pengaruh aik

30
PENGARUH PENDIDIKAN AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (AIK) TERHADAP ETIKA PERGAULAN REMAJA Ditulis oleh : IKA NUR DIANA FADHILAH 201310410311288 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Upload: reffanyd

Post on 27-Sep-2015

258 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pengaruh kemuhammadiyahan

TRANSCRIPT

PENGARUH PENDIDIKAN AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (AIK) TERHADAP ETIKA PERGAULAN REMAJA

Ditulis oleh:

IKA NUR DIANA FADHILAH

201310410311288

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka penulis dapat menyelesaikan tugas dengan tepat waktu.Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul Pengaruh Pendidikan Al-Islam Dan Kemuhammadiyahan (AIK) Terhadap Pergaulan Remaja, yang menurut penulis dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk menganalisa karisma pendidikan al-islam dan kemuhammadiyahan terhadap integritas remaja.Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang penulis buat kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca.Dengan ini penulis mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.Wassalam,Malang, 16 April 2015IKA NUR DIANA FDAFTAR ISI2KATA PENGANTAR

3DAFTAR ISI

4BAB I

4PENDAHULUAN

41.1Latar Belakang

61.2Tujuan

61.3Rumusan Masalah

7BAB II

7PEMBAHASAN

72.1 Pendidikan

72.1.1 Pengertian Pendidikan

72.1.2 Sejarah dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK)

162.1.3 Tujuan Pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan

172.2 Etika Pergaulan Remaja

172.2.1 Pengertian Etika

182.2.2 Pengertian Remaja

192.2.3 Etika Pergaulan Remaja

20BAB III

20PENUTUP

203.1 Kesimpulan

21DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya Pendidikan adalah usaha sadar dan terencanauntukmewujudkan suasana belajardanproses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinyauntukmemiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Memiliki peranan yang cukup jelas sesuai yang dipaparkan pada UU RI No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKAS yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertangung jawab.

Muhammadiyah adalah gerakan islam. Dalam gerakannya, Muhammadiyah mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam yang berlandaskan dakwah amar maruf nahi mungkar dan tajdid yang bersumber dari Al-Quran As-sunnah dan diwujudkan dalam bentuk amal usaha. Perguruan Tinggi Muhammadiyah merupakan salah satu amal usaha Muhammadiyah yang didirikan dan dikembangkan untuk mendukung tercapainya tujuan muhammadiyah. Di Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) mata kuliah pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) memegang peranan yang sangat penting untuk membentuk insan akademis yang susila, berkarakater dan berkepribadian Muslim.

Tujuan perguruan tinggi Muhammadiyah dalam keputusan pimpinan pusat muhammadiyah nomor: 19/SK-PP/III-B/1.a/1999 tentang Qaidah Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Pasal 3 (1) menyiapkan peserta didik menjadi sarjana muslim yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional dan beramal menuju terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhai Allah SWT. (2) mengamalkan, mengembangkan, menciptakan, menyebarkan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian dalam rangka memajukan Islam dan meningkatkan kesejahteraan Ummat manusia.

Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan individu, dapat juga oleh individu dengan kelompok.Seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles bahwa manusia sebagai makhluk sosial (zoon-politicon), yang artinya manusia sebagai makhluk sosial yang tak lepas dari kebersamaan dengan manusia lain. Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar individu atau kelompok guna melakukan hal hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang masih mencari jati dirinya. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Pada saat ini, pergaulan remaja di dunia banyak yang sudah sangat memprihatinkan. Itu akibat dari salahnya pergaulan yang mereka dapatkan dan juga kurangnya ilmu pengetahuan. Etika yang dimiliki remaja sudah banyak yang menyeleweng dari aturan.1.2 Tujuana. Mengetahui apakah ada pengaruh pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) terhadap etika pergaulan remajab. Mengetahui efektifitas pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK)c. Mengetahui gambaran etika pergaulan remajad. Menganalisis pengaruh pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) terhadap etika pergaulan remaja1.3 Rumusan MasalahBerdasarkan paparan diatas penulis terinspirasi membahas lebih lanjut apakah ada pengaruh pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) terhadap pergaulan remaja.BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pendidikan

2.1.1 Pengertian Pendidikan

Berdasarkan UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik seara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan bangsa.

