makalah fiswan 1
DESCRIPTION
makalah fiswanTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hormon merupakan zat yang dihasilkan oleh tubuh makhluk hidup. Peranannya pun
sangat penting dalam kehidupan. Kadang kala individu dapat kekurangan suatu hormon -
hormon yang seharusnya ada pada saat tersebut, namun karena sesuatu hal hormon
menjadi kurang. Dokter hewan dapat menyuntikkan hormon kedalam tubuh hewan,
hormon yang tersedia adalah hormon sintetik dan hormon dari alam. Saat ini penggunaan
keseluruhan jenis hormon masih sangat jarang dilakukan di hewan. Namun pada manusia
hampir semua jenis hormon telah dimanfaatkan dan digunakan. Hormon yang sering
digunakan di kedokteran hewan adalah hormon yang berhubungan dengan kelahiran,
karena dianggap suatu hewan adalah ternak dan harus dijaga sistim reproduksinya. Hal
inilah yang menyebabkan hormon itu terbatas untuk digunakan.
Fisiologi merupakan ilmu yang mempelajari fungsi normal tubuh dengan beberapa
gejala yang ada pada sistem hidup, serta pengaturan atas segala fungsi dalam sistem
tersebut, salah satu sistem yang akan dibahas dalam makalah ini adalah hormon dan cara
kerjanya. Hormon dapat dijumpai pada semua golongan hewan, baik vertebrata maupun
invertebrata. Pada umunya, sistem hormon bekerja untuk mengendalikan berbagai fungsi
fisiologis tubuh, antara lain aktivitas metabolisme, pertumbuhan, reproduksi, regulasi
osmotik, dan regulasi ionik.
1.2 Rumusan Masalah
Apa sajakah klasifikasi hormon ?
Bagaimanakah regulasi sekresi ?
Bagaimanakah peran hormone dalam metabolisme, ?
Bagaimanakah sistem hormone pada hewan ?
Bagaimanakah reproduksi hormone ?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui klasifikasi hormone
Untuk mengetahui regulasi sekresi
Untuk mengetahui peran hormone dalam metabolisme
Untuk mengetahui sistem hormone pada hewan
Untuk mengetahui reproduksi hormone
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi Hormon
Hormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman - "yang menggerakkan") adalah pembawa
pesan kimiawi antarsel atau antarkelompok sel. Semua organisme multiselular, termasuk
tumbuhan, memproduksi hormon.
Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sell untuk mencari sel target.
Ketika hormon menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptor tertentu pada
permukaan sel tersebut dan mengirimkan sinyal. Reseptor protein akan menerima sinyal
tersebut dan bereaksi baik dengan memengaruhi ekspresi genetik sel atau mengubah aktivitas
protein selular, termasuk di antaranya adalah perangsangan atau penghambatan pertumbuhan
serta apoptosis (kematian sel terprogram), pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan,
pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas baru (misalnya terbang, kawin, dan
perawatan anak), atau fase kehidupan (misalnya pubertas dan menopause). Pada banyak
kasus, satu hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon lainnya. Hormon juga
mengatur siklus reproduksi pada hampir semua organisme multiselular.
Pada hewan, hormon yang paling dikenal adalah hormon yang diproduksi oleh
kelenjar endokrin vertebrata. Walaupun demikian, hormon dihasilkan oleh hampir semua
sistem organ dan jenis jaringan pada tubuh hewan. Molekul hormon dilepaskan langsung ke
aliran darah, walaupun ada juga jenis hormon - yang disebut ektohormon (ectohormone) -
yang tidak langsung dialirkan ke aliran darah, melainkan melalui sirkulasi atau difusi ke sel
target.
Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus (bagian dari
otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain, terutama melalui kelenjar
pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar lain. Hipotalamus akan memerintahkan
kelenjar pituitari untu mensekresikan hormonnya dengan mengirim faktor regulasi ke lobus
anteriornya dan mengirim impuls saraf ke posteriornya dan mengirim impuls saraf ke lobus
posteriornya.
2
Klasifikasi Hormon
Peptida / protein :
- Merupakan kelompok terbesar dan diarahkan oleh mRNA pada endoplasmic
reticulum, sebagian besar dibentuk sebagai prohormon. Peptida yang berqasal dari
preprohormone dipecah di aparatus Golgi membentuk hormon.
- di sekresikan oleh sebagian besar kel. endokrin
Amina
- Derivat asam amino tirosin, yang disekresikan oleh kel. Tiroid dan. Medula kel.
Adrenal (catecholamines)
Steroid
- Berasal dari kolesterol dan disekresi oleh korteks adrenal vertebrata dan pada
mamalia juga oleh plasenta.
Klasifikasi Kimia Mempengaruhi Kelarutan Hormon:
Kelarutan hormon ternyata juga mempengaruhi :
1) Sintesis
2) Penyimpanan
3) Sekresi
4) Transpor Dalam Darah
5) Mekanisme yang mempengaruhi sel sasaran yang dipengaruhi
6) Half-Life.
Hampir semua peptida dan katekolamin bersifat hidrofilik sedangkan semua steroid dan
hormon tiroid hidrofobik.
Situs kerja
Hidrofilik berinteraksi dengan reseptor pada membran, dan mengaktifkan kanal ion
atau caraka kedua (second messenger), karena tidak dapat menembus dwilapis lipid yang
membentuk membran sel
Hidrofobik berinteraksi dengan reseptor internal, karena dapat berdifusi menembus
dwilapis lipid dari membran sel, reseptornya umumnya berperan sebagai faktor transkripsi
dan mempengaruhi ekspresi gen.
