bahan fiswan
DESCRIPTION
njkTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pembuluh Vena adalan pembuluh darah yang kaya akan CO2 dan mengalir ke arah jantung. Darah terbagi atas 3 bagian:
1. Sel darah yang cair yang berbentuk merah yang disebut Erythrosit.
2. Sel darah Putih disebut Leukosit.
3. Keping darah disebut Trombocyt.
Di dalam sel darah terdapat berbagai macam zat antara lain Garam anorganik, Subtansi organikgas-gas yang terlarut, Hormon, dan Antioksidan.perbedaan antara Katak dengan Manusia adalah pada sel darah katak berbentuk Lonjong, Bulat dan mempunyai Inti di tengah sedangkan untuk darah manusia bentuknya bulat, bikonkaf dan tidak mempunyai inti. Pada Manusia jumlah sel darah merah sekitar 4,5-6 juta butir setiap ml darah.Sel darah putihnya sekitar 6000-9000 butir setiap ml darah sedangkan jumlah keping darah sekitar 200,000- 300,000 butir untuk setiap ml darah. Berdasarkan bentuk dan sifatnya leucocyt dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Leucocyt bergranular
Neutrophyl, Basophyl dan Eosinopyl.
2. Leucocyt yang tidak bergranular
Monocyt dan Lympocyt.
Apabila Hb di bawah standar, disebut juga dengan Anemia yang terjadi akibat beberapa faktor di bawah ini antar lain:
1. Pematangan sel yang tidak sempurna.
2. Sum-sum tulang belakang tidak berfungsi.
3. Adanya pendarahan yang berlebihan.
4. Membran sel terlalu rapuh.
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanyaperbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darahmerah. Dua jenis penggolongan darah
yang paling penting adalah penggolonganABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenisantigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusidarah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusiimunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi
yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen Adi permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen Bdalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatifhanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atauO-negatif.
1. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel, darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serumdarahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapatmenerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif.
2. Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen
A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B.Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dariorang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal.Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkandarah kecuali pada sesama AB-positif.
3. Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B.
I.2. Tujuan
1. Mengamati struktur sel darah pada Katak dan Manusia.
2. Mengamati aliran darah pada ekor kecebong.
3. Mengamati larutan hypertonis, hypotonis dan latutan isotonis terhadap sel darah merah Katak dan Manusia.
4. Mengamati struktur kristal Hemin, Fibrin dan waktu yang diperlukan darah membeku.
5. Menentukan golongan darah, kadar Hb dan jumlah sel darah merah dan sel darah putih seseorang/ mahasiswa.
II TINJAUAN PUSTAKA
Darah adalah cairan yang berwarna merah yang terdapat dalam pembuluh darah. Volume darah manusia ± 7 % dari berat badan atau ± 5 liter untuk laki–laki dan 4,5 liter untuk perempuan. Penyimpanan darah dapat dilakukan dengan memberikan natrium sitrat atau natrium oksalat, karena garam–garam ini menyingkirkan ion–ion kalsium dari darah yang berperan penting dalam proses pembekuan darah (Abbas, 1997).
Darah merupakan suspensi sel dan fragmen sitoplasma di dalam cairan yang disebut dengan plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti luas karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan substansi interselular yang berbentuk plasma. Secara fungsional darah merupakan jaringan pengikat yang dalam artiannya menghubungkan seluruh bagian-bagian dalam tubuh sehingga merupakan integritas. Darah yang merupakan suspensi tersebut terdapat gen, dimana gen merupakan ciri-ciri yang dapat diamati secara kolektif atau fenotifnya dari suatu organisme. Pada organisme diploid, setiap sifat fenotif dikendalikan oleh setidak-tidaknya satu pasang gen dimana satu pasang anggota tersebut diwariskan dari setiap tertua. Jika anggota pasangan tadi berlainan dalam efeknya yang tepat terhadap fenotifnya, maka disebut alelik. Alel adalah bentuk alternatif suatu gen tunggal, misalnya gen yang mengendalikan sifat keturunannya (Subowo. 1992).