2.1.2 Sejarah dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK)

Pendidikan Al-Islamdan Kemuhammadiyahan (AIK) di Universitas MuhammadiyahMalang ada sejakTahun 1988 1990, baik kurikulum maupunpelaksanaaanyadi bawah koordinasi unit TPAIM ( Tim Pembina Al-Islam dan Kemuhammadiyaan) atau lembaga yang tidak secara khusus mengelola AIK. Unit ini kemudian berubah menjadi PDKIM (Pusat Dokumentasi dan Kajian Al-Islamdan Kemuhammadiyaan ) hingga tahun 1994 dan berubah menjadi LSIK (Lembaga Studi Islam dan Kemuhamadiyaan ) dan PSIK( Pusat Studi Islam dan Kemuhammadiyaan ) hingga tahun 1998.Unit atau lembaga ini mempunyai beberapa agenda, selain kajian harus melayani agenda-agenda pesanan. Sehingga pendidikan AIK belum mendapatkan perhatian yang memadai. Baru pada bulan Febuari 1999, AIK di kelola unit atau kepala bagian AIK dan MKDU hingga sekarang ( 14 tahun lebih ) yang secara organisatoris di bawah koordinasi Biro Administrasi Akademik (BAA) dan bertanggung jawab pada Pembantu Rektor 1.Periode Rekonstruksi(1996 1998)Perubahaan kurikulum AIK di Universitas MuhammadiyahMalang sudah banyak kali dilakukan. Agaknya dibutuhkan waktu yang agak lama untuk merekonstruksinya dari periode awal 1960-an hingga akhir 1980-an. Awal semester ganjil 1996/1997 untuk pertama kali kurikulum AIK secara resmi dicetak, setelah tim kecil yang dibentuk melewati serangkaian diskusi. Sebelum ini agaknya baru ada silabus AIK untuk masing-masing mata kuliah yang belum menggambarkan bangunan kurikulum pendidikan AIK. Periode ini mungkin lebih tepat di sebut sebagaiperiode rekonstruksi, karena tim LSIK telah berhasil menghimpun gagasan yang berserakan kedalam suatu silabus yang utuh dengan berupaya menyusun format pendidikan AIK yang lebih baik.PeriodeValidasi(1998 2001)Peroide berikutnya, yaitumenjelang semester ganjiltahun 1998/1999 ketika kurikulum AIK kembali mengalami penyempurnaan. Kurikulum pendidikan AIK 1996 yang masih berbentuk silabus dan hanya menyajikan topik topik bahasan di anggap terlalu umum karena itu perlu dibuat yang lebih rinci. Perubahaan yang dilakukan terutama dibuat kolom-kolom tujuan pembelajaran, pokok bahasan, sub pokok bahasan, alokasi waktu hingga referensi termasuk penyebutan halaman. Periode ini mungkin lebih tepat di sebut sebagai periode validasi. Dari silabus yang diupayakan menjadi bangunan kurikulum kemudian diperkokoh hingga menjadi lebih baik bahkan menjadi sebuah kurikulum. Setelah melakukan validasi kurikulum 1996 menjadi 1998 (yang disempurnakan),bukan berarti persoalan di anggap selesai. Beberapa dosen masih menanggap beberapa materi kurikulum hasil validasi ini dianggap berlebihan untuk ukuran riil mahasiswa, bahkan cenderung hanya memenuhi selera intelektual sebagian dosen. Kurikulum ini tidak berbasis pada kebutuhan mahasiswa tentang Islam, sehinggaseberapa peningkatanPengetahuan dan Keterampilan keagamaan mahasiswa sulit di ukur. Karena itu perlu di lakukan perubahaan yang lebih mendasar dan tidak tambal sulam sifatnya.Periode Reformasi (2001 - 2005)Kurikulum AIK mengalami perubahaan mendasar terutama menjelangsemester GanjilTahun Akademik 2001/2002. Lebih kurangdibutuhkan waktu satu semeteruntuk mempersiapkan perubahaan ini, dimulai dari Undangan Rektor untuk mendiskusikan kemungkinanpenataan kembali pendidikan AIK, Pembentukan tim perumus draf ,rapat-rapat tim hingga lokakarya yang melibatkan semua unsur terkait. Upaya ini menghasilkan format baru pendidikan AIK sebagaimana tergambar dalam kurikulum AIK 2001. Beberapa perbedaan mendasar kurikulum sebelumnya, misalnya cara pandang terhadap mahasiswa ,pengalokasian materi untuk masing-masing tingkatan,dan pengintregasikan antara Al-islam dan Kemuhammadiyahan sehingga tidak ada lagi pemisahan antara keduanya. Periode ini agaknya lebih tepat kalau disebut sebagai periode reformasi.Karena perubahan yang dilakukan bersifat lebih mendasar meskipun dalam beberapa hal tetap mengakomodasi kurikulum sebelumnya.Performa kurikulum 1996,1998 dan 2001 lebih jelas dapat dibaca pada tabel dibawah ini . Perubahan yang digambarkan pada tabel ini masih sebatas nomenklatur serta waktu penyajian. Pada kurikulum 1996 tampak misalnya bahwa masih dipakai nomenklatur Al-islam I,II dan kemuhammadiyahan I,II masing masing dengan 2SKS atau 8 SKS secara keseluruhan dan disajikan pada semester I,II, VI danVII. Kurikulum 1998 nomenklatur yang di gunakan berubah menjadi Studi Islam I,II,III,dan IV,masing-masing dengan bobot 2 SKS atau 8 SKS secara keluruhan dan di sajikan pada semester I,II,Vdan VI. Sedangkan kurikulum 2001 nomenklaturnya diintegrasikan sehingga menjadi AL-Islam Kemuhammadiyaan dan di singkat AIK I,II,V,dan VI, dengan bobot I SKS tapi 2 JS (Jam Studi ) atau 4 SKS secara keseluruhan, se hingga tetap setara dengan 8 SKS .Tabel 1. Perbandingan Kurikulum Pendidikan AIK Tahun 1996,1998 dan 2001 dari aspek Nomenklatur dan Waktu PenyajianKURIKULUM AIK

