genitalia maskulina
DESCRIPTION
genetaliaTRANSCRIPT
PEMBAHASAN GENITALIA MASKULINA
Organa genitalia masculine interna terdiri atas testis, saluran pengeluaran
dan kelenjarasesoris. Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak di dalam
kantung pelir(skrotum). Testis berjumlah sepasang. Testis terdapat di bagian
tubuh sebelah kiri dankanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang
terdiri dari serat jaringan ikatdan otot polos. Fungsi testis secara umum
merupakan alat untuk memproduksi sperma danhormon kelamin jantan yang
disebut testoteron. ( Tortora Anagostakos, 2007 )
Saluran pengeluaran pada organa genitalia masculina terdiri dari
epididimis, vasdeferens, saluran ejakulasi dan uretra. Epididimis merupakan
saluran berkelok-kelok didalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis
berjumlah sepasang di sebelah kanan dankiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sementara sperma sampai spermamenjadi matang dan bergerak
menuju vas deferens. Vas deferens atau saluran sperma(duktus deferens)
merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakanlanjutan dari
epididimis. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannyaterdapat
di dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat
jalannyasperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani
(vesikula seminalis).Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang
menghubungkan kantung semen denganuretra. Saluran ini berfungsi untuk
mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.Uretra merupakan saluran akhir
reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsisebagai saluran kelamin
1
yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuangurin dari kantung
kemih. ( Tortora Anagostakos, 2007 )
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai
getahkelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi
untukmempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakakan sperma. Kelenjar
asesorismerupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar
prostat dankelenjar Cowper. Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung
mani) merupakankelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung
kemih. Dinding vesikulaseminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber
makanan bagi sperma.Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di
bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang
mengandung kolesterol, garam dan fosfolipidyang berperan untuk kelangsungan
hidup sperma. Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra)merupakan kelenjar yang
salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowpermenghasilkan getah yang
bersifat alkali (basa). ( Tortora Anagostakos, 2007 )
Organ genitalia masculine eksterna terdiri dari penis dan skrotum. Penis
terdiri daritiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak di
bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada di
bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus
uretra. Uretra pada penis dikelilingioleh jaringan erektil yang rongga-rongganya
banyak mengandung pembuluh darah danujung ujung saraf perasa. Bila ada suatu
rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuholeh darah sehingga penis menjadi
tegang dan mengembang (ereksi).Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung
2
yang di dalamnya berisi testis. Skrotumberjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan
dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan danskrotum kiri dibatasi oleh sekat
yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Ototdartos berfungsi untuk
menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur.Di dalam
skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurikdinding
perut yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengatur
suhulingkungan testis agar kondisinya stabil ( Tortora Anagostakos, 2007 )
Gambar : Genitalia Maskulina
3
Testis
Testis adalah organ genitalia pria yang ada pada orang normal jumlahnya
ada dua yang masing – masing terletak didalam skrotum kanan dan kiri.
Bentuknya ovoid dan pada dewasa ukuranya adalah 4x3x2,5 cm, dengan volume
15-25 ml. (Basuki 2011)
Testis merupakan organ kelamin laki-laki tempat spermatozoa dan hormon
laki-laki dibentuk testeron dihasilkan testis, berkembang di dalam abdomen dan
turun melalui saluran inguinal kiri dan kanan masuk ke dalam skrotum.
(Syaifuddin:1997)
Testis Merupakan organ kuat mudah bergerak dan terletak didalam
scrotum. Testis dextra biasanya lebih rendah dari pada testis sinistra. Masing-
masing testis dikelilingi oleh capsula fibrosa yang kuat yaitu tunica albuginea.
(Snell, 2006)
Dipermukaan dalam capsula terbentang banyak septa fibrosa yang
membagi bagian dalam organ menjadi lobulus – lobulus ( lobuli testis ). Didalam
setiap lobulus terdapat satu sampai tiga tubuli seminiferi yang berkelok-kelok.
Tubuli seminiferi bermuara kedalam jalinan saluran yang menghubungkan
retetestis dengan ujung atas epididymis.spermatogenesis normal hanya dapat
terjadi bila testis berada pada suhu yang rendah dari pada suhu didalam cavitas
abdominalis. Bila testis terletak didalam scrotum, testis berada pada suhu sekitar
3oC lebih rendah dari pada suhu abdomen.