Penggumpalan darah terjadi karena fibrinogen (protein yang larut dalam plasma) diubah menjadi fibrin yang berupa jaring-jaring. Perubahan tersebut disebabkan oleh trombin yang terdapat dalam darah sebagai pritrombin. Pembentukan trombin dari protrombin tergantung pada adanya tromboplastin dan ion Ca2+ (Poejadi, 1994). Darah mempunyai fungsi antara lain: mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, mengangkut karbondioksioda dari jaringan tubuh ke paru-paru, mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh, mengangkut sisa-sisa makanan dari seluruh jaringan tubuh ke alat-alat ekskresi, mengangkut hormon dari kelenjar endokrin ke bagian tubuh tertentu, mengangkut air untuk diedarkan ke seluruh tubuh, menjaga stabilitas suhu tubuh dengan memindahkan panas yang dihasilkan oleh alat-alat tubuh yang aktif ke alat-alat tubuh yang tidak aktif, menjaga tubuh dari infeksi kuman dengan membentuk antibodi (Abbas, 1997).
Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alel ganda. Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti yang penting dalam kehidupan. Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam sistem ABO. Pada tahun 1900 dan 1901 Landstainer menemukan bahwa penggumpalan darah (Aglutinasi) kadang-kadang terjadi apabila eritrosit seseorang dicampur dengan serum darah orang lain. Pada orang lain lagi, campuran tersebut tidak mengakibatkan penggumpalan darah. Berdasarkan hal tersebut Landstainer membagi golongan darah manusia menjadi 4 golongan, yaitu: A, B, AB, dan O. Dalam hal ini di dalam eritrosit terdapat antigen dan aglutinogen, sedangkan dalam serumnya terkandung zat anti yang disebut sebagai antibodi atau aglutinin. Dikenal 2 macam antigen yaitu α dan β, sedangkan zat antinya dibedakan sebagai anti A dan anti B. Antigen dan antibodi yang dikandung oleh darah seseorang dengan golongan darah tertentu adalah sebagai berikut:
Tabel Antigen dan Antibodi yang dikandung oleh darah seseorang
Golongan Antigen Zat anti
A Α B
B Β A
AB - A + B
O α maupun β -
Bila antigen α bertemu dengan anti A dalam darah seseorang maka akan terjadi penggumpalan darah dan dapat menyebabkan kematian. Berdasarkan hal ini golongan darah penting sekali untuk diperhatikan, terutama dalam transfusi darah. Untuk menghindari jangan sampai terjadi penggumpalan, maka sebelum dilakukan transfusi darah, baik darah si pemberi (donor) maupun si penerima (resipien) harus diperiksa atau diketahui terlebih dahulu golongan darahnya (Kimball, 1990).
Golongan darah menurut system ABO, pada permulaan abad ini K. Landsteiner menemukan bahwa penggumpalan darah kadang-kadang terjadi apabila sel darah merah seseorang dicampur dengan serum darah orang lain. Akan tetapi pada orang lain campuran tadi tidak mengakibatkan penggumpalan darah. Berdasarkan reaksi tadi maka Landsteiner membagi orang menjadi tiga golongan yaitu A, B, dan O. Golongan keempat yang jarang ditemui yaitu golongan darah AB telah ditemukan oleh dua orang mahasiswa Landsteiner yaitu A. V. Von Decastelo dan A. Sturli pada tahun 1902.
Golongan darah menurut system MNSs, dalam tahun 1972 K. Landsteiner dan P. Levine menemukan antigen baru yang disebut antigen-M dan antigen-N. Dikatakan bahwa sel darah merah seseorang dapat mengandung salah satu atau kedua antigen tersebut. Golongan darah menurut sistem Rh, K. Landsteiner dan A. S. Wiener pada tahun 1940 menemukan antigen baru lagi yang dinamakan faktor Rh (singkatan dari kata Rhesus, ialah sejenis kera di India yang dulu banyak dipakai untuk penyelidikan darah orang). Golongan darah dibedakan atas dua kelompok, yaitu: Golongan darah Rh positif (Rh+) ialah orang yang memiliki antigen Rh dalam eritrositnya sehingga waktu darahnya dites dengan anti serum yang mengandung anti Rh maka eritrositnya menggumpal, golongan darah Rh negatife (Rh-) ialah orang yang tidak memiliki antigen Rh di dalan eritrositnya, sehingga eritrositnya tidak menggumpal pada waktu dites (Suryo, 2001).
