makalah filsafat pendidikan pascasarjana
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 Makalah filsafat pendidikan pascasarjana
1/14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ditinjau dari segi historis, hubungan antara filsafat dan ilmu pengetahuan
mengalami perkembangan yang sangat menyolok. Pada permulaan sejarah
filsafat di Yunani, “ philosophia” meliputi hampir seluruh pemikiran teoritis.
Tetapi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dikemudian hari, ternyata juga
kita lihat adanya kecenderungan yang lain. Filsafat Yunani uno yang tadinya
merupakan suatu kesatuan kemudian menjadi terpecah!pecah.
"ebih lanjut #uchelmans $%&'() mengemukakan bah*a dengan munculnya
ilmu pengetahuan alam pada abad ke %+, maka mulailah terjadi perpisahan antara
filsafat dan ilmu pengetahuan. Dengan demikian dapatlah dikemukakan bah*a
sebelum abad ke %+ tersebut ilmu pengetahuan adalah identik dengan filsafat.
Dalam perkembangan lebih lanjut menurut oento*ibisono el al . $%&&+), filsafat
itu sendiri telah mengantarkan adanya suatu konfigurasi dengan menunjukkan
bagaimana “pohon ilmu pengetahuan” telah tumbuh mekar bercabang secarasubur. asing!masing cabang melepaskan diri dari batang filsafatnya,
berkembang mandiri dan masing!masing mengikuti metodologinya sendiri!
sendiri.
Dengan demikian, perkembangan ilmu pengetahuan semakin lama semakin
maju dengan munculnya ilmu!ilmu baru yang pada akhirnya memunculkan pula
sub!sub ilmu pengetahuan baru bahkan kearah ilmu pengetahuan yang lebih
khusus lagi seperti spesialisasi!spesialisasi. -lmu pengetahuan hakekatnya dapatdilihat sebagai suatu sistem yang jalin!menjalin dan taat asas $konsisten) dari
ungkapan!ungkapan yang sifat benar!tidaknya dapat ditentukan dengan patokan!
patokan serta tolok ukur yang mendasari kebenaran masing!masing bidang.
-
8/18/2019 Makalah filsafat pendidikan pascasarjana
2/14
Pengetahuan Filsafat biasanya berkenaan dengan hakikat sesuatu
$transenden) sehingga kadang perbincangannya seputar hal!hal yang abstrak
terhadap bangunan sebuah pengetahuan. bjek pembahasannya selalu
mengedepanan aspek ontologi, epistimologi dan aksiologi. Filsafat pengetahuan
$/pistemologi) merupakan salah satu cabang filsafat yang mempersoalkan
mengenai masalah hakikat pengetahuan. /pistemologi merupakan bagian dari
filsafat yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan, sumber
pengetahuan, asal mula pengetahuan, batas!batas, sifat!sifat dan kesahihan
pengetahuan. bjek material epistemologi adalah pengetahuan dan bjek formal
epistemologi adalah hakekat pengetahuan.
-nteraksi antara ilmu dan filsafat mengandung arti bah*a filsafat de*asa ini
tidak dapat berkembang dengan baik jika terpisah dari ilmu pengetahuan. -lmu
pengetahuan tidak dapat tumbuh dengan baik tanpa kritik dari filsafat. Dengan
mengutip ungkapan dari ichael 0hiteman $dalam oento*ibisono et al . %&&+),
yang menyatakan bah*a ilmu kealaman persoalannya dianggap bersifat ilmiah
karena terlibat dengan persoalan!persoalan filsafati sehingga memisahkan satu
dari yang lain tidak mungkin. 1ebaliknya, banyak persoalan filsafati sekarang
sangat memerlukan landasan pengetahuan ilmiah supaya argumentasinya tidak salah. Dalam perkembangannya para filsuf filsafat ilmu pengetahuan menemukan
beberapa problema yang sulit dipecahkan, dan setiap filsuf memiliki kajian
problema yang berbeda!beda.
2erdasarkan beberapa pendapat di atas serta dikaitkan dengan permasalahan
yang akan kaji, maka makalah ini akan difokuskan pada pembahasan tentang
“bjek!objek dalam filsafat ilmu pengetahuan, dan Problema yang muncul dalam
ilsafat ilmu pengetahuan.
