macam-macam radang genitalia interna.docx

23
Macam-Macam Radang GenitaLia Interna BAB I PENDAHULUAN 1) LATAR BELAKANG Radang genitalia interna adalah peradangan akibat mikroorganisme pada vagina dalam. Akibatnya akan muncul gejala keputihan atau fluor albus. Cairan kuning kental dan sangat banyak akan keluar dari vagina. Sekitar vagina akan terasa panas, gatal, nyeri tekan. Vagina juga akan mengalami nyeri saat berhubungan, nyeri saat berkemih, dan lain-lain. Bila infeksi menyebar ke rahim dan saluran telur maka dapat terjadi demam disertai gejala nyeri perut bagian bawah kanan/kiri dan disebut penyakit radang panggul (pelvic inflamatory disease). Keluarnya cairan keputihan ini dapat terjadi karena kelebihan hormon, infeksi kuman seperti n. gonorrhoeae, candida albicans, infeksi protozoa atau trichomonas, dan lain-lain. 2) TUJUAN 1) Tujuan Umum Penulisan ini di rangkum dalam satu makalah untuk menyelesaikan tugas dalam rangka untuk presentasi kelompok dalam mata kuliah ASKEB IV, yang akan di laksanakan di kelas, sebagai metoda pengajaran dalam mata kuliah ASKEB IV. 2) Tujuan Khusus Di harap kan pembaca bisa paham mengenai Radang Genitalia Interna dan penanganan yang akan dilakukan terhadap klien yang menderita Radang Genitalia Interna . 3) RUANG LINGKUP Adapun ruang lingkup pada makalah ini adalah di mulai pada masa kehamilan trimester III, dan dilakukan dalam manajement asuhan kebidanan 7 langkah varney yang diberikan pada Ny. R di BPS Bunda Trimurjo pada tanggal 15 Oktober 2011. BAB II TINJAUAN TEORITIS

Upload: cornmale

Post on 01-Jan-2016

178 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Macam-Macam Radang GenitaLia Interna.docx

Macam-Macam Radang GenitaLia Interna

BAB IPENDAHULUAN1) LATAR BELAKANGRadang genitalia interna adalah peradangan akibat mikroorganisme pada vagina dalam. Akibatnya akan muncul gejala keputihan atau fluor albus. Cairan kuning kental dan sangat banyak akan keluar dari vagina. Sekitar vagina akan terasa panas, gatal, nyeri tekan. Vagina juga akan mengalami nyeri saat berhubungan, nyeri saat berkemih, dan lain-lain.Bila infeksi menyebar ke rahim dan saluran telur maka dapat terjadi demam disertai gejala nyeri perut bagian bawah kanan/kiri dan disebut penyakit radang panggul (pelvic inflamatory disease). Keluarnya cairan keputihan ini dapat terjadi karena kelebihan hormon, infeksi kuman seperti n. gonorrhoeae, candida albicans, infeksi protozoa atau trichomonas, dan lain-lain.

2) TUJUAN1) Tujuan UmumPenulisan ini di rangkum dalam satu makalah untuk menyelesaikan tugas dalam rangka untuk presentasi kelompok dalam mata kuliah ASKEB IV, yang akan di laksanakan di kelas, sebagai metoda pengajaran dalam mata kuliah ASKEB IV. 2) Tujuan KhususDi harap kan pembaca bisa paham mengenai Radang Genitalia Interna dan penanganan yang akan dilakukan terhadap klien yang menderita Radang Genitalia Interna .

3) RUANG LINGKUPAdapun ruang lingkup pada makalah ini adalah di mulai pada masa kehamilan trimester III, dan dilakukan dalam manajement asuhan kebidanan 7 langkah varney yang diberikan pada Ny. R di BPS Bunda Trimurjo pada tanggal 15 Oktober 2011.

BAB IITINJAUAN TEORITISADNEXITISAdnexitis adalah infeksi atau radang pada adnexa rahim. Adnexa adalah jaringan yang berada di sekitar rahim, termasuk tuba fallopi dan ovarium.Istilah lain dari adnexitis antara lain: pelvic inflammatory disease, salpingitis, parametritis, salpingo-oophoritisGejala:• Kram atau nyeri perut bagian bawah yang tidak berhubungan dengan haid(bukan pre menstrual syndrome)• Menorrhagia• Keluar cairan kental berwarna kekuningan dari vagina• Nyeri saat berhubungan intim• Demam• Nyeri punggung• Keluhan saat buang air kecil

Page 2: Macam-Macam Radang GenitaLia Interna.docx

PenyebabRadang atau infeksi ini biasanya akibat infeksi yang menjalar ke atas dari uterus, tetapi juga bisa datang dari tempat ekstra vaginal lewat jalan darah, atau menjalar dari jaringan-jaringan di sekitarnya. Diantara sebab yang paling banyak adalah infeksi gonorrhea(kencing nanah) dan Chlamidia, serta infeksi setelah aborsi dan masa nifas. Selain itu juga sebagai akibat dari beberapa tindakan, seperti kerokan, laparotomi, pemasangan IUD dan perluasan radang dari alat yang letaknya tidak jauh seperti appendiks.Peradangan biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, dimana bakteri masuk melalui vagina dan bergerak ke rahim lalu ke tuba falopii. 90-95% kasus PID disebabkan oleh bakteri yang juga menyebabkan terjadinya penyakit menular seksual (misalnya klamidia, gonore, mikoplasma, stafilokokus, streptokokus).

Infeksi ini jarang terjadi sebelum siklus menstruasi pertama, setelah menopause maupun selama kehamilan. Penularan yang utama terjadi melalui hubungan seksual, tetapi bakteri juga bisa masuk ke dalam tubuh setelah prosedur kebidanan/kandungan (misalnya pemasangan IUD, persalinan, keguguran, aborsi dan biopsi endometrium).

Penyebab lainnya yang lebih jarang terjadi adalah: • Aktinomikosis (infeksi bakteri) • Skistosomiasis (infeksi parasit) • Tuberkulosis. • Penyuntikan zat warna pada pemeriksaan rontgen khusus.

