makalah aik viii
DESCRIPTION
makalah aik universitas muhammadiyah purworejo jurusan matematikaTRANSCRIPT
AKIKAH, PEMOTONGAN RAMBUT BAYI, DAN
PEMBERIAN NAMA
AKIKAH DAN PEMOTONGAN RAMBUT BAYI
A. Pengertian, Hukum dan Dasar Hukum Akikah
1. Pengertian Akikah
Aqiqah berasal dari kata aqqa yang artinya memotong atau
membelah. Ada yang mengungkapkan bahwa aqiqah artinya rambut yang
tumbuh di atas kepala bayi sejak lahir. Ada lagi mengartikan bahwa aqiqah
ialah nama kambing yang disembelih untuk kepentingan bayi.
Adapun dalil yang menyatakan, bahwa kambing yang disembelih
itu dinamakan aqiqah antara lain adalah hadits yang dikeluarkan oleh Al-
Bazzar dari Atha, dari Ibnu Abbas secara marfu:
“Bagi seorang anak laki-laki dua ekor aqiqah dan seorang anak
perempuan seekor.”
Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan aqiqah
diIndonesiakan menjadi akikah adalah serangkaian ajaran Nabi SAW
untuk anak yang baru lahir yang terdiri atas mencukur rambut bayi,
memberi nama, dan menyembelih hewan.
2. Hukum Akikah
Hukum melakuka akikah adalah mustahab/sunah, maka tidak akan
memberatkan bagi orang uta yang benar-benar tidak mampu untuk
berakikah, karena tanpa mengakikahkan anak-anaknyapun mereka tidak
akan menerima siksaan dari Allah SWT.
3. Dasar Hukum Akikah
Hadits-hadits yang menjadi dasar disyariatkannya akikah cukup
banyak, antara lain:
a. Hadits riwayat Imam Ahmad:
Anak-anak itu tergadai (tertahan) dengan akikahnya, disembelih
hewan untuknya pada hari ketujuh, dicukur kepalanya dan diberi
nama.
1
b. Hadits riwayat Aisyah r.a.:
Rasulullah SAW memerintahkan kepada kami supaya menyembelih
akikah untuk anak laki-laki dua ekor dan untuk wanita seekor.
c. Hadits riwayat Aisyah r.a. yang lain:
Rasulullah SAW pernah membuat akikah untuk Hasan dan Husain
pada hari ketujuhnya. (HR Ibnu Hibban, Hakim, dan Baihaqi)
d. Hadits yang diriwayatkan dari Salman bin Amar Adh-Dhahabi:
Sesungguhnya bersama anak itu ada hak diakikahi, maka
tumpahkanlah darah baginya (dengan menyembelih hewan) dan
buanglah penyakit darinya (dengan mencukur rambutnya). (HR
Bukhari)
B. Jenis, Jumlah dan Syarat Binatang Akikah
1. Jenis Binatang Akikah
Jenis binatang yang digunakan untuk keperluan akikah antara lain ada
empat jenis, yakni kambing, domba, sapi, dan unta.
2. Jumlah Binatang Akikah
Jumlah binatang akikah sebanyak dua ekor untuk laki-laki dan seekor
untuk perempuan. Ada juga yang berpendapat akikah untuk laki-laki
cukup satu ekor. Yaitu menurut pendapat Imam Malik.
3. Waktu Pelaksanaan Akikah
a. Waktu Ada’
Waktu yang tepat untuk mengakikahkan anak yaitu hari ke tujuh
kelahiran bayi pada saat bayi berusia tujuh hari, yakni bersamaan
dengan acara mencukur serta menamainya.
b. Waktu Qodha
akikah boleh dilaksanakan pasca pencukuran dan penamaan bayi.
Menurut pendapat (Qaul) mukhtar dari mazhab Syafi’i jika anak sudah
dewasa dan belum diakikah oleh orang tuanya maka anak
dipersilahkan mengakikahkan dirinya sendiri.
2
c. Prosesi Pelaksanaan Akikah
Pelaksanaan akikah terdiri dari tiga kegiatan:
1) Menyembelih binatang akikah
2) Mencukur rambut kepala bayi
Mencukur rambut dilakukan dengan tata cara:
a) Membaca basmallah
b) Mencukur seluruh rambut atau cukup merapikan
c) Menimbang rambut yang dicukur dan bersedekah senilai emas
seberat timbangan rambutnya.
