makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
MAKALAH
AUDITING I
“SASARAN AUDIT, BUKTI AUDIT, DAN KERTAS KERJA AUDIT”
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3:
WA ODE ANI C 301 09 002
ZULFIKAR C 301 09 003
TRIAN SASNITA C 301 09 009
JIANTARI C 301 09 013
SANTI SUSANTI C 301 09 014
NI KETUT WYANTI C 301 09 019
GINA MARDIANA P C 301 09 022
FADLYA C 301 09 023
RIDHA PURNAMASARI C 301 09 027
NURHASANAH C 301 09 030
NI NYOMAN SURYANTINI C 301 09 032
DOSEN PEMBIMBING:
Dr. FADLI M SALEH, SE., MABM
MUHAMMAD ANSAR, SE., MSA., Ak
JURUSAN AKUNTANSI S1 FEKON
UNIVERSITAS TADULAKO 2011
DAFTAR ISI
Daftar Isi i
Bab I : Pendahuluan 1
Bab II : Pembahasan
I. Sasaran Audit 3
II. Bukti Audit 3
III. Kertas Kerja Audit 10
Bab III : Kesimpulan 17
Daftar Pustaka 18
BAB I
PENDAHULUAN
Auditor mengawali perencanaan audit dengan meletakkan akhir audit
dibenaknya. Sejak awal telah disebutkan bahwa tujuan menyeluruh audit laporan
keuangan adalah menyatakan pendapatan tentang apakah laporan keuangan klien
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan GAAP.
Untuk itu, auditor harus memperoleh bahan bukti audit yang cukup dan kompoten
sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat. Di samping itu, pilihan
akan bukti audit dipengaruhi oleh:
Pemahaman auditor atas bisnis dan industri klien
Perbandingan antara harapan auditor atas laporan keuangan dengan buku
dan catatan klien
Keputusan tentang asersi yang material bagi laporan keuangan
Keputusan tentang resiko bawaan dan risiko pengendalian
Secara umum auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh
dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang
kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat
kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang
berkepentingan.
Menurut Sukrisno Agoes auditing adalah Suatu pemeriksaan yang
dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap
laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan
pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat
memberikan pendapat mengenai keawajaran laporan keuangan tersebut.
Definisi Auditing secara umum tersebut memiliki unsur-unsur penting
yang diuraikan sebagai berikut :
1. Suatu Proses yang sistematik.
2. Untuk memperoleh dan mengealuasi bukti secara objektif.
3. Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi
4. Menetapkan tingkat kesesuaian
5. Kriteria yang ditetapkan
Kriteria atau standar yang dipakai sebagai dasar untuk menilai
pernyataan (yang berupa hasil proses akuntansi) dapat berupa :
a. Peraturan yang ditetapkan oleh badan legislatif.
b. Anggaran atau ukuran prestasi lain yang ditetapkan oleh manajemen.
c. Prinsip Akuntansi berterima umum di Indonesia.
6. Penyampaian hasil
7. Pemakai yang berkepentingan
BAB II
PEMBAHASAN
SASARAN AUDIT, BUKTI AUDIT, DAN KERTAS KERJA AUDIT
I. SASARAN AUDIT
Pada dasarnya tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat atas
kewajaran , dalam semua hal yang material , posisi keuangan dan hasil usaha serta
arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Untuk mencapai
tujuan ini , auditor perlu menghimpun bukti kompeten yang cukup. Untuk
menghimpun bukti kompeten yang cukup, auditor perlu mengidentifikasikan dan
menyusun sejumlah tujuan audit spesifik untuk setiap akun laporan keuangan.
Dengan melihat tujuan audit spesifik tersebut , auditor akan dapat
mengidentifikasikan bukti apa yang dapat dihimpun , dan bagaimana cara
menghimpun bukti tersebut.
Tujuan menyeluruh audit laporan keuangan adalah menyatakan pendapat
tentang apakah laporan keuangan klien telah menyajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum atau
dikenal dengan GAAP. Untuk itu, auditor harus memperoleh bahan bukti yang
cukup dan kompeten sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat. Di
samping itu pilihan akan bukti audit dipengaruhi oleh :
1. Pemahaman auditor atas bisnis dan industri klien.
2. Perbandingan antara harapan auditor atas laporan keuangan dengan buku
dan catatan klien.
