documentlp

Download DocumentLP

If you can't read please download the document

Upload: bung-ben

Post on 06-Dec-2015

9 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

CA REKTUM

TRANSCRIPT

BAB I

BAB I

A.KONSEP DASARANATOMI SISTEM PENCERNAAN

Fungsi utama sistem ini adalah untuk menyediakan makanan, air dan elektrolit bagi tubuh dari nutrein yang dicerna sehingga siap diabosrbi. Pencernaan berlangsung secara mekanik dan kimia, dan meliputi proses-proses sebagai berikut :

Ingesti adalah masuknya makanan ke dalam mulutPemotongan dan penggilingan makanan dilakukan secara mekanik oleh gigi. Makanan kemudian bercampur dengan saliva sebelum ditelan (menelan)Peristalsis adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang menggerakkan makanan tertelan melalau saluran pencernaanDigesti adalah hidrolis kimia (penguraian) molekul besar menjadi molekul kecil sehingga absorbsi dapat berlangsungAbsorbsi adalah pergerakan produk akhir perncernaan dari lumen saluran pencernaan ke dalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga dapat digunakan oleh sel tubuh.

Rongga oral, faring dan esogafusRongga oral adalah jalan masuk menuju sistem pencernaan dan berisi organ aksesori yang berfungsi dalam proses awal pencernaan. Rongga vestibulum (bukal) terletak di antara gigi, dan bibir dan pipi sebagai batas luarnya. Rongga oral utama dibatasi gigi dan gusi di bagian depan, palatum lunak dan keras di bagian atas, lidah di bagian bawah, dan orafaring di bagian belakang.

Gigi

Gigi tersusun dalam kantong-kantong (alveoli) pada mandibula dan maksilaa) Anatomi gigiSetiap lengkung berisan gigi pada rahang membentuk lengkung gigi. Lengkung bagian atas lebih besar dari bagian bawah sehingga gigi-gigi atas secara normal akan menutup (overlap) gigi bawah. Manusia memiliki 2 susunan gigi : gigi primer (desiduous, gigi susu) dan gigi sekunder (permanen).Gigi primer dalam setengah lengkung gigi (dimulai dari ruang di antara gigi depan) terdiri dari, dua gigi seri, satu taring, dua geraham molar (moral), untuk total keseluruhan 20 gigiGigi sekunder mulai keluar pada saat usia lima sampai enam tahun. Setengah dari lengkung gigi terdiri dari dua gigi seri, satu taring, dua premolar (bikuspid), dan tiga graham (trikuspid), untuk total keseluruhan 32 buah, geraham ketiga disebut gigi bungsu.

Fungsi gigi

Gigi berfungsi dalam proses mastikasi (pengunyahan). Makanan yang masuk ke dalam mulut dipotong menjadi bagian-bagian kecil dan bercampur dengan saliva untuk membentuk bolus makanan yang dapat ditelan.

EsofagusAnatomi esofagus adalah tuba muskular, panjangnya sekitar 9 sampai 10 inchi (25 cm) dan berdiameter 1 inchi (2,54 cm). Esofagus berawal pada area laringofaring, melewati diagfragma dan hiatus esofagus (lubang) pada area sekitar vertebra toraks kesepuluh, dan membuka ke arah lambung.Fungsi esofagus menggerakkan makanan dari faring ke lambung melalui gerak peristaltis. Mukosa esofagus memproduksi sejumlah besar mukus untuk melumasi dan melindungi esofagus. Esofagus tidak memproduksi enzim pencernaan.

LambungAnatomi

Lambung adalah organ berbentuk J, terletak pada bagian superior kiri rongga abdomen di bawah diafragma. Semua bagian, kecuali sebagian kecil, terletak pada bagian kiri garis tengah. Ukuran dan bentuknya bervariasi dari satu individu ke individu lain. Regia-regia lambung terdiri dari bagian jantung, fundus, badan organ, dan bagian pilorus. Bagian jantung lambung adalah area disekitar pertemuan esofagus dan lambung (pertemuan gastroesofagus). Fundus adalah bagian yang menonjol ke sisi kiri atas mulut esofagus. Badan lambung adalah bagian yang terdiltasi di bawah fundus, yang membentuk dua pertiga bagian lambung. Tepi medial badan lambung yang konkaf disebut kurvatur kecil tepi lateral badan lambung yang konveks disebut kurvatur besar.

Fungsi lambung

Penyimpanan makananProduksi kimusDigesti proteinProduksi mukusProduksi faktor intrinsikAbsorbsi

Usus halusKeseluruhan usus halus adalah tuba terlilit yang merentang dari sfinger pilorus sampai ke katup ileosekal, tempatnya menyatu dengan usus besar. Diameter usus halus kurang lebih dari 2,5 cm dan panjangnya 3 sampai 5 meter saat bekerja. Panjang 7 meter pada mayat dicapai saat lapisan muskularis eksterna berelaksasi.

Usus halus terdiri dari :Duodenum adalah bagian yang terpendek (25 sampai 30 cm). Duktus empedu dan duktus prankeas, keduanya membuka ke dinding posterior duodenum beberapa sentimeter di bawah mulut pilorusYeyunum adalah bagian yang yang selanjutnya. Panjangnya kurang lebih 1 sampai 1,5 mIleum (2 m sampai 2,5 m) merentang sampai menyatu dengan usus besar

Motilitas

Atau gerakan usus halus adalah mencampur isinya dengan enzim untuk pencernaan, memungkinkan produk akhir pencernaan mengadakan kontak dengan sel aborptif dan mendorong zat sisa memasuki usus besar. Pergerakan ini dipicu oleh peregangan dan secara refleks dikendalikan oleh SSO.Peristalsis

adalah kontraksi ritmik otot polos longtudinal dan sirkular. Kontraksi ini adalah daya dorong utama yang menggerakkan kimus ke arah bawah di sepanjang saluran.

Prankeas, hati dan kandung empeduPankreas

Pankreas adalah kelenjar terelongasi berukuran besar dibalik kurvatur besar lambung. Sel-sel endokrin (pulau-pulau langerhans) pankreas mensekresi hormon insulin dan glukagon. Sel-sel ensokrin (asinar) mensekresi enzim-enzim pencernaan dan larutan berair yang mengandung ion karbonat dalam kosentrasi tinggi.Hati

Hati adalah organ viseral terbesar dan terletak di bawah kerangka iga. Beratnya 1,500 gr (3 lbs) dan pada kondisi hidup berwarna merah tua karena kaya akan persediaan darah. Hati menerima darah teroksigenasi dari arteri hepatika dan darah yang tidak teroksigenisasi tetapi kaya akan nutrein dari vena portal hepatika. Hati terbagi menjadi lobus kanan dan kiri.Fungsi utama hati :SekresiMetabolisme : hati memetabolisme protein, lemak dan karbohidrat tercernaPenyimpanan : hati penyimpanan mineral, vitamin larut lemakDetoksivikasi Produksi panasPenyimpanan darah

