makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3

28
MAKALAH AUDITING I “SASARAN AUDIT, BUKTI AUDIT, DAN KERTAS KERJA AUDIT” DISUSUN OLEH: KELOMPOK 3: WA ODE ANI C 301 09 002 ZULFIKAR C 301 09 003 TRIAN SASNITA C 301 09 009 JIANTARI C 301 09 013 SANTI SUSANTI C 301 09 014 NI KETUT WYANTI C 301 09 019 GINA MARDIANA P C 301 09 022 FADLYA C 301 09 023 RIDHA PURNAMASARI C 301 09 027 NURHASANAH C 301 09 030 NI NYOMAN SURYANTINI C 301 09 032 DOSEN PEMBIMBING: Dr. FADLI M SALEH, SE., MABM MUHAMMAD ANSAR, SE., MSA., Ak

Upload: jiantari-se

Post on 07-Nov-2014

27.304 views

Category:

Education


5 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3

MAKALAH

AUDITING I

“SASARAN AUDIT, BUKTI AUDIT, DAN KERTAS KERJA AUDIT”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3:

WA ODE ANI C 301 09 002

ZULFIKAR C 301 09 003

TRIAN SASNITA C 301 09 009

JIANTARI C 301 09 013

SANTI SUSANTI C 301 09 014

NI KETUT WYANTI C 301 09 019

GINA MARDIANA P C 301 09 022

FADLYA C 301 09 023

RIDHA PURNAMASARI C 301 09 027

NURHASANAH C 301 09 030

NI NYOMAN SURYANTINI C 301 09 032

DOSEN PEMBIMBING:

Dr. FADLI M SALEH, SE., MABM

MUHAMMAD ANSAR, SE., MSA., Ak

JURUSAN AKUNTANSI S1 FEKON

UNIVERSITAS TADULAKO 2011

Page 2: Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3

DAFTAR ISI

Daftar Isi i

Bab I : Pendahuluan 1

Bab II : Pembahasan

I. Sasaran Audit 3

II. Bukti Audit 3

III. Kertas Kerja Audit 10

Bab III : Kesimpulan 17

Daftar Pustaka 18

Page 3: Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3

BAB I

PENDAHULUAN

Auditor mengawali perencanaan audit dengan meletakkan akhir audit

dibenaknya. Sejak awal telah disebutkan bahwa tujuan menyeluruh audit laporan

keuangan adalah menyatakan pendapatan tentang apakah laporan keuangan klien

menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan GAAP.

Untuk itu, auditor harus memperoleh bahan bukti audit yang cukup dan kompoten

sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat. Di samping itu, pilihan

akan bukti audit dipengaruhi oleh:

Pemahaman auditor atas bisnis dan industri klien

Perbandingan antara harapan auditor atas laporan keuangan dengan buku

dan catatan klien

Keputusan tentang asersi yang material bagi laporan keuangan

Keputusan tentang resiko bawaan dan risiko pengendalian

Secara umum auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh

dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang

kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat

kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah

ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang

berkepentingan.

Menurut Sukrisno Agoes auditing adalah Suatu pemeriksaan yang

dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap

laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan

pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat

memberikan pendapat mengenai keawajaran laporan keuangan tersebut.

Definisi Auditing secara umum tersebut memiliki unsur-unsur penting

yang diuraikan sebagai berikut :

1. Suatu Proses yang sistematik.

Page 4: Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3

2. Untuk memperoleh dan mengealuasi bukti secara objektif.

3. Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi

4. Menetapkan tingkat kesesuaian

5. Kriteria yang ditetapkan

Kriteria atau standar yang dipakai sebagai dasar untuk menilai

pernyataan (yang berupa hasil proses akuntansi) dapat berupa :

a. Peraturan yang ditetapkan oleh badan legislatif.

b. Anggaran atau ukuran prestasi lain yang ditetapkan oleh manajemen.

c. Prinsip Akuntansi berterima umum di Indonesia.

