makalah filsafat

17

Click here to load reader

Upload: muqowwimah-husna

Post on 21-Oct-2015

22 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Perspektif Manusia Sebagai Khalifah

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah FIlsafat

BAB IPENDAHULUAN

Teknologi merupakan sesuatu yang sangat erat dengan kehidupan manusia, manusia mengenal teknologi dengan adanya motivasi untuk mempermudah kehidupan, manusia mulai menggunakan teknologi sejak manusia hidup di muka bumi ini. Teknologi sangat berkaitan erat dengan sains tetapi sains dan teknologi selain dapat mempermudah kehidupan manusia juga dapat berefek negatif terhadap kehidupan manusia seperti penyalahgunaan teknologi nuklir yang dapat mengancam kelangsungan hidup umat manusia. Oleh karena itu perlu adanya etika dan tanggung jawab ilmuan yang mengatur mengenai dampak yang disebabkan oleh kemajuan sains dan teknologi, selain itu teknologi tepat guna juga didalamaya agar teknologi dapat di manfaatkan dengan maksimal, selain itu teknologi mempunyai dampak besar terhadap pengrusakan lingkungan. Oleh karena itu maka munculah green teknologi atau teknologi hijau yaitu konsep mengenai teknologi dengan tiidak melakukan pengrusakaan terhadap lingkungan, ada beberapa konsep fundamental yang telah ada saat ini adalah konsep mengenai bangunan hijau yaitu konsep dimana banguan mulai dari material bangunan haruslah ramah lingkungan dan non toksin. Green teknologi ini telah banyak member kontrbusi penting dalam mengurangi pemanasan global, konsep penting lainnya adalah konservasi energi, energi yang dimanfaatkan oleh manusia dapat diefisienkan dengan konservasi energi. Kemudian nanoteknologi dibuat menjadi lebih ramah lingkungan, yaitu dengan munculnya green nanoteknologi.

1

Page 2: Makalah FIlsafat

BAB IIPEMBAHASAN

A. TANGGUNG JAWAB DAN ETIKA KEILMUANPenelaahan keilmuan dimulai dengan permasalahan. Singkatnya, terdapat banyak sekali masalah dalam ilmu. Hal ini memang tak aneh bila diingat betapa rumitnya hakikat manusia dan kehidupan. Akibat dari kerumitan ini maka tiap masalah keilmuan sudah harus merupakan seleksi dari data yang diberikan oleh penghidupan kepada kita. Ini juga berarti bahwa tak seorang pun, memecahkan suatu masalah, dapat memilih seluruh fakta. Dalam permasalahan keilmuan ini, kita dikenalkan dengan nama ilmuwan yang merupakan ahli atau pakar dalam bidang keilmuan. Kata ilmuwan ini muncul kira-kira tahun 1840 untuk membedakan mereka dengan para filsuf, kaum terpelajar dan cendekiawan dan lain sebagainya. Ilmuwan di sini mempunyai beberapa arti, peran, ciri serta tanggung jawab dalam ilmu atau hasil penemuannya. Maka dari itu, ilmuwan tidaklah lain orang yang mencari keajengan dalam alam yang bersifat kognitif, rasional dan teoritis yang nantinya akan menghasilkan sebuah ilmu. Karena ilmu yang diperkembangkan oleh para ilmuwan untuk mencapai kebenaran atau memperoleh pengetahun. Oleh hsebab itu, dalam makalah ini kami mencoba mengkaji tentang ilmuwan. ilmuwan memiliki beberapa ciri yang ditunjukkan oleh cara berfikir yang dianut serta dalam perilaku seorang ilmuwan. Mereka memilih bidang keilmuan sebagai profesi. Untuk itu yang bersangkutan harus tunduk di bawah wibawa ilmu. Karena ilmu merupakan alat yang paling mampu dalam mencari dan mengetahui kebenaran. Ini dapat dikenali lewat paradigma maupun pola sikap senyatanya dalam kehidupan sosial, yang merupakan penjelmaan prinsip-prinsip ilmiah. Seorang ilmuwan tampaknya tidak cukup hanya memiliki daya kritis tinggi atau pun pragmatis, kejujuran, jiwa terbuka dan tekad besar dalam mencari atau menunjukkan kebenaran pada akhirnya, netral, tetapi lebih dari semua itu ialah penghayatan terhadap etika serta moral ilmu dimana manusia dan kehidupan itu harus menjadi pilihan juga sekaligus junjungan utama. Seorang ilmuwan sudah tentu bukan hanya sekedar memapankan namanya saja, akan tetapi ia harus bisa mempopulerkan karya ilmiahnya agar bisa diterima masyarakat dan sekiranya karya ilmiahnya baik. Oleh karena itu seorang ilmuwan harus memenuhi beberapa syarat, diantaranya: a. Prosedur ilmiah b. Metode ilmiah c. Adanya suatu gelar yang berdasar pendidikan formalnya yang ditempuh d. Kejujuran ilmuwan, yakni suatu kemauan yang besar, ketertarikan pada perkembangan Ilmu Pengetahuan terbaru dalam rangka profesionalitas keilmuannyaTiga peran ilmuwan dalam segi kegiatan: 1. SebagaiIntektual, seorang ilmuwan sosial dan tetap mempertahankan dialognya yang kontinyu dengan masyarakat sekitar dan suatu keterlibatan yangintens if dans ens itif. 2. SebagaiIlm uwan, dia akan berusaha memperluas wawasan teoritis dan keterbukaannya kepada kemungkinan dan penemuan baru dalam bidang keahliannya. 3. SebagaiTeknikus, dia tetap menjaga keterampilannya memakai :a. instrument yang tersedia dalam disiplin yang dikuasainya. b. Dua peran terakhir memungkinkan dia menjaga martabat ilmunya, c. sedangkan peran pertama mengharuskannya untuk turut menjaga martabat manusia. Karena kita semua tahu bahwa ilmu merupakan hasil karya perseorangan yang dikomunikasikan dan dikaji secara terbuka oleh masyarakat. Maka dari itu, fungsi seorang ilmuwan tidak hanya berhenti pada penelaahan dan keilmuan secara individual namun juga bertanggung jawab agar produk keilmuannya sampai dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas.

