konsep berpikir kritis dari negara

6
ERaDIO, Vol. 2, No. 1, Desember 2013 IS,SN: 2302-9021 KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMBACA SERTA KESESUAIANNYA DENGAN INTELIGENSI MAHASISWA PROGRAM STUDI SASTRA INGGRIS Sugeng Susilo Adil), Esti Juniningl) Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya *email : susengadi @ub.ac.id Abstrak Berpikir kritis adalah salah satu ketrampilan yang seharusnya dimiliki agar bisa berkomunikasi dan bertahan hidup di era global dewasa ini.Salah satu manfaat dari berpikir kritis adalah membuat seseorang lebih mandiri, percaya diri dan mampu memcahkan persoalan dengan lebih bijak. Berpikir kritis memiliki dua konsep dasar yaitu delapan elemen pemikiran kritis dan Sembilan standar intelektual. Kedua konsep ini akan digunakan untuk mengukur tingkat berpikir kitis mahasiswa program studi sastra Inggris dalam membaca dan melihat keseuaiannya dengan inteligensi mereka. Kesesuaian antara kedua elemen berpikir kritis dan inteligensiakan diukur dengan menggunakan studi korelasi untuk menentukan standar pemikiran kritis yang mereka miliki. Critical Thinking (CT) tes dan Intelligence Quotient (lQ) tes akan digunakan untuk mengukur dua variable pemikiran kritis dan inteligensi. lQ tes tidak hanya mengukur inteligensi mahasiswa melainkan juga untuk mengetahui kemampuan verbal dan perilaku mahasiswa. Disamping itu, standar pemikiran verbal, pernikiran kuantitatif, pemikiran abstrak dan ingatan jangka pendekjuga akan diketahui dari penyelenggaraan tes IQ. Dengan mengetahui kesesuaian antara tingkat pemikiran kritis dan usia mental mereka, hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan kritis para mahasiswa selain juga bermanfaat bagi para dosen untuk memberikan strategi pembelajaran berbasis pemikiran kritis mahasiswa. Kata kunci: tingkat berpikir kritis, inteligensi, program studi Sastra Inggris Pendahuluan Sebagai salah satu benchmark dalam melaksanakan unit pendidikan nasional, ketrampilan berpikir kritis bisa dilaksanakan di sekolah sesuai dengan kebutuhan dan karakeristik siswa. Agar implementasi berpikir kritis bisa berjalan dengan baik, seluruh warga sekolah harus berperan penuh untuk lebih mengefektifkan keberhasilan dalam kemampuan berpikir kritis.Strategi belajar mengajar menggunakan ketrampilan berpikir kritis bisa diusulkan untuk mencapai tujuan yang lebih bermakna.Dengan demikian, tujuan pengajaran berpikir kritis di sekolah akan lebih menekankan pada belajar mandiri dan kreatifitas yang bermuara pada perbaikan preoses pendidikan di lndonesia. Konsep berpikir kritis dari negara barat menitik beratkan pada pemikiran kritis sebagai suatu ketrampilan menyampaikan alasan logis untuk mengidentifikasi segala sesuatu yang relevan untuk memecahkan masalah. Pengertian ini meliputi kemampuan untuk berpikir dengan caru yang logis [1]. Pemikiran kritis diasosiasikan dengan cara memberi alasan untuk pemikiran yang rasional. Elemen pemikiran kritis dijabarkan [2] menjadi dua unsur pokok yaitu delapan elemen pemikiran dan sembilan standar intelektual.Delapan elemen pemikiran 59

Upload: lehanh

Post on 14-Jan-2017

250 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep berpikir kritis dari negara

ERaDIO, Vol. 2, No. 1, Desember 2013 IS,SN: 2302-9021

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMBACA SERTA KESESUAIANNYADENGAN INTELIGENSI MAHASISWA PROGRAM STUDI SASTRA INGGRIS

Sugeng Susilo Adil), Esti Juniningl)Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya

*email : susengadi @ub.ac.id

Abstrak

Berpikir kritis adalah salah satu ketrampilan yang seharusnya dimiliki agar bisa berkomunikasi dan bertahan

hidup di era global dewasa ini.Salah satu manfaat dari berpikir kritis adalah membuat seseorang lebih mandiri,

percaya diri dan mampu memcahkan persoalan dengan lebih bijak.Berpikir kritis memiliki dua konsep dasar yaitu delapan elemen pemikiran kritis dan Sembilan standar

intelektual. Kedua konsep ini akan digunakan untuk mengukur tingkat berpikir kitis mahasiswa program

studi sastra Inggris dalam membaca dan melihat keseuaiannya dengan inteligensi mereka. Kesesuaian antara

kedua elemen berpikir kritis dan inteligensiakan diukur dengan menggunakan studi korelasi untuk

menentukan standar pemikiran kritis yang mereka miliki. Critical Thinking (CT) tes dan Intelligence Quotient(lQ) tes akan digunakan untuk mengukur dua variable pemikiran kritis dan inteligensi. lQ tes tidak hanya

mengukur inteligensi mahasiswa melainkan juga untuk mengetahui kemampuan verbal dan perilaku

mahasiswa. Disamping itu, standar pemikiran verbal, pernikiran kuantitatif, pemikiran abstrak dan ingatan

jangka pendekjuga akan diketahui dari penyelenggaraan tes IQ.

Dengan mengetahui kesesuaian antara tingkat pemikiran kritis dan usia mental mereka, hasil dari penelitian

ini diharapkan bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan kritis para mahasiswa selain juga bermanfaat

bagi para dosen untuk memberikan strategi pembelajaran berbasis pemikiran kritis mahasiswa.

Kata kunci: tingkat berpikir kritis, inteligensi, program studi Sastra Inggris

PendahuluanSebagai salah satu benchmark dalam

melaksanakan unit pendidikan nasional,ketrampilan berpikir kritis bisa dilaksanakandi sekolah sesuai dengan kebutuhan dankarakeristik siswa. Agar implementasiberpikir kritis bisa berjalan dengan baik,seluruh warga sekolah harus berperan penuhuntuk lebih mengefektifkan keberhasilandalam kemampuan berpikir kritis.Strategibelajar mengajar menggunakan ketrampilanberpikir kritis bisa diusulkan untuk mencapaitujuan yang lebih bermakna.Dengandemikian, tujuan pengajaran berpikir kritis disekolah akan lebih menekankan pada belajar

mandiri dan kreatifitas yang bermuara pada

perbaikan preoses pendidikan di lndonesia.Konsep berpikir kritis dari negara

barat menitik beratkan pada pemikiran kritissebagai suatu ketrampilan menyampaikanalasan logis untuk mengidentifikasi segalasesuatu yang relevan untuk memecahkanmasalah. Pengertian ini meliputi kemampuanuntuk berpikir dengan caru yang logis [1].Pemikiran kritis diasosiasikan dengan cara

memberi alasan untuk pemikiran yangrasional. Elemen pemikiran kritis dijabarkan

[2] menjadi dua unsur pokok yaitu delapan

elemen pemikiran dan sembilan standar

intelektual.Delapan elemen pemikiran

59

Page 2: Konsep berpikir kritis dari negara

ERUDIO, Vol, 2, No. 1, Desember 2013 I^S^SIV; 2302-9021

Sugeng dan Esti J :Kemampuan Be(ikir ...Dengan Inteligensi Mahasiswa Program Studi Sastra Inggris 6O

tersebut adalah mengembangkan tujuan,mengajukan pertanyaan, mencari informasi,membuat inferensi, membangun konsep,membuat asumsi, menjabarkan konsekwensiserta menbangun pendapat. Delapan unsurpemikiran kritis ini bisa secara intensifmeningkatkan standar intelektual tertentu.Kesembilan standar ini terdiri darikemampuan untuk menandai kejelasan,ketepatan, kesingkatan, kesesuaian,kedalaman makna, keluasan pengetahuan,kelogisan, kepentingan dankeadilan.Kesembilan standar ini bisadigunakan untuk mengukur seberapa kritisseseorang dalam berpikir.

Dibalik pentingnya memilikikemampuan berpikir kritis, terdapat beberapakendala dalam pelaksanaanya di dalamkelas.Salah satu dari kendala tersebut adalahkendala budaya. Pembelajaran berbasispemikiran kritis belum bisa dipraktekkandengan baik di kelas dikarenakan kendalabudaya dan kebiasaan belajar. [3] menyatakanbahwa sebaik baiknya teori berpikir kritis,apabila dilakukan di kelas akan terkendalamasalah kebiasaan, perilaku dan budaya didalam kelas. Dua kendala budaya tersebutadalah perbedaan kekuasaan aau tanggungjawab dan individualism. Perbedaaankekuasaan berhubungan dengan wewenangdari guru terhadap siswa. Para siswa diIndonesia cenderung untuk menghormati guruterlalu berlebihan seperti menerima apaadanya hal hal yang telah disampaikan olehguru tanpa mempertanyakan lebih lanjut,Selain itu para siswa juga sudah merasanyaman dengan penjelasan dari guru tanpamempertanyaknnya leb ih mendalam.