199619982001

NomenklaturSmtNomenklaturSmtNomenklaturSmt

Al-Islam I1Studi Islam IIAIK-II

Kemuhammadiyahan 1IIStudi Islam IIIIAIK-IIII

Al-Islam IIVIStudi Islam IIIVAIK-IIIV

Kemuhammadiyahan IIVIIStudi Islam IVVIAIK IVVI

Sumber .Kurikulum AIK 1996.1998 dan 2001.Ketiga periode ini menggambarkan adanya tahap-tahap perubahan yang berlangsung seolah terjadi dalam rentang waktu yang relatif singkat,lima hingga enam tahun. Fakta yang sesungguhnya untuk sampai pada kurikulum AIK 2001 dibutuhkan waktu sepuluh hingga dua belas tahun pencarian melalui diskusi rutin Ahad Malam. Hinggaparuh pertama tahun 1990-an, PDKIM-UMM aktif menggelar diskusi ini. Forum ini di buka untuk umum dengan harapan dapat menyerap sebanyak-banyaknya harapan dan pandangan civitas akademika, persyarikatan terhadap konsep AIK. Meski begitu, hanya beberapa dosen saja yang aktif di tambah unsur pimpinan UMM .karena ituperubahan ini tidak terjadi dengan sendirinya tetapi melalui proses pencarian yang panjang dan mungkin masih akan terus berlangsung meskipun dengan format danSettingyang berbeda. Menurut Asmara (2002), setiap perubahan kurikulumpendidikan termasuk kurikulum AIK di UMM, lebih di sebabkan oleh budaya organisasi yang melandasinya. Dalam konteks pengembangan AIK ini, maka budaya organisasi tersebut lebih tepat dimaknai sebagai perwujudanspirit tajdiddalam kultur persyarikatan Muhammadiyah .Perbedaan penting kurikulum AIK 2001 dengan sebelumnya terutama pada asumsinya terhadap mahasiswa. Kalau sebelumnya mahasiswa di perlakukan sama dalam suatu pendekatan klasikal, kurikulum 2001 sangat memperhatikan perbedaan latar belakang pendidikan dan pengetahuanagama mahasiswa. Karena itu sejak tahun 2001 mahasiswa baru (MABA) sebelum memasuki pendidikan AIK mereka wajib mengikutiPlacementtest,bahkan pada tahun 2002Placement testAIK dilakukan bersamaan waktuanya tes wawancara penerimaan mahasiswa baru. Hasil tes ini kemudian menjadi dasar pembagian kelas AIK. Mahasiswa yang pengetahuan agamanya di atas rata-rata khususnya yang berlatar belakang pondok pesantren atau madrasah aliyah yang di anggap mampu di kelompokkan dalam fashl al-mutaqaddimin (kelas lanjut). Mahasiswa yang pengetahuan agamanya satu tingkat di bawah kelas ini di masukkan kedalamFashl al-mutawassitihin(kelas menengah) , mereka umumnya sudah lancar membaca al Quran dan yangbelum mengenal huruf Arab dan pemahaman agamanya rendah di masukkan kedalamFashl al-Mubtadiiin(kelas pemula ) yang materinya sebagaiman dalam table 2.Tabel 2Pembagian Kelas dan Distribusi Materi Pendidikan AIK berdasarkan kurikulum 2001MateriAL-FushulSmt

