makalah aik (iman)

Upload: helmi-herbiyanto

Post on 05-Apr-2018

293 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • 8/2/2019 Makalah Aik (Iman)

    1/21

    MAKALAH

    IMAN DAN PENERAPANYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI

    Pendamping Bapak M. Zaini S.Pdl. M.Pd.

    AIK II Mata Kuliah Akidah dan Ibadah

    Hari : Rabu jam ke 9-10

    Kelompok 1 :

    Heru Joko Priyo Utomo (201010370311010)

    Ovilia Agustina (201010370311011)

    M. Luthfi Rizani (201010370311009)

    FAKULTAS TEKNIK

    JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

    2010/2011

  • 8/2/2019 Makalah Aik (Iman)

    2/21

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Kata Pengantar

    Segala puji syukur khadirat Allah SWT yang mana pada kesempatan ini kami bisa

    membuat makalah tentang Iman dan pengaruhnya dalam kehidupan . Berkat limpahan

    rahmat-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini dengan lancar. Sholawat sertasalam kami haturkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, yang sudah merubah

    kehidupan kita dari jaman kegelapan ke jaman terang benderang yang disebut pencerahan.

    Makalah yang berjudul Iman dan pengaruhnya dalam kehidupan ini kami susun dalam

    rangka membantu mengenali dan menjabarkan apa itu iman, dan bagai mana menerapkanya

    dalam diri kita dan kehidupan kita sehari hari. Tak ada gading yang tak retak. Begitupula, dalam

    pembuatan dan penyampaian makalah ini jika di dalamnya terdapat kesalahan itu adalah

    kesalahan kami dan jika ada kebenaran yang terkandung di dalamnya maka itu adalah datangdari Allah SWT, melalui kami sebagai perantaranya. Semoga makalah ini bias bermanfaat bagi

    kita semua.

    1.2 Latar Belakang Masalah

    Iman menjadi salah satu hal yang krusial dalam beragama. Secara bahasa, berarti percaya dansecara istilah pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan

    diamalkan dengan tindakan (perbuatan) . Dari arti iman tersebut , dapat kita ketahui bahwa

    iman adalah unsur yang penting dalam beragama. Bagaimana kita dapat di katakana beragama

    tanpa ada iman kepada agama tersebut. Apa yang sebenarnya yang di anut atau hanya ikut-

    ikutan itu semua menjadi samar dan tidak jelas jika tidak ada iman yang kuat.

  • 8/2/2019 Makalah Aik (Iman)

    3/21

    1.3 Rumusan Masalah

    Apa itu iman ?

    Bagaimana mengamalkanya ?

    Dan bagaimana menjaganya ?

    1.4 Tujuan

    Sesuai dengan rumusan masalah yang dijabarkan di atas, maka tujuan dari disusunnya

    makalah ini adalah sebagai berikut :

    Untuk mengetahui apa itu iman

    Bagaimana menerapkanya dalam kehidupan sehari-hari

  • 8/2/2019 Makalah Aik (Iman)

    4/21

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    Sesungguhnya orang-orang yang beriman[594] ialah mereka yang bila disebut nama Allah[595] gemetarlah hati

    mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada

    Tuhanlah mereka bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari

    rezki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. mereka

    akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia.

    [594] Maksudnya: orang yang sempurna imannya.

    [595] Dimaksud dengan disebut nama Allah Ialah: menyebut sifat-sifat yang mengagungkan danmemuliakannya.

    (QS : Al-Anfaal 2-4)

    Dari potongan ayat di atas, dapat kita ketahui juga bahwa salah satu ciri orang yang beriman ialah, ketika di sebut

    nama Allah bergetarlah hatinya.

    dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi

    tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka Itulah orang-orang yang

    benar-benar beriman. mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia.