Empedu

Empedu yang diproduksi oleh sel-sel hati memasuki kanalikuli empedu yang kemudian menjadi duktus hepatika kanan dan kiri. Duktus hepatika menyatu untuk membentuk duktus hepatik komunis yang kemudian menyatu dengan duktus sistikus dari kandung empedu dan keluar dari hati sebagai duktus empedu komunis.Komposisi empedu adalah larutan berwarna kuning kehijauan terdiri dari 97% air, pigmen empedu, dan garam-garam empedu yang terdiri dari garam pigmen empedu dan garam-garam empedu.Kandung empedu Adalah kantong muskular hijau menyerupai pir dengan panjang 10 cm. Organ ini terletak di lekukan di bawah lobus kanan hati. Fungsi kandung empedu Untuk menyimpan cairan empedu yang secara terus menerus disekresi oleh sel-sel hati, sampai diperlukan dalam duodenum. Di antara waktu makan, sfingter oddi menutup dan cairan empedu mengalir ke dalam kandung empedu yang relaks. Pelepasan cairan ini dirangsang oleh CCK.Kandung empedu juga berfungsi untuk mengkosentrasi cairannya dengan cara mereabsorbsi air dan elektrolit. Dengan demikian, kandung ini mampu menampung hasil 12 jam sekresi empedu hati.

Usus BesarBegitu materi dalam saluran pencernaan masuk ke susu besar, sebagian besar nutrein telah dicerna dan diabsorbsi dan hanya menyisakan zat-zat yang tidak tercerna dan diabsorbsi dan hanya menyisakan zat-zat yang tidak tercena. Makanan biasa memerlukan waktu 2 sampai 5 hari untuk menempuh ujung saluran pencernaan yang satu ke ujung lainnya : 2 sampai 6 jam di lambung, 6 sampai 8 jam di usus halus, dan sisa waktunya berada di usus besar.

Bagian-bagian usus besar :Sekum adalah kantong tertutup yang menggantung di bawah area katup ileosekal. Apendik velmiform, suatu tabung buntu yang sempit berisi jaringan limfoid, menonjol dari ujung sekum.Kolon adalah bagian usus besar dari sekum sampai rektum. Kolon memiliki tiga visi yaitu :Kolon esenden merentang dari sekum sampai ke tepi bawah hati di sebelah kanan dan membalik secara horisontal pada fleksura hepatika.Kolon transversa merentang menyilang abdomen di bawah hati dan lambung sampai ke tepi lateral ginjal kiri, tempatnya memutar ke bawah pada fleksura splenikKolon desenden merentang ke bawah pada sisi kiri abdomen dan menjadi kolon sigmoid berbentuk S yang bermuara di rektum.Rektum adalah bagian saluran pencernaan selanjutnya dengan panjang 12 sampai 13 cm. Rektum berakhir pada saluran anal dan membuka ke eksterior di anus.Mukosa saluran anal tersusun dari kolumna rektal (anal), yaitu lipatan-lipatan yang masing-masing berisi arteri dan venaSfinger anal internal otot polos (involunter) dan sfinger anal eksternal otot rangka (vounter) mengitari anus

Fungsi usus besar :Mengobservasi 80% sampai 90% air dan elektrolitUsus besar hanya memproduksi mukusMencerna sejumah kecil selulosa dan memproduksi sedikit kalori nutrein bagi tubuh.Mengekskresi zat sisa dalam bentuk feses.

2. FISIOLOGI SISTEM PENCERNAANFungsi Sistem PencernaanUntuk melakukan fungsinya, semua sel tubuh memerlukan nutrient. Nutrien ini harus diturunkan dari masukan makanan yang terdiri dari protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral serta serat selulosa dan bahan sayuran lain yang tidak bernilai nutrisi. Fungsinya utama system pencernaan adalah untuk :

Menerima nutrient (Proses Penyerapan).Menghancurkan nutrient ke dalam bentuk molekul yang ukuran cukup kecil untuk mencapai dan memasuki aliran darah.Memungkinkan molekul-molekul tadi untuk memasuki aliran darah sehingga dapat dikirimkan keseluruh jaringan.

Setiap organ dalam saluran pencernaan memiliki fungsinya masing-masing, diantaranya :Kavum OrofaringealSekresi

Sebagian besar saliva diproduksi oleh 3 pasang kelenjar saliva, yaitu : kelenjar submaksilaris, sublingual dan parotis. Saliva tersusun dari mucus yang utama sekali berguna sebagai pelicin untuk memudahkan penelanan, lipase lidah (enzim pencerna lemak yang disekresi oleh kelenjar-kelenjar lidah), saliva amylase (enzim pencerna karbohidrat), antibody kelas A (Ig A) yang menghasilkan barisan pertama pertahanan melawan bakteri dan virus, juga zat kimia bakteriostatik dan anti kariogenik.Stimulasi untuk mengeluarkan saliva termasuk melihat, mencium, dan membayangkan tentang makanan. Juga rasa sedap dan tekstur yang halus dalam mulut, makanan yang kasar, tidak sedap dan baunya tidak harum mengurangi sekresi kelenjar saliva. Stimulasi parasimpatik atau pemberian obat-obatan yang membentuk semacam rangsangan (kolinergis) atau yang meningkatkan sekresi saliva kental yang berlebihan. Rangsangan simpatik atau pemberian obat simpatomimetik menghasilkan saliva kental yang hanya berjumlah sedikit.Motilitas

Adanya makanan didalam mulut adalah sasaran pertama penghancuran mekanis oleh proses mengunyah. Ini menghasilkan bolus makanan yang menggumpal dan dilicinkan oleh saliva yang kemudian dapat ditelan. Menelan makanan mempunyai 2 fase :Fase awal volunter, telah digambarkan disini dan termasuk seperti tiga bagian esophagus.

Fase involunter, digambarkan dibawah pembahasan tentang esophagus. Menelan dicetuskan oleh adanya makanan atau cairan di dalam faring, keberadaan ini secara mekanis merangsang reseptor-reseptor sensorik faringeal cranial kelima ke pusat menelan didalam medulla. Hal ini menyebabkan terjadinya peristiwa-peristiwa terkoordinasi berikut, yang mendorong bahan padat atau cair masuk ke dalam esophagus :

Menarik palatum lunak ke atas untuk menutup rapat-rapat area nasofaringeal.Penutupan epiglotis ke bawah di atas ostium ke dalam laring.Relaksasi otot-otot faringeal yang mendorong makanan atau cairan ke dalam esophagus yang terbuka.

EsofagusSekresi

Sel-sel pada lapisan mucosal dalam esophagus hanya mensekresi mucus. Mucus melindungi lapisan esophageal dari kerusakan oleh sekresi gastric atau substansi makanan, serta bekerja sebagai pelicin untuk memudahkan pemasukan makanan.Motilitas

Saat makanan atau cairan memasuki esofagus, maka cairan dan makanan itu akan terus didorong melewati sepertiga lumen oleh refleks-refleks yang melibatkan pusat menelan dan saraf-saraf cranial ke-9 dan ke-10. Dalam refleks-refleks ini, makanan atau cairan merangsang reseptor-reseptor ini menyebabkan penghantaran impuls-impuls sepanjang serabut saraf sensorik kepusat penelanan. Hasil refleks dari pusat menelan ke otot menghasilkan pola relaksasi esophageal yang mendahului makanan dan minuman dan kontraksi otot esophageal di belakangnya, dengan cara demikian akan mendorong makanan yang ditelan melalui sepertiga pertama bagian esophagus.

LambungLambung mensekresi cairan yang sangat asam dalam berespon atau sebagai antisipasi terhadap pencernaan makanan. Cairan ini, yang dapat mempunyai PH serendah 1, memperoleh keasamannya dari asam hidroklorida yang disekresikan oleh kelenjar lambung. Fungsi sekresi asam ini dua kali lipat :

Untuk memecah makanan menjadi komponen yang lebih dapat diabsorpsi.Untuk membantu destruksi kebanyakan bakteri penceranaan.

Lambung dapat menghasilkan sekresi kira-kira 2,4 l/ hari. Sekresi lambung juga mengandung pepsin, yang penting untuk memulai pencernaan protein. Factor intrinsic juga disekresi oleh mukosa gaster. Senyawa ini berkombinasi dengan vitamin B12 dalam diet, sehingga vitamin dapat diabsorpsi dalam ileum. Tidak adanya factor intrinsic, menyebabkan vitamin B12 tidak dapat diabsorpsi dan mengakibatkan anemia pernisiosa.Sekresi lambung di atur dalam 3 fase, dimana fase-fase ini dikontrol oleh mekanisme neural dan hormonal. Tiga fase tersebut adalah :Fase sefalikPada fase ini penglihatan, penciuman dan pikiran tentang makanan, juga adanya makanan dimulut bekerja pada pusat batang otak, secara reflek meningkatkan stimulasi parasimpatis (vagal) tentang saliva, sekresi pancreas. Pelepasan empedu dan sekresi lambung oleh sel-sel chief dan parietal. Lambung juga menerima rangsangan simpatik dalam fase sefalik, dalam berespon terhadap peristiwa-peristiwa emosional dan situasional.

Fase GastrikPada fase ini mengacu pada stimulasi sekresi lambung oleh adanya makanan (Chyme) di dalam lambung. Peregangan dinding lambung oleh makanan merangsang reseptor peregang dalam dinding lambung. Reseptor peregang dan kemoreseptor selanjutnya mengaktifkan neuron-neuron dalam pleksus mesenterika yang selanjutnya menstimulasi sekresi oleh sel-sel chief dan parietal.

Fase IntestinalFase ini dimulai setelah chime mencapai duodenum, keasamannya dari campuran ini merangsang sel-sel mucosal duodenum untuk melepas sekretin ke dalam aliran darah, protein memicu pelepasan kolesistokonin (cck) ke dalam aliran darah dari sel-sel serupa, dan glukosa serta lemak merangsang GIP. Sekresi dari cck menyebabkan sekresi pancreas dan pelepasan isi kandung empedu ke dalam duodenum. GIP merangsang pelepasan insulin dari pulau-pulau langerhans dan menurunkan motilitas dan sekresi lambung.

Permukaan dari sel-sel parietal mengandung reseptor untuk asetil kolin, histamine, dan gastrin. Pemberian stimulasi salah satu reseptor atau lebih ini mendesak sel parietal untuk mengeksresikan Hcl. Kelebihan sekresi Hcl dapat menyebabkan ulkus pada duodenum.Motilitas

Makanan dari esophagus ke dalam lambung secara reflek mendorong terjadinya relaksasi yang reseptif. Di sini spingter pilorik hanya sedikit berperan dalam pengosongan gaster. Fungsi utamanya adalah untuk mencegah refluks duodenal merusak sawar kimiawi yang melapisi permukaan sel-sel mucosal lambung. Kontraksi peristaltis ringan yang menetap setelah lambung benar-benar kosong disebut kontraksi kelaparan. Pengosongan lambung dapat diperlambat oleh vagotomi oleh adanya lemak, protein, atau Hcl di dalam chime duodenal, oleh distensi duodenal dan oleh hormone instinum.Muntah (Vomitus)

Muntah disebabkan oleh relaksasi SEB dan seluruh esophagus yang dibarengi dengan kontraksi stimultan yang kuat pada otot-otot abdomen dan diafragma serta penutupan epiglotis diatas saluran udara. Kontraksi tersebut meremas lambung dan mendorong isi perut kearah esophagus dan keluar mulut. Selain itu, iritasi pada usus halus (oleh bahan-bahan dalam chime, oleh inflamasi atau proses penyakit) dapat menyebabkan gerakan tertentu sehingga terjadinya gerakan peristaltic balik. Gerakan ini, yang identik dengan gerakan peristaltic, menggerakkan chime menuju katup pilorik.

PankreasSel-sel asinus eksokin mensekresi larutan alkali cair (natrium bikarbonat dan kalium bikarbonat) dan enzim-enzim pencernaan bikarbonat menetralisasi chime yang sangat asam yang baru datang dalam duodenum dari lambung, enzim-enzim pankreatik mencerna protein (tripsin, kemotipsin elastase dan karboksinase). Lemak (tripsin, kemotripsin, esterase), fosfolipase dan asam nukleat (nuclease) dan zat tepung amylase. Pengaturan sekresi pankreatik terjadi melalui jalan neural dan hormonal. Stimulasi vagal mengakibatkan sekresi enzim-enzim pankreatik.

Kantung EmpeduDi dalam duodenum, chime tercampur dengan sekresi pankreatik berbentuk cairan. Lemak dalam chime tidak larut dalam air, dan membutuhkan suatu campuran enzim pelarut yang berasal dari hepar untuk mengubahnya agar dapat terserap oleh sel-sel intestine manusia. Empedu adalah suatu campuran garam empedu. Kolesterol bilirubin dan asam yang membentuk suspensi dalam air. Larutan ini mengemulsikan lemak dalam chime, dengan memecahkan lemak ke dalam globulus yang sangat terionisasi menjadi bentuk yang dapat terserap oleh aksi dari empedu. Empedu disimpan dan dipekatkan dalam kandung empedu.

