makalah berpikir kritis

12
Pendahuluan Berpikir kritis umumnya berbeda dengan berpikir biasa atau berpikir secara rutin. Berpikir kritis merupakan proses pemikiran secara intelektual dimana pemikir dengan sengaja menilai kualitas pemikiran yang reflektif, independen dan rasional. Berpikir kritis mencakup ketrampilan menafsirkan dan menilai pengamatan, informasi, dan argumentasi. Hal ini meliputi pemikiran dan alasan-alasan yang logis, mencakup penentuan tentang makna dan kepentingan dari apa yang dilihat atau dinyatakan, penilaian argumen, pertimbangan apakah kesimpulan ditarik berdasarkan bukti-bukti pendukung yang memadai. Berpikir kritis tidak sama dengan berdebat, atau mengkritik orang lain. Berpikir kritis merupakan ketrampilan berpikir universal yang dimana berguna untuk semua profesi dan jenis pekerjaan. 1 Demikian juga berpikir kritis berguna dalam melakukan segala jenis kegiatan, dan mengekspresikan ide-ide untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Didalam bidang kedokteran dimana kita harus menggunakan pengetahuan kita untuk menyelesaikan suatu masalah. Kita harus bepikir secara luas, secara rasional, obyektif, dan berpikir tidak secara sepihak saja karena hal itulah kita harus berpikir secara kritis. Jadi kita dapat lebih mengetahui dan memahami apa itu berpikir kritis,argumen, premis, menganalisi kesimpulan agar kita mengetahui dan dapat membuat keputusan apakah argumen itu valid atau tidak, apa itu kalimat ambigu dan pemecahan masalah. Dari 1

Upload: melysa-hilda-lumban-batu

Post on 03-Jan-2016

160 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah berpikir kritis

Pendahuluan

Berpikir kritis umumnya berbeda dengan berpikir biasa atau berpikir secara rutin.

Berpikir kritis merupakan proses pemikiran secara intelektual dimana pemikir dengan sengaja

menilai kualitas pemikiran yang reflektif, independen dan rasional. Berpikir kritis mencakup

ketrampilan menafsirkan dan menilai pengamatan, informasi, dan argumentasi. Hal ini meliputi

pemikiran dan alasan-alasan yang logis, mencakup penentuan tentang makna dan kepentingan

dari apa yang dilihat atau dinyatakan, penilaian argumen, pertimbangan apakah kesimpulan

ditarik berdasarkan bukti-bukti pendukung yang memadai. Berpikir kritis tidak sama dengan

berdebat, atau mengkritik orang lain. Berpikir kritis merupakan ketrampilan berpikir universal

yang dimana berguna untuk semua profesi dan jenis pekerjaan.1 Demikian juga berpikir kritis

berguna dalam melakukan segala jenis kegiatan, dan mengekspresikan ide-ide untuk

mendapatkan hasil yang terbaik. Didalam bidang kedokteran dimana kita harus menggunakan

pengetahuan kita untuk menyelesaikan suatu masalah. Kita harus bepikir secara luas, secara

rasional, obyektif, dan berpikir tidak secara sepihak saja karena hal itulah kita harus berpikir

secara kritis.

Jadi kita dapat lebih mengetahui dan memahami apa itu berpikir kritis,argumen, premis,

menganalisi kesimpulan agar kita mengetahui dan dapat membuat keputusan apakah argumen itu

valid atau tidak, apa itu kalimat ambigu dan pemecahan masalah. Dari makalah ini diharapkan

agar dapat lebih mempelajari lagi bagaimana cara berpikir kritis secara logis dan analitis. Pada

makalah ini juga akan dibahas tentang isi dari berpikir kritis itu sendiri yang didalamnya terdapat

berbagai macam penjelasan serta penguraiannya.