Al-MubtadinAl-MutawassithinAl-Mutaqaddimin

AIK-ITafhim al Quran al-AssyDasar-dasar IslamDirasah IslamiyahI

AIK-IITeori dan praktik IbadahAspek sejarah dalam IslamMetodologi Studi al Quran dan SunnahII

AIK-IIIDasar-dasar IslamMetodologi Studi IslamPendekatan Ilmu ilmu Sosial dalam Kajian IslamV

AIK-IVAspek Sejarah dalam IslamStudi Tematk al QuranStudi Tematik al-QuranVI

Paket Pilihan : Teori dan Praktik DakwahVII

Sumber :Kurikulum Pendidikan AIK 2001Pada kurikulum ini tampak bahwa Al-Islam dan Kemuhammadiyahan mulai diintegrasikan. Ini berbeda dengan kurikulum sebelumnya yang masing masingberdiri sendiri-sendiri bahkan seperti tidak saling terkait. Pada kurikulum 2001 Muhammadiyah ditempatkan sebagai metodologi, sementara isi atau materinya adalah Al- Islam baik ajaran maupun sejarahnya, misalnya pada materi dasar-dasar Islam terdapat pokok bahasan aqidah ,maka materi aqidah ini harus dapat ditempatkan pada kerangka pemikiran Muhammadiyah tentang aqidah . begitu pula pada pokok bahasan ibadah juga harusnya di tempatkandalam suatu kerangka pemikiran Muhammadiyah tentang Ibadah. Tentu tidak semua materi dan pokok bahasan dapat di tempatkan dalam kerangka pemikiran Muhammadiyah..Sesuai dengan paradigma baru pengelolaan pendidikan tinggi sebagaimana tertuang di dalamHigher Education Long Term Strategy(HELTS)2003 -2010, maka kurikulum AIK haruslah berorientasi kepada kebutuhan mahasiswa, sehingga mampu mengembangkan kapabilitas intelektualnya sesuai dengan potensi yang dimiliki, untuk menjadi warga negara yang bertanggungjawab dan mampu berkontribusi pada daya saing bangsa. Kurikulum AIK 2005, sebagai hasil lokakaryapenyempurnaan kurikulum AIK 2001 diarahkan untuk mencapai sasaran seperti tersebut diatas. Kurikulum ini tetap disajikan dalam 4 semester dengan tetap memperhatikan tingkat kemampuan dan pemahaman awal mahasiswa tentang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, sebelum mereka mengikuti AIK I (satu) sesuai dengan paradigma baru pengelolaan pendidikan tinggi diatas.AIK I identik dengan P2KK(2004 2013)Untuk lebih mengintensifkan pembinaan dan pengembangan kepribadian yang lebih kokoh dan mantapsesuai dengan tuntunan Islam sehingga menjadi mahasiswa yang berakhlaqul karimah, maka mulai Tahun Akademik 2004/2005 penyajian AIK I diintegrasikan dengan kegiatan Pelatihan Pengembangan Kepribadian dan Kepemimpinan (P2KK).Mahasiswa dibagi dalam kelompok kecil antara 200-300 mahasiswa pada setiap angkatannya., kemudian diasramakan selama 6 hari , dengan jumlah jam efektif tidak kurang dari 60 jam (3600 menit). Secara akademis AIK I memperoleh porsi kegiatan sebanyak 1800 menit yang setara dengan 18 kali pertemuan perkuliahan selama satu semester (@100 menit). Dengan penyajian AIK I yang intregated dengan P2KK ini diharapkan dapat menjadikan pembelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan lebih menyenangkan , langsung dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari dan tidak menjadi beban dalam studi, tetapi justru menjadi kebutuhan hidupnya.Mulai tahun 2009sampai sekarangPelatihanPengembanganKepribadian dan Kepemimpinan ( P2KK/ AIK I)berubahnamamenjadi Program PembentukanKepribadiandan Kepemimpinan ( P2KK/AIK I) dengan harapan bahwamahasiswa yang telahmengikuti Program tersebut dapat mengasah potensi yang dimilkinyaberupakepemimpinan dan kepribadiansesuai denganharapanUMMTabel 3.Pembagian Kelas dan Distribusi Materi Pendidikan AIK berdasarkan kurikulum 2005MateriAL-FushulSmt