3
2.2 Regulasi Sekresi
Hormon diturunkan dari unsur-unsur penting ; hormon peptida dari protein, hormon steroid
dari kolesterol, dan hormon tiroid serta katekolamin dari asam amino. Hormon-hormon ini
bekerjasama dengan sistem saraf pusat sebagai fungsi pengatur dalam berbagai kejadian dan
metabolisme dalam tubuh. Jika hormon sudah berinteraksi dengan reseptor di dalam atau pada
sel-sel target, maka komunikasi intraseluler dimulai. Untuk itu perlu diketahui mengenai proses
pengaturan sekresi hormon , pengikatan dengan protein transpor, pengikatan dengan reseptor
dan kemampuan untuk didegradasi dan dibersihkan agar tidak memberikan dampak metabolisme
yang berkepanjangan.
Peptida
Hormon peptida merupakan protein dengan beragam ukuran. Protein yang disintesis
disisipkan ke dalam vesikel untuk sekresi, dilipat, dan dapat diproses melalui proteolisis atau
modifikasi lain. Pelipatan ditentukan oleh rangkaian primer protein maupun oleh protein
tambahan. Untuk sekresi , protein disisipkan ke dalam retikulum endoplasmik, yang akhirnya
mencapai vesikel sekretorik. Setelah transpor protein kedalam retikulum endoplasmik, protein
bergerak melalui suatu seri kompartemen khusus , dimodifikasi sebelum dilepaskan . Vesikel
bergerak ke dan berfusi dengan aparatus Golgi. Vesikel ini ditutupi oleh suatu lapisan protein
yang memungkinkan untuk berikatan dengan membran aparatus Golgi . Vesikel ini kemudian
berfusi yang memerlukan hidrolisis ATP dan protein lain, termasuk protein pengikat GTP (dan
hidrolisis GTF).
Hormon Tiroid
Hormon tiroid hanya disintesis dalam kelenjar tiroid, walaupun sekitar 70% dari
hormon steroid aktif yang utama, T3, dihasilkan dalam jaringan perifer melalui deiodinasi dari
tiroksin; T4. Sel-sel kelenjar tiroid mengkonsentrasikan iodium untuk sintesis hormon tiroid
melalui transpor aktif. Sel kelenjar tiroid tersusun dalam folikel-folikel yang mengelilingi bahan
koloidal, dan menghasilkan suatu glikoprotein yang besar, tiroglobulin. Iodium dioksidasi
dengan cepat dan disatukan dengan cincin aromatik tirosin pada tiroglobulin (organifikasi).
Residu tirosin kemudian dirangkai bersama untuk menghasilkan tironin. Organifikasi dan
perangkaian dikatalisir oleh peroksidase tiroid pada permukaan apeks sel dalam mikrovili
yang meluas ke dalam ruang koloid. Tiroglobulin dilepaskan -bersama dengan tironin yang
melekat padanya- ke dalam folikel, dan bertindak sebagai suatu cadangan bagi hormon. Hormon
tiroid dibentuk oleh ambilan balik dari tiroglobulin melalui endositosis dan pencernaan proteolitik
oleh hidrolase lisosoma dan peroksidase tiroid, menghasilkan berbagai tironin. Dalam keadaan
normal, kelenjar melepaskan T4dan T3 dalam rasio sekitar 10:1, kemungkinan melalui suatu
mekanisme transpor aktif (1,2,3)
4
Steroid
Hormon steroid dihasilkan adrenal, ovarium, testis, plasenta, dan pada tingkat
tertentu di jaringan perifer . Steroid berasal dari kolesterol yang dihasilkan melalui sintesis
de novo atau melalui ambilan dari LDL melalui reseptor LDL. Terdapat sejumlah
cadangan kolesterol dalam ester kolesterol sel-sel steroi-dogenik. Jika kelenjar
penghasil steroid dirangsang, kolesterol ini dibebaskan melalui stimulasi dan esterase
kolesterol, dan sejumlah kolesterol tambahan dihasilkan melalui stimulasi sintesis
kolesterol oleh kelenjar. Namun, dengan berjalannya waktu, ambilan kolesterol yang
ditingkatkan merupakan mekanisme yang utama untuk meningkatkan steroidogenesis.
Katekolamin
Katekolamin disintesis dari jaringan saraf medula adrenal. Kelenjar ini meru-
pakan sumber utama dari epinefrin dalam sirkulasi. Katekolamin disintesis dari tirosin dan
kemudian disimpan dalam granula yang analog dengan granula yang mensekresi hormon
polipeptida. Tirosin diubah menjadi dihidroksifenilalanin (DOPA) oleh hidroksilase tirosin,
dan DOPA diubah menjadi dopamin dalam sitoplasma oleh dekarboksilase asam amino-
L aromatik. Dopamin kemudian diambiI oleh suatu pengangkut katekolamin ke dalam
membran granula, yang diubah menjadi norepinefrin (oleh -hidroksilase dopamin),
produk akhir yang dilepaskan oleh sebagian besar sel penghasil katekolamin tubuh.
Namun, dalam medula adrenal dan hanya beberapa lokasi lain, ditemukan feniletanolamin-
O-metiltransferase (PNMT); pada kasus-kasus ini, norepinefrin meninggalkan vesikel untuk
kembali ke sitoplasma, di mana PNMT mengubah norepinefrin menjadi epinefrin, yang
diambil oleh granula untuk sekresi. Katekolamin disimpan dalam granula ini dengan
kromogranin A dan ATP dan dilepaskan dengan unsur-unsur ini.
