makalah filsafat ii

22
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Filsafat merupakan ilmu pengetahuan yang mempersoalkan hakikat dari segala yang ada. Kata falsafah secara harfiah berasal dari bahasa Arab, yang berasal dari bahasa Yunani philosophia yang berarti cinta kepada pengetahuan atau cinta kepada kebijaksanaan. Selain itu, filsafat dapat pula berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha memautkan sebab dan akibat serta berusaha menafsirkan pengalaman – pengalaman manusia. Dalam kamus Umum bahasa Indonesia, Poerwadarminta mengartikan filsafat sebagai pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab – sebab, asas – asas, hukum dan sebagainya terhadap segala yang ada di alam semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti “adanya” sesuatu. Pengertian filsafat secara umum yang digunakan adalah pendapat yang dikemukakan Sidi Ghazalba. Menurutnya, filsafat adalah berfikir secara mendalam, sistematik, radikal dan universal dalam rangka mencari kebenaran, inti, hikmah atau hakikat mengenai segala sesuatu yang ada. Orang yang cinta kepada pengetahuan atau kebijaksanaan disebut philosophos atau dalam bahasa arab failosuf ( filosof). Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran yang sangat penting dan mempunyai peranan strategis dalam peningkatan keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia. Besarnya peranan Pendidikan Agama Islam dapat dilihat dari fungsi dan tujuan pendidikan agama yang tertuang dalam peraturan 1

Upload: kokorodomput

Post on 23-Nov-2015

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tugas

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGFilsafat merupakan ilmu pengetahuan yang mempersoalkan hakikat dari segala yang ada. Kata falsafah secara harfiah berasal dari bahasa Arab, yang berasal dari bahasa Yunani philosophia yang berarti cinta kepada pengetahuan atau cinta kepada kebijaksanaan. Selain itu, filsafat dapat pula berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha memautkan sebab dan akibat serta berusaha menafsirkan pengalaman pengalaman manusia.Dalam kamus Umum bahasa Indonesia, Poerwadarminta mengartikan filsafat sebagai pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab sebab, asas asas, hukum dan sebagainya terhadap segala yang ada di alam semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti adanya sesuatu. Pengertian filsafat secara umum yang digunakan adalah pendapat yang dikemukakan Sidi Ghazalba. Menurutnya, filsafat adalah berfikir secara mendalam, sistematik, radikal dan universal dalam rangka mencari kebenaran, inti, hikmah atau hakikat mengenai segala sesuatu yang ada. Orang yang cinta kepada pengetahuan atau kebijaksanaan disebut philosophos atau dalam bahasa arab failosuf ( filosof). Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran yang sangat penting dan mempunyai peranan strategis dalam peningkatan keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia. Besarnya peranan Pendidikan Agama Islam dapat dilihat dari fungsi dan tujuan pendidikan agama yang tertuang dalam peraturan pemerintah No. 55 tahun 2007 tentang pendidikan agama dan keagamaan pasal 2, yaitu Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sistematis dan terencana yang dilakukan untuk membantu anak didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam. Pengajaran Pendidikan Agama Islam bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama, tetapi bagaimana mengarahkan peserta didik agar memiliki kualitas iman, taqwa dan akhlak mulia. Jadi, materi pendidikan agama Islam meliputi pengetahuan tentang agama dan bagaimana membentuk kepribadian siswa agar memiliki keimanan dan ketaqwaan yang kuat dalam kehidupan sehariharinya dengan menunjukkan akhlak mulia. Dalam hal ini, Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) mempunyai peran yang sangat strategis dalam mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik agar dapat menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam. Disamping itu, guru juga figur yang utama dalam menanamkan nilai-nilai luhur ajaran agama Islam dalam kerangka pembentukan sikap dan watak, serta perilaku peserta didik melalui berbagai model pembelajaran yang dikembangkan di sekolah. Namun, kenyataannya model pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah masih menemui berbagai tantangan, baik di tingkat sekolah dasar, menengah maupun lanjutan.Tantangan utama yang dihadapi adalah cara mengimplementasikan materi Pendidikan Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari siswa, di mana dalam proses penyampaian materi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, seorang Guru Pendidikan Agama Islam hanya mengarahkan anak didik untuk menguasai dan menghafal materi pelajaran, tidak menekankan pada proses berfikir kritis dan sistematis sehingga anak didik tidak dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Akibatnya, anak didik hanya pintar secara teoritis, tapi perilaku yang ditunjukkan dalam kehidupan sehari-harinya tidak sesuai dengan ajaran agama Islam.Dasar pendidikan Islam identik dengan dasar ajaran Islam itu sendiri, yaitu Al-Quran dan Al-Hadits. Pendidikan Islam sebagai sebuah konsep, rumusan atau produk pikiran manusia dalam rangka pelaksanaan pembinaan dan pengembangan potensi peserta didik tidak bersifat baku dan mutlak., tetapi bersifat relative. Sesuai dengan keterbatasan kemampuan piker dan daya nalar manusia mengkaji kandungan, nilai dan makna wahyu Allah.Konsep pendidikan Islam yang membahas strategi, metode, media, sumber, lingkungan bahkan materi sekalipun memang harus bersifat elastic dalam arti sesuai tuntutan kebutuhan manusia yang selalu tumbuh dan berkembang. Elastis disini, tidak berarti proses pendidikan Islam tidak memiliki kerangka dasar, tetapi sebagai sebuah proses tentu bukan merupakan suatu harga mati, final dan tuntas, terutama yang berhubungan dengan perangkat pendukung terjadi proses dimaksud seperti strategi, metode, media, sumber dan sebagainya.Al-Quran dan Al hadits sebagai rujukan final telaahan, kajian dan sumber teliti tinjauan filosofis tentang makna dan tujuan pendidikan Islam.Filsafat pendidikan merupakan kebenaran yang mutlak yang tidak mungkin dan tidak akan terjadi perubahan. Oleh karena itu kedua bentuk wahyu Allah tersebut menjadi dasar filosofis pendidikan sekaligus dasar pendidikan Islam. Dalam Al-Quran surat Al Hijr (15) ayat 9 yang artinya : Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya .

B. RUMUSAN MASALAHDari pendahuluan diatas, dirumuskan beberapa rumusan masalah yaitu :1. Apakah Arti, Dasar, dan Tujuan Pendidikan Islam ?2. Bagaimana Konsep Islam Mengenai Beberapa Faktor Pendidikan ?3. Bagaimana Konsep Islam Tentang Pribadi Muslim ?

C. TUJUANAdapun tujuan pembuatan makalah ini adalah : 1. Untuk Mengetahui Arti, Dasar, dan Tujuan Pendidikan Islam.2. Untuk Mengetahui Konsep Islam Mengenai Beberapa Faktor Pendidikan.3. Untuk Mengetahui Konsep Islam Tentang Pribadi Muslim.

BAB IIPEMBAHASANA. ARTI, DASAR, DAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM.a. Arti Pendidikan Islam.Pendidikan adalah suatu aktifitas untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup. Dalam pengertian yang luas pendidikan adalah sama dengan hidup artinya segala situasi dalam hidup yang mempengaruhi pertumbuhan seseorang. Sedangkan pengertian pendidikan yang sempit adalah sekolah persekolahan (schooling).Pendidikan Islam menurut Prof. Dr. Omar Muhammad al-Touny al-Syaibani, diartikan sebagai usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitarnya melalui proses kependidikan. Islam memandang pendidikan adalah pemberi corak hitam putihnya perjalanan hidup, dan oleh karenanya Islam menetapkan, pendidikan merupakan kegiatan hidup yang wajib hukumnya bagi pria dan wanita (faridhatun ala kulli muslimin wal muslimat), tidak ada batasan untuk memperolehnya (walau kaana bi tsin), dan berlangsung seumur hidup semenjak buaian hingga ajal datang (minal mahdii ila lahdi). Kedudukan itu secara tidak langsung telah menempatkan pendidikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan hidup dan kehidupan umat manusia. John Dewey mengemukakan bahwa pendidikan sebagai salah satu kebutuhan hidup, salah satu fungsi sosial sebagai bimbingan, sebagai sarana pertumbuhan, yang mempersiapkan dan membukakan serta membentuk disiplin hidup.b. Dasar Pendidikan Islam.Bagi umat Islam maka dasar agama Islam merupakan fondasi utama keharusan berlangsungnya pendidikan. Karena ajaran Islam bersifat universal yang kandungannya sudah tercakup seluruh aspek kehidupan ini. Pendidikan dalam arti umum mencakup segala usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya, serta keterampilannya kepada generasi muda untuk memungkinkannya melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama, dengan sebaik-baiknya.Pendidikan Islam mengidentifikasi sasarannya yang digali dari sumber ajarannya yaitu Al Quran dan Hadist, meliputi empat pengembangan fungsi manusia :1) Menyadarkan secara individual pada posisi dan fungsinya ditengah-tengah makhluk lain serta tanggung jawab dalam kehidupannya.2) Menyadarkan fungsi manusia dalam hubungannya dengan masyarakat, serta tanggung jawabnya terhadap ketertiban masyarakatnya.3) Menyadarkan manusia terhadap pencipta alam dan mendorongnya untuk beribadah kepada Nya. Dasar pelaksanaan pendidikan Islam terutama adalah al-Quran dan al-Hadits.Dalam al-Quran, tercantum dalam surat asy-Syura ayat 52 dengan artinya: Artinya: Dan Demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui Apakah