Menurut sistem A, B, O, ada 4 macam golongan darah, berdasarkan macam aglutinogennya. Keempat golongan darah itu ditentukan oleh 3 macam alela yang diberi simbol I ( isoaglutinogen): gen IA pembentuk aglutinogen A, gen IB pembentuk aglutinogen B, gen IO yang tidak dapat membentuk aglutinogen (Foster, 2002).
III METODE PENELITIAN
III.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Hari Rabu jam 15.00 tanggal 27 April 2011 di Laboratorium Zoologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengatahuan Alam Universitas Riau.
III.2. Alat dan Bahan
Alat-alat
1. Larutan NaCl Konsentrasi 5. Beberapa Ekor berudu dan Katak
2. 0,2; 0.4;0,6;0,8 dan 1 % M5. 6. Blood Lanset dan Gelas Piala
2. Asam Asetat Glasial 7. Heamoglobinometer Sahli
3. Anti Serum Darah 8. Beberapa objek Glass
4. Larutan Turk 9. Beberapa batang pengaduk/ korek
Bahan-bahan
1. Alkohol 70 % dan 95 % 6. Larutan HCl 0,1 N
2. Larutan KCl / Serbuk 7. Kapas dan cawan petri
3. Larutan KI / Serbuk 8. Beberapa Pipa Kapiler
4. Methyl Violet 9. Haemocytometer
5. Larutan Hayem
III.3. Cara Kerja
Struktur Sel Darah Katak dan Manusia
1. Disediakan Katak yang hidup dan diambilkan darahnya.
2. Ditetesi darah tersebut di atas gelas objek sekitar 1 tetes dan kemudian di tetesi denganLarutan NaCl 0,6 %. Dan di tutup dengan kaca penutup.
3. Di amatilah preparat apusan darah di bawah mikroskop dengan di awali dengan perbesaran lemah sampai perbesaran kuat.
4. Pada cara 1,2 dan 3 juga sama terhadap darah manusia dan catat hasil pengamatanmu dan digunakan sebagai data-data untuk laporan praktikum Fisiologi Hewan.
Aliran Darah
1. Dibiuslah kecebong dengan menggunakan Alkohol 70%, sampai mereka tidak sadar.
2. Diisilah cawan petri dengan sedikit air dan lalu di pindahkan ke dalam petri.
3. Diamatilah aliran darah pada ekor Kecebong dengan menggunakan Mikroskop di mulai dengan perbesaran lemah.
4. Dicatatlah hasil pengamatanmu dan digunakan sebagai data-data untuk laporan praktikum Fisiologi Hewan.
Proses yang terjadi pada sel darah Manusia dan katak Konsentrasi Larutan NaCl berbeda
1. Disediakan Larutan NaCl dengan konsentrasi 0,2;0,4;0,6;0,8 dan 1 %.
2. Di setiap pengambilan sel darah Katak dan darah Manusia lalu ditetesi pada gelas objek dan di tetesi dengan larutan NaCl pada konsentrasi yang berbeda.
3. Diamatilah peristiwa apa yang terjadi setelah di berikan larutan NaCl pada konsentrasi berbeda.
4. Dicatatlah hasil pengamatanmu dan digunakan sebagai data-data untuk laporan praktikum Fisiologi Hewan.
Fibrin
1. Di atas kaca objek di teteskan sedikit darah, dan dibiarkan membeku.
2. Di tetesi beberapa tetes zat warna Metyl Violet di tutup dengan kaca penutup.
3. Diamatilah preparat apusan darah tersebut di bawah mikroskop dan di awali dengan perbesaran lemah.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Struktur Sel Darah Katak dan Manusia
Varian Darah Katak Darah Manusia
Bentuk Lonjong, Pipih Bulat, Bikonkaf
Ukuran Besar Kecil
Inti Mempunyai Inti Tidak ada inti
Gambar
Pembahasan
Perbedaan Struktur sel darah merah pada Katak dan pada Manusia adalah sel darah merah pada katak berbentuk lonjong, pipih ukurannya besar dan mempunyai inti di tengah sedangkan pada sel darah merah Manusia bentuknya bukat, bikonkaf dan tidak ada inti.