3. Keputusan tentang asersi yang material bagi laporan keuangan.
4. Keputusan tentang risiko bawaan dan risiko pengendalian.
Tujuan audit spesifik lebih diarahkan untuk pengujian terhadap pos pos
yang terdapat dalam laporan keuangan yang merupakan asersi manajemen dan
untuk mendapatkan bukti sebagai pendukung pendapat atas laporan keuangan,
auditor merumuskan tujuan –tujuan khusus audit untuk setiap rekening dalam
laporan keuangan.
II. BUKTI AUDIT
Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung data yang disajikan
dalam laporan keuangan , yang terdiri dari data akuntansi dan informasi
pendukung lainnya , yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar untuk
menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
Dasar pembahasan bukti audit adalah Standar Pekerjaan Lapangan
khususnya standar ketiga ,mendasari pembahasan bukti audityang berbunyi : “
Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar untuk menyatakan pendapat
atas laporan keuangan yang diaudit “.
Bukti audit merupakan konsep fundamental dalam auditing. Dalam SA
326.14 menyatakan bahwa bukti audit terdiri dari data akuntansi dan semua
informasi penguat yang tersedia bagi auditor.
Tipe Bukti Audit
o Tipe Data Akuntansi
Pengendalian Intern.
Catatan Akuntansi.
o Tipe Informasi Penguat (corroborating information)
Bukti Fisik.
Bukti Dokumenter.
Perhitungan.
Bukti Lisan.
Perbandingan dan Ratio.
Bukti dari spesialis.
Kecukupan bukti audit
Berkaitan dengan kuantitas bukti audit. Faktor yang mempengaruhi
kecukupan bukti audit , meliputi :
o Materialitas.
o Resiko audit.
o Faktor – faktor ekonomi.
o Ukuran dan karakteristik populasi.
Kompetensi Bukti Audit
Kompetensi bukti adalah berkaitan dengan kuantitas atau mutu dari bukti–
bukti tersebut. Bukti yang kompeten adalah bukti yang dapat dipercaya ,
sah , obyektif , dan relevan.
Untuk menentukan kompetensi bukti harus mempertimbangkan berbagai
faktor , yaitu :
o Sumber bukti ,
o Relevansi bukti ,
o Obyektivitas bukti ,
o Saat atau waktu.
Bukti kurang kompeten Faktor Kompetensi Bukti Lebih
Kompeten
Dari dalam perusahaan
SUMBER
Dari luar perusahaan
yg independen
Pengendalian intern lemah
Pengendalian intern
baik
Perolehan atau pengetahuan
tidak langsung
Perolehan atau
pengetahuan langsung
Relevan tidak langsung
RELEVANSI
Relevan langsung
Subyektif OBYEKTIVITASObyektif
Bukti di terapkan pada selain
pada tgl neraca
SAAT/WAKTU
Bukti diterapkan pada
tgl neraca
Judgement atau pertimbangan yang dilakukan auditor dipengaruhi
berbagai faktor , yaitu :
1) Pertimbangan profesional auditor.
2) Integritas manajemen.
3) Transaksi yang terjadi di perusahaan.
4) Jenis kepemilikan perusahaan.
5) Kondisi keuangan perusahaan.
Dalam proses pengumpulan bukti audit, auditor melakukan 4 pengambilan
keputusan yang saling berkaitan, yaitu :
1. Penentuan prosedur audit yang akan digunakan
2. Penentuan besarnya sample untuk prosedur audit tertentu
3. Penentuan unsur tertentu yang harus dipilih dari populasi
4. Penentuan waktu yang cocok untuk melaksanakan prosedur audit tersebut
a) Audit Top-Down Vs. Audit Bottom-Up
Top down : Mengevaluasi bukti tentang laporan keuangan yang
diharapkan dari pengetahuan tentang entitas, bisnis, dan industrinya.
