makalah filsafat

16
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi adalah istilah yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘axios’ yang berarti nilai, sedangkan logos yang berarti teori tentang nilai. Jadi, aksiologi adalah teori tentang nilai. Menurut Jujun S. Suryasumantri, aksiologi adalah sebagai teori tentang nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Ilmu merupakan sesuatu yang penting bagi manusia, karena dengan ilmu semua kebutuhan manusia bisa terpenuhi dengan lebih cepat dan mudah. Dan merupakan kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa peradaban manusia sangat berhutang kepada ilmu. Ilmu telah banyak memberantas penyakit, kelaparan, kemiskinan dan berbagai wajah kehidupan yang sulitlainnya, singkatnya, ilmu merupakan sarana untuk membantu manusia dalam mencapai tujuan hidupnya. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan manusia dapat menciptakan berbagai bentuk teknologi. Tapi sayangnya, manusia sering kali menyalahgunakan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Sebagai contoh, pembuatan bom yang awalnya untuk memudahkan 1

Upload: gracety-meilina-sitepu

Post on 18-Nov-2015

17 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

scsadsad

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

I.1Latar BelakangAksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi adalah istilah yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu axios yang berarti nilai, sedangkan logos yang berarti teori tentang nilai. Jadi, aksiologi adalah teori tentang nilai. Menurut Jujun S. Suryasumantri, aksiologi adalah sebagai teori tentang nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.Ilmu merupakan sesuatu yang penting bagi manusia, karena dengan ilmu semua kebutuhan manusia bisa terpenuhi dengan lebih cepat dan mudah. Dan merupakan kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa peradaban manusia sangat berhutang kepada ilmu. Ilmu telah banyak memberantas penyakit, kelaparan, kemiskinan dan berbagai wajah kehidupan yang sulitlainnya, singkatnya, ilmu merupakan sarana untuk membantu manusia dalam mencapai tujuan hidupnya. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan manusia dapat menciptakan berbagai bentuk teknologi. Tapi sayangnya, manusia sering kali menyalahgunakan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Sebagai contoh, pembuatan bom yang awalnya untuk memudahkan pekerjaan manusia, namun kemudian dipergunakan untuk hal-hal negative yang pada akhirnya menimbulkan malapetaka bagi manusia itu sendiri. Disinilah ilmu harus diletakkan secara proporsional dan memihak pada nilai nilai kebaikan dan kemanusiaan. Sebab, jika ilmu tidak berpihak kepada nilai-nilai kebaikan maka yang terjadi adalah bencana dan malapetaka bagi manusia.

I.2Rumusan Masalah Apa sebenarnya aksiologi itu ? Apa sajakah komponen persoalan yang berkaitan dengan nilai ? Apa sajakah jenis jenis nilai dalam aksiologi sebagai cabang ilmu filsafat ?

I.3Tujuan Penulisan menjelaskan apa itu aksiologi. Menjelaskan beberapa komponen persoalan yang berkaitan dengan nilai. Menjelaskan jenis jenis nilai dalam aksologi sebagai cabang ilmu filsafat.

I.4ManfaatPenulisanPenulis berharap makalah ini dapat membantu pembaca dalam memahami aksiologi sebagai cabang ilmu filsafat yang mempelajari tentang bagaimana manusia menggunakan ilmunya, dan sekaligus aksiologi juga memberikan jawaban untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan.