2

Page 3: Makalah FIlsafat

I. TANGGUNG JAWAB ILMUWANSeorang yang melakukan rangkaian aktivitas yang disebut ilmu itu kini lazim dinamakan ilmuwan (scientist). Kata ilmuwan sekarang tentu bukanlah hal yang asing. Secara sederhana ia diberi makna ahli atau pakar. Dalam kamus Indinesia, kata ilmuwan bermakna orang yang ahli atau banyak pengetahuannya mengenai suatu ilmu, atau orang yang berkecimpung dalam ilmu pengetahuan. Sedangkan dalam buku Filsafat Ilmu dan Ensiklopedi Islam, pengertian ilmuwan sebagai berikut: 1. Ilmuwan dalam pandangan McGraw-Hill Dictionary Of Scientific and Technical Terms, seorang yang mempunyai latihan, kemampuan, dan hasrat untuk mencari pengetahuan baru, asas-asas baru, dan bahan-bahan baru dalam suatu bidang ilmu.2. Devinisi ilmuwan yang dikemukakan oleh Maurice Richer, Jr. mengemukakan pendapat yang berikut yaitu, mereka yang ikut serta dalam ilmu, dalam cara-cara yang secara relatif langsung dan kreatif.3. Sedangkan dalam Ensiklopedi Islam, ilmuwan diartikan orang yang ahli dan banyak pengetahuannya dalam suatu atau beberapa bidang ilmu.Dari beberapa pemaparan pokok di atas dapat kami simpulkan bahwa ilmuwan merupakan orang yang melakukan kegiatan atau aktifitas dalam kaitannya bidang keilmuwan. Pada zaman orde baru para ahli dikatakan ilmuwan karena untuk membedakan dirinya dengan para ahli-ahli lainnya seperti filsuf, cendekiawan atau intelektual, dan lain sebagainya. Istilah ilmuwan dipakai untuk menyebut aktifitas seseorang untuk menggali permasalahan ilmuwan secara menyeluruh dan mengeluarkan gagasan dalam bentuk ilmiah sebagi bukti hasil kerja mereka kepada dunia dan juga untuk berbagi hasil penyelidikan tersebut kepada masyarakat awam, karena mereka merasa bahwa tanggung jawab itu ada di pundaknya. Adapun filsuf dipakai untuk menyebutkan aktivitas seseorang yang berkaitan dengan filsafat atau ahli fikir saja.Tanggung jawab ilmuwan dalam pengembangan ilmu sekurang- kurangnya berdimensi religius atau etis dan sosial. Pada intinya, dimensi religius atau etis seorang ilmuwan hendaknya tidak melanggar kepatutan yang dituntut darinya berdasarkan etika umum dan etika keilmuan yang ditekuninya. Sedangkan dimensi sosial pengembangan ilmu mewajibkan ilmuwan berlaku jujur, mengakui keterbatasannya bahkan kegagalannya, mengakui temuan orang lain, menjalani prosedur ilmiah tertentu yang sudah disepakati dalam dunia keilmuan atau mengkomunikasikan hal baru dengan para sejawatnya atau kajian pustaka yang sudah ada untuk mendapatkan konfirmasi, menjelaskan hasil-hasil temuannya secara terbuka dan sebenar- benarnya sehingga dapat dimengerti orang lain sebagaimana ia juga memperoleh bahan-bahan dari orang lain guna mendukung teori-teori yang dikembangkannya. Maka dari itu, seorang ilmuwan wajib mempublikasikan temuannya agar orang lain dapat melakukan verifikasi terhadapnya. Jadi jelaslah kiranya bahwa seorang ilmuwan mempunyai tanggung jawab sosial yang terpikul di bahunya. Bukan karena dia adalah warga masyarakat yang kepentingannya terlibat secara langsung di masyarakat namun yang lebih penting adalah karena dia mempunyai fungsi tertentu dalam kelangsungan hidup bermasyarakat. Oleh sebab itu dia mempunyai kewajiban sosial untuk menyampaikan hal itu kepada masyarakat banyak dalam bahasa yang dapat mereka cerna. Seorang ilmuwan tidak boleh memutarbalikkan penemuannya bila hipotesisnya yang di junjung tinggi yang disusun diatas kerangka pemikiran yang terpengaruh preferensi moral ternyata hancur berantakan karena bertentangan dengan fakta fakta pengujian. Seorang ilmuwan yang diatas landasan moral memilih untuk membuktikan bahwa generasi muda kita berkesadaran tinggi maka dalam hasil penemuannya dia bersifat netral dan membebaskan diri dari semua keterikatannya yang membelenggu secara sadar maupun tidak. Penyimpangan dalam hal ini merupakan pelanggaran moral yang sangat dikutuk masyarakat ilmuwan. Kenetralan dalam hal diatas itulah yang menjadikan ilmu bersifat universal.Proses menemukan kebenaran secara ilmiah mempunyai implikasi yang etis bagi seorang ilmuwan.karakteristik tersebut merupakan kategori moral yang melandasi sikap etis seorang