Usus HalusSekresi

Chyme dalam duodenum tercampur dengan enzim-enzim pencernaan, substansi alkali, air, mucus dan empedu dari lambung, pancreas dan kandung empedu. Enzim-enzim intestine ditambahkan ke dalam campuan ini. Usus halus menyumbangkan mucus, kelenjar brunner di dalam mukosa duodenal menyumbangkan lebih banyak bikarbonat dan air dalam chime, dalam responnya terhadap asam, sekresi dan gastrin.Motilitas

Usus halus mempunyai 2 tipe gerakan, mencampur dan kontraksi peristaltic. Pleksus-pleksus intramural terutama bertanggung jawab pada gerakan-gerakan ini, tetapi gerakan ini dapat ditingkatkan atau diperlambat oleh stimulasi otonom ekstrinsik. Selama gerakan pencampuran, distensi intestinal menimbulkan kontriksi disepanjang usus halus. Ini menyebabkan area yang meregang akan menyerupai lingkaran sosis. Kontraksi ini kemudian relaks dan area baru menjadi kontriksi. Pengosongan usus halus ke dalam kolon terjadi dengan cara yang sama seperti pada pengosongan lambung. Pengosongan ileum dapat diperlambat dan refleks-refleks intramural, yang diawali oleh kolon yang penuh (distensi).Penyerapan

Lapisan mucosal pada usus halus memiliki banyak lipatan diselimuti oleh tonjolan. Tonjolan yang berbentuk seperti jari (vili) permukaan luminal pada setiap vilus ditutupi oleh mikrovili.KarbohidratPenguraian karbohidrat (CHO) bermula didalam mulut, melalui aksi amylase salivary, dan berlanjut kedalam duodenum. Pengobatan menjadi gula yang sangat sedehana berlanjut di dalam usus halus oleh enzim-enzim usus halus. Penghantaran yang aktif maupun pasif digunakan untuk penyerapan gula melewati lumen intestinal kedalam aliran darah.ProteinPemecahan protein bermula dalam lambung oleh HCL dan pepsin. Polipeptida dalam usus halus dipecahkan mejadi fragmen-fragmen peptide dan asam amino oleh tripsin, kemotripsin dan karboksipeptidase. Asam amino diserap masuk ke dalam darah oleh difusi aktif dan pasif.LemakTrigliserida, lipida dan fosfolipid adalah zat-zat yang pertama kali dipecahkan di dalam usus halus. Garam empedu, dalam proses yang disebut emulsifikasi, mendorong pembentukan droplet lemak dari globulin lemak yang lebih besar. Enzim-enzim pankreatik kemudian bersentuhan dengan lemak dan memecahnya menjadi rantai-rantai asam lemak dan monoglisarida. Asam lemak dan monosakarida dipindahkan melewati mukosa intestine secara pasif dan menyisakan empedu. Empedu yang tersisa di dalam intestinal setelah penyerapan lemak, akan diserap kembali dalam ileum.Vitamin, mineral, dan airKebanyakan vitamin, baik yang larut oleh lemak maupun larut dalam air akan berdifusi melewati mukosa intestine dan juga submukosa intestinal ke dalam darah. Viatamin-vitamin yang larut oleh lemak akan membutuhkan emulsifikasi garam empedu. Vitamin B12 disertai dengan factor intrinsic, membentuk suatu molekul yang amat besar. Mineral dan elektrolit absorpsinya, natrium dan besi membutuhkan transport aktif, sementara mineral dan elektrolit lainnya berdifusi secara pasif. Air diserap secara pasif melalui lambung ,usus halus dan usus besar. Traktus gastrointestinal sangat permeable terhadap air. Ketika larutan hipertonik memasuki duodenum, osmosis terjadi di dalam duodenum menyebabkan gerakan air yang sangat cepat ke dalam aliran darah.

Usus BesarSekresi

Sel-sel mukosa pada kolon mensekresi mucus, yang melicinkan jalannya chime.Motilitas

Gerakan kolon meliputi gerakan mencampur dan gerakan peristaltic. Gerakan ketiga yang hanya dimiliki oleh kolon adalah suatu gerakan massa kolon. Gerakan ini terjadi dari kontraksi stimultan dari otot polos yang meliputi sebagian besar kolon desenden dan kolon sigmoid. Gerakan massa ini dengan cepat mendorong residu makanan yang tidak dicerna (feces) dari area ini ke rectum.Defekasi

Pengisian rectum akan memicu refleks defekasi oleh perangsangan reseptor-reseptor peregang dalam dinding rectum stimulasi pada reseptor-reseptor peregang akan mengakibatkan serat saraf sensor (afferen) mengirimkan impuls-impuls ke bagian bawah medulla spinalis. Impuls afferent juga secara refleks menyebabkan impuls-impuls saraf untuk dikirimkan keluar medulla spinalis sepanjang neuron motorik somatic yang mempersarafi otot skeletal sfingterani eksterna. Efek keseluruhan dari peristiwa-peristiwa ini adalah untuk menghasilkan :Kontraksi ekspilsif yang terkoordinasi pada kolon dan rectumRelaksasi (pembukaan) spingter.Pengeluaran feces dari anus.

Defekasi adalah refleks medulla spinalis yang tidak membutuhkan jaras yang utuh antara antara medulla sacral dan otak.Absorpsi

Didalam usus besar, sebagian air dan kalium akan terserap dari chime. Hal ini menghasilkan residu semi solid makanan yang tidak tercerna yang dapat dikeluarkan dari dalam tubuh. Diare dapat mengurangi waktu menetap chime dalam kolon sehingga membatasi reabsorpsi kalium dalam air. Hal ini dapat mengakibatkan hipokalemi dan dehidarsi.

KolonFungsi utama kolon adalah penyerapan air, Na+, dan mineral lain. Dengan mengeluarkan sekitar 90% cairan, kolon, mengubah 1000-2000 mL kimus isotonik yang masuk setiap hari dari ileum menjadi sekitar 200-250 mL tinja semipadat

Motilitas dan sekresi kolon

Bagian ileum yang mengandung katup ileosekum menonjol sedikit kedalam sekum, sehingga peningkatan tekanan kolon akan menutupnya sedangkan peningkatan tekanan ileum akan meyebabkan katup tersebut membuka. Dengan demikian, katup ini secara efektif mencegah refluks isi kolon kedalam ileum. Katup ini dalam keadaan normal tertutup. Setiap saat gelombang peristaltik mencapainya, katup ini terbuka sebentar, memungkinkan sebagian kimus ileum masuk kedalam sekum.Gerakan kolon mencakup kontraksi segmentasi dan gelombang peristaltik seperti yang terjadi pada usus halus. Gelombang peristaltik mendorong isi kolon menuju rektum, walupun kadang-kadang ditemukan antiperistalsis lemah.Gerakan kolon dikoordinasikan oleh BER di kolon. Ferkuensi gelombang ini, tidak seperti gelombang usus halus, makin meningkat sepanjang kolon, dari sekitar 2 x/menit di katup ileosekum menjadi 6 x/menit di sigmoid.Defekasi

Peregengan rekrtum oleh feces akan mencetuskan kontraksi refleks otot-otot dan keinginan buang air besar. Pada manusia, persarafan simpatis ke sfingter ani internus (involunter) bersifat eksitatorik. Sedangkan persarafan parasimpatis bersifat inhibitorik. Peregangan lambung oleh makanan mencetuskan kontraksi rektum dan sering menimbulkan keinginan berdefekasi. Respon ini disebut refleks gastrokolon.