BAB IIPERMASALAHAN

Aksiologi adalah teori yang mempelajari tentang nilai. Aksiologi adalah cabang ilmu filsafat yang mempelajari bagaimana manusia mengunakan ilmunya, sekaligus juga memberikan jawaban untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan. Secara singkat, aksiologi adalah cabang ilmu yang membicarakan tentang tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri. Aksiologi adalah ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat yang sebenarnya dari pengetahuan. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia itusepantasnya digunakan dalam porsinya, ilmu merupakan sesuatu yang sangat penting dalam hidup manusia. Manusia tidak bisa lepas dari yang namanya ilmu, karena semua kebutuhan manusia bisa terpenuhi dengan mudah dan cepat karena adanya ilmu. Dan memang sangat terlihat jelas dari kenyataan yang ada dilapangan bahwa peradaban manusia sangat berhutang pada ilmu, karena ilmu sudah banyak memberantas masalah masalah social dalam masyarakat seperti, penyakit, kemiskinan, kesenjangan social, kelaparan, dan masih banyak lagi masalah social lainnya. Dengan ilmu yang dimiliki manusia dapat menciptakan berbagai teknologi.Namun yang disayangkan, pada kenyataannya banyak manusia yang menyalahgunakan ilmu yang diberi oleh sang pencipta. Ilmu yang seharusnya dipergunakan untuk membantu mengembangkan kehidupan kearah yang lebih baik malah seringkali menjadi pembawa malapetaka dalam hidup manusia itu sendiri.Oleh karena itu, melalui makalah aksiologi ini, diharapkan masyarakat dapat lebih mengerti untuk apa sebenarnya ilmu itu di anugerahkan oleh sang pencipta, baik kegunaan maupun dampak positifnya dalam kehidupan manusia, dan berusaha untuk menempatkan ilmu itu pada tempat yang proporsional dan memihak pada nilai-nilai positive (kebaikan dan kemanusiaan). Sebab, jika ilmu tidak ditempatkan pada porsinya yang sesungguhnya, pada akhirnya ilmu itu akan membawa malapetaka dalam hidup manusia.BAB IIIPEMBAHASAN MATERI AKSIOLOGIIII.1 APA ITU AKSIOLOGISecara etimologis, istilah aksiologi berasal dari bahasa Yunani Kuno, terdiri dari kata aksios yang berarti nilai, dan kata logos yang berarti teori. Jadi, aksiologi merupakan cabang ilmu filsafat yang mempelajari tentang nilai. (Uyoh, 2010)Dalam bidang aksiologi pemikiran filsafat diarahkan pada persoalan nilai, baik dalam konteks estetika, moral, maupun agama. Yang menjadi pertanyaan dalam wilayah ini terkait pada apa hakikat nilai? apakah ia absolut atau relatif? bagaimana menentukan nilai? apakah sumber nilai itu? dan lain sebagainya. Persoalan nilai ini sesungguhnya adalah muara bagi keseluruhan aktifitas berfikir filsafat itu sendiri pendeknya, ujung dari keseluruhan aktifitas filsafat dalam bidang metafisika maupun epistemologi ialah terwujudnya tingkah laku dan perbuatan-perbuatan manusia yang mengandung nilai. (Muhmidayeli, 2011)Landasan aksiologi adalah berhubungan dengan penggunaan ilmu tersebut dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia dengan kata lain apa yang dapat disumbangkan ilmu terhadap pengembangan ilmu itu dalam meningkatkan kualitas hidup manusia. ( Mohammad Adib, 2011 )Ilmu pengetahuan itu hanya alat ( means ) dan bukan tujuan ( ends ). Substansi ilmu itu bebas nilai ( value-free ) tergantung pada pemakaianya karena itu sangat dikhawatirkan dan berbahaya jika ilmu dan pengetahuan yang sarat muatan negatif dikendalikan atau jatuhnya keorang-orang yang berakal picik, sempit. Sebagai contoh, diberbagai bidang terjadi krisis seperti ketidak berdayaan, kemerosotan, kebodohan, keresahan, kemiskinan, keterbelakangan, dan lainnya sebagai dampak missmanagement, missdirection,missmanipulation, dan lain sebagainya. ( Mohammad Adib, 2011 )