-
8/18/2019 Makalah filsafat pendidikan pascasarjana
3/14
1.2 Rumusan Masalah
%. 3pakah objek!objek dalam filsafat ilmu pengetahuan 4
(. 3pa problema!problema yang muncul dalam filsafat ilmu pengetahuan 4
1.3 Tujuan
%. engkaji objek!objek dalam filsafat ilmu pengetahuan
(. engkaji problema!problema yang muncul dalam filsafat ilmu pengetahuan
-
8/18/2019 Makalah filsafat pendidikan pascasarjana
4/14
BAB II
PEMBAHAAN
2.1 !"jek #$lsa%at Ilmu Pengetahuan
Pada dasarnya setiap ilmu mempunyai dua macam obyek, yaitu obyek
material dan obyek formal. byek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran
penyelidikan, seperti tubuh adalah obyek material ilmu kedokteran. 3dapun obyek
formalnya adalah metode untuk memahami obyek material tersebut, seperti
pendekatan induktif dan deduktif $Pandia, (556).
Filsafat sebagai proses berfikir yang sistematis dan radikal juga memiliki
obyek material dan obyek formal. byek material filsafat adalah segala yang ada,
baik mencakup ada yang tampak maupun ada yang tidak tampak. 3da yang tampak
adalah dunia empiriss, sedang ada yang tidak tampak adalah alam metafisika.
1ebagian filsuf membagi obyek material filsafat atas tiga bagian, yaitu7 yang ada
dalam alam empiriss, yang ada dalam alam pikiran, dan yang ada dalam
kemungkinan. 3dapun obyek formal filsafat adalah sudut pandang yang menyeluruh,
radikal, dan rasional tentang segala yang ada.Dalam perspektif ini dapat diuraikan bah*a filsafat ilmu pada prinsipnya
memiliki dua obyek substantif dan dua obyek instrumentatif $uhadjir, (556) yaitu7
1. !"&ek u"tant$%' &ang ter($r$ (ar$ (ua hal)
a. Fakta $enyataan) , yaitu empiris yang dapat dihayati oleh manusia. Dalam
memahami fakta $kenyataan ini ada beberapa aliran filsafat yang memberikan
pengertian yang berbeda!beda, diantaranya adalah7 Positivisme7
-a hanya mengakui penghayatan yang empirisk dan sensual
1esuatu sebagai fakta apabila ada korespondensi antara yang sensual
satu dengan yang sensual lainnya. Data empirisk sensual tersebut harus obyektif tidak boleh masuk
subyektifitas peneliti Fakta itu yang faktual
Phenomenologi7
-
8/18/2019 Makalah filsafat pendidikan pascasarjana
5/14
Fakta bukan sekedar data empirisk sensual, tetapi data yang sudah
dimaknai atau diinterpretasikan, sehingga ada subyektifitas peneliti.
Tetapi subyektifitas disini tidak berarti sesuai selera peneliti, subyektif
disini dalam arti tetap selektif sejak dari pengumpulan data, analisis
sampai pada kesimpulan. Data selektifnya mungkin berupa ide, moral
dan lain!lain. rang mengamati terkait langsung dengan perhatiannya dan juga
terkait pada konsep!konsep yang dimiliki. enyataan itu terkonstruk dalam moral.