BAB IIKONSEP TEORITIS

Pengertian Kanker Kolorektal (Rektum)Kanker adalah penyakit pertumbuhan sel yang bersifat ganas. Bisa mengenai organ apa saja di tubuh manusia.(www.wikipedia.com" www.wikipedia.com)

Kanker kolorektal adalah suaatu tumor malignam yang muncul dari jaringan ephithelial dari colon atau rectum. ( www. Google.com)Kanker kolon biasanya dimulai dengan pembengkakan seperti kancing pada permukaan lapisan usus atau pada polip. Kemudian kanker akan mulai memasuki dinding usus. Kelenjar getah bening di dekatnya juga bisa terkena. Karena darah dari dinding usus dibawa ke hati, kanker kolon biasanya menyebar (metastase) ke hati segera setelah menyebar ke kelenjar getah bening di dekatnya.(www.medicastore.com)Kanker kolon sebagaimana sifat kanker lainnya, memiliki sifat dapat tumbuh dengan relatif cepat, dapat menyusup atau mengakar (infiltrasi) ke jaringan disekitarnya serta merusaknya, dapat menyebar jauh melalui kelenjar getah bening maupun pembuluh darah ke organ yang jauh dari tempat asalnya tumbuh, seperti kelever, dan paru-paru, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian bila tidak ditangani dengan baik.Etiologi Seseorang dengan riwayat keluarga menderita kanker kolon, memiliki resiko tinggi mengidap kanker. Riwayat poliposis keturunan atau penyakit yang serupa juga meningkatkan resiko kanker kolon. Penderita kolitis ulserativa atau penyakit Crohn memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker. Resikonya berhubungan dengan usia penderita pada saat kelainan ini timbul dan lamanya penderita mengalami kelainan ini. Makanan memegang perananan penting dalam resiko kanker kolon, tetapi bagaimana caranya, tidak diketahui. Di seluruh dunia, orang dengan resiko tertinggi adalah yang tinggal di perkotaan dan mengkonsumsi makanan khas orang-orang barat yang kaya. Makanan tersebut rendah serat dan tinggi protein hewan, lemak dan karbohidrat. Resiko agaknya menurun dengan diet tinggi kalsium, vitamin D dan sayuran seperti toge Brusel, kubis dan brokoli.

Manifestasi Klinis Kanker kolorektal tumbuh perlahan dan memakan waktu yang lama sebelum menyebabkan gejala.Gejalanya tergantung kepada jenis, lokasi dan penyebaran kanker. Usus besar sebelah kanan (kolon asendens) memiliki diameter yang besar dan dinding yang tipis. Karena isinya berupa cairan, kolon asendens tidak akan tersumbat sampai terjadinya stadium akhir kanker. Tumor pada kolon asendens bisa begitu membesar sehingga dapat dirasakan melalui dinding perut. Lemah karena anemia yang berat mungkin merupakan satu-satunya gejala. Usus besar sebelah kiri (kolon desendens) memiliki diameter yang lebih kecil dan dinding yang lebih tebal dan tinjanya agak padat. Kanker cenderung mengelilingi bagian kolon ini, menyebabkan sembelit dan buang air besar yang sering, secara bergantian. Karena kolon desendens lebih sempit dan dindingnya lebih tebal, penyumbatan terjadi lebih awal. Penderita mengalami nyeri kram perut atau nyeri perut yang hebat dan sembelit. Tinja bisa berdarah, tetapi lebih sering darahnya tersembunyi, dan hanya bisa diketahui melalui pemeriksaan laboratorium. Kebanyakan kanker menyebabkan perdarahan, tapi biasanya perlahan. Pada kanker rektum, gejala pertama yang paling sering adalah perdarahan selama buang air besar. Jika rektum berdarah, bahkan bila penderita diketahui juga menderita wasir atau penyakit divertikel, juga harus difikirkan kemungkinan terjadinya kanker. Pada kanker rektum, penderita bisa merasakan nyeri saat buang air besar dan perasaan bahwa rektumnya belum sepenuhnya kosong. Duduk bisa terasa sakit. Tetapi biasanya penderita tidak merasakan nyeri karena kankernya, kecuali kanker sudah menyebar ke jaringan diluar rektumMula-mula gejalanya tidak jelas, seperti berat badan menurun (sebagai gejala umum keganasan) dan kelelahan yang tidak jelas sebabnya. Setelah berlangsung beberapa waktu barulah muncul gejala-gejala lain yang berhubungan dengan keberadaan tumor dalam ukuran yang bermakna di usus besar. Makin dekat lokasi tumor dengan anus biasanya gejalanya makin banyak. Bila kita berbicara tentang gejala tumor usus besar, gejala tersebut terbagi tiga, yaitu gejala lokal, gejala umum, dan gejala penyebaran (metastasis).Gejala lokalnya adalah :Perubahan kebiasaan buang air

Perubahan frekuensi buang air, berkurang (konstipasi) atau bertambah (diare) Sensasi seperti belum selesai buang air, (masih ingin tapi sudah tidak bisa keluar) dan perubahan diameter serta ukuran kotoran (feses). Keduanya adalah ciri khas dari kanker kolorektal Perubahan wujud fisik kotoran/feses Feses bercampur darah atau keluar darah dari lubang pembuangan saat buang air besar Feses bercampur lendir Feses berwarna kehitaman, biasanya berhubungan dengan terjadinya perdarahan di saluran pencernaan bagian atas

Timbul rasa nyeri disertai mual dan muntah saat buang air besar, terjadi akibat sumbatan saluran pembuangan kotoran oleh massa tumor Adanya benjolan pada perut yang mungkin dirasakan oleh penderita Timbul gejala-gejala lainnya di sekitar lokasi tumor, karena kanker dapat tumbuh mengenai organ dan jaringan sekitar tumor tersebut, seperti kandung kemih (timbul darah pada air seni, timbul gelembung udara, dll), vagina (keputihan yang berbau, muncul lendir berlebihan, dll). Gejala-gejala ini terjadi belakangan, menunjukkan semakin besar tumor dan semakin luas penyebarannya

Gejala umumnya adalah :Berat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang paling umum di semua jenis keganasan) Hilangnya nafsu makan Anemia, pasien tampak pucat Sering merasa lelah Kadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang

Gejala penyebarannya adalah :Penyebaran ke Hati, menimbulkan gejala : Penderita tampak kuning Nyeri pada perut, lebih sering pada bagian kanan atas, di sekitar lokasi hatiPembesaran hati, biasa tampak pada pemeriksaan fisik oleh dokter Timbul suatu gejala lain yang disebut paraneoplastik, berhubungan dengan peningkatan kekentalan darah akibat penyebaran kanker.