III.2 PERSOALAN YANG BERKAITAN DENGAN NILAIDagobert runes (1963:32) mengemukakan beberapa persoalan yang berkaitan dengan nilai yang mencangkup :a. Hakikat nilaiMengenai hakikat nilai banyak teori yang dikemukakannya diantaranya teori voluntarisme. Teori voluntarisme mengatakan " nilai adalah suatu pemuasan terhadap keinginan atau kemauan. " kaum hedonisne menyatakan bahwa hakikat nilai adalah " pleasure " atau kesenangan. Semua kegiatan manusia berarah pada pencapaian kesenangan. Menurut formalisme nilai adalah " kemauan yang bijaksana yang didasarkan pada akal rasional ". Menurut pragmantisme, nilai itu apabila memenuhi kebutuhan dan memiliki nilai instrumentalyaitu sebagai alat untuk mencapai tujuan. ( Uyoh, 2010 )b. Tipe nilaiTipe nilai dapat dibedakan antara nilai intrinsik dan instrumental. Nilai intrinsik merupakan nilai akhir yang menjadi tujuan, sedangkan nilai instrumental adalah sebagai alat untuk mencapai nilai intrinsik. Nilai intrinsik merupakan sesuatu yang memiliki harkat atau harga dalam dirinya dan merupakan tujuan sendiri. Sebagai contoh, nilai keindahan yang dipancarkan oleh suatu lukisan adalah nilai intrinsik. Dimanapun dan kapanpun lukisan itu berada akan selalu terlihat indah. ( Uyoh, 2010 )c. Kriteria nilaiYang dimaksud kriteria nilai adalah sesuatu yang menjadi ukuran dari nilai tersebut, bagaimana yang dikatakan nilai yang baik, dan bagaimana yang dikatakan nilai yang tidak baik. Kaum hedonisme menemukan ukuran nilai dalam sejumlah "kesenangan" ( pleasure ) yang dapat dicapai oleh individu atau masyarakat. Bagi kaum pragmantis, yang menjadi kriteria nilai adalah "kegunaannya" dalam kehidupan, baik bagi individu maupun bagi masyarkat. ( Uyoh, 2010 )d. Status metafisika nilaiyang dimaksud status metafisika nilai adalah bagaimana hubungan nilai-nilai tersebut dengan realita ( Wikipedia )Dalam hal ini Dagobret Runes (1963:33) mengemukakan tiga jawaban :1. Subjectivisme : value is entirely dependent on and relative to human experince of it;2. Logical objectivisme : Value are logical assesncess or subsistences, independent of their being known, yet not exsistensial status of action in reality;3. Metaphysical objectivisme, values or norms or ideals are intergral, objective, an active constituens of the metaphysical real.Menurut objektivisme, nilai itu berdiri sendiri namun bergantung dan berhubungan dengan pengalaman manusia dan ilmu pengetahuan, pertimbangan terhadap nilai berbeda antara manusia yang satu dengan yang lainnya.Menurut objektivisme logis, nilai itu suatu wujud, suatu kehidupan yang logis tidak terkait pada kehidupan yang dikenalnya, namun tidak memiliki status dan gerak didalam pernyataan.Menurut objektivisme metafisik, nilai adalah suatu yang lengkap, objektif dan merupakan bagian aktif dari realitas metafisik. ( Uyoh, 2010 )

III.3 KARAKTERISTIK NILAIAda beberapa karakteristik yang berkatian dengan teori nilai, yaitu : NILAI OBJEKTIF DAN SUBJEKTIFNilai itu objektif, jika ia tidak bergantung pada subjek adau kesadaran yang menilai, sebalikanya nilai itu subjektif jika eksistensinya, maknanya, dan validitasnya tergantung pada reaksi subyek yang melakukan penilaian, tanpa mempertimbangkan apakah ini bersifat sikis ataupun fisik. Suatu nilai dikatakan objektif apabila nilai tesebut memiliki kebenarannya tanpa memperhatikan pemilihan dan penilaian manusia. Nilai-nilai baik, benar, cantik, adalah merupakanteoritas alam. Yang merupakan bagian dari sifat-sifat yang dimiliki oleh benda atau tindakan tersebut. Benda-benda tersebut secara objektif bagus, tindakan tertentu secara inheren adalah baik, suatu benda adalah indah, karena memang keindahan barang tersebut dimilikinya. ( Wikipedia )Nilai itu subjektif apabila nilai tersebut memiliki preferensi pribadi, dikatakan baik karena dinilai oleh sesorang. Apapun baik atau berharga bukan karena dalam dirinya, melainkan karena manusia telah menilainya. Contohnya : pendidikan berharga sebagai hasil penilaian manusia, atau karena manusia menilainya berharga. ( Uyoh, 2011 )

