makalah pancasila filsafat

Upload: sittyhajarapprilzah

Post on 09-Oct-2015

194 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

pncasila

TRANSCRIPT

MAKALAH PANCASILAPANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

DISUSUN OLEH:KELOMPOK 3ASMAIDAH JAMSIR (O1A1140HELMA YANDA SERAH (O1A1140FARHAN SEPTIAN AREMA (O1A1140MUHAMMAD ULIL AMRI (O1A1140NISRINA MUSLIHIN (O1A1140RISNA YULIANI (O1A1140SUCI RIZKI DUMIARSIH (O1A114082)SUTRIANI (O1A1140

JURUSAN FARMASIFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS HALU OLEOKENDARI2014

Kata PengantarPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunianya sehingga makalah Pancasila mengenai pancasila sebagai sistem filsafat ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi nilai tugas mata kuliah Pancasila.Pada kesempatan kali ini kami tidak lupa menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu selama penyusunan makalah ini terutama untuk dosen Mata Kuliah Pancasila Pak Syukur dan orang-orang yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan kepada kami.Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat memperbaiki, membangun, dan mengembangkan makalah ini sangat kami harapkan.Kami berharap makalah ini dapat berguna untuk para pembaca. Amin.Kendari, September 2014

Tim PenyusunDaftar Isi

Kata PengantarDaftar IsiBAB I PENDAHULUAN1. Latar Belakang2. Rumusan Masalah3. TujuanBAB II ISI1. Definisi Sistem2. Definisi Filsafat3. Definisi Pancasila4. Rumusan Kesatuan Pancasila Sebagai Suatu Sistem5. Kesatuan Sila-sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem Filsafat6. Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental Bagi Bangsa dan Negara Republik Indonesia7. Intisari Sila-sila PancasilaBAB III PENUTUP1. KesimpulanDaftar Pustaka

BAB IPENDAHULUAN1. Latar Belakang2. Rumusan Masalah1. Apa pengertian dari filsafat?2. Bagaimana Rumusan Sila-sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem?3. Bagaimana Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental?4. Bagaimana Intisari Sila-sila Pancasila?3. Tujuan

BAB IIISI1. Definisi SistemSistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan, yang bagian dan unsurnya saling berkaitan (singkron), saling berhubungan (konektivitas), dan saling bekerjasama satu sama lain untuk satu tujuan tertentu dan merupakan keseluruhan yang utuh.Sistem adalah sekelompok komponen dan elemen yang digabungkan menjadi satu untuk mencapai tujuan tertentu. Ada banyak pendapat tentang pengertian dan definisi sistem yang dijelaskan oleh beberapa ahli. Berikut pengertian dan definisi sistem menurut beberapa ahli: Jogianto (2005:2), Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata, seperti tempat, benda dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi. Indrajit (2001:2), Sistem adalah kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen yang memiliki unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya. Lani Sidharta (1995:9), Sistem adalah himpunan dari bagian-bagian yang saling berhubungan, yang secara bersama mencapai tujuan-tujuan yang sama. Murdick, R. G (1991:27), Sistem adalah seperangkat elemen yang membentuk kumpulan atau prosedur-prosedur atau bagan-bagan pengolahan yang mencari suatu tujuan bagian atau tujuan bersama dengan mengoperasikan data dan/atau barang pada waktu rujukan tertentu untuk menghasilkan informasi dan/atau energi dan/atau barang. Davis, G. B (1991:45), Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang beroperai bersama-sama untuk menyelesaikan suatu sasaran.

2. Definisi FilsafatSecara etimologis dari bahasa Yunani, terdiri atas kata philien = mencintai dan sophos = kebijaksanaan, philia = cinta dan sophia = kearifan = pandai. Maka filsafat berarti cinta kebijaksanaan/kearifan. Asal mulanya untuk menyebut usaha mencari keutamaan mental. Secara Terminologis filsafat dikaitkan dengan bidang-bidang ilmu tertentu sesuai perkembangan ilmu pengetahuan. Filsafat menurut beberapa ahli: Al FarabiFilsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) tentang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya. Plato ( 428 -348 SM )Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada. Aristoteles ( (384 322 SM)Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu. Cicero ( (106 43 SM )Filsafat adalah sebagai ibu dari semua seni ( the mother of all the arts ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan ) Johann Gotlich Fickte (1762-1814 )Filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu , yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan. Paul Nartorp (1854 1924 )Filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar hendak menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar akhir yang sama, yang memikul sekaliannya . Imanuel Kant ( 1724 1804 )Filsafat adalah ilmu pengetahuan yange menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan.Apakah yang dapat kita kerjakan ?(jawabannya metafisika )1. Apakah yang seharusnya kita kerjakan (jawabannya Etika )2. Sampai dimanakah harapan kita ?(jawabannya Agama )3. Apakah yang dinamakan manusia ? (jawabannya Antropologi ) NotonegoroFilsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya yang mutlak, yang tetap tidak berubah , yang disebut hakekat. DriyakaryaFilsafat sebagai perenungan yang sedalam-dalamnya tentang sebab-sebabnya ada dan berbuat, perenungan tentang kenyataan yang sedalam-dalamnya sampai mengapa yang penghabisan .Faktor timbulnya keinginan manusia untuk berfilsafat adalah : Keheranan, sebagian filsuf berpendapat bahwa adanya kata heran merupakan asal dari filsafat. Rasa heran itu akan mendorong untukmenyelidiki dan mempelajari. Kesangsian, merupakan sumber utama bagi pemikiran manusia yang akanmenuntun pada kesadaran. Sikap ini sangat berguna untuk menemukan titikpangkal yang kemudian tidak disangsikan lagi. Kesadaran akan keterbatasan, manusia mulai berfilsafat jika ia menyadaribahwa dirinya sangat kecil dan lemah terutama bila dibandingkan denganalam sekelilingnya. Kemudian muncul kesadaran akan keterbatasan bahwadiluar yang terbatas pasti ada sesuatu yang tidak terbatas.

3. Definisi PancasilaPancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: paca berarti lima dan la berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.Pancasila artinya lima dasar atau lima asas yaitu nama dari dasar negara kita, Negara Republik Indonesia. Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman Majapahit pada abad XIV yang terdapat dalam buku Nagara Kertagama karangan Prapanca dan buku Sutasoma karangan Tantular, dalam buku Sutasoma ini, selain mempunyai arti Berbatu sendi yang lima (dari bahasa Sangsekerta) Pancasila juga mempunyai arti Pelaksanaan kesusilaan yang lima (Pancasila Krama), yaitu sebagai berikut:1. Tidak boleh melakukan kekerasan2. Tidak boleh mencuri3. Tidak boleh berjiwa dengki4. Tidak boleh berbohong5. Tidak boleh mabuk minuman keras / obat-obatan terlarangPancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945. sebagai dasar negara maka nilai-nilai kehidupan bernegara dan pemerintahan sejak saat itu haruslah berdasarkan pada Pancasila, namun berdasrkan kenyataan, nilai-nilai yang ada dalam Pancasila tersebut telah dipraktikan oleh nenek moyang bangsa Indonesia dan kita teruskan sampai sekarang.Rumusan Pancasila yang dijadikan dasar negara Indonesia seperti tercantum dalam pembukaan UUD 1945 adalah:1. Ketuhanan Yang Maha Esa.2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.3. Persatuan Indonesia.4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan.5. Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.Kelima sila tersebut sebagai satu kesatuan nilai kehidupan masyarakat Indonesia oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dijadikan Dasar Negara Indonesia.Pancasila mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut: Pancasila sebagai Dasar Negara.Pancasila sebagai Dasar Negara atau sering juga disebut sebagai Dasar Falsafah Negara ataupun sebagai ideologi Negara, hal ini mengandung pengertian bahwa Pancasila sebagai dasar mengatur penyelenggaraan pemerintahan.Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara mempunyai fungsi dan kedudukan sebagai kaidah Negara yang fundamental atau mendasar, sehingga sifatnya tetap, kuat dan tidak dapat dirubah oleh siapapun, termasuk oleh MPR/DPR hasil pemilihan umum. Pancasila sebagai Sumber Hukum Dasar Nasional. Dalam ilmu hukum istilah sumber hukum berarti sumber nilai-nilai yang menjadi penyebab timbulnya aturan hukum. Jadi dapat diartikan Pancasila sebagai Sumber hukum dasar nasional, yaitu segala aturan hukum yang berlaku di negara kita tidak boleh bertentangan dan harus bersumber pada Pancasila. Pancasila sebagai Pandangan hidup Bangsa Indonesia.Pancasila sebagai Pandangan Hidup bangsa atau Way of Life mengandung makna bahwa semua aktifitas kehidupan bangsa Indonesia sehari-hari harus sesuai dengan sila-sila daipada Pancasila, karena Pancasila juga merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki dan bersumber dari kehidupan bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai yang dimiliki dan bersumber dari kehidupan bangsa Indonesia sendiri. Pancasila sebagai Jiwa dan Kepribadian Bangsa Indonesia. Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan adanya Bangsa Indonesia. Jadi Pancasila lahir dari jiwa kepribadian bangsa Indonesia yang terkristalisasi nilai-nilai yang dimilikinya. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia.Pada saat bangsa Indonesia bangkit untuk hidup sendiri sebagai bangsa yang merdeka, bangsa Indonesia telah sepakat untuk menjadikan Pancasila sebagai Dasar Negara. Kesepakatan itu terwujud pada tanggal 18 Agustus 1945 dengan disahkannya Pancasila sebagai Dasar Negara oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang mewakili seluruh bangsa Indonesia. Pancasila sebagai Ideologi Negara.Pancasila sebagai Ideologi Negara merupakan tujuan bersama Bangsa Indonesia yang diimplementasikan dalam Pembangunan Nasional yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dalam wadah Negara Kesatuan RI yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tentram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai. Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa.Bangsa Indonesia yang pluralis dan wilayah Nusantara yang terdiri dari berbagai pulau-pulau, maka sangat tepat apabila Pancasila dijadikan Pemersatu Bangsa, hal ini dikarenakan Pancasila mempunyai nilai-nilai umum dan universal sehingga memungkinkan dapat mengakomodir semua perikehidupan yang berbhineka dan dapat diterima oleh semua pihak.

4. Rumusan Kesatuan Pancasila Sebagai Suatu SistemPancasila sebagai suatu sistem memiliki unsur-unsur yang berbeda, hal ini dapat kita lihat dalam sila-sila pancasila yang memiliki ragam makna yang berbeda, namun system dalam pancasila mempunyai suatu kesatuan yang utuh dan bulat. Sila-sila dalam pancasila saling berhubungan satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Diantaranya pancasila sebagai dasar Negara mempunyai fungsi sepagai pedoman di dalam berbangsa dan bernegara juga sebagai moral bangsa Indonesia dalam membentuk suatu Negara.Berkaitan dengan hal tersebut di atas pancasila sebagai suatu sistem yang dimana sila-silanya mencakup seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila sudah diatur sedemikian rupa sehingga membentuk suatu susunan yang teratur dan tidak bisa dibolak balik. Dalam sila pancasila memiliki suatu makna yang beruntun. Artinya, sila pertama lebih luas makanya sehinga menjiwai sila-sila dibawahnya. Itulah makna pancasila sebagai suatu system.Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan suatu sistem filsafat. Pengertian sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Lazimnya sistem memiliki ciri-ciri sebagai berikut :a. suatu kesatuan bagian-bagianb. bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiric. saling berhubungan dan saling ketergantungand. kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama (tujuan sistem)e. terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian yaitu sila-sila Pancasila setiap sila pada hakekatnya merupakan suatu azas sendiri, fungsi sendiri-sendiri namun secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang sistematis.1. Susunan sila-sila pancasila yang bersifat organis.Isi sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan Dasar Filsafat negara berdasarkan lima sila yang masing-masing merupakan suatu azas kehidupan. Kesatuan sila-sila Pancasila yang bersifat organis tersebut pada hakikatnya secara filosofis bersumber pada hakikat dasar antologis manusia sebagai pendukung dari inti, isi dari sila-sila Pancasila yaitu hakikat manusia monopluralis yang memiliki unsur-unsur, susunan kodrat jasmani dan rohani, sifat kodrat individu-makhluk sosial, dan kedudukan kodrat sebagai pribadi berdiri sendiri-makhluk Tuhan Yang Maha Esa.2. Dasar epistemologi sila-sila PancasilaPancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan suatu sistem pengetahuan. Sebagai suatu ideologi maka Pancasila memiliki tiga unsur pokok agar dapat menarik loyalitas dari pendukungnya yaitu: 1) Logos yaitu rasionalitas atau penalaran, 2) Pathos yaitu penghayatan, dan 3) Ethos yaitu kesusilaan. Dasar epitemologis Pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dengan dasar ontologisnya. Pancasila sebagai ideologi bersumber pada nilai-nilai dasarnya yaitu filsafat Pancasila. Oleh karena itu dasar epistemologi tidak dapat dipisahkan dengan konsep dasarnya tentang hakikat manusia. Kalau manusia merupakan basis ontologis dari Pancasila maka dengan demikian mempunyai implikasi terhadap bangunan epistemologi , yaitu bangunan epistemologi yang ditempatkan dalam bangunan filsafat manusia.3. Dasar aksiologis sila-sila PancasilaSila-sila sebagai suatu sistem filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar aksiologisnya sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan. Terdapat berbagai macam teori tentang nilai dan hal ini sangat tergantung pada titik tolak dan sudut pandangnya masing-masing dalam menentukan tentang pengertian nilai dan hirarkinya. Misalnya kalangan materialis memandang bahwa hakikat nilai yang tertinggi adalah nilai material, kalangan hedonis berpandangan bahwa nilai tertinggi adalah nilai kenikmatan. Namun dari berbagai macam pandangan tentang nilai dapat kita kelompokkan pada kedua macam sudut pandang yaitu bahwa sesuatu itu bernilai karena berkaitan dengan subjek pemberian nilai yaitu manusia. Hal ini bersifat subjektif namun juga terdapat pandangan bahwa pada hakikatnya sesuatu itu memang pada dirinya sendiri memang bernilai, ini merupakan pandangan dari paham objektivisme.4. Nilai-nilai Pancasila sebagai suatu systemIsi arti sila-sila Pancasila pada hakikatnya dapat dibedakan atas hakikat Pancasila yang umum universal yang merupakan substansi sila-sila Pancasila, sebagai pedoman pelaksanaan dan penyelenggaraan negara yaitu sebagai dasar negara yang bersifat umum kolektif serta realisasi pengalaman Pancasila yang bersifat khusus dan konkrit. Nilai-nilai yang terkandung dalam sila satu sampai dengan lingkungan merupakan cita-cita harapan dan dambaan bangssa Indonesia yang akan diwujudkannya. Sejak dahulu cita-cita tersebut telah didambakan oleh bangssa Indonesia agar terwujud dalam suatu masyarakat yang gemah rifah loh junawi, tentram karta raharja. Dengan penuh harapan diupayakan terealisasi dalam sikap tingkah laku dan perbuatan setiap manusia.5. Kesatuan Sila-sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem FilsafatKesatuan sila-sila Pancasila pada hakekatnya bukanlah hanya merupakan kesatuan yang bersifat formal logis saja namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar epitemologis serta dasar aksiologis sendiri yang berbeda dengan sistim filsafat lainnya misalnya materialisme, liberalisme, pragmatisme, komunisme, idealisme dan lain paham filsafat didunia Kesatuan sila-sila pancasila bersifat hierarkhis dan mempunyai bentuk piramidal.A. .Dasar antropologis sila sila pancasilaKelima sila pancasila bukan berdiri sendiri melainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologis,dasar ontologis pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang memiliki hakekat mutlak monopluralis, oleh karma itu hakekat dasar ini juga disebut antropologis . sebagaimana yang dijelaskan pada ayat ayat pancasila:bahwa yang berketuhanan yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan, yang kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusawaratan/perwakilan serta yang berkeadilan social pada hakikatnya adalah manusia (Notonagoro, 1975:23)Hal hal yang mutlak sebagai pendukung pokok sila - sila pancasila, yaitu terdiri atas kodrat, raga dan jiwa jasmani dan rohani. Sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial serta barkedudukan sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk tuhan yang maha esa .Berdasarkan urain tersebut maka hakekat kesatuan sila-sila pancasila yang bertingkat dan berbentuk pyramidal dapat dijelaskan sebagai berikut:1. sila pertama ketuhanan yang maha esa mendasari dan menjiwai semua sila-sila pancasila yang lainnya. Hal tersebut berdasarkan pada hakekat bahwa pedukung pokok Negara adalah masalah2. sila ke dua kemanusiaan yang adil dan beradap di dasari dan di jiwai oleh sila-sila lainnya hal ini di jelas kan bahwa manusia adalah sebagai subyek pendukung pokok negara dan negara adalah dari, oleh dan untuk manusia.3. sila ketiga persatuan indonesia didasari dan di jiwai oleh sila-sila pancasila lainnya yang maknanya hakikat persatuan didasari dan dijiwai oleh sila ketuhanan dan kemanusiaan.4. sila ke empat adalah kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permuyawaratan dan perwakilan.makna pokok sila keempat adlah kerakyatan yaitu kesesuaiannya dengan hakikat rakyat5. sila ke lima keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia memiliki makna pokok keadilan yaitu hakikatnya kesesuaian dengan hakikat adil.B. Dasar epistemologis sila-sila pancasilaPancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan suatu sistem pengetahuan pancasila yang mempunyai pengertian seperti yang demikian ini telah menjadi suatu sistem cita-cita atau keyakinan-keyakinan.Dasar epistemologis tidak dapat dipisahkan dengan konsep dasarnya tentang hakikat manusia kalau manusia merupakan basis ontologis dari pancasila.maka dengan demikian dasar epistemologis memiliki 3 persoalan yang mendasar (Titus, 1984 ; 20)yaitu :tentang sumber pengetahuan manusia, tentang teori kebenaran pengetahuan manusia, tentang watak pengetahuan manusia.Persoalan epistemologi dalam hubungannya dengan pancasila sebagai berikut : pancasila sebagai suatu obyeg pengetahuan pada hakikatnya meliputi masalah sumber pengetahuan dan susunan pengetahuan pancasilaC.Dasar aksiologis sila-sila pancasilaSila-sila sebagai suatu sistem filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar aksiologisnya sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan.Menurut Max Sscheler bahwa tinggi rendahnya nilai dapat digolongkan menjadi 4 tingkatan yaitu sebagai berikut: Nilai-nilai kenikmatan nilai-nilai kehidupan nilai-nilai kejiwaan nilai-nilai kerohanianSedangkan nilai menurut notonegoro dibedakan menjadi 3 macam yaitu :1. Nilai material yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia.2. Nilai vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan suatu aktifitas atau kegiatan.3. Nilai kerohanian yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.6. Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental Bagi Bangsa dan Negara Republik IndonesiaPancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa indonesia pada hakikatnya merupakan suatu nilai nila yang bersifat sistematis Fundamental dan menyeluruh. Maka sila-sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang bulat dan utuh hierarkhis dan sistematis. Dalam pengrtian inlah maka sila-sila pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Konsekuensinya kelima silabukan terpisah-pisah dan memiliki makna sendiri-sendiri, melainkan memiliki esensi serta makna yang utuh. Dasar pemikiran filosofis yang terkandung dalam setiap sila, dijelaskan sebagai berikut. Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara repubilk indonesia mengandung makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan dan kenegaraan harus berdasarkan nilai keutuhan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Pemikiran filsafat kenegaraan bertolak dari suatu pandangan bahwa negara adalah merupakan suatu persekutuan hidup manusia atau organisasi kemsyarakatan,yang merupakan masyarakat hukum. Adapun negara yang didirikan oleh manusia itu berdasarkan pada kodrat bahwa manusia sebagai warga negara sebagai persekutuan hidup adalah berkedudukan kodrat manusia sebagai makluk Tuhan Yang Maha Esa (hakikat sila pertama). Negara yang merupakan persekutuan hidup manusia sebagai makluk Tuhan Yang Maha Esa, pada hakikatnya bertujuan untuk mewujudkan harkat dan martabat manusia sebagai makluk yang berbudaya atau makluk yang beradab (hakikat sila kedua). Untuk mewujudkan suatu negara sebagai suatu organisasi hidup manusia terus membentuk suatu ikatan sebagai suatu bangsa (hakikat sila ketiga). Terwujudnya persatuan dalam suatu negara akan melahirkan rakyat sebagai suatu bangsa yang hidup dalam suatu wilayah tertentu. Konsekuensinya dalam hidup kenegaraan itu haruslah mendasarkan pada nilai bahwa rakyat merupakan asal mula kekuasaan negara. Maka negara harus bersifat demokratis, hak serta kekuasaan rakyat harus dijamin, baik sebagai individu maupun secara bersama (hakikat sila keempat). Untuk mewujudkan tujuan negara sebagai tujuan bersama, maka dalam hidup kenegaraan harus mewujudkan jaminan perlindungan bagi seluruh warga, sehingga unuk mewujudkan tujuan seluruh warganya harus dijamin berdasarkan suatu perinsip keadilan yang timbul dalam kehidupan bersama ( kehidupan sosial) (hakikat silakelima). Nilai-nilai inilah yang merupakan suatu nilai dasar bagi kehidupan kenegaraan, kebangsaan dan kemasyarakatan.1. Dasar FilosofisPancasila sebagai filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa pada hakekatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis fundamental dan menyeluruh.Dasar pemikiran filosofis yang terkandung dalam setiap sila dijelaskan sebagai berikut. Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia, mengandung makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan kemasyarakatan dan kebangsaan harus berdasarkan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Pemirkiran filsafat kenegaraan bertolak dari suatu pandangan bahwa negara adalah merupakan suatu persekutuan hidup manusia atau organisasi kemsyarakatan, yang merupakan masyarakat hukum (legal society).Selain itu secara kausalitas bahwa nilai-nilai Pancasila adalah bersifat objektif dan juga subjektif. Artinya asensi nilai-nilai Pancasila adalah bersifat universal yaitu keutuhan, kemanusiaan persatuan, kerakyatan dan keadilan. Sehingga kemungkinan dapat diterapkan pada negara lain walaupun barang kali namanya bukan Pancasila. Artinya jika suatu negara menggunakan prinsip filosofi bahwa negara ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan berkeadilan, maka negara tersebut pada hakekatnya menggunakan dasar filsafat dari sila-sila Pancasila.Nilai-nilai Pancasila yang bersifat objektif dapat dijelaskan sebagai berikut:1. Rumusan dari sila-sila Pancasila.2. Inti nilai-nilai Pancasila.3. Pancasila yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945.Sebaliknya nilai-nilai subjektif Pancasila dapat diartikan bahwa beradaan nilai-nilai Pancasila itu tergantung atau terlekat pada bangsa Indonesia. Pengertian itu dapat dijelaskan sebagai berikut: Nilai-nilai Pancasila timbul dari Bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila merupakan filsafat (pandangan hidup) bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila didalamnya terkandung ketujuh nilai kerohanian.2. Nilai-nilai Pancasila sebagai Fundamental.Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia merupakan suatu sumber dari segala hukum dalam negara Indonesia. Nilai-nilai Pancasila terkandung dalam pembukaan UUD 1945 secara yuridis memiliki kedudukan sebagai pokok kaidah negara yang fundamental.Pokok pikiran pertama menyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara epersatuan, yaitu negara yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, mengatasi segala paham golongan maupun perseorangan. Hal ini merupakan sila ketiga.Pokok pikiran kedua menyatakan bahwa negara merupakan hendak mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam hal ini negara berkewajiban mewujudkan kesejahteraan umum bagi seluruh warga negara. Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Pokok pikiran ini sebagai penjabaran sila kelima.Pokok pikiran ketiga menyatakan bahwa negara berkedaulatan rakyat berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan. Hal ini menunjukkan bahwa negara Indonesia adalah negara demokrasi yaitu kedaulatan di tangan rakyat. Hal ini sebagai penjabaran sila keempat.Pokok pikiran keempat menyatakan bahwa, negara berdasarkan atas ketuhanan yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Hal ini mengandung arti bahwa negara Indonesia menjunjung tinggi keberadaban semua agama dalam pergaulan hidup negara. Hal ini merupakan penjabaran sila pertama dan kedua.

7. Intisari Sila-sila Pancasila1. Sila Ketuhanan Yang Maha EsaSila Ketuhanan yang Maha Esa terkandung nilai bahwa negara yang didirikan sebagai tujuan manusia serta sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa. Oleh karena itu, segala yang berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, politik negara, pemerintahan negara, hukum, dan peraturan perundang-undangan negara, kebebasan hak asasi warga negara harus dijiwai nilai-nilai Ketuhanan yang Maha Esa.2. Kemanusiaan Yang adil dan BeradapSila kemanusiaan yang adil dan beradap secara sistematis didasari dan dijiwai ketiga sila berikutnya. Sila kemanusiaan sebagai dasar fundamental dalam kehidupan kenegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan. Nilai kemanusiaan ini bersumber pada dasar filosofis antropologis bahwa hakikat manusia adalah susunan kodrat rohani (jiwa) dan raga, sifat kodrat individu makhluk sosial, kedudukan kodrat makhluk pribadi berdiri sendiri dan berbagai makhluk Tuhan yang Maha Esa.Sila kemanusiaan yang adil dan beradap terkandung nilai-nilai bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradap. Nilai kemanusiaan yang adil mengandung makna bahwa hakekat manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab harus berkodrat adil. Hal ini mengandung suatu pengertian bahwa hakekat manusia harus adil dalam hubungan diri sendiri, adil terhadap manusia lain, adil terhadap masyarakat, bangsa dan negara, adil terhadap lingkungan serta adil terhadap Tuhan yang Maha Esa.3. Persatuan IndonesiaNilai yang terkandung dalam sila persatuan Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan keempat sila lainnya, karena seluruh sila merupakan satu kesatuan yang bersifat sistematis. Sila persatuan Indonesia didasari dan diawali oleh sila ketuhanan yang Maha Esa dan kemanusia yang adil dan beradab sert5a didasari dan dijiwai sila kerakyatan yang dipimpin oleh Himat dan Kebijaksanaan dalam permusyawarata/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Dalam persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia monodualitas yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Konsekuensinya negara adalah beraneka ragam tetapi satu, meningkatkan diri dalam satu persatuan yang dilukiskan dalam suatu Bhinneka Tunggal Ika perbedaan bukannya untuk dirincingkan menjadi konflik dan permusuhan, melainkan diarahkan pada suatu sintesa yang saling menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan bersma untuk mewujudkan tujuan bersama. Nilai persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila ketuahanan yang Maha Esa dan kemanusiaan yang adil dan beradab.4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/PerwakilanNilai yang terkandung dalam sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan didasari oleh sila ketuhanan yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, serta persatuan Indonesia, dan mendasari serta menjiwai sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Nilai filosofis yang terkandung didalamnya adalah bahwa hakekat negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Sehingga dalam dalam sila kerakyatan terkandung nilai demokratis yang secara mutlak harus dilaksanakan dalam hidup negara, maka nilai demokrasi yang terkandung dalam sila keempat adalah;(1) Adanya kebebasan yang harus disertai dengan tanggung jawab baik terhadap masyarakat bangsa maupun secara moral terhadap Tuhan yang Maha Esa.(2) Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.(3) Menjamin dan memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam hidup bersama.(4) Mengakui atas perbedaan individu, kelompok, ras, suku, agama, karena perbedaan adalah merupakan suatu bawaan kodrat manusia.(5) Mengakui adanya persamaan hak yang melekat pada setiap individu, kelompok, ras, suku, maupun agama.(6) Mengarahkan perbedaan dalam suatu kerja sama kemanusiaan yang beradab.(7) Menjunjung tinggi atas musyawarah, sebagai moral kemanusiaan yang beradab.(8) Mewujudkan dan mendasarkan suatu keadilan dalam kehidupan sosial agar tercapainya tujuan bersama.5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat IndonesiaNilai yang terkandung dalam sila keadilan sosial dan seluruh rakyat Indonesia didasari dan dijiwai oleh keempat sila yang di atas. Maka dalam sila kelima terkandung nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama (kehidupan sosial) yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat, banga dan negaranya serta hubungan manusia dengan Tuhannya.Konsekuensinya nilai-nilai keadilan yang haru terwujud dalam hidup bersama adalah meliputi:1. Keadilan distributif,2. Keadilan legal (keadilan bertaat),3. Keadilan komutatif.

f.

DAFTAR PUSTAKAhttp://cecepsuhardiman.blogspot.com/2013/06/pancasila-sebagai-sistem-filsafat.htmlhttp://jagatsisteminformasi.blogspot.com/2013/05/pengertian-dan-definisi-sistem.htmlhttp://www.slideshare.net/rikafitriaseptiani/pancasila-sebagai-sistem-filsafat-26402573http://nabilla-hatta-civic.blogspot.com/2012/10/definisi-pancasila_13.htmlhttp://intishar1994.wordpress.com/2013/05/16/pengertian-pancasila/http://sapwantugas.blogspot.com/2011/01/pancasila-sebagai-suatu-sistem.htmlhttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0CCYQFjAB&url=http%3A%2F%2Fgatot_sby.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles%2F17756%2FBAB%2B%2BII.pdf&ei=9LQmVJDoF9WWuASpnIHwAg&usg=AFQjCNGTMcJ7m491PcLyCcP2R5lCW2vyHQ&sig2=WS6D2Wub-H6v9rai0qkCCQ&bvm=bv.76247554,d.c2Ehttp://longsani.wordpress.com/2012/11/28/pancasila-sebagai-sistem-filsafat/http://thelastmemoris.blogspot.com/2011/12/jelaskan-pancasila-sebagai-nilai.htmlhttp://awandapamungkas.blogspot.com/2012/12/kesatuan-sila-pancasila-sebagai-suatu.htmlhttp://www.4shared.com/web/preview/doc/Uh_wqQxN