Eikosanoid
Asam arakidonat merupakan prekursor paling penting dan melimpah dari
berbagai eikosanoid pada manusia dan membatasi kecepatan sintesis eikosanoid . Asam
arakidonat dibentuk dari asam linoleat (suatu asam amino esensial) pada sebagian besar
kasus melalui desaturasi dan pemanjangan dengan asam homo--linoleat dan diikuti
desaturasi selanjutnya. Sementara eikosanoid tidak disimpan dalam sel-sel, cadangan
prekursor asam arakidonat ditemukan dalam membran lipid darimana ia dilepaskan sebagai
respons terhadap berbagai rangsangan melalui kerja dari fosfolipase.
5
2.3 Peran Hormon dalam Metabolisme
Sistem hormone adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (duktus) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi
organ-organ lain. Sistem hormon disusun oleh kelenjar-kelenjar hormon. Kelenjar hormon
mensekresikan senyawa kimia yang disebut hormon, sekret yang dibuatnya ini tidak
meninggalkan kelenjarnya melalui saluran pengeluaran, tetapi sekresi berdifusi langsung dari
sel kelenjar ke dalam aliran darah dijaringan kelenjar. Hormon merupakan senyawa protein
atau senyawa steroid yang mengatur kerja proses fisiologi tubuh.
Fungsi Sistem hormon
Mengatur metabolisme organik dan H2O serta keseimbangan elektrolit.
Menyebabkan perubahan adaptasi untuk membantu tubuh menghadapi tekanan stress.
Mengatur perkembangan dan pertumbuhan tubuh.
Mengotrol reproduksi
Mengatur produksi sel darah merah
Bersama dengan sistem saraf otonom, mengontrol dan menyatukan baik sirkulasi dan
pencernaan serta absorpsi makanan.
Suatu zat dapat disebut hormon bila zat tersebut (definisi klasik hormon) :
Dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau sel-sel khusus
Disekresikan langsung ke dalam aliran darah
Ditransportasi ke seluruh tubuh
Mempengaruhi kegiatan sel jaringan/ organ sasaran yang letaknya jauh dari asal tempat
pembentukannya.
Dalam mempertahankan homeostasis tubuh, sistem endokrin dan sistem saraf
berinteraksi satu sama lain. Sebagai contoh medulla kelenjar adrenal dan kelenjar hipofisis
6
dalam mensekrasikan hormonnya secara primer tergantung pada respon terhadap stimulasi
neural.
Perbandingan antara Sistem Saraf dan Sistem Endokrin
Sistem Saraf Sistem Endokrin
Sel Neuron Ephitelium glandular
Signal kimiawi Neurotransmitter Hormon
Spesifisitas kerja Reseptor pada sel postsynaptics
Reseptor pada sel target
Kecepatan onset Beberapa detik Beberapa menit sampai jam
Durasi kerja Sangat singkat kecuali aktivitas neural berlanjut
Dapat singkat atau dapat bertahan selama beberapa hari bahkan ketika sekresi dihentikan
Sel-sel Penyusun Organ Endokrin
Sel-sel penyusun organ endokrin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1. Sel Neusekretori adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi berfungsi sebagai
penghasil hormon. Contoh sel neusekretori ialah sel saraf pada hipotalamus. Sel tersebut
memperhatikan fungsi endokrin sehingga dapat juga disebut sebagai sel neuroendokrin.
Sesungguhnya, semua sel yang dapat menghasilkan sekret disebut sebagai sel sekretori. Oleh
karena itu, sel saraf seperti yang terdapat pada hipotalamus disebut sel neusekretori.
2. Sel endokrin sejati disebut juga sel endokrin kelasik yaitu sel endokrin yang benar-benar
berfungsi sebagai penghasil hormon, tidak memiliki bentuk seperti sel saraf. Kelenjat
endokrin sejati melepaskan hormon yang dihasilkannya secara langsung ke dalam darah
(cairan tubuh). Kelenjar endokrin sejati dapat ditemukan pada hewan yang memepunyai
sistem sirkulasi, baik vertebrata maupun invertebrata.
7
MEKANISME KERJA HORMON
Reseptor Hormon
Hormon bekerja melalui pengikatan dengan reseptor spesifik .Pengikatan dari
hormon ke reseptor ini pada umumnya memicu suatu perubahan penyesuaian pada
reseptor sedemikian rupa sehingga menyampaikan informasi kepada unsur spesifik lain
dari sel. Reseptor ini terletak pada permukaan sel atau intraselular. Interaksi permukaan
hormon reseptor memberikan sinyal pembentukan dari "mesenger kedua"
Interaksi hormon-reseptor ini menimbulkan pengaruh pada ekspresi gen (3,7)
Distribusi dari reseptor hormon memperlihatkan variabilitas yang besar sekali. Reseptor
untuk beberapa hormon, seperti insulin dan glukokortikoid, terdistribusi secara luas,
sementara reseptor untuk sebagian besar hormon mempunyai distribusi yang lebih
terbatas. Adanya reseptor merupakan determinan (penentu) pertama apakah jaringan
akan memberikan respon terhadap hormon. Namun, molekul yang berpartisipasi dalam
peristiwa pasca-reseptor juga penting; hal ini tidak saja menentukan apakah jaringan
akan memberikan respon terhadap hormon itu tetapi juga kekhasan dari respon itu. Hal
yang terakhir ini memungkinkan hormon yang sama memiliki respon yang berbeda dalam
jaringan yang berbeda.