  • 8/2/2019 Makalah Aik (Iman)

    5/21

    (QS : Al-Anfaal 2-4)

    BAB III

    PEMBAHASAN

    A. Pengertian Iman

    Pengertian iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah ,

    pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan

    diamalkan dengan tindakan (perbuatan) . Dengan demikian, pengertian iman kepada

    Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala

    sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan

    lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.

    Membenarkan dengan hati maksudnyamenerima segala yang di bawa oleh

    Rasulullah SAW. Diucapkan dengan lisan mkasudnya mengucapkan dua kalimat

    syahadat Laa ilaha illallahu wa ashadu anna Muhammadan Rasulullah.

    Mengamalk an dengan perbuatan maksudnya hati mengamalkan degan bentuk

    keyakinan. Sedangkan anggota badan mengamalkanya dalam bentuk ibadah

    ibadahsesuai dengan fungsinya.

    Rasulullah juga pernah menjelaskan iman dalam sabdanya yang berbunyi : iman itu

    tujuh puluh cabang lebih atau enam puluh cabang lebih yang paling utama ialah ucapan

    Laa ilaha illallahu dan yang paling rendah ialah menyingkirkan rintangan (kotoran) dari

    tengah jalan, sedang rasa malu itu jugasalah satu cabang dari iman (HR. Muslim, 1/63)

  • 8/2/2019 Makalah Aik (Iman)

    6/21

    Hakikat Iman

    Sesungguhnya orang -orang yang beriman[594] ialah mereka yang bila disebut nama Allah[595]

    gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya),

    dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang

    menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman

    dengan sebenar-benarnya. mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan

    ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia.

    [594] Maksudnya: orang yang sempurna imannya.

    [595] Dimaksud dengan disebut nama Allah Ialah: menyebut sifat-sifat yang mengagungkan dan

    memuliakannya.

    (QS : Al-Anfaal 2-4)

    dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yangmemberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka Itulah

    orang-orang yang benar-benar beriman. mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia.

    (QS : Al-Anfaal 2-4)

  • 8/2/2019 Makalah Aik (Iman)

    7/21

    Dalam ayat ayat yang pertama, Allah menyebutkan orang orang yang lembut hatinta

    dan takut kepada Allah SWT ketika nama-Nya di sebut, keyakinan mereka bertambah

    dengan mendengar ayat ayat Allah. Mereka tidak mengharapkan kepada selain-Nyatidak

    menyerahkan hati mereka kecuali kepada-Nya. Mereka mengetahui Dialah semata yang

    mengatur kerajaanNya tanpa sekutu. Mereka menjaga seluruh pelaksanaan ibadah

    fardhu dengan memenuhi syarat, rukun dan sunahnya.Mereka adalah mukmin yang

    benar benar beriman. Allah menjanjikan mereka derajat yang tinggi di sisi-Nya

    sebagaimana mereka juga memperoleh pahala dan ampunanNya.

    Kemudian dalam ayat yang kedua Allah menyifati para sahabat Rasulullah SAW baik

    kaum Muhajirin atau Anshor dengan iman yang sebenar benarnya. Karena iman mereka

    yang kokoh dan amal perbuatan mereka yang mejadi buah dari iman tersebut. Telah kita

    ketahui bersama lafadzh iman baik secara bahasa maupun menurut istilah.

    Sebagaimana kita juga mengetahui bahwa madzhab Ahlus sunnah wal jamaah

    memasukkannamal kedalam makna iman dan bahwa iman itu bias bertambah karena

    amal salih dan keyakinan, dan bias berkurang dengan berkurangnya hal tersebut.

    Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari Malaikat: dan tidaklah Kami menjadikan

    bilangan mereka itu melainkan untuk Jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang

    diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-

    orang yang diberi Al kitab dan orng-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di

  • 8/2/2019 Makalah Aik (Iman)

    8/21

    dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan): "Apakah yang dikehendaki Allah

    dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?" Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang

    yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan tidak ada yang

    mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi

    manusia.