4
(Sobotta edisi 22)
5
Pengaturan suhu testis didalam skrotum tidak seluruhnya dimengerti,
tetapi daerah permukaan kulit skrotum secara reflex dapat diubah dengan
kontraksi muskulus dartos dan muskulus cremaster. Sekarang diketahui bahwa
venae testiculares didalam feniculus spermatikus yang membentuk plexus
pampiniformis, bersama dengan cabang – cabang arteri testiculares yang terletak
dekat vena , mungkin membantu menstabilkan suhutestis dengan mekanisme
pertukaran panas secara countercurrent. Dengan cara ini, darah panas yang yang
berasal dari abdomen memberikan panasnya kedarah yang berjalan ke atas
melalui vena – vena ke abdomen. (Snell, 2006)
Testis mendapatkan darah dari beberapa cabang arteri, yaitu (1) arteri
spermatika interna yang merupakan cabang dari aorta, (2) arteri deferensialis
cabang dari arteri vesikalis inferior, dan (3) arteri kremasterika yang merupakan
cabang dari arteri epigastrika. Pembuluh vena yang meninggalkan testis
berkumpul membentuk pleksus pampiniformis. (Basuki: 2003)
Fungsi testis terdiri dari : Membentuk gamet-gamet baru yaitu
spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferus, dan Menghasilkan hormon
testosteron, dilakukan oleh sel intestinal. (Syaifuddin: 1997)
Epididymis
Epididymis adalah organ yang berbentuk seperti sosis, terdiri atas kaput,
korpus dan kauda epididymis. Korpus epididymis dihubungkan dengan testis
melalui duktuli eferentes. Vaskularisasi epididymis berasal dari arteri testikularis
6
dan arteri deferensialis. Disebelah kaudal, epididymis berhubungan dengan vasa
deferens. (Basuki: 2003)
Epididymis merupakan struktut kuat yang terletak posterior terhadap
testis, dengan ductuc deferen disisi medialnnya. Epididymis mempunyai ujung
atas yang melebar, caput, corpus, dan cauda yang arahnya ke inferior. Di lateral
terdapat alur nyata antara testis dan epididymis, yang dibatasi oleh lapisan visceral
tunika vaginalis dan dinamakan sinus epididymis.(Snell, 2006)
Epididymis merupakan saluran yang berkelok-kelok yang panjangnya 20
kaki (6 m) dan tertanam didalam jaringan ikat. Saluran ini berasal dari cauda
epididymis sebagai ductus deferens dan masuk kedalam funiculus spermaticus.
(Snell, 2006)
Saluran yang panjang merupakan tempat penyimpanan spermatozoa untuk
menjadi matang. Salah satu fungsi utama epididymis adalah mengabsorbsi cairan.
Fungsi lainya mungkin menambahkan zat pada cairan semen untuk memberikan
makanan pada spermatozoa yang sedang mengalai proses pematangan .(Snell,
2006)
Sel-sel spermatozoa setelah diproduksi didalam testis, dialirkan ke
epididymis. Disini spermatozoa mengalami maturasi sehingga mejadi motil (dapat
bergerak) dan disimpan didalam kauda epididymis sebelum dialirkan ke vas
deferens. (Basuki: 2003)
Perdarahan testis dan epididymis
Arteri testicularis adalah sebuah cabang aorta abdominalis. Vena
testiculares keluar dari testis dan epididymis sebagai jalinan vena, plexus
7
pampiniformis. Jalinan ini menjadi kecil dan akhirnya membentuk sebuah vena
yang berjalan keatas melalui canalis inguinalis. Vena testiculares mengalirkan
darah kevena caava inferior, dan vena testiculares sinistra bermuara kevena renalis
sinistra.(Snell, 2006)
Aliran limf testis dan epididymis
Pembuluh-pembuluh limf berjalan keatas didalam funiculuc spermaticus
dan berakhir di nodi lymphoidei disamping aorta (nodi lymphoidei lumbales atau
paraaortici) setinggi vertebra lumbalis I(yaitu pada planum transpyloricum).
Aliran seperti ini diperkirakan karena selama perkembangannya, testis bermigrasi
dari bagian atas dinding posterior abdomen, turun melalui canalis inguinalis, dan
masuk kedalam skrotum, menarik suplai darah dan pembuluh limf mengikutinya.