Al-MubtadinAl-MutawassithinAl-Mutaqaddimin

AIK-ITeori dan Praktek Ibadah/P2KKTeori dan Praktek Ibadah/P2KKTeori dan Praktek Ibadah/P2KKI

AIK-IITafhim Al Quran Al-AsasyDasar-dasar IslamDirasah IslamiyahII

AIK-IIIDasar-dasar IslamAspek sejarah dalam IslamAspek sejarah dalam IslamV

AIK-IVAspek Sejarah dalam IslamStudi Tematk al Quran dan al HaditsMetodologi Studi al Quran dan SunnahVI

Sumber :Kurikulum Pendidikan AIK 2005Sebagai konsekuensi logisadanya penyempurnaan kurikulum AIK yangdiberlakukan secara efektif mulai tahun akademik 2005 dan seterusnya, maka diikutipula kesiapan para dosendalammenyesuaikandan meningkatkan ketrampilanpembelajaran AIK dengan berbagaimetode, termasukpemanfaatan multimedia..Kajian Ahad Pagi(2005 2013)Dalam rangka menambah wawasan keagamaandan keilmuan bagipoara mahasiswa, sejak tahun 2005diadakankajian keagamaan setiap hari ahadbagi mahasiswa yang mengambil mata kuliahh AIK selamasatu semestersebagai tambahan keilmuandan masihberlangsung sampai sekarang .Setelah berjalan limatahundalam pelaksanaankurikulum AIK 2005 mulai tampak bahwamaterikuliah AIK IVbagi kelas Mutaqaddimindirasakan terlalu tinggibagi mahasiswa khususnya mahasiswa non FAI dansebagai bahan evaluasidari pelaksanaan kurikulum2005dilakukan workshop kurikulum AIKdan dilanjutkan lokakarya kurikulum AIKhinggaterbentuklah kurikulum AIK 2010( Tabel 4)yang baruyang lebih sederhana meskipun tetap memperhatikan perbedaan latar belakang pendidikan dan pengetahuanagama mahasiswa, yang lebih ditekankan dalam pelaksanaan kurikulum 2010 adalahmetode pembelajarannyapada masing-masingkelassehingga tujuan pembelajaran AIK tercapai.Tabel 4.Pembagian Kelas dan Distribusi Materi Pendidikan AIK berdasarkan kurikulum 2010MateriAL-FushulSmt

Al-MubtadinAl-MutawassithinAl-Mutaqaddimin

AIK-ITeori dan Praktek Ibadah/P2KKTeori dan Praktek Ibadah/P2KKTeori dan Praktek Ibadah/P2KKI

AIK-IIAqidah dan IbadahAqidah dan IbadahAqidah dan IbadahII

AIK-IIIKemuhammadiyahanKemuhammadiyahanKemuhammadiyahanV

AIK-IVAkhlak dan MuamalahAkhlak dan MuamalahAkhlak dan MuamalahVI

2.1.3 Tujuan Pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan1. Memberikan pemahaman tentang Ajaran Islam yang dapat menumbuhkembangkan kekuatan Iman dan Amal Sholeh.

2. Memberikan ketrampilan membaca dan memahami Al Quran dan Al Hadits sebagai sebagai sumber utama Ajaran Islam.

3. Memberikan ketrampilanberibadah yang berdasar Al Quran dan Al Hadits.4. Memberikan pemahaman tentang Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, dakwah dan Tajdid.