Tingkatan Stadium Kanker kolonStadium 1 : Kanker terjadi di dalam dinding kolon Stadium 2 : Kanker telah menyebar hingga ke lapisan otot kolon Stadium 3 : Kanker telah menyebar ke kelenjar-kelenjar limfa Stadium 4 : Kanker telah menyebar ke organ-organ lain

PatofisiologiKanker kolon dan rektum terutama (95%) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel usus). Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapt menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas kedalam struktur sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke bagian tubuh lain(paling sering ke hati)

Umumnya tumor kolorektal adalah adenokarsinoma yang berkembang dari polyp adenoma. Insidensi tumor dari kolon kanan meningkat, meskipun umumnya masih terjadi di rektum dan kolon sigmoid. Pertumbuhan tumor secara tipikal tidak terdeteksi, menimbulkan beberapa gejala. Pada saat timbul gejala, penyakit mungkin sudah menyebar kedalam lapisan lebih dalam dari jaringan usus dan oragan-organ yang berdekatan. Kanker kolorektal menyebar dengan perluasan langsung ke sekeliling permukaan usus, submukosa, dan dinding luar usus. Struktur yang berdekatan, seperti hepar, kurvatura mayor lambung, duodenum, usus halus, pankreas, limpa, saluran genitourinary, dan dinding abdominal juga dapat dikenai oleh perluasan. Metastasis ke kelenjar getah bening regional sering berasal dari penyebaran tumor. Tanda ini tidak selalu terjadi, bisa saja kelenjar yang jauh sudah dikenai namun kelenjar regional masih normal (Way, 1994). Sel-sel kaner dari tumor primer dapat juga menyebar melalui sistem limpatik atau sistem sirkulasi ke area sekunder seperti hepar, paru-paru, otak, tulang, dan ginjal. Penyemaian dari tumor ke area lain dari rongga peritoneal dapat terjadi bila tumor meluas melalui serosa selama pembedahan. Awalnya sebagai nodul, kanker usus sering tanpa gejala hingga tahap lanjut. Karena pola pertumbuhan lamban, 5 sampai 15 tahun sebelum muncul gejala (Way, 1994). Manifestasi tergantung pada lokasi, tipe dan perluasan, dan komplikasi. Perdarahan sering sebagai manifestasi yang membawa klien datang berobat. Gejala awal yang lain sering terjadi perubahan kebiasaan buang air besar, diarrhea atau konstipasi. Karekteristik lanjut adalah nyeri, anorexia, dan kehilangan berat badan. Mungkin dapat teraba massa di abdomen atau rektum. Biasanya klien tampak anemis akibat perdarahanPrognosis kanker kolon tergantung pada stadium penyakit saat terdeteksi dan penanganannya. sebanyak 75 % klien kanker kolorektal mampu bertahan hidup selama 5 tahun. Daya tahan hidup buruk / lebih rendah pada usia dewasa tua (Hazzard etal.,1994).Komplikasi primer dihubungkan dengan kanker kolorektal : (1) obstruksi usus diikuti dengan penyempitan lumen akibat lesi; (2) perforasi dari dinding usus oleh tumor, diikuti kontaminasi dari rongga peritoneal oleh isi usus; (3) perluasan langsung tumor ke organ-organ yang berdekatan.

KomplikasiInfeksi intraperitonealObstruksi usus parsial atau lengkapPerdarahan/Hemoragi GIPerforasi ususPeritonitis/ abses/ Sepsis

Pemeriksaan penunjangDeteksi dini berupa skrining untuk mengetahui kanker kolorektal sebelum timbul gejala dapat membantu dokter menemukan polyp dan kanker pada stadium dini. Bila polyp ditemukan dan segera diangkat, maka akan dapat mencegah terjadinya kanker kolorektal. Begitu juga pengobatan pada kanker kolorektal akan lebih efektif bila dilakukan pada stadium dini. Untuk menemukan polyp atau kanker kolorektal dianjurkan melakukan deteksi dini atau skrining pada orang diatas usia 50 tahun, atau dibawah usia 50 tahun namun memiliki faktor resiko yang tinggi untuk terkena kanker kolorektal seperti yang sudah disebutkan diatas.

Tes skrining yang diperlukan adalah Fecal occult blood test (FOBT), kanker maupun polyp dapat menyebabkan pendarahan dan FOBT dapat mendeteksi adanya darah pada tinja. FOBT ini adalah tes untuk memeriksa tinja.Bila tes ini mendeteksi adanya darah, harus dicari darimana sumber darah tersebut, apakah dari rektum, kolon atau bagian usus lainnya dengan pemeriksaan yang lain. Penyakit wasir juga dapat menyebabkan adanya darah dalam tinja. Sigmoidoscopy, adalah suatu pemeriksaan dengan suatu alat berupa kabel seperti kabel kopling yang diujungnya ada alat petunjuk yang ada cahaya dan bisa diteropong. Alatnya disebut sigmoidoscope, sedangkan pemeriksaannya disebut sigmoidoscopy. Alat ini dimasukkan melalui lubang dubur kedalam rektum sampai kolon sigmoid, sehingga dinding dalam rektum dan kolon sigmoid dapat dilihat.Bila ditemukan adanya polyp, dapat sekalian diangkat. Bila ada masa tumor yang dicurigai kanker, dilakukan biopsi, kemudian diperiksakan ke bagian patologi anatomi untuk menentukan ganas tidaknya dan jenis keganasannya. Colonoscopy, sama seperti sigmoidoscopy, namun menggunakan kabel yang lebih panjang, sehingga seluruh rektum dan usus besar dapat diteropong dan diperiksa. Alat yang digunakan adalah colonoscope. Double-contrast barium enema, adalah pemeriksaan radiologi dengan sinar rontgen (sinar X ) pada kolon dan rektum. Penderita diberikan enema dengan larutan barium dan udara yang dipompakan ke dalam rektum. Kemudian difoto. Seluruh lapisan dinding dalam kolon dapat dilihat apakah normal atau ada kelainan. Colok dubur, adalah pemeriksaan yang sangat sederhana dan dapat dilakukan oleh semua dokter, yaitu dengan memasukkan jari yang sudah dilapisi sarung tangan dan zat lubrikasi kedalam dubur kemudian memeriksa bagian dalam rektum. Merupakan pemeriksaan yang rutin dilakukan. Bila ada tumor di rektum akan teraba dan diketahui dengan pemeriksaan ini.