Bottom up : Mengevaluasi bukti yang mendukung transaksi dan
akumulasinya dalam laporan keuangan
b) Keputusan penting tentang Bukti Audit
Sifat Pengujian
o Prosedur audit mana yang akan dilaksanakan
o Terkait dengan tujuan spesifik yang ingin dicapai
auditor
o Harus relevan
o Mempertimbangkan biaya relatif serta efektivitas
dalam kaitannya dg tujuan audit
o Pendekatan compliance atau substantive test
Saat pengujian
o Interim audit atau year end audit
Luas pengujian
o Berkaitan dengan berapa banyak bukti audit yang
harus diperoleh
Penerapan staf audit
o Terkait dengan due audit care
o Tim audit
o Independensi
o Penggunaan tenaga spesialis
c) Tujuan Audit khusus dan Bukti Audit
Terdapat 5 (lima )kelompok umum asersi laporan keuangan, yaitu:
a. Keberadaannya atau keterjadiannya ( existence or occurrence )
Asersi tentang keberadaan atau terjadinya berhubungan dengan
apakah aktiva atau utang perusahaan benar–benar ada pada
tanggal neraca dan transaksi–transaksi yang tercatat telah benar–
benar terjadi selama periode tertentu.
Keberadaan (eksistensi) suatu aktiva tidak hanya dilihat dari ujud
fisiknya saja, seperti kas , persediaan dan aktiva tetap , namun ada
pula yang tidak ada ujud fisiknya , misalnya piutang dan utang
usaha. Sehubungan dengan saldo piutang di atas , manajemen
hanya menyatakan bahwa piutang yang terdiri dana piutang usaha ,
benar – benar ada pada tanggal neraca. Manajemen tidak
menyatakan bahwa Rp10.000.000,– adalah jumlah yang benar
b. Kelengkapannya ( completeness )
Asersi tentang kelengkapannya berhubungan dengan apakah telah
memasukkan semua transaksi dan akun ( rekening ) yang
seharusnya disajikan dalam laporan keuangan.
Asersi manajemen tentang saldo piutang Rp. 10.000.000,–
mempunyai arti bahwa jumlah tersebut telah meliputi semua
transaksi dan kejadian yang mempengaruhi saldo piutang tersebut ,
tidak ada piutang yang tidak dilaporkan (under stated) atau
dinyatakan lebih (over stated). Auditor sangat memperhatikan
terhadap asersi kelengkapan ini dalam kaitannya untuk
menentukan kemungkinan adanya penyajian komponen laporan
keuangan yang kurang dari yang seharusnya dengan
menghilangkan sesuatu atau transaksi yang seharusnya ada.
c. Hak dan kewajiban ( right and obligations )
Asersi tentang hak(rights) dan kewajiban(obligations)
berhubungan dengan apakah aktiva tersebut benar – benar milik
perusahaan dan semua utang adalah benar- benar kewajiban
perusahaan pada tanggal neraca.
Asersi ini menyatakan ,bahwa manajemen secara implisit
menyatakan bahwa piutang dan aktiva – aktiva lainnya yang
dilaporkan pada neraca benar – benar milik perusahaan , dan utang
– utang yang dilaporkan pada neraca benar – benar kewajiban
perusahaan secara sah. Dengan demikian asersi ini hanya berkaitan
dengan komponen – komponen neraca khususnya aktiva dan utang.
d. Penilaian atau alokasi ( valuation or allocation )
Asersi penilaian(valuation) atau alokasi(allocation) berkaitan
dengan ketepatan metode penilaian maupun pengalokasian yang
digunakan oleh perusahaan serta kebenaran perhitungannya.
Setiap pelaporan komponen laporan keuangan dengan jumlah
tertentu mempunyai arti bahwa jumlah tersebut (1) telah ditentukan
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum umum , dan
(2) bebas dari kesalahan perhitungan atau kekeliruan klerikal.
Kesesuaian dengan prinsip akuntansi yang berterima umum
meliputi ketepatan penerapan prinsip harga perolehan ( cost ),
mempertemukan (matching) , dan prinsip konsistensi. Asersi
kesesuaian dengan prinsip akuntansi yang berterima umum (
PABU) dapat meliputi penilaian bruto maupun netonya. Misalnya,
piutang telah dinilai sebesar jumlah tagihan kepada pelanggan dan
taksiran nilai bersih yang dapat direalisasi setelah
mempertimbangkan taksiran tidak tertagihnya piutang ; dan aktiva
tetap telah dilaporkan kedua-duanya yaitu sebesar harga perolehan
mula – mula dan nilai bukunya setelah mempertimbangkan jumlah
akumulasi depresiasinya.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa asersi penilaian atau alokasi
berhubungan dengan tiga hal sebagai berikut : (1) penilaian bruto ,
(2) penilaian neto , dan (3) ketelitian matematis. Kategori asersi ini
juga meliputi kelayakan ( reasonableness ) terhadap estimasi
akuntansi yang dibuat manajemen.
e. Penyajian dan pengungkapan ( presentation and disclosure )
Asersi tentang penyajian (presentation) dan pengungkapan
(disclosure) berhubungan dengan apakah masing – masing
komponen laporan keuangan telah diklasifikasikan, dijelaskan dan
diungkapkan dengan benar.