(Snell, 2006)
Vas deferens
Vas deferens adalah organ berbentuk tabung kecil dan panjangnya 30-35
cm, bermula dari kedua epididymis dan berakhir pada duktus ejakulatorius di
uretra posterior. Dalam perjalanannya menuju duktus ejakulatorius, duktus
deferens dibagi dalam beberapa bagian, yaitu : Pars tunika vaginalis, Pars
skrotalis, Pars inguinalis, Pars pelvikum, Pars ampularis. (Basuki: 2003)
Duktus ini terdiri atas otot polos yang mendapatkan persarafan dari system
simpatik sehingga dapat berkontraksi untuk menyalurkan sperma dari epididymis
ke uretra posterior. (Basuki: 2003)
8
Merupakan saluran berdinding tebal dengan panjang +45cm yang
berfungsi menyalurkan sperma matang dari epididymis ke ductus ejaculatorius
dan urethra. Vas deferen berasal dari cauda epididymis dan berjalan didalam
canalis inguinalis. Bagian terminal vas deferen melebar membentuk ampulla
ductus deferentis, ujung bawah ampulla menyempit dan bergabung dengan ductus
vesicula seminalis membentuk ductus ejaculatorius. (Snell, 2006)
Vesicula Seminalis
Merupakan dua buah organ yang berlobus dengan panjang kurang lebih 2
inci (5cm) dan terletak pada facies posterior vesicae. Ujung atasnya terletak agak
berjauhan dan ujung bagian bawahnya saling berdekatan. Pada sisi medial
masing-masing vesicula seminalis terdapat bagian terminal ductus deferens.
Diposterior, vesicula seminalis berbatasan dengan rectum. Ke inferior, vesicula
seminalis menyempit dan bersatu dengan ductus deferens sisi yang sama untuk
membentuk ductus ejakulatorius. Masing-masing vesicular seminalis terdiri atas
saluran melengkung yang tertnam didalam jaringan ikat. (Snell, 2006)
Fungsinya adalah menghasilkan sekret yang ditambahkan pada cairan
semen dan sebagai makanan spermatozoa. Dinding vesicula seminalis
berkontraksi selama ejakulasi dan mendorong isinya ke ductus ejaculatorius
sehingga mengeluarkan spermatozoa ke urethra. (Snell, 2006)
9
Ductus Ejaculatorius
Memiliki panjang 1 inci serta dibentuk oleh persatuan ductus deferens dan
ductus vesicula seminalis. Ductus ejaculatorius menembus fasies posterior
prostatae dan bermuara ke urethra pars prostatica, dekat pinggir utriculuc
prostaticus. Fungsinya adalah mengalirkan cairan semen ke urethra. (Snell, 2006)
Penis
Penis mempunyai radix penis yang terfiksasi dan copus penis yang
tergantung bebas
Radix penis dibentuk oleh tiga massa jaringan erektil yang dinamakan
bulbus penis dan crus dextra dan sinistra. Bulbus penis ditembus oleh urethra dan
permukaan luarnya dibungkus oleh musculus bulbospongiosus. Bulbus
melanjutkan diri kedepan sebagai corpus penis dan membentuk corpus
spongiosum penis. (Snell, 2006)
Corpus penis terdiri dari tiga jaringan erektil yang diliputi sarung fascia
berbentuk tubular (fascia buck). Jaringan erektil dibentuk dari dua corpora
cavernosa penis yang terletak didorsal dan satu corpus spongiosum penis terletak
di ventral lalu melebar membentuk glans penis yang meliputi distal corpora
cavenosa. Glans penis terdapat cela yang merupakan muara urethra disebut ostium
erethrae externum.(Snell, 2006)
Preputium penis merupakan lipatan kulit menutupi glans penis. Preputium
dihubungkan dengan glans penis oleh lipatan yang terdapar tepat dibawah muara
urethra dan dinamakan frenulum preputi.(Snell, 2006)
10
Pendarahan
Arteriae
Corpora cavernosa penis diperdarahi oleh arteri profunda penis. Corpus
spongiosum penis diperdarahi oleh arteri bulbi penis. Sebagai tambahan ada arteri
dorsalis penis. Semua arteri diatas adalah arteri pudenda interna.(Snell, 2006)
Venae
Venae bermuara ke vena pudenda interna .(Snell, 2006)
Aliran limf
Cairan limf kuloit penis dialirkan kenodi superomedialis dari nodi
inguinales superficiales. Struktur profunda penis meengalirkan cairan limfnya ke
nodi iliaci interni.(Snell, 2006)
Persarafan
Persyarafan Berasal dari nervus pudendus dan plexus pelvicus.(Snell,
2006)
11
(Sobotta edisi 22)
12
(Sobotta edisi 22)
13
Urethra masculina
Urethra masculina panjangnya sekitar 8 inci (+ 20cm) dan terbentang dari
collum vesicae urinaria sampai urethra externum pada glans penis. (Snell, 2006)
Mempunyai 3 bagian:
1. Urethra pars prostatica, panjang 3cm dan berjalan melalui prostat dari basis
sampai apex.