Faktor resiko terjadinya PID: • Aktivitas seksual pada masa remaja • Berganti-ganti pasangan seksual • Pernah menderita PID • Pernah menderita penyakit menular seksual • Pemakaian alat kontrasepsi yang bukan penghalang.TerapiPenyakit ini dapat diterapi dengan pemberian antibiotika. Tergantung dari derajat penyakitnya, biasanya diberikan suntikan antibiotik kemudian diikuti dengan pemberian obat oral selama 10-14 hari. Beberapa kasus memerlukan operasi untuk menghilangkan organ sumber infeksi, ini dilakukan jika terapi secara konvensional (pemberian antibiotik) tidak berhasil. Jika terinfeksi penyakit ini melalui hubungan seksual, maka pasangannya juga harus mendapat terapi pengobatan, sehingga tidak terinfeksi terus menerus. Pembedahan perlu dilakuan jika :• Jika terjadi ruptur atau abses ovarium• Jika terjadi gejala-gejala ileus karena perlekatan• Jika terjadi kesukaran untuk membedakan antara apendiksitis akuta dan adneksitis akutaMANAJEMEN TEORII.PENGKAJIAN DATAA. SubjektifBiodata : umur > 35 tahun , pendidikan yang rendah , pekerjaan : resiko tinggi terhadap PSKKeluhan : Kram atau nyeri perut bagian bawah yang tidak berhubungan dengan haid(bukan pre menstrual syndrome), keluar cairan kental berwarna kekuningan dari vagina, nyeri saat

Page 3: Macam-Macam Radang GenitaLia Interna.docx

berhubungan intim, demam, nyeri punggung, keluhan saat buang air kecilRiwayat keluhan utama : sejak kapan Ibu merasakan keluhannya ?Riwayat perkawinan : resiko meningkat pada klien yang menikah lebih dari 2 kali dan pada PSKKegiatan sehari-hariNutrisi : nutrisi yang rendah meningkatkan resikoEliminasi : Ibu mengatakan nyeri saat berkemihPersonal Hygiene : Ibu buasanya kurang menjaga kebersihannyaHubungan seksual : Ibu mengatakan nyeri saat berhubunganRiwayat Penyakit : Ibu mengatakan pernah menderita penyakit radang panggul atau penyakit menular seksual atau pernah di derita oleh suamiB. ObjektifKU : baik hingga sedangTTV : nadi dan suhu meningkatAbdomen : nyeri pada abdomen , nyeri tekanC.Pemeriksaan penunjangPemeriksaan labor : leukositosis HSGII.INTERPRETASI DATAIbu postpartum 2 minggu pertama dengan adnexiaIII.IDENTIFIKASI MASALAH DAN DIAGNOSA POTENSIALruptur atau abses ovarium , gejala-gejala ileus karena perlekatan dan kesukaran untuk membedakan antara apendiksitis akuta dan adneksitis akuta

IV.TINDAKAN SEGERA , KOLABORASI , RUJUKANTindakan segera :tidak adaKolaborasi : dapat berkolaborasi dengan dr.Sp.OG dan ahli laboratoriumRujukan : dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi

V.RENCANA ASUHAN1. Beri Ibu informasi2. Beri Ibu penjelasan tentang penyebab radang3. Beri dukungan psikologi4. Beri Ibu analgesic5. Lakukan rujukan

VI.PELAKSANAAN1.Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada Ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa keadaan Ibu sekarang kurang baik , menurut hasil pemeriksaan Ibu kemungkinan terkena peradangan pada saluran tuba2. Menjelaskan kepada Ibu factor-faktor penyebab Ibu menderita radang pada saluran tuba dan ovarium nya yaitu : infeksi yang terjadi pada tuba yang berawal dari genitalia eksterna , terinfeksi oleh kuman , dan hubungan seksual3. Memberikan dukungan psikologis kepada Ibu agar Ibu sabar menerima keadaannya dan mengatakan kepada Ibu radang yang dideritanya dapat sembuh setelah menjalani pengobatan4. Memberikan analgesic kepada Ibu agar mengurangi nyeri yang dirasakan Ibu5. Melakukan kolaborasi dan atau rujukan kepda dr.Sp.OG dan ahli laboratorium untuk tindakan

Page 4: Macam-Macam Radang GenitaLia Interna.docx

selanjutnya VII.EVALUASI1.Ibu mengerti dengan keadaannya sekarang2.Ibu paham dengan penyebab dari radang yang dideritanya3.Ibu merasa lebih tenang setelah diberikan dukungan dan penjelasan4.Ibu telah makan obat analgesic dan rasa nyerinya berkurang5.Ibu telah dirujuk

PERITONITISDEFINISIPeritonitis adalah peradangan dinding kavum abdomen atau peritoneum.ETIOLOGISecara umum peritonitis biasanya disebabkan oleh :1. Penyebaran infeksi dari organ perut yang terinfeksi.Yang sering menyebabkan peritonitis adalah perforasi lambung, usus, kandung empedu, appendiks, buli-buli dan pankreas. Sebenarnya peritoneum sangat kebal terhadap infeksi, jika pemaparan tidak berlangsung terus-menerus, tidak akan terjadi peritonitis dan peritoneum cenderung mengalami penyembuhan jika diobati.2. Luka tusuk karena bakteri dari pisau atau benda tajam yang masuk ke rongga abdomen.3. Kelainan hati atau gagal jantung, dimana cairan bisa terkumpul di perut (asites) dan mengalami infeksi.4. Penyebabnya biasanya adalah infeksi pada pipa saluran yang ditempatkan di dalam perut. 5. Iritasi tanpa infeksiMisalnya peradangan pankreas (pankreatitis akut) atau bubuk bedak pada sarung tangan dokter bedah juga dapat menyebabkan peritonitis tanpa infeksi. 6. Infeksi dari rahim dan saluran telur yang mungkin disebabkan oleh beberapa jenis kuman (termasuk yang menyebabkan gonorrhoe dan infeksi chlamidia).