Rasulullah saw bersabda:
Artinya: “Timbanglah rambut (hasil cukuran) Husein dan
bersedekahlah senilai perak seberat timbangan rambutnya.”
(HR. Al Hakim)
PEMBERIAN NAMA
A. Arti Sebuah Nama
Nama memiliki arti tersendiri yang sangat penting, baik di hadapan
sesama manusia ataupun di hadapan Allah. Nama tidak hanya berfungsi
sebagai panggilan di dunia, tetapi juga di akhirat. Nama merupakan identitas
diri yang mengandung unsur doa dan harapan serta dapat membentuk
kepribadian seseorang. Adapun arti sebuah nama antara lain sebagai berikut:
1. Identitas Diri yang Paling Hakiki
Nama merupakan identitas diri seseorang yang paling hakiki, yang
dapat membedakan orang yang satu dengan yang lain, sehingga
memudahkan sesame muslim berkomunikasi. Pada hari kiamat kelak,
Allah akan memanggil setiap hamba berdasarkan namanya masing-
masing.
Hingga kelak di hari kiamat, manusia akan dipanggil dengan nama
yang mereka dipanggil dengannya semasa di dunia.
3
: : وسلم عليه الل�ه صلى الل�ه رسول قال قال الدرداء أبي عن
فأحسنوا" آبائكم وأسماء بأسمائكم القيامة يوم )دعون ُت إنكم
."أسماءكم
Dari Abu Dardaa’, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam : “Sesungguhnya kalian akan dipanggil pada hari
kiamat dengan nama kalian dan nama bapak-bapak kalian. Maka
baguskanlah nama-nama kalian” (HR. Muslim dan Abu Dawud)
2. Doa dan Harapan
Melalui nama yang baik, harapan orang tua kepada sang anak kelak
bisaa tumbuh dewasa sesuai dengan kandungan makna dalam nama yang
diberikan.
3. Pembentuk Sebuah Kepribadian
Nama merupakan sebuah pembentuk kepribadian. Nama yang
melekat pada dirinya akan mensupport untuk berbuat dan berperilaku
sesuai dengan makna apa yang terkandung di dalam nama tersebut.
B. Kewajiban Memberi Nama Yang Baik
Pemberian nama yang baik kepada anak tercinta tidak terlepas dari
hak dan kewajiban antar orang tua sebagai pemberi nama dengan anak sebagai
penerima.
1. Hak anak mendapatkan nama yang baik
Seorang anak memiliki hak untuk mendapatkan nama yang baik
dari orang tuanya. Sebagai manusia yang baru lahir, sang anak juga
memiliki hak untuk hidup menjadi insan yang mulia.
2. Kewajiban orang tua member nama yang baik
Selain merupakan hak anak, orang tua mempunyai kewajiban
untuk member nama yang baik pula untuk anaknya. Kewajiban ini adalah
4
salah satu perintah Rasul yang harus dilaksanakan dan ditaati. Sabda
Rasullullah:
“muliakanlah anak-anak kalian dan berilah nama yang baik”. (HR. Ibnu
Majah)
3. Keharusan mengganti nama yang buruk
Seseorang yang menyadari akan keburukan namanya, hendaklah
bersegera untuk merubah sendiri atau orang yang mengetahui keburukan
nama seseorang, seharusnya mengingatkan agar segera mengganti dengan
nama yang baik.
C. Kategori Baik Buruknya Nama
Menurut ajaran islam, nama-nama seseorang itu dapat dikelompokkan
ke dalam lima kategori, yaitu:
1. Nama Yang Terbaik
Istilah “terbaik” tidak lain disesuaikan dengan nama orang yang
paling disukai oleh Allah swt. Dan kita yakin bahwa apa yang disukai
Allah itu akan membuahkan pahala, bagi para hambanya.
Misalnya Abdullah, Abdurrahman. Kedua nama ini sangat disukai
oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebagaimana diterangkan oleh Nabi
Shalallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu
Dawud dll. Kedua nama ini menunjukkan penghambaan kepada Allah
Azza wa Jalla.