6. Penyampaian hasil

7. Pemakai yang berkepentingan

Page 5: Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3

BAB II

PEMBAHASAN

SASARAN AUDIT, BUKTI AUDIT, DAN KERTAS KERJA AUDIT

I. SASARAN AUDIT

Pada dasarnya tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat atas

kewajaran , dalam semua hal yang material , posisi keuangan dan hasil usaha serta

arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Untuk mencapai

tujuan ini , auditor perlu menghimpun bukti kompeten yang cukup. Untuk

menghimpun bukti kompeten yang cukup, auditor perlu mengidentifikasikan dan

menyusun sejumlah tujuan audit spesifik untuk setiap akun laporan keuangan.

Dengan melihat tujuan audit spesifik tersebut , auditor akan dapat

mengidentifikasikan bukti apa yang dapat dihimpun , dan bagaimana cara

menghimpun bukti tersebut.

Tujuan menyeluruh audit laporan keuangan adalah menyatakan pendapat

tentang apakah laporan keuangan klien telah menyajikan secara wajar, dalam

semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum atau

dikenal dengan GAAP. Untuk itu, auditor harus memperoleh bahan bukti yang

cukup dan kompeten sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat. Di

samping itu pilihan akan bukti audit dipengaruhi oleh :

1. Pemahaman auditor atas bisnis dan industri klien.

2. Perbandingan antara harapan auditor atas laporan keuangan dengan buku

dan catatan klien.

3. Keputusan tentang asersi yang material bagi laporan keuangan.

4. Keputusan tentang risiko bawaan dan risiko pengendalian.

Tujuan audit spesifik lebih diarahkan untuk pengujian terhadap pos pos

yang terdapat dalam  laporan keuangan yang merupakan asersi manajemen dan

untuk mendapatkan bukti sebagai pendukung pendapat atas laporan keuangan,

auditor merumuskan tujuan –tujuan khusus audit untuk setiap rekening dalam

laporan keuangan.

II. BUKTI AUDIT

Page 6: Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3

Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung data yang disajikan

dalam laporan keuangan , yang terdiri dari data akuntansi dan informasi

pendukung lainnya , yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar untuk

menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Dasar pembahasan bukti audit adalah Standar Pekerjaan Lapangan

khususnya standar ketiga ,mendasari pembahasan bukti audityang berbunyi : “

Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,

permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar   untuk menyatakan pendapat

atas laporan keuangan yang diaudit “.

Bukti audit merupakan konsep fundamental dalam auditing. Dalam SA

326.14 menyatakan bahwa bukti audit terdiri dari data akuntansi dan semua

informasi penguat yang tersedia bagi auditor.

Tipe Bukti Audit

o Tipe  Data  Akuntansi

Pengendalian  Intern.

Catatan  Akuntansi.

o Tipe  Informasi  Penguat (corroborating information)

Bukti  Fisik.

Bukti  Dokumenter.

Perhitungan.

Bukti  Lisan.

Perbandingan dan Ratio.

Bukti  dari  spesialis.

Kecukupan bukti audit

Berkaitan dengan kuantitas bukti audit. Faktor yang mempengaruhi

kecukupan bukti audit , meliputi :

o Materialitas.

o Resiko  audit.

o Faktor – faktor  ekonomi.

o Ukuran  dan  karakteristik  populasi.

Page 7: Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3

Kompetensi Bukti Audit

Kompetensi bukti adalah berkaitan dengan kuantitas atau mutu dari bukti–

bukti tersebut. Bukti yang kompeten adalah bukti yang dapat dipercaya ,

sah , obyektif , dan relevan. 

Untuk menentukan kompetensi bukti harus mempertimbangkan berbagai

faktor , yaitu :

o Sumber  bukti ,

o Relevansi  bukti ,

o Obyektivitas  bukti ,

o Saat  atau  waktu.