Interaksi Hormon-Reseptor
Hormon menemukan permukaan dari sel melalui kelarutannya serta disosiasi
mereka dari protein pengikat plasma. Hormon yang berikatan dengan permukaan sel
kemudian berikatan dengan reseptor. Hormon steroid tampaknya mempenetrasi
membrana plasma sel secara bebas dan berikatan dengan reseptor sitoplasmik. Pada beberapa
kasus (contohnya, estrogen), hormon juga perlu untuk mempenetrasi int i sel
(kemungkinan melalui pori-pori dalam membrana inti) untuk berikatan dengan reseptor
inti-setempat. Kasus pada hormon tiroid tidak jelas. Bukti-bukti mendukung pendapat
bahwa hormon-hormon ini memasuki sel melalui mekanisme transpor; masih belum jelas
bagaimana mereka mempenetrasi membrana inti (3,6).
8
Gambar .
Lintasan yang mungkin untuk transmis sinyal hormon. Masing-masing hormon dapat
bekerja melalui satu atau lebih reseptor; masing-masing kompleks hormon-reseptor
dapat bekerja melalui satu atau lebih mediator protein (baik protein G atau mekanisme
pensinyalan lainnya), dan masing-masing protein perantara atau enzin yang diaktivasi
oleh kompleks-kompleks hormon reseptor dapat mempengaruhi satu atau lebih fungsi
efektor.
Umumnya hormon berikatan secara reversibel dan non-kovalen dengan reseptornya.
Ikatan ini disebabkan tiga jenis kekuatan. Pertama, terdapat pengaruh hidrofobik pada
hormon dan reseptor berinteraksi satu sama lain dengan pilihan air. Kedua, gugusan
bermuatan komplementer pada hormon dan reseptor mempermudah interaksi. Pengaruh
ini penting untuk mencocokkan hormon ke dalam reseptor. Dan ketiga, daya van der Waals,
yang sangat tergantung pada jarak, dapat menyumbang efek daya tarik terhadap ikatan. Pada
beberapa kasus, interaksi hormon-reseptor lebih kompleks. Hal ini sebagian besar terjadi
jika hormon yang berinteraksi dengan suatu kompleks reseptor dengan subunit yang
majemuk dan di mana pengikatan dari hormon dengan subunit pertama mengubah
afinitas dari subunit lain untuk hormon. Hal ini dapat meningkat (kerjasama positif)
atau menurun (kerjasama negatif) afinitas dari hormon untuk reseptor itu. Kerjasama
positif menghasilkan suatu plot Scatchard yang konveks dan kerjasama negatif
menghasilkan suatu plot yang konkaf . Artifak eksperimental dan adanya dua kelas
independen dari tempat juga dapat menghasilkan plot Scatchard non-linier. Yang
merupakan kejutan, ikatan kerjasama jarang diamati pada interaksi hormon-reseptor;
interaksi reseptor-insulin pada beberapa keadaan dapat merupakan suatu pengecualian.
9
Pengaturan metabolisme oleh hormon :
1. Hormon kel. Tiroid:
- mempertahankan keseimbangan energi metabolik.
- merupakan pencetus untuk fungsi normal dari semua sel termasuk sel otot jantung.
- dan menunjang proses tumbuh/growth dan perkembangan sejak bayi.
2. Stimulasi sekresi hormon Kortisol oleh Adrenal Kortex
Kadar glukosa rendah menyebabkan Hypothalamus mensekresikan CRH
(corticotropin-releasing hormone) kemudian Anterior pituitary cells mensekresikan ACTH
(adrenocorticotropic hormone) sehingga Adrenal cortex akan mensekresikan cortisol (dan
glukokortikoid lainnya) [cortisol mencegah uptake glukosa oleh sel-sel otot]
Pengaturan sekresi hormon
Umpan balik negatif (Negative feedback) Merupakan mekanisme yang paling umum
dalam pengaturan sekresi hormon. Hormon dapat pula secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi sekresinya sendiri melalui mekanisme down regulation. Umpan balik positif
(Positive feedback) Sangat jarang terjadi.
Jalur Pengaturan Negative Feedback:
- kortisol menghambat sekresi ACTH oleh adrenal kortex.
- kortisol juga menghambat sekresi CRH secretion dari hypothalamus
Kelenjar Tiroid
Kelenjar Tiroid menghasilkan 2 jenis hormone:
1. Triiodotironin (T3)
2. Tetraiodotironin (T4)
Hormon tiroid berperan dalam metabolism umum (sintesis protein),
perkembanganumum (pembentukan hormone pertumbuhan), diferensiasi jaringan (proses
tumbuh kembang) dan ekspresi gen. Setengah hingga 2/3 hormon ini berada di luar tiroid. Di
dalam darah hormone ini terikat pada 2 protein pengikat spesifik yaitu Thyroxyne binding
globulin (TBG) dan Thyroxine binding prealbumin (TBPA). Hormon tiroid memiliki reseptor
intrasel spesifik yang ada dalam nucleus sel target. Dalam melakukan aktivitasnya hormon
tiroid membutuhkan yodium. Bila terjadi defisiensi yodium dalam kelenjar tiroid, kecepatan
pembentukan hormone mula-mula tetap, tetapi persediaan yodium dalam kelenjar tiroid
semakin berkurang. Dalam keadaan demikian kelenjar tiroid berusaha mengambil yodium
10
dalam darah. Bila deficit yodium semakin besar maka pengeluaran hormone akan semakin
berkurang. Biosintesis hormone tiroid melibatkan beberapa proses yang rumit, termasuk
metabolism yodida.
2.4 Hormon pada hewan
Pada Invertebrata
Sejumlah invertebrata tidak mempunya organ khusus untuk sekresi hormon sehingga
sekresinya dilaksanakan oleh sel neurosekretori, yang merupakan sumber hormon pada
invertebrata. Sel neurosekretori dapat ditemukan antara lain.