Al kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui Apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan Dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (QS. As-syuura : 52).Hadist Nabi Muhammad SAW yang artinya: Artinya: Sesungguhnya orang mumin yang paling dicintai oleh Allah ialah orang yang senantiasa tegak taat kepadanya dan memberikan nasihat kepada hambanya sempurna akal fikiranya, serta menasehati pula akan dirinya sendiri, menaruh perhatian serta mengamalkan ajarannya selama hayatnya, maka beruntung dan memperoleh kemenangan. (al-Gazali, Ihya ulumuddin, hal 90).Dari ayat al-Quran dan hadits Nabi di atas dapat diambil relevansinya dengan atau sebagai dasar pendidikan agama, mengingat :1) Bahwa al-Quran diturunkan kepada umat manusia untuk memberi petunjuk ke arah jalan hidup yang lurus dalam arti memberi bimbingan dan petunjuk kearah jalan yang diridhai Allah Swt.2) Menurut Hadits Nabi, bahwa di antara salah satu sifat orang mumin yaitu saling menasehati untuk mengamalkan ajaran Allah, yang dapat diformulasikan sebagai usaha atau dalam bentuk pendidikan Islam.3) Al-Quran dan hadits tersebut bahwa, Nabi adalah benar-benar pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus, sehingga beliau memerintahkan kepada umatnya agar saling memberi petunjuk, memberikan bimbingan, penyuluhan, dan pendidikan Islam.c. Tujuan Pendidikan Islam.Berbicara tentang tujuan pendidikan Islam, berarti berbicara tentang nilai-nilai ideal yang bercorak Islami. Hal ini mengandung makna bahwa tujuan pendidikan Islam tidak lain adalah tujuan yang merealisasikan idealitas Islami. Sedang idealitas Islami itu sendiri pada hakikatnya adalah mengandung nilai prilaku manusia yang didasari atau dijiwai oleh iman dan takwa kepada Allah sebagai sumber kekuasaan mutlak yang harus ditaati. Adapun dimensi kehidupan yang mengandung nilai ideal Islami dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu:1) Dimensi yang mengandung nilai yang meningkatkan kesejahteraan hidup manusia di dunia.2) Dimensi yang mengandung nilai yang mendorong manusia berusaha keras untuk meraih kehidupan di akhirat yang membahagiakan.3) Dimensi yang mengandung nilai yang dapat memadukan antara kepentingan duniawi dcan kepentingan ukhrawi.Menurut Prof. Dr. Muhammad Athiyah Al-Abrosyi dalam kajiannya tentang pendidikan Islam telah menyimpulkan 5 (lima) tujuan yang asasi bagi pendidikan Iislam yang diuraikan dalam At-Tarbiyah Al-Islamiyah Wa Falsafatuha yaitu :1) Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia.2) Persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.3) Menumbuhkan ruh ilmiah pada pelajaran dan memuaskan keinginan hati untuk mengetahui dan memungkinkan ia mengkaji ilmu sekedar sebagai ilmu.4) Menyiapkan pelajar dari segi profesional, teknis, dan perusahaan supaya ia dapat menguasai profesi tertentu, teknis tertentu dan perusahaan tertentu, supaya ia dapat mencari rizki dan hidup dengan mulia di samping memelihara kerohanian dan keagamaan.5) Persiapan untuk mencari rizki dan pemeliharaan segi-segi kemanfaatan.