Bukti kurang kompeten Faktor Kompetensi Bukti Lebih

Kompeten

Dari dalam perusahaan

SUMBER

Dari luar perusahaan

yg independen

 

Pengendalian intern lemah

Pengendalian intern

baik

Perolehan atau pengetahuan

tidak langsung

Perolehan atau

pengetahuan langsung

 

Relevan tidak langsung

 RELEVANSI

Relevan langsung

 

Subyektif OBYEKTIVITASObyektif

 

Bukti di terapkan pada selain

pada tgl neraca

 

SAAT/WAKTU

Bukti diterapkan pada

tgl neraca

 

Judgement atau pertimbangan yang dilakukan auditor dipengaruhi

berbagai faktor , yaitu :

1)       Pertimbangan  profesional  auditor.

Page 8: Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3

2)       Integritas  manajemen.

3)       Transaksi  yang  terjadi  di  perusahaan.

4)       Jenis  kepemilikan  perusahaan.

5)       Kondisi  keuangan  perusahaan.

Dalam proses pengumpulan bukti audit, auditor melakukan 4 pengambilan

keputusan yang saling berkaitan, yaitu :

1. Penentuan prosedur audit yang akan digunakan

2. Penentuan besarnya sample untuk prosedur audit tertentu

3. Penentuan unsur tertentu yang harus dipilih dari populasi

4. Penentuan waktu yang cocok untuk melaksanakan prosedur audit tersebut

a) Audit Top-Down Vs. Audit Bottom-Up

Top down : Mengevaluasi bukti tentang laporan keuangan yang

diharapkan dari pengetahuan tentang entitas, bisnis, dan industrinya.

Bottom up : Mengevaluasi bukti yang mendukung transaksi dan

akumulasinya dalam laporan keuangan

b) Keputusan penting tentang Bukti Audit

Sifat Pengujian

o Prosedur audit mana yang akan dilaksanakan

o Terkait dengan tujuan spesifik yang ingin   dicapai

auditor

o Harus relevan

o Mempertimbangkan biaya relatif serta efektivitas

dalam kaitannya dg tujuan audit

o Pendekatan compliance atau substantive test

Saat pengujian

o Interim audit atau year end audit

Luas pengujian

o Berkaitan dengan berapa banyak bukti audit yang

harus diperoleh

Penerapan staf audit

Page 9: Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3

o Terkait dengan due audit care

o Tim audit

o Independensi

o Penggunaan tenaga spesialis

c) Tujuan Audit khusus dan Bukti Audit

Terdapat  5 (lima )kelompok umum asersi laporan keuangan, yaitu:

a. Keberadaannya atau keterjadiannya ( existence or occurrence )

Asersi tentang keberadaan atau terjadinya berhubungan    dengan

apakah aktiva atau utang perusahaan benar–benar ada pada

tanggal neraca dan transaksi–transaksi yang tercatat telah benar–

benar terjadi selama periode tertentu.

Keberadaan (eksistensi) suatu aktiva tidak hanya dilihat dari ujud

fisiknya saja, seperti kas , persediaan dan aktiva tetap , namun ada

pula yang tidak ada ujud fisiknya , misalnya piutang dan utang

usaha. Sehubungan dengan saldo piutang  di atas , manajemen

hanya menyatakan bahwa piutang yang terdiri dana piutang usaha ,

benar – benar ada pada tanggal neraca. Manajemen tidak

menyatakan  bahwa Rp10.000.000,– adalah jumlah yang benar

b. Kelengkapannya ( completeness )

Asersi tentang kelengkapannya berhubungan dengan apakah telah

memasukkan semua transaksi dan akun ( rekening ) yang

seharusnya disajikan dalam laporan keuangan.