PATOFISIOLOGI Peradangan menimbulkan akumulasi cairan karena kapiler dan membran mengalami kebocoran. Respon umum terhadap kehilangan cairan intravaskular ini digariskan dalam gambar l. Jika defisit cairan tidak dikoreksi secara cepat dan agresif, maka dapat menimbulkan kematian sel. Pelepasan berbagai mediator seperti interleukin, dapat memulai kaskade respons hiperinflamatoris, sehingga membawa perkembangan selanjutnya dari kegagalan banyak organ. Karena tubuh mencoba mengkompensasi dengan cara retensi cairan dan elektrolit oleh ginjal, produk buangan juga ikut menumpuk. Takikardia awalnya meningkatkan curah jantung, tetapi ini segera gagal begitu terjadi hipovolemia. Terjebaknya cairan di dalam cavum peritonealis dan lumen, lebih lanjut meningkatkan tekanan intra abdomen, membuat usaha pernafasan penuh menjadi sulit dan menimbulkan penurunan perfusi splanik.Gejala sisa metabolik mencakup katabolisme otot untuk menyediakan asam amino skeleton untuk sintesis energi dan protein fase akut. Cadangan glikogen hati dengan cepat berkurang secara dini dalam perjalanan peritonitis, dan terjadi resistensi insulin relatif. Bahkan dengan pemberian protein dan kalori dari luar (eksogen), lingkungan hormonal dapat mencegah penggunaan penuhnya untuk mendukung hospes.KLASIFIKASI

Page 5: Macam-Macam Radang GenitaLia Interna.docx

A. Peritonitis PrimerPeritonitis yang disebabkan oleh penyebaran infeksi dari darah dan limfe ke peritoneum.Pembagian peritonitis berdasarkan kuman penyebab:1. Peritonitis StreptococcusPenyebabnya adalah Streptococcus ß haemolitikus, penderita terbanyak berusia ± 4 tahun akibat infeksi saluran pernafasan, seperti tonsilitis atau faringitis.2. Peritonitis pneumococcusPenyebabnya adalah pneumococcus, penderita terbanyak adalah anak perempuan berusia 3-10 tahun, akibat vaginitis dan salphingitis. Selain itu dapat disebabkan oleh pneumonia dan infeksi telinga tengah.3. Peritonitis gonococcusSering terjadi pada wanita dewasa karena salphingitis.4. Peritonitis tuberculosisPenyebabnya adalah Mycobacterium tuberculosa dan dapat terjadi pada semua golongan umur.B. Peritonitis SekunderPeritonitis yang disebabkan oleh masuknya bakteri atau enzim ke peritoneum, biasanya :- Infeksi peritoneum akut bisa disebabkan oleh perforasi gastrointestinal atau nekrosis pankreas.- Sering disebabkan oleh organisme aerob dan anaerob. Organisme yang paling sering adalah E. coli dan Bacteroides fragilis.- Pemasangan benda asing ke dalam rongga peritoneum pada :1) Kateter Ventrikulo - Peritoneal yang dipasang pada pengobatan hidrosefalus2) Kateter Peritoneo - Jugular untuk mengurangi asites3) Continous Ambulatory Peritoneal Dialisis.TANDA DAN GEJALA KLINIKGambaran klinis bervariasi sesuai dengan jenis dan luasnya agen penyebab, kondisi umum penderita dan respon tubuh penderita terhadap inflamasi dan infeksi.1. Nyeri abdomen, nyeri abdominal akut merupakan gejala khas, nyeri ini terjadi tiba-tiba, hebat, dapat terlokalisir ataupun difus2. Muntah, pada awalnya merupakan refleks visceral. Muntah kemudian menetap sebagai tanda peritonitis dan ileus.3. Peningkatan denyut nadi, temperatur, dan frekuensi pernafasan. 4. Iritasi diafragma sehingga pernafasan menjadi cepat dan dangkal.5. Nyeri tekan abdomen dan spasme otot. Nyeri lepas mungkin ditandai dengan tidak adanya nyeri tekan.6. Bising. usus menghilang dan ini merupakan tanda yang paling penting dari peritonitis.7. Distensi abdomen dalam berbagai tingkatan.Tes Laboratorium1. Leukositosis, hematokrit yang meningkat (hemokonsentrasi) dan metabolik asdosis, pada peritonistis yang tidak di terapi, dapat terjadi kegagalan-kegagalan ; pernapasan, hepatik dan renal2. Gambaran radiologik menunjukkan adanya distensi abdomen yang difus dari ileus paralitik. Lingkaran batas cairan dan gas tersebar pada Gambaran usus halus dan usus besar, berdilatasi, udara bebas dapat terlihat pada kasus – kasus perforasi.DIAGNOSADiagnosa peritonitis akut, baik yang disebabkan oleh bakterial maupun kimiawi, secara umum ditegakkan berdasarkan :

