bab 1 berpikir kritis

19
Berpikir Kritis

Upload: marcelinadewi

Post on 24-Dec-2015

65 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Logika - Berpikir Kritis

TRANSCRIPT

Berpikir Kritis

Apa itu Berpikir Kritis?Berpikir kritis tidak berarti mencari-cari

kesalahan, atau menyerang dan menjatuhkan orang lain, melainkan

Kemampuan untuk berargumen secara rasional sehingga menemukan kebenaran sebuah padangan

John DeweyPertimbangan yang aktif, terus menerus dan

teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja dengan menyertakan alasan-alsan yang mendukung dan kesimpulan-kesimpulan rasional

Edward GlaserSikap mau berpikir secara mendalamPengetahuan tentang metode-metode

pemeriksaan dan penalaran yang logisKeterampilan menerapkan metode-metode

tersebut.

Richard PaulMetode berpikir mengenai hal, substansi,

masalah di mana si pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual padanya.

Manfaat Berpikir KritisMembantu menunjukkan kepada orang

lain kelemahan dan kelebihan argumen atau pendapat yang disampaikan, yang kita dapatkan dari analisis yang tajam.

Membantu menemukan kesalahan atau keunggulan argumen yang kita sampaikan pada orang lain.

Tujuannya: pengetahuan dan pemahaman, bukan pemenangan diri atau keunggulan diri

Langkah-langkah Berpikir Kritis1. Mengenal masalah

2. Menemukan cara untuk menangani masalah

3. Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan.

4. Mengenal asumsi dan nilai yang tidak dinyatakan.

5. Menggunakan bahasa yang tepat, jelas, dan khas.

6. Mengevaluasi data, menilai fakta dan pernyataan

7. Mencermati hubungan logis

8. Kesimpulan

Kemampuan dasar Berpikir KritisKemampuan berpikir kritis adalah

kemampuan untuk memberikan argumen atau pendapat yang rasional tentang pandangan yang kita terima dari orang lain dengan menunjukkan kelemahan dan kelebihannya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam berpikir kritisPenentuan posisi terhadap isu.Pemikiran yang diberikan harus relevan

dengan topikArgumennya harus rasionalAda alasan-alasan yang jelasKeputusan harus datang dari diri sendiri

(otentik) dan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor luar.

IsuIsu adalah hal-hal yang menimbulkan

masalah atau ketidak-pastian. Isu selalu dipersoalkan atau didiskusikan

Isu berkaitan dengan kata tanya seperti “apa”, “berapa banyak”, “kapan”, “apakah”

Isu tidak hanya dinyatakan melainkan didiskusikan, dibahas, diperdebatkan.

Isu dan TopikIsu berbeda dari topik.Demonstrasi mahasiswa bisa menjadi

topik pembicaraan.Mengapa demonstrasi marak? Bagaimana

polisi menangani demonstrasi? merupakan isu.

Jadi isu adalah klaim yang selalu diperbincangkan dan dipersoalkan, Cirinya: kata tanya.

Mengidentifikasi Isu Tiga kesulitan mengidentifikasi isu:1. Tidak adanya pemetaan isu: “apakah

korupsi berkaitan dengan masalah keagamaan?”

2. Pengalihan perhatian karena kurang penguasaan masalah. (Kesesatan ad hominem)

3. Tanggapan tidak menyangkut persoalan (have something to say atau Have to say something)

Contoh (point 3)Orang I. Menaikkan batas nilai kelulusan?

Itu mungkin menjadi sebuah ide yang baik. Ini adalah upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan Bagaimana pendapatmu?

Orang II: Saya kira orang-orang yang menginginkannya hanyalah sekumpulan orang fanatik yang ingin mengirimkan anaknya kuliah di perguruan tinggi yang terkenal

Cara mengindentifikasi isuMengenal dengan baik argumen sebagai

petunjuk untuk menemukan isuDengan cara: Mencari kesimpulan pada

setiap argumen

Isu faktual dan non-faktual“Apakah SBY lebih tinggi dari Obama”

dan “Apakah Obama lebih baik daripada SBY” (Pertama adalah isu faktual dan kedua adalah isu nonfaktual)

Ciri-ciri isu faktuala. Memiliki metode empiris tertentu untuk mendudukkan permasalahan.b. Jika dua orang tidak setuju tentang satu pokok persoalan, sekurang-kurangnya salah satu di antaranya ada yang salah.

Subjektivisme dan Relativisme Subjektivisme: tergantung pada

subyek/menjadi bagian subyek. Keyakinan.Relativisme: memperhatikan

hubungan/relasinya dengan berbagai aspek lain.

Logika?Konteks Umum: wajar, dapat diterima;

kultur, cara berpikirKonteks ilmiah: Studi tentang metode dan

prinsip yang digunakan untuk membedakan antara penalaran yang baik/benar dari yang buruk/tidak benar.

Belajar tentang hukum dan prinsip bukan isi.

Logika dan Ilmu PengetahuanLogika beperan sebagai alat ukur untuk

menentukan kadar keilmiahan dalam suatu teori ilmu pengetahuan dan juga validitasnya.

Problem solvingLihat Teks