Realisme7
1esuatu itu sebagai nyata apabila ada korespondensi dan koherensi
antara empiris dengan skema rasional. atepisik sesuatu sebagai nyata apabila ada koherensi antara empiris
dengan yang obyektif uni8ersal
Yang nyata itu yang riil eksis dan terkonstruk dalam kebenaran
obyektif /mpiriss bukan sekedar empiriss sensual yang mungkin palsu, yang
mungkin memiliki makna lebih dalam yang beragam. /mpiris dalam realisme memang mengenai hal yang riil dan memang
secara substantif ada
Dalam realisme metaphisik skema rasional dan paradigma rasional penting
/mpiris yang substantif riil baru dinyatakan ada apabila ada koherensi
yang obyektif uni8ersal Pragmatis7 yang ada itu yang berfungsi, sehingga sesuatu itu dianggap ada
apabila berfungsi. 1esuatu yang tidak berfungsi keberadaannya dianggap
tidak ada Rasionalistik 7 yang nyata ada itu yang nyata ada, cocok dengan akal dan
dapat dibuktikan secara rasional atas keberadaanya b. ebenaran
Positivisme7
2enar substantif menjadi identik dengan benar faktual sesuatu dengan
empiris sensual
-
8/18/2019 Makalah filsafat pendidikan pascasarjana
6/14
ebenaran positivistik didasarkan pada diketemukannya frek*ensi
tinggi atau 8ariansi besar
2agi positivisme sesuatu itu benar apabila ada korespondensi antara
fakta yang satu dengan fakta yang lain Phenomenologi7
ebenaran dibuktikan berdasarkan diketemukannya yang esensial,
pilah dari yang non esensial atau eksemplar dan sesuai dengan skema
moral tertentu 1ecara esensial dikenal dua teori kebenaran, yaitu teori kebenaran
korespondensi dan teori kebenaran koherensi 2agi phenomenologi, penomena baru dapat dinyatakan benar setelah
diuji korespondensinya dengan yang dipercaya.
Realisme Metaphisik 7 -a mengakui kebenaran bila yang faktual itu koheren
dengan kebenaran obyektif uni8ersal Realisme7
1esuatu itu benar apabila didukung teori dan ada faktanya
9ealisme baru menuntut adanya konstruk teori $yang disusun deduktif
probabilis) dan adanya empiris terkonstruk pula Pragamatisme 7 engakui kebenaran apabila faktual berfungsi
9umusan substantif tentang kebenaran ada beberapa teori, menurut ichael
0illiams $dalam, -smaun (55() ada lima teori kebenaran, yaitu7
%) ebenaran Preposisi, yaitu teori kebenaran yang didasarkan pada kebenaran
proposisinya baik proposisi formal maupun proposisi materialnya.
() ebenaran orespondensi, teori kebenaran yang mendasarkan suatu
kebenaran pada adanya korespondensi antara pernyataan dengan kenyataan
$fakta yang satu dengan fakta yang lain). 1elanjutnya teori ini kemudian
berkembang menjadi teori ebenaran 1truktural Paradigmatik, yaitu teori
kebenaran yang mendasarkan suatu kebenaran pada upaya mengkonstruk
beragam konsep dalam tatanan struktur teori $struktur ilmu:structure of
science) tertentu yang kokoh untuk menyederhanakan yang kompleks atau
sering
;) ebenaran oherensi atau onsistensi, yaitu teori kebenaran yang
medasarkan suatu kebenaran pada adanya kesesuaian suatu pernyataan dengan
-
8/18/2019 Makalah filsafat pendidikan pascasarjana
7/14
pernyataan!pernyataan lainnya yang sudah lebih dahulu diketahui, diterima
dan diakui kebenarannya.
6) ebenaran Performatif, yaitu teori kebenaran yang mengakui bah*a sesuatu
itu dianggap benar apabila dapat diaktualisasikan dalam tindakan.
-
8/18/2019 Makalah filsafat pendidikan pascasarjana
8/14
hukum pemikiran, yaitu 7 Principium -dentitatis $?anun D@atiyah), Principium
Aountradictionis $?anun Bhairiyah), dan Principium /Cclutii Tertii $$?anun
-mtina). "ogika ini sering juga disebut dengan logika -nferensi karena kontribusi
utama logika 3ristoteles tersebut adalah untuk membuat dan menguji inferensi.
Dalam perkembangan selanjutnya "ogika 3ristoteles juga sering disebut dengan
logika tradisional.