Asersi manajemen tentang saldo piutang Rp. 10.000.000,–

mempunyai arti bahwa jumlah tersebut telah meliputi semua

transaksi dan kejadian yang mempengaruhi saldo piutang tersebut ,

tidak ada piutang yang tidak dilaporkan (under stated) atau

dinyatakan lebih (over stated). Auditor sangat memperhatikan

terhadap asersi kelengkapan ini dalam kaitannya untuk

menentukan kemungkinan adanya penyajian komponen laporan

keuangan yang kurang dari yang seharusnya dengan

menghilangkan sesuatu  atau transaksi yang seharusnya ada.

Page 10: Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3

c. Hak dan kewajiban ( right and obligations )

Asersi tentang hak(rights) dan kewajiban(obligations)

berhubungan dengan apakah aktiva tersebut benar – benar milik

perusahaan dan semua utang adalah benar- benar kewajiban

perusahaan pada tanggal neraca.

Asersi ini menyatakan ,bahwa manajemen secara implisit

menyatakan bahwa piutang dan aktiva – aktiva lainnya yang

dilaporkan pada neraca benar – benar milik perusahaan , dan utang

– utang yang dilaporkan pada neraca benar – benar kewajiban

perusahaan secara sah. Dengan demikian asersi ini hanya berkaitan

dengan komponen – komponen neraca khususnya aktiva dan utang.

d. Penilaian atau alokasi ( valuation or allocation )

Asersi penilaian(valuation) atau alokasi(allocation) berkaitan

dengan ketepatan metode penilaian maupun pengalokasian yang

digunakan oleh perusahaan serta kebenaran perhitungannya.  

Setiap pelaporan komponen laporan keuangan dengan jumlah

tertentu mempunyai arti bahwa jumlah tersebut (1) telah ditentukan

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum umum , dan

(2) bebas dari kesalahan perhitungan atau kekeliruan klerikal.  

Kesesuaian dengan prinsip akuntansi yang berterima umum

meliputi ketepatan penerapan prinsip harga perolehan ( cost ),

mempertemukan (matching) , dan prinsip konsistensi. Asersi

kesesuaian dengan prinsip akuntansi yang berterima umum (

PABU) dapat meliputi penilaian bruto maupun netonya. Misalnya,

piutang telah dinilai sebesar jumlah tagihan kepada pelanggan dan

taksiran nilai bersih yang dapat direalisasi setelah

mempertimbangkan taksiran tidak tertagihnya piutang ; dan aktiva

tetap telah dilaporkan kedua-duanya yaitu sebesar harga perolehan

mula – mula dan nilai bukunya setelah mempertimbangkan jumlah

akumulasi depresiasinya.

Page 11: Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa asersi penilaian atau alokasi

berhubungan dengan tiga hal sebagai berikut : (1) penilaian bruto ,

(2) penilaian neto , dan (3) ketelitian matematis. Kategori asersi ini

juga meliputi kelayakan ( reasonableness ) terhadap estimasi

akuntansi yang dibuat manajemen.

e. Penyajian dan pengungkapan ( presentation and disclosure )

Asersi tentang penyajian (presentation) dan pengungkapan

(disclosure) berhubungan dengan apakah masing – masing

komponen laporan keuangan telah diklasifikasikan, dijelaskan dan

diungkapkan dengan benar.

Manajemen secara implisit menyatakan bahwa setiap komponen

laporan keuangan telah disajikan secara benar dan diungkapkan

secara memadai. Dalam hal penyajian piutang harus benar-benar

menampakan piutang yang dapat direalisasikan, dalam arti setiap

kemungkinan tidak tertagihnya piutang harus sudah diperhitungkan

melalui pembentukan rekening penyisihan piutang kecuali

dinyatakan lain. Hal-hal yang menyangkut piutang secara

signifikan harus dijelaskan (diungkapkan),misalnya adanya piutang

yang digadaikan, tidak dibentuknya penyisihan piutang, timbulnya

kewajiban bersyarat (contingent liability) dan lain sebagainya.

d) Prosedur Audit

Prosedur audit merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan atau metode

dan teknik yang digunakan oleh auditor untuk mendapatkan dan mengevaluasi

bukti audit.

