makalah aik

22
RESUME MENULIS KARYA ILMIAH Di susun oleh: YUSQI NASRULLOH III-C SORE 091080200134

Upload: yusqi-nasrulloh

Post on 04-Aug-2015

24 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah AIK

RESUME

MENULIS KARYA ILMIAH

Di susun oleh:

YUSQI NASRULLOH

III-C SORE

091080200134

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

TAHUN AJARAN 2009 - 2010

Page 2: Makalah AIK

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allh SWT, atas segala rahmat

dan karunia-Nya, Kelompok VII dapat menyelesaikan tugas kelompok dengan

judul : “Islam, Iman dan Ihsan”.

Tugas ini ingin mengetahui dan mempelajari pokok permasalahan yang

berkaitan dengan mata kuliah Agama Islam Kemuhammadiyahan.

Mulai perencanaan sampai dengan penyelesaian tugas ini, kelompok VII

telah banyak mendapatkan bantuan-bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu

dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua

pihak dan tidak lupa kritik dan saran yang membangun sangat dinantikan.

Semoga Allah SWT, senantiasa memberikan Rahmat dan Karunia-Nya

kepada semua pihak yang telah memberikan segala bantuan tersebut di atas.

Kepada kelompok lain mungkin masih bisa mengembangkan hasil tugas ini

pada ruang lingkup yang lebih luas dan analisis yang lebih tajam. Akhirnya

semoga tugas ini ada manfaatnya.

Sidoarjo, 21 Oktober 2009

Penyusun

Page 3: Makalah AIK

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

ISLAM

1. Arti Etimologis

2. Arti Terminologis

IMAN

1. Pengertian Iman Dalam Al-Qur’an Dan Hadits

2. Arti Iman

3. Rukun Iman

1. Iman Kepada Allah

2. Iman Kepada Para Malaikat Allah

3. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah

4. Iman Kepada Para Rasul Allah

5. Iman Kepada Hari Kiamat

6. Iman Kepada Qadla dan Qadar

IHSAN

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Makalah AIK

ISLAM

Nama “Islam” bagi agama ini diberikan oleh Allah SWT sendiri. Dia juga

menyatakan hanya Islam agama yang diridhai-Nya dan siapa yang memeluk

agama selain Islam kehidupannya akan merugi di akhirat nanti. Islam juga

dinyatakan telah sempurna sebagai ajaran-Nya yang merupakan rahmat dan

karunia-Nya bagi umat manusia, sehingga mereka tidak memerlukan lagi ajaran-

ajaran selain Islam.

“Sesungguhnya dien (agama) yang diridhai Allah hanyalah Islam.” (Q.S.

3:19)

“Dan siapa saja yang memeluk agama selain Islam, tidak akan diterima (oleh

Allah) dan dia termasuk orang-orang yang merugi di akhirat nanti.” (Q.S. 3:85)

“Pada hari ini Aku telah sempurnakan agamamu (Islam) dan Aku telah

melimpahkan nikmat-Ku padamu, dan Aku ridha Islam sebagai agamamu.” (Q.S.

5:3).

Menurut Al-Quran, semua agama yang diturunkan kepada para Nabi dan

Rasul sebelum Muhammad pun pada hakikatnya adalah agama Islam dan

pemeluknya disebut Muslim (Q.S. 2:136, 10:72 dan 84, 12:101,  3:52, 4:163-165).

Bahkan, Hawariyun, yakni sebutan bagi pengikut Nabi Isa a.s., menyebut diri

mereka Muslim (Q.S. 3:52).

Inilah salah satu kekhasan agama Islam. Nama “Islam” tidak diasosiasikan

pada pribadi seseorang, nama ras, suku, ataupun wilayah. Sebagaimana

dikemukakan Abul A’la Al-Maududi , Islam sama sekali tidak seperti nama

agama-agama lain yang dikaitkan dengan nama sesuatu atau seseorang.

PENGERTIAN ISLAM

Adapun pengertian Islam sendiri itu ada 2 yaitu :

Page 5: Makalah AIK

1. Arti Etimologis

Secara etimologis (asal-usul kata, lughawi) kata “Islam” berasal dari

bahasa Arab: salima yang artinya selamat. Dari kata itu terbentuk aslama yang

artinya menyerahkan diri atau tunduk dan patuh. Sebagaimana firman Allah SWT,

“Bahkan, barangsiapa aslama (menyerahkan diri) kepada Allah, sedang ia

berbuat kebaikan, maka baginya pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada

kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula bersedih hati” (Q.S. 2:112).

