lap fiswan 7-hormon
DESCRIPTION
laporan pengamatan pemijahan ikan secara alami maupun buatanTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
SISTEM HORMON
Nama : Natalina
NIM : J1C108027
Kelompok: 6 (enam)
Asisten : Ernawati
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem saraf dan hormon memiliki peranan sebagai pengendali,
pengaturan, dan koordinasi aktivitas sel, jaringan, dan alat-alat tubuh. Tanpa
pengendalian, pengaturan, dan koordinasi, fungsi sel dan alat tubuh akan kacau
balau (Wulangi, 1993).
Hormon adalah bahan organik aktif yang berfungsi untuk mengontrol
aktifitas bagian-bagian tubuh (mendorong atau menghambat). Bahan ini diangkut
oleh darah ke seluruh tubuh dan alat sasaran dan bulkan lewat salauran khusus.
Karena itu kelenjar yang menghasilkannya disebut kelenjar buntu atau kelenjar
endokrin. Kelenjar buntu banyak dilewati pembuluh darah dan pembuluh kapiler
bercabang banyak di atara sel parenkim kelenjar (Jatmika, 1986).
Hormon dihasilkan oleh suatu kelenjar buntu atau kelenjar endokrin.
Kelenjar buntu banyak dilewati pembuluh darah dan pembuluh kapiler bercabang
banyak di atara sel parenkim kelenjar (Jatmika, 1986). Pengaruh hormon dapat
terjadi dalam beberapa detik, hari, minggu, bulan, dan kadang-kadang beberapa
tahun (Wulangi, 1993).
Pengendalian, pengaturan, dan koordinasi aktivitas sel, jaringan, dan alat-
alat tubuh dilakuan oleh sistem saraf dan hormon. Tanpa pengendalian,
pengaturan, dan koordinasi, fungsi sel dan alat tubuh akan kacau balau. Hormon
mengatur aktivitas seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan
perkembangan. Pengaruh hormon dapat terjadi dalam beberapa detik, hari,
minggu, bulan, dan kadang-kadang beberapa tahun. Banyak kaitan yang terjadi
antara sistem saraf dan hormon. Kelenjar yang menghasilkan hormon disebut
kelenjar endokrin. Disebut juga kelenjar buntu karena hormon yang dihasilkan
tidak dialirkan melalui suatu saluran tetapi langsuk masuk ke pembuluh darah
(Wulangi, 1993).
Tidak sedikit hormon yang bertindak sebagai messanger pertama yang
merupakan seri dari messanger yang berurutan sehingga mengarah kepada adanya
respons spesifik di sel target. Dalam perjalanannya di dalam darah dan cairan
interstitial, hormon ini akhirnya bertemu dengan reseptor yang khas untuk hormon
tersebut Reseptor ini terdapat di permukaan atau di dalam sel target. Interaksi
antara hormon dengan reseptor akan menimbulkan seri langkah yang
mempengaruhi satu atau lebih aspek fisiologi atau metabolisme dari suatu sel
(Sujiranto, 2000).
Hypofisasi adalah suatu metoda untuk mempercepat pematangan gonad
induk ikan agar berovulasi, yaitu dengan menyuntikan cairan kelenjar hypofisa
ikan donor ke dalam tubuh induk ikan yang akan dipijahkan. Sistem ini dikenal
dengan sistem pemijahan buatan, terutama untuk memijahkan jenis-jenis ikan
yang sulit berpijah (seperti: tawes, lele dumbo, grasscarp dll) (IPTEKnet, 2005).
Akan tetapi di dalam sistem hypofisasi selalu diperlukan ikan donor (ikan
mas) yang harus dikorbankan untuk diambil kelenjar hypofisisnya. Oleh karena
itu untuk menghindarkan pengorbanan tersebut di BII Sentral Cangkringan telah
dikembangkan pemijahan ikan dengan "sistem cangkringan", yaitu cara pemijahan
dengan menggunakan ikan mas yang dipijahkan bersamaan di dalam 1 (satu) bak
dengan induk ikan lain yang sulit berpijah. Cara tersebut digunakan untuk
merangsang berpijahnya induk-induk ikan lain yang sulit dipijahkan walaupun
telah matang gonad (IPTEKnet, 2005).