Jenis-Jenis Prosedur Audit

Prosedur audit yang biasa dilakukan auditor yaitu: (1) Prosedur

analitis, (2) Menginspeksi, (3) Mengkonfirmasi, (4) Mengajukan

pertanyaan, (5) Menghitung, (6) Menelusur, (7) Mencocokkan

kedokumen, (8) Mengamati, (9) Melakukan ulang, serta (10)

Teknik audit berbantuan komputer.

Penggolongan Prosedur Audit

Page 12: Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3

Prosedur-prosedur audit biasanya diklesifikasikan berdasarkan

tujuannya menjadi beberapa kategori, yaitu: (1) Prosedur-prosedur

untuk Mendapatkan Pemahaman, (2) Pengujian Pengendalian, (3)

Pengujian Substantif.

Prosedur audit yang dapat digunakan untuk memperoleh bukti yang

kompeten atau dapat dipercaya adalah :

 

 

Evaluasi bukti harus lebih teliti bila menghadapi situasi audit yang mengandung

resiko besar. Situasi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pengawasan intern yang lemah .

b. Kondisi keuangan klien yang tidak sehat.

c. Manajemen yang tidak dapat dipercaya.

d. Penggantian kantor akuntan publik.

e. Perubahan peraturan perpajakan.

f. Usaha yang bersifat spekulatif.

g. Transaksi yang kompleks.

III. KERTAS KERJA AUDIT

Kertas kerja audit merupakan kertas-kertas yang diperoleh akuntan selama

melakukan pemeriksaan dan dikumpulkan untuk memperlihatkan pekerjaan yang

telah dilaksanakan, metode dan prosedur pemeriksaan yang diikuti serta

kesimpulan-kesimpulan yang telah dibuatnya.

Contoh kertas kerja antara lain: Catatan memo ; Hasil analisa jawaban

konfirmasi, Clients Representation Letter ; Komentar yang dibuat atau didapat

Inspeksi   Observasi Konfirmasi Wawancara Perbandingan Pengkajian ulang Penilaian Verifikasi Penelusuran                 

Pembuktian ( vouching )

Kalkulasi Kembali Analisis Rekonsiliasi Penjajagan Perhitungan (count) Pengujian (test) Scanning

Page 13: Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3

oleh akuntan pemeriksa ; Tembusan (copy) dari dokumen penting dari suatu daftar

baik yang diperoleh ataupun yang didapat dari klien dan diverifikasi oleh akuntan.

Dengan kata lain kertas kerja audit dapat berasal dari pihak klien, hasil

analisis yang dibuat auditor atau dari pihak ketiga yang independen baik secara

langsung maupun tidak langsung. Berkas kertas kerja yang berasal dari klien

dapat berupa :Neraca Saldo (Trial balance), Rekonsiliasi bank (Bank

reconciliation), Analisa Umur Piutang (Accounts Receivable Aging Schedule),

Rincian Persediaan (Final Inventory List), Rincian Utang, Rincian Biaya Umum

dan Administrasi, Rincian Biaya Penjualan, Surat Pernyataan Langganan.

Hasil analisis yang dibuat oleh auditor , misalnya : Berita Acara Kas

Opname (Cash Count Sheet), Internal Control Questionare dan evaluasi serta hasil

analisis pengendalian interen.

Analisis Aktiva Tetap, Analisis kecukupan allowance for bad debt

(penyisihan piutang/cadangan kerugian piutang), Working Trial Balance, atau

dapat dipecah menjadi dua yaitu Working Balance sheet dan Working Profit and

Loss, Top Schedule, Supporting Schedule, Konsep Laporan Audit .

Berkas yang diperoleh dari pihak ketiga yang independen meliputi antara

lain : Hasil konfirmasi piutang, Hasil konfirmasi utang, Informasi dari bank,

Pernyataan dari penasihat hukum.

Kertas kerja yang dikumpulkan oleh akuntan merupakan data-data rahasia

yang menjadi milik perusahaan, oleh karenanya akuntan berkewajiban untuk

menjaga kerahasiaan tersebut jangan sampai data tersebut jatuh pada pihak-pihak

yang tidak diinginkan perusahaan.

Isi Kertas Kerja Audit

Kertas kerja harus cukup memperlihatkan bahwa catatan akuntansi cocok

dengan laporan keuangan atau informasi lain yang dilaporkan serta standar

auditing yang dapat diterapkan telah dilaksanakan.

Dalam SA 339 dikemukakan bahwa kertas kerja biasanya berisi dokumentasi

yang memperlihatkan :

Page 14: Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3

Pemeriksaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik, yang

menunjukkan dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan yang

pertama.

Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern telah

diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat,

dan lingkup pengujian yang telah dilakukan.

Bukti audit telah diperoleh, prosedur pemeriksaan yang telah

diterapkan dan pengujian yang telah dilaksanakan, yang

memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar yang

memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan

auditan, yang menunjukkan dilaksanakannya standar pekerjaan

lapangan yang ketiga.

Tujuan Pembuatan Kertas Kerja Audit

Sebagai pendukung yang penting terhadap pendapat akuntan atas laporan

keuangan yang diauditnya

Sebagai penguat kesimpulan akuntan dan kompetensi

pengauditannya.

Sebagai Pedoman dalam pengauditan berikutnya.

Teknik Dasar Pembuatan Kertas Kerja Audit

Ada empat tehnik dasar yang digunakan dalam pembuatan kertas kerja.

Keempat tehnik tersebut adalah :

Pembuatan heading.

Nomor indeks

Tick marks

Pencantuman tanda tangan pembuat maupun penelaah, dan tanggal

pembuatan serta penelaahan.

Tipe Kertas Kerja

Audit program

Agar tak menimbulkan kerancuan istilah maka perlu dipisahkan

pengertian Audit program dan Audit Procedure. Audit program

(program pemeriksaan) merupakan daftar prosedur pengauditan

Page 15: Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3

untuk seluruh pemeriksaan elemen tertentu. Sedangkan Procedure

audit adalah instruksi terinci untuk mengumpulkan tipe bukti

pemeriksaan tertentu yang harus diperoleh pada saat pemeriksaan.

Program pemeriksaan dapat digunakan untuk merencanakan berapa

orang yang diperlukan untuk melaksanakan pemeriksaan, serta

jadwal pemeriksaan yang direncanakan.

Working Trial Balance

Merupakan suatu daftar yang memuat saldo dari seluruh rekening

buku besar pada akhir tahun yang diperiksa dari akhir tahun

sebelumnya, koreksi yang diusulkan serta saldo menurut hasil

pemeriksaan. Kertas kerja ini dapat pula dipisahkan menjadi

Working Balance Sheet dan Working Profit and Loss.

Summary of adjusment journal entries

Ringkasan ini merupakan daftar yang berisikan journal-journal

koreksi yang diusulkan kepada klien yang diperoleh selama

pemeriksaan berlangsung.

Top Schedules

Merupakan kertas kerja pemeriksaan yang digunakan untuk

meringkas informasi yang dicatat dalam daftar pendukung untuk

rekening-rekening yang berhubungan.

Supporting schedules

Merupakan kertas kerja yang memuat detail dari pada temuan hasil

pemeriksaan, serta koreksi-koreksi yang ada, serta memuat

berbagai informasi dan teknik pemeriksaan yang dilaksanakana

oleh akuntan.

Dengan kata lain supporting schedule merupakan rincian dari pada

top schedule.

Pengarsipan Kertas Kerja

Current File, yaitu arsip pemeriksaan tahunan yang diperoleh dari

pemeriksaan tahun berjalan, informasi dari current file pada umumnya

mempunyai manfaat untuk tahun yang diperiksa. Contoh: Neraca saldo,

Page 16: Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3

Berita acara kas opname, Rekonsiliasi bank, Rincian piutang, Rincian

persediaan Rincian utang, Rincian biaya dan lain lain.

Permanent File, merupakan arsip kertas kerja yang secara relatif tidak

mengalami perubahan. Arsip ini dapat digunakan berulang ulang untuk

beberapa periode pengauditan. Contoh: Akte pendirian, Accounting

manual (pedoman akuntansi), Kontrak kontrak,Notulen rapat

Corespondence file, merupakan arsi surat menyurat, facsimili dan lain

lain.

Kepemilikan Kertas Kerja Audit

Kertas kerja audit akuntan yang disusun selama pelaksanaan audit, baik

yang disusun oleh auditor sendiri maupun yang disusunkan oleh klien untuk

auditor, adalah milik auditor (akuntan publik) ; oleh karena itu semua kertas kerja

tersebut harus disimpan oleh auditor dengan sebaik-baiknya, dalam arti disimpan

secara teratur sesuai dengan urutan yang logis.

Walaupun kertas kerja tersebut milik auditor, tetapi auditor dilarang

memperlihatkan atau membocorkan informasi yang ada pada kertas kerja tersebut

kepada pihak ketiga tanpa seizin kliennya, kecuali atas perintah pengadilan atau

profesi akuntan. Selama melaksanakan audit, auditor memperoleh sejumlah

informasi yang sifatnya rahasia antara lain berupa informasi tentang gaji

karyawan penting (key personels), rencana advertensi, data biaya produksi dan

metode penentuan harga jual produk. Jika auditor membocorkan informasi-

informasi pada pihak ketiga atau kepada karyawan kliennya, maka auditor

tersebut dapat dimintai pertanggung jawabannya atau dituntut ke pengadilan.

Page 17: Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3

Contoh Kertas Kerja Audit

Page 18: Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3

 

Page 19: Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3

BAB III

KESIMPULAN

Auditor harus merencanakan audit dengan memikirkan akhir audit tersebut

didalam benaknya. Tujuan audit secara menyeluruh adalah memberikan pendapat

atas laporan keuangan yang dicapai melalui pengumpulan dan mengevaluasi bukti

audit. Mereview keputusan-keputusan penting yang harus dibuat oleh auditor

berkenaan dengan sifat, saat, serta luasnya prosedur audit maupun penetapan staf

audit. Selain itu, auditor harus dapat menetapkan tujuan audit spesifik dari asersi

laporan keuangan manajemen, karena setiap tujuan audit biasanya memerlukan

bukti dan prosedur audit yang berbada pula. Bagaimana auditor menerapkan

pertimbangan professional melalui pemilihan prosedur audit.

Dewasa ini, banyak perusahaan mengirimkan, mengolah, serta menyimpan

berbagai informasi penguat yang penting dalam bentuk elektronik. Mereview

pengaruh pemrosesan data elektronik pada pertimbangan profesional dalam

kaitannya dengan perencanaan serta pengumpulan bukti audit. Akhirnya, prosedur

yang dilaksanakan, bukti yang diperoleh, serta evaluasi auditor atas bukti tersebut

harus didokumentasikan dalam program audit dan kertas kerja yang harus

memberikan dukungan atas laporan auditor serta sebagai bukti kepatuhan auditor

pada GAAS.

 

Page 20: Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3

DAFTAR PUSTAKA

Boynton, Johnson, & Kell, MODERN AUDITING Edisi 7 Jilid 1, Jakarta:

Penerbit Erlangga, 2002

Arnan, Wisna, & Firmansyah, AUDITING (Pdf), Bandung: Politeknik Telkom,

2009

Purwoko & Djaafar, REVIU KERTAS KERJA AUDIT Edisi 4 (Pdf), Bogor:

Pusdiklat Pengawasan BPKP, 2009

Searching Materi @ Google mengenai “ Sasaran Audit, Bukti Audit, dan Kertas

Kerja Audit”