Kendala tersebut di atas perlu segeradiatasi dengan seksama.Salah satu upayayang bisa dilakukan adalah denganmembiasakan berpikir kritis di segalatingkatan pendidikan di Indonesia.Di dalamkelas, seorang guru seharusnya senantiasamengembangkan pertanyaan yangmendukung siswa untuk berpikir kritis.Pertanyaan pertanyaan seperti ini secara tidak

langsung bisa menumbuhkan danmengembangkan cara pemikiran kritis parasiswa. Selain dari itu, strategi pengajaranberbasis pemikiran kritis ini bisa lebihbermakna jika dihubungkan dengan usiamentalpara siswa.

MetodeTujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui tingkat kemampuan berpikirkritis dalam membaca pada mahasiswaprogram studi sastra Inggris serta mengetahuikesesuaiannya dengan integensi mereka.Pada bab ini akan dibahas desain penelitian,populasi dan sampel penelitian, instrumentpenelitian, teknik pengumpulan dan analisisdata.

Desain penelitian ini adalah ex-postfacto. Pada penelitian ini, peneliti mencobauntuk mengembangkan co-relationalrelationship antara tingkat berpikir kritisdaninteligensi. Desain ex-post .facto sesuaidengan penelitian ini karena tingkatkemampuan berpikir kritis bertindak sebagaivariable bebas tidak bisa dimanipulasi olehpeneliti. Selanjutnya, variable bebas lainnyayaitu inteligensijuga tidak bisa dikontrol,sehingga hubungan mereka bisa salingmempengaruhi.

Penelitian ini dilakukan denganmelaksanakan penilaian kemampuan berpikirkritis dan mencari korelasinyadenganinteligensi. Penilaian kemampuanberpikir kritis telah termaktub di dalamrumusan masalah yang pertama, sedangkankorelasinya dengan inteligensitersusun didalam rumusan masalah nomor 2. Caramengukur tingkat kemampuan berpikir kritisadalah dengan menggunakan adaptedcriticalthinking test yang dikembangkan l2l,instrumen ini adalah salah satu tes standaruntuk mengukur kemampuan berpikir kritis.Terdapat dua jenis critical thtnking te,st, yangpertama adalah menganalisis artikel dan yangkedua adalah mengevaluasi cara berpikirnyapenulis artikel. Masing masing tes

mempunyai empat kategori yarta advanced,

Page 3: Konsep berpikir kritis dari negara

ERUDIO, Vol. 2, No. l, Desember 2013 LSSN: 2302-9021

Sugeng dan Esti J :Kemampuan BerJikir ...Dengan Inteligensi Mahasiswa Program Sttrdi Sastra Inggris 6L

proficient, progressing dan beginning.Setelah dianalisis, text tersebut dievaluasidengan menggunakan sembilan intellectualstandards untuk menilai cara berpikimyapengarang. Standar intelektual ini jrgamempunya empat penilaian mulai dariadvanced, proficient, progressing dan

beginning.Rumusan masalah yang kedua

berhubungan dengan studi korelasi. Untuk itustatistik yang digunakan adalah the PearsonProduct Moment Correlation Cofficient.Karena baik penilaian maupun korelasiberada di bawah payung penelitiankuantitatif, penelitian ini tergolong dalampenelitian kuantitatif [4].

HasilSebagaimana dijelaskan dalam rumusanmasalah di dalam Bab l, penelitian iniberlujuan untuk mendeskripsikan tingkatketerampilan berpikir kritis dalam membaca

dan kesesuaiannya dengan kecerdasan

intelektual atau inteligensi mahasiswaprogram studi Sastra Inggris. Dalammendeskripsikan tingkat kemampuan berfikirkritis ini peneliti menggunakan tabel

intepretasi nilai yang dijadikan patokan untukmendeskripsikan kemampuan befikir kritistersebut. Berikut ini adalah tabel interpretasikemampuan berfikir kitis dalam membaca.