    Rukun Iman

    Seperti yang kita ketahui selama ini mungkin sudah sering di ajarkan sejak kita masih TK atau

    SD tentang rukun iman yang terbagi menjadi 6 yaitu :

    1. Iman kepada Allah SWT

    Yaitu percaya kepada Allah, orang yang beriman kepada Allah akan mendapatkan

    ketengan jiwa yang muncul dari kalbu secara ikhlas. Adapun yang utama kita beriman kepada

    Allah yaitu kita menyakini bahwa tiada Tuhan selain Allah.

    Dan juga dalam surah Ar-rahman Allah menjelaskan kekuasaanya kepada manusia

    Adapun orang -orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada (agama)-Nya niscayaAllah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dari-Nya (surga) dan limpahan karunia-

    Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak.Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (QS : Ar -Rahman:37-38)

  • 8/2/2019 Makalah Aik (Iman)

    9/21

    Dari foto di atas terlihat bahwa tidak di ragukan lagi kebenaran dari ayat di atas. Dan

    coba kita pikirkan bagaimana manusia di abak ke 7 sekitar tahun 650an Masehi bias

    mengetahui hal ini, sedangkan foto ini baru bias di tangkap dari satelit Hubble milk

    NASA pada sekitar abad 21? Jelas inilah kekuasaan Allah yang di sampaikan kepada

    Rasul-Nya dan kitab-Nya.

    2. Iman kepada malaikat Allah

    Semua makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT. dapat dibagi kepada dua

    macam: pertama, yang ghaib (al-ghaib), dan kedua, yang nyata (as-syahadah). Yang

    membedakan keduanya adalah bisa dan tidak bisanya dijangkau oleh pancaindera

    manusia. Seseuatu yang tidak bisa dijangkau oleh pancaindera manusia digolongkan

    kepada yang ghaib, sedangkan sesuatu yang bisa dijangkau oleh pancaindera manusia

    digolongkan kepada yang as-shahadah atau nyata.

    Bagaimana kita mengimani dan mengetahui wujud malaikat yaitu, pertama melalui

    akhbar yang disampaikan oeh Rasullullah SAW baik berupa Al- Quran maupun Sunnah.

    Kedua lewat bukti-bukti nyata yang ada dalam semesta yang menunjukan bahwa

    Malaikat itu ada.

    Pengertian Malaikat yaitu Secara etimologis kata Malaikah adalah bentuk jamak

    dari malak, berasal dari al-alukah artinya ar-risalah (missi atau pesan). Secara

  • 8/2/2019 Makalah Aik (Iman)

    10/21

    terminologis Malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya

    dengan wujud dan sifat-sifat tertentu. Jumlah Malaikat yang wajib kita tahu ada sepuluh

    dengan masing-masing tugas yang Allah berikan kepadanya.

    3. Iman kepada kitab Allah

    Secara etimologis kata kitab adalah bentuk masdhar dari kata ka-ta-ba yang

    berarti menulis. Setelah menjadi masdhar berarti tulisan, atau yang ditulis.

    Secara terminologis Al-Kitab adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT. kepada

    para Nabi dan RasulNya.

    Adapun kitab-kitab yang wajib kita tahu ada empat yaitu:

    Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa AS.

    Kita b Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS.

    Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Dawud AS.

    Kitab Suci Al -Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

    Iman kepada kitab Allah ini dapat pula di yakini dengan surah Ar-Rahman di atas

    tadi. Bahwa Al- Quran itu meman g benar benar dari Allah dan bukan karangan manusia

    belaka. Karena tidak mungkin dalam masa itu manusia sudah mencapai tingkatpengetahuan sejauh tadi yang baru bias di buktikan di abad ke 21. Jelas sekali itu adalah

    ilmu Allah SWT yang di berikan kepada hamba hambanya yang berfikir.