Apabila larutan NaCl 0.6 % di teteskan pada darah Katak maka darah Katak dalam keadaan Isotonis, konsentrasi darah Katak sama dengan Konsentrasi Larutan NaCl, sedangkan pada darah Manusia di tetesi dengan NaCl 0,8 % maka darah akan mengalami keadaan Isotonis, yang mana konsentrasi darah Katak sama dengan Konsentrasi Larutan NaCl. Alasan kenapa NaCl digunakan
adalah untuk mengetahui peristiwa isotonis pada darah katak dan darah manusia dengan jumlah % berbeda, berguna untuk melihat perbandingan berapa % pengaruh Larutan NaCl pada darah untuk mengalami Isotonis.
Aliran Darah
Varian Arteri Vena
Dinding Tebal, Besar Tipis, Kecil
Diameter pembuluh Lebih Besar Kecil
Kecepatan aliran Cepat Lambat
Pembahasan
Pada pembuluh darah Arteri dinding sel Tebal dan besar, diameter pembuluh lebih besar dan kecepatan aliran darah cepat dan sedangkan pada pembuluh darah Vena dinding selnya tipis dan kecil, diameter pembuluh kecil dan kecepatan aliran darah lambat.
Proses yang terjadi pada sel darah Manusia dan katak Konsentrasi Larutan NaCl berbeda
Larutan NaCl Proses yang terjadi pada Gambar
Darah Katak Darah Manusia Darah Katak Darah Manusia
0,2 % Hipotonis,inti keluar
Hipotonis, lisis
0,4 % Hipotonis Hipotonis, gembung
0,6 % Isotonis Hipotonis, gembung
0,8 % Hipertonis, tetap
Isotonis
2 % Hipertonis, bentuk menjadi bulat
Hipertonis, mengkerut/ mengecil
Pembahasan
Pada hasil eksperimen ini larutan NaCl yang termasuk larutan Hipotonis pada darah Katak adalah Larutan NaCl 0,2 %, 0,4% dan larutan yang termasuk kedalam larutam Isotonis adalah Larutan NaCl 0,6% seangkan yang termasuk larutan Hipertonis adalah Larutan NaCl 0,8 % dan 2 %. Sedangkan pada darah manusia yang termasuk dalam larutan Hipotonis adalah larutan NaCl 0,2%, 0,4 %, dan 0,6 %, yang termasuk larutan Isotonis adalah larutan NaCl 0,8 % dan sedangkan larutan NaCl yang termasuk larutan Hipertonis adalah Larutan NaCl 2 %.
Pada larutan isotonis sel darah katak dan darah manusia tidak terjadi pengembangan atau lisis sel darah. Pada Larutan Hipotonis sel darah mengembung dan lisis disebabkan oleh penyerapan air. Sedangkan pada larutan Hipertonis pada darah Katak berbentuk bulat dan pada darah Manusia terjadi pengerutan sel darah.
Fibrin
About
Dsyoghi's Blog
Just another WordPress.com weblog
Aliran Darah Kecebong Mei 11, 2010
Filed under: Biologi — dsyoghi @ 2:56 pm
I. Judul : Aliran Darah Kecebong
II. Hari / Tanggal : Sabtu, 17 April 2010
III. Tujuan : Memahami sistem peredaran darah pada katak sehingga dapat dibedakan antara pembuluh darah arteri, vena, dan kapiler berdasarkan kecepatan aliran darahnya.
IV. Kajian Pustaka
Amfibia atau amfibi (Amphibia), umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan. Amfibia bertelur di air, atau menyimpan telurnya di tempat yang lembab dan basah. Ketika menetas, larvanya yang dinamai berudu hidup di air atau tempat basah tersebut dan bernapas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang umumnya hidup di daratan atau di tempat-tempat yang lebih kering dan bernapas dengan paru-paru.