Tabel 5. L Tabel interpretasi kemampuanberfikir kritis

2. 7l-85 Proficient (bagus)

5- 56 -70" Bagus (progressiryg)

4. 40 - 55 Kurang (beginning)

Dari hasil pengukuran melalui tes befikirl<ritis (critical thinking test) terhadap 245

mahasiswa sebagai subjek penelitian,diperoleh data sebagai berikut:l. Dari 245 mahasiswa program Studi

Sastra Inggris, terdapat l8 mahasiswa

atau 0, 72o/o mahasiswa yang mempunyaikemampuan berfikir sangat bagus

2. Dari 245 mahasiswa program StudiSastra Inggris, terdapat 130 mahasiswaatau 53,06oh mahasiswa Yafigmempunyai kemampuan berfikir bagus

3. Dari 245 mahasiswa program StudiSastra Inggris, terdapat 85 mahasiswa

atau 35,690 mahasiswa Yangmempunyai kemampuan berfikir cukup

4. Dari 245 mahasiswa program Studi

Sastra Inggris, terdapat l2 mahasiswaatau 0, 05% mahasiswa yang mempunyaikemampuan berfikir kurang

Penelitian ini bertujuan untukmendeskripsikan tingkat inteligensimahasiswa program studi Sastra Inggris.

Dalam mendeskripsikan tingkat inteelegensiini peneliti menggunakan tabel intepretasi

nilai yang dijadikan patokan untukmendeskripsikan tingkat kecerdasan

intelektual mahasiswa. Berikut ini adalah

tabel interpretasi inteligensi.

Tabel interpretasi tingkat inteligensl

2. 90 - r09 Rata-rata

Dari hasil pengukuran melalui tes

inteligensi(1Q test) terhadap 245 mahasiswa

sebagai subjek penelitian, diperoleh data

sebagai berikut:1. Dari 245 mahasiswa program Studi

Sastra Inggris, terdapat 20 mahasiswa

atau 0, 08% mahasiswa yang mempunyaiinteligensi di atas rata-rata

2. Dari 745 mahasiswa program StudiSastra Inggris, terdapat 216 mahasiswa

atau 88,16% mahasiswa Yangmempunyai inteligensi rata-tata

3. Dari 245 mahasiswa program Studi

Sastra Inggris, terdapat 9 mahasiswa

atat 0,04oh mahasiswa yang mempunyaiinteligensi di bawah rata-rata

Page 4: Konsep berpikir kritis dari negara

ERUDIO, Vol.2, No. 1, Desember 2013 /.yStrfi 2302-9021

Sugeng dan Esti J :Kemampuan Be(ikir ...Dengan Inteligensi Mahasiswa Program Studi Sastra Inggris 62

Rata-rata tingkat kemampuan inteligensimahasiswa program studi Sastra Inggrisadalah tata-rata.Pada sub bahasan ini dijelaskan hubunganantara Hubungan antara Kemampuan BerfikirKritis dengan Kecerdasan lntelektual (lQ) danpenjelasannya. Berdasarkan hasil analisi dataSPPS, diperoleh temuan yang menyatakanbahwa terdapat hubungan korelasi yangsignifikan arfiara kemampuab berfikir kritismahasiswa dengan tingkat kecerdasanintelektual (IQ) mereka. Dalam penelitian initelah dilakukan test korelasi terhadap 245mahasiswa Program Studi Sastra InggrisFakultas Ilmu Budaya dan hasil penelitianmenunjukkan adanya korelasi tersebut.Hubungan tersebut dapat dilihat dalam tableberikut ini:

Korelasi antara Kemampuan Berfikir Kritisdengan Kecerdasan Intelektual (IQ)

Pearson Correlation 1

CTS Sig. (2-tailed)N 245Pearson Correlation ,571--

Pembahasano Kesimpulan, dan SaranDalam tulisannya yang berjudul

Pefrgembangan Keman-rpuan Beroikir KritiFdan Kreatif dalam - Pgmbelajaran,

[Kemampuan berpikir kristis dan kreatif dapatdikembangkan melalui kegiatanpernbelajaran. Kemampuan itu da mencakupbeberapa hal, diantaranya, (l) membuatkepufusan dan menyelesaikan masalahdengan bijak, (2) mengaplikasikanpengetahuan, pengalaman dan kemahiranberfikir secara lebih praktik baik di dalamatau di luar sekolah, (3) menghasilkan ideaatau ciptaan yang kreatif dan inovatif, (4)mengatasi cara-aara berfikir yang terburu-buru, kabur dan sempit, (5) meningkatkanaspek kognitif dan afektif, dan (6) bersikapterbuka dalam menerima dan memberipendapat, membuat pertimbanganberdasarkan alasan dan bukti, serta berantmemberi pandangan dan kritik.