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

PengkajianIdentitas klien, digunakan untuk memudahkan mengenal dan membandingkan klien satu dengan klien yang lain meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama.Riwayat penyakit sekarang meliputi perjalanan penyakitnya, awal gejala yang dirasakan klien, keluhan timbul secara mendadak atau bertahap, faktor pencetus, upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.Riwayat penyakit terdahulu meliputi penyakit yang berhubungan dengan penyakit sekarang, riwayat kecelakaan, riwayat dirawat di rumah sakit dan riwayat penggunaan obat.Riwayat kesehatan keluarga adakah anggota keluarga yang mempunyai penyakit keturunan seperti jantung, diabetes melitus dan lain-lain.Riwayat psiko social meliputi mekanisme koping yang digunakan klien untuk mengatasi masalah dan bagaimana motivasi kesembuhan dan cara klien menerima keadaannya.Kebiasaan sehari-hari meliputi cairan, nutrisi, personal, hygiene, istirahat tidur, aktivitas dan latihan serta kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan.Pemeriksaan yang dapat dilakukan mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan mengguakan teknik yaitu : inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi. Adapun hasil pengkajian dengan teknik tersebut antara lain :

Aktivitas/istirahat

Gejala:kelemahan, kelelahanPerubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur pada malam hari, adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur misalnya nyeri, ansietas, berkeringat malam.Keterbatasan partisipasi dalam hobi,latihan.Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan kersinogen lingkungan, tingkat stress tinggi.Sirkulasi

Gejala:Palpasi, nyeri dada pengerahan kerjaKebiasaan : Perubahan pada TD

Integritas Ego

Gejala : Faktor stress dan cara mengatasi stressMasalah tentang perubahan dalam penampilanMenyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresiTanda : Menyangkal, menarik diri, marahEliminasi

Gejala:perubahan pola defekasi, perubahan eliminasi urinariusTanda:perubahan pada bising usus, distensi abdomen.Makanan/cairan

Gejala:kebiasaan diet buruk, anoreksia, mual, muntah, tidak toleran terhadap makanan, perubahan pada berat badanTanda:perubahan pada kelembapan/ turgor kulit.Neurosensori

Gejala:pusingNyeri/ketidaknyamanan

Gejala:tidak ada nyeri, atau derajat bervariasiPernapasan

Gejala:Merokok, pemajanan abses Keamanan

Gejala:pemajanan pada kimia toksik, karsinogen.Tanda:demam, ruam kulit, ulserasiSeksualitas

Gejala:Masalah seksualInteraksi Sosial

Gejala : Ketidakadekuatan/kelemahan sisitem pendukung, riwayat perkawinan, masalah tentang fungsi/tanggung jawab pasienPenyuluhan/pembelajaran

Gejala:riwayat kanker pada keluarga, riwayat pengobatan

II. Diagnosa KeperawatanSebelum membuat diagnosa keperawatan maka yang dikumpulkan diidentifikasi untuk menentukan masalah melalui analisa data, pengelompokan data dan menentukan diagnosa keperawatan adalah keputusan atau kesimpulan yang terjadi akibat dari hasil pengkajian. Adapun diagnosa keperwatan yang muncul pada klien dengan kanker adalah :Kontipasi berhubungan dengan lesi obstruksi Nyeri berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat obstruksiKeletihan berhubungan dengan anemia dan anoreksiaPerubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan anoreksiaRisiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah dan dehidrasiRisiko terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur invasifRisiko tinggi terhadap kerusakan jaringan kulit berhubungan dengan insisi bedah, pembentukan stoma, dan kontaminasi fekal terhadap kulit periostomalGangguan citra tubuh b/d kolostomi.

III. Perencanaan Adapun perencanan keperawatan dari diagnosa yang muncul antara lain :Diagnosa I : Kontipasi berhubungan dengan lesi obstruksi

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan kontipasi dapat teratasi.KH : - Tidak ada konstipasi lagi.Intervensi : 1) Kaji bising usus dan pantau gerakan usus termasuk frekuensi, konsistensiRasional : Mendefinisikan masalah 2) Pantau masukan dan haluaran serta berat badanRasional :dehidrasi, penurunan berat badan, dan ketidakseimbangan elektrolit adalah komplikasi dari diare 3) Berikan makan sedikit dan sering dengan makanan rendah serat, mempertahankan kebutuhan protein dan karbohidrat.Rasional : Menurunkan iritasi gaster. penggunaan makanan rendah serat dapat menurunkan iritabilitas dan memberikan istirahat pada usus bila ada diare.4) Anjurkan diet yang tepat : hindari makanan tinggi lemak, makanan dengan serat tinggi.Rasional : Stimulan GI yang dapat meningkatkan motilitas/frekuensi defekasi.5) Periksa terhadap infeksi bila pasien tidak defekasi dalam 3 hari atau ada distensi abdomen, kram, sakit kepala.Rasional : Intervensi lanjut/perawatan usus alternatif mungkin diperlukan Kolaborasi6) Pantau pemeriksaan laboratorium sesuai indikasiRasional : Ketidakseimbangan elektrolit untuk mengubah fungsi GI7) Berikan cairan IVFDrasional : Mencegah dehidrasi, mengencerkan agen kemoterapi untuk menurunkan efek samping.

Diagnosa II: Nyeri berhubungan dengan kompresi jaringan sekitar obstruksi

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri dapat teratasi.KH:Nyeri dapat berkurangKlien tidak gelisah

Intervensi:1)Kaji riwayat nyeriRasional: memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan intervensi. Berikan tindakan kenyamanan dasar ( reposisi, gosokan punggung) dan aktivitas hiburan ( musik, televisi)

Rasional : meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatianAnjurkan penggunaan keterampilan manajemen nyeri

Rasional : Memungkinkan pasien untuk berpatisipasi secara aktif dan meningkatkan rasa kontrolEvaluasi penghilangan nyeri

Rasional : kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh minimumKolaborasiBerikan analgesik sesuai indikasi Mis : morfin, metadon dan bromptons cocktail.

Rasional : Nyeri adalah komplikasi sering dari kanker, meskipun respon individu berbedaDiagnosa III : Keletihan berhubungan dengan anemia dan dehidrasi.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan keletihan dapat teratasiKH : - Klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya- Keletihan bukan menjadi masalahIntervensi : 1) Jadwalkan aktivitas periodik pada pasienRasional : perode istirahat sering diperlukan untuk menghemat energi.Buat tujuan aktivitas realistis dengan pasien

Rasional : Memberikan rasa kontrol dan perasaan mampu menyelesaikanAnjurkan pasien untuk melakukan apa saja bila mungkin ( mandi, duduk, bangun dari kursi )

Rasional : Meningkatkan stamina dan memampukan pasien menjadi lebih aktifPantau respons fisiologis terhadap aktivitas

Rasional : Toleransi sangat bervariasi tergantung pada tahap proses penyakit.KolaborasiBerikan O2 sesuai indikasi

Rasioanal : Adanya anemia/ hipoksemia menurunkan ketersediaan O2Rujuk pada terapi fisik/okupasi

Rasional : Latihan yang terprogram setiap hari dan membantu mempertahankan kekuatan tonus otot.

Diagnosa VI : Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan anoreksia

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nutrisi dapat terpenuhiKH : - Menunjukan peningkatan BB progresif mencapai nilai normal- Tidak mengalami malnutrisiIntervesi : 1) Pantau masukan makanan setiap hariRasional : Mengidentifikasi kekuatan/defiensi nutrisiAnjurkan pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien

Rasional : Kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairanCiptakan lingkungan yang menyenangkan

Rasional : Membuat waktu makan lebih menyenangkan dan dapat meningkatkan masukan makananAnjurkan komunikasi terbuka mengenai masalah anoreksia

Rasional : Sebagai sumber distres emosiBerikan antiemetik pada jadwal reguler sebelum/selama dan setelah pemberian agen entineoplastik dengan sesuai.

