makalah blok 1 modul 1

23
Pasien dengan Harapan Hidup Kecil Ingin Diterapi Tetapi Tidak Mampu Secara Ekonomi Dwiki Widyanugraha 102014194 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universites Kristen Krida Wacana Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510 Telephone : (021) 5694- 2061,fax : (021) 563-1731 Skenario D Seorang laki-laki berusia 10 tahun dirawat disebuah rumah sakit. Pasien dirawat dengan keadaan penyakit kanker stadium lanjut. Setelah dilakukan pembedahan, pasien tersebut dirawat untuk pengobatan selanjutnya. Orangtuanya bukanlah orang kaya dan tak mampu membeli obat-obatan kemoterapeutik yang mahal. Kondisi orangtuaya tidak bisa diharapkan. Tetapi orangtuanya ingin terapi berlanjut. Dokter telah menjelaskan bahwa kondisi anaknya tidak bisa ditingkatkan dan sangat sulit bagi mereka untuk membeli obat-obatan mahal tersebut. Dokter tidak yakin apakah ia harus mengatakan pada mereka untuk tidak usah membeli obat itu. Karena berdasarkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya pada

Upload: dwikiwidyanugraha21

Post on 22-Nov-2015

70 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Makalah mengenai kaidah dasar bioetik dan profesionalisme di bidang medis, sumpah dokter dan kode etik kedokteran Indonesia.

TRANSCRIPT

Pasien dengan Harapan Hidup Kecil Ingin Diterapi Tetapi Tidak Mampu Secara Ekonomi

Dwiki Widyanugraha102014194Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universites Kristen Krida WacanaFakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510 Telephone : (021) 5694-2061,fax : (021) 563-1731

Skenario DSeorang laki-laki berusia 10 tahun dirawat disebuah rumah sakit. Pasien dirawat dengan keadaan penyakit kanker stadium lanjut. Setelah dilakukan pembedahan, pasien tersebut dirawat untuk pengobatan selanjutnya. Orangtuanya bukanlah orang kaya dan tak mampu membeli obat-obatan kemoterapeutik yang mahal. Kondisi orangtuaya tidak bisa diharapkan. Tetapi orangtuanya ingin terapi berlanjut. Dokter telah menjelaskan bahwa kondisi anaknya tidak bisa ditingkatkan dan sangat sulit bagi mereka untuk membeli obat-obatan mahal tersebut. Dokter tidak yakin apakah ia harus mengatakan pada mereka untuk tidak usah membeli obat itu. Karena berdasarkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya pada penyakit ini, bebebrapa pasien meninggal walaupun telah diterapi dengan kemoterapi. Tetapi pada kasus yang jarang mereka dapat juga sembuh. Pada kasus ini, kondisi pasien semakin parah. Akhirnya dokter menjelaskan kepada orang tua pasien bahwa kondisinya kurang baik dan kemungkinan untuk sembuh sangat kecil walau di terapi dengan obat-obatan , tetapi dokter untuk tidak mengatakan kepada orang tua pasien untuk tidak membeli obat obat tersebut.

I.PendahuluanDewasa ini, di dalam kehidupan manusia kita tidak terlepas dari masalah yang ada di sekitar kita. Kita juga pasti menilai masalah yang tersebut dari sudut pandang yang berbeda apakah masalah itu baik atau buruk, benar atau salah. Acuan atau alat untuk menentukan sesuatu itu baik atau buruk, benar atau salah disebut sebagai etika. Etik terbagi dalam etik normatif dan praktiks (Pada etik normatif, para filosof mencoba menegakkan apa yang benar secara moral dan mana yang salah secara moral dalam kaitannya dengan tindakkan manusia. Pada praktis, para filosof menjelaskan mengenai pembenaran tindakan tertentu tergantung pada alasan seseorang baik atau buruk ).Di dalam dunia kedokteran sangat dibutuhkan etika dengan yang biasa kita kenal sebagai etika kedokteran. Etika kedokteran sendiri adalah ilmu tentang perilaku atau sikap seorang dokter dalam hubungannya dengan pasien serta masyarakat. Perilaku yang dimaksud dalam etika kedokteran ini sendiri yaitu tingkah laku yang sesuai dengan peraturan dan sesuai dengan akhlak. Di dalamnya terdapat istilah bioetika. Bioetika adalah studi interdisipliner tentang problem yang ditimbukan oleh perkembangan di bidang biologi serta ilmu kedokteran termasuk dampaknya terhadap masyarakat luas. Bioetik mempelajari tentang masalah yang timbul di bidang kedokteranBerdasaran skenario yang, dalam makalah PBL kali ini saya akan membahas masalah-masalah apa saja yang terjadi dan hubungannya dengan kode etik, sumpah dokter, profesionalisme kedokteran, Kaidah Dasar Bioetik.A. Identifikasi istilah yang tidak diketahui Obat kemoterapeutik : Istilah obat-obatan yang digunakan pada penderita kankerB. Rumusan Masalah

