makalah filsafat logika.docx

22
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup yang sempurna, itulah ungkapan yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Manusia sebagai ciptaan Tuhan yang paling sempurna memang memiliki banyak kelebihan dibanding makhluk lainnya. Sebagai ciptaan-Nya yang sempurna, manusia dibekali akal dan pikiran untuk bisa dikembangkan, berbeda dengan hewan yang juga memiliki akal dan pengetahuan tapi hanya sebatas untuk mempertahankan dirinya. Berpikir secara logis ialah berpikir tepat dan benar yang memerlukan kerja otak dan akal sesuai dengan ilmu-ilmu logika. Berpikir secara logis juga berarti bahwa selain memikirkan diri kita sendiri juga harus memperhatikan lingkungan, serta berpikir tentang akibat yang tidak terbawa emosi. Suhartono ( 2005: 1) menyatakan bahwa manusia mempunyai kemampuan menalar, artinya berpikir secara logis dan analitis. Kelebihan manusia dalam kemampuannya menalar dan karena mempunyai bahasa untuk mengomunikasikan hasil pemikirannya yang abstrak, maka manusia bukan saja 1

Upload: trimeiindriani

Post on 17-Dec-2015

29 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk hidup yang sempurna, itulah ungkapan yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Manusia sebagai ciptaan Tuhan yang paling sempurna memang memiliki banyak kelebihan dibanding makhluk lainnya. Sebagai ciptaan-Nya yang sempurna, manusia dibekali akal dan pikiran untuk bisa dikembangkan, berbeda dengan hewan yang juga memiliki akal dan pengetahuan tapi hanya sebatas untuk mempertahankan dirinya. Berpikir secara logis ialah berpikir tepat dan benar yang memerlukan kerja otak dan akal sesuai dengan ilmu-ilmu logika. Berpikir secara logis juga berarti bahwa selain memikirkan diri kita sendiri juga harus memperhatikan lingkungan, serta berpikir tentang akibat yang tidak terbawa emosi. Suhartono ( 2005: 1) menyatakan bahwa manusia mempunyai kemampuan menalar, artinya berpikir secara logis dan analitis. Kelebihan manusia dalam kemampuannya menalar dan karena mempunyai bahasa untuk mengomunikasikan hasil pemikirannya yang abstrak, maka manusia bukan saja mempunyai pengetahuan, melainkan juga mampu mengembangkannya.Dalam lingkup ini, berpikir logis harus diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut suatu pola atau kaidah tertentu atau menurut logika tertentu. Berpikir logis pada dasarnya mempunyai banyak konotasi yang bersifat jamak dan tidak tunggal. Artinya, suatu kegiatan berpikir bisa disebut logis jika ditinjau dari suatu logika tertentu dan mungkin tidak logis bila ditinjau dari sudut pandang logika yang lain. Hal inilah yang menimbulkan gejala yang disebut kekacauan penalaran yang disebabkan oleh ketidakkonsistenan kita dalam menggunakan pola berpikir tertentu. Misalnya penggunaan kata-kata yang bermakna ambigu untuk menunjukkan suatu fakta di masyarakat seperti kata kawin lari dan polisi tidur.Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai Ketidaklogisan Kata-Kata Yang Bermakna Ambigu Dalam Menunjukkan Fakta Di Masyarakat, seperti kawin lari dan polisi tidur.

B. TujuanTujuan penulis mengangkat topik yang berjudul Pemanipulasian Data Rekam Medis sebagai Upaya Menjaga Kredibilitas Instansi Kesehatan agar pembaca dapat berpikir secara nalar, logis, dan kritis dalam menyikapi kesalahan cara berpikir di masyarakat, sehingga mampu membenarkan ketidaklogisan tersebut.

C. Rumusan PermasalahanRumusan permasalahan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:1. Apa pengertian rekam medis?2. Apa faktor-faktor penyebab keambiguan?3. Apakah kata-kata kawin lari dan polisi tidur bermakna logis bagi orang awam yang baru mengenal kata tersebut?4. Bagaimana cara mengatasi ketidaklogisan kata-kata tersebut dan cara memperbaiki cara berpikir masyarakat yang salah?

D. Metode Penulisan

Makalah ini menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data dari berbagai sumber, sebagai berikut :1. Studi PustakaMetode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan informasi yang berasal dari buku-buku mengenai logika dan penalaran.2.Internet Penulis mencari artikel yang berkaitan dengan tema makalah.

II. PEMBAHASAN

A. Ketidaklogisan Kata AmbiguBahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah dan untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain. Dilihat dari pola berpikirnya maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan induktif. Untuk itu, penalaran ilmiah menyandarkan diri pada proses logika deduktif dan induktif.Bahasa pada hakikatnya mempunyai dua fungsi utama yakni, pertama, sebagai sarana komunikasi antar manusia, dan kedua, sebagai sarana budaya yang mempersatukan kelompok manusia yang mempergunakan bahasa tersebut.Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh proses berpikir ilmiah. Yang dimaksud bahasa di sini ialah bahasa ilmiah yang merupakan sarana komunikasi ilmiah yang ditujukan untuk menyampaikan informasi yang berupa pengetahuan dengan syarat-syarat (1) bebas dari unsur emotif, (2) reproduktif, (3) obyektif, (4) eksplisit, (5) tidak ambigu.Dalam penggunaan bahasa, khususnya bahasa tulisan, selain dituntut ketepatan ungkapan juga dituntut ketunggalan arti. Hal ini perlu diperhartikan supaya orang yang membacanya dapat menangkap dengan tepat pengertian yang mau disampaikan. Karena itu, dalam bahasa tulisan sangat dituntut pertimbangan yang seksama terhadap penggunaan kata, frase, dan kalimat agar tidak terjadinya ungkapan yang ambigu.Ambiguitas berasal dari bahasa Inggris yaitu ambiguity yang berarti suatu konstruksi yang dapat ditafsirkan lebih dari satu arti. Ambiguitas sering juga disebut ketaksaan (Alwi, 2002:36). Ketaksaan dapat diartikan atau ditafsirkan memiliki lebih dari satu makna akan sebuah konstruksi sintaksis. Tidak dapat dipungkiri keambiguan yang mengakibatkan terjadinya lebih dari satu makna ini dapat terjadi saat pembicaraan lisan ataupun dalam keadaan tertulis.Saat pembicaraan lisan mungkin dapat diantisipasi dengan pengucapan yang agak perlahan, sedangkan untuk yang tertulis apabila kurang sedikit saja tanda baca maka kita akan menafsirkan suatu kalimat atau kata menjadi berbeda dari makna yang diinginkan oleh penulis. Dari sudut pandang linguistik murni, ada tiga bentuk ambiguitas, yaitu :a. ambiguitas fonetik,b. ambiguitas gramatikalc. ambiguitas leksikal(Ullmann, diadaptasi Sumarsono, 2007:2002).Berikut adalah penjelasan tentang ketiga jenis dari ambiguitas itu :

a.Ambiguitas pada tingkat fonetik (bunyi)Ambiguitas pada tingkat ini terjadi karena membaurnya bunyi-bunyi bahasa yang diucapkan. Terkadang kita bisa saja salah menafsirkan makna suatu kata atau frasa karena saat percakapan frasa atau kata itu terlalu cepat diucapkan. Misalnya :(a.) Kata kapan emas kawinnya? dapat ditafsirkan salah bila kita tidak memperhatikan konteksnya. Apabila pengucapannya terlalu cepat, itu bisa ditafsirkan menjadi kapan emas kawin (benda) akan diberikan kepada pengantin misalnya atau mungkin penafsirannya ke arah kapan seseorang yang dipanggil mas (kakak laki-laki) tersebut akan menikah.(b.) Kalimat Yang berdiri di depan kakak ibu. Kalimat ini jika pengucapannya tidak dibatasi oleh jeda akan dapat ditafsirkan yang berdiri di depan itu kakak dari ibu (paman/bibi) atau bisa juga ditafsirkan yang berdiri di depan kakak itu adalah ibu.

b. Ambiguitas pada tingkat gramatikalAmbiguitas gramatikal muncul ketika terjadinya proses pembentukan satuan kebahasaan baik dalam tataran morfologi, kata, frasa, kalimat ataupun patagraf dan wacana. Ambiguitas kata yang disebabkan karena morfologi akan hilang dengan sendirinya ketika diletakkan dalam konteks kalimat yang benar. Berikut adalah contoh ambiguitas gramatikal :1) Ambiguitas yang disebabkan oleh peristiwa pembentukan kata secara gramatikal. Misalnya kata tidur setelah mendapat awalan pe- berubah menjadi penidur. Penidur, kata ini dapat berarti orang yang suka tidur dan dapat juga berarti obat yang menyebabkan orang tertidur.2) Ambiguitas pada frase.Contoh, orang tua dalam bahasa Indonesia dapat bermakna orang tua kita yaitu ibu dan ayah, atau orang yang sudah tua. Untuk menghandiri ambiguitas ini, kita harus menambahkan unsur penjelas seperti: orang tuaku atau orang tuanya untuk frase yang mengacu kepada ayah dan ibu. Sedangkan untuk makna yang kedua dapat ditambahkan kata yang maka menjadi orang yang sudah tua.3) Ambiguitas pada tingkat leksikalSetiap kata dalam bahasa dapat memiliki makna lebih dari satu. Akibatnya, orang sering kali keliru menafsirkan makna suatu kata. Jadi, makna suatu kata dapat saja berbeda tergantung dari konteks kalimatnya sendiri. Seperti kata menggali yang digunakan dalam bidang perkebunan akan berbeda maknanya jika digunakan dalam bidang hukum atau keadilan. Contoh dalam kalimat: petani sedang menggali tanah dibelakang rumahnya. Akan berbeda maknanya dengan kalimat Polisi sedang berusaha menggali informasi dari saksi mata.

B. Faktor-faktor Penyebab KeambiguanSetelah kami menganalisis sumber-sumber berita tentang keambiguan, kami dapat memprediksi ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya keambiguan, yaitu :1. Segi morfologiMorfologi dalam Bahasa Indonesia merupakan salah satu cabang dalam ilmu yang mempelajari tentang perubahan bentuk kata yang dapat menimbulkan makna baru yang lebih luas. Terdapat beberapa tipe-tipe keambiguan di bidang morfologi adalah:a. Tipe AfiksSuatu bentuk yang di dalam suatu kata merupakan unsure langsung, bukan bentuk bebas serta memiliki kesanggupan melekat pada bentuk-bentuk lain untuk membentuk kata baru imbuhan.1.) Prefiks terPrefiks ter- memiliki arti dapat, tak sengaja, paling, sampai ke-. Pada kalimat dibawah ini misalnya: Pil itu tertelan oleh saya. Dapat berarti akhirnya sapat ditelan atau mungkin juga berarti tak sengaja ditelan.2.) Prefiks ber-Prefiks ber- mempunyai arti menghasilkan, mempunyai, mengucapkan, dan melakukan. Taman bunga itu kini telah berkembang. Berkembang dalam kalimat ini bisa berarti telah menghasilkan kembang atau berubah keadaan menuju kearah lebih baik.3.) Prefiks pe-Prefiks pe- memiliki dua arti, dapat berarti orang yang melakukan pekerjaan dan juga alat yang digunakan melakukan pekerjaan. Seperti beberapa contoh berikut, yang menyebabkan keambiguan adalah kedua makna yang dimiliki oleh prefix pe-.Pemijat itu tidak bekerja dengan baik.Dimana pemukulnya?4.) Sufiks anSufiks an bila digunakan dalam kalimat dapat berarti hasil, cara, alat, apa yang di.. . oleh sebab itu, keambiguan dapat terjadi karena berbagai arti tersebut. Sebagai contoh:Pengukurannya sangat akurat.Telitilah agar perhitungannya tepat.Pukulannya memang hebat.Kata pengukuran dapat berarti cara menguku, alat pengukur atau hasil pengukuran. Kata pengitungan dapat berarti cara pukulan dapat berarti cara memukul, alat memukul, dan hasil memukul.

b. Tipe Leksokon (Faktor kata)1.) KepolisemianSuatu bentuk kata yang mempunyai makna lebih dari satu sehingga mengacu pada kalimat ambigu.- Aku sedang mencari ilham. (nama orang, inspirasi)- Saya permisi ke belakang. (lawan dari depan, toilet)2.) KehomonimanSuatu bentuk kata yang sama lafal atau ejaannya tetapi memiliki makna yang berbeda. Kata yang homonim sangat berpotensi menyebabkan keambiguan dalam kalimat berbahasa Indonesia. Seperti contoh dibawah ini. Orang itu tidak ingin tahu. (tahu adalah nama makanan dari sari kedelai atau mengerti) Saya yakin itu pasti bisa. ( bisa adalah racun yang dimiliki oleh ular atau dapat terselesaikan)3.) PreposisiMisalnya preposisi ke- dalam kalimat berikut: Saya keberatan jika keputusan seperti itu. (keberatan dapat berarti tidak menyetujui atau ke daerah yang namanya Beratan) Keranjang itu akan dibawa ke ranjang. Bawa kemeja itu dan letakkan disana Apabila kalimat kedua diucapkan maka akan terlihat perbedaannya.4.) AntonimPenggunaan kata yang dinegatifkan akan mengakibatkan sebuah kalimat menjadi ambigu. Jono tidak cukup pintar Seperti orang itu sudah tidak muda lagiKeambiguan dapat dilihat dari kata yang bercetak miring, kata minggu bisa saja berarti senin, selasa, rabu, dan sebagainya. Sedangkan tidak muda belum tentu berarti tua sekali.5.) Akronim dan KependekanAkronim dapat menimbulkan keambiguan jika penggunaan atau pengucapannya tidak tepat. Dodik sangat berwibawa dalam menjalankan tugas-tugasnya.Kata dodik dapat diartikan sebagai nama orang atau bisa juga Komando Pendidikan.6.) - Dodik sangat berwibawa dalam menjalankan tugas-tugasnya.

2. Segi sintaksisSintaksis merupakan pengetahuan tentang susunan kata dan kalimat ( ilmu tata bahasa). a. Tipe kata majemuk dan ungkapan. Siapa pun yang hadir di sini boleh brsuara ( kata bersuara dapat bermakna mengeluarkan suara atau menyampaikan aspirasi). Saat ini dia sedang gulung tikar (sedang menggulung tikar atau bangkrut). Real Madrid kalah, penonton gigit jari (menggigit jarinya atau menyesal).b. Tipe Kata UlangKata ulang juga memungkinkan terjadinya penafsiran ganda (ambigu). Budhi berdagang buah-buahan (kata buah-buahan dapat ditafsirkan bermacam-macam buah atau buah tiruan). Kita akan mencoba bisnis kacang-kacangan (bisa bermacam-macam jenis kacang atau sesuatu yang menyerupai kacang)

3. Segi strukturalKeambiguan dapat disebabkan struktur pada kalimat yang dibagi atas beberapa bagian antara lain struktur frasa dan struktur kalimat.a. Struktur FrasaFrasa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif. Batasan itu dipakai untuk membedakan frasa dengan kalimat (klausa) karena kalimat merupakan gabungan kata yang bersifat predikatif. Kalimat bermakna ganda yang disebabkan struktur frasa, misalnya: Istri kopral yang ramah itu mengenakan baju biru. Istri kopralnya yang ramah atau kopralnya yang ramah. Itu buku Grafindo.Itu buku milik grafindo, itu buku karangan grafindo atau itu buku tentang grafindo.b. Struktur KalimatStruktur kalimat merupakan salah satu penyebab penafsiran makna suatu kalimat menjadi ambigu. Walaupun semua kegandaan itu pada akhirnya akan menyebabkan kegandaan kalimat tetapi kegandaan karena struktur kalimat perlu dikhususkan karena kegandaan ini hanya dapat diketahui dalam keseluruhan kalimat.Contoh : Pelantikan Dekan baru diselenggarakan di Kampus JatinangorPelantikan-Dekan baru diselenggarakan di Kampus Jatinangor.Pelantikan Dekan-baru diselenggarakan di Kampus Jatinangor.Pelantikan untuk Dekan baru diselenggarakan di Kampus Jatinangor.

C. KETIDAKLOGISAN KATA"POLISI TIDUR DAN KAWIN LARI1. POLISI TIDURKesalahan pada kata ini karena bermakna ambigu terletak pada gramatikalnya atau disebut ambiguitas pada tingkat gramatikal. Ambiguitas gramatikal muncul ketika terjadinya proses pembentukan satuan kebahasaan baik dalam tataran morfologi, kata, frasa, kalimat ataupun patagraf dan wacana. Kata ini termasuk ambiguitas kata yang disebabkan karena frasa. Kata polisi tidur memiliki dua makna, antara lain :a.polisi sedang tidur b.gundukan yang ada di jalan yang bertujuan untuk mengurangi kecepatan para pengendara.Ketidaklogisan terletak pada kata "Polisi Tidur untuk menerangkan kalimat yang maksudnya gundukan yang ada di jalan yang bertujuan untuk mengurangi kecepatan para pengendara.2. KAWIN LARIKesalahan pada kata ini karena bermakna ambigu terletak pada gramatikalnya atau disebut ambiguitas pada tingkat gramatikal. Ambiguitas gramatikal muncul ketika terjadinya proses pembentukan satuan kebahasaan baik dalam tataran morfologi, kata, frasa, kalimat ataupun patagraf dan wacana. Kata ini termasuk ambiguitas kata yang disebabkan karena frasa. Kata Kawin Lari memiliki dua makna, antara lain :a.kawin yang dilakukan dengan berlarib. kawin secara diam-diam tanpa direstui oleh orang tua masing- masing pengantin.Ketidaklogisan terletak pada kata " Kawin Lari untuk menerangkan kalimat yang maksudnya kawin secara diam-diam tanpa direstui oleh orang tua masing- masing pengantin, bukan kawin yang dilakukan dengan berlari .

D. CARA MENGATASI KETIDAKLOGISAN BERPIKIR MASYARAKAT Cara yang tepat untuk mengatasi ketidaklogisan kata-kata kawin lari dan polisi tidur adalah dengan mengganti kata tersebut menggunakan kata yang bermakna sebenarnya (denotasi) bukan konotasi, sehingga tidak akan bermakna ambigu lagi. Misalnya kata kawin lari diganti dengan kata menikah tanpa restu, sedangkan kata polisi tidur diganti dengan kata gundukan jalan. Dengan begitu, cara berpikir masyarakat tidak akan salah karena menggunakan kata yang logis untuk menerangkan sebuah fakta yang umum di masyarakat.

III. PENUTUP

1. KESIMPULANDengan mengganti menggunakan kata yang bermakna sebenarnya (denotasi) bukan konotasi ternyata manfaatnya besar sekali bagi cara berpikir masyarakat, sehingga tercipta cara berpikir masyarakat yang logis, kritis, tepat dan benar.

1. SARANDari penjabaran di atas, penulis memberikan beberapa saran antara lain :1. Gunakanlah kata yang bermakna sebenarnya, bukan kata kias (konotasi) dalam menerangkan suatu fakta umum di masyarakat.1. Seharusnya kita harus kritis untuk memperbaiki kesalahan berpikir di masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Bagus, Gusti I. 2013. Filsafat Ilmu Dan Logika. Jakarta : PT Intan Pariwara

http://prince-mienu.blogspot.com/2010/01/ambiguitas-dalam-berbahasa.html http://dzhainlibraz.wordpress.com

http://www.klik-hanafi.com/2013/08/menarik-kesimpulan.html

http://swingnote.blogspot.com/2012/01/over-generalisasi-sebuah-kesalahan.html

2