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui fungsi kelenjar hipofisis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kegiatan pembenihan yang dilakukan yaitu pemijahan secara alami dengan
menggunakan kakaban sebagai tempat menempelnya telur dan pemijahan secara
buatan (induced spawning ). Hal-hal yang perlu disiapkan baik secara alami
maupun secara buatan adalah : kolam atau bak, kakaban dan induk. Kolam atau
bak untuk pemijahan, penetasan sebelum digunakan dikeringkan terlebih dahulu
dan selanjutnya kolam pendederan diolah, diberi pupuk dan kapur serta bila sudah
dimasukan air, dilakukan penyemprotan dengan pestisida pada kolam
(Mokodongan, 2008).
Induk yang digunakan baik jantan maupun betina adalah yang sudah matang
kelamin. Apabila induk, akaban dan kolam atau bak pemijahan telah siap, maka
induk dimasukan dalam kolam dengan perbandingan 1 : 1,5. Biasanya ikan
memijah pada malam hari sampai pagi hari. Telur yang menempel pada kakaban
akan menetas setelah 2 - 3 hari dibuahi (Mokodongan, 2008).
Pemijahan secara buatan dapat dilakukan dengan membiarkan ikan memijah
sendirinya dan dengan pengurutan (stripping) pada induk yang dipijahkan.
Perbandingan berat resipien dan donor yaitu 1 : 1,5 dan penyuntikan dilakukan
dua kali. Larva atau benih yang dihasilkan dirawat dengan jalan memberikan
makanan buatan dan makan hidup berupa Daphnia, sedangkan makanan bauatan
berupa sari kuning telur (Mokodongan, 2008).
Seperti telah diketahui bahwa ikan mas selain merupakan donor universal
juga dikenal sebagai ikan yang mudah berpijah. Oleh sebab itu dalam cara ini pun
yang dipergunakan sebagai ikan donor adalah induk ikan mas. Dengan "sistem
cangkringan" ini, ikan mas tidak perlu dikorbankan, bahkan selain induk ikan mas
dapat dipergunakan untuk pemijahan beberapa kali, telur yang dihasilkannya
dapat ditetaskan sebagai hasil sampingan (IPTEKnet, 2005).
Budidaya ikan mas (Cyprinus carpio L.) telah lama berkembang di
Indonesia. Selain mudah juga peluang usaha ikan mas cukup menjanjikan.
Permintaan pasarnya tinggi, namun pasokan rendah. Keadaan ini menjadikan
harga ikan mas cukup menguntungkan. Budidaya ikan mas dilakukan dalam
beberapa tahapan (Jayadi, 2007).
Pematangan gonad ikan mas bisa dilakukan di kolam tanah. Caranya,
siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan selama 2 – 4 hari dan perbaiki seluruh
bagian kolam; isi air setinggi 50 – 70 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan
200 kg induk; beri pakan tambahan (pelet) sebanyak 3 persen/hari. Pematangan
gonad juga bisa dilakukan di kolam air deras. Caranya, siapkan kolam air deras
ukuran 30 m2; keringkan selama 2 – 4 hari; isi air setinggi 60 – 80 cm dan alirkan
secara kontinyu; masukan 150 kg induk; beri pakan tambahan (pelet) sebanyak 3
persen/hari. Catatan : induk jantan dan betina dipelihara terpisah (Jayadi, 2007).
Seleksi induk dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Tanda
induk betina yang matang gonad : perut gendut, gerakan lamban, lubang kelamin
kemerahan dan berukuran 2 – 3 kg. Tanda induk jantan : gerakan lincah, keluar
cairan putih susu bila dipijit lubang kelaminnya, dan berukuran antara 0,7 – 1,0 kg
(Jayadi, 2007).