Manajemen secara implisit menyatakan bahwa setiap komponen
laporan keuangan telah disajikan secara benar dan diungkapkan
secara memadai. Dalam hal penyajian piutang harus benar-benar
menampakan piutang yang dapat direalisasikan, dalam arti setiap
kemungkinan tidak tertagihnya piutang harus sudah diperhitungkan
melalui pembentukan rekening penyisihan piutang kecuali
dinyatakan lain. Hal-hal yang menyangkut piutang secara
signifikan harus dijelaskan (diungkapkan),misalnya adanya piutang
yang digadaikan, tidak dibentuknya penyisihan piutang, timbulnya
kewajiban bersyarat (contingent liability) dan lain sebagainya.
d) Prosedur Audit
Prosedur audit merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan atau metode
dan teknik yang digunakan oleh auditor untuk mendapatkan dan mengevaluasi
bukti audit.
Jenis-Jenis Prosedur Audit
Prosedur audit yang biasa dilakukan auditor yaitu: (1) Prosedur
analitis, (2) Menginspeksi, (3) Mengkonfirmasi, (4) Mengajukan
pertanyaan, (5) Menghitung, (6) Menelusur, (7) Mencocokkan
kedokumen, (8) Mengamati, (9) Melakukan ulang, serta (10)
Teknik audit berbantuan komputer.
Penggolongan Prosedur Audit
Prosedur-prosedur audit biasanya diklesifikasikan berdasarkan
tujuannya menjadi beberapa kategori, yaitu: (1) Prosedur-prosedur
untuk Mendapatkan Pemahaman, (2) Pengujian Pengendalian, (3)
Pengujian Substantif.
Prosedur audit yang dapat digunakan untuk memperoleh bukti yang
kompeten atau dapat dipercaya adalah :
Evaluasi bukti harus lebih teliti bila menghadapi situasi audit yang mengandung
resiko besar. Situasi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pengawasan intern yang lemah .
b. Kondisi keuangan klien yang tidak sehat.
c. Manajemen yang tidak dapat dipercaya.
d. Penggantian kantor akuntan publik.
e. Perubahan peraturan perpajakan.
f. Usaha yang bersifat spekulatif.
g. Transaksi yang kompleks.
III. KERTAS KERJA AUDIT
Kertas kerja audit merupakan kertas-kertas yang diperoleh akuntan selama
melakukan pemeriksaan dan dikumpulkan untuk memperlihatkan pekerjaan yang
telah dilaksanakan, metode dan prosedur pemeriksaan yang diikuti serta
kesimpulan-kesimpulan yang telah dibuatnya.
Contoh kertas kerja antara lain: Catatan memo ; Hasil analisa jawaban
konfirmasi, Clients Representation Letter ; Komentar yang dibuat atau didapat
Inspeksi Observasi Konfirmasi Wawancara Perbandingan Pengkajian ulang Penilaian Verifikasi Penelusuran
Pembuktian ( vouching )
Kalkulasi Kembali Analisis Rekonsiliasi Penjajagan Perhitungan (count) Pengujian (test) Scanning
oleh akuntan pemeriksa ; Tembusan (copy) dari dokumen penting dari suatu daftar
baik yang diperoleh ataupun yang didapat dari klien dan diverifikasi oleh akuntan.
Dengan kata lain kertas kerja audit dapat berasal dari pihak klien, hasil
analisis yang dibuat auditor atau dari pihak ketiga yang independen baik secara
langsung maupun tidak langsung. Berkas kertas kerja yang berasal dari klien
dapat berupa :Neraca Saldo (Trial balance), Rekonsiliasi bank (Bank
reconciliation), Analisa Umur Piutang (Accounts Receivable Aging Schedule),
Rincian Persediaan (Final Inventory List), Rincian Utang, Rincian Biaya Umum
dan Administrasi, Rincian Biaya Penjualan, Surat Pernyataan Langganan.