Dari kata aslama itulah terbentuk kata Islam. Pemeluknya disebut Muslim.

Orang yang memeluk Islam berarti menyerahkan diri kepada Allah dan siap patuh

pada ajaran-Nya .

Hal senada dikemukakan Hammudah Abdalati . Menurutnya, kata “Islam”

berasal dari akar kata Arab, SLM (Sin, Lam, Mim - , , ) yang berarti

kedamaian, kesucian, penyerahan diri, dan ketundukkan. Dalam pengertian

religius, menurut Abdalati, Islam berarti “penyerahan diri kepada kehendak Tuhan

dan ketundukkan atas hukum-Nya” (Submission to the Will of God and obedience

to His Law).

Hubungan antara pengertian asli dan pengertian religius dari kata Islam

adalah erat dan jelas. Hanya melalui penyerahan diri kepada kehendak Allah SWT

dan ketundukkan atas hukum-Nya, maka seseorang dapat mencapai kedamaian

sejati dan menikmati kesucian abadi.

Ada juga pendapat, akar kata yang membentuk kata “Islam” setidaknya

ada empat yang berkaitan satu sama lain.

1. Aslama. Artinya menyerahkan diri. Orang yang masuk Islam

berarti menyerahkan diri kepada Allah SWT. Ia siap mematuhi ajaran-Nya.

2. Salima. Artinya selamat. Orang yang memeluk Islam, hidupnya

akan selamat.

Page 6: Makalah AIK

3. Sallama. Artinya menyelamatkan orang lain. Seorang pemeluk

Islam tidak hanya menyelematkan diri sendiri, tetapi juga harus

menyelamatkan orang lain (tugas dakwah atau ‘amar ma’ruf nahyi munkar).

4. Salam. Aman, damai, sentosa. Kehidupan yang damai sentosa akan

tercipta jika pemeluk Islam melaksanakan asalama dan sallama.

2. Arti Terminologis

Secara terminologis (istilah, maknawi) dapat dikatakan, Islam adalah

agama wahyu berintikan tauhid atau keesaan Tuhan yang diturunkan oleh Allah

SWT kepada Nabi Muhammad Saw sebagai utusan-Nya yang terakhir dan berlaku

bagi seluruh manusia, di mana pun dan kapan pun, yang ajarannya meliputi

seluruh aspek kehidupan manusia.

Cukup banyak ahli dan ulama yang berusaha merumuskan definisi Islam

secara terminologis. KH Endang Saifuddin Anshari mengemukakan, setelah

mempelajari sejumlah rumusan tentang agama Islam, lalu menganalisisnya, ia

merumuskan dan menyimpulkan bahwa agama Islam adalah:

a. Wahyu yang diurunkan oleh Allah SWT kepada Rasul-Nya untuk

disampaikan kepada segenap umat manusia sepanjang masa dan setiap

persada.

b. Suatu sistem keyakinan dan tata-ketentuan yang mengatur segala

perikehidupan dan penghidupan asasi manusia dalam pelbagai hubungan:

dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam lainnya.

c. Bertujuan: keridhaan Allah, rahmat bagi segenap alam, kebahagiaan di dunia

dan akhirat.

d. Pada garis besarnya terdiri atas akidah, syariatm dan akhlak.

e. Bersumberkan Kitab Suci Al-Quran yang merupakan kodifikasi wahyu Allah

SWT sebagai penyempurna wahyu-wahyu sebelumnya yang ditafsirkan oleh

Sunnah Rasulullah Saw.

Page 7: Makalah AIK

IMAN

1. Pengertian Iman Dalam Al-Qur’an dan Hadits

Arti iman dalam Al-Qur’an maksudnya membenarkan dengan penuh

Keyakinan bahwa Allah SWT. mempunyai kitab-kitab yang diturunkan kepada

hamba-hambaNya dengan kebenaran yang nyata dan petunjuk yang jelas. Dan

bahwaNya Al-Qur’an adalah kalam Allah yang Ia firmankan dengan sebenarnya.