Tak perlu dibahas ikan koi seperti apa. Hampir semua orang sudah
mengenalnya, termasuk jenis-jenisnya. Karena ikan ini banyak dijual di toko-toko
ikan hias dan juga penjual ikan hias di pinggiran jalan, bahkan penjual asongan.
Yang perlu diketahui adalah budidayanya. Karena tidak semua orang tahu,
terutama pembenihannya (Jayadi, 2007).
Jantan dan betina ikan koi dapat dibedakan dengan melihat tanda-tanda pada
tubuhnya. Jantan dicirikan dengan tubuh lebih langsing dari betina dan memiliki
sirip dada yang kasar di bagian belakangnya, dengan bentuk seperti gundukan
pasir. Jantan yang matang kelamin akan keluar cairan berwarna putih susu, bila
dipijit ke arah lubang kelamin. Sedangkan betina bertubuh lebih gendut dan
memiliki sirip dada yang halus di bagian belakangnya. Kemudian betina yang
sudah bertelur dan matang gonad perutnya terasa lembek, bila diraba, berbeda
sekali dengan betina yang belum matang gonad. Induk jantan dan betina harus
sudah berumur 6 bulan (Jayadi, 2007).
Ikan nila adalah ikan yang hanya dapat hidup pada air hangat. Ikan nila ini
berasal dari Afrika dan diperkenalkan di Indonesia sekitar 30 tahun oleh Balai
Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT). Budidaya ikan nila dapat
dipelihara pada kolam, danau, sungai yang berada di desa atau luar kota yang
airnya bersih. Jenis nila yang masuk ke Indonesia pertama kali adalah jenis
oreochromis niloticus dan nila jenis mozambigue atau lebih dikenal dengan
mujair. Jenis nila ini banyak di sebarkan oleh BBPBAT ke seluruh tanah air
(Arifin, 2009).
Keuntungan dari budidaya nila adalah kemampuan untuk bereproduksi
cukup tinggi. Antara 2-3 bulan dari bibit, ikan nila sudah dewasa dan dapat
menghasilkan telur setiap bulan satu kali. Sifat ikan nila yang cepat menghasilkan
anak ikan, menyebabkan kelebihan populasi ikan nila dalam kolam, yang
berdampak pada pertumbuhan ikan yang lambat. Hal ini dapat dilihat bada saat
panen ikan nila, ukuran ikan nila terdapat berbagai ukuran dari ikan kecil-kecil,
sedang, dan besar (Arifin, 2009).
Ikan nila jantan akan terlihat lebih besar dari ikan nila betina. Menurut
BBPBAT perbedaan pertumbuhan ikan nila jantan dan nila betina selisih 40%.
Lambatnya pertumbuhan betina di karenakan sifat alaminya untuk menghasilkan
anan-anak ikan. Pada saat nila bertelur, saat itu juga ikan nila betina tidak makan
selama kira-kira kurang dari 10 hari. Yang dilakukan oleh induk nila betina adalah
menjaga larva dalam mulutnya sampai ukuran cukup besar untuk dibiarkan oleh
induknya. Reproduksi ini terjadi pada kolam air tanah atau kolam semen yang
airnya tenang. Budidaya ikan nila di jaring apung dan air deras dapat mengurangi
reproduksi ikan kecil, karena proses pemijahan sulit untuk dilakukan, sehingga
telur-telur ikan nila betina akan hanyut dan tidak adanya tempat yang tenang
untuk jantan membuat sarang dan membuahi telur-telur nila (Arifin, 2009).
Sejak berdiri, tahun 1995 hingga sekarang, BBAT Mandiangin telah
mengembangkan rekayasa teknologi terhadap 34 jenis dan varietas ikan. 14 di
antaranya, jenis dan varietas ikan yang berasal dari luar negeri, yakni ikan mas,
nila dengan tujuh varietas, patin siam, grass corp, lobi lobi Taiwan, lele dumbo,
lele sangkuriang, dan cherax atau yang biasa disebut sebagai lobster air tawar.