B. KONSEP ISLAM MENGENAI BEBERAPA FAKTOR PENDIDIKAN.Faktor pendidikan merupakan satu kesatuan yang harus diperhatikan guna kesuksesan suatu pendidikan. Faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan dan mendapat porsi berlebih karena faktor-faktor tersebut merupakan penunjang kesuksesan suatu pendidikan.Dalam sebuah adagium faktor ini disebut dengan the man behind the gun. Mereka berpendapat bahwa bukan senjata yang memenangkan perang, tetapi serdadu yang memegang senjata itu. Serdadu tidak akan memenangkan suatu pertempuran apabila tidak menguasai strategi perang. Untuk itu selayaknya dalam proses pendidikan faktor-faktor ini perlu menjadi bahasan serta mendapat perhatian khusus yang nantinya tujuan pendidikan yang telah dirancang dapat terlaksana dengan sempurna yakni terwujudnya pribadi yang baik yang belandaskan pada dasar-dasar agama yakni al quran dan hadits nabi.Dalam melaksanakan pendidikan perlu diperhatikan adanya faktor-faktor pendidikan yang ikut menentukan keberhasilan pendidikan agama tersebut.Faktor-Faktor Pendidikan itu ada 5 macam, dimana faktor-faktor yang satu dengan yang lainnya mempunya hubungan yang erat. Kelima faktor tersebut adalah :a. Faktor Tujuan.Setiap kegiatan apapun bentuk dan jenisnya, sadar atau tidak sadar, selalu diharapkan kepada tujuan yang ingin dicapai. Bagaimanapun segala sesuatu atau usaha yang tidak mempunyai tujuantidak akan mempunyai arti apa-apa. Dengan demikian, tujuan merupakan faktor yang sangat menentukan. Menurut Dr.Zakiah Daradjat,dkk. Tujuan pendidikan ialah sesuatu yang hendak dicapai dengan kegiatan atau usaha pendidikan. Bila Pendidikan itu berbentuk pendidikan formal, tujuan pendidikan itu harus tergambar dalam suatu kurikulum.Di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989, Tujuan Pendidikan Nasional, yaitu : Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan . Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah.Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup menusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah. Seperti dalam surat Ad Dzariyat ayat 56 : Dan Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku.