2. Nama Yang Baik
Perbedaan nama yang terbaik adalah nama yang disukai Allah,
sedangkan nama yang baik itu nama-nama yang disukai Rasulullah atau
yang diperintahkan.
Adapun kategori nama yang baik itu adalah:
a. Menggunakan nama Rasulullah SAW.
b. Menguunakan nama para Nabi dan Rasul.
c. Memiliki makna kebaikan positif dalam islam, sekalipun tidak
berbahasa arab.
5
3. Nama Yang Tidak Baik (Sebaiknya Diganti)
Nama yang tidak bermakna dan nama yang maknanya tidak baik
termasuk dalam klasifikasi nama yang tidak baik, maka sebaiknya diganti
dengan yang lebih baik.
4. Nama yang Buruk
Kategori nama yang buruk adalah nama-nama yang arti
katanya/maknanya buruk, tidak sesuai dengan visi dan misi islam. Visi
islam identik dengan kebaikan yang bersifat manusiawi dan penghambaan
diri kepada Allah sang Pencipta.
5. Nama yang Diharamkan (Wajib Diganti)
Adapun nama-nam yang diharamkan itu diantaranya adalah nama
yang maknanya berusaha menyamai kekuasaan Allah.
Contohnya nama yang merupakan nama berhala yang disembah selain
Allah, misalnya: Al-Laata, Al-’Uzza, Wisnu, Brahma, dan lain-lain. Juga
yang merupakan nama-nama syaithan, contoh: Khinzab, Walhan,
Al-’A'war, Al-Ajda’.
D. Cara Merumuskan Nama Yang Baik
1. Menjauhi Kebisaaan Yang Kurang Tepat
a. Membuat akronim yang tidak jelas maknanya
Contoh : Farji, nama dari ayah Abdul Ghafar dan kakek Munaji.
b. Menjadikan nama sebagai “bahan peringatan”
Contoh : Sungkawa (Sungkowo), sebagai bahan peringatan karena
ketika bayi lahir, keluarganya ada yang meninggal.
c. Merumuskan nama yang asal ngetrend
Nama yang menunjukkan nama-nama orang kafir yang sudah menjadi
kekhususan mereka misalnya: Suzan, John, Jacklin, Diana, Linda,
Victoria, Gloria. Karena hal ini menunjukkan penyerupaan terhadap
6
mereka, dan tasyabuh (meniru-niru) dengan kebisaaan dan perbuatan
mereka merupakan sesuatu yang diharamkan Islam.
Artinya: “barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia
termasuk golongan mereka” (HR. Abu Dawud)
2. Menetapkan Harapan yang Paling Diinginkan
Harapan yang baik adalah harapan agar anaknya kelak tumbuh dewasa
menjadi insan muslim yang saleh. Karena dengan kesalehan yang
dimilikinya, niscaya ia akan menjadi insan yang lebih tampan, lebih
cantik, lebih kaya, dan lebih tinggi pangkatnya dimata Allah serta akan
terwujud kelak semua harapan pada kehidupannya yang serba abadi.
3. Memilih Rumusan Kata yang Paling Tepat
Perumusan nama bisa memilih diantara lima cara berikut:
a. Meng-idhafahkan kata “abdun” dengan Asmaul Husna.
Nama yang dirumuskan dari idhafah (rangkaian) kata “abdun” yang
berarti penghambaan diri, dengan salah satu Asma dari Asmaul Husna
adalah nama yang masuk dalam kategori terbaik dan paling disukai
oleh Allah SWT.
b. Mengambil nama Nabi dan Rasul
c. Memilih rumusan kata yang baik
d. Mengambil nama tokoh muslim
4. Melakukan Shalat Istikharoh
5. Prosesi Penetapan Nama Terpilih
Dengan urutan sebagai berikut:
a. Meresmikan anak
b. Mendoakan khusus bagi kebaikan bayi
7
MAKALAH AIK
AKIKAH, PEMOTONGAN RAMBUT BAYI, DAN PEMBERIAN NAMA
Oleh:
SIGIT ANDRIAWAN (08 214 3387)
WALUYO (08 214 3394)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2012
8