2.2 Problema-Problema Dalam Filsafat Ilmu Pengetahuan
Filsafat sebagai suatu ilmu pengetahuan merupakan salah satu cabang
dari ruang lingkup lsafat ilmu pengetahuan pada umumnya. Pada
kelanjutannya lsafat ilmu pengetahuan merupakan suatu bagian dari
lsafat. Dengan demikian, pembahasan mengenai lingkupan lsafat
sesuatu ilmu pengetahuan khusus tidak terlepas dari kaitan dengan
persoalan-persoalan dan lsafat ilmu pengetahuan dan problem-problem
lsafat pada umumnya. Filsuf terkemuka Clarence Irving Lewis (dalam
Liang, !!"# mengemukakan adanya dua gugus persoalan yakni,
problem-problem re$ektif dalam suatu ilmu khusus yang dapat dikatakan
membentuk lsafat dari ilmu tersebut dan problem-problem mengenai
asas permulaan dan ukuran-ukuran yang berlaku umum bagi semua ilmu
maupun akti%itas kehidupan pada umumnya.
Problem menurut defenisi A. Cornelius Benjamin ialah &'uatu
situasi praktis atau teoritis yang untuk itu tidak ada jaaban la)im atau
otomatis yang memadai, dan yang oleh sebab itu memerlukan proses-
proses re$eksi.* +anyak sekali pendapat para lsuf mengenai kelompok
atau perincian problem apa saja yang diperbincangkan dalam lsafat ilmu
pengetahuan. ntuk mendapat gambaran yang lebih jelas perlulah
kiranya dikutipkan pendapat-pendapat berikut (Liang, !!"#.
a. M$*hel Berr&
Filsuf ini mengemukakan dua problem yaitu7
%) 2agaimana kuantitas dan rumusan dalam teori!teori ilmiah $misal7 ciri genetik
atau momentum dalam mekanika #e*ton) berkaitan dengan peristi*a!peristi*a
dunia alamiah diluar pikiran kita4
-
8/18/2019 Makalah filsafat pendidikan pascasarjana
9/14
() 2agaimana dapat dikatakan bah*a teori atau dalil ilmiah adalah benar
berdasarkan induksi dari sejumlah percobaan yang terbatas4
". B. +an Mrasen (an H. Margenau
enurut kedua ahli filsuf ini, problem!problem utama dalam filsafat ilmu
pengetahuan adalah7
%) etodologi7 yang membicarakan tentang sifat dasar dari penjelasan ilmiah
$ scientific explanation), logika penemuan $logic discovery), teori probabilitas
$ probability theory), dan teori pengukuran $theory of measurement ).
() "andasan -lmu Pengetahuan7 dengan melakukan suatu penelitian untuk
mencapai suatu tujuan, misalnya menggunakan landasan matematika.
;) ntologi7 permasalahan utama yang diperbandingkan adalah konsep!konsepsubtansi, proses, *aktu, ruang kausalitas, hubungan budi dan materi, serta
status dari entitas!entitas teoritis.
*. +$*t,r Len-en
Filsuf ini mengajukan dua problem7
%) 1truktur yaitu metode dan bentuk pengetahuan ilmiah.
() Pentingnya ilmu pengetahuan bagi praktek dan pengetahuan tentang realitas.
(. ../. mart
Filsuf ini mengemukakan dua persoalan yaitu7
%) Pertanyaan!pertanyaan tentang ilmu pengetahuan, misalnya pola!pola
perbincangan ilmiah, langkah!langkah pengujian teori ilmiah, sifat dasar dari
dalil dan cara!cara merumuskan konsep ilmiah.
() Perbincangan filsafat yang mempergunakan ilmu pengetahuan, misalnya bah*a
hasil!hasil penyelidikan ilmiah akan menolong para filsuf menja*ab
pertanyaan!pertanyaan tentang manusia dan alam semesta.
e. Ph$l$0 $ener
enurut beliau para filsuf ilmu pengetahuan de*asa ini membahas problema!
problema yang menyangkut7
%) 1truktur logis atau ciri!ciri metodologis umum dari ilmu pengetahuan.
() 1aling berhubungan diantara ilmu pengetahuan.
-
8/18/2019 Makalah filsafat pendidikan pascasarjana
10/14
;) Eubungan ilmu!ilmu yang sedang tumbuh dengan tahap!tahap lainnya dari
peradaban, yaitu7 kesusilaan, politik, seni dan agama.
f. A. Cornelius Benjamin
Filsuf ini menggolongkan segenap persoalan lsafat ilmupengetahuan dalam tiga bidang
# +idang pertama meliputi semua persoalan yang bertalian secara
langsung atau tidak langsung dengan suatu pertimbangan mengenai
metode ilmu pengetahuan.