Amfibia mempunyai ciri-ciri:
vTubuh diselubungi kulit yang berlendir.
vMerupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm).
vMempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik.
vMempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat di antara jari-jari kakinya dan berfungsi untuk melompat dan berenang.
vMatanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membran niktitans yang sangat berfungsi waktu menyelam.
vPernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat pernapasannya berupa paru-paru dan kulit dan hidungnya mempunyai katup yang mencegah air masuk ke dalam rongga mulut ketika menyelam.
vBerkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan di luar tubuh induknya (pembuahan eksternal). (anonim a . 2010).
Pembuluh nadi atau arteri adalah pembuluh darah berotot yang membawa darah dari jantung. Fungsi ini bertolak belakang dengan fungsi pembuluh balik yang membawa darah menuju jantung.
Lapisan terluar arteri disebut tunika adventitia yang tersusun dari jaringan penyambung. Di lapisan selanjutnya terdapat tunika media yang tersusun atas otot polos dan jaringan elastis. Lapisan terdalam adalah tunika intima yang tersusun atas sel endothelial. Darah mengalir di dalam pada lumen.
Beberapa jenis pembuluh nadi (arteri) adalah:
a. Arteri pulmonaris
Pembuluh ini membawa darah yang telah dideoksigenasi yang baru saja dialirkan dari paru-paru.
b. Arteri sistemik
Arteri sistemik membawa darah menuju arteriol dan kemudian ke pembuluh kapiler, di mana zat nutrisi dan gas ditukarkan.
c. Aorta
Aorta adalah pembuluh nadi terbesar dalam tubuh yang keluar dari ventrikel jantung dan membawa banyak oksigen.
d. Arteriol
Arteriol adalah pembuluh nadi terkecil yang berhubungan dengan pembuluh kapiler.
e. Pembuluh kapiler
Pembuluh ini bukan pembuluh nadi sesungguhnya. Di sinilah terjadinya pertukaran zat yang menjadi fungsi utama sistem sirkulasi. Pembuluh kapiler adalah pembuluh yang menghubungkan cabang-cabang pembuluh nadi dan cabang-cabang
pembuluh balik yang terkecil dengan sel-sel tubuh. Pembuluh nadi dan pembuluh balik itu bercabang-cabang, dan ukuran cabang-cabang pembuluh itu semakin jauh dari jantung semakin kecil. Pembuluh kapiler sangat halus dan berdinding tipis. (anonim b . 2010).
Pembuluh balik atau vena adalah pembuluh yang membawa darah menuju jantung. Darahnya banyak mengandung karbon dioksida. Umumnya terletak dekat permukaan tubuh dan tampak kebiru-biruan. Dinding pembuluhnya tipis dan tidak elastis. jika diraba, denyut jantungnya tidak terasa. Pembuluh vena mempunyai katup sepanjang pembuluhnya. Katup ini berfungsi agar darah tetap mengalir satu arah. Dengan adanya katup tersebut, aliran darah tetap mengalir menuju jantung. Jika vena terluka, darah tidak memancar tetapi merembes.
Dari seluruh tubuh, pembuluh darah balik bermuara menjadi satu pembuluh darah balik besar, yang disebut vena cava. Pembuluh darah ini masuk ke jantung melalui serambi kanan. Setelah terjadi pertukaran gas di paru-paru, darah mengalir ke jantung lagi melalui vena paru-paru. Pembuluh vena ini membawa darah yang kaya oksigen. Jadi, darah dalam semua pembuluh vena banyak mengandung karbon dioksida kecuali vena pulmonalis. (anonim c . 2010).
Pembuluh darah kapiler (dari bahasa Latin capillaris) ialah pembuluh darah terkecil di tubuh, berdiameter 5-10 μm, yang menghubungkan arteriola dan venula, dan memungkinkan pertukaran air, oksigen, karbon dioksida, serta nutrien dan zat kimia sampah antara darah dan jaringan di sekitarnya.
Darah mengalir dari jantung ke arteri, yang bercabang dan menyempit ke arteriola, dan kemudian masih bercabang lagi menjadi kapiler. Setelah terjadinya perfusi jaringan, kapiler bergabung dan melebar menjadi vena, yang mengembalikan darah ke jantung.