2. Urethra pars membranacea, pamjang 1,25cm terletak didalam diaphragma
urogenitale dan dikelilingi oleh musculus sphincter urethrae
3. Urethra pars spongiosa, panjang 15,57cm dan dibungkus didalam bulbus dan
corpus spongiosum penis.
Bagian urethra yang terletak didalam glans penis yang melebar membentuk
fossa navicularis. (Snell, 2006 : 397)
Pendarahan
1. Arteri vesica inferior memperdarahi pars intramularis et prostatica via rami
postatici
2. Arteri rectalis media dan arteri pudenda interna memperdarahi pars
membranacea et spongiosa.(Snell, 2006)
Persarafan
1. Parasimpatis merupakan inhibitirik terhadap muscle sphincter urethrae
internus
2. Simpatis merupakan motorik terhadap muscle sphincter urethrae internus
3. Aferen viceralis dan aferen somatik. (Snell, 2006)
14
Scrotum
Scrotum adalah kantong yang menonjol keluar dari bagian bawah dinding
anterior abdomen. Scrotum berisi testis, epididymis, dan ujung bawah funiculuc
spermaticus. (Snell, 2006)
Dinding scrotum memiliki lapisan sebagai berikut : cutis, fascia
superfisialis, muskulus dartos (otot polos) menggantikan panniculus adiposuss,
fascia spermatica ekstrena berasal dari muskulus obliqus eksternus abdominis,
fascis cremasterica yang berasal dari muskulus obliqus internus abdominis, fascia
spermatica interna yang berasal dari fascia transversalis, dan tunika vaginalis.
(Snell, 2006)
Pendarahan
Plexus subcutaneous dan anastomosis arterionevosa menyebabkan suhu
turun dan keadaan ini membantu mengontrol temperature lingkungan.(Snell,
2006)
Arteriae
Arteriae pudenda eksterna dari arteri femoralis dan rami skrotales arteriae
pudenda interna.(Snell, 2006)
Venae
Venae mengikuti arteri yang sama, vena pudenda eksterna menuju vena
femoralis dan rami skrotales vena pudenda interna. (Snell, 2006)
Aliran limf
Cairan limf dari kulit dan fascia, termasuk tunika vaginalis dialirkanb ke
nodi lymphoidei inguinalis superficiales. (Snell, 2006)
15
Perarafan
Permukaan anterior scrotum diurus oleh nervus ilioinguinalis dan ramus
genitalis nervus genitofemoralis, dan permukaan posterior diurus oleh cabang
nervi perinealis dan nervus cutaneus femoris posterior. (Snell, 2006)
(Sobotta edisi 22)
16
Kelenjar Prostat
Prostat adalah organ genitalia pria yang terletak disebelah inferior buli-
buli, didepan rectum dan membungkus uretra posterior. Bentuknya seperti buah
kemiri dengan ukuran 4 x 3 x 2,5 dan beratnya kurang lebih 20 gram. (Basuki:
2003)
Merupakan organ kelenjar fibromuskular yang mengelilingi urethra pars
prostatica dan mempunyai panjang 3cm. Prostat dikelilingi oleh capsula fibrosa.
(Snell, 2006)
Hubungan
1. Ke superior: basis prostatae berhubungan dengan collum vasicae.
2. Ke inferior: apex prostatae terletak pada fecies superior diaphragma
urogenitale.