Masalah-masalah yang terdapat pada Skenario D yaitu : Tidak mampu secara Ekonomi Jika diterapi kemungkinannya kecil untuk sembuh Orang tua tetap ingin melakukan/melanjutkan pengobatan Pasien dengan harapan hidup kecil diterapi tetapi tidak mampu secara ekonomi

C. Mind Map

D. Tujuan Penulisan a. Membantu dokter dalam menangani pasienb. Memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang cara bersikap menjadi seorang dokterc. Menjamin hak-hak pasien berdasar bioetikad. Membantu mahasiswa dalam memahami prinsip dasar etika kedokteran

E. Hipotesis Dokter telah bertindak sesuai dengan kaidah dasar bioetik, tidak melanggar lafal sumpah dokter, telah sesuai dengan kode etik kedokteran Indonesia dan telah bertindak professional.

Dari skenario yang ada, terdapat hubungannya dengan Kode Etik Kedokteran, kaidah Dasar Bioetik, profesionalisme kedokteran, serta sumpah dokter. II. PembahasanLandasan TeoriA.Pengertian BioetikaPerkembangan yang begitu pesat di bidang biologi dan ilmu kedokteran membuat etika kedokteran tidak mampu lagi menampung keseluruhan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan. Etika kedokteran berbicara tentang bidang medis dan profesi kedokteran saja, terutama hubungan dokter dengan pasien, keluarga, masyarakat, dan teman sejawat. Oleh karena itu, sejak tiga dekade terakhir ini telah dikembangkan bioetika atau yang disebut juga dengan etika biomedis.Menurut F. Abel, Bioetika adalah studi interdisipliner tentang masalah-masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan biologi dan kedokteran, tidak hanya memperhatikan masalah-masalah yang terjadi pada masa sekarang, tetapi juga memperhitungkan timbulnya masalah pada masa yang akan datang.Bioetika mencakup isu-isu sosial, agama, ekonomi, dan hukum bahkan politik. Bioetika selain membicarakan bidang medis, seperti abortus, euthanasia, transplantasi organ, teknologi reproduksi butan, dan rekayasa genetik, membahas pula masalah kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan masyarakat, hak pasien, moralitas penyembuhan tradisional, lingkungan kerja, demografi, dan sebagainya. Bioetika memberi perhatian yang besar pula terhadap penelitian kesehatan pada manusia dan hewan percobaan.Masalah bioetika mulai diteliti pertama kali olehInstitude for the Study of Society, Ethics and Life Sciences, Hasting Center, New Yorkpada tahun 1969. Kini terdapat berbagai isu etika biomedik.Di Indonesia, bioetika baru berkembang sekitar satu dekade terakhir yang dipelopori oleh Pusat Pengembangan Etika Universitas Atma Jaya Jakarta. Perkembangan ini sangat menonjol setelah universitas Gajah Mada Yogyakarta yang melaksanakan pertemuan Bioethics 2000; An International Exchangedan Pertemuan Nasional I Bioetika dan Humaniora pada bulan Agustus 2000. Pada waktu itu, Universitas Gajah Mada juga mendirikancenter for Bioethics and Medical humanities.Dengan terselenggaranya Pertemuan Nasional II Bioetika dan Humaniora pada tahun 2002 di Bandung, Pertemuan III pada tahun 2004 di Jakarta, dan Pertemuan IV tahun 2006 di Surabaya serta telah terbentuknya Jaringan Bioetika dan Humaniora Kesehatan Indonesia (JBHKI) tahun 2002, diharapkan studi bioetika akan lebih berkembang dan tersebar luas di seluruh Indonesia pada masa datang.