# Persoalan-persoalan dalam bidang kedua dalam lsafat ilmu
pengetahuan agak kurang terumuskan baik dari problem-problem
tentang metode. Dalam suatu makna, banyak darinya merupakan
pula persoalan-persoalan metode. /etapi, penunjukannya secara
langsung lebih kepada pokok persoalan dari pada kepada prosedur,
sehingga persoalan-persoalan itu menyangkut apa yang umumnya
disebut pertimbangan-pertimbangan metasis dalam suatu cara
bidang terdahulu tidak menyangkutnya. 0ni bertalian dengan analisis
terhadap konsep-konsep dasar dan praanggapan-praanggapan dari
ilmu pengetahuan.
1# +idang ketiga dari lsafat ilmu pengetahuan, terdiri dari aneka
ragam kelompok persoalan yang tidak mudah terpengaruh oleh
suatu penggolongan sistematis. 2esemua itu dapat secara kasar
dilukiskan sebagaimana bersangkut paut dengan implikasi-implikasi
yang dimiliki ilmu pengetahuan dalam isi maupun metodenya bagi
aspek-aspek lain dari kehidupan kita.
g. Davih ull
Filsuf biologi ini mengemukakan persoalan yang berikut.
# Persoalan menyampingkan yang meliputi jilid-jilid belakangan ini (seri
Foundations of Philosophy # ialah apakah pembagian tradisional dari
ilmu-ilmu empiriss dalam cabang-cabang pengetahuan yang terpisah
seperti geologi, astronomi dan sosiologi mencerminkan semata-mata
perbedaan dalam pokok soal ataukah hasil dari perbedaan pokok
dalam metodologi.
-
8/18/2019 Makalah filsafat pendidikan pascasarjana
11/14
# 'ecara singkat, adakah suatu lsafat ilmu pengetahuan tunggal yang
berlaku merata pada semua bidang ilmu kealaman, atau adakah
beberapa lsafat ilmu pengetahuan yang masing-masing cocok dalam
ruang lingkupnya sendiri3h. !ose"h #nee$
4enurut lsuf ini, pembedaan dalam jenis problem-problem lsafat
ilmu pengetahuan khusus (misalnya variable tersembunyi, determinisme
dalam mekanika kuantum# dan jenis problem-problem lsafat ilmu
pengetahuan seumumnya (misalnya ciri-ciri teori ilmiah# yang telah
umum diterima adalah menyesatkan. 5al itu dinyatakannya demikian,
&'aya menyarankan baha dualitas diantara problem-problem lsafat
ilmu pengetahuan ini adalah menyesatkan. 'aya berpendapat baha
problem-problem lsafati tentang sifat dasar ilmu pengetahuan
seumumnya tidaklah, dalam suatu cara yang mendasar, berbeda dengan
problem-problem lsafati yang bertalian semata-mata dengan ilmu-ilmu
khusus. 'ecara khusus tidaklah ada makna khusus baha lsafat ilmu
pengetahuan umumnya merupakan suatu usaha normatif , sedangkan
lsafat ilmu-ilmu khusus tidak.*
i. Fre$eric% #u""e
4enurut lsuf ini, problem yang paling pokok atau penting dalam
lsafat ilmu pengetahuan adalah sifat dasar atau struktur teori ilmiah.
6lasannya ialah kerena teori merupakan roda dari pengetahuan ilmiah
dan terlibat dalam hampir semua segi usaha ilmiah. /anpa teori tidak
akan ada problem-problem mengenai entitas teoritis, istilah teoritis,
pembuktian kebenaran, dan kepentingan kognitif. /anpa teori yang perlu
diuji atau diterapkan, rancangan percobaan tidak ada artinya. 7leh karena
itu, hanyalah agak sedikit melebih-lebihkan bilamana dinyatakan baha
lsafat ilmu pengetahuan adalah suatu analisis mengenai teori dan
peranannya dalam usaha ilmiah.
j. D.&. 'heobal$
4enurut lsuf ini, dalam lsafat ilmu pengetahuan terdapat dua
kategori problem yaitu
# Problem-problem metodologis yang menyangkut struktur pernyataan
ilmiah dan hubungan-hubungan diantara mereka. 4isalnya analisis
probabilitas, peranan kesederhanaan dalam ilmu pengetahuan,
realitas dari entitas teoritis, dalil ilmiah, sifat dasar penjelasan, dan
hubungan antara penjelasan dan peramalan.