Dinding kapiler adalah endotel selapis tipis sehingga gas dan molekul seperti oksigen, air, protein, dan lemak dapat mengalir melewatinya dengan dipengaruhi oleh gradien osmotik dan hidrostatik. (anonim. 2009).
Berudu atau kecebong adalah tahap pra-dewasa (larva) dalam daur hidup amfibia. Berudu eksklusif hidup di air dan berespirasi menggunakan insang, seperti ikan. Tahap akuatik (hidup di perairan) inilah yang membuat amfibia memperoleh namanya (amphibia = “hidup [pada tempat] berbeda-beda”).
Kebanyakan berudu herbivora, memakan alga dan bagian-bagian tumbuhan. Beberapa spesies merupakan omnivora (pemakan segala). (anonim d . 2010).
Sistem peredaran darah katak berupa sistem peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda. Pada sistem peredaran darah ganda, darah melalui jantung dua kali dalam satu kali peredaran. Pertama, darah dari jantung menuju ke paru-
paru kemudian kembali ke jantung. Kedua, darah dari seluruh tubuh menuju ke jantung dan diedarkan kembali ke seluruh tubuh.
Jantung katak terdiri dari tiga ruang, yaitu dua atrium (atrium kanan dan atrium kiri) dan sebuah ventrikel. Di antara atrium dan ventrikel terdapat klep yang mencegah agar darah di ventrikel tidak mengalir kembali ke atrium.
Darah yang miskin oksigen dari berbagai jaringan dan organ-organ tubuh mengalir ke sinus venosus menuju atrium kanan. Darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel, kemudian menuju ke arteri pulmonalis dan masuk ke paru-paru. Di paru-paru, dilepaskan CO2 dan O2 diikat. Dari paru-paru darah mengalir ke vena pulmonalis, kemudian menuju atrium kiri. Peredaran darah yang terjadi ini merupakan peredaran darah kecil. Selanjutnya, dari atrium kiri darah mengalir ke ventrikel. Di dalam ventrikel terjadi pencampuran darah yang mengandung O2 dengan darah yang mengandung CO2, meskipun dalam jumlah yang sedikit. Dari ventrikel, darah keluar melalui traktus arteriosus (batang nadi) ke aorta yang bercabang ke kiri dan ke kanan. Masing-masing aorta ini bercabang-cabang menjadi tiga arteri pokok, yaitu arterior (karotis) mengalirkan darah ke kepala dan ke otak, lengkung aorta mengalirkan darah ke jaringan internal dan alat dalam tubuh, dan arteri posterior mengalirkan darah ke kulit dan paru-paru.
Darah katak terdiri dari plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah mengandung air, protein, darah, dan garam-garam mineral. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit (sel darah merah) dan leukosit (sel darah putih). Eritrosit pada katak memiliki inti dan mengandung hemoglobin untuk mengikat oksigen. Leukosit pada katak juga memiliki inti. Selain memiliki sistem peredaran darah, katak juga memilki sistem peredaran limfatik. Sistem peredaran limfatik berperan penting dalam pengambilan cairan tubuh ke dalam peredaran darah. (Ickey’z 2009)
Arteri adalah pembuluh dangan tekanan terbesar, sehingga memungkinkan untuk menyalurkan darah sampai ke kapiler-kapiler. Kapiler memiliki tekanan paling kecil, dan setelah keluar ke vena tekanannya lebih besar di banding kapiler. Kartolo (1993).
V. Alat dan Bahan
Alat :
Cawan Petri
Mikroskop
Bahan :
Kecebong
Air
Alkohol 70 %
VI. Prosedur Kerja
Dimasukkan 2-3 ekor kecebong ke dalam gelas berisi Alkohol 2%. Dipindahkan 1 ekor kecebong yang telah terbius ke dalam cawan petri yang
berisi sedikit air. Diamati bagian ekor kecebong di bawah mikroskop. Digambar dan dicatat hasil pengamatan.