B. Prinsip-prinsip Kaidah Dasar BioetikaPrinsip-prinsip dasar etika adalah suatu aksioma yang mempermudah penalaran etik. Prinsip-prinsip itu harus dibersamakan dengan prinsip-prinsip lainnya atau yang disebut spesifik. Tetapi pada beberapa kasus, kerana kondisi berbeda, satu prinsip menjadi lebih penting dan sah untuk digunakan dengan mengorbankan prinsip yang lain. Keadaan terakhir disebut dengan Prima Facie. Konsil Kedokteran Indonesia, dengan mengadopsi prinsip etika kedokteran barat, menetapkan bahwa, praktik kedokteran Indonesia mengacu kepada kepada 4 kaidah dasar moral yang sering juga disebut kaidah dasar etika kedokteran atau bioetika, antara lain: Beneficence Non-malficence Justice Autonomy1. BeneficenceDalam arti prinsip bahwa seorang dokter berbuat baik, menghormati martabat manusia, dokter tersebut juga harus mengusahakan agar pasiennya dirawat dalam keadaan kesehatan. Dalam suatu prinsip ini dikatakan bahwa perlunya perlakuan yang terbaik bagi pasien. Beneficence membawa arti menyediakan kemudahan dan kesenangan kepada pasien mengambil langkah positif untuk memaksimalisasi akibat baik daripada hal yang buruk. Ciri-ciri prinsip ini, yaitu; Mengutamakan Alturisme Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak hanya menguntungkan seorang dokter Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan suatu keburukannya Menjamin kehidupan baik-minimal manusia Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia Memaksimalisasi hak-hak pasien secara keseluruhan MeenerapkanGolden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik seperti yang orang lain inginkan Minilisasi akibat buruk Memberi suatu resep

2. Non-malficenceNon-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak melakukan perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang paling kecil resikonya bagi pasien sendiri. Pernyataan kunoFist, do no harm, tetap berlaku dan harus diikuti. Non-malficence mempunyai ciri-ciri: Menolong pasien emergensi Mengobati pasien yang luka Tidak membunuh pasien Tidak memandang pasien sebagai objek Melindungi pasien dari seranganf Manfaat pasien lebih banyak daripada kerugian dokter(hanya mengalami risiko minimal) Tidak menghina/ mencaci maki / memanfaatkan pasien Mencegah pasien dari bahaya Tidak membahayakan pasien karena kelalaian Tidak melakukan White Collar Crime3. JusticeKeadilan (Justice) adalah suatu prinsip dimana seorang dokter memperlakukan sama rata dan adil terhadap untuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien tersebut. Perbedaan tingkat ekonomi, pandangan politik, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial, kebangsaan, dan kewarganegaraan tidak dapat mengubah sikap dokter terhadap pasiennya. Justice mempunyai ciri-ciri : Memberlakukan segala sesuatu secara universal Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan Memberikan kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama Menghargai hak sehat pasien Menghargai hak hukum pasien Menjaga kelompok retan ( yang paling merugikan) Tidak melakukan penyalahgunaan Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan pasien Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status social,dll. Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian(biaya, beban, sanksi) secara adil Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang teapat dan kompeten

4. AutonomyDalam prinsip ini seorang dokter menghormati martabat manusia. Setiap individu harus diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak menentukan nasib diri sendiri. Dalam hal ini pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan sendiri. Autonomy bermaksud menghendaki, menyetujui, membenarkan, membela, dan membiarkan pasien demi dirinya sendiri. Autonomy mempunyai ciri-ciri: Menghargai hak menentukan nasib sendiri Berterus terang menghargai privasi Menjaga rahasia pasien Melaksanakan Informed Consent Tidak menginterversi pasien dalam membuat keputusan Menghargai rasionalitas pasien Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat keputusan, termasuk keluarga pasien sendiri. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikan pasienn Menjaga hubungan

C. KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA Sejak awal sejarah umat manusia, sudah dikenal hubungan kepercayaan antara dua insan yaitu manusia penyembuh dan penderita. Dalam zaman modern, hubungan ini disebut transaksi atau kontrak terapetik antara dokter dan pasien. Hubungan ini dilakukan secara konfidensial, dalam suasana saling percaya mempercayai, dan hormat menghormati.Sejak terwujudnya praktek kedokteran, masyarakat mengetahui dan mengakui adanya beberapa sifat mendasar yang melekat secara mutlak pada diri seorang dokter yang baik dan bijaksana, yaitu kemurnian niat, kesungguhan kerja, kerendahan hati serta integritas ilmiah dan moral yang tidak diragukan.Imhotepdari Mesir,Hippokratesdari Yunani danGalenusdari Roma, merupakan beberapa peloporkedokteran kunoyang telah meletakkan dasar-dasar dan sendi-sendi awal terbinanya suatu tradisi kedokteran yang luhur dan mulia. Tokoh-tokoh organisasi kedokteran Internasional yang tampil kemudian, menyusun dasar-dasar disiplin kedokteran tersebut atas suatu kode etik kedokteran internasional yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Di Indonesia,kode etik kedokteransewajarnya berlandaskan etik dan norma-norma yang mengatur hubungan antar manusia, yang asas-asasnya terdapat dalam falsafah Pancasila, sebagai landasan idiil dan UUD 1945 sebagai landasan strukturil. Dengan maksud untuk lebih nyata mewujudkan kesungguhan dan keluhuran ilmu kedokteran, maka para dokter balk yang tergabung dalam perhimpunan profesiIkatan Dokter Indonesia(IDI), maupun secara fungsional terikat dalam organisasi pelayanan, pendidikan dan penelitian telah menerimaKode Etik Kedokteran Indonesia(KODEKI), yang dirumuskan dalam pasal-pasal sebagai berikut :

KEWAJIBAN UMUM Pasal 1 Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dokter. Pasal 2 Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi. Pasal 3Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi. Pasal 4 Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri. Pasal 5Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien, setelah memperoleh persetujuan pasien. Pasal 6 Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diujikebenarannya dan hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat. Pasal 7 Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya. Pasal 8 Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus memperhatikan kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya. Pasal 9 Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati. KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN Pasal 10 Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ini ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien, ia wajib merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut. Pasal 11 Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam masalah lainnya. Pasal 12 Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia. Pasal 13 Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya. 4 KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWAT Pasal 14Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan. Pasal 15 Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis. KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRI Pasal 16 Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik. Pasal 17 Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran/kesehatan. D. Lafal Sumpah Dokter :1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan. 2. Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan bersusila, sesuai dengan martabat pekerjaan saya sebagai dokter. 3. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur profesi kedokteran. 4. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena keprotesian saya. 5. Saya tidak akan mempergunakan pengetahuan dokter saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan perikemanusian, sekalipun di ancam. 6. Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan. 7. Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan pasien, dengan memperhatikan kepentingan masyarakat. 8. Saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, gender, politik, kedudukan sosial dan jenis penyakit dalam menunaikan kewajiban terhadap pasien. 9. Saya akan memberi kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan terima kasih yang selayaknya. 10. Saya akan perlakukan teman sejawat saya seperti saudara sekandung. 11. Saya akan mentaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Indonesia. 12. Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya.F. Profesionalisme Di Bidang MedisPembahasan tentang profesionalisme dalam bidang medis telah menjadi kajian yang cukup lama berlangsung. Paul Starr dalam Social Transformation of American Medicine telah membahas tentang hal ini pada pertengahan 1980-an. Eliot Freidson menulis dalam bidang sosiologi medis sejak 1970-an, dan George Engel menulis "Care and Feeding of The Medical Student The Foundation for Professional Competence" dalam sebuah artikel di The Journal of the American Medical Association (JAMA) tahun 1971.Kata profesi sering disama artikan dengan pekerjaan, konsep profesional juga diterapkan pada berbagai bidang pekerjaan, bahkan seorang atlet atau orang yang memiliki pekerjaan dan mampu bekerja dengan baik juga sering dianggap sebagai profesional. Robin Downie (1990) menyatakan, seorang profesional haruslah memiliki 6 (enam) ciri, berdasarkan apa yang dia kerjakan: Seorang profesional memiliki keterampilan atau keahlian berdasarkan pendidikan yang dijalaninya, Seorang profesional menyediakan pelayanan yang didasari adanya hubungan khusus terhadap orang yang dia beri layanan. Hubungan ini meliputi tingkah laku yang tidak merugikan, jujur dan terbuka. Hubungan tersebut didasari pula pada hak dan kewajiban yang sesuai dengan hukum dan etik, serta izin yang sah dari institusi profesi serta pengakuan dari masyarakat, Otoritas profesional juga mencakup fungsi sosial dalam memperjuangkan keadilan dan kebijakan publik, selain kewajiban terhadap kliennya, Agar fungsi tersebut bisa berjalan, seorang profesional harus independen dari pengaruh penguasa dan komersialisasi, Seorang profesional harus terdidik bukan hanya terlatih, artinya memiliki kemampuan teoritis yang digunakan dalam pekerjaannya selain ketrampilan teknis. Seorang profesional juga dituntut terus menerus meningkatkan kemampuan dan keahliannya agar hasil pekerjaannya menjadi lebih baik. Seorang profesional harus memiliki otoritas yang telah dilegitimasi. Bila sebuah profesi ingin memiliki kepercayaan di mata masyarakat, profesi tersebut harus independen, memiliki asosiasi profesi yang mampu menertibkan anggota, mengembangkan secara aktif pengetahuannya dan peduli pada peningkatan kemampuan anggotanya. Jika semua syarat telah terpenuhi, profesi tersebut telah memiliki moralitas yang sepadan dengan legitimasi legalnya dan kebijakannya akan didengar dan dihormati. Pembahasan

Dalam skenario D tindakan dokter tersebut telah sesuai dengan KDB(Kaidah Dasar Biotetik) dengan menggunakan prinsip Justice. Justice merupakan suatu prinsip dimana seorang dokter memperlakukan sama rata dan adil terhadap untuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien tersebut. Bukti bahwa dokter tersebut telah bertindak justice : Prinsip bioetik dari skenario di atas adalah Justice 1) Menghargai hak orang lainDokter melakukan informed consent kepada keluarga pasienKutipan dari skenario : Orangtuanya bukanlah orang kaya dan tak mampu membeli obat-obatan kemoterapeutik yang mahal. Kondisi orangtuanya tidak bisa diharapkan. Tetapi orangtuanya ingin terapi berlanjut . Akhirnya dokter menjelaskan kepada orang tua pasien bahwa jondisinya kurang baik dan kemungkinan untuk sembuh snagat kecil walau di terapi dengan obat-obatan, tetapi dokter tidak mengatakan kepada orang tua pasien untuk tidak membeli obat obat tersebut. 2) Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status socialDokter telah memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien. Bukti : Dokter tetap melakukkan terapi, melakukkan pembedahan dan masih merawat pasien.3) Tidak melakukan penyalahgunaan Dokter melaksanakan semua prosedur dengan benar, dokter telah melaksanakan informed consent.Didalam skenario dokter tersebut telah bertindak sesuai dengan KODEKI(Kode Etik Kedokteran Indonesia) dalam pasal 17 yang tertulis sebagai berikut Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran/kesehatan. IImu pengetahuan dan teknologi kedokteran berkembang terus dengan pesat. Seorang dokter harus mengikuti perkembangan tersebut baik untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan pasiennya. Dengan majunya ilmu pengetahuan pada umumnya, akan makin meningkatkan pula kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang memadai atau lebih baik sesuai dengan kemajuan.

Peningkatan pengetahuan dan penguasaan teknologi kedokteran baru dapat dilakukan melalui membaca berbagai literatur dalam buku, majalah ilmiah, brosur dan sebagainya. Selain itu, dapat pula dilakukan melalui keikut sertaan dalam simposium, seminar, lokakarya, latihan dan sebagainya. Dokter telah mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan pada skenario ini mengenai obat obat kemoterapi.Didalam skenario D ini dokter telah melakukan tindakan sesuai dengan Lafal Sumpah Dokter yang ke-6 yaitu : Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan. Tindakan dokter tersebut menghargai dan menghormati pasien dan memberikan pelayanan yang terbaik tanpa memandang unsur SARA(Suku,Agama,Ras,Antargolongan).Dalam skenario D dokter telah bertindak secara professional. Kata profesi sering disama artikan dengan pekerjaan, konsep profesional juga diterapkan pada berbagai bidang pekerjaan, bahkan seorang atlet atau orang yang memiliki pekerjaan dan mampu bekerja dengan baik juga sering dianggap sebagai professional. Tindakan yang menjadi bukti bahwa dokter tersebut telah bertindak professional. Demikian juga dengan dokter dalam skenario d ia telah memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan prosedur.

III. Penutup Kesimpulan:

Daftar PustakaMulisch.1998.Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya.Yogyakarta : KanisiusGuwandi. 2007. Rahasia Medis. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Gunarsa. DS. Perkembangan Ilmu Kedokteran, Etika Medis dan Bioetik. Jakarta: Sagung Seto. Guwandi. 2008. Hukum Medic (Medical Law). Jakarta : Balai Penerbit FK UI. Hanafiah M.J. 2000. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta : EGC.Suharto, G. 2005. Peraturan-Peraturan Yang Berkaitan Bidang Kedokteran.Semarang: FIK UNDIP.Downie RS. 1990. Professions and Professinalism. Journal of Philosophy of Education 242.Elliot Freidson. 1988. A Study of the Sociology of Applied Knowledge. Dodd, Mead and Company.