NILAI ABSOLUT ATAU BERUBAHSuatu nilai dikatakan absolut atau abadi, apabila nilai yang berlaku sekarang sudah berlaku sejak masa lampau dan akan berlaku serta absah sepanjang masa, juga akan berlaku bagi siapapun, tanpa memperhatikan ras, maupun kelas sosial.Dipihaklain ada yang beranggapan bahwa semua nilai relatif sesuai dengan harapan atau keinginan manusia. Sebagaimana harapan atau keinginan manusia yang selalu berubah, maka nilai itupun mengungkapan perubahan-perubahan tersebut, Nilai berubah dalam merespon kondisi baru, ajaran baru, agama baru, penemuan-penemuan baru dalam sains dan teknologi, kemajuan dalam pendidikan, dan lain-lain. Oleh karena itu, nilai dapat berasal dari pengalaman, dan diuji oleh pengalaman dalam kehidupan masyarakat. Mungkin juga sebagai hasil dari suatu kreasi akal rasional, dan mungkin juga sebagai hasil dari suatu kepercayaan yang kuat. ( Uyoh, 2011 )

III.4 TINGKATAN (HIRARKI) NILAITerdapat beberapa pandangan yang berkaitan dengan hirarki nilai, yaitu : Pertama, kaum idealis berpandangan secara pasti terhadap ikatan nilai, dimana nilai spiritual lebih tinggi dari pada nilai non spiritual ( nilai material ). Mereka menempatkan nilaireligi pada tingkat yang tinggu, karena nilai religi membantu dalam menemukan tujuan akhir hidupnya, dan merupakan kesatuan dengan nilai spiritual.Kedua, kaum realis juga berpandangan bahwa terdapat tingkatan nilai, dimana mereka menempatkan nilai rasional dan empiris pada tingkatan atas, sebab membantu manusia menemukan realitas objektif, hukum-hukum alam, dan aturan-aturan berpikir logis.Ketiga, kaum pragmatis menolak tingkatan nilai secara pasti. Menurut mereka, suatu aktivitas dikatakan baik seperti yang lainnya apabila memuaskan kebutuhan yang penting, dan memiliki nilai instrumental. Mereka sangat sensitif terhadap nilai-nilai yang menghargai masyarakat, tetapi mereka berkeyakinan akan pentingnya pengujian nilai secara empiris daripada merenungkannya secara rasional. Nilai-nilai partikuler (khusus) hanyalah merupakan alat (instrumen) untuk mencapai nilai yang lebih baik.III.5 JENIS JENIS NILAIAksiologi sebagai cabang filsafat dapat kita bedakan menjadi : 1) etika 2) estetika ETIKAIstilah etika berasal dari kata "ethos" (Yunani), yang berarti adat kebiasaan. Dalam istilah lain, para ahli yang bergerak dalam bidang etika menyebutkan dengan "moral", berasal dari bahasa Yunani, juga berarti kebiasaan. Walaupun antara etika dan moral terdapat perbedaan, tetapi para ahli tidak membedakannya dengan tegas, bahkan secara praktis cenderung untuk memberi arti yang sama. Etika merupakan teori tentang nilai, pembahasan secara teoritis tentang nilai, ilmu kesusilaan yang memuat dasar-dasar untuk berbuat susila.Sedangkan moral menunjukan pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari.Beberapa pengertian etika yang perlu kita ketahui antara lain :a) Menurut Langeveld (1961), etika adalah teori perbuatan manusia, yang ditimbang menurut baik dan buruknya.b) Dagobert Runes (1963:98) mengemukakan bahwa "Ethics is that Study or discipline which concerns itself with judgment of approval or dissapproval, judgments as to rightness or wrongness, goodness or badness, veitue or vice, desirability or wisdom of action, ends or objects, or state of affairs"c) Menurut Encyclopedia Britanica, "Ethics is the systematic study of the nature of values concept, 'good','bad','ougth','right','wrong',etc, and of the general principles with justify us in applying the to anything: also called 'moral philosophy".Jadi, etika merupakan cabang filsafat atau filsafat moral yang membicarakan perbuatan manusia. Cara memandangnya dari sudut baik dan tidak baik. Etika merupakan filsafat tentang perilaku manusia. Seperti telah dikemukakan diatas, bahwa etika mempelajari dan mempersoalkan perilaku manusia.Oleh karena tugas etika adalah menilai perbuatan manusia, maka lebih tepat kalau dikatakan bahwa objek formal etika adalah norma-norma kesusilaan atau nilai-nilai kesusilaan manusia.