Coelenterata
Contohnya ialah Hydra. Hydra mempunyai sejumlah sel yang dapat menghasilkan
senyawa kimia yang berperan dalam proses reproduksi, pertumbuhan, dan regenerasi.
Apabila kepala hydra dipotong, sisa tubuhnya akan mengeluarkan molekul peptide yang
disebut activator kepala. Zat tersebut akan memnyebabkan sisa tubuh hydra dapat
membentuk mulut dan tentakel, dan selanjutnya membenyuk daerah kepala.
Platihelminthes
Hewan ini dapat menghasilkan hormon yang berperan penting dalam proses
regenerasi. Hormon yang dihasilkan tersebut juga terlibat dalam regulasi osmotic, ionic, dan
dalam proses reproduksi.
Nematoda
Hewan ini dapat mengalami ganti kulit hingga 4 kali dalam siklus hidupnya., serta
mempunyai struktur khusus yang berfungsi untuk sekresi neurohormon, yang berkaitan erat
dengan sistem saraf. Struktur khusus tersebut terdapat pada ganglion di daerah kepala dan
beberapa pada daeran korda saraf.
Annelida
Cacing poliseta dewasa dapat mengalami epitoki yakni perubahan sejumlah ruas
tubuh menjadi struktur reproduktif. Epitoki ini dikendalikan oleh sistem neuroendokrin.
Hormon yang dilepaskan akan menghambat epitoki sehingga epitoki akan berlangsung ketika
kadar hormon tersebut sangaan rendah.
Moluska
Pada hewan ini ditemukannya hormon yang merangsang pelepasna telur dari gonad
dan pengeluaran telur dari tubuh.dalam hal ini, kelenjar endokrin klasik memiliki peran yang
sangat penting. Kelenjar optic disuga menyekresi beberapa hormon yang diperlukan untuk
perkembangan sperma dan ovum.
11
Crustacea
Crustacea memiliki sejumlah sel kecil sel endokrin klasik, yaitu organ Y dan kelenjar
mandibula. Organ Y merupakan sepasang kelenjar yang terletak di daerah toraks tepatnya
pada ruas maksila atau antenna. Hormon Y mempengaruhi proses molting. Kelenjar
mandibula terletak di dekat organ Y memiliki fungsi endokrin juga. Krustasea juga memiliki
kelenjar androgenic yang berperan dalam perkembanagn testis dan produksi sperma.
Insekta
Terdapat 3 kelompok sel neuroendokrin yang utama, sebagai berikut. :
1. Sel neurosekretori medialis : memiliki akson yang membentang hingga ke korpora kardiaka,
yakni sepasng organ yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan pelepasan
neurohormon.
2. Sel neurosekretori lateralis : memiliki akson yang membentang hingga ke korpora kardiaka.
3. Sel neurosekretori subesofageal : terdapat di bawah kerongkongan dan memiliki akson yang
membentang ke korpora alata yang merupakan organ endokrin klasik.
Ketiganya berfungsi untuk mengendalikan berbagai aktivitas pertumbuhan dan
pengelupasan rangka luar (kulit luar).
Yang perlu dicatat adalah, karena ecdyson adalah suatu sterol, yang biosintesisnya
berasal dari kholesterol, maka dibutuhkan makanan yang cukup mengandung kholesterol
supaya serangga dapat memiliki cukup ecdyson. Sementara itu pada tumbuhan sendiri
dijumpai bentukan lanjut sterol yang sangat mirip ecdyson dan disebut sebagai
"phytoecdyson". Bahan ini bekerjanya tidak spesifik, karena ternyata dapat digunakan oleh
banyak jenis artropoda.
12
Pada Vertebrata
Hormon pada Sapi
Berbeda dengan invertebrata, sistem endokrin pada vertebrata terutama sekali
tersusun atas berbagai organ endokrin klasik. Sistem endokrin vertebrata dapat dibedakan
menjadi tiga kelompok kelenjar utama, yaitu hipotalamus, hipofisis atau pituitari dan kelenjar
endokrin tepi.
Kelenjar Endokrin Utama Vertebrata dan Beberapa Hormon yang Dihasilkannya.:
1. Kelenjar PituitariKelenjar pituitari ini dikenal sebagai master of glands (raja dari semua kelenjar) karena
pituitari itu dapat mengkontrol kelenjar endokrin lainnya. Sekresi hormon dari kelenjar
pituitari ini dipengaruhi oleh faktor emosi dan perubahan iklim. Pituitari dibagi 2 bagian,
yaitu anterior dan posterior.
Pituitari posterior, menghasilkan hormon :
Oksitosin → merangsang kontraksi uterus dan sel-sel kelenjar susu.
Hormon antidiuretik (ADH) → mendorong retensi air oleh ginjal.
Pituitari anterior, menghasilkan hormon :
13
Hormon pertumbuhan (GH) → merangsang pertumbuhan (khususnya tulang) dan fungsi
metabolisme.
Prolaktin (PRL) → merangsang produksi dan sekresi susu
Hormon perangsang folikel (FSH) → merangsang produksi dan ovum sperma dan juga
merangsang ovarium dan testes
Luteinizing Hormone (LH) dan Hormon perangsan tiroid (TSH) → merangsang kelenjar
tiroid
Hormon adrenokortikotropik (ACTH) → merangsan korteks adrenal untuk mensekresikan
glukokortikoid
2. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh manusia.