Page 6: Macam-Macam Radang GenitaLia Interna.docx

THERAPITerapi pada peritonitis primer adalah dengan pemberian antibiotika bila diagnosa telah ditegakkan. Sedangkan untuk peritonitis sekunder, terapi bergantung pada penyakit dasarnya memerlukan tindakan bedah.Langkah - langkah penatalaksanaan peritonitis :1. Mengistirahatkan traktus gastrointestinal dengan puasa dan pemasangan selang nasogastrik yang bertujuan untuk pengontrolan dekompresi terhadap distensi usus akibat ileus paralitik.2. Atasi syok dan koreksi cairan dan elektrolit. Resusitasi hebat dengan larutan salin isotonik adalah penting. Pengembalian volume intravaskular memperbaiki perfusi jaringan dan pengantaran oksigen, nutrisi, dan mekanisme pertahanan. Defisit kalium bertanggung jawab terhadap inhibisi ileus setelah peritonitis sembuh. Pengeluaran urin dan tekanan pengisian jantung harus dipantau.3. Antibiotika berspektrum luas diberikan secara empirik dan kemudian diubah jenisnya setelah hasil pembiakan laboratorik keluar. Pilihan antibiotika didasarkan pada organisme mana yang dicurigai menjadi penyebab. Antibiotika ini merupakan tambahan bagi drainase bedah, walaupun drainase sendiri tidak mutlak harus dilakukan. Harus tersedia dosis yang cukup pada saat pembedahan karena bakteremia akan berkembang selama operasi.4. Oksigen dan dukungan ventilasi. Sepsis yang sedang berlangsung membawa ke hipoksemia yang disebabkan oleh pintas dan splinting dinding dada. Penghantaran oksigen yang cukup adalah penting. 5. Obat - obat yang menstimulasi aktivitas usus tidak boleh diberikan.6. Penyakit yang berhubungan dan akibat umum peritonitis harus diobati7. Pembedahana. Koreksi penyakit dasar.Hal ini menjadi peraturan penatalaksanaan peritonitis yang fundamental. Penyingkiran atau penutupan sumber kontaminasi peritoneal harus dilakukan segera. Segala usaha harus dilakukan untuk membuang semaksimal mungkin benda asing dan material - material infeksius.b. Cairan peritoneal diaspirasi dan dibilas dengan larutan salin. Pembilasan dengan antibiotika dan antiseptika masih diperdebatkan sampai sekarang.c. Drainase (pengaliran) pada peritonitis umum tidak dianjurkan karena pipa itu dengan segera ( dalam waktu hanya beberapa jam) menjadi terisolasi atau terpisah dari ruangan yang dimaksudkan semula, mempengaruhi pertahanan peritoneum dan dapat mengganggu organ dalam. Indikasi drainase adalah :• Pengumpulan pus yang terlokalisir.• Suatu daerah dari jaringan mati yang tidak dapatdibuang.• Penutupan organ berongga yang tidak aman.• Kebocoran cairan tubuh seperti empedu, cairan pankreas, urin, cairan usus, darah yang tidak dapat dihentikan dengan operasi.Kontaminasi ret•roperitoneal dengan faeces, pus, dan darah.8. Perawatan pasca bedah harus sangat seksama pada penderita yang keadaannya gawat. Antibiotika harus diberikan dan bila perlu diganti. Ahli bedah harus waspada terhadap pembentukan abses. Posisi setengah duduk (semi - Fowler) dapat mengumpulkan pus yang terbentuk pada rongga pelvik, tetapi kegunaan posisi ini tidak sebesar yang dibayangkan.KOMPLIKASI a. Hipovolemia pada penderita peritonitis kimiawi.

Page 7: Macam-Macam Radang GenitaLia Interna.docx

b. Sepsis pada penderita peritonitis bakterial.c. Kegagalan organ - organ tubuh (pulmoner, kardial, hepatik, renal), mendahului kematian beberapa hari sebelumnya.d. Abses abdominal dan perlengketan yang dapat menyebabkan obstruksi abdominal di kemudian hari.PROGNOSAPrognosa peritonitis tergantung kepada usia penderita, penyakit yang berhubungan, penyebab peritonitis, serta daya guna dan kesigapan tindakan bedah itu sendiri.

MANAJEMEN TEORII.PENGKAJIAN DATAA.SubjektifKeluhan Ibu : Ibu mengatakan nyeri pada abdomen , ibu mengatakan mual dan muntah , Ibu mengatakan tidak dapat BAB dan perutnya kembung atau buncitRiwayat keluhan : sejak kapan Ibu merasakan keluhannya ?Riwayat Ginekologi : Ibu mengatakan pernah menderita radang organ kewanitaan , Ibu mengatakan pernah menderita penyakit menular seksual , Ibu mengatakan pernah operasi pada bagian perut dan infeksiB.OBJEKTIFTTV : nadi cepat dan lemah , suhu meningkat >380C , pernafasan cepat dan dangkal .Muka : pucat , cekungMata : cekungAbdomen : Inspeksi : Simetris, distensi (+)Palpasi: : Rigiditas pada seluruh lapangan perut (+), nyeri tekan pada seluruh lapangan perut (+), nyeri lepas pada seluruh lapangan perut (+)Perkusi : Hipertimpani, pekak hati menurun / tidak adaAuskultasi : Peristaltik usus menurun / tidak adaRT (Rectal Toucher)Perineum : NormalSfingter ani : LonggarMukosa : Licin, nyeri pada seluruh lapangan Ampula recti : KosongHS : Feses (-), darah (-), Lendir (-).C.Data PenunjangPemeriksaan darah : LeukositosisPemeriksaan radiologic : tampak distensi abdomenII.INTERPRETASI DATAIbu postpartum 2 minggu pertama normalIII.TDENTIFIKASI MASALAH DAN DIAGNOSA POTENSIALa. Hipovolemia pada penderita peritonitis kimiawi.b. Sepsis pada penderita peritonitis bakterial.c. Kegagalan organ - organ tubuh (pulmoner, kardial, hepatik, renal), mendahului kematian beberapa hari sebelumnya.d. Abses abdominal dan perlengketan yang dapat menyebabkan obstruksi abdominal di kemudian hari.

Page 8: Macam-Macam Radang GenitaLia Interna.docx

IV.TINDAKAN SEGERA , KOLABORASI , DAN RUJUKANTindakan segera : mempuasakan Ibu , beri Ibu O2 , dan pasang infuseKolaborasi : berkolaborasi dengan dr.Sp.OG dan ahli laboratorium untuk penanganan peritonitis selanjutnyaRujukan : malakukan rujukan kepada fasilitas kesehatan yang lebih tinggi dan lengkapV.RENCANA ASUHAN1. Beri Ibu informasi hasil pemeriksaan2. Beri Ibu dukungan psikologis3. Beri Ibu penanganan awal peritonitis4. Inform choice dan informed concent5. Lakukan kolaborasi atau rujukanVI.PELAKSANAAN1.Menjelaskan kepada Ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa kemungkinan Ibu menderita peritonitis2. Memberi Ibu dukungan psikologis bahwa penyakitnya dapat disembuhkan dan menganjurkan Ibu berdo’a kepada ALLAH SWT3. Memberikan penanganan awal peritonitis yaitu memasang O2 pada Ibu , mempuasakan Ibu , dan memasang infuse4. Memberikan inform choice dan informed concent kepada Ibu dan keluarga mengenai penanganan selanjutnya yaitu dirujuk ke fasilitas kesehatan lebih tinggi5. Melakukan rujukanVII.EVALUASI1.Ibu mengerti dengan keadaannya2.Ibu merasa lebih tenang dan telah berdo’a kepada Allah SWT3.O2 , dan infuse telah dipasang , dan Ibu dalam keadaan puasa4. Ibu dan keluarga setuju untuk dirujuk5.Ibu telah dirujuk