3

Page 4: Makalah FIlsafat

ilmuwan. Kegiatan intelektual yang meninggikan kebenaran sebagai tujuan akan berpengaruh pada pandangan moral. Selain memberikan informasi, ilmuwan juga harus bisa memberikan contoh. Dalam hal ini ilmuwan harus bisa berlaku objektif,terbuka,menerima kritik, menerima pendapat orang lain, kukuh dalam pendirian yang dianggap benar dan harus bisa mengakui kesalahan.Landasan moral yang fundamental sangat perlu diperhatikan oleh seorang ilmuwan. Ilmu harus bersifat netral seperti yang dimaksud oleh Keraf dan Dua bahwa ilmu pengetahuan harus dikembangkan hanya semata-mata berdasarkan pertimbangan ilmiah murni. Di samping itu ilmu pengetahuan juga harus berpihak kepada kemanusiaan yang besar dan tidak mengenal batas geografis, sistem politik, atau sistem kemasyarakatan lainnya. Sebagai kesimpulan, diperlukan landasan moral yang kukuh untuk mempergunakan ilmu pengetahuan secara konstruktif terutama untuk para ilmuwan.Dalam hal ini juga seorang ilmuwan mengkontribusikan ilmunya dengan ciri khas kharismatik ilmuwan yang terpancar dalam nilai ilmiahnya sehingga membawanya dalam kehidupan masyarakat yang ilmiah dan bisa menempatkan diri sebagai komunitas yang menjiwa diseluruh kalangan masyarakat. Kalangan masyarakat ilmuwan ada sekumpulan pedoman kerja yang disepakati dan harus diikuti oleh seorang ilmuwan yang terhormat. Pedoman kerja itu secara ringkas mencakup butir – butir berikut :1. Bekerjalah dengan jujur.

2. Jangan sekali-kali menunggangi data.

3. Selalulah bertindak tepat, teliti dan cermat.

4. Berlakulah adil terhadap pendapat orang lain yang muncul terlebih dahulu.

5. Jauhilah pandangan berbias terhadap data dan pemikiran ilmuwan lain.

6. Jangan berkompromi tetapi usahakanlah menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dengan tuntas.

II. ETIKA KEILMUAN

Istilah keilmuwan mengantarkan kita pada kontemplasi mendalam, baik mengenai hakekat, proses pembentukan, lembaga yang memproduksi ilmu lingkungan yang kondusif dalam pengembangan ilmu, maupun moralitas dalam memperoleh dan mendayagunakan ilmu tersebut. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan. Diantaranya : 1. EtikaMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edis ketiga (2005:309), etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk serta tentang hak dan kewajiban moral. Moral yang dimaksudkan di sini adalah akhlak, yakni budi pekerti atau kelakuan makhluk hidup. Sementara itu, dalam wikipedia.com disebutkan bahwa etika itu membahas tentang perilaku menuju kehidupan yang baik, yang di dalamnya ada aspek kebenaran, tanggung jawab, peran, dan sebagainya. Dapat diketahui bahwa persoalan etika tidak terlepas dari pengetahuan tentang manusia sebagai makhluk hidup yang sempurna. Jika kembali kepada kata muasalnya, etika berasal dari bahasa Yunani; ethos, yang artinya kebiasaan (perbuatan), tetapi bukan adat, melainkan adab.2. MoralKata moral diidentikkan pada suatu tindakan manusia yang bercorak khusus, yaitu didasarkan kepada pengertian mengenai baik-buruk. Berbicara tentang moral seseorang sama dengan membicarakan tentang kepribadian seseorang dimaksud. Karena itu, sesungguhnya moral telah

4

Page 5: Makalah FIlsafat

membuat posisi manusia berbeda (terhormat) dengan makhluk Tuhan lainnya. KBBI membuat dua pandangan tentang pengertian moral. Pertama, sebagai ajaran tentang baik-buruk yang diterima akibat perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya oleh manusia. Kedua, kondisi mental yang mebuat orang tetap berani, bergairah, berdisiplin, dan sebagainya, yang berpangkal pada isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana terungkap dalam perbuatan (KBBI, 2005:6-7).