5. Memberikan guideline untuk berperilaku positif (berakhlak karimah) dalam kehidupan yang berdasar pada nilai-nilai keislamankemuhammadiyahan .

2.2 Etika Pergaulan Remaja

2.2.1 Pengertian EtikaKata etika berasal dari kata ethos (bahasa yunani) yang berarti kebiasaan atau cara hidup (poedjawijatna, 1982: 14), etika merupakan kajian teori tentang tingkah laku baik-buruk.

Masalah etika adalah masalah manusia pada umumnya dimanapun manusia berada dalam komunitasnya, pasti etika ikut berperan sebagai pedoman tingkah laku baik-buruk dalampergaulan sesama mereka.

2.2.1.1 Norma Umum Tingkah Laku Manusia

Menurut Magnis Suseno (1991:3) ada tiga norma umum tingkah laku manusia,yakni norma sopan santun, norma hukum, dan norma moral. Norma sopan santun berlakunya bersifat lokal kedaerahan dan mudah berubah. Norma hukum adalah norma yang berlaku di suatu negara untuk mengatur masalah perdata atau pidana. Sedangkan norma moral adalah norma yang tingkat keberlakuannya bersifat universal, sudah lintas bangsa dan negara.

Dalam konteks ini pembahasan lebih difokuskan kearah masalah etika dalam pergaulan remaja. Jadi yang lebih diutamakan mengenai norma sopan santun dalam pergaulan remaja2.2.1.2 Mengapa etika semakin dibutuhkan?

Sekurang-kurangnya ada empat alasan mengapa etika pergaulan remaja ini semakin dibutuhkan.

1. Kita hidup dalam masyarakat pluralistis, dan dihadapkan dengan sekian banyak pandangan moral yang seringkali bertentangan.

2. Kita hidup dalam masa transformasi masyarakat yang tanpa tanding. Dalam transformasi ekonomi, intelektual dan budaya, nilai budaya tradisional ditantang semuanya. Etika membantu agar kita tidak kehilangan orientasi.

3. Banyak tawaran ideologi sebagai penyelamat. Etika membantu kita sanggup menghadapi ideologi-ideologi itu dengan kritis dan obyektif serta untuk membentuk penilaian sendiri agar kita tidak mudah terpancing.

4. Etika dibutuhkan oleh kaum agama yang di satu pihak menemukan dasar kemantapan mereka dalam iman kepercayaan mereka, tetapi juga sekaligus mau berpartisipasi tanpa takut-takut dan dengan tidak menutup diri dalam semua dimensi kehidupan masyarakat yang sedang berubah (Magnis Suseno, 1991:15)

2.2.2 Pengertian Remaja

Menurut Tommie J. Hamner (1990:85) masa remaja atau adolescence adalah suatu bagian dari proses tumbuh kembang yang berkesinambungan. Merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa muda. Pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang cepat dalam aspek fisik, emosi, kognitif, dan sosial.