Hasil analisis yang dibuat oleh auditor , misalnya : Berita Acara Kas
Opname (Cash Count Sheet), Internal Control Questionare dan evaluasi serta hasil
analisis pengendalian interen.
Analisis Aktiva Tetap, Analisis kecukupan allowance for bad debt
(penyisihan piutang/cadangan kerugian piutang), Working Trial Balance, atau
dapat dipecah menjadi dua yaitu Working Balance sheet dan Working Profit and
Loss, Top Schedule, Supporting Schedule, Konsep Laporan Audit .
Berkas yang diperoleh dari pihak ketiga yang independen meliputi antara
lain : Hasil konfirmasi piutang, Hasil konfirmasi utang, Informasi dari bank,
Pernyataan dari penasihat hukum.
Kertas kerja yang dikumpulkan oleh akuntan merupakan data-data rahasia
yang menjadi milik perusahaan, oleh karenanya akuntan berkewajiban untuk
menjaga kerahasiaan tersebut jangan sampai data tersebut jatuh pada pihak-pihak
yang tidak diinginkan perusahaan.
Isi Kertas Kerja Audit
Kertas kerja harus cukup memperlihatkan bahwa catatan akuntansi cocok
dengan laporan keuangan atau informasi lain yang dilaporkan serta standar
auditing yang dapat diterapkan telah dilaksanakan.
Dalam SA 339 dikemukakan bahwa kertas kerja biasanya berisi dokumentasi
yang memperlihatkan :
Pemeriksaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik, yang
menunjukkan dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan yang
pertama.
Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern telah
diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat,
dan lingkup pengujian yang telah dilakukan.
Bukti audit telah diperoleh, prosedur pemeriksaan yang telah
diterapkan dan pengujian yang telah dilaksanakan, yang
memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar yang
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan
auditan, yang menunjukkan dilaksanakannya standar pekerjaan
lapangan yang ketiga.
Tujuan Pembuatan Kertas Kerja Audit
Sebagai pendukung yang penting terhadap pendapat akuntan atas laporan
keuangan yang diauditnya
Sebagai penguat kesimpulan akuntan dan kompetensi
pengauditannya.
Sebagai Pedoman dalam pengauditan berikutnya.
Teknik Dasar Pembuatan Kertas Kerja Audit
Ada empat tehnik dasar yang digunakan dalam pembuatan kertas kerja.
Keempat tehnik tersebut adalah :
Pembuatan heading.
Nomor indeks
Tick marks
Pencantuman tanda tangan pembuat maupun penelaah, dan tanggal
pembuatan serta penelaahan.
Tipe Kertas Kerja
Audit program
Agar tak menimbulkan kerancuan istilah maka perlu dipisahkan
pengertian Audit program dan Audit Procedure. Audit program
(program pemeriksaan) merupakan daftar prosedur pengauditan
untuk seluruh pemeriksaan elemen tertentu. Sedangkan Procedure
audit adalah instruksi terinci untuk mengumpulkan tipe bukti
pemeriksaan tertentu yang harus diperoleh pada saat pemeriksaan.
Program pemeriksaan dapat digunakan untuk merencanakan berapa
orang yang diperlukan untuk melaksanakan pemeriksaan, serta
jadwal pemeriksaan yang direncanakan.
Working Trial Balance
Merupakan suatu daftar yang memuat saldo dari seluruh rekening
buku besar pada akhir tahun yang diperiksa dari akhir tahun
sebelumnya, koreksi yang diusulkan serta saldo menurut hasil
pemeriksaan. Kertas kerja ini dapat pula dipisahkan menjadi
Working Balance Sheet dan Working Profit and Loss.
Summary of adjusment journal entries
Ringkasan ini merupakan daftar yang berisikan journal-journal
koreksi yang diusulkan kepada klien yang diperoleh selama
pemeriksaan berlangsung.
Top Schedules
Merupakan kertas kerja pemeriksaan yang digunakan untuk
meringkas informasi yang dicatat dalam daftar pendukung untuk
rekening-rekening yang berhubungan.
Supporting schedules
Merupakan kertas kerja yang memuat detail dari pada temuan hasil
pemeriksaan, serta koreksi-koreksi yang ada, serta memuat
berbagai informasi dan teknik pemeriksaan yang dilaksanakana
oleh akuntan.