3. Ke anterior: facies anterior prostatae berbatasan dengan symphisis pubica,
dipisahkan oleh lemak ekstraperitonial yang terdapat didalam spatium
retrobicum.
4. Ke posterior: fadies posterior prostatae berhubungan erat dengan facies
anterior ampulla recti dan dipisahkan daari rectum oleh septum rectovesicale.
5. Ke lateral: facies lateralis prostatae difiksasi oleh serabut anterior muscularis
levator ani pada saat serabut ini berjalan ke posterior dari pubis. (Snell, 2006)
17
(Sobotta edisi 22)
Pendarahan
Arterae
Arterae merupakan cabang arteri vesicula inferior dan arteria rectalis
media. (Snell, 2006)
Venae
18
Venae membentuk plexus venosus prostaticus yang terletak diantara
capsula prostatica dan selubung fibrosa. Menampung darah dari vena dorsalis
profunda penis dan sejumlah venae vesicales, selanjutnya bermuara ke vena iliaca
penis. (Snell, 2006)
Persarafan
Berasal dari plexus hypogstricus inferior. Saraf simpatis merangsang otot
polos prostatae saat ejakulasi. (Snell, 2006)
Bila mengalami pembesaran, organ ini membuntu uretra pars prostatika
dan menyebabkan terhambatnya aliran urine keluar dari buli-buli. kelenjar yang
terletak di bawah vesika urinaria melekat pada dinding bawah vesika urinaria di
sekitar uretra bagian atas kelenjar prostat kira-kira sebesar buah kenari letaknya di
bawah kendung kemih mengelilingi uretra dan terdiri dari kelenjar majemuk,
saluran-saluran dan otot polos. Berat normal pada orang dewasa kurang lebih 20
gram, dengan jarak basis ke apex kurang lebih 3 cm, lebar yang paling jauh 4 cm
dengan tebal 2,5 cm. (Syaifuddin: 1997)
Pada umur 70 tahun, berat prostat mencapai 60-200 gram. Kelenjar prostat
merupakan kelenjar yang terdiri atas dari jaringan kelenjar dinding uretra yang
mulai menonjol pada massa pubertas. Biasanya kelenjar prostat dapat tumbuh
seumur hidup. Secara anatomi prostat berhubungan erat dengan kandung kemih,
uretra, kedua ureter, vas deferens, dan vesikula seminalis. Prostat terletak di atas
diafragma panggul sehingga uretra yang terfiksasi dalam diafragma tersebut,
19
dapat terobek bersama diafragma bila terjadi cedera dan prostat juga dapat diraba
pada pemeriksaan colok dubur. (Syaifuddin: 1997)
Kelenjar prostat terbagi menjadi 5 lobus:
1. Lobus Medius
2. Lobus Lateralis
3. Lobus Anterior
4. Lobus Posterior. (Syaifuddin: 1997)
Selama perkembangannya lobus medius, lobus anterior, lobus posterior
akan menjadi satu dan disebut lobus medius. Pada penampang, lobus medius
kadang-kadang tidak tampak karena terlalu kecil dan lobus lain tampak homogen
berwarna abu-abu, dengan krista kecil berisi cairan seperti susu. (Syaifuddin:
1997)
Prostat mengeluarkan sekret cairan yang bercampur sekret dari testis,
pembesaran prostat akan membendung uretra dan merupakan suatu kelenjar yang
terdiri dari 30-50 kelenjar. Fungsi kelenjar prostat: menambah cairan alkalis pada
cairan seminalis berguna untuk melindungi spermatozoa terhadap tekanan yang
terdapat pada uretra. (Syaifuddin: 1997)
20
Otot – Otot Urogenitalis Pria
Nama otot Origo Insertio Persarafan Fungsi
M.Bulbospongiosus Corpus
perineale
Fascia
bulbus penis
serta corpus
spongiosung
dan corpus
cavernosum
penis
Ramus
perinealis
n.pudendus
Mengkompresi
urethra dan
membatu
ereksi penis
M.Ischiocavernosus Tuber
ishiadicum
Fascia yang
meliputi
corpus
cavernosum
penis
Ramus
perinealis
n.pudendus
Membantu
ereksi penis
M.Sphincter
Urethrae
Arcus
pubicus
Sekitar
urethra
Ramus
perinealis
n.pudendus
Sphincter
volunter
urethra
M.Transversus
Perinei
Superficialis
Tuber
ischiadicum
Corpus
perineale
Ramus
perinealis
n.pudendus
Fiksasi corpus
perineale
M.Transversus
Perinei Profundus
Ramus
ischiadicum
Corpus
perineale
Ramus
perinealis
Fiksasi corpus
21
n.pudendus perineale
KELAINAN DAN PENYAKIT GENITALIA MASCULINA
Testis Maldensensus
Pada masa janin testis berada didalam rongga abdomen dan beberapa saat
sebelum bayi dilahirkan, testis mengalami desensus testiculorum atau turun
kedalam kantung skrotum. Diduga ada beberapa faktor yangmempengaruhi
penurunan testis kekantong skrotum, antara lain : adanya tarikan dari
gubernaculum testis dan otot kremaster, perbedaan pertumbuhan gubernaculum
dengan pertumbuhan badan, dan dorongan dari tekanan intra abdominal. (Basuki:
2003)
Oleh karena sesuatu hal, proses desensus testikulorum tidak berjalan
dengan baik sehingga testis tidak berada dalam kantong skrotum (maldesensus).