Sisanya, tergolong ikan jenis spesifik lokal, yakni ikan jelawat, papuyu atau
betok, gurami, gabus, patin jambal, patin kunyit, baung, sepat siam, belida, lobi
lobi lokal, udang galah, semah, betutu, sanggang atau bulu bulu, dan kelabau.
Setiap ikan yang bernilai ekonomis di masyarakat, di budidayakan di BBAT, dan
masyarakat senang menerimanya. Salah seorang pembudidaya ikan patin di
Kalimantan Selatan dapat memberikan pakan sebesar tiga ton per hari. Bahkan
bisa panen sebesar 700 ton per tahun. Sebuah hasil sangat besar yang bisa
diperoleh dari budidaya ikan air tawar (Nugroho, 2006).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada tanggal 11 Mei 2010 jam 10.00-23.00 wita
di Balai Budi Daya Air Tawar (BBDAT) Mandiangin, Banjarbaru, Kalimantan
selatan.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu spuit, mangkuk, kolam pemijahan, akaban,
harpa, aerasi, aquarium dan bulu ayam.
Bahan yang digunakan yaitu ikan betina indukan dan ikan jantan, telur,
hormon ovaprim, aquabides, NaCl fisiologis, air.
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Pemijahan Secara Alami
1. Dipilih ikan betina yang sudah siap pijah
2. Dipilih ikan jantan yang sudah matang gonad
3. Disiapkan kolam pemijahan yang telah diletakan akaban, harpa dan
aerasi
4. Disuntikkan hormon ovaprim (0,5 mL/kg berat badan) dengan
menggunakan spuit yang telah diisi dengan aquabides (1:1) pada ikan
betina
5. Dipindahkan ikan jantan dan betina ke dalam kolam pemijahan yang
sudah disiapkan
6. Dimasukkan telur ke dalam kolam pemijahan melalui aerasi untuk
merangsang pemijahan
7. Diamati
3.3.2 Pemijahan Secara Buatan (Stripping)
1. Dipilih ikan betina yang sudah siap pijah
2. Dipilih ikan jantan yang sudah matang gonad
3. Dipindahkan ke dalam ruang indoor pemijahan
4. Distripping ikan betina untuk mengeluarkan ovum (sel telur) pada
mangkuk yang kering sampai keluar darah
5. Distripping ikan jantan untuk mengeluarkan sperma secukupnya
dengan menggunakan spuit
6. Dipindahkan sperma yang sudah keluar ke dalam mangkuk yang telah
berisi NaCl fisiologis
7. Dicampurkan ovum dan sperma dalam satu wadah, kemudian
ditambahkan air
8. Diaduk campuran ovum dan sperma dengan bulu ayam
9. Campuran tersebut dimasukkan ke dalam aquarium yang beralaskan
saringan
10. Diamati
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Hasil pemijahan secara alami
Hasil Keterangan
dosis hormon 1,5 mL ovaprim
1,5 mL aquabides
waktu penyuntikan pukul 10.00 wita
waktu pemijahan pukul 22.00 wita
tingkah laku ikan ikan jantan mengejar ikan
betina
hasil pemijahan telur berwarna putih kecoklatan
menempel di harpa
terbentuknya larva Jumat, 14 Mei 2010
4.1.2 Hasil pemijahan secara buatan
Hasil keterangan
warna sperma putih susu
warna ovum putih kekuningan dan coklat
warna telah dibuahi kuning pekat
terbentuknya larva Jumat, 14 Mei 2010
Gambar 1. Memilih Indukan Ikan Betina
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui pemijahan secara
alami pada ikan. Ikan yang gunakan pada praktikum ini adalah ikan mas dan ikan
koi. Dalam melakukan pemijahan banyak hal-hal yang dilakukan selain kondisi
ikan, faktor lingkungan juga penting diperhatikan. Kolam pemijahan yang
digunakan harus dikondisikan dengan baik, dalam kolam tersebut harus terdapat
akaban, harpa, dan aerasi air yang baik sebisa mungkin harus ada suara percikan
air.