VII. Hasil dan Pembahasan
Gambar Hasil pengamatan
Pembuluh darah terbagi menjadi 3 jenis:
1. Pembuluh darah arteri atau nadi
Pembuluh darah arteri adalah pembuluh darah yang berasal dari bilik jantung yang berdinding tebal dan kaku.
- Pembuluh arteri yang datang dari bilik sebelah kiri dinamakan aorta yang tugasnya mengangkut oksigen untuk disebar ke seluruh tubuh.
- Pembuluh arteri yang asalnya dari bilik kanan disebut sebagai pembuluh pulmonalis yang betugas membawa darah yang terkontaminasi karbon dioksida dari setiap bagian tubuh menuju ke paru-paru.
2. Pembuluh darah vena atau balik
Pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang datang menuju serambi jantung yang bersifat tipis dan elastis.
- Pembuluh vena kava anterior adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian atas tubuh.
- Pembuluh vena kava pulmonalis adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian bawah tubuh.
3. Pembuluh darah kapiler
Pembuluh darah kapiler adalah ujung yang berada di paling akhir dari pembuluh arteri. Jaringan pembuluh darah kapiler membentuk suatu anyaman rumit di mana
setiap mili meter dari suatu jaringan memiliki kurang lebih sekitar 2000 kapiler darah. (anonim. 2006)
Menurut Kartolo (1993) arteri memiliki tekanan yang besar sehingga memungkinkan darah mengalir hingga kapiler. Pada pengamatan dilakukan, terlihat pembuluh darah yang memiliki kecepatan yang lebih tinggi dan praktikan menyimpulkan itu adalah arteri. Terlihat juga pembuluh yang terdapat darah mengalir dengan kecepatan rendah (namun tetap lebih cepat dari pada aliran pada pembuluh kapiler), pembuluh tersebut adalah vena yang memiliki tekanan yang lebih kecil dibandingkan arteri. Sedangkan pembuluh kapiler adalah pembuluh kecil yang menghubungkan antara arteri dan vena dan memiliki kecepatan paling rendah.
VIII. Kesimpulan
Pembuluh yang aliran darahnya paling cepat adalah arteri. Pembuluh yang aliran darahnya lambat adalah vena. Pembuluh yang menghubungkan antara arteri dan vena adalah pembuluh
kapiler. Sistem peredaran darah katak adalah peredaran darah ganda, yaitu darah
melalui jantung dua kali dalam satu kali peredaran. Jantung katak terdiri dari tiga ruang, yaitu dua atrium (atrium kanan dan
atrium kiri) dan sebuah ventrikel. Di antara atrium dan ventrikel terdapat klep yang mencegah agar darah di
ventrikel tidak mengalir kembali ke atrium.
Pembuluh nadi atau arteri adalah pembuluh darah berotot yang membawa darah dari jantung.
Pembuluh balik atau vena adalah pembuluh yang membawa darah menuju jantung.
IX. Daftar Pustaka
anonim. 2006. Pembuluh Darah Arteri / Nadi, Vena / Balik dan Kapiler. http://organisasi.org/pembuluh_darah_arteri_nadi_vena_balik_dan_kapiler_ilmu_biologi diakses 30 April 2010
anonim. 2009. Pembuluh Darah Kapiler. http://id.wikipedia.org/wiki/
Pembuluh_darah_kapiler diakses 30 April 2010
anonim a. 2010. Amfibia. http://id.wikipedia.org/wiki/Amfibia
diakses 30 April 2010
anonim b. 2010. Pembuluh Nadi. http://id.wikipedia.org/wiki/Pembuluh_nadi
diakses 30 April 2010
anonim c. 2010. Pembuluh Balik. http://id.wikipedia.org/wiki/Pembuluh_balik
diakses 30 April 2010
anonim d. 2010. Berudu. http://id.wikipedia.org/wiki/Berudu
diakses 30 April 2010
Ickey’z. 2009. Katak. http://riezkiy.blogspot.com/2009/06/katak.html
diakses 30 April 2010
Wulangi,kartolo.S. 1993. Prinsip-prinsip Fisiologi Hewan. Bandung: Jurusan Biologi ITB