Arti Iman dalam Hadits maksudnya iman yang merupakan pembenaran

batin. Rasullallah menyebutkan hal-hal lain sebagai iman, seperti akhlak yang

baik, bermurah hati, sabar, cinta Rasul, cinta sahabat, rasa malu dan sebagainya.

2. Arti Iman

Menurut bahasa iman berarti pembenaran hati. Sedangkan menurut istilah

iman adalah

“Membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan

dengan anggota badan”

Penjelasan arti iman :

Membenarkan dengan hati maksudnya menerima segala apa yang

di bawa oleh Rasullullah.

Page 8: Makalah AIK

Mengikrarkan dengan lisan maksudnya mengucapkan dua kalimah

syahadat “Laa ilaha illallahu wa anna Muhammadan Rasullullah” (tidak ada

sesembahan yang hak kecuali Allah dan bahwa Nabi Muhammad adalah

utusan Allah).

Mengamalkan dengan anggota badan maksudnya hati

mengamalkan dalam bentuk keyakinan, sedang anggota badan mengamalkan

dalam bentuk ibadah-ibadah sesuai dengan fungsinya.

3. Rukun Iman

Rukun iman terbagi menjadi enam yaitu:

1. Iman kepada Allah SWT

2. Iman kepada para Malaikat

3. Iman kepada Kitab-kitab

4. Iman kepada para Rasul

5. Iman kepada Hari Kiamat

6. Iman kepada Qadha dan Qadar

Hadits tentang iman

“Engkau beriman kedapa Allah, para malaikatNya, kitab-kitabNya, para

rasulNya, kepada hari akhir dan engkau beriman kepada takdir, yang baik maupun

yang buruk” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Firman Allah SWT.

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya

malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”. (QS. Ali-

Imran: 190).

1. Iman kepada Allah SWT

Page 9: Makalah AIK

Yaitu percaya kepada Allah, orang yang beriman kepada Allah akan

mendapatkan ketengan jiwa yang muncul dari kalbu secara ikhlas. Adapun yang

utama kita beriman kepada Allah yaitu kita menyakini bahwa tiada Tuhan selain

Allah.

Firman Allah SWT.

“Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh

kepada (agama)-Nya niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat

yang besar dari-Nya (surga) dan limpahan karunia-Nya. dan menunjuki mereka

kepada jalan yang lurus (untuk sampai) kepada-Nya”. (QS. An-Nisa:175).

2. Iman kepada para Malaikat

Semua makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT. dapat dibagi kepada

dua macam: pertama, yang ghaib (al-ghaib), dan kedua, yang nyata (as-syahadah).

Yang membedakan keduanya adalah bisa dan tidak bisanya dijangkau oleh

pancaindera manusia. Seseuatu yang tidak bisa dijangkau oleh pancaindera

manusia digolongkan kepada yang ghaib, sedangkan sesuatu yang bisa dijangkau

oleh pancaindera manusia digolongkan kepada yang as-shahadah atau nyata.

Bagaimana kita mengimani dan mengetahui wujud malaikat yaitu, pertama

melalui akhbar yang disampaikan oeh Rasullullah SAW baik berupa Al-Qur’an

maupun Sunnah. Kedua lewat bukti-bukti nyata yang ada dalam semesta yang

menunjukan bahwa Malaikat itu ada.

Pengertian Malaikat

Secara etimologis kata Malaikat adalah bentuk jamak dari malak, berasal

dari al-alukah artinya ar-risalah (missi atau pesan). Secara terminologis Malaikat

adalah makhluk ghaib yang diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya dengan wujud

dan sifat-sifat tertentu. Jumlah Malaikat yang wajib kita tahu ada sepuluh dengan

masing-masing tugas yang Allah berikan kepadanya.

3. Iman kepada Kitab-kitab

Page 10: Makalah AIK

Secara etimologis kata kitab adalah bentuk masdhar dari kata ka-ta-ba

yang berarti menulis. Setelah menjadi masdhar berarti tulisan, atau yang ditulis.

Secara terminologis Al-Kitab adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah

SWT. kepada para Nabi dan RasulNya. Adapun kitab-kitab yang wajib kita tahu

ada empat yaitu:

1. Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa AS.

2. Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS.

3. Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Dawud AS.

4. Kitab Suci Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi

Muhammad SAW.

4. Iman kepada para Rasul

Secara etimologis Nabi berasal dari na-ba artinya ditinggikan, atau dari

kata na-ba-a artinya berita. Dalam hal ini seorang Nabi adalah seseorang yang

ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT. Dengan memberinya berita (wahyu).