SALPINGITISDEFINISIPenyakit yang paling sering dikelirukan dengan kehamilan tuba adalah salpingitis, yang sering mempunyai riwayat serangan serupa tapi biasanya tanpa riwayat haid yang terlambat. Pada salpingitis perdarahan abnormal tidak begitu sering seperti gejala spotting yang menjadi ciri khas kehamilan tuba. Rasa nyeri dan nyeri tekan lebih besar kemungkinannya terdapat bilateral pada salpingitis. Pada kehamilan tuba, benjolan pada panggul bila teraba akan dijumpai unilateral, sedangkan pada salpingitis, kedua forniks kemungkinan sama-sama memberikan tahanan dan rasa nyeri ketika ditekan. Sebenarnya benjolan uniteral yang dijumpai pada salpingitis harus menimbulkan pemikiran segera terhadap pemikiran kehamilan tuba dengan komplikasi infeksi. Dicker dkk. (1984) melaporkan seri kasus yang terdiri atas 8 orang wanita dengan gambaran klinik abses pelvik atau tubo-ovarii unilateral. Diagnosis prabedah yang benar dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan serum yang positif untuk hormon korionik gonadotropiSuhu pada salpingitis akut biasanya melebihi 38 C. Jika ada kecurigaan terhadap kemungkinan kehamilan ektopik, tes yang sensitif untuk korionik gonadotropin dapat segera diminta. Hasil tes kehamilan yang positif merupakan informasi penting. Hasil tes kehamilan yang negatif tidak menyingkirkan kemungkinan kehamilan dan pemeriksaan kronik gonadotropin serum harus dilakukan bila diagnosis kehamilan hendak disingkirkan.

Page 9: Macam-Macam Radang GenitaLia Interna.docx

Salpingitis adalah infeksi dan peradangan di saluran tuba . . Hal ini sering digunakan secara sinonim dengan penyakit radang panggul ( PID ), meskipun PID tidak memiliki definisi yang akurat dan dapat merujuk pada beberapa penyakit saluran kelamin bagian atas perempuan, seperti endometritis , ooforitis , myometritis , parametritis dan infeksi pada peritoneum pelvis. Sebaliknya, salpingitis hanya merujuk kepada infeksi dan peradangan pada tuba falopii.

JENIS-JENIS

Ada dua jenis salpingitis: salpingitis salpingitis akut dan kronis. •Salpingitis AkutDalam salpingitis akut, saluran tuba menjadi merah dan bengkak, dan cairan ekstra mengeluarkan sehingga dinding bagian dalam tabung sering tetap bersatu. Tabung juga dapat tetap berpegang pada struktur terdekat seperti usus. Kadang-kadang, tabung fallopi dapat mengisi dan mengasapi dengan nanah. Dalam kasus yang jarang terjadi, tabung pecah dan menyebabkan infeksi berbahaya dari rongga perut (peritonitis)

• Salpingitis KronisSalpingitis kronis biasanya mengikuti suatu serangan akut. Infeksi ini lebih ringan, lebih tahan lama dan tidak dapat menghasilkan gejala terlihat banyak

Gejala biasanya muncul setelah periode menstruasi. Yang paling umum adalah:• Abnormal bau dan warna cairan vagina.• Nyeri saat ovulasi• Rasa sakit selama hubungan seksual• Sakit datang dan pergi dalam periode • Sakit perut • Turunkan sakit punggung• Demam • Mual• MuntahPenyebab dan patofisiologi Infeksi biasanya berasal di vagina, dan naik ke tabung falopi dari sana. Karena infeksi dapat menyebar melalui pembuluh getah bening, infeksi pada satu tabung fallopi biasanya menyebabkan infeksi yang lain.Faktor risikoSudah berteori bahwa aliran menstruasi retrograde dan bahwa serviks terbuka selama menstruasi infeksi memungkinkan untuk mencapai saluran tuba. Faktor risiko lain termasuk prosedur bedah, menembus dinding serviks:

• Biopsi endometrium• kuret• histeroskopirisiko lain adalah faktor yang mengubah lingkungan mikro dalam vagina dan leher rahim, menginfeksi memungkinkan organisme berkembang biak dan akhirnya naik ke tuba fallopi:

• antibiotic

Page 10: Macam-Macam Radang GenitaLia Interna.docx

• ovulasi• haid• penyakit menular seksual (PMS)