    4. Iman kepada Rasul-rasul Allah

    Secara etimologis Nabi berasal dari na-ba artinya ditinggikan, atau dari kata na-

    ba-a artinya berita. Dalam hal ini seorang Nabi adalah seseorang yang ditinggikan

    derajatnya oleh Allah SWT. Dengan memberinya berita (wahyu). Sedangkan Rasulberasal dari kata ar-sa-la artinya mengutus. Setelah dibentuk menjadi Rasul berarti yang

    diutus. Dalam hal ini seorang Rasul adalah seorang yang diutus oleh Allah SWT. untuk

    menyampaikan misi, pesan (ar-risalah).

    Secara terminologis Nabi dan Rasul adalah manusia biasa, laki-laki, yang dipilih oleh

    Allah SWT. untuk menerima wahyu. Apabila tidak diirigi dengan kewajiban

  • 8/2/2019 Makalah Aik (Iman)

    11/21

    menyampaikan atau membawa satu misi tertentu, maka dia disebut Nabi saja. Namun

    bila diikuti dengan kewajiban menyampaikannya atau membawa satu misi tertentu

    maka dia disebut juga Rasul. Adapun jumlah Nabi dan sekaligus Rasul ada dua puluh

    lima orang.

    5. Iman kepada hari kiamat

    Yang dimaksud hari akhir adalah kehidupan yang kekal sesudah kehidupan yang

    kekal sesudah kehidupan di dunia fana ini berakhir, termasuk semua proses dan

    peristiwa yang terjadi pada Hari itu, mulai dari kehancuran alam semesta dan seluruh

    isinya, serta berakhirnya seluruh kehidupan (Qiyamah), kebangkitan seluruh umat

    manu sia dari dalam kubur (Baats), dikumpulkannya seluruh umat manusia di padang

    mahsyar (Hasyr), perhitungan seluruh amal perbuatan manusia di dunia (Hisab),

    penimbangan amal perbuatan tersebut untuk mengetahui perbandingan amal baik dan

    amal buruk (Wazn), sa mpai kepada pembalasan dengan surga atau neraka (Jaza).

    6. Iman kepada Qadha dan Qadar Secara etimologis Qadha adalah bentuk masdhar dari kata kerja qadha yang

    berari kehendak atau ketetapan hukum. Dalam hali ini Qadha adalah kehendak atau

    ketetapan hukum Allah SWT. terhadap segala sesuatu. Sedangkan Qadar secara

    etimologis adalah bentuk masdhar dari qadara yang berarti ukuran atau ketentuan.

    Dalam hali ini Qadar adalah ukuran atau ketentuan Allah SWT. terhadap segala sesuatu.

    Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah:"Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpunyang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. kiamat itu Amat berat (huru haranyabagi makhluk) yang di langit dan di bumi. kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkandengan tiba-tiba". mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya.

  • 8/2/2019 Makalah Aik (Iman)

    12/21

    Secara terminologis ada ulam yang berpenapat kedua istilah tersebut mempunyai

    pengertian yang sama, dan ada pula ynag membedakannya. Yang membedakan,

    mendefinisikan Qadar sebagai: Ilmu Allah SWT. Tentang apa -apa yang akan terjadi

    pada seluruh makhlukNya pa da masa yang akan datanh. Dan Qadha adalah:

    Penciptaan segala sesuatu oleh Allah SWT. Sesuai dengan ilmu dan IradahNya.

    B. Hubungan iman, Ilmu dan amal

    Hubungan ilmu dan keimanan dalam beberapa kedudukan

  • 8/2/2019 Makalah Aik (Iman)

    13/21

    Ilmu sebagai Prinsip Dasar dan Pemelihara Iman, Jalan Memahami Kebenaran.

    Pembahasan mengenai ilmu dan hubungannya dengan iman menjadi masalah yang

    menarik. Franz Rosenthal dalam temuannya mengenai Keagungan ilmu, menyebutkan

    bahwa, kata ilmu terdapat di dalam al- Quran senyak 750 kali. Frekuensi yang begitu

    besar ini mengantarkannya kepada pernyataan bahwa ilmu adalah Islam, begitupun juga

    ia mengakui bahwa landasan keimanan umat Islam adalah ilmu.