3. NormaNorma adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok di masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku yang sesuai dan berterima. Norma juga dapat disebutkan sebagai ukuran atau kaedah yang menjadi tolok ukur untuk menilai atau memperbandingkan sesuatu (KBBI, 2005:787). Misalnya, setiap masyarakat harus menaati yang berlaku.4. KesusilaanKesusilaan atau susila merupakan bagian kecil dari norma sehingga kita mengenal nama norma susila, yaitu aturan yang menata tindakan manusia dalam pergaulan sosial sehari-hari, seperti pergaulan antara pria dan wanita. Kesusilaan dapat pula menjadi bagian dari adab dan sopan santun (KBBI, 2005: 787 dan 1110).

B. TEKNOLOGI TEPAT GUNA

I. TEKNOLOGI Teknologi adalah pengetahuan yang digunakan untuk membuat barang, menyediakan jasa serta meningkatkan cara dalam menangani sumber daya yang penting dan terbatas. Pengertian lain tentang teknologi adalah upaya manusia untuk membuat kehidupan lebih sejahtera, lebih baik, lebih enak dan lebih mudah. Teknologi dikembangkan untuk membuat hidup lebih baik, efisien dan mudah. Teknologi yang dikembangkan dari beragam teknologi satu diantaranya adalah Teknologi Tepat Guna (TTG) yaitu suatu teknologi yang memenuhi, persyaratan: teknis, ekomomi dan sosial budaya. 1. Teknis, yaitu memperhatikan dan menjaga tata kelestarian lingkungan hidup, penggunaan secara maksimal bahan baku lokal, menjamin mutu (kualitas) dan jumlah (kuantitas) produksi, secara teknis efektif dan efisien, mudah perawatan dan operasi, serta relatif aman dan mudah menyesuaikan terhadap perubahan. 2. Ekonomis, yaitu efektif menggunakan modal, keuntungan kembali kepada produsen, jenis usaha kooperatif yang mendorong timbul industri lokal. 3. Sosial budaya, memanfaatkan keterampilan yang sudah ada, menjamin perluasan lapangan kerja, menekan pergeseran tenaga kerja, menghidari konflik sosial budaya dan meningkatkan pendapatan yang merata. II. PENDIDIKAN TEKNOLOGIBanyak orang beranggapan bahwa teknologi harus bercirikan mesin-mesin industri yang besar, pesawat terbang atau komputer. Padahal pengertian teknologi adalah upaya manusia untuk membuat kehidupan lebih sejahtera, lebih baik, lebih enak dan lebih mudah. Bila seseorang mengupas sabut kelapa dengan gigi dan kemudian berusaha mengupas dengan kapak yang dibuat dari batu dari batu, kejadian seperti ini termasuk kedalam teknologi pula. Ada nilai pengembangan alat di sana.Oleh karena itu, pendidikan teknologi adalah usaha mengenali keadaan lingkungan dan kemampuan masysrakat dalam mengantisipasi lingkungannya. Setelah mengenal keadaan lingkungan dan kemampuan (masyarakat), pendidikan teknologi harus berusaha mengembangkan kemampuan masyarakat dalam dalam mengantisipasi lingkungan, sehingga hidup masyarakat lebih mudah, lebih enak dan yang terpenting lebih sejahtera. harus bercirikan. Kalau begitu bila ingin menerapkan TTG

5

Page 6: Makalah FIlsafat

harus diikuti dengan pendidikan teknologi, memahami pengertian, kriteria dan persyaratan, ciri-ciri dan ketepatan suatu teknologi.III. PENGERTIAN TTGTTG merupakan alih bahasa secara cukup longgar dari “appropriate technology”, suatu pengertian yang mempunyai makna tertentu, pada dasarnya, dilihat dari aspek teknis. Perujudan TTG banyak ditemukan dalam bentuk teknologi tradisional yang dipraktekkan oleh masyarakat berpenghasilan rendah. Masyarakat tersebut, kecil sekali peluang memiliki kesempatan memakai teknologi maju dan efisien, yang merupakan pola teknologi dari masyarakat maju/industri. Secara teknis TTG merupakan jembatan antara teknologi tradisional dan teknologi maju. Oleh karena itu aspek-aspek sosio-kultural dan ekonomi juga merupakan dimensi yang harus diperhitungkan dalam mengelola TTG.Pengenalan teknologi semacam TTG, dihadapkan kepada beragam nama, tergantung pada dimensi yang dicakupnya seperti: teknologi tepat, teknologi pedesaan, teknologi madya (intermediate), teknologi biaya rendah (low cost technology), teknologi padat karya (labour intensive technology) dan lain-lain. Kiranya tidak perlu diperdebatkan tentang pengertian sematik, mengingat selera berbeda-beda. Pengertian yang terkandung dan tersirat pada terminologi berbagai TTG di atas kiranya sudah cukup jelas.IV. KRITERIA DAN SYARAT TTG Menilai ketepat gunaan suatu teknologi, dalam hal ini, yang memberikan makna atau pengertian berhubungan dengan masalah pembangunan pedesaan atau masyarakat berpenghasilan rendah. Menurut Suwarto Martosudarjo dari LIPI makna/pengertian yang perlu digaris bawahi kriteria ketepat gunaan teknologi itu bahwa: 1) Teknologi itu ekonomis (viable), 2) Teknologi itu dapat dipertanggung jawabkan (technically feasible) dan 3) Teknologi dapat beradaptasi secara mapan kepada lingkungan kultur dan sosial pada sesuatu lokal yang kita perbincangkan (socially acceptable and ecologically sound). Dalam bentuk pengertian lain TTG adalah hasil dari pendekatan kepada masalah-masalah pembangunan. Menilai TTG adalah dalam pengertian kebutuhan yang nyata dan sumber-sumber yang tersedia, tidak dalam pengertian “maju” yang telah ada. Pendekatan ini menyadari bahwa perbedaan ekonomi, geografis dan kebudayaan memerlukan teknologi yang berbeda dan pembangunan hendaknya menjadi pengabdi kepada manusia dan bukan sebagai tuan atau raja bagi kebutuhan manusia. Banyak rumusan lain mengenai Teknologi Tepat Guna. Rumusan berikut adalah yang dianut Pusat Tteknologi Pembangunan – ITB (PTP – ITB). PTP – ITB mengajukan tiga kriteria/persyaratan yang harus dipenuhi yaitu Teknis, Sosial dan Ekonomik.Persyaratan Teknis meliputi:1. Memperhatikan kelestarian tata lingkungan hidup, menggunakan sebanyak mungkin bahan baku dan sumber energi setempat dan sesedikit mungkin menggunakan bahan baku yang di import.2. Jumlah produksi harus cukup dan mutu produksi harus dapat diterima oleh pasaran yang ada, baik dalam maupun luar negeri.3. Menjamin agar hasil dapat diangkut ke pasar dengan sarana angkutan yang tersedia dan yang masih dapat dikembangkan, sehingga dapat dihindarkan kerusakan atas mutu hasil (produk) serta menjamin kesinambungan peneyediaan pasokan (suplay) cukup teratur.4. Memperhatikan ketertersediaan peralatan, serta opersi dan perawatannya demi kesimanbungan (kontinuitas) persyaratan teknis. Persyaratan Sosial meliputi:

6

Page 7: Makalah FIlsafat

1) Memanfaatkan keterampilan yang sudah ada atau kerterempilan yang mudah pemindahannya, serta sejauh mungkin mencegah latihan ulang yang sukar dilakukan, mahal dan memakan waktu2) Menjamin timbulnya perluasan lapangan kerja yang dapat terus menerus berkembang.3) Menekan serendah mungkin pergeseran tenaga kerja yang mengakibatkan pengangguran ataupun setengah pengangguran.4) Membatasi timbulnya ketegangan sosial dan budaya, dengan mengatur agar peningkatan produksi berlangsung dalam batas-batas tertentu,5) Menjamin agar peningkatan produksi serasi dengan peningkatan yang merata atas pendapatanPersyaratan Ekonomik1) Membatasi sesedikit mungkin kebutuhan modal,2) Menekan, sehingga minimum kebutuhan akan devisa,3) Mengarahkan pemakaian modal, agar sesuai dengan rencana pengembangan lokal, regional dan nasional4) Menjamin agar hasil dan keuntungan kembali kepada produsen dan tidak menciptakan terbentuknya mata-rantai baru.5) Mengarahkan usaha pada pengelompokan secara koperatif.

V. KESESUAIAN (KETEPAT GUNAAN)Kapan suatu teknologi itu yang sesuai (tepat guna)? Suatu pertanyaan yang sering diajukan. Berbagai jawaban dikemukakan. Dari beberapa jawaban-jawaban dan bertolak dari kriteria dan syarat TTG yang dikemukakan diatas, dapat diajukan beberapa ketentuan bahwa suatu teknologi dikatakan sesuai (tepat guna): 1) apabila teknologi itu sebanyak mungkin mempergunakan sumber-sumber yang tersedia banyak di suatu tempat, 2) apabila teknologi itu sebanyak mungkin mempergunakan sumber-sumber yang terdapat sedikit disuatu tempat, 3) apabila teknologi itu dapat sesuai dengan keadaan ekonomi dan sosial masyarakat setempat, dan 4) apabila teknologi itu membantu memecahkan persoalan/masalah yang sebenarnya, bukan teknologi yang hanya bersemayam dikepala perencananya.Suatu yang harus diperhatikan bahwa, masalah-masalah pembangunan boleh jadi memerlukan pemecahan yang unik dan khas, jadi teknologi-teknologi tersebut tidak perlu dipindahkan ke negara-negara atau kedaerah lain dengan masalah serupa. Apa yang sesuai disuatu tempat mungkin saja tidak cocok di lain tempat. Oleh karena itu tujuan TTG adalah melihat pemecahan-pemecahan terhadap masalah-masalah tertentu dan menganjurkan mengapa hal itu “sesuai”.

VI. CIRI-CIRI TTGSebagaimana telah dikemukakan pada kriteria dan syarat dan kesesuaian TTG, dapat dikemukakan ciri-ciri yang cukup menggambarkan TTG (walaupun tidak berarti sebagai batasan) adalah sebagai berikut: 1) Perbaikan teknologi tradisional yang selama ini menjadi tulang punggung pertanian, industri, pengubah energi, transprtasi, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di pedesaan, 2) Biaya investasi cukup rendah/relatif murah, 3) Teknis cukup sederhana dan mampu untuk dipelihara dan didukung oleh keterampilan setempat, 4) Masyarakat mengenal dan mampu mengatasi lingkungannya5) Cara pendayagunaan sumber-sumber setempat termasuk sumber alam/energi/bahan secara lebih baik/optimal dan

7

Page 8: Makalah FIlsafat

6) Alat mandiri masyarakat dan mengurangi ketergantungan kepada “pihak luar” (self-realiance motivated).