Kelenjar ini dapat ditemui di leher. Kelenjar ini berfungsi untuk mengatur kecepatan tubuh
membakar energi, membuat protein dan mengatur kesensitifan tubuh terhadap hormon
lainnya. Kelenjar tiroid dapat distimulasi dan menjadi lebih besar oleh epoprostenol. Kelenjar
tiroid menghasilkan hormon :
Triiodotiroin (T3) dan Tiroksin (T4) → merangsang dan memelihara proses metabolisme
Kalsitonin → menurunkan kadar kalsium darah
3. Kelenjar Paratiroid, menghasilkan hormon paratiroid (PTH) → menaikkan kadar kalsium
darah
4. Pankreas, menghasilkan hormon :
Insulin → menurunkan kadar glukosa darah
Glukagon → menaikkan kadar glukosa darah
5. Kelenjar Adrenal, dibagi atas :
Medula adrenal, manghasilakan hormon epinefrin dan norepinefrin → menaikkan kadar
glukosa darah; meningkatkan aktivitas metabolisme; menyempitkan pembuluh darah tertentu.
14
Korteks adrenal, menghasilkan hormon :
Glukokortikoid → menaikkan kadar glukosa darah
Mineralokortikoid → mendorong reabsorpsi Na+ dan ekskresi K+ di ginjal
6. Gonad, terdiri atas :
Testes, menghasilkan hormon androgen → mendukung pembentukan sperma; mendorong
perkembangan dan pemeliharaan karakteristik seks sekunder jantan
Ovarium, menghasilkan hormon :
Estrogen → merangsang pertumbuhan dinding uterus; mendorong perkembangan dan
pemeliharaan karakteristik seks sekunder betina
Progesteron → menggalang pertumbuhan lapisan uterus
7. Kelenjar Pineal, menghasilkan hormon melatonin → terlibat dalam irama (ritme) biologis
8. Timus, menghasilkan hormon timosin → merangsan limfosit T.
15
2.5 Hormon Reproduksi (Gonadotropin)
Pengertian Gonad
Kelenjar kelamin disebut pula dengan gonad. Meskipun fungsi utamanya adalah
memproduksi sel-sel kelamin, namun kelenjar kelamin juga memproduksi hormon. Kelenjar
kelamin laki-laki terdapat pada testis, sementara kelenjar kelamin perempuan berada pada
ovarium.
Gonad (hormon kelamin) merupakan kelenjar endokrin yang dipengaruhi oleh
gonadotropin hormon (GtH) yang disekresikan kelenjar pituitari .Hipofisis mengsilkan 2
jenis gonadotropin yang mengatur fungsi alat reproduksi yaitu hormon pemacu folikel
(FSH=folicle stimulating hormone dan LH= lutenizing hormone). Pada setiap spesies tertentu
hipofisis penting selama kehamilan, sedangkan umumnya kehamilan dapat berjalan tanpa
hipofisis.
Gonadotropin hipofisis adalah hormon glikoprotein (peptida) dan hanya efektif bila
diberikan dalam bentuk suntikan. Kadar gonadotropin dalam urin dapat diukur
radioimmunoasay, berdasarkan antibodi spesifik terhadap gugus yang membeda-bedakan
dengan masing-masing hormon hipofisis.
Di dalam testis terdapat sel Leydig yang menghasilkan hormone testosteron atau
androgen. Hormon testosteron sangat berpengaruh terhadap proses spermatogenesis (proses
pembentukan sperma) dan pertumbuhan sekunder pada laki-laki. Pertumbuhan sekunder pada
anak laki-laki ditandai dengan suara menjadi besar, bahu dan dada bertambah bidang, dan
tumbuh rambut pada bagian tubuh tertentu misalnya kumis, janggut, cambang, ketiak, dan
sekitar kemaluan.
Sementara itu, hormon estrogen dan progesteron disekresikan oleh ovarium.
Estrogen dihasilkan oleh folikel de Graff dan dirangsang oleh hormon FSH. Hormon estrogen
berfungsi saat pembentukan kelamin sekunder wanita, seperti bahu mulai berisi, tumbuhnya
payudara, pinggul menjadi lebar, dan rambut mulai tumbuh di ketiak dan kemaluan. Di
samping itu, hormon enstrogen juga membantu dalam pembentukan lapisan endometrium.
Bagi wanita, hormon progesteron berfungsi menjaga penebalan endometrium,
menghambat produksi hormon FSH, dan memperlan-car produksi laktogen (susu). Hormon
ini dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH.
FSH pada wanita menyebabkan perkembangan folikel primer menjadi folikel graaf.
Di bawah pengaruh LH, folikel yang telah berkembang mensekresi estrogen dan progesteron.
LH menyebabkan terjadinya ovulasi dan juga mempengaruhi korpus luteum untuk
16
mensekresi estrogen dan progesteron. Proses terakhir dikenal sebagai aktivitas laktogenik,
yang pada beberapa spesies berada dibawah pengaruh proklatin. Sedangkan FSH pada pria
berfungsi menjamin terjadinya spermatogenesis, antara lain dengan mempertahankan fungsi
tubulus seminiferus, LH merangsang sel leydig mensekresi testoteron.
Mekanisme Kerja Hormon Gonadotropin
Mekanisme kerja hormon tropik adenohipofisis misalnya hormon Gonadotropin (hormon
kelamin) merupakan mekanisme kerja hormon pada taraf selular tergantung jenis hormonnya,
mengikuti salah satu mekanisme berikut:
Hormon berinteraksi dengan reseptornya mengakibatkan perangsangan atau
penghambatan mengubah kecepatan sintesis siklik AMP dari ATP ,selanjutnya siklik AMP
berfungsi sebagai mediator intrasel untuk hormon tersebut dan seluruh sistem ini berfungsi
sebagai suatu mekanisme spesifik sehingga efek spesifik suatu hormon dapat terjadi.