    Kata ilmu sendiri berasal dari bahasa bahasa Arab ilm, yang memiliki akar kata

    ayn lam mim, yang diambil dari kata alamah, yaitu tanda, penunjuk, atau petunjuk

    yang dengannya sesuatu atau seseorang dikenal; kognisi atau label; ciri; petunjuk;

    tanda. Dengan demikian malam (jamak:maalim) berarti tanda jalan atau sesuatu

    yang dengannya seseorang membimbing dirinya atau sesuatu yang membimbing

    seseorang. Seiring dengan itu, menjadi alam sebagai tanda yang dijadikan sumber

    ilmu. Maka bukan tanpa alasan keberadaan istilah ayat dalam al- Quran, yang secara

    literal berarti tanda atau petunjuk untuk memahami al- Quran dan fenomena alam. Dari

    sinilah, umat Islam menganggap ilm berarti al -Quran, syariat, Sunnah, Islam, Iman,

    ilmu spiritual (ilm al -Ladunni), hikmah, dan marifah, atau sering juga dimetaforkan

    sebagai cahaya (nur), pikiran (fikrah), sains, pendidikan yang semuanya terhimpun

    menjadi realitas (haqiqah) ilmu. Dari sinilah kemudian terdapat pendeskripsian tentangilmu. Pemikir Muslim seperti al-Ghazali memandang bahwa ilmu adalah konseptualisasi

    (tasawwara) dari jiwa berpi kir lagi tenang (muthmainnah) terhadap realitas -realitas

    sesuatu (haqaiq al- ashya), dimana gambaran -gambaran (shuwar) objek tersebut

    ditangkap secara murni (mujarrad) dari materi-materi (mawad), disertai dengan intisari

    (ayan), kualitas (kaifiyyah), kua ntitas (kammiyyah), substansi (jawhar), dan esensinya

    (dzat) pada objek itu.

  • 8/2/2019 Makalah Aik (Iman)

    14/21

    Secara historis hubungan iman kepada Allah dan hubungannya dengan ilmu

    sangatlah berdasar, karena Allah pada masa Arab Jahiliyyah hanya salah satu Tuhan dari

    sekian banyak Tuhan, maka keimanan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan

    menjadikan pengetahuan baru bagi manusia umat Islam untuk memahaminya.

    Diantara hubungan antara ilmu dan iman, terlihat bagaimana tingkatan tertinggi iman,

    yaitu iman kepada Allah, mempunyai hubungan dengan ilmu. Hal ini terkait dengan

    firman-Nya shahidah allahu annahu la ilaha illa huwa wa al-malaikah wa ulu al- ilm.

    Menurut al-Ghazali bahwa penyaksiaan ini membutuhkan ilmu, dan ia merupakan ilmu

    yang paling utama (afdhal al- ilm). Dengan demikian, man usia terlebih dahulu perlu

    mencari ilmu sebagai bekal untuk bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah, agar ia

    mampu menghilangkan keraguan (shakk), prasangka (dzhann) tentang keberadaan-Nya.

    Oleh sebab itu, ilmu menjadi dasar dan pemilihara bagi iman. Sehingga, manusia

    mampu mendapatkan ketenangan yang melahirkan keyakinan, yang bertahap dari ilm

    al-yaqin, ayn al -yaqin, dan al-Haqq al-yaqin.

    Hubungan ilmu dan amal

    Ayat al-Quran tersebut menjelaskan bahawa ilmu merupakan dasar dari segala

    tindakan manusia. Kerana, tanpa ilmu segala tindakan manusia menjadi tidak terarah,

    tidak benar dan tidak bertujuan. Dalam beberapa riwayat di jelaskan tentang hubungan

    ilmu dan ama l itu. Imam Ali Abi Thalib berkata, Ilmu adalah pemimpin amal, dan amal

    adalah pengikutnya. Demikian juga dengan perkataan Rasulullah saw , Barangsiapa

    beramal tanpa ilmu maka apa yang dirusaknya jauh lebih banyak dibandingkan yang

    diperbaikinya.

    Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganawabn a. S:Al -Israa:36

  • 8/2/2019 Makalah Aik (Iman)

    15/21

    Pada riwayat lain dijelakan Imam Ali Abi Thalib berkata, Ilmu diiringi dengan

    perbuatan. Barangsiapa berilmu maka dia harus berbuat. Ilmu memanggil perbuatan.

    Jika dia menjawabnya maka ilmu tetap bersamanya, namun jika tidak maka ilmu pergi

    darinya.

    Dari riwayat di atas maka jika orang itu berilmu maka ia harus diiringi dengan

    amal. Amal ini akan mempunyai nilai jika dilandasi dengan ilmu, begitu juga dengan ilmu

    akan mempunyai nilai atau makna jika diiringi dengan amal. Keduanya tidak dapat

    dipisahkan dalam perilaku manusia. Sebuah perpaduan yang saling melengkapi dalam

    kehidupan manusia, yaitu setelah berilmu lalu beramal.Pengertian amal dalam

    pandangan Islam adalah setiap amal saleh, atau setiap perbuatan kebajikan yang

    diredhai oleh Allah SWT. Dengan demikian, amal dalam Islam tidak hanya terbatas pada

    ibadah, sebagaimana ilmu dalam Islam tidak hanya terbatas pada ilmu fikih dan hukum-

    hukum agama.

    Ilmu ini mencakup semua yang bermanfaat bagi manusia seperti meliputi ilmu

    agama, ilmu alam, ilmu sosial dan lain-lain. Ilmu-ilmu ini jika dikembangkan dengan

    benar dan baik maka memberikan dampak yang positif bagi peradaban manusia.

    Misalnya, perkembangan sains akan memberikan kemudahan dalam lapangan praktikal

    manusia.

    C. Hal hal yang dapat merusak iman

    1. Riya

    Riya artinya memperlihatkan (menampakan) diri kepada orang lain, supaya

    diketahuui kehebatan perbuatannya, baik melalui pembicaraan, tulisan ataupun sikap

    dan perbuatan dengan tujuan mendapat perhatian, penghargaan dan pujian manusia,

    bukan ikhlas karena Allah. Riya itu dapat terjadi di dalam niat , yaitu ketika akan

    melakukan pekerjaan dan bisa juga terjadi setelah melakukan pekerjaan.

  • 8/2/2019 Makalah Aik (Iman)

    16/21

    Riya dalam niat yaitu ketika mengawali pekerjaan, dia mempunyai keinginam

    dari orang lain, bukan karena Allah. Padahal niat itu sangat menentukan nilai suatu

    pekerjaan. Jika pekerjaan yang baik dilakukan deengan niat karena Allah, maka

    perbuatan itu mempunyai nilai di sisi Allah, dan jika perbuatan itu dilakukan karena ingin

    mendapat sanjungan, penghargaan dari orang lain, maka perbuatan itu tidak memperoleh

    pahala dari Allah. Hanya sanjungan itulah yang akan ia peroleh.

    Riya dalam perbuatan ini misalnya saat mengerjakan shalat dan bersedekah.

    Orang riya dalam mengerjakan shalat biasanya dia memperlihatkan kesungguhan,

    kerajin an , dan kekhusyuannya jika dia berada di tengah -tengah orang atau jamaah

    sehingga orang lain melihat dia berdiri , ruku dan sebagainya. Dia shalat dengan tekun

    itu mengharapkan perhatian sanjungan dan pujian dari orang lain agar dia dianggapsebagai orang yang taat dan tekun beribadah. Orang yang riya dalam shalatnya ini dia

    akan celaka di akhirat nanti, sebagaimana dijelaskan dalam Al- Quran, surat Al Maun

    ayat 4 sampai dengan 7 dan An Nisa 142.