Lebih lanjut [5] bahwa Pengembangankemampuan berpikir mencakup 4 hal, yakni(l) kemampuan menganalisis, (2)membelajarkan siswa bagaimana memahamipernyataan, (3) mengikuti dan menciptakanargumen logis, (4) mengiliminir jalur yang

salah dan fokus pada jalur yang benarBerpikir kristis adalah berpikir secara

beralasan dan reflektif dengan menekankanpembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan. Berikut adalah

contoh-contoh kemampuan berpikir kritis,misalnya (t) membanding dan membedakan,(2) membuat kategori, (2) meneliti bagian-bagian kecil dan keseluruhan, (3)menerangkan sebab, (4) membuat sekuen /urutan, (5) menentukan sumber yangdipercayai, dan (6) membuat ramalan.

Berpikir kritis itu memiliki 4

karakteristik, yakni ( l) bertujuan untukmencapai penilaian yang kritis terhadap apayang akan kita terima atau apa yang akan kitalakukan dengan alasan logis, (2) memakaistandar penilaian sebagai hasil dari berpikirkritis dan membuat keputusan, (3)menerapkan berbagai strategi yang tersusun

lQ Sig. (2{ailed)N

,000

245

,571,000

2451

245**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Analisis korelasi dilakukukan untukmengetahui hubungan antara dua variabel.Pada penelitian ini uji korelasi dilakukandengan menggunakan korelasi pearson,

dengan hasil yang tertera pada Tabel l.

Hasil Analisis KorelasiHubungan Koefisien

korelasiKeteranganp-

value

CTS 0,571dengan IQ

0,000 adahubungan

Berdasarkan tabel l, didapatkan nilaip-value sebesar 0,000 dimana nilai tersebutlebih kecil daripada o : 0,05. Dari pengujiantersebut menunjukkan bahwa terdapathubungan (korelasi) antara variabeI CTSdengan variabel IQ dengan nilai koefisienkorelasi positif sebesar 0,571,

Page 5: Konsep berpikir kritis dari negara

ERUDIO, Vol. 2, No. l, Desember 2013 I^t^tt{.. 2302-9021

Sugeng dan Esti J :Kernampuan BerJikir ...Dengan Inteligensi Mahasiswa Program Studi Sastra Inggris 63

dan memberikan alasan untuk menentukandan menerapkan standar, (4) mencari danmenghimpun informasi yang dapat dipercayauntuk dipakai sebagai bukti yang dapat

mendukung suatu penilaian. Kemampuanberpikir kritis adalah kemampuan (l)menentukan kredibilitas suatu sumber, (Z)

membedakan antara yang relevan dari yangtidak relevan, (3) membedakan fakta daripenilaian, (4) mengidentifikasi danmengevaluasi asumsi yang tidak terucapkan,(5) mengidentifikasi bias yang ada, (6)mengidentihkasi sudut pandang, dan (7)mengevaluasi bukti yang ditawarkan untukmendukung pengakuan, Menurut Harris,Robert (1998) indikasi kemampuan berpikirkristis ada 13, yakni ( I ) analytic, (2)convergent, (3) vertical, (4) probability, (5)judgment, (6) focused, (7) Objective, (8)answer, (9) Left brain, (10) verbal, (11)Iinear, (12) reasoning, (13) yes but. [5]

Berpikir kritis [5] adalah berpikir yangbenar dalam rangka mengetahui secara

relevan dan reliable tentang dunia. Berpikirkritis, adalah berpikir beralasan,mencerminkan, bertanggungjawab,kemampuan berpikir, yang clifokuskan pada

pengambilan keputusan terhadap apa yangdiyakini atau yang harus dilakukan. Berpikirkritis adalah berpik mengajukan pertanyaanyang sesuai, mengumpulkan informasi yangrelevan, mengurutkan informasi secara efisiendan kreatif, menalar secara logis, hinggasampat pada kesimpulan yang reliable dan

terpercaya.Berpikir kritis itu menurutnya ada

l6 karakteristik, yakni (l) menggunakanbukti secara baik dan seimbang, (2)mengorganisasikan pemikiran dan

mengungkapkannya secara singkat dan

koheren, (3) membedakan antara kesimpulanyang secara logis sah dengan kesimpulanyang cacat, (4) menunda kesimpulan terhadap

bukti yang cukup untuk mendukung sebuahkeputusan, (5) memahami perbedaan antara

berpikir dan menalar, (6) menghindari akibatyang mungkin timbul dari tindakan-tindakan,(7) memahami tingkat kepercayaan, (8)