Rasional : Mual/muntah paling menurunkan kemampuan dan efek samping psikologis kemoterapi yang menimbulkan stresKolaborasiTinjau ulang pemeriksaan lab

Rasional : Membantu mengidentifikasi derajat ketidakseimbangan biokimia/malnutrisi.Berikan obat-obatan sesuai indikasi : fenotiazin, Kortikosteroid, Vit A, D, E, dan B6

Rasional : Membantu pasien dalam pemulihan kesehatan

Diagnosa V : Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah dan dehidrasi

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan keletihan dapat teratasiKH : - Intake dan output seimbangNilai laboratorium dalam batas normalTanda-tanda vital dalam batas normalTidak ada edema

Intervensi: 1) Pantau masukan dan haluaran dan berat jenisRasional : keseimbangan cairan terus negative terus menerus, menurunkan haluaran renal dan konsentrasi urine menunjukkan terjadinya dehidrasi dan perlunya peningkatan pegantian cairanTimbang berat badan sesuai indikasi

Rasional : pengukuran sensitif terhadap fluktuasi keseimbangan cairan.Pantau TTV

Rasional : menunjukkan keadekuatan volume sirkulasiKaji turgor kulit dan kelembapan membran mukosa

Rasional : Indikator tidak langsung dari status hidrasiAnjurkan peningkatan masukan cairan sampai 3000 ml/hari sesuai toleransi individu

Rasional : membantu dalam memelihara kebutuhan cairan dan menurunkan risiko efek samping yang membahayakanKolaborasiBerikan cairan IV sesuai indikasi

Rasional : Diberikan untuk hidrasi umum serta mengencerkan obat antineoplastik dan menurunkan efek samping Berikan terapi antiemetik

Rasional : penghilang mual/muntahPantau pemeriksaan lab

Rasional : memberikan informasi tentang tingkat hidrasi dan kekurangan yang menyertai

Diagnosa VI : Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan dan diagnosa kanker.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan kecemasan dapat teratasiIntervensi :1) Tinjau ulang pengalaman pasien/orang terdekat sebelumnya dengan kanker.Rasional : Membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan konsep berdasarkan pada pengalaman dengan kanker.2) Anjurkan pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.Rasional : Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realistis serta kesalahan konsep tentang diagnosa.3) Berikan lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman untuk mendiskusikan perasaan atau menolak untuk bicara.Rasional : Membantu pasien untuk merasa diterima pada adanya kondisi tanpa perasaan dihakimi dan meningkatkan rasa terhormat dan kontrol.4) Bantu pasien terdekat dalam mengenali dan mengklasifikasi rasa takut untuk memulai mengembangkan strategi koping untuk menghadapi rasa takut.Rasional : Keterampilan koping sering rusak setelah dianosis dan selama fase pengobatan yang berbeda.5) Berikan informasi akurat, konsisten mengenai prognosis.Rasional : dapat menurunkan ansietas dan memungkinkan pasien membuat keputusan/pilihan yang berdasarkan realita.

Diagnosa VII : Risiko terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur invasif.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5x24 jam diharapkan Risiko infeksi dapat teratasiKH : - Tanda-tanda vital dalam batas normalIntervensi : 1) Batasi pengunjung yang mengalami infeksi Rasional : Lindungi pasien dari sumber-sumber infeksi.Tekankan higiene personal .

Rasional : Membantu potensial sumber infeksi atau pertumbuhan sekunder.Pantau TTV

Rasional : Mengidentifikasi dini proses infeksiKaji semua sistem terhadap tanda/gejala infeksi secara kontinu

Rasional : Pengenalan dini dan intervensi segera dapat mencegah progresi pada situasi/sepsis yang lebih serius.Tingkatkan istirahat adekuat/periode latihan

Rasional : membatasi keletihan, mendorong gerakan dan mencegah kerusakan kulit.Kolaborasi Pantau lab

Rasional : pemantauan status untuk mencegah komplikasi lanjut.Berikan antibiotik sesuai indikasi

Rasional : Mungkin digunakan mengidentifikasi infeksi

Diagnosa VIII:Risiko tinggi terhadap kerusakan jaringan kulit berhubungan dengan insisi bedah, pembentukan stoma dan kontaminasi fekal terhadap kulit perostomal

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan tidak terjadi kerusakan integritas kulit.KH :Mempertahankan integritas kulit Menunjukkan perilaku mencegah kerusakan kulitIntervensi : 1) Kaji kulit dengan sering terhadap efek samping terapi kankerRasional : Efek kemerahan dapat terjadi dalam area radiasi.Anjurkan pasien menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang kering daripada menggaruk.

Rasional : membantu mencegah friksi/truma kulitUbah posisi dengan sering.

Rasional : Meningkatkan sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit/jaringan yang tidak perluAnjurkan pasien untuk menghindari krim kulit apapun, salep dan bedak kecuali diizinkan dokter

Rasional : Dapat meningkatkan iritasi/reaksi secara nyata.Anjurkan menggunakan pakaian lembut dan longgar pada area tersebut

Rasional : Kulit sangat sensitif selama pengobatan dan menghindari iritasi halus.

KolaborasiBerikan antidot yang tepat bila terjadi eksebarsi

Rasional : Mengurangi kerusakan jaringan jaringan lokalBerikan kompres es/kompres hangat per protokol

Rasional : Intervensi kontroversial tergantung pada tipe egen yang digunakan.i. Diagnosa IX : Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kolostomi.Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4x24 jam diharapkan citra tubuh teratasi.KH : - Pasien dapat menerima keadaannya.Intervensi : 1) Anjurkan pasien/orang terdekat untuk menyatakan perasaan tentang kolostomiRasional : membantu pasien untuk menyadari perasaannya tidak biasa dan perasaan bersalah tentang mereka tidak membantu. 2) Kaji ulang alasan untuk pembedahan dan harapan masa datang.Rasional : pasien dapat menerimanya ini lebih mudah bahwa kolostomi dilakukan untuk memperbaiki penyakitnya. 3) Catat perilaku menarik diriRasional : Dugaan masalah pada penilaian yang dapat memerlukan evaluasi lanjut dan terapi lebih ketat.4) Berikan kesempatan pada pasien untuk menerima kolostomi melalui partisipasi pada perawatan diri.Rasional : Ketergantungan pada perawatan diri membantu untuk memperbaiki kepercayan diri dan penerimaan situasi.5) Rencanakan/jadwalkan aktivitas perawatan dengan pasien.Rasional: Meningkatkan rasa kontrol dan memberikan pesan pada pasien bahwa ia dapat menangani hal tersebut, meningkatkan harga diri.

IV. EVALUASIEvaluasi yang didapatkan dari diagnosa di atas adalah :Tidak ada konstipasiTidak ada nyeriTidak ada keletihan Tidak terjadi perubahan nutrisi kurangKeseimbangan volume cairan terpenuhiTidak ada kecemasanTidak terjadi infeksiTidak terjadi kerusakan integritas kulitPenerimaan tubuh sesuai situasi