    Maka kecelakaanlah bagi orang -orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai darishalatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan (menolong dengan) barangberguna. (QS:Al-Maun:4-7)

    Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuanmereka[364]. dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. merekabermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allahkecuali sed ikit sekali (QS:An -Nisa:142)

  • 8/2/2019 Makalah Aik (Iman)

    17/21

    2. Takabur

    Pengertian takabur menurut bahasa adalah membesarkan diri, menganggap dirinya

    lebih besar dari orang lain. Menurut istilah, suatu sikap mental yang merasa diri lebih

    besar, lebih tinggi, lebih pandai dan memandang kecil serta rendah terhadap orang

    lain.

    Takabur itu dapat digolongkan dua bagian, yaitu takabur batin dan takabur lahir.

    Takabur dalam batin yaitu sifat dalam jiwa yang tidak terlihat, dia melekat dalam hati

    seperti merasa besar, merasa lebih pandai dan lain-lain. Takabur lahir ialah perbuatan

    dan tingkah laku yang dapat dilihat seperti merendahkan orang lain, menyepelekan

    orang lain, dan lain-lain.

    Tanda-tanda sikap dan perbuatan takabur itu antara lain sebagai berikut :

    1. Suka memuji diri, membanggakan dirinya, hartanya, ilmunya, dan keturunannya.

    2. Merendahkan dan meremehkan orang lain, memalingkan muka ketika bertemu

    dengan orang lain yang dikenalnya, congkak dalam tingkah laku dan perbuatan.

    3. Suka mencela dan membesar-besarkan kesalahan orang lain. Orang yang takabur

    itu selalu menyangka bahwa dirinyalah yang benar, baik, mulia, dan mampu

    berbuat sesuatu. Orang lain dianggap rendah, kecil, hina dan tiadk mampu berbuat

    sesuatu.

    Penyebab takabur antara lain adalah kebanggaan diri yang berlebihan dalam

    keturunan, kecantikan, keilmuan, kekuatan, kekuasaan, jabatan dan lain-lain.

    Firman Allah Subhanahu Wa Taala dalam Al Quran Surah An Nisa 36 :

    Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah

  • 8/2/2019 Makalah Aik (Iman)

    18/21

    3. Nifaq

    Nifaq ialah sifat yang berbeda antara lahir dan batin atau tidak sesuai antara ucapan

    dengan perbuatan. Lain di hati lain di mulut, lain di mulut lain di perbuatan, tidak

    sesuai antara kata dengan perbuatan. Orang yang mepunyai sifat nifaq disebut

    munafiq.

    1. Sifat dan perbuatan orang munafiq

    Orang munafiq itu pebuatannya selalu berpura-pura, apa yang diucapkannya

    berbeda dengan perbuatannya. Misalnya dia menyatakan iman kepada Allah

    Subahanahu Wa taala dan rasul -Nya, tetapi dalam hatinya dia tidak beriman, ia

    mengingkari apa yang telah di ucapkannya. Bila dia berkumpul dengan orang

    beriman, dia mengatakan berimana akan tetapi bila ia berkumpul dengan orang

    kafir, diapun menyatakan kekafirannya pula. Dia bermuka dua dan selalu berpura-

    pura. Diantara sifat munafiq ialah pendusta, pembohong, dan kihanat. Apabila dia

    berbicara dia berbohong, apabila dia berjanji dengan orang lain dia tidak menepati

    dengan sengaja. Begitu pula apabila dia mendapat kepercayaan dari orang lain untuk

    memegang dan melaksanakan pekerjaan dia tidak melaksanakannya dengan baik,

    dia khianat.