Dalam hal ini testis mungkin dapat mencapai skrotum tetapi masih berada pada
jalur yang normal, keadaan ini disebut kriptokismus, atau proses desensus, testis
tersesat (keluar) dari jalur yang normal, keadaan ini disebut sebagai testis ektopik.
(Basuki: 2003)
Testis maldesensus dapat terjadi karena adanya kelainan pada
gubernakulum testis, kelainan intrinsik testis, atau defisiensi hormon gonadotropin
yang memacu proses desensus testis. (Basuki: 2003)
22
Terapi
Orchiopexy
Pada operasi orkiopeksia (dengan herniotomi) testis dengan pembuluh
darahnya dilepaskan dari funikulus spermatikus, termasuk m.kremaster dan
difiksasi di dalam skrotum (Sjamsuhidajat,2010:263).
Menurut Firdaoessaleh (2007), prinsip dasar Orchiopexy:
a) Mobilisasi yang cukup dari testis dan pembuluh darah,
b) Ligasi kantong hernia
c) Fiksasi yang kuat testis pada skrotum
Testis sebaiknya direlokasi pada subkutan atau subdartos pouch skrotum.
Tindakan operasi sebaiknya dilakukan sebelum pasien usia 2 tahun, bahkan
beberapa penelitian menyarankan pada usia 6 – 12 bulan. Penelitian melaporkan
spermatogonia akan menurun setelah usia 2 tahun.
23
Hipospadias
Hipospadias adalah kelainan kongenital yang berupa muara uretra yang
terletak disebelah ventral penis dan proksimal ujung penis. Letak meatus uretra
bisa terletak pada glandular hingga perineal. Akngka kejadian hipospadia adalah
3,2 dari 1000 kelahiran hidup. ( Basuki: 2003)
Hipospadia adalah suatu keadaan akibat penyatuan lipatan uretra,yang
tidak sempurna sehingga membentuk muara uretra abnormal di sepanjang
permukaan inferior penis, atau di dekat pangkal penis,biasanya di dekat glans, di
sepanjang batang penis, atau di dekat pangkal penis. Pada kasus yang jarang,
ostium uretra meluas di sepanjang rafe skrotalis. Jika penyatuan kedua lipatan
uretra sama sekali tidak terjadi, akan terbentuk suatu celah sagital lebar di
sepanjang penis dan skrotum. Kedua penenbalan skrotum kemudian tampak
seperti labia mayora. (Sadler T.W.,2009)
Berdasarkan letak muara uretra setelah dilakukan koreksi korde, browne
(1936) membagi hipospadia dalam tiga bagian besar, yaitu hipospadia (1) anterior
terdiri atas tipe granular, subkoronal, dan penis distal. (2) hipospadia medius
terdiri atas midshaft, dan penis proksimal. (3) hipospadia posterior terdiri atas
penoskrotal, scrotal, dan perineal. ( Basuki: 2003)
24
Epispadia
Epispadia adalah kelainan yang jarang dijumpai (1/30000 kelahiran)
berupa ostium uretrae eksternum yang ditemukan di dorsum penis. Tuberkulum
genital, bukanya terbentuk di batas cranial membrane kloakalis, tampaknya
terbentuk di regio septum urorektal. Karena itu, sebagian dari membrane kloakalis
terdapat di sebelah cranial dari tuberkulum genital, dan ketika membrane ini
pecah, muara sinus urogenitalis menjadi terletak di aspek cranial penis. (Sadler
T.W., 2009)
Benign Prostatic Hiperplasia (BPH)
BPH merupakan sejenis keadaan di mana kelenjar prostat membesar
dengan cepat.Tanda klinis terpenting dalam BPH adalah ditemukannya
25
pembesaran pada pemeriksaan colok dubur / digital rectal examination (DRE).