Masa remaja merupakan masa kritis, yaitu saat untuk melepaskan ketergantungan kepada orang tua dan berusaha mencapai kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. Menurut Mohamad Ali (2009:76) Keberhasilan remaja melalui masa transisi ini dipengaruhi baik, oleh faktor biologis maupun lingkungan (keluarga, teman sebaya,dan masyarakat). dalam kesehariannya,remaja tidak lepas dari pergaulan dengan remaja lain. remaja dituntut memiliki keterampilan sosial (social skill) untuk dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari. keterampilan-keterampilan tersebut meliputi kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, mendengarkan pendapat/ keluhan dari orang lain, memberi / menerima umpan balik, memberi/ menerima kritik, bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku, dan lain-lain. Namun pergaulan remaja saat ini lebih banyak yang bergeser arah dan norma.2.2.3 Etika Pergaulan RemajaDalam pergaulan, orang perlu mengenal tata cara dalam pembicaraan dengan sarana komunikasi. Tata krama dalam berkomunikasi dengan orang lain sesama remaja harus tetap dijaga. Komunikasi dalam pergaulan adalah kegiatan sehari-hari kita seperti makan, minum. Dalam kenyataan, ternyata tidak semua remaja mampu berkomunikasi dengan baik bahkan dengan temannya sekalipun. Kemampuan berkomunikasi dengan baik nampaknya memerlukan latihan dan pembiasaan.Ada beberapa kunci pokok yang perlu dicamkan guna mengatasi masalah tersebut, yaitu komunikasi baik itu secara verbal maupun non-verbal. Berdasarkan tujuan dari proses pembelajaran mata kuliah Al-islam dan kemuhammadiyahan (AIK) segala bentuk permasalahan mengenai etika dalam pergaulan remaja dapat diminimalisir ketika mahasiswa itu sendiri mampu mendapatkan pembelajaran Al-islam dan kemuhammadiyahan.Pendidikan Al-islam dan Kemuhammadiyahan yang merupakan konsep penyadaran, tidak akan berhasil dan mencapai tujuan dengan sekedar 100 menit jam studi. Perlu faktor pendukung yang dapat menunjang tercapainya tujuan-tujuan tersebut.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas baik sadar maupun tidak sadar hari ini mahasiswa dididik, dituntut, dan dipaksa agar menjadi pribadi muslim-muslimah yang sadar agama. Hal ini sedikitnya mempengaruhi pola pikir mahasiswa yang apatis terhadap religiusitas, mahasiswa yang awalnya mengikuti studi hanya karna kewajiban memenuhi sajian mata kuliah beranjak menjadi paham agama, meskipun tidak sedikit mahasiswa yang belum mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Semoga kita semua menjadi pribadi yang lebih baik. AamiinDAFTAR PUSTAKA1. AIK, Sejarah dan Pengembangan Kurikulum AIK, http://aik.umm.ac.id/home.php?c=966008&lang=id, 17 April 2015.2. Dardiri Achmad, Etika Pergaulan Remaja, http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/prof-dr-achmad-dardiri-mhum/etika-pergaulan-remaja.pdf, 19 April 2015.3. Hamner, Tommie J, (1990) Parenting In Contemporary Society, New Jersey : Prentice Hall.4. Kosasih, 2012, Peran Dan Pendidikan Al-Islam Dan Kemuhammadiyahan Dalam Meningkatkan Perilaku Keberagamaan Mahasiswi Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, http://web.iaincirebon.ac.id/ebook/repository/PAI-126030003%20-%20Abstraksi.pdf, 16-April-2015.5. Naufa el Hakim, 2013, Pengertian dan Definisi Pendidikan Menurut Para Ahli, http://www.krumpuls.org/2013/03/pengertian-dan-definisi-pendidikan.html, 17 April 2015.6. UU RI No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKAS BAB II pasal 3 Kosasih, 2012, Peran Dan Pendidikan Al-Islam Dan Kemuhammadiyahan Dalam Meningkatkan Perilaku Keberagamaan Mahasiswi Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, HYPERLINK "http://web.iaincirebon.ac.id/ebook/repository/PAI-126030003%20-%20Abstraksi.pdf" http://web.iaincirebon.ac.id/ebook/repository/PAI-126030003%20-%20Abstraksi.pdf, 16-April-2015, hlm 01

UU RI No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKAS BAB II pasal 3

Naufa el Hakim, 2013, Pengertian dan Definisi Pendidikan Menurut Para Ahli, HYPERLINK "http://www.krumpuls.org/2013/03/pengertian-dan-definisi-pendidikan.html" http://www.krumpuls.org/2013/03/pengertian-dan-definisi-pendidikan.html, 17 April 2015.

AIK, Sejarah dan Pengembangan Kurikulum AIK, HYPERLINK "http://aik.umm.ac.id/home.php?c=966008&lang=id" http://aik.umm.ac.id/home.php?c=966008&lang=id, 17 April 2015.

Achmad Dardiri, Etika Pergaulan Remaja, HYPERLINK "http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/prof-dr-achmad-dardiri-mhum/etika-pergaulan-remaja.pdf" http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/prof-dr-achmad-dardiri-mhum/etika-pergaulan-remaja.pdf, 19 April 2015. Hlm 03

Achmad Dardiri, Etika Pergaulan Remaja, HYPERLINK "http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/prof-dr-achmad-dardiri-mhum/etika-pergaulan-remaja.pdf" http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/prof-dr-achmad-dardiri-mhum/etika-pergaulan-remaja.pdf, 19 April 2015. Hlm 03

Hamner, Tommie J, (1990) Parenting In Contemporary Society, New Jersey : Prentice Hall. Hlm 226