Sedangkan Rasul berasal dari kata ar-sa-la artinya mengutus. Setelah dibentuk

menjadi Rasul berarti yang diutus. Dalam hal ini seorang Rasul adalah seorang

yang diutus oleh Allah SWT. untuk menyampaikan misi, pesan (ar-risalah).

Secara terminologis Nabi dan Rasul adalah manusia biasa, laki-laki, yang

dipilih oleh Allah SWT. untuk menerima wahyu. Apabila tidak diirigi dengan

kewajiban menyampaikan atau membawa satu misi tertentu, maka dia disebut

Nabi saja. Namun bila diikuti dengan kewajiban menyampaikannya atau

membawa satu misi tertentu maka dia disebut juga Rasul. Adapun jumlah Nabi

dan sekaligus Rasul ada dua puluh lima orang.

5. Iman kepada Hari Kiamat

Yang dimaksud hari akhir adalah kehidupan yang kekal sesudah

kehidupan yang kekal sesudah kehidupan di dunia fana ini berakhir, termasuk

semua proses dan peristiwa yang terjadi pada Hari itu, mulai dari kehancuran alam

semesta dan seluruh isinya, serta berakhirnya seluruh kehidupan (Qiyamah),

Page 11: Makalah AIK

kebangkitan seluruh umat manusia dari dalam kubur (Ba’ats), dikumpulkannya

seluruh umat manusia di padang mahsyar (Hasyr), perhitungan seluruh amal

perbuatan manusia di dunia (Hisab), penimbangan amal perbuatan tersebut untuk

mengetahui perbandingan amal baik dan amal buruk (Wazn), sampai kepada

pembalasan dengan surga atau neraka (Jaza’).

Firman Allah SWT.

“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?"

Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi

Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain

Dia. kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di

bumi. kiamat itu tidak akan datang kepada melainkan dengan tiba-tiba….”. (QS.

Al-A’raf: 187)

6. Iman kepada Qadha dan Qadar

Secara etimologis Qadha adalah bentuk masdhar dari kata kerja qadha

yang berari kehendak atau ketetapan hukum. Dalam hali ini Qadha adalah

kehendak atau ketetapan hukum Allah SWT. terhadap segala sesuatu. Sedangkan

Qadar secara etimologis adalah bentuk masdhar dari qadara yang berarti ukuran

atau ketentuan. Dalam hali ini Qadar adalah ukuran atau ketentuan Allah SWT.

terhadap segala sesuatu. Secara terminologis ada ulam yang berpenapat kedua

istilah tersebut mempunyai pengertian yang sama, dan ada pula ynag

membedakannya. Yang membedakan, mendefinisikan Qadar sebagai: “Ilmu Allah

SWT. Tentang apa-apa yang akan terjadi pada seluruh makhlukNya pada masa

yang akan datanh”. Dan Qadha adalah: “Penciptaan segala sesuatu oleh Allah

SWT. Sesuai dengan ilmu dan IradahNya”.

Page 12: Makalah AIK

IHSAN

Menurut Endang Saifuddin Anshari (1990:19), ihsan dalam arti ikhlas

sering disamakan dengan akhlak, yaitu tingkah laku dan budi pekerti yang baik

menurut Islam. Sedang ihsan dalam arti luas yakni sama dengan Dienul Islam

(agama Islam), yaitu terdiri atas aqidah dan ibadah dalam arti yang luas.

Sedangkan yang disebut ihsan dalam hadist Nabi Muhammad SAW ialah:

“Engkau beribadah kepada Allah {ibadah dalam arti luas} seolah-olah

engkau melihat Dia {Tuhan}, Apabila engkau tidak melihat-Nya namun dia

melihatmu”.

Jadi penjelasan dari Hadist ini yakni bahwa seseorang yang sudah ihsan

adalah sudah mencapai derajat baik dalam segala hal menurut ukuran “pandangan

Allah” ini berarti bahwa keimanan dan keIslaman sudah bernilai baik, apabila dari

mulai gerak hati (niat), ucapan, pelaksanaan, dan keikhlasan yang didasari

makrifatullah (mengenal Allah) telah terpenuhi dengan benar.