-
8/18/2019 Makalah filsafat pendidikan pascasarjana
12/14
# Problem-problem tentang ilmu pengetahuan yang menyelidiki arti dan
implikasi dari konsep-konsep yang dipakai para ilmuan. 4isalnya
kausalitas, aktu, ruang, dan alam semesta.
%. &. . &alshFilsuf sejarah ini menyatakan baha lsafat ilmu pengetahuan
mencakup problem yang timbul dari metode dan praanggapan dari ilmu
pengetahuan serta sifat dasar dan persyaratan dari pengetahuan ilmiah.
l. &alter &eimer
6hli ini mengemukakan empat problem yang berikut.
# Pencarian terhadap suatu teori penyimpulan rasional (ini berkisar
pada penyimpulan induktif, sifat dasarnya dan pembenarannya#.
# /eori dan ukuran bagi pertumbuhan atau kemajuan ilmiah (0niberkisar pada pertumbuhan pengetahuan ilmiah, pencarian dan
penjelasannya. 4isalnya dalam menilai baha teori 8instein lebih
unggul daripada teori sebelumnya, apakah ukurannya3#.
1# Pencarian terhadap suatu teori tindakan Pragmatis (dalam
menentukan salah satu teori di antara teori-teori yang salah,
bagaimanakah caranya untuk mengetahui secara pasti teori yang
paling terkecil kesalahannya3#.
9# Problem mengenai kejujuran intelektual (0ni menyangkut usaha
mencocokkan prilaku nyata (riil#, dari para ilmuan dengan teori
yang mereka anut setia#.
m. Phili" &iener
4enurut beliau para lsuf ilmu deasa ini membahas problem-
problem yang menyangkut
# struktur logis atau ciri-ciri metodologis umum dari ilmu-ilmu:
# saling berhubungan diantara ilmu pengetahuan:
1# 5ubungan ilmu pengetahuan yang sedang tumbuh dengan
tahapan-tahapan lainnya dari peradaban, yaitu kesusilaan, politik,
seni dan agama.
n. 'he Liang (ie
-
8/18/2019 Makalah filsafat pendidikan pascasarjana
13/14
/he Liang ;ie berpendapat baha lsafat ilmu pengetahuan
merupakan suatu bagian dari lsafat pada umumnya, dimanan problem-
problem lsafat ilmu pengetahuan bilamana digolong-golongkan ternyata
berkisar pada enam hal pokok, yaitu pengetahuan, keberadaan, metode,
penyimpulan, moralitas, dan keindahan. +erdasarkan keenam sasaran itu,
bidang lsafat dapat secara sistematis dibagi dalam enam cabang pokok,
yaitu e"istemologi (teori pengetahuan#, meta)si%a (teori mengenai apa
yang ada#, meto$ologi (studi tentang metode#, logi%a (teori
penyimpulan#, eti%a (ajaran moralitas# dan esteti%a (teori keindahan#.
7leh karena lsafat ilmu pengetahuan merupakan suatu bagian dari
lsafat seumumnya, problem-problem dalam lsafat ilmu pengetahuan
secara sistematis juga dapat digolongkan menjadi enam kelompok sesuai
dengan cabang-cabang pokok lsafat itu. Dengan demikian, seluruh
problem dalam lsafat ilmu pengetahuan dapat ditertibkan menjadi
# Problem-problem epitesmologis tentang ilmu pengetahuan
# Problem-problem metasis tentang ilmu pengetahuan
1# Problem-problem metodologis tentang ilmu pengetahuan
9# Problem-problem logis tentang ilmu pengetahuan
-
8/18/2019 Makalah filsafat pendidikan pascasarjana
14/14