ESTETIKAEstetika merupakan nilai-nilai yang berkaitan dengan kreasi seni dengan pengalaman-pengalaman kita yang berhubungan dengan seni. Estetika diartikan sebagai filsafat seni, tetapi berhubungan dengan prinsip estitika sebagai hakikat keindahan. Sesungguhnya konsep keindahan hanya salah satu dari sejumlah konsep-konsep dalam filsafat seni. Randall dan Buchler (1942 ) mengemukakan bahwa ada tiga interpretasi tentang hakikat seni, yaitu :Pertama, seni sebagai penembusan ( penetrasi ) terhadap realitas, selain pengalaman. Setiap benda yang disebut indah harus memiliki sifat-sifat tertentu yang absolut ( abadi ).Kedua,seni sebagai alat untuk kesenangan. Menurut Tolstoy, seni adalah penyebaran atau penularan emosi oleh seniman. Makin luas emosi dan makin besar jumlah sentimen moral didalamnya, akan semakin besar seni tersebut.Ketiga, seni sebagai ekspresi yang sebenarnya tentang kebenaran. Pandangan ini menganggap seni sebagai akar dalam ikatan pengalaman. Seni adalah pengalaman, mencerminkan pengalaman, dan menambah pengalaman. ( Uyoh, 2011 )

BAB IVPENUTUPIV.I KESIMPULAN Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi adalah istilah yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu axios yang berarti nilai, sedangkan logos yang berarti teori tentang nilai. Jadi, aksiologi adalah teori tentang nilai. Ilmu merupakan sesuatu yang penting bagi manusia, karena dengan ilmu semua kebutuhan manusia bisa terpenuhi dengan lebih cepat dan mudah. Dan merupakan kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa peradaban manusia sangat berhutang kepada ilmu. Landasan aksiologi adalah berhubungan dengan penggunaan ilmu tersebut dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia dengan kata lain apa yang dapat disumbangkan ilmu terhadap pengembangan ilmu itu dalam meningkatkan kualitas hidup manusia dengan nilai- nilai yang terkandung didalamnya.

IV.2 SARANAksiologi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang atau individu mempergunakan ilmunya. Menurut Jujun S. Suryasumantri, aksiologi adalah sebagai teori tentang nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh atau yang dianugerahkan oleh sang pencipta. Makalah tentang aksiologi ini banyak membahas tentang hal- hal menarik tentang aksiologi, dan juga menjelaskan bagaimana manusia zaman sekarang menggunakan ilmu yang dianugerahkan oleh Pencipta. Oleh karena itu, pada kesempatan ini juga, penulis mengajak kepada saudara-saudara sekalian, untuk membaca, sekaligus memahami, dan mempelajari apa dan bagaimana aksiologi dengan lebih mendalam, karena belajar tentang aksiologi itu sangatlah menarik dan akan memperluas ilmu pengetahuan kita tentunya.

DAFTAR PUSTAKA

Sadullo, U. 2007. Pengantar filsafat pendidikan, Bandung : Alvabeta.Muhmidayeli, 2011. Filsafat Pendidikan, Bandung : PT. Revika Aditama.www.wikipedia.org

13