tepat terlebih dahulu diperlukan pengalaman mengenai jenis, kondisi, dan nilai setiap sumber daya alam. Karena setiap sumber daya alam memiliki karakteristik yang berbeda. Sumber daya alam ada yang tidak bisa diperbaharui dengan demikian dalam penggunaannya harus sehemat mungkin. Dan sumber daya yang bisa diperbaharui juga perlu digunakan dengan baik dan hemat supaya bisa dimanfaatkan dalam jangka waktu yang panjang. Koefisiensi merupakan upaya untuk meminimalkan resiko dalam pengelolaan sumber daya alam.Selanjutnya pembangunan berkelanjutan, upaya ini dilakukan setelah terjadi kegagalan pembangunan dimana proses yang terjadi hanya satu arah dan tidak berkelanjutan.dalam pembangunan berkelanjutan diadakan beberapa indikator untuk mewujudkannya, oleh karena itu kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah sangat berpengaruh terhadap keberlanjutan pembangunan.Pengelolaan sumber daya alam berwawasan lingkungan. Ini merupakan konsep pembangunan berwawasan lingkungan sebagai bagian dari proses pengambilan kebijakan pembangunan. Sebelum melakukan pengelolaan sumber daya alam harus diperhatikan terlebih dahulu dampak yang akan terjadi dan bagaimana cara menanggulanginya supaya tidak merusak pada lingkungan.

2.2 Bagaimana cara tata kelola usaha pertambangan di Sumatra uatara?

Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 127 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Penyelenggaraan Usaha Jasa Pertambangan Mineral dan Batubara

Pertambangan adalah serangkaian pencarian, penambangan, pengolahan, pemanfaatan barang tambang. Oleh karena barang tambang termasuk dalam kekayaan alam yang dimiliki Indonesia, pengelolaannya harus dikuasai negara untuk menjamin tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Pemerintah mengatur usaha pertambangan dengan mengeluarkan beberapa peraturan hukum, diantaranya adalah UU No. 11 tahun 1967 Tentang ketentuan-ketentuan pokok petambangan.

Beberapa ketentuan pokok yang dimuat dalam UU No 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara adalah sebagai berikut.

Usaha pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta paska tambang.

Jenis-jenis perizinan yang berhubungan dengan usaha pertambangan adalah

Izin usaha pertambangan (IUP) adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan

Izin pertambangan rakyat (IPR) adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan dalam wilayah pertambangan rakyat dengan luas wilayah dan investasi terbatas.

Izin usaha pertambangan khusus (IUPK) adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan di wilayah izin usaha pertambangan khusus

Ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan kegiatan pertambangan adalah

Penyelidikan Umum adalah tahapan kegiatan pertambangan untuk mengetahui kondisi geologi regional dan indikasi adanya mineralisasi.

Eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas dan sumber daya terukur dari bahangalian, serta informasi mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup.

Studi Kelayakan adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk menentukan kelayakan ekonomis dan teknis

usaha pertambangan, termasuk analisis mengenai dampak lingkungan serta perencanaan pascatambang.

Konstruksi Pertambangan adalah kegiatan usaha pertambangan untuk melakukan pembangunan seluruh fasilitas operasi produksi, termasuk pengendalian dampak lingkungan.

Penambangan adalah bagian kegiatan usaha pertambangan untuk memproduksi mineral danlatau batubara dan mineral ikutannya.

Pengolahan dan Pemurnian adalah kegiatan usaha pertambangan untuk meningkatkan mutu mineral danlatau batubara serta untuk memanfaatkan dan memperoleh mineral ikutan.

Pengangkutan adalah kegiatan usaha pertambangan untuk memindahkan mineral danlatau batubara dari daerah tambang dan atau tempat pengolahan dan pemurnian sampai tempat penyerahan.

Pascatambang adalah kegiatan terencana, sistematis dan berlanjut setelah akhir sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan untuk memulihkan fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal di seluruh wilayah penambangan.

Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya.

Kegiatan Usaha Pertambangan terdiri atas : Eksplorasi: Penyelidikan umum, Eksplorasi, studi kelayakan yang dilanjut dengan penyampaian rencana reklamasi (PP 78/2010)

Operasi Produksi: Konstruksi, penambangan, pemgolahan & pemurnian, serta pengangkutan dan penjualan dan kegiatan pasca tambang

Jenis perijinan yang dikeluarkan

- IUP: Ijin Usaha Pertambangan

-IUPK: Ijin Usaha Pertambangan Khusus

-IUPR: Ijin Usaha Pertambangan Rakyat

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.

Usaha pertambangan, sebagai motor penggerak pembangunan dalam sector ekonomi , merupakan dua sisi yang sangat dilematis dalam kerangka pembangunan di Indonesia. Sesuatu yang disadari termasuk salah kegiatan yang banyak menimbulkan kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup, Keadaan demikian akan menimbulkan benturan kepentingan usaha pertambangan disatu pihak dan dan usaha menjaga kelestarian alam lingkungan dilain pihak , untuk itu keberadaan UU No.32 Tahun 2009, ada menjadi instrument pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup terhadap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan berupa:

KHLS (Kajian Lingkungan hidup Strategis)

Tata ruang

Baku mutu lingkungan

Kreteria baku kerusakan lingkungan

Amdal

UKL-UPL

Perizinan

Instrumen ekonomi lingkungan hidup

Peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup

Anggaran berbasis lingkungan hidup

Analisis resiko lingkungan hidup

Audit lingkungan hidup

Instrument lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu pengetahuan.

2.3 Ketentuan ketentuan yang berhubungan dengan kegiatan pertambangan di

Sumatra utara!

Beberapa kententuan-ketentuan pokok yang dimuat dalam UU No. 4 Tahun 2009 yang berhubungan dengan kegiatan pertambangan mineral dan batu bara adalah:

Penyelidikan umum adalah tahapan kegiatan pertambangan untuk mengetahui kondisi geologi regional dan indikasi adanya mineralisasi

Eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas, dan sumber daya terukur dari dalam galian serta informasi mengenai lingkungan social dan lingkungan hidup

Studi kelayakan yaitu untuk menentukan kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan termasuk analisis mengenai dampak lingkungan serta perencanaan pasca tambang

Operasi produksi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan meliputi konstruksi, penambangan, pengelolahan, termasuk pengangkutan dan penjualan

Wilayah pertambangan adalah wilayah yang memiliki potensi bahan galian tat tambang tanpa terikat dengan batas atministrasi pemerintahan

Reklamasi adalah kegiatan berupa pemulihan kuaitas ligkungan bekas tanah pertambangan

Dalam wilayah administrasi Sumatera Utara, undang-undang tentang pertambangan diatur dalam Peraturan Daerah Propinsi Sumatera No. 69 Tahun 1956 tentang Pengelolaan PertambanganMenimbang:

bahwa untuk mencapai ketertiban dalam penyelenggaraan Tambang Minyak Sumatera Utara perlu ditetapkan

dasar dan cara penyelenggaraan tersebut.

Mengingat:

a. pasal 38 ayat (3) Undang-undang Dasar Sementara;

b. Undang-undang No. 13 tahun 1956 (Lembaran Negara tahun 1956 No. 27) tentang pembatalan hubungan Indonesia Nederland berdasarkan Perjanjian Konperensi Meja Bundar tanggal 22 Mei 1956.

Mendengar:

Dewan Menteri dalam rapatnya yang ke-39 pada tanggal 6 Nopember 1956.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan:

PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERTAMBANGAN SUMATERA UTARA.

Pasal 1

(1) Tambang Minyak Sumatera Utara tetap dikuasai oleh Pemerintah.

(2) Kekuasaan itu dijalankan oleh Menteri Perekonomian, yang berhak mengadakan pengawasan,

memberikan instruksi-instruksi dan petunjuk-petunjuk lainnya.

Pasal 2

Penyelenggaraan Tambang Minyak Sumatera Utara diserahkan kepada suatu badan hukum dengan ketentuan,

bahwa harus dipenuhi syarat-syarat pembayaran sesuai dengan ditetapkan pada pemberian hak pertambangan,

dan sesuai dengan yang dimuat dalam peraturan-peraturan pajak.

Pasal 3

Kepada Menteri Perekonomian diberi kuasa mengadakan tindakan-tindakan yang dianggap perlu untuk

membentuk badan hukum tersebut dalam pasal 2.

1 / 3

www.hukumonline.com

Pasal 4

Peraturan ini dapat disebut "Peraturan Pemerintah tentang Tambang Minyak Sumatera Utara".

Pasal 5

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini

dengan penempatan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Tahap-tahap yang dilalui dalam permohonan Izin Usaha Pengembangan Karakter di Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 37 tahun 2011 Tentang Pendelegasian Kewenangan Pelayanan Perijinan Kepada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu sampai diterbitkannya IUP tersebut adalah :

1. Pemohon mengajukan permohonan secara tertulis kepada Gubernur Sumatera Utara melalui Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dengan melampirkan syarat-syarat yang telah ditetapkan.

2. Setelah permohonan tertulis diterima oleh Badan Pelayanan Perijinan Terpadu maka Badan Pelayanan Perijinan Terpadu mengundang tim teknis Dinas Pertambangan dan Energi dan beberapa tim teknis dari Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kehutanan dan Dinas Lingkungan Hidup yang tergabung di dalamnya, untuk rapat dan kemudian akan melakukan peninjauan lokasi pertambangan untuk memastikan keadaan di lokasi tersebut layak atau tidak layak untuk melakukan usaha pertambangan.

3. Kemudian izin akan segera diolah / diproses dan dapat diterbitkan selambat lambatnya 1 (satu) sampai 3 (tiga) bulan sejak diterimanya permohonan.

4. Gubernur melalui Badan Pelayanan Perijinan terpadu dapat mengabulkan atau menolak permohonan izin setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim dari Dinas Pertambangan dan Energi serta beberapa tim teknis dari Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kehutanan dan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara yang telah melakukan peninjauan lokasi.

Izin diterbitkan berupa Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara dan tidak dapat dipindah tangankan kepada pihak lain.

5.3 Jangka Waktu Izin Usaha Pertambangan

Izin Usaha Pertambangan di Provinsi Sumatera Utara sesuai Undang-undang nomor 4 tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara untuk IUP Eksplorasi pertambangan untuk mineral logam dapat diberikan dalam jangka

waktu paling lama 8 (delapan) tahun, untuk mineral bukan logam diberikan dalam jangka waktu 3(tiga) tahun, sedangkan mineral bukan logam tertentu dalam jangka waktu 7(tujuh) tahun, untuk batuan dapat diberikan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun.

Sedangkan IUP Operasi Produksi pertambangan untuk mineral logam diterbitkan dan berlaku selama sampai dengan 20 (dua puluh) tahun, dan dapat diperpanjang 2 (dua) kali masing-masing 10 (sepuluh) tahun, untuk mineral bukan logam berlaku selama 10 (sepuluh) tahun dan diperpanjang 2 (dua) kali masing-masing 5 (lima) tahun, sedangkan untuk bukan logam jenis tertentu diberikan waktu sama dengan logam, dan untuk batuan diterbitkan dan berlaku selama sampai dengan 5 (lima) tahun diperpanjang 2 (dua) kali masing-masing 5 (lima) tahun dengan kewajiban daftar ulang setiap 1 (satu) tahun sekali dan apabila selama dalam jangka waktu diperkirakan lahan masih berpotensi pemohonan harus mengajukan permohonan diperpanjang paling lambat dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya jangka waktu IUP.

6. Kewajiban Pemegang Izin.

Sesuai yang tercantum di dalam Izin Usaha Pertambangan bahan galian Provinsi Sumatera Utara, maka pemegang izin dalam melaksanakan kegiatan penambangan bahan galian diwajibkan :

1. Menyampaikan laporan produksi setiap bulan tentang pelaksanaan kegiatan usaha penambangan bahan galian batuan. jika selama 3(tiga) bulan terhitung sejak terbitnya IUP ini tidak melakukan kegiatan dan tidak melapor, maka IUP ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

2. Setiap bulan membayar pajak pengambilan dan pengolahan bahan galian.

3. Selambat-lambatnya dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal ditetapkan keputusan ini, sudah melaksanakan pematokan batas-batas wilayah izin untuk melakukan usaha penambangan bahan galian batuan.

4. Memberikan keluasan memakai jalan tambang yang sudah ada termasuk pembuatan jalan tambang baru bagi pemegang IUP pada lokasi berikutnya.

5. Penambangan tidak diperkenankan dibantaran sungai melainkan hanya pada palung sungai sedalam maksimal 1 (satu) meter.

6. Mereklamasikan bantaran sungai yang sudah terganggu.

7. Mengamankan, melestarikan fungsi sungai dan lingkunganya termasuk bangunan-bangunan pengairan dan bangunan bangunan umum lainnya yang ada disekitarnya.

8. Memperhatikan morfologi sungai, bantaran sungai, palung sungai, tebing sebagai akibat penggalian bahan galian batuan yang dapat menimbulkan gangguan bagi masyarakat.

9. Mencegah terjadinya pencemaran/erosi sebagai akibat penggalian bahan galian batuan yang dapat menimbulkan gangguan bagi masyarakat.

10. Melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

11. Menaati semua peraturan Perundang-undangan yang berlaku, khususnya sungai serta lahan kiri kanan sungai. Mencegah terjadinya pencemaran/erosi berkaitan dengan bidang Pertambangan dan Energi.

7. Pencabutan Izin Usaha Pertambangan

Izin Usaha Pertambangan secara otomatis tidak berlaku apabila masa berlakunya habis dan tidak diperpanjang lagi. Akan tetapi, Gubernur Sumatera Utara dapat mencabut Izin Usaha Pertambangan bahan Galian apabila ditemukan pelanggaran-pelanggaran dalam pelaksanaan usaha pertambangan. Pelanggaran-pelanggaran tersebut antara lain :

- Pemegang izin tidak melaksanakan kewajiban-kewajiban yang tertera di dalam Izin Usaha Pertambangan.

- Apabila dalam kegiatan evaluasi pertambangan yang dilakukan Tim Pertambangan menemukan bahwa kegiatan pertambangan yang lebih lanjut akan mengakibatkan dampak kerusakan lingkungan yang fatal.

- Terjadi kecurangan atau pemalsuan data tentang hasil produksi pertambangan yang berkaitan dengan pembayaran pajak dan royalti kepada pemerintah.

- Pemegang izin tidak mentaati dan melaksanakan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

2.4 Apakah peran sektor pertambangan nasional sudah sesuai dengan

kenyataannya?

Sektor pertambangan sekarang ini tetap menjadi salah satu sektor utama yang menggerakan roda perekonomian Indonesia. Indikasi ini terlihat dari kontribusi penerimaan negara yang setiap tahunnya meningkat. Selain itu, sektor pertambangan juga memberikan efek pengganda 1,61,9 atau menjadi pemicu pertumbuhan sektor lainnya serta menyediakan kesempatan kerja bagi sekitar 34 ribu tenaga kerja langsung.

Beberapa permasalahan industri pertambangan yang muncul belakangan ini menyebabkan sektor ini berada pada kondisi yang dilematis terkait dengan permasalahan sosial, politis, perundangan hingga Pertambangan Tanpa Izin (PETI).

Dewasa ini, pasar komoditi logam dan mineral dunia sedang mengalami booming harga dan unpredicted conditions sementara aktivitas eksplorasi dan investasi juga meningkat. Tetapi Indonesia masih belum mampu memanfaatkan kondisi yang menarik ini secara optimal. Kendala ini menyebabkan terhambatnya optimalisasi kontribusi sektor pertambangan dalam mendorong perekonomian nasional.

Di balik semua itu, sesunggunya ada peluang yang sagat besar bagi Indonesia karena bahan tambang akan selalu dibutuhkan oleh manusia, juga potensi geologis Indonesia yang sangat tinggi dan tentunya demand mineral yang melonjak.

Terkait dengan kendala dan peluang yang dihadapi oleh sektor pertambangan ada beberapa upaya yang dapat dilakukan seperti , Perlunya percepatan pengesahan RUU Mineral dan Batubara yang mengatur pemanfaatan mineral dan batubara, sinkronisasi dan harmonisasi kebijakan seluruh produk hukum yang berkenaan dengan sektor pertambangan yang sifatnya lintas sektoral baik pusat maupun daerah, mendorong peningkatan local expenditure dengan meningkatkan pemanfaatan produk dari industri-industri penunjang dalam negeri, mendorong pertumbuhan industri pengolahan produk mineral dalam negeri sehingga dapat meningkatkan nilai tambah produk mineral dan batubara nasional serta kebijakan satu pintu dalam perijinan untuk investasi sektor pertambangan.

BAB IIIKESIMPULANSumber daya alam merupakan kekayaan yang ada di alam berupa mahluk hidup dan benda tidak hidup yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sumber daya alam berupa benda yang berwujud yaitu tanah, air, batuan, dan sebagainya yang bisa diolah kembali oleh manusia, sedangkan sumber daya alam benda tak berwujud seperti udara dan sinar matahari yang penggunaannya bisa secara langsung.Pengelolaan sumber daya alam harus memperhatikan hal-hal yang akan merugikan lingkungan dan harus mencari solusi dari dampak tersebut. Ada prinsip ekoefiensi untuk mengelola sumber daya alam. Dalam konteks efisiensi diperlukan adanya perencanaan penggunaan, pengelolaan, dan penyelamatan sumber daya alam. Serta harus memperhitungkan akibat-akibat yang merugikan baik bagi kelangsungan pembangunan maupun kelangsungan ekosistem. Sebelum menerapkan ekoefisiensi yang tepat terlebih dahulu diperlukan pemahaman mengenai jenis, kondisi, dan nilai setiap sumber daya alam. Sumber daya alam ada yang tidak bisa diperbaharui dengan demikian dalam penggunaanya harus sehemat mungkin. Dan sumber daya alam yang dapat diperbaharui juga perlu digunakan dengan baik dan hemat supaya bisa di manfaatkan dalam jangka waktu yang panjang.Selain itu diadakannya pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yang menekankan pada kondisi tempat dalam pengelolaan sumber daya alam. Misalnya tempat-tempat industri harus jauh dari pemukiman penduduk dan tidak mengganggu sumber air penduduk.Pertambangan daerah Sumatera Utara - GEOGRAFI2