b.Faktor Pendidik.Pendidik merupakan salah satu komponen penting dalam proses pendidikan, dipundaknya terletak tanggung jawab yang besar dalam upaya mengantarkan peserta didik kearah tujuan pendidikan yang dicitakan. Secara umum, pendidik adalah mereka yang memiliki tanggung jawab mendidik. Mereka adalah manusia dewasa yang karena hak dan kewajibannya melaksanakan proses pendidikan. Selain mendidik pendidik/guru mempunyai 4 empat tugas, yaitu : Mengajarkan ilmu pengetahuan agama islam. Menanamkan Keilmuan dalam jiwa anak. Mendidik anak agar taat menjalankan agama. Mendidik anak agar berbudi pekerti baik.Toto Suharto Mengutip dari pendapat Muraini dan Abdul Majid dalam bukunya mengemukakan tiga fungsi pendidik. Yaitu : Fungsi Instruksional yang bertugas melaksanakan pengajaran . Fungsi Edukasional yang bertugas mendidik peserta didik agar mencapai tujuan pendidikan. Fungsi Managerial yang bertugas memimpin dan mengelola pendidikan.c.Faktor Anak Didik. Faktor anak didik adalah merupakan salah satu faktor pendidikan yang paling penting karena tanpa adanya faktor tersebut, maka pendidikan tidak akan berlangsung. Oleh karena itu faktor anak didik tidak dapat digantikan oleh faktor yang lain. Dalam paradigma pendidikan islam, peserta didik merupakan sesuatu yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi dasar (fitrah) yang perlu dikembangkan. Di sini peserta didik adalah makhluk Allah yang terdiri dari aspek jasmani dan ruhani yang belum mencapai kematangan, baik fisik, mental, intelektual, maupun psikologisnya. Oleh karena itu, ia senantiasa memerlukan bimbingan arahan pendidik agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal dan membimbingnya menuju kedewasaan. Peserta didik sebagai subjek pendidikan, menurut Sayyidina Ali bin Abi Thalib Jika menginginkan keberhasilan meraih ilmu harus memenuhi enam syarat sebagaimana dalam syair : * * Yaitu:1) Cerdas.2) Bersungguh-sungguh.3) Sabar.4) Mempunyai Bekal.5) Mengikuti Petunjuk Guru (Ustadz).6) Lama Waktunya.

d. Faktor Alat Pendidikan.Alat pendidikan adalah suatu tindakan atau situasi yang sengaja diadakan untuk tercapainya suatu tujuan pendidikan yang tertentu. Alat pendidikan merupakan faktor pendidikan yang sengaja dibuat dan digunakan demi pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan.e. Faktor Lingkungan.Lingkungan merupakan sesuatu yang mempenmgaruhi pada pertumbuhan dan perkembangan jiwa anak. Pengertian lingkungan pendidikan menurut Sutari Imam Barnadib adalah segala sesuatu yang melingkupi anak didik jauh maupun dekat. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan kongkrit seperti manusia, orang tua, rumah, teman, buku, sekolah dll, dan juga lingkungan maknawiyah (abstrak) seperti emosional, cita-cita, masalah, dll. Sedangkan Sujono mendefinisikannya dengan segala sesuatu yang mempengaruhi perkembangan anak, dan membagi lingkungan ini dalam dua bagian berikut : Lingkungan manusiawi, terdiri dari keluarga dan pergaulan sosial. Di rumah kedua orang tua bertanggung jawab atas pendidikan anak-anaknya. Lingkungan sosial terdiri dari teman-teman yang menjadi obyek langsung dalam interaksi sosial. Lingkungan meterial, misalnya buku-buku pelajaran dan lain-lain.Kemungkinan terpengaruhnya manusia ini dimulai sejak dalam kandungan ibunya. Bayi dalam kandungan sangat peka dengan pengaruh kondisi kesehatan ibunya. Jika ibunya selalu sehat dalam masa mengandung, maka hampir bisa dipastikan anaknya kelak akan lahir dengan sehat dan normal.

Tentang pengaruh lingkungan pendidikan terhadap kesuksesan dan kegagalan pendidikan itu sendiri juga ditegaskan oleh Zuharini. Menurutnya lingkungan memiliki pengaruh positip dan negatip terhadap perkembangan anak didik dalam kehidupan sehari-hari. Pengaruh ini dialami baik dilingkungan keluarga ataupun di sekolah. Kedua lingkungan inilah yang akhirnya membentuk karakter kejiwaan anak dan agama anak didik. Jadi kesimpulannya bahwa lingkungan pendidikan dapat memberikan pengaruh positip dan negatif terhadap anak didik.Pengaruh tersebut positif jika memang lingkungan dapat membantu kemudahan dan kesuksesan dalam belajar, dan sebaliknya dapat berdampak negatip jika memang lingkungan itu menghambat, bahkan menghalangi pencapaian tujuan pendidikan. Lingkungan ini sendiri mencakup segala sesuatu yang dapat mempengaruhi cara berfikir dan tingkah laku siswa. Maka dari itu, diperlukan sekali kehadiran media pengajaran yang sesuai untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif dan merangsang imajinasi dan kreatifitas anak didik, sehingga memudahkan dalam pencapaian pendidikan secara efektip dan efisien.

C. KONSEP ISLAM TENTANG PRIBADI MUSLIM.Konsep islam tentang bagaimana wujud pribadi muslim, aspek-aspek yang harus dikembangkan adalah identik dengan aspek-aspek pribadi manusia seutuhnya. Ada tiga aspek pokok yang memberi corak khusus bagi seorang muslim menurut ajaran islam: Adanya wahyu Allah yang memberi ketetapan kewajiban-kewajiban pokok yang harus dilaksanakan oleh seorang muslim yang mencakup seluruh lapangan hidupnya, baik yang menyangkut tugas-tugasnya terhadap tuhan, maupun terhadap masyarakat. Praktek ibadah yang harus dilaksanakan dengan aturan-aturan yang pasti dan teliti. Hal ini akan mendorong tiap orang muslim untuk memperkuat rasa kelompok dengan sesamanya secara terorganisir. Konsepsi Al-Quran tentang alam yang menggambarkan penciptaan manusia secara harmonis dan seimbang di bawah perlindungan Allah SWT. Ajaran ini juga akan mengukuhkan konstruksi kelompok. Dengan demikian, kepribadian manusia yang utuh dapat terwujud, sebagaimana yang dikehendaki dalam ajaran islam.Pada garis besarnya aspek-aspek kepribadian itu dapat digolongkan dalam tiga hal :1) Aspek-aspek kejasmanian meliputi tingkah laku luar yang mudah nampak dan ketahuan dari luar, misalnya cara berbuat, berbicara dan sebagainya.2) Aspek-Aspek kejiwaan meliputi aspek-aspek yang tidak segera dapat dilihat dan ketahuan dari luar, misalnya: cara-caranya berfikir, sikap dan minat.3) Aspek-aspek kerohanian yang luhur, meliputi aspek kejiwaan yang lebih abstrak yaitu filasafat hidup dan kepercayaan. Ini meliputi sistem nilai yang telah meresap dalam kepribadian, yang telah menjadi bagian dan mendarah daging dalam kepribadin atau dan memberi corak seluruh individu tersebut.Bagi orang-orang yang beragama, aspek-aspek inilah yng menuntutnya ke arah kebahagiaan, bukan saja di dunia tetapi juga di akhirat. Aspek-aspek inilah memberi kualitas kepribadian keseluruhannya. Dari keseluruhan inilah kepribadian seseorang dapat dinilai, dan muncullah nama-nama kepribadian diantaranya kepribadian muslim. Untuk itu, adapun ciri-ciri kepribadian muslim diantaranya adalah :1) Beriman.Seseorang dikatakan berkepribadian muslim apabila di dalam hatinya telah tertanam keimanan atau keyakinan tentang adanya Tuhan Allah Yang Maha Esa, Malaikat malaikat-nya, Kitab-kitab-nya, Rasul-rasul-nya, Hari Kiamat dan Qodarnya. Keyakinan itu disertai dengan pengakuan yang diucapkan dalam bentuk syahadat. Kemudian dibuktikan dalam bentuk amalan yang nyata yaitu beribadah kepada Allah.2) Beramal.Kepribadian muslim adalah kepribadian yang tingkah lakunya menunjukkan diri pengabdian kepada Allah. Penyerahan dan pengabdian diri kepada Allah dan beramal sholeh yaitu berbuat kebaikan sesuai dengan ajaran-ajaran Islam. Kepribadian muslim adalah kepribadian dimana setelah ia beriman akan dilanjutkan dengan melaksanakan syariat Islam dengan patuh mengerjakan ibadah sesuai dengan rukun Islam dengan penuh kesadaran dan pengertian.3) Berakhlak Mulia.Berakhlak mulia merupakan tingkah laku atau budi pekerti yang diajarkan dalam Islam. Jadi selain mereka yang berkepribadian, mereka harus taqwa, taat menjalankan ajaran-ajaran agama, harus memiliki budi pekerti yang luhur atau akhlak yang mulia. Akhlak mulia menurut ukuran Islam ialah setiap perbuatan yang sesuai dengan apa yang diperintahkan dalam Al-Quran dan Hadits. Akhlak mulia yang dikehendaki oleh Islam telah tercermin dalam pribadi Nabi Muhammad SAW. Beliau telah memberi contoh akhlak yang mulia yaitu melalui perkataan, perbuatan dan tingkah lakunya.Ketiga ciri tersebut dapat digambarkan dalam sifat-sifat yang harus dimiliki seorang muslim seperti: sidiq (lurus dalam perkataan maupun perbuatan), amanah (jujur, boleh dipercaya tentang apa saja), sabar (takkan menanggung barang atau perkara yang menyusahkan, tahan uji), ittihad (bersatu di dalam mengerjakan kebaikan dan keperluan), ihsan (berbuat baik kepada siapapun), riayatul jiwar (menjaga kehormatan tetangga), wafabil ahdi (menepati janji), tawasau bil haq (membela kebenaran), taawun (tolong-menolong dalam kebaikan), athfi alad-dlaif (menyayangi dan membela yang lemah), muwasatil faqier (suka menghibur hati fakir-miskin), serta rifqi (berhati belas kasih).

BAB IIIPENUTUP

A. KESIMPULAN Pendidikan Islam menurut Prof. Dr. Omar Muhammad al-Touny al-Syaibani, diartikan sebagai usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitarnya melalui proses kependidikan. Bagi umat Islam maka dasar agama Islam merupakan fondasi utama keharusan berlangsungnya pendidikan. Karena ajaran Islam bersifat universal yang kandungannya sudah tercakup seluruh aspek kehidupan ini. Tujuan pendidikan Islam tidak lain adalah tujuan yang merealisasikan idealitas Islami. Sedang idealitas Islami itu sendiri pada hakikatnya adalah mengandung nilai prilaku manusia yang didasari atau dijiwai oleh iman dan takwa kepada Allah sebagai sumber kekuasaan mutlak yang harus ditaati. Dalam melaksanakan pendidikan perlu diperhatikan adanya faktor-faktor pendidikan yang ikut menentukan keberhasilan pendidikan agama tersebut.Faktor-Faktor Pendidikan itu ada 5 macam : Faktor Tujuan, pendidik, anak didik, alat pendidikan, lingkungan. Pada garis besarnya aspek-aspek kepribadian itu dapat digolongkan dalam tiga hal : Aspek-aspek kejasmanian, Aspek-Aspek kejiwaan, Aspek-aspek kerohanian yang luhur.B. SARAN

Kepada dosen pembimbing hendaknya dapat memberikan arahan kepada penulis jika ternyata dalam penulisan makalah ini terdapat berbagai kekurangan. Kepada teman-taman mahasiswa terutama untuk penulis sendiri agar dapat mengambil manfaat dari materi yang penulis sajikan, dan bisa lebih memahami dari rumusan masalah yang di uraikan.

DAFTAR PUSTAKA

http://abustanfalahuddin.blogspot.com/2010/06/konsep-konsep-filosofis-tentang.htmlhttp://jasafadilahginting.blogspot.com/2010/11/tinjauan-filosofis-tentang-makna-dan.htmlhttp://raymandar.blogspot.com/2014/01/v-behaviorurldefaultvmlo.htmlhttp://chaydar-wahyoepratama.blogspot.com/2012/05/konsepsi-islam-tentang-faktor.html

1