Ikan yang digunakan untuk pemijahan harus matang gonad agar hasil
pemijahan yang dilakukan maksimal. Cara untuk mengetahui ikan betina siap
pijah (matang gonad) adalah jika dilihat dari atas bentuk perut ikan bulat tidak
rata, dipegang bagian ventral dari daerah perut ke dubur ada bagian yang
menonjol, dan jika ikan digoyang maka bagian ventral akan ikut bergoyang. Ciri-
ciri tersebut menandakan bahwa ikan tersebut mempunyai sel telur pada
gonadnya.
Sedangkan cara-cara untuk mengetahui ikan jantan yang matang gonad
adalah jika ditekan bagian ventral dari arah perut ke lubang kelamin akan keluar
Gambar 2. Memilih Indukan Ikan Jantan
Gambar 3. Menyuntikkan Hormon Ovaprim
cairan berwarna putih, cairan tersebut merupakan sperma dan cara yang lain
adalah jika dipegang bagian pipi sampai ujung akan terasa kasar. Ciri-ciri tersebut
menunjukan bahwa ikan sudah sudah matang gonad dan dapat dikawinkan.
Setelah dilakukan pemilihan indukan, kemudian indukan betina disuntikkan
hormon ovaprim. Hormon tersebut dapat disuntikkan di ujung sirip, ujung sirip
merupakan tempat yang dekat ke otak sehingga dapat langsung bekerja menuju
otak dan mempengaruhi hipofisis menstimulus pituitari, dan tempat penyuntikkan
yang lain adalah di dekat ketiak, di dekat ketiak terdapat sirip ikan yang terus
bergerak saat ikan berenang sehingga hormon akan cepat disalurkan oleh darah
menuju otak.
Fungsi dari hormon tersebut adalah perangsang bagi ikan untuk memijah,
ovaprim merupakan hormon analog yang mengandung 20µg analog salmon
gonadotropin releasing hormon (s GnRH) LHRH dan 10µg domperidone sejenis
anti dopamin. Ovraprim biasanya dibuat dari campuran ekstra kelenjar hipofisa
dan hormon mamalia. kandungan sGnRHa akan menstimulus pituitari untuk
mensekresikan GtH I dan GtH II. Sedangkan anti dopamin menghambat
hipotalamus dalam mensekresi dopamin yang memerintahkan pituatari
menghentikan sekresi GtH I dan GtH II. Masih banyak kegunaan hormon ini yaitu
antara lain : menekan musim pemijahan, mengatur kematangan gonad selama
musim pemijahan normal, merangsang produksi sperma pada jantan untuk periode
waktu yang lama dan volume yang lebih banyak, merangsang pematangan gonad
sebelum musim pemijahan, memaksimalkan potensi reproduksi, mempertahankan
materi genetik pada beberapa ikan yang terancam punah, dan mempersingkat
periode pemijahan.
Sebelum ikan dimasukkan ke dalam kolam pemijahan, telur ayam atau
bebek mentah di salurkan ke dalam aerasi kolam. Penambahan telur tersebut
berfungsi untuk merangsang terjadinya pemijahan sehingga ikan akan melakukan
pembuahan. Telur tersebut akan menimbulkan bau amis seperti bau amis jika
terjadi pembuahan pada ikan. Ikan yang digunakan 2:1 yaitu 2 ikan jantan dan 1
ikan betina, ini dilakukan berdasarkan pemijahan berdasarkan pembanding berat
agar berat badan betina sama dengan berat badan jantan.
Pembuahan terjadi sekitar pukul 22.00 wita. Ikan jantan mengejar ikan
betina sampai ikan betina mengeluarkan sel telurnya, lalu ikan jantan segera
mengeluarkan sperma. Setelah terjadi pembuahan, telur hasil pembuahan yang
berwarna putih kecoklatan menempel di sekitar akaban. Pembuahan yang terjadi
berlangsung sampai sel telur pada ikan betina habis.
Pembuahan ikan juga dapat secara buatan atau sering disebut stripping.