    2. Bahaya nifaq

    Orang munafiq yang perbuatannya berpura-pura, dusta, bohong dan khianat,

    hatinya akan selalu ragu, was-was dan tidak tenteram. Terhadap perbuatannya yang

    tidak benar itu, ia takut akan ketahuhan orang lain dan sifat dusta dan khianatnya

    akan menghantui perasaannya, sehingga terjadi konflik batin, menimbulkan ketidak

    tenangan pada kehidupannya. Ia juga akan selalu menghadapi kesulitan, karena

    harus membuat kebohongan baru untuk menutupi kebohongan sebelumnya. Dia

    menjadi sakit batin, sehingga pada akhirnya juga akan berpengaruh pada kondisi

    fisiknya. Akibat sifat nifaq orang tersebut akan mendapat kesengsaraan dan

    kehinaan di dunia dan di akhirat.

  • 8/2/2019 Makalah Aik (Iman)

    19/21

    4. Fasiq

    Fasiq artinya meniggalkan perintah Allah Subahanahu Wa Taala, tidak berbakti

    kepada Allah, atau keluar dari perintah Allah SWT. Orang fasiq ialah orang yang tahu

    perintah dan larangan Allah , tetapi ia tidak mau melaksanakan perintah-Nya dan

    meniggalkan larangan-Nya. Dia tidak patuh dan tidak berbakti kepada Allah

    Subhanahu Wa Taala, dia melupakan segala perintah Allah Subhanahu Wa Taal a.

    Misalnya Syiful dalam kadaan sakit keras. Dalam keadaan yang demikian itu ia

    terbayang segala macam dosa yang telah ia kerjakan pada waktu sehatnya. Dia

    sangat menyesal atas segala macam perbuatan dosanya itu, dan dia dengan

    sungguh-sungguh berjanji dalam dirinya untuk tidak melakukan lagi perbuatan-

    perbuatan dosanya itu.. Namun setelah sehat dia melupakan janjinya yang pernah

    diucapkan pada waktu sakit. Dia melakukan lagi hal-hal yang dilarang Allah

    Subhanahuu Wa Taala dan Rasul -Nya, dia tergolong sebagai orang yang fasiq.

    Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikanmereka lupa kepada mereka sendiri. mereka Itulah orang-orang yang fasik. (QS:Al -Haysr:19)

  • 8/2/2019 Makalah Aik (Iman)

    20/21

    BAB IV

    PENUTUP

    Kesimpulan dari pembahasan di atas ialah bahwa iman itu merupakan sesuatu yang penting

    dalam agama kita. Tanpa iman kita akan sulit menjalani agama kita karena kita belum yakin

    tentang yang kita yakini. Dan iman ini pula dapat berkurang bila tidak di jaga dengan perbuatan

    perbuatan yang baik.

    Untuk mendapatkan keimanan itu sendiri, bias banyak hal yang kita lakukan antara lain

    dengan berfikir dan mempelajari hal-hal yang menjadi keimanan tersebut. Misalnya pada

    bagian iman kepada Allah SWT kita melihat di surah Ar-Rahman bahwa ketika langit terbelah

    akan berwarna seperti merah mawar. Dan sudah terbukti dari foto yang di lampirkan di atas ciri

    cirinya memang mirip dengan yang di deskripsikan di Al- Quran. Padahal Al -Quran di turunkan

    pada tahun 600an Masehi dan itu terbukti sekitar tahun 1900an. Jelas ini bias menambah

    keyakinan kita bahwa itu benar benar perkataan Allah. Dan kiranya masih banyak lagi

    pembuktian pembuktian dalam Al- Quran atau pun hal hal di sekitar kita yang bias

    meningkatkan keimanan kita. Karena kekuasaan Allah itu terlihat bagi hamba hambanya yang

    berfikir.

  • 8/2/2019 Makalah Aik (Iman)

    21/21

    DAFTAR PUSTAKA

    At-Tauhid Lish Shaffits Tsani Al- Ali jilid 2 (Penerbit Universitas Islam Indonesia)

    Syahru Ushulil Iman (penerbit Haiatul Iqhatsah Al-Alamiyah, Riyadh)

    Al-Quran dan terjemahnya (proyek pengadaan kitab suci Al -Quran DEPAG RI

    1984/1985)