Akhirnya, hubungan seksual dapat memfasilitasi penyebaran penyakit dari vagina ke tuba fallopi. faktor risiko coital adalah:• Kontraksi uterus• Sperma, membawa organisme ke atas.spesies bakteri Bakteri yang paling terkait dengan salpingitis adalah• N. gonorrhoeae • Chlamydia trachomatis• Mycoplasma• Staphylococcus • Streptococcus Namun, biasanya salpingitis polymicrobal , melibatkan berbagai jenis organisme. Contoh lain dari organisme yang terlibat adalah:• Ureaplasma urealyticum• anaerobik dan aerobik bakteri. Epidemiologi Lebih dari satu juta kasus salpingitis akut dilaporkan setiap tahun di AS, namun jumlah insiden ini mungkin lebih besar, karena metode pelaporan tidak lengkap dan terlalu dini dan bahwa banyak kasus dilaporkan pertama ketika penyakit itu telah pergi begitu jauh bahwa mereka telah mengembangkan kronis komplikasi. Bagi wanita berusia 16-25, salpingitis adalah infeksi serius yang paling umum.Ini mempengaruhi sekitar 11% dari wanita usia reproduktif. Salpingitis memiliki insiden yang lebih tinggi di antara anggota kelas-kelas sosial ekonomi rendah. Namun, hal ini dianggap sebagai akibat dari debut seks sebelumnya, beberapa mitra dan kemampuan rendah untuk menerima perawatan kesehatan yang layak bukan karena faktor resiko independen untuk salpingitis. Sebagai akibat dari peningkatan risiko karena beberapa mitra, prevalensi salpingitis tertinggi untuk orang yang berusia 15-24 tahun. Penurunan kesadaran gejala dan kurang kemauan untuk menggunakan alat kontrasepsi juga umum dalam kelompok ini, meningkatkan terjadinya salpingitis.Komplikasi Untuk rawat inap, perlu terpengaruh 20%. Mengenai pasien yang berusia 15-44 tahun, 0,29 per 100.000 meninggal dari salpingitis. Namun, salpingitis juga dapat menyebabkan infertilitas, karena telur dirilis pada ovulasi tidak bisa kontak dengan sperma. Sekitar 75,000-225,000 kasus infertilitas di Amerika Serikat disebabkan oleh salpingitis. Kali lagi satu memiliki infeksi, semakin besar risiko infertilitas. Dengan satu episode salpingitis, risiko infertilitas adalah 8-17%. Dengan 3 episode salpingitis, risikonya 40-60%, walaupun risiko yang tepat tergantung pada tingkat keparahan dari setiap episode. Selain itu, saluran telur yang rusak meningkatkan risiko kehamilan ektopik . Dengan demikian, jika seseorang memiliki salpingitis, risiko kehamilan ektopik adalah menjadi 7 sampai 10 kali lipat lebih besar. Setengah dari kehamilan ektopik adalah karena infeksi salpingitis.

Komplikasi lain adalah:• Infeksi indung telur dan rahim• Infeksi pada pasangan seks

Page 11: Macam-Macam Radang GenitaLia Interna.docx

• Suatu abses pada ovariumPengobatanSalpingitis ini paling sering diobati dengan antibiotik. Pengobatan dan Kontak-tracing meminimalkan komplikasi, Pengobatan IV Antibiotik jika sangat tidak sehat (misalnya, Cefoxitin 2gr/6hrls lambat IV dengan Doxycyclin 100 mg/12h PO) pada awalnya kemudian Doxycyclin 100 mg / 12 jam PO dengan Metronidazol 400 mg 12h PO sampai 14 hari dapat menutupi infeksi gonore dan klamidia. jika kurang kurang sehat Ofloxacin 400 mg/12 PO h dan Metronidazol 400 mg/12 jam PO selama 14 hari.Pemeriksaan yang dilakukan adalah dengan pemeriksaan panggul , tes darah dan lendir swab dokter dapat mendiagnosis salpingitis .

MANAJEMEN TEORII.PENGKAJIAN DATAA.SubjektifBiodata : usia >35 tahun , pendidikan rendahKeluhan utama : Ibu mengatakan keluar cairan dari vagina yang berbau dan berwarna , nyeri saat akan menstruasi , sakit saat berhubungan seksual , nyeri pada perut dan punggung , demam , mual , dan muntah , perdarahan di tengah siklus haid , nyeri saat BAK , BAB , dan bersin .Riwayat keluhan utama : Sejak kapan Ibu mengalami keluhan ?Riwayat Pernikahan : wanita yang sering menikah dan berganti pasanganRiwayat Obstetri : Riwayat menstruasi : Ibu mengatakan nyeri saat akan haid dan keluar cairan yang berbau dan berwarnaKegiatan sehari-hariNutrisi : Ibu mengatakan tidak nafsu makanEliminasi : Ibu mengeluh nyeri saat BAK dan BABPersonal Hygiene : Biasanya penderita kurang menjaga kebersihan dirinyaHubungan seksual : Ibu mengeluh nyeri saat berhubunganRiwayat penyakit : Ibu mengatakan pernah menderita penyakit penyakit radang genitaliaB.ObjektifKU Ibu baik atau sedangTTV : TD biasanya normalNadi : biasanya sedikit meningkatRR : biasanya normalSuhu : > 380CAbdomen : Ibu mengatakan nyeri tekan pada daerah tuba , nyeri lepas , dan Ibu mengatakan nyerinya bertambah jika bergerakVT : Ibu mengatakan nyeri goyang porsioC. Data PenunjangBiakan ServiksBiakan TenggorokanPemeriksaan HSG (Hysterosalpingography)Tes darah lengkap : biasanya lekosit menjadi tinggiII.INTERPRETASI DATAIbu postpartum 2 minggu pertama dengan suspek salpingitisIII.IDENTIFIKASI MASALAH DAN DIAGNOSA POTENSIAL

Page 12: Macam-Macam Radang GenitaLia Interna.docx

Tuba falopi tersumbat, subfertil , pus di tuba falopi , cairan di tuba falopi , radang selaput perut , pelvis bengkak , jaringan parut di pelvis , perlengketan di pelvisIV.TINDAKAN SEGERA , KOLABORASI , DAN RUJUKANTindakan segera : tidak adaKolaborasi : dapat berkolaborasi dengan dr.SpOG dan tenaga laboratoriumRujukan : lakukan rujukan pada pasien salpingitisV.RENCANA ASUHAN1. Informasi2. Beri tahu Ibu kemungkinan penyebab radang yang diderta3. Dukungan psikologis4. Beri analgesic5. Lakukan kolaborasi atau rujukanVI. PELAKSANAAN1.Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada Ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa keadaan Ibu sekarang kurang baik , menurut hasil pemeriksaan Ibu kemungkinan terkena peradangan pada saluran tuba2. Menjelaskan kepada Ibu factor-faktor penyebab Ibu menderita radang pada saluran tuba nya yaitu : infeksi yang terjadi pada tuba yang berawal dari genitalia eksterna , terinfeksi oleh kuman , dan hubungan seksual3. Memberikan dukungan psikologis kepada Ibu agar Ibu sabar menerima keadaannya dan mengatakan kepada Ibu radang yang dideritanya dapat sembuh setelah menjalani pengobatan4. Memberikan analgesic kepada Ibu agar mengurangi nyeri yang dirasakan Ibu5. Melakukan kolaborasi dan atau rujukan kepda dr.Sp.OG dan ahli laboratorium untuk tindakan selanjutnya VII.EVALUASI1.Ibu mengerti dengan keadaannya sekarang2.Ibu paham dengan penyebab dari radang yang dideritanya3.Ibu merasa lebih tenang setelah diberikan dukungan dan penjelasan4.Ibu telah makan obat analgesic dan rasa nyerinya berkurang5.Ibu telah dirujuk