BPH prostat teraba membesar dengan konsistensi kenyal, ukuran dan konsistensi
prostat perlu diketahui, walaupun ukuran prostat yang ditentukan melalui DRE
tidak berhubungan dengan derajat obstruksi. Apabila teraba indurasi atau terdapat
bagian yang teraba keras, perlu dipikirkan kemungkinan prostat stadium 1 dan 2.
(Birowo P: 2002)
Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya
hiperplasia prostat; tetapi beberapa hpotesis menyebutkan bahwa hiperplasia
prostat erat kaitannya dengan peningkatan kadardihidrotestoteron (DHT) dan
proses aging (menjadi tua). Beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab
timbulnya hiperplasia prostat adalah: (1) teori dihidrotestoteron, (2) adanya
ketidakseimbangan antara estrogen-testoteron, (3) interaksi antara sel stroma dan
sel epitel prostat. (4) berkurangnya kematian sel (apoptosis), dan (5) teori stem
sel. (Basuki B. Purnomo: 2011)
Berdasarkan angka autopsi perubahan mikroskopik pada prostat sudah
dapat ditemukan pada usia 30-40 tahun. Bila perubahan ini terus berkembang,
akan terjadi perubahan patologik anatomik. (Sjamsuhidajat R: 2005)
Faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya BPH adalah :
1. Kadar Hormon
2. Usia
3. Ras
4. Riwayat keluarga
26
5. Obesitas
6. Pola Diet
7. Aktivitas Seksual
8. Kebiasaan merokok
9. Kebiasaan minum-minuman beralkohol
10. Olah raga
11. Penyakit Diabetes Mellitus. (Parsons J: 2006)
Gejala Umum BPH:
1. Sering kencing
2. Sulit kencing
3. Nyeri saat berkemih
4. Urin berdarah
5. Nyeri saat ejakulasi
6. Cairan ejakulasi berdarah
7. Gangguan ereksi
8. Nyeri pinggul atau punggung (Kirby: 1997)
Gejala BPH dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu gejala
obstruktif dan gejala iritatif. (Yuwana: 2003)
27
DAFTAR PUSTAKA
Basuki B. Purnomo. 2011. Dasar-Dasar Urologi. Ed. 3. Jakarta: Sagung Seto
Birowo P, Rahardjo D. 2002. Pembesaran Prostat Jinak. Jurnal Kedokteran &
Farmasi Medika. No 7 tahun ke XXVIII.
Kirby, Roger S, Christmas, Timothy J. 1997. Benign Prostatic Hiperplasia.
Second Edition. Mosby International.
Parsons J. Kellog, dkk. 2006. Metabolic factors Associated with Benign
ProstaticHiperplasia. The Journals of Clinical Endocrinology &
Metabolism. Volume 91 no 7 2562-2568. URL :http://www.joem.
endojournals.org. Diakses 12 September 2013
R. Putz, R. Pabst. Atlas Anatomi Manusia Sobotta Edisi 22 Jilid 2. Jakarta: EGC.
2006
Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi ke-6.
Jakarta: EGC.
Sjamsuhidajat, R.. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-de Jong Edisi 3.
Jakarta: EGC.
Syaifuddin.1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC
Tortora, G. J., N. P. Anagnostaskos. 2007. Principles of Anatomy
28
T.W. Sadler . 2009 . Emberiologi Kedokteran Edisi 10. Alih Bahasa :Joko Suyono.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Yatim F. 2004. Pengobatan terhadap penyakit usia senja, andropause dan
kelainan ginjal. Jakarta : Pustaka Populer Obor.
Yuwana R. 2003. Permasalahan Bedah Urologi pada Manula. Semarang: UPG
Ilmu Bedah FK Undip.
29