NaCl fisiologis yang digunakan berfungsi agar sperma seperti pada keadaan saat
di dalam gonad jantan sehingga keadaan sperma tidak rusak. Sedangkan sel telur
yang sudah distripping tidak boleh terkena air, agar lubang mikropil untuk
masukknya sperma tidak tertutup oleh air. Sel telur yang dihasilkan oleh ikan mas
berbeda pada saat stripping pertama dan kedua, warna telur yang berbeda
dikarenakan pengaruh suhu. Sel telur berwarna putih kekuningan terjadi jika saat
pembentukan sel telur pada waktu suhu sedang dingin, sedangkan yang berwarna
coklat terjadi jika saat pembentukan sel telur terjadi pada suhu yang panas.
Pengadukan campuran sel telur dan sperma digunakan bulu ayam, hal ini
dilakukan karena bulu ayam lembut sehingga kemungkinan sel telur dan sperma
rusak sangat kecil. Setelah dicampurkan dengan air, sperma dan sel telur dengan
alami penggadakan pembuahan. Hal ini terjadi karena sperma sudah tidak berada
dalam kondisi seperti di dalam gonad sehingga sperma bergerak dan masuk ke
dalam lubang makropil sel telur.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Kolam pemijahan yang digunakan harus terdapat akaban, harpa, dan aerasi
air yang baik.
2. Ciri-ciri ikan betina matang gonad : dilihat dari atas bentuk perut bulat,
dipegang bagian ventral dari daerah perut ke dubur ada bagian yang
menonjol, dan bagian ventral akan ikut bergoyang jika badan ikan
digoyangkan.
3. Ciri-ciri ikan jantan matang gonad : ditekan bagian ventral dari arah perut
ke lubang kelamin keluar cairan berwarna putih, dan bagian pipi sampai
ujung akan terasa kasar.
4. Fungsi hormon ovaprim : sebagai perangsang bagi ikan untuk memijah,
mengatur kematangan gonad selama musim pemijahan normal,
merangsang pematangan gonad sebelum musim pemijahan,
memaksimalkan potensi reproduksi, dan mempersingkat periode
pemijahan.
5. Penambahan telur ayam berfungsi untuk merangsang terjadinya pemijahan
sehingga ikan akan melakukan pembuahan.
6. NaCl fisiologis yang digunakan berfungsi agar sperma seperti pada
keadaan saat di dalam gonad jantan sehingga keadaan sperma tidak rusak.
7. Sel telur yang sudah distripping tidak boleh terkena air, agar lubang
mikropil untuk masukknya sperma tidak tertutup oleh air.
8. Sel telur berwarna putih kekuningan terjadi jika saat pembentukan sel telur
pada waktu suhu sedang dingin, sedangkan yang berwarna coklat terjadi
jika saat pembentukan sel telur terjadi pada suhu yang panas.
5.2 Saran
Sebaiknya untuk praktikum ini selanjutnya dilaksanakan saat awal-awal
praktikum agar tidak mengganggu kelancaran kuliah untuk mata kuliah lain.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Muhammad. 2009. Budidaya Ikan Nila.http://www.google.co.id/Bagaimana Membudidaya Ikan Nila.htm/Diakses Pada Tanggal 25 Mei 2010
IPTEKnet. 2005. Pemijahan Ikan Air Tawar.http://www.google.co.id/Sentra Informasi IPTEK.htm/Diakses Pada Tanggal 25 Mei 2010
Jatmika, S. 1986. Dasar-dasar Fisiologi Hewan. Gitamedia Press. Surabaya.
Jayadi, Agus. 2007. Ikan Koi.http://www.google.co.id/teknik pemijahan ikan koi.html/Diakses Pada Tanggal 25 Mei 2010
Mokodongan, Djakia A. 2008. Pembenihan Ikan Pada Budidaya Air Tawar.http://www.google.co.id/pembenihan ikan pada budidaya air tawar.html/Diakses Pada Tanggal 25 Mei 2010
Nugroho, Setiadi. 2006. Sekilas Tentang BBAT.http://www.google.co.id/203.130.198.30//artikel/40802.html/Diakses Pada Tanggal 25 Mei 2010
Wulangi, K. 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.