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Page 13: Macam-Macam Radang GenitaLia Interna.docx

PELVIKSITISPengertianPelvisitis atau peradangan pada organ-organ pelvis merupakan suatu istilah umum yang biasanya digunakan untuk menggambarkan keadaan atau kondisi dimana pelvis (uterus, tuba falopii atau ovarium) diserang oleh mikroorganisme patogen. Organisme-organisme ini biasanya bakteri, mereka melakukan multiplikasi dan menghasilkan suatu reaksi peradangan. Penyebarannya dari serviks melalui rongga endometrium ke dalam endosalping atau melalui jalur vena dan saluran getah bening dari ligamentumGejala infeksi genital yang dikatakan sebagai penyakit radang pelvis (PID) sering merupakan suatu gabungan yang dihasilkan berbagai derajat peradangan yang melibatkan endometrium dan tuna, walaupun bakteri dapat mencapai uterus, tuba dan ovarium melalui aliran darah, jalur penyebaran yang umum adalah :1. Migrasi ke atas dari serviks melalui rongga endometrium ke dalam endosalping (jalur umum infeksi gonore).2. jalur vena dan saluran getah bening dari ligamentum latum.

Infeksi pelvis dapat dipisahkan ke dalam tiga kategori dasar.1. Infeksi yang terjadi setelah kuretase dan postabortus serta infeksi postpartum.2. infeksi postoperatif biasanya berkembang dari organisme-organisme yang terbawa ke dalam tempat operasi dari kulit, vagina atau yang lebih jarang dari traktus gastrointestinalis sewaktu pembedahan.3. infeksi pelvis yang terjadi pada pasien yang tidak hamil tanpa didahului pembukaan bedah rongga abdomen atau endometrium.Bakteri yang biasanya bertanggung jawab terhadap infeksi pelvis adalah organisme eksogen (diperoleh dari masyarakat atau rumah sakit) atau organisme endoogen (normal ditemukan dalam saluran genital wanita atau saluran usus). Biasanya tidak patogen, namun organisme endogen ini dapat menjadi patogen pada keadaan di mana ketahanan pejamu berubah. Infeksi pelvis akut sering etiologinya polimikrobial, infeksi campuran mikroorganisme aerob dan anaerob.Resistensi pejamu terhadap infeksi tampaknya menurun setelah abortus, melahirkan, pembedahan, pecah ketuban yang memanjang dan trauma. Faktor-faktor presdiposisi lainnya dari infeksi pelvis meliputi pemakaian AKDR, produk konsepsi yang tertinggal, mentrusasi dan salpingitis gonokokus sebelumnya.Infeksi anaerob spesimen yang memadai untuk biakan anaerob meliputi darah, cairan kavum douglasi, dan aspirasi abses. Sangat penting bahwa spesimen dikirimkan ke laboratorium bakterologi dalam suatu medium transpor yang telah direduksi sebelumnya arau dalam spuit bertutup bebas udara.Tanda dan Gejala Gejala muncul setelah siklus menstruasi penderita mengeluh nyeri pada perut bagian bawah yang semakin memburuk dan disertai mual muntah. Gejala lain:

Page 14: Macam-Macam Radang GenitaLia Interna.docx

• Keputihan berwarna dan berbau tidak normal• Demam lebih dari 370C• Spotting• Dismenore nyeri saat berhubungan seksual• Dispareunia • Postcoital bleeding• Nyeri punggung bagian bawah• Kelelahan• Nafsu makan berkurang• Poliuria• Disuria

Infeksi bakteroides dicurigai apabila terdapat keadaan-keadaan berikut :1. Infeksi sistemik yang menyulitkan manipulasi traktur gastrointestinalis atau oragan pelvis wanita.2. Eksudar berbau busuk yang mengadung basil garam negatif yang tidak berhasil tumbuh dalam biakan aerob rutin.3. Adanya gas didalam abses.4. Adanya tromboflebitis septik pelvis dan atau embolis septik.5. Tidak ada respon terhadap antibiotik bakterisidal yang lazim digunakan.6. Adanya garam negatif, batang plemorfik yang buruk menyerap warna terutama bila sejumlah mikroorganisme tersebut intrasuler.

DiagnosaDiagnosa ditegakan berdasarkan gejala dan hasil dari pemeriksaan fisik yang dilakukan pemeriksaan panggul dan perabaan perut. Pemeriksaan lainya dilakukan• Pemeriksaan darah lengkap• Pemeriksaan cairan dari serviks• Kuldosintesi• Laparaskopi• USG panggul

PenangananPelviksitis tanpa komplikasi bisa diobati dengan antibiotik dan penderita tidak perlu dirawat. Jika terjadi komplikasi/ penyebaran infeksi maka penderita harus dirawat di RS. Jika tidak ada respon terhadap pemberian obat antibiotik, mungkin perlu dilakukan pembedahan. Pasangan penderita juga sebaiknya menjalani pengobatan secara bersamaan dan selama menjalani pengobatan jika melakukan hubungan seksual pasangan penserita sebainya menggunakan kondom.Terapi antibiotik pinisilin G sering efektif sebagai agen primer dalam pengobatan infeksi yang disebabkan oleh streptococcus, clostridium, neisseria gonorrhoeae dan bakteri anaerob dengan percecualiar bakteriodes.Uji suseptibilitas harus dilakukan. Pemilihan antibiotik didasarkan pada :1. Kemungkinan sumber infeksi (didapat dari masyarakat atau dari rumah sakit.2. Sediaan apus dengan perwarnaan garam.3. Terapi antibiotik lainya.4. Penilaian patogen yang paling mungkin dari pengalaman infeksi serupa sebelumnya.

Page 15: Macam-Macam Radang GenitaLia Interna.docx

5. Pola resistensi bakteri terakhir dari rumah sakit dan masyarakat.6. Riwayat pasien terhadap alergi atau atau seksifitas

Contoh regimen kombinasi yang dianjurkan adalah :1. Doksisiklin (600 mg, IV, dua kali sehari) dengan sefeksitis (2,0 gr, IV, empat kali sehari) memberikan pengamatan terhadap N. Gonorrhoeae, meliputi PPNG, dan c. Trachomatis, akan tetap tidak memberikan pengobatan optimal terhadap anaerob, masa pelvis atau infeksi pelvis yang berkaitan dengan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).2. Klindamisin (600 mg, IV, empat kali sehari) dengan gentamisin atau tobramisis (2,0 mg/kg, IV, diikuti dengan 1,5 mg.kg, IV, tiga kali sehari pada pasien dengan fungsi ginjal yang normal) dapat memberikan aktivitas optimal terhadap bakteri anaerob dan batang garam negatif fakultatif, tetapi tidak memberikan aktivitas optimal terhadap C. Tracformatif dan N. Gonorrhoeae.3. doksisiklin (100 mg, IV, dua kali sehari) dengan metronidazol (1,0 g, IV, dua kali sehari) memberikan penanganan yang baik tehadap anaerob dan C. Trachomatis.

MANAJEMEN TEORI

Hal-hal yang dikaji pada asuhan kebidanan dengan Kista Sarcoma Filodes antara lain :I. PENGUMPULAN DATA A. Data Subyektif1. IdentitasUmur >35 tahun, pendidikan yang rendah, pekerjaan seperti PSK meningkatkan resiko 2 . Keluhan utama : Keputihan berwarna dan berbau tidak normal , demam lebih dari 370C , spotting , dismenore , dispareunia , nyeri saat berhubungan seksual , ostcoital bleeding , nyeri punggung bagian bawah , kelelahan , nafsu makan berkurang , poliuria , disuria3 Riwayat keluhan utama : sejak kapan Ibu mengeluhkan keluhannya4 Riwayat menstruasi : Ibu mengatakan siklus haid tidak teratur , disminore , keluar darah dan cairan yang berbau busuk5 Riwayat Ginekologi : Ibu mengatakan pernah menderita penyakit radang genitalia sebelumnya , Ibu mengatakan pernah mengalami penyakit menular seksual , Ibu mengatakan keputihan yang banyak , berwarna , dan berbau6 Kegiatan sehari-hari : Nutrisi : Ibu mengatakan tidak nafsu makanEliminasi : Ibu mengatakan nyeri saat BAK , Ibu mengtakan BAK nya banyak dan kadang ada darahPersonal hygiene : Resiko meningkat pada Ibu yang krang menjaga hygienenyaHubungan seksual : Ibu mengatakan nyeri saat berhubungan dan terdapat darah setelah berhubunganB. Data Obyektif 1. Pemeriksaan Umuma. Keadaan umum : baik hingga sedangb. BB : kaji status gizi Ibub. TTV : TD, suhu, respirasi, dan nadi.Naadi sedikit meningkat dan suhu meningkat2.Pemeriksaan Khusus:

Page 16: Macam-Macam Radang GenitaLia Interna.docx

Abdomen : Ibu mengatakan neri tekan abdomenPemeriksaan genitaliakaji pengeluaran pervaginam : jumlah, warna, konsistensi dan bau kaji adanya tanda-tanda infeksi pada daerah genital, inspikulo,karsinoma. Portio.3.Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah,

II INTERPRESTASI DATA DASAR Ibu postpartum 2 minggu pertama dengan suspect pelviksitisIII DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL

IV ANTISIPASI TINDAKAN SEGERATindakan segera : Tidak adaKolaborasi : berkolaborasi dengan dr.Sp.OG dan ahli laborRujukan : Lakukan rujukan ke fasilitisas yang lebih lengkapV PERENCANAAN1. Jelaskan tentang hasil pemeriksaan 2. Berikan KIE tentang penyebab nyeri pada perut bagian bawah3. Beri dukungan emosional 4. Beri obat antibiotik yang sesuai5. Lakukan kolaborasi dengan dr. Sp. OG

VI PELAKSANAAN1.Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada Ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa keadaan Ibu sekarang kurang baik , menurut hasil pemeriksaan Ibu kemungkinan terkena peradangan pada saluran tuba2. Menjelaskan kepada Ibu factor-faktor penyebab Ibu menderita radang pada saluran tuba nya yaitu : infeksi yang terjadi pada tuba yang berawal dari genitalia eksterna , terinfeksi oleh kuman , dan hubungan seksual3. Memberikan dukungan psikologis kepada Ibu agar Ibu sabar menerima keadaannya dan mengatakan kepada Ibu radang yang dideritanya dapat sembuh setelah menjalani pengobatan4. Memberikan analgesic kepada Ibu agar mengurangi nyeri yang dirasakan Ibu5. Melakukan kolaborasi dan atau rujukan kepda dr.Sp.OG dan ahli laboratorium untuk tindakan selanjutnya VII.EVALUASI1.Ibu mengerti dengan keadaannya sekarang2.Ibu paham dengan penyebab dari radang yang dideritanya3.Ibu merasa lebih tenang setelah diberikan dukungan dan penjelasan4.Ibu telah makan obat analgesic dan rasa nyerinya berkurang5.Ibu telah dirujuk Diposkan oleh Dedeh Rabiatul Adawiyah di 17.16 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

http://dedehrabiatuladawiyah.blogspot.com/2011/10/macam-macam-radang-genitalia-interna.html