Dengan kata lain supporting schedule merupakan rincian dari pada
top schedule.
Pengarsipan Kertas Kerja
Current File, yaitu arsip pemeriksaan tahunan yang diperoleh dari
pemeriksaan tahun berjalan, informasi dari current file pada umumnya
mempunyai manfaat untuk tahun yang diperiksa. Contoh: Neraca saldo,
Berita acara kas opname, Rekonsiliasi bank, Rincian piutang, Rincian
persediaan Rincian utang, Rincian biaya dan lain lain.
Permanent File, merupakan arsip kertas kerja yang secara relatif tidak
mengalami perubahan. Arsip ini dapat digunakan berulang ulang untuk
beberapa periode pengauditan. Contoh: Akte pendirian, Accounting
manual (pedoman akuntansi), Kontrak kontrak,Notulen rapat
Corespondence file, merupakan arsi surat menyurat, facsimili dan lain
lain.
Kepemilikan Kertas Kerja Audit
Kertas kerja audit akuntan yang disusun selama pelaksanaan audit, baik
yang disusun oleh auditor sendiri maupun yang disusunkan oleh klien untuk
auditor, adalah milik auditor (akuntan publik) ; oleh karena itu semua kertas kerja
tersebut harus disimpan oleh auditor dengan sebaik-baiknya, dalam arti disimpan
secara teratur sesuai dengan urutan yang logis.
Walaupun kertas kerja tersebut milik auditor, tetapi auditor dilarang
memperlihatkan atau membocorkan informasi yang ada pada kertas kerja tersebut
kepada pihak ketiga tanpa seizin kliennya, kecuali atas perintah pengadilan atau
profesi akuntan. Selama melaksanakan audit, auditor memperoleh sejumlah
informasi yang sifatnya rahasia antara lain berupa informasi tentang gaji
karyawan penting (key personels), rencana advertensi, data biaya produksi dan
metode penentuan harga jual produk. Jika auditor membocorkan informasi-
informasi pada pihak ketiga atau kepada karyawan kliennya, maka auditor
tersebut dapat dimintai pertanggung jawabannya atau dituntut ke pengadilan.
Contoh Kertas Kerja Audit
BAB III
KESIMPULAN
Auditor harus merencanakan audit dengan memikirkan akhir audit tersebut
didalam benaknya. Tujuan audit secara menyeluruh adalah memberikan pendapat
atas laporan keuangan yang dicapai melalui pengumpulan dan mengevaluasi bukti
audit. Mereview keputusan-keputusan penting yang harus dibuat oleh auditor
berkenaan dengan sifat, saat, serta luasnya prosedur audit maupun penetapan staf
audit. Selain itu, auditor harus dapat menetapkan tujuan audit spesifik dari asersi
laporan keuangan manajemen, karena setiap tujuan audit biasanya memerlukan
bukti dan prosedur audit yang berbada pula. Bagaimana auditor menerapkan
pertimbangan professional melalui pemilihan prosedur audit.
Dewasa ini, banyak perusahaan mengirimkan, mengolah, serta menyimpan
berbagai informasi penguat yang penting dalam bentuk elektronik. Mereview
pengaruh pemrosesan data elektronik pada pertimbangan profesional dalam
kaitannya dengan perencanaan serta pengumpulan bukti audit. Akhirnya, prosedur
yang dilaksanakan, bukti yang diperoleh, serta evaluasi auditor atas bukti tersebut
harus didokumentasikan dalam program audit dan kertas kerja yang harus
memberikan dukungan atas laporan auditor serta sebagai bukti kepatuhan auditor
pada GAAS.
DAFTAR PUSTAKA
Boynton, Johnson, & Kell, MODERN AUDITING Edisi 7 Jilid 1, Jakarta:
Penerbit Erlangga, 2002
Arnan, Wisna, & Firmansyah, AUDITING (Pdf), Bandung: Politeknik Telkom,
2009
Purwoko & Djaafar, REVIU KERTAS KERJA AUDIT Edisi 4 (Pdf), Bogor:
Pusdiklat Pengawasan BPKP, 2009
Searching Materi @ Google mengenai “ Sasaran Audit, Bukti Audit, dan Kertas
Kerja Audit”