VII. PENERAPAN TTGPenerapan TTG adalah sebuah usaha pembaruan. Meskipun pembaharuan itu tidak mencolok dan masih dalam jangkauan masyarakat, tetapi harus diserasikan dengan keadaan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat setempat serta alam. Kalau tidak, maka usaha pembaharuan itu akan mendapat hambatan yang dapat menggagalkan usaha permbaharuan tersebut. Usaha pembaharuan itu dirancang sedemikan rupa sehingga seluruh masyarakat merasa bahwa pembaharuan adalah prakarsa mereka sendiri. ABerarti di dalam pembaharuan teknologi itu, terdapat minat dan semangat dalam masyarakat tersebut.Banyak orang keliru sangaka: kalau orang membawa pompa bambu, biogas, pengering dengan energi radiasi matahari sederhana kedesa, maka orang itu telah menerapkan teknologi tepat guna. Membawa paket-paket teknologi sederhana tersebut kesebuah dasa belum dapat dikatakan sebagai penerapan teknologi tepat guna, bahkan dapat menjerumuskan, apabila tidak disertai pendidikan kepada masyarakat desa tersebut, bagaimana cara membuat dan memperbaiki alat tersebut. Paling ideal penerapan teknologi tepat guna adalah teknologi yang telah ada pada suatu masyarakat dan perbaikan itu ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkatPenerapan TTG juga harus mempertimbangkan keadaan alam sekitar. Dapat diartikan bahwa dampak lingkungan yang disebabkan penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) harus lebih kecil dibandingkan pemakaian teknologi tradisional maupun teknologi maju

C. TEKNOLOGI HIJAU

Teknologi hijau adalah teknik untuk menghasilkan energi dan/atau produk yang tidak mencemari atau meracuni lingkungan hidup. Teknologi hijau masih terus dikembangkan hingga saat ini. Untuk masa datang, “teknologi hijau” merupakan suatu bidang yang akan melahirkan banyak inovasi dan perubahan dalam kehidupan sehari-hari. Boleh dikatakan perkembangan teknologi hijau ini dapat disejajarkan dengan ledakan “teknologi informasi” selama dua dekade terakhir ini.

Teknologi hijau merupakan salah satu upaya untuk menjaga kelestarian atau keberlanjutan kehidupan di planet bumi ini. Kelestarian atau keberlanjutan (sustainabilitas) yang dapat diartikan sebagai perihal pemenuhan kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan di masa depan tanpa merusak sumber daya alam, atau pemenuhan kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

Beberapa teknik untuk pencapaian sustainabilitas tersebut, yang telah banyak dikenal, antara lain : Produk Daur Ulang yaitu penciptaan (siklus) produk-produk manufaktur yang sepenuhnya dapat direklamasi atau digunakan kembali. Inovasi teknologi hijau merupakan pengembangan teknologi alternatif baik berupa bahan bakar fosil atau bahan kimia hasil dari budidaya tanaman – yang telah terbukti tidak merusak kesehatan dan lingkungan hidup.Bidang-bidang Teknologi Hijau

Studi tentang teknologi hijau yang masih terus dikembangkan dan merupakan kecenderungan teknologi di masa datang, antara lain mencakup bidang-bidang, a.l: Energi terbarukan (renewable energy); Bangunan hijau/ramah lingkungan (green building); Kimia hijau (green chemistry) dan Teknologi Nano Hijau (green nanotechnology).Renewable Energy

Renewable energy adalah energi yang datang dari sumber daya alam, seperti cahaya matahari, angin, hujan, dan panas bumi yang dapat diperbaharui. Pada tahun 2008, sekitar 19% dari

8

Page 9: Makalah FIlsafat

konsumsi energi datang dari energi yang terbaharukan, dengan 13% datang dari biomass, yang sebagian besar digunakan untuk pemanasan dan 3,2% dari hydroelectricity.

Tenaga angin tumbuh pada kisaran 30% per tahun yang dapat menghasilkan 158 GW pada tahun 2009 dan digunakan secara luas di Eropa, Asia, dan Amerika.

Renewable energy mengalami siklus terkait fenomena alam, seperti cahaya matahari, angin, dan panas bumi, seperti yang dijelaskan International Energy Agency:

Renewable energi dihasilkan dari proses alami yang terbaharui secara konstan. Dalam berbagai bentuk diperoleh secara langsung dari matahari atau panas yang dihasilkan dari dalam bumi. Termasuk definisi listrik dan panas yang dihasilkan dari matahari, angin, samudera, tenaga air, biomass, sumber panas bumi, dan biofuel, dan hidrogen yang dihasilkan dari proses pembaharuan sumber daya alam.

Renewable energy menggantikan bahan bakar konvensional pada empat area berbeda: pembangkit energi, air panas, bahan bakar kendaraan, dan pelayanan energi untuk pedesaan.