Dalilnya, firman Alloh Ta’ala :

Page 13: Makalah AIK

“Sesungguhnya Alloh bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-

orang yang berbuat ihsan.” {Surat An-Nahl (16) : 128}

Dan firman Alloh Ta’ala :

“Dan bertawakallah kepada (Alloh) Yang Maha Perkasa lagi Maha

Penyayang. Yang melihatmu ketika kamu berdiri (untuk sholat) dan (melihat)

perubahan gerak badanmu diantara orang-orang yang sujud. Sesungguhnya Dia-

lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” {Surat Asy-Syu’araa’ (26) :

217-220}

Serta firman-Nya :

“Dalam keadaan apapun kamu berada, dan (ayat) apapun dari Al-Qur’an

yang kamu baca, serta pekerjaan apa saja yang kamu kerjakan, tidak lain Kami

adalah menjadi saksi atasmu diwaktu kamu melakukannya.” {Surat Yunus (10) :

61}

Oleh: Alm. Ustadz Rahmat Abdullah Ihsan adalah puncak ibadah dan

akhlak yang senantiasa menjadi target seluruh hamba Allah swt. Sebab, ihsan

menjadikan kita sosok yang mendapatkan kemuliaan dari-Nya. Sebaliknya,

seorang hamba yang tidak mampu mencapai target ini akan kehilangan

kesempatan yang sangat mahal untuk menduduki posisi terhormat di mata Allah

swt. Rasulullah saw. pun sangat menaruh perhatian akan hal ini, sehingga seluruh

ajaran-ajarannya mengarah kepada satu hal, yaitu mencapai ibadah yang

sempurna dan akhlak yang mulia.

Oleh karenanya, seorang muslim hendaknya tidak memandang ihsan itu

hanya sebatas akhlak yang utama saja, melainkan harus dipandang sebagai bagian

dari akidah dan bagian terbesar dari keislamannya. Karena, Islam dibangun di atas

tiga landasan utama, yaitu iman, Islam, dan ihsan, seperti yang telah diterangkan

oleh Rasulullah saw. Dalam haditsnya yang shahih. Hadist ini menceritakan saat

Raulullah saw. menjawab pertanyaan Malaikat Jibril —yang menyamar

Page 14: Makalah AIK

sebagai seorang manusia— mengenai Islam, iman, dan ihsan. Setelah Jibril

pergi, Rasulullah saw. bersabda kepada para sahabatnya

“Inilah Jibril yang datang mengajarkan kepada kalian urusan agama

kalian”

Beliau menyebut ketiga hal di atas sebagai agama, dan bahkan Allah swt.

memerintahkan untuk berbuat ihsan pada banyak tempat dalam Al-Qur`an.

“Dan berbuat baiklah kalian, karena sesungguhnya Allah mencintai orang-

orang yang berbuat baik” (QS. Al-Baqarah: 195)

“Sesungguhnya Allah memerintahkanmu untuk berbuat adil dan kebaikan”

(QS. An-Nahl: 90)

Pengertian Ihsan Ihsan berasal dari kata hasana yuhsinu, yang artinya

adalah berbuat baik, sedangkan bentuk masdarnya adalah ihsanan, yang artinya

kebaikan. Allah swt. berfirman dalam Al-Qur`an mengenai hal ini.

“Jika kamu berbuat baik, (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri”

(Al-Isra’: 7)

“Dan berbuat baiklah (kepada oraang lain) seperti halnya Allah berbuat

baik terhadapmu” (QS. Al-Qashash: 77)

Ibnu Katsir mengomentari ayat di atas dengan mengatakan bahwa

kebaikan yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah kebaikan kepada seluruh

makhluk Allah swt.

Page 15: Makalah AIK

KESIMPULAN

Dienul Islam mencakup tiga hal, yaitu: Islam, Iman dan Ihsan. Islam

berbicara masalah lahir, iman berbicara masalah batin, dan ihsan mencakup

keduanya.

Ihsan memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari iman, dan iman memiliki

kedudukan yang lebih tinggi dari Islam. Tidaklah ke-Islam-an dianggap sah

kecuali jika terdapat padanya iman, karena konsekuensi dari syahadat mencakup

lahir dan batin. Demikian juga iman tidak sah kecuali ada Islam (dalam batas yang

minimal), karena iman adalah meliputi lahir dan batin.

Page 16: Makalah AIK

DAFTAR ISI