melihat persamaan dan analogi secara

mendalam, (9) mampu belajar dan melakukanapa yang diinginkan secara mandiri, (10)

menerapkan teknik pemecahan masalah

dalam berbagai bidang, (l l) mampumenstrukturkan masalah dengan teknikformal, seperti matematika, dan

menggunakannya untuk memecahkanmasalah, (12) dapat mematahkan pendapatyang tidak relevan serta merumuskan intisari,( I 3) terbiasa menanyakan sudut pandang

orang lain untuk memahami asumsi serta

implikasi dari sudut pandang tersebut, (14)peka terhadap perbedaan antara validitaskepercayaan dan intensitasnya, (15)

menghindari kenyataan bahwa pengertian

seseorang itu terbatas, bahkan terhadap orangyang tidak bertindak inkuiri sekalipun, dan(16) mengenali kemungkinan kesalahan opiniseseorang kemungkinan bias opini, dan

bahaya bila berpihak pada pendapat pribadi

tslSedangkan tingkat inteligensi atau

yang lazim disebut sebagai kecerdasan

intelektual mempunyai (IQ) mempunyai dua

dimensi kecerdasan yaitu, pertama

kemampuan verbal yang terdiri daripengetahuan umum, pengetahuan berbahasa,

kemampuan berhitung, kemampuan berfikirabstrak, perhatian dan konsentrasi,perbendaharaan kata, dan kemampuanpenalaran verbal. Kedua, kemampuanperformance yang terdiri dari koordinasivisual-motorik, ketajaman pengamatan/visual,kemampuan analisa, berfikir logis,

kematangan motorik, dan kemamPuanpenalaran praktis. Dengan demikian adanyakorelasi antara kemampuan berfikir kritis dan

tingkat inteligensi disebabkan oleh komponenkecerdasan yang ada di dalam IQ j,rga

terdapat dalam kemampuan berfikir kritis,Dari pengumpulan dan analisis data

yang telah dilakukan dalam tapah-tahappenelitian ini, dapat ditarik beberapa

kes impulan sebagai berikut :Per t am a, tata'r ata

tingkat kemampuan berfikir kritis mahasiswa

program studi Sastra Inggris adalah bagus dan

Page 6: Konsep berpikir kritis dari negara

ERUDIO, Vol. 2, No. 1, Desember 2013 ISSN; 2302-9021

Sugeng dan Esti J :Kemampuan BerJikir ...Dengan Inteligensi Mahasiswa Program Studi Sastrq Inggris 64

cukup bagus. Kedua, rata-rata tingkatkemampuan inteligensi mahasiswa programstudi Sastra lnggris adalah rata-rata. Ketiga,terdapat hubungan (korelasi) antara

keterampilan berfikir kritis dan

denganinteligensi dengan nilai koefisienkorelasi positif sebesar 0,57 l.Keempat,adanya korelasi antara kemampuan berfikirkritis dan tingkat inteligensi disebabkan olehkomponen kecerdasan yang ada di dalam IQjuga terdapat dalam kemampuan berfikirkritis.

Saran yang diajukan dari simPulanpenelitian ini adalah: Pertama, desain

pembelajaran mata kulaih di program StudiSastra Inggris hendaknya menyesuaikan

dengan tingkat inteligensi mahasiswa. Dosenperlu mengelompokkan tingkat inteligensi itudan memperlakukan mereka sesuai dengan

ketertarikan dan kebutuhannya.Kedua, desain

pembelajaran mata kuliah hendaknya

memberikan kesempatan kepada mahasiswa

untuk berfikir kritis khususnya dalam

membaca.

Daftar Pustaka

[] Cottrell, S. 2005. Critical Thinktng Skills.

Palgrave Macmillan.

[2] Paul, R and Elder, L. 2006. InternationalCritical Thinktng Test. Foundation forCritical Thinking.

[3] Kameo, R.M. 2007. Critical Thinking inthe Classroom: Some CulturalConstraints. English Edu. Journal ofLanguage Teaching and Research,

Vol.7,No.l January 2007: 1-13.

[4] Ary, D.2002. Introduction to Research in

Education. Holt, Rinehart and WinstonInc. USA.

t5l Mustaji. 3013. Pengembanqan

Kemarnpuan Berpikir Kritis dan Kreatifdalarn Pembelajaran

http : i/pasca. tp. ac. itVs ite/pengembanqan-kemampuan-berpikir-kri!is-dan-kreatif-dalam-