Pembangkit listrik. Renewable energy menyediakan 18% dari total pembangkit listrik di seluruh dunia. Beberapa pembangkit listrik terbaharukan tersebar di beberapa negara, dan tenaga angin sendiri telah menyediakan secara signifikan pembagian listrik di beberapa area, 14% di Lowa, Amerika Serikat, 40% di Jerman Utara, dan 20% di Denmark.

Pemanas air tenaga surya. Membuat kontribusu penting di beberapa negara, sebagian besar di China, yang memiliki 70% dari total global 180 GW. Sebagian besar sistemnya telah dipasang pada apartemen-apartemen dan memenuhi porsi kebutuhan air panas yang mencapai 50-60 juta rumah di China. Dunia secara total telah memasang pemanas air tenaga surya untuk memenuhi kebutuhan lebih dari 70 juta rumah. Penggunaan biomass untuk pemanasan terus tumbuh dengan baik. Di Swedia, energy biomass telah melampaui minyak.

Bahan bakar kendaraan. Biofuel terbaharui telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam konsumsi minyak di Amerika Serikat sejak tahun 2006. 93 milyar liter telah diproduksi dunia pada tahun 2009 menggantikan nilai yang mencapai 68 milyar liter untuk bensin, setara dengan sekitar 5% produksi bensin.Green Building

Gedung Hijau (juga dikenal sebagai konstruksi hijau atau bangunan yang berkelanjutan) adalah praktek pemembuat struktur bangunan yang ramah lingkungan penggunaan proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya alam yang efisien dalam seluruh sudut bangunan: dari pondasi sampai desain, konstruksi, operasi, pemeliharaan, renovasi, dan pembongkaran. Praktek ini memperluas dan melengkapi desain bangunan klasik mengingat faktor ekonomi, utilitas, daya tahan, dan kenyamanan.

Walaupun teknologi baru terus dikembangkan untuk melengkapi praktek saat ini dalam menciptakan struktur bangunan yang lebih ramah lingkungan, tujuan umumnya adalah bahwa bangunan hijau dirancang untuk mengurangi dampak keseluruhan dari lingkungan yang dibangun pada kesehatan manusia dan lingkungan alam oleh: Efisien menggunakan energi, air, dan sumber daya lain Melindungi kesehatan penghuni dan meningkatkan produktivitas pekerja Mengurangi limbah, polusi dan degradasi lingkungan

Konsep serupa adalah bangunan alami(Natural Building), yang biasanya pada skala yang lebih kecil dan cenderung untuk berfokus pada penggunaan bahan-bahan alami yang tersedia secara lokal. Topik terkait lainnya termasuk desain yang berkelanjutan dan arsitektur hijau.

Green ChemistryKimia hijau atau green chemistry adalah sebuah paradigma baru yang menggiatkan

rancangan proses dan produk yang bisa memperkecil bahkan menghilangkan penggunaan maupun pembentukan bahan kimia beracun dan berbahaya. Sedikit berbeda dengan cakupan bahasan kimia lingkungan yang mengurusi aspek-aspek kimia dalam lingkungan, maka kimia hijau lebih

9

Page 10: Makalah FIlsafat

mengarahkan pandangannya pada persoalan mencari metode proses kimia yang lebih ramah lingkungan, mengurangi, dan mencegah polusi serta sumber polusinya.

Bisa dikatakan kimia hijau adalah pengetahuan basi karena hanyalah hasil kolaborasi dari beragam disiplin ilmu kimia yang telah mapan sebelumnya. Tapi yang menjadikan dia bersinar di lingkup disiplin kimia adalah konsepnya. Paradigma kimia hijau ini telah mengundang dan menuntun para ilmuwan untuk mengembangkan inovasi proses kimia yang menggeser, menambah/mengurangi atau memperbaharui proses kimia tradisional-konvensional menjadi lebih ramah terhadap lingkungan maupun manusia tanpa meninggalkan prinsip-prinsip optimasi proses produksi. Berikut ini akan dipaparkan sedikit konsep-prinsip kimia hijau.

Tahun 2005, Ryoji Noyori mengajukan tiga aspek pengembangan kimia hijau, yaitu karbon dioksida superkritis sebagai pelarut hijau, hidrogen peroksida sebagai agen oksidasi hijau, dan penggunaan hidrogen dalam sintesis senyawa asimetris. Aspek-aspek tersebut menjadi jauh lebih beragam seiring dengan berkembang pesatnya gairah ilmuwan bergiat di bidang kimia hijau. Proses kimia dalam reaktor ukuran mikro, proses kimia yang melibatkan cecair ionik (ionic liquids) maupun reaksi kimia dalam pelarut multi fasa adalah sedikit contoh tambahan aspek.

Paul Anastas dan John C. Warner kemudian mengembangkan 12 prinsip demi mendefinikan kimia hijau.1. Mencegah terbentuknya sampah sisa proses kimia dengan cara merancang sintesa kimia yang mencegah terbentuknya sampah atau polutan.2. Merancang bahan kimia dan produk turunannya yang aman yang menghasilkan produk kimia yang efektif tapi tanpa atau rendah efek racunnya.3. Merancang sintesa kimia yang jauh berkurang efek bahayanya, berarti merancang proses dengan menggunakan dan menghasilkan senyawa yang memiliki sedikit atau tanpa efek beracun terhadap manusia dan lingkungan4. Memanfaatkan asupan proses kimia dari material terbaharukan. Bahan baku dari produk agrikultur atau aquakultur bisa dikatakan sebagai bahan baku terbaharukan, sedangkan hasil pertambangan dikatakan sebagai bahan tak dapat diperbaharui.5. Menggunakan katalis. Reaksi yang memanfaatkan katalis memiliki keunggulan karena hanya menggunakan sedikit material katalis untuk mempercepat dan menaikkan produktifitas dan proses daur reaksi.6. Menghindari proses derivatisasi tehadap senyawa kimia. Artinya menghindari tahapan pembentukan senyawa antara atau derivat ketika melakukan reaksi, karena agen derivat tersebut menambah hasil samping atau hanya terbuang percuma sebagai sampah.7. Memaksimalkan ekonomi atom dengan jalan merancang proses sehingga hasil akhir mengandung perbandingan maksimum terhadap asupan awal proses sehingga tidak menghasilkan sampah atom.8. Penggunaan pelarut dan kondisi reaksi yang lebih aman dengan cara mencoba menghindari penggunaan pelarut, agen pemisah, atau bahan kimia pembantu lainnya. Pelarut digunakan seminimal mungkin dan tidak menimbulkan masalah pencemaran atau kerusakan terhadap lingkungan dan atmosfer. Air adalah contoh pelarut segala (universal solvent) yang ramah lingkungan.9. Meningkatkan efisiensi energi yaitu melakukan reaksi pada kondisi mendekati atau sama dengan kondisi alamiah, misalnya suhu ruang dan tekanan atmosfer.10. Merancang bahan kimia dan produknya yang dapat terdegradasi setelah digunakan menjadi material tidak berbahaya atau tidak terakumulasi setelah digunakan.11. Analisis pada waktu bersamaan dengan proses produksi untuk mencegah polusi. Dalam sebuah proses, dimasukkan tahapan pengawasan dan pengendalian bersamaan dengan dan sepanjang proses sintesis untuk mengurangi pembentukan produk samping.

10

Page 11: Makalah FIlsafat

12. Memperkecil potensi kecelakaan yaitu merancang bahan kimia dan wujud fisiknya yang dapat meminimalkan potensi kecelakaan kimia misalnya ledakan, kebakaran, atau pelepasan racun ke lingkungan.

Green NanotechnologyNanoteknologi hijau (Green Nanotechnology adalah pengembangan teknologi bersih untuk

meminimalkan potensi resiko kesehatan lingkungan dan manusia yang terkait dengan pembuatan dan penggunaan produk nanoteknologi, dan untuk mendorong penggantian produk yang ada dengan produk nano baru yang lebih ramah lingkungan.

Nanoteknologi hijau memiliki dua tujuan: memproduksi Nanomaterials dan produk tanpa merugikan lingkungan atau kesehatan manusia, dan memproduksi nano-produk yang memberikan solusi terhadap masalah lingkungan hidup. Menggunakan prinsip-prinsip yang ada pada Green chemistry dan green engineering untuk membuat Nanomaterials dan produk tanpa bahan beracun, pada suhu rendah menggunakan lebih sedikit energi sedapat mungkin.

Selain membuat Nanomaterials dan produk yang berdampak terhadap lingkungan, Nanoteknologi hijau juga berarti penggunaan nanoteknologi untuk membuat proses manufaktur saat ini untuk bahan non-nano dan produk yang lebih ramah lingkungan.Misalnya, membran nano dapat membantu memisahkan produk pada reaksi kimia yang diinginkan dari bahan limbah. katalis berskala nano bisa membuat reaksi kimia yang lebih efisien dan tidak boros. Sensor pada skala nano dapat membentuk bagian dari sistem kontrol proses. Menggunakan sistem energi alternatif, dimungkinkan oleh nanoteknologi, adalah cara lain untuk "menghijaukan" proses manufaktur.

Tujuan kedua dari Green Nanoteknologi melibatkan pengembangan produk-produk yang menguntungkan lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung.Nanomaterials atau produk langsung dapat membersihkan situs limbah berbahaya,desalinasi air,menjaga polusi, atau memantau polusi lingkungan. Secara tidak langsung, nanocomposites ringan untuk mobil dan alat transportasi lainnya dapat menghemat bahan bakar dan mengurangi bahan yang digunakan untuk produksi; nanoteknologi-diaktifkan bahan bakar sel dan dioda pemancar cahaya (LED) dapat mengurangi polusi dari generasi energi dan membantu menghemat bahan bakar fosil; pembersih nano pada pelapis permukaan bisa mengurangi atau menghilangkan pembersih berbahan kimia , dan meningkatkan daya tahan baterai dapat menyebabkan berkurangnya penggunaan bahan dan limbah yang sedikit.

11

Page 12: Makalah FIlsafat

PENUTUP

Demikianlah hasil dari makalah yang telah penulis buat dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Filsafat Sains dan Teknologi. Semoga dengan terbentuknya makalah ini, penulis dapat memberikan pengetahuan yang luas kepada semua orang yang membacanya terutama bagi mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas segala pihak yang telah membantu terbentuknya makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

www.google.comwww.wikipedia.com

12