lp nyeri
DESCRIPTION
LP NYERITRANSCRIPT
PENDAHULUANLatar BelakangNyeri dikatakan sebagai salah satu tanda alami dari suatu penyakit yang paling pertama muncul dan menjadi gejala yang paling dominan diantara pengalaman sensorik lain yang dinilai oleh manusia pada suatu penyakit. Nyeri sendiri dapat diartikan sebagai suatu pengalaman sensorik yang tidak mengenakkan yang berhubungan dengan suatu kerusakan jaringan atau hanya berupa potensi kerusakan jaringan.
Walaupun ketidaknyamanan dari suatu nyeri, nyeri dapat diterima oleh seorang penderitanya sebagai suatu mekanisme untuk menghindari keadaan yang berbahaya, mencegah kerusakan lebih jauh, dan untuk mendorong proses suatu penyembuhan. Nyeri membuat kita menjauhkan diri dari hal berbahaya yang dapat menyebabkan stimulus noksius yaitu akar dari suatu nyeri.Nyeri sendiri menurut patofisiologinya dapat dibagi atas 4, yaitu Nyeri nosiseptif atau nyeri inflamasi, yaitu nyeri yang timbul akibat adanya stimulus mekanis terhadap nosiseptor, Nyeri neuropatik, yaitu nyeri yang timbul akibat disfungsi primer pada system saraf, Nyeri idiopatik, nyeri dimana kelainan patologik tidak dapat ditemukan, Nyeri psikologik, bersumber dari emosi/psikis dan biasanya tidak disadari.TujuanUntuk mengurangi rasa nyeri dan memberi rasa nyamanPasien mampu melakukan relaksasi baik fisik maupun mnetalPasien mampu menggunakan analgesik sesuai kebutuhan
TINJAUAN TEORIPengertianNyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenagkan yang didapatkan terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinyakerusakan international for study of pain (IASP). Nyeri merupakan perasaan tidak nyaman baik ringan maupun berat yang hanya dirasakan individu tersebut tanpa dapat dirasakan oleh orang lain, mencakup pola fikir, aktifitas secara langsung, dan perubahan hidup seseorang.
Etiologi Trauma
Mekanik
Nyeri timbul akibat ujung-ujung saraf bebas mengalami kerusakan, misalnya akibat benturan lukaThermis
Nyeri karena ujung saraf reseptor mendapat rangsang akibat panas, dingin, misal karena api dan air.Khemis
Timbul karena dari zat kimia yang berasal dari asam atau basa kuatElektrik
Timbul karena pengaruh aliran listrik yang mengenai reseptor rasa nyeri yang menimbulkan kekejangan otot dan luka bakarNeoplasma
JinakGanas
Peradangan
Nyeri karena kerusakan ujung-ujung saraf reseptor akibat adanya peradangan atau terjepit oleh pembengkakan contoh absesGangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darahTrauma psikologi
Pembagian nyeriPembagian nyeri berdasarkan tipenya:
Nyeri akut sebagai kumpulan pengalaman yang tidak menyenangkan, terkait dengan persepsi dan emosi serta berkaitan dengan reespon autonimik, psikologik, emosiona dan perilaku. Hal ini berkaitan dengan penyakit akut, operasi atau prosedur pengobatan. Nyeri akut biasanya berlangsung singkat yaitu kurang dari 6 bln.Nyeri kronis adalah situasi atau keadaan pengalaman nyeri yang menetap selama beberapa bulan, tahu atau lebih dari 6 blan setelah dari suatu fase penyemuhan atau penyakit akut atau injuri.
PengkajianDikarenakan nyeri merupakan pengalaman interpersonal, perawat harus menanyakannya secara langsung kepada klien
Lokasi
Pengkajian lokasi nyeri mencakup 2 dimensi :Tingkat nyeri, nyeri dalam atau superficialPosisi atau lokasi nyeri
Nyeri superfisial biasanya dapat secara akurat ditunjukkan oleh klien; sedangkan nyeri yang timbul dari bagian dalam (viscera) lebih dirasakan secara umum.Nyeri dapat pula dijelaskan menjadi empat kategori, yang berhubungan dengan lokasi :Nyeri terlokalisir : nyeri dapat jelas terlihat pada area asalnyaNyeri Terproyeksi : nyeri sepanjang saraf atau serabut saraf spesifikNyeri Radiasi : penyebaran nyeri sepanjang area asal yang tidak dapat dilokalisirReffered Pain (Nyeri alih) : nyeri dipersepsikan pada area yang jauh dari area rangsang nyeri.
Intensitas
Beberapa faktor yang mempengaruhi nyeri :Distraksi atau konsentrasi dari klien pada suatu kejadianStatus kesadaran klienHarapan klien
Nyeri dapat berupa : ringan, sedang, berat atau tak tertahankan.Perubahan dari intensitas nyeri dapat menandakan adanya perubahan kondisi patologis dari klien.Waktu dan Lama (Time & Duration)
Perawat perlu mengetahui/mencatat kapan nyeri mulai timbul; berapa lama; bagaimana timbulnya dan juga interval tanpa nyeri dan kapan nyeri terakhir timbul. KualitasDeskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas dari nyeri. Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui: nyeri kepala mungkin dikatakan ada yang membentur kepalanya, nyeri abdominal dikatakan seperti teriris pisau.Perilaku Non Verbal
Beberapa perilaku nonverbal yang dapat kita amati antara lain : ekspresi wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir bawah dan lain-lain.Faktor Presipitasi
Beberapa faktor presipitasi yang akan meningkatkan nyeri : lingkungan, suhu ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba, stressor fisik dan emosi.
Alat Pengukur NyeriAnak-anak
Dewasa
Skala intensitas nyeri deskritif
Skala identitas nyeri numerik Skala analog visual
Skala nyeri menurut bourbanis
Keterangan :0 :Tidak nyeri 1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis,menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapatmengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagireRencana TindakanNon farmaka interventions: nafas dalam
Nafas dalam merupakan salah satu metode tekniknik relasasi dengan mengatur pola nafas pasien, dimana pasien dianjurkan untuk menghisap udara secara perlahan-lahan melalui hidung dengan mengkonsentrasikan pikirannta pada aliran udara yang masuk kemudian dikeluarkan kembali secara perlahan melalui mulut. Dengan mengajari nafas dalam maka pasien akan mengontrol nyeri mandiri.
Farmakologi agent: pemberian analgesