makalah filsafat hasbi

16
MAKALAH FILSAFAT OLAHRAGA PROSEDUR FILSAFAT, KLASIFIKASI, KRITIK, PEMERIKSAAN TERHADAP PRANGGAPAN DAN JUSTIFIKASI DOSEN PEMBINGBING Dr. Made Pramono, M. Hum. Di Susun Oleh HASBI ASSHIDDIQI NIM : 16060484113 KELAS 2016 B

Upload: hasbi-asshiddiqi

Post on 11-Apr-2017

20 views

Category:

Education


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah filsafat hasbi

MAKALAHFILSAFAT OLAHRAGA

PROSEDUR FILSAFAT, KLASIFIKASI, KRITIK, PEMERIKSAAN TERHADAP PRANGGAPAN DAN JUSTIFIKASI

DOSEN PEMBINGBING

Dr. Made Pramono, M. Hum.

Di Susun Oleh

HASBI ASSHIDDIQINIM : 16060484113

KELAS 2016 B

Universitas Negeri SurabayaFakultas Ilmu Keolahragaan

Ilmu KeolahragaanAngkatan 2016

Page 2: Makalah filsafat hasbi

KATA PENGANTAR

   Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, yang atas rahmat dan

bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

   Makalah ini merupakan hasil dari tugas mandiri bagi para mahasiswa, untuk belajar dan

mempelajari lebih lanjut tentang filsafat olahraga, berikut solusi pencegahan dan

pemecahannya. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk menumbuhkan proses belajar

mandiri kepada mahasiswa, agar kreativitas dan penguasaan materi kuliah dapat optimal

sesuai dengan yang diharapkan.

   Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam mengetahui

tentang berbagai kajian filsafat.

    Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan senantiasa menjadi sahabat dalam belajar untuk

meraih prestasi yang gemilang. Kritik dan saran dari dosen pengampu mata kuliah dan juga

teman-teman sangat kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan dalam belajar pada

masa mendatang.

Page 3: Makalah filsafat hasbi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ 2

DAFTAR ISI................................................................................................................. 2

BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................... 4

1.1. Latar Belakang ....................................................................................................... 4

1.2. Rumusan Masalah................................................................................................... 5

1.3. Tujuan..................................................................................................................... 5

1.4. Manfaat................................................................................................................... 5

BAB II : PEMBAHASAN............................................................................................ 6

2.1. Penjelasan filsafat olahraga..................................................................................... 6

2.2. Karakteristik filsafat................................................................................................ 6

2.3. Cabang-cabang filsafat............................................................................................ 7

2.4. Metodelogi filsafat.................................................................................................. 8

2.5 Objek dan Ruang lingkup filsafat..............................................................................9

BAB III : KESIMPULAN........................................................... ................................10

3.1. Kesimpulan...............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 11

Page 4: Makalah filsafat hasbi

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Filsafat seringkali di sebut oleh sejumlah pakar sebagai induk semang dari ilmu-ilmu.

Filsafat merupakan disiplin ilmu yang berusaha untuk menunjukkan batas-batas dan ruang

lingkup pengetahuan manusia secara tepat dan lebih memadai. Filsafat telah mengantarkan

pada sebuah fenomena adanya siklus pengetahuan sehingga membentuk sebuah konfigurasi

dengan menunjukkan bagaimana “pohon ilmu pengetahuan” telah tumbuh mekar-bercabang

secara subur sebagai sebuah fenomena kemanusiaan. Masing-masing cabang pada tahap

selanjutnya melepaskan diri dari batang filsafatnya, berkembang mandiri dan masing-masing

mengikuti metodologinya sendiri-sendiri.

filsafat olahraga adalah pemikiran mendalam tentang keterlibatan seseorang dalam

kegiatan olahraga atau aktivitas jasmani yang didalamnya juga mengkaji tentang aspek

mental.

Page 5: Makalah filsafat hasbi

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun merumuskan masalah yang akan

dibahas dalam makalah ini sebagai berikut:

1. Apakah Filsafat Olahraga itu?

2. Apakah yang dimaksud karakteristik filsafat?

3. Apa saja cabang-cabang filsafat tersebut?

4. apa metodelogi filsafat?

5. apa yang dimaksud ruang lingkup filsafat?

1.3 Tujuan

Tujuanya disusun makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang filsafat olahraga dan berikut penjelasanya.

1.4 Mamfaat

1. Mahasiswa memahami pengertian filsafat olahraga.

2. Mahasiswa mengetahui faktor-faktor apa saja yang ada dalam filsafat.

3. Mahasiswa mengetahui mengetahui pendapat-pendapat menurut para ahli.

Page 6: Makalah filsafat hasbi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Filsafat Olahraga

Filsafat Olahraga merupakan pemikiran tentang keterlibatan manusia dalam aktivitas

jasmani. Mengkaji pendidikan jasmani dan olahraga dari berbagai posisi pemikiran filsafat

akan mendukung penjelasan dan pemahaman tentang sifat, nilai, tujuan, dan cakupan

pendidikan jasmani dan olahraga.

Seperti filsafat lainnya, dalam olahraga ada beberapa konsep yang perlu dikaji secara

mendalam. Konsep ini bersifat abstrak. Walau kita tahu bahwa konsep ini abstrak, tetapi

didalam konsep ini ada makna tertentu, walau perbedaan makna pada setiap individu

berbeda-beda tentang ini

Filsafat secara Umum

Menurut kamus filsafat, secara etimologis, istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani,

Philo yang artinya “to love” yaitu cinta, menyenangi, suka, sahabat. Sophia artinya “wisdom”

yaitu kebijaksanaan, kebenaran, ilmu pengetahuan. Dari dua kata itu dapat diketahui bahwa

filsafat artinya cinta, menyenangi, suka atau menjadi sahabat kebijaksanaan, kebenaran dan

atau ilmu pengetahuan (Noorsyam, 1986). (Hanurawan,Fattah dkk. 2006)

Menurut Poedjawijatna (1974:11) filsafat itu sejenis pengetahuan yang berusaha

mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka.

2.2 Karakteristik Dasar Filsafat

Setidaknya ada tiga karakteristik berpikir filsafat atau ciri dari filsafat, yakni:

1. Berfikir Radikal atau menyeluruh,

Berfilsafat berarti berfikir secara radikal atau luas yang meliputi beberapa sudut pandang.

Para filosuf adalah para pemikir radikal, sehingga mereka tidak akan pernah terpaku hanya

kepada fenomena suatu identitas atau realitas tertentu saja. Keradikalan berfikir mereka akan

senantiasa mengobarkan hasratnya untuk menemukan akar seluruh kenyataan. Radik atau

akar sebuah realitas memang selalu dianggap penting oleh mereka karena menemukan akar

atau radik tersebut membuat mereka paham akan sebuah realitas tersebut. Berpikir radikal

akan memperjelas realitas lewat penemuan dan pemahaman akan realitas itu sendiri. Kegiatan

Page 7: Makalah filsafat hasbi

berfikir untuk menemukan hakikat atau akar seluruh sesuatu itu dilakukan secara mendalam

(radikal).

2. Mencari asas (dasar)

artinya dalam memandang realitas, filsafat senantiasa mencari asas (dasar) yang paling hakiki

dari keseluruhan realitas yang ada melalui pemikiran yang mendalam sampai pada hasil yang

fundamental. Hasil pemikiran tersebut dijadikan dasar berpijak segenap nilai dan masalah-

masalah keilmuan (sains).

3. Memburu kebenaran (berspekulatif)

artinya hasil pemikiran yang diperoleh dijadikan dasar bagi pemikiran-pemikiran selanjutnya

dan hasil pemikirannya selalu dimaksudkan sebagai media garapan (objek) yang baru pula.

Berfilsafat berarti memburu kebenaran yang hakiki tentang sesuatu. Kebenaran yang diburu

merupakan kebenaran hakiki yang tidak meragukan dan dapat dipertanggung jawabkan, maka

setiap kebenaran harus senantiasa terbuka agar dapat diteliti ulang oleh filsuf yang lain untuk

mencari kebenaran yang lebih hakiki.

Sir Isacc Newton, seorang ilmuwan yang sangat terkenal,President of the Royal Society

memiliki ketiga karakteristik ini. Ada banyak penyempurnaan penemuan-penemuan ilmuwan

sebelumnya yang dilakukannya. Dalam pencariannya akan ilmu, Newton tidak hanya percaya

pada kebenaran yang sudah ada (ilmu pada saat itu). Ia menggugat (meneliti ulang) hasil

penelitian terdahulu seperti logika aristotelian tentang gerak dan kosmologi, atau logika

cartesian tentang materi gerak, cahaya, dan struktur kosmos. “Saya tidak mendefenisikan

ruang, tempat, waktu dan gerak sebagaimana yang diketahui banyak orang” ujar Newton.

Bagi Newton tak ada keparipurnaan, yang ada hanya pencarian yang dinamis, selalu mungkin

berubah dan tak pernah selesai. “ku tekuni sebuah subjek secara terus menerus dan ku tunggu

sampai cahaya fajar pertama datang perlahan, sedikit demi sedikit sampai betul-betul terang”.

2.3 Cabang-cabang Filsafat

Filsafat sesungguhnya mencakup seluruh ilmu pengetahuan, kamudian berkembang

menjadi semakin rasional dan sistematis. masalah-masalah pokok yang dihadapi filsafat tak

pernah berkurang. Karena banyaknya masalah pokok yang harus dibahas dan dipecahkan,

filsafat pun dibagi ke dalam bidang-bidang studi atau beberapa cabang.

Aristoteles membagi filsafat kedalam tiga bidang studi yaitu: 1) Filsafat spekulatif atau

teoretis, yakni suatu cabang filsafat yang bersifat obyektif. Termasuk di dalamnya adalah

Page 8: Makalah filsafat hasbi

fisika metafisika, biopsikologi dan sebagainya. Tujuan utama filsafat ini adalah pengetahuan

demi pengetahuan itu sendiri. 2) Filsafat Praktis, yakni filsafat yang memberi petunjuk dan

pedoman bagi tingkah laku manusia yang baik dan sebagaimana mestinya, termasuk di

dalamnya adalah etika dan politik. Sasaran terpenting bagi filsafat praktis ini adalah

membentuk sikap dan perilaku yang akan memampukan manusia untuk bertindak dalam

terang pengetahuan itu. 3) Filsafat Produktif, yaitu pengetahuan atau filsafat yang

membimbing dan menuntun manusia menjadi produktif lewat suatu keterampilan khusus,

termasuk di dalamnya adalah kritik sastra, retorika dan estetika. Adapun sasaran utama yang

hendak dicapai lewat filsafat ini adalah agar manusia sanggup menghasilkan sesuatu, baik

secara teknis maupun secara puitis dalam terang pengetahuan yang benar.

2.4 Metode dalam bidang filsafat

Metode sering diartikan sebagai jalan berfikir dalam bidang keilmuan adalah:

1. Metode kritis, yaitu bersifat analisis istilah dan pendapat yang menjelaskan

keyakinan dan memperlihatkan pertentangan dengan jalan bertanya atau dialog secara

terus-menerus kemudian di temukan kesimpulan yang hakiki. Dengan metode ini,

Socrates menemukan logika induksi dan definisi. Logika induksi merupakan

pemikiran yang bertolak dari pengetahuan khusus (contoh konkrit) lalu memberikan

kesimpulan yang umum.

2. Metode intuitif, Dengan jalan instrospeksi dan dengan pemakaian simbol-simbol di

usahakan pembersihan. Intelektual (bersama dengan persucian moral), sehingga

tercapai suatu penerangan pikiran.

3. Metode Analisis Abstraksi, yaitu dengan cara memisah-misahkan atau

menganalisis didalam angan-angan(didalam pikiran) hingga sampai pada

hakikat (ditemukannya jawaban).

Menurut Wil Durant

Dalam bukunya yang berjudul the story of philosophy mengemukakan lima

bidang studi filsafat, yaitu: 1) Logika, yakni studi tentang metode berfikir dan metode

penelitian ideal, yang terdiri dari observasi, introspeksi, deduksi dn induksi, hipotesis

dan eksperimen serta analisis dan sintesis. 2) Estetika atau disebut juga filsafat seni

(philosophy of art), yakni filsafat yang membahas tentang bentuk ideal dan

keindahan. 3) Etika, yaitu filsafat tentang studi perilaku ideal. 4) Politika, yaitu studi

Page 9: Makalah filsafat hasbi

tentang organisasi sosial yang ideal, yakni tentang monarki, aristokrasi, demokrasi

sosialisme, anarkisme dan sebagainya. 5) Metafisika. Metafisika ini terdiri dari

ontologi, filsafat psikologi dan epitemologi.

2.5 OBJEK DAN RUANG LINGKUP KAJIAN FILSAFAT

Isi filsafat ditentukan oleh objek apa yang dipikirkan. Objek yang dipikirkan oleh

filsafat ialah segala yang ada dan mungkin ada. ”Objek filsafat itu bukan main luasnya”, tulis

Louis Katt Soff, yaitumeliouti segala pengetahuan manusia serta segala sesuatu yang ingin

diketahui manusia. Oleh karena itu manusia memiliki pikiran atau akal yang aktif, maka

manusia sesuai dengan tabiatnya, cenderung untuk mengetahui segala sesuatu yang ada dan

mungkin ada menurut akal piirannya. Jadi objek filsafat ialah mencari keterangan sedalam-

dalamnya.

Para ahli menerangkan bahwa objek filsafat itu dibedakan menjadi dua, yaitu objek

material dan forma. Objek material ini banyak yang sama dengan objek material sains. Sains

memiliki objek material yang empiris. Filsafat menyelidiki onjek filsafat itu juga tetapi bukan

bagian yang empiris melainkan bagian yang abstrak. Sedang objek forma filsafat tiada lain

ialah mencari keterangan yang sedalam-dalamnya tentang objek materi filsafat (yakni segala

sesuatu yang ada dan yang mungkin ada).

Dari uraian yang tertera diatas, maka jelaslah bahwa:

1.      Objek materia filsafat ialah sarwa-yang-ada yang pada garis besarnya dapat dibagi atas tiga

persoalan pokok, yakni:

a.       Hakekat Tuhan

b.      Hakekat Alam, dan

c.       Hakekat Manusia.

2.      Objek forma filsafat ialah usaha mencari keterangan secara radikal (sedalam-dalamnya

sampai ke akhirya) tentang objek materi filsafat (sarwa-yang-ada).

Page 10: Makalah filsafat hasbi

BAB III

KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN

Filsafat Olahraga

Dari beberapa penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa filsafat olahraga

adalah pemikiran mendalam tentang keterlibatan seseorang dalam kegiatan olahraga atau

aktivitas jasmani yang didalamnya juga mengkaji tentang aspek mental, karakter dan objek.

Page 11: Makalah filsafat hasbi

Daftar Pustaka

3.1 Daftar Pustaka

(Haq, Abdul. 2012. Filsafat Olahraga. (Online) (http://blog.elearning.unesa.ac.id/abdul-haq-habibur-rohman/filsafat-olahraga, diakses 21 Januari 2013)

.(Lubis, Ibrahim. 2012. Etika Dan Moral Dalam Pendidikan Jasmani Di Sekolah (Online)

(http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/09/etika-dan-moral-dalam-pendidikan.html, diakses 21 Januari 2013)

http://imankoekoeh.blogspot.co.id/2013/12/filsafat-pendidikan-jasmani-dan-olahraga.html

(http://blog.tp.ac.id/category/kuliah-online/filsafat-ilmu, 2011)

https://nenglyla.wordpress.com/tag/kritik-terhadap-filsafat-aristoteles/

https://www.academia.edu/8669375/filsafat_olahraga pdf

http://porkesunja2014.blogspot.co.id/2015/02/filsafat-olahraga.html