1

Page 2: makalah berpikir kritis

Berpikir Kritis

Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas, yang digunakan dalam

kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis

pernyataan, dan melakukan penelitian ilmiah. Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk

mengevaluasi secara sistematis bobot pendapat pribadi dan pendapat orang lain. Seringkali

ketika kita menggunakan kata-kata kritis, yang kita maksud adalah negative dan menemukan

kesalahan. Sayangnya didalam masyarakat sekarang, orang berpikir bahwa berpikir kritis hanya

ada di mata kuliah filsafat dan retorika di perguruan tinggi dan bukan sebuah kebiasaan berpikir

yang seharusnya ditanamkan sejak usia dini. Namun pemikiran kritis bukanlah sesuatu yang sulit

dan esoteris yang hanya bisa dilakukan oleh mereka yang memiliki IQ berkategori genius.

Sebaliknya, berpikir kritis merupakan sesuatu yang dapat dilakukan oleh semua orang.4 Berpikir

kritits juga berarti melibatkan penilaian yang terampil dan observasi. Dalam pengertian ini

berpikir kritis berarti berpikir jernih dan cerdas. Lebih tepatnya berpikir kritis adalah istilah

umum yang diberikan kepada berbagai keterampilan kognitif dan disposisi intelektual yang

dibutuhkan untuk secara efektif dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi

argumen dan klaim kebenaran, untuk menemukan dan mengatasi prasangka buruk dalam setiap

pribadi, untuk merumuskan, dan menyajikan alasan yang meyakinkan untuk mendukung

kesimpulan, dan membuat keputusan yang cerdas dan wajar tentang apa yang harus dilakukan.

Berpikir kritis adalah cara berpikir yang disiplin yang diatur oleh standar intelektual berpikir

kritis yang jelas. Jadi dengan adanya berpikir kritis kita dapat melihat apakah sebuah premis

benar atau salah, agar kita dapat sampai pada kesimpulan yang benar.

Standar-standar intelektual berpikir kritis :

Klarifitas/Kejelasan

Sebelum kita mengevaluasi argumen dari orang lain, kita harus mengerti dengan jelas apa

yang ia ucapkan. Agar kita mendapat kejelasan dari suatu pengertian, ungkapan, konsep,

gagasan sehingga kita dapat menilai atau memahami segala sesuatu secara objektif.

Hubungan antara dokter dengan pasien sangat penting adanya klarifitas, misalnya saat

dokter akan melakukan tindakan medis kepada pasien, tetapi dokter tidak mempunyai

informasi yang memiliki klarifitas tentang pasien. Hal ini juga mungkin adanya faktor

2

Page 3: makalah berpikir kritis

dari pasien, seperti pasien tidak bisa menjelaskan tentang apa yang mereka alami atau

tidak terbukanya pasien dalam menyampaikan keluhannya

Presisi

Salah satu sikap yang penting diambil oleh seorang dokter dalam berbagai hal terutama

berkenaan dengan teknologi tinggi, seperti saat melakukan bedah. Tetapi sebelum

melakukan hal ini kita harus mendapatkan kejelasan informasi sehingga proses penarikan

kesimpulan atas tindakan yang akan kita lakukan menjadi solusi yang baik. Orang yang

berpikir kritis juga menyadari tentang berpikir teliti dalam kegiatan yang sehari – hari

mereka lakukan. Mereka menyadari bahwa untuk melewati sebuah kekacauan dan

ketidakpastian yang ada dalam setiap masalah sangat sering membutuhkan jawaban atau

solusi yang seksama.

Akurasi

Ketepatan berpikir akan berdampak dengan hasil keputusan yang ada. Maka dari itu

akurasi dalam mengambil suatu tindakan harus diikuti dengan perencanaan yang baik.

Relevansi

Lebih menekankan ke masalah informasi. Informasi yang bersifat relevan akan lebih

memperjelas masalah dan membantu dalam pemecahannya. Sebagai seorang dokter

sebuah kejelasan informasi sangatlah penting dalam memutuskan suatu tindakan medis,

sehingga tidak menimbulkan dampak negatif yang ada. Kualitas informasi yang berkaitan

itulah yang disebut relevansi.

Konsistensi

Sangatlah berperan dalam berpikir kritis, karena dalam berpikir kritis diajarkan

mementingkan kebenaran dan memperbaiki kesalahan. Konsistensi adalah kata yang

penting dalam membangun integritas moral pribadi.

Kebenaran logis

Berpikir secara logis adalah penalaran yang didasarkan realitas yang ada atau kebenaran

yang ada dan menyimpulkan dengan tepat dari keyakinan yang kita miliki. Kebenaran

logis didukung adanya objek formal yaitu manusia, objek material dan konsep dasar yaitu

suatu kebenaran logis yang kita percaya pasti memiliki alasan yang mendukung

kebenaran itu sendiri, seperti argumen.

Kelengkapan

3

Page 4: makalah berpikir kritis

Dibutuhkan dalam menyimpulkan dan menilai dari suatu informasi yang diberikan.

Dalam profesi dokter, seorang dokter harus memiliki ketersediaan informasi yang jelas,

sehingga dalam melakukan diagnosa penyakit atau melakukan tindakan medis pada

pasien tidak terjadi kesalahan. Kita tidak bisa melakukan hukum penalaran dengan baik

jika kelengkapan informasi tidak tertata dengan baik.

Fairness

Seorang yang berpikir kritis pasti memiliki pikiran yang adil dan terbuka dalam menilai

suatu masalah yang dihadapinya, walaupun banyak tantangan yang menghambat seperti

egosentrisme yang sering melanda orang yang berpikir kritis.

Sebuah Proses Berpikir Kritis Secara Sistematis

Sebagian besar pakar berpikir kritis setuju bahwa meneliti proses berpikir harus

dilakukan dengan sistematis. Kita membutuhkan pendekatan sistematis dan terorganisasi untuk

berpikir kritis karena pada dasarnya berpikir sulit untuk dipahami. Kita semua tahu persis apa

yang dimaksud dengan berpikir, dan kita tentu bermaksud melakukannya dengan baik, tapi

sering kali apa yang kita pikirkan tentang berpikir ternyata keliru. Dan itu terjadi dengan sangat

mudahnya. Misalnya mencampur adukkan keyakinan dengan pengetahuan. Di satu sisi kita

melihat apa yang kita percaya sedangkan disisi lain kepercayaan itu menjerat kita maka dari itu

pemikir kritis harus bertanya, memeriksa dengan teliti asumsi-asumsi dan memandang segala

sesuatu dari sudut pandang yang berbeda.4

Argumen

Ketika kita mendengar kata-kata argumen pertama yang terlintas dipikiran kita adalah

biasanya sebuah pertengkaran, perselisihan, ataupun perdebatan. Argumen adalah dimana sebuah

alasan yang tepat digunakan untuk memperkuat suatu pendapat, gagasan, pendirian. Pada

berpikir kritis argumen adalah sebuah klaim yang diajukan dan membela dengan alasan yang

tepat. Argumen terdiri dari satu atau lebih premis dan kesimpulan.2.

Argumen terdapat banyak macamnya, seperti :

4

Page 5: makalah berpikir kritis

Argumen Deduktif, Jika premis-premis dianggap benar jadi kesimpulannya juga harus

benar. Argumen jenis ini juga dapat disebut valid karena argumen yang valid

membuktikan kesimpulannya.

Argumen Induktif, Argumen ini hanyalah mendukung suatu kesimpulan bukan

membuktikan atau menentukan kebenarannya. Apabila premis-premisnya benar dan

kesimpulannya kemungkinan juga benar dan mungkin juga salah.5

Argumen Kuasa, sebuah argumen yang menegaskan bahwa sebuah klaim yang bersifat

benar, dan kemudian mendukung klaim itu dengan mengutip kata – kata orang lain yang

dianggap berkuasa atau kesaksian orang yang mengatakan bahwa klaim tersebut benar.

Argumen Kausal, sebuah argumen yang menegaskan atau menyangkal bahwa sesuatu

sebab telah disebabkan, atau akan menyebabkan yang lainnya.

Argumen Statistik, argumen yang berdasarkan pada data statistik, seperti persentase

suatu kelompok yang dimiliki karakterisrik partikular.

Argumen Analogi, argumen yang berdasarkan perbandingan antara hal – hal yang

didasarkan pada kesamaan – kesamaan dua hal atau lebih

Didalam argumen terdapat tiga unsur yaitu :

a) Proposisi

Sebuah pernyataan yang berbentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan salahnya. Isi-

isinya adalah faktual yang diekpresikan melalui pernyataan deklaratif pada kesempatan

tertentu.

b) Premis

Premis adalah sebuah pernyataan yang di kemukakan atau diutarakan untuk mendukung

suatu kesimpulan atau menunjukkan bahwa kesimpulan pengargumen benar dan juga

untuk mendukung pernyataan lain.

Didalam skenario tersebut terdapat beberapa premis-premis tentang bukti-bukti yang

dibuat oleh Indofood.

Premis 1 : Indomie telah memenuhi peraturan standar oleh Departemen Kesehatan Biro

Keamanan Makanan di Taiwan.

5

Page 6: makalah berpikir kritis

Premis 2 : Supermarket Indonesia di Taiwan menyatakan bahwa Indomie aman untuk

dikomsumsi.

Premis 3 : Indomie memenuhi panduan dan peraturan secara global oleh Codex

Alimentarius Comission (badan internasional yang mengatur standar

makanan), WHO, dan Hong Kong

Undang-undang keamanan global

Indomie telah lulus standar pemeriksaan makanan yang telah dikeluarkan oleh WHO

( World Health Organization). WHO adalah sebuah organisasi yang paling terkenal dan

beranggotakan negara-negara yang ada di seluruh dunia. Salah satu peranan WHO adalah

menetapkan standar global untuk kesehatan di seluruh dunia. Jadi jika produk Indomie telah

lulus standar pemeriksaan makanan dari WHO berarti produk ini pastinya tidak mempunyai

kandungan yang berbahaya dan aman untuk dikonsumsi di Taiwan.3 Jadi, premis 1 dan 3

benar karena indomie telah memenuhi standar kesehatan keamanan makanan.

c) Kesimpulan

Kesimpulan adalah pernyataan didapatkan dari premis dan diklaim untuk membuktikan

atau mendukung kesimpulan itu sendiri.

Kesimpulan dari skenario kasus tersebut adalah bahwa Indomie memenuhi standard

peraturan secara global sehingga aman untuk dikonsumsi.

Ambigu

Kalimat yang bermakna ganda atau mempunyai dua arti atau dengan kata lain kalimat

tersebut rancu dan maknanya menggantung, dan mungkin membingungkan pembaca dan audiens

karena ketidakjelasan kalimat tersebut. Hal ini disebut ambiguitas argumen dan dibagi lagi

menjadi dua macam yaitu :

i. Ambiguitas Leksikal

6

Page 7: makalah berpikir kritis

Suatu pernyataan yang memiliki arti atau makna yang terkandung dalam sebuah kata

atau frase dan memiliki lebih dari satu arti atau makna.

ii. Ambiguitas Sintaksis

Sebuah penafsiran kalimat tata urutan kalimat yang terbentuk yang lebih dari satu

cara.

Kesimpulan

Adanya pemahaman lebih terhadap makna pokok bahasan tentang berpikir kritis yang dipelajari

beserta isi-isinya sebagai kompetensi seorang dokter.

Daftar Pustaka

7

Page 8: makalah berpikir kritis

1. Bhisma M. Pembelajaran kemampuan berpikir kritis. 26 Agustus 2008. Diunduh dari

http://www.fk.undip.ac.id/Pengembangan-Pendidikan/pembelajaran-kemampuan-

berpikir-kritis.html, 13 november 2010.

2. Bassham G. Introduction to critical thinking. In: Critical thinking, a student’s

introduction. MaGraw-Hill;2004. p 608- 12.

3. Mundiri DS. Proposisi. In: Logika. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada; 2005. p 53-70.

4. Johnson BE. Contextual teaching and learning. Dalam: Setiawan I, penerjemah, Sitompul

I, penyunting. Menjadikan kegiatan belajar mengajar mengasyikan dan bermakna.

Bandung: Mizan Learning Center(MLC); 2007.h. 187-90.

5. Hardjodisastro D. Logika deduktif an logika induktif. In : Menuju seni ilmu kedokteran,

bagaimana dokter berpikir dan bekerja. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama; 2006. p

125-8.

8