Siklik AMP mempengaruhi berbagai proses dalam sel,dan efek akhirnya bergantung dari
kapasitas serta fungsi dari sel tersebut.siklik AMP menyebabkan aktivasi enzim-enzim
protein kinase yang terlibat dalam proses fosforilasi pada sintesis protein dalam sel.siklik
AMP mempengaruhi kecepatan proses ini.metabolisme siklik AMP menjadi 5,AMP
dikatalisis oleh enzim fosfodiesterase yang spesifik.dengan demikian zat-zat yang
menghambat enzim fosfodiesterase dapat menyebabkan timbulnya efek mirip hormon.
Hormon – Hormon Gonadotropin
a. Estrogen
Biosintesis dan Kimia
Estrogen disintesis dari kolesterol terutama di ovarium dan kelenjar lain, misalnya
korteks adrenal, testis dan plasenta. Kemudian melalui beberapa reaksi enzimatik dalam
biosintesis steroid terbentuklah hormon kelamin steroid. Biosintesis estrogen dipengaruhi
oleh hormon pemacu folikel (FSH).
Estrogen dibentuk dari androstenedion maupun testosteron yang mempunyai 4 cincin
siklik dengan 19 atom C. Terjadi hidroksilasi atom C19, kemudian gugus hidroksimetil yang
terbentuk akan terlepas dari inti, dan terjadi aromatisasi cincin A untuk membentuk gugus
hidroksi fenolik pada atomC3. Pada beberapa keadaan patologik, misalnya sindrom Stein-
Leventahl dengan ovarium polisiklik, terjadi hambatan sintesis estrogen sehingga
prekursornya yang berefek androgenik meningkat dan menyebabkan virilisasi.
17
Gambar 1. Struktur kimia estrogen
Estrogen endogen pada manusia terdiri dari estradiol, estriol dan estron. Sekresi
estradiol paling banyak dan potensi estrogeniknya juga paling kuat. Oksidasi estradiol
menjadi estron dan hidrasi estron menjadi estriol terutama terjadi di hepar. Ketiga jenis
estrogen tersebut diekskresikan melalui urin dalam bentuk konyugasi dengan asam sulfat dab
glukuronat.
Sumber estrogen lain ialah hewan genus Equus, misalnya kuda. Estrogen yang berasal
dari kuda disebut ekuilin dan ekuilenin. Kuda hamil dapat memproduksi estrogen kira – kira
100 mg per hari.
Beberapa senyawa nonsteroid yang berasal dari tanaman, ternyata juga
memperlihatkan aktivitas estrogenik, misalnya flavon, isoflavon, dan derivat kumestan.
Dietilstibestrol, merupakan senyawa estrogen sintetik pertama, yang memiliki potensi
estrogenik cukup kuat. Aktivitas dietilstibestrol cukup tinggi. Dengan mengadakan perubahan
struktur kimia estrogen alami, didapat estrogen sintetik yang cukup aktif per oral. Salah satu
derivat yang paling poten ialah etinilestradiol, dengan gugus asetilen pada atom C17. Jenis
estrogen ini dan derivat metilnya, bersama – sama dengan derivat progestin banyak
digunakan dalam pil kontrasepsi oral dan untuk mengatur siklus haid.
Mekanisme Kerja
Reseptor estrogen berupa protein telah ditemukan di jaringan target yaitu seluruh
reproduksi wanita, kelenjar mamae, hipofisis dan hipotalamus. Estrogen terikat dengan
afinitas tinggi pada reseptor protein di sitoplasma. Setelah mengalami modifikasi, komplek
reseptor estrogen ini kemudian ditranslokasi ke inti sel dan berikatan dengan kromatin. Ikatan
ini memacu sintesis mRNA dan beberapa protein spesifik lainnya. Beberapa jam kemudian,
terjadi sintesis RNA dan protein lebih banyak, dan pada tahap lebih lanjut terjadi stimulasi
sintesis DNA.
18
Sintesis protein oleh dihambat oleh penghambat sintesis RNA (daktinomisin) atau
penghambat sintesis protein (sikloheksimid). Penggunaan estrogen dengan reseptornya
dihambat oleh obat golongan antiestrogen, misalnya klomifen datau tamosifen.
b. Progesteron
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan
endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus
dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon
HCG.
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian
diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta. Progesteron
menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada endometrium uterus,
yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi
implantasi.
Gambar 2. Struktur kimia proesteron
c. Gonadotropin Releasing Hormon
GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan
merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen
tinggi, maka estrogen akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH
akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.
d. FSH (Folikel Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone)
Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis
akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel
yang matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan
dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.
19
e. Androgen dan Testosteron
Androgen terpenting yang disekresikan oleh testis adalah testoteron. Jalur sintesis
testoteron didalam testis mirip dengan yang telah digambarkan didalam ovarium dan adrenal.
Pada laki-laki, setiap hari dihasilkan sekitar 8 mg testoteron. Kira-kira 95 persen
diproduksi oleh sel leydig dan hanya 5 persen olh adrenal. Testis juga mensekresikan dalam
jumlah sedikit androgen kuat lainnya, dihidrotestoteron. Juga androstenedion dan
dehidropiandrosteron, yang merupakan androgen lemah. Pregnenolon dan progesteron serta
turunanya 17-hidrisilasi juga dilepaskan dalam jumlah kecil. Kadar testoteron dalam plasma
pada laki-laki kira-kira 0,6 /dl setelah puberitas dan tidak tampak bervariasi secara bermakna
sesuai umur.
f. Steroid Anabolik
Steroid anabolik adalah derivat testosteron yang secara relatif memiliki efek anabolik
(membangun) yang lebih dibanding efek androgenik (maskulinasi). Kerjanya meningkatkan
sintesis protein anabolik. Indikasinya adalah anemia refraktur, penyakit yang menyebabkan
kekurusan (kanker, osteoporosis, luka bakar dan infeksi berat), katabolisme yang diinduksi
oleh kortikosteroiddari terapi jangka panjang. Penyalahgunaan, kapasitas pembentukan otot
dari steroid anabolik menyebabkan penyalahgunaan yang luas dikalangan atlet. Efek samping
pada para pengguna ini lebih buruk daripada pasien dengan indikasi yang sesuai, karena
hormon ini tidak boleh digunakan dengan dosis yang lebih tinggi dan periode yang lama.
HORMON OKSITOKSIN
Oksitosin adalah suatu hormon yang diproduksi di hipotalamus dan diangkut lewat aliran
aksoplasmik ke hipofisis posterior yang jika mendapatkan stimulasi yang tepat hormon ini
akan dilepas kedalam darah. Hormon ini di beri nama oksitosin berdasarkan efek
fisiologisnya yakni percepatan proses kelahiran dengan merangsang kontraksi otot polos
uterus. Peranan fisiologik lain yang dimiliki oleh hormon ini adalah meningkatkan ejeksi air
sus dari kelenjar mammae.
20
Impuls neural yang terbentuk dari perangsangan papilla mammae merupakan stimulus
primer bagi pelepasan oksitosin sedangkan distensi vagina dan uterus merupakan stimulus
sekunder. Estrogen akan merangsang produksi oksitosin sedangkan progesterone sebaliknya
akan menghambat produksi oksitosin. Selain di hipotalamus, oksitosin juga disintesis di
kelenjar gonad, plasenta dan uterus mulai sejak kehamilan 32 minggu dan seterusnya.
Konsentrasi oksitosin dan juga aktivitas uterus akan meningkat pada malam hari.
Pelepasan oksitosin endogenus ditingkatkan oleh:
a. Kelahiran
b. Stimulasi serviks, vagina dan payudara
c. Estrogen yang beredar dalam darah
d. Peningkatan osmolalitas/konsentrasi plasma
e. Volume cairan yang rendah dalam sirkulasi darah
Pelepasan oksitosin disupresi oleh:
a. Alkohol
b. Relaksin
c. Penurunan osmolalitas/konsentrasi plasma
d. Volume cairan yang tinggi dalam sirkulasi darah
HORMON PROLAKTIN
Adalah hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitary atau kelenjar hipofisis bagian
interior (depan). Hormon ini ada pada jantan dan betina. Prolaktin banyak terdapat pada
hewan yang sedang menyusui, karena ia adalah hormon penting yang merangsang kelenjar
susu untuk memproduksi susu, sehingga pada saat diperlukan siap berfungsi. Hormone ini
juga diproduksi oleh plasenta.
Kadar normal hormon prolaktin di dalam darah sekitar 5-10 ng/mL. Sekresi hormon
prolaktin meningkat pada masa hamil, stres fisik dan mental, keadaan hipoglikemia dan
pemberian estrogen dosis tinggi. Selain itu, prolaktin dianggap sebagai salah satu faktor yang
memegang peranan penting dalam terjadinya tumor mamae.
Pada wanita hormon ini bekerja lebih dominan setelah melahirkan, dimana fungsinya
adalah merangsang kelenjar-kelenjar air susu pada payudara agar memproduksi air susu bagi
anak. Dengan adanya aktivitas menyusui dari anak ini maka hormon prolaktin akan ikut
bekerja dengan sempurna, selain itu dengan tingginya hormon prolaktin pada masa menyusui,
hormon ini juga bekerja menghambat terjadinya siklus menstruasi selama menyusui,
21
sehingga induk yang secara aktif menyusui bayinya akan mendapat kembali menstruasi agak
lama, sekitar 6 bulan sampai 1 tahun.
Kelenjar pituitary adalah suatu struktur yang terletak dasar otak. Pada kebanyakan
vertebrata, kelenjar ini terdiri atas tiga lobus: anterior, intermediet dan posterior. Lobus
intermediet terdapat dalam kelenjar pituitari bayi tetapi pada orang dewasa hanya merupakan
sisa (vestige).
Meskipun kecil ukuranya, kelenjar pituitari memegang peranan penting dalam koordinasi
kimia tubuh. Sering disebut ”nahkoda” (master gland), karena banyak sekresinya mengontrol
kelenjar endokrin lainnya.
22
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sistem endokrin dan sistem saraf bekerja secara kooperatif untuk mengatur seluruh
aktivitas dalam tubuh hewan, dengan cara menghasilkan hormon yang akan mempengaruhi
sel sasaran. Hormon dapat dihasilkan oleh organ endokrin sejati ataupun oleh sel
neurosekretori. Hormon dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu hormon steroid, hormon
peptide dan hormon turunan tirosin.
Hormon mempengaruhi sel target secara spesifik. Pengaruh tersebut berkaitan erta
dengan adanya reseptor hormon pada sel target yang sesuai dengan hormon tertentu. Reseptor
hormon ada yang terdapat di membrane sel juga terdapat di sitoplasma sel.
Sistem endokrin pada invertebrata masih sederhana dan organ endokrin yang dimiliki
pada umumnya berupa organ neuroendokrin, sedangkan sistem endokrin pada vertebrata
sangat kompleks. Organ endokrin yang dimiliki vertebrata umumnya berupa organ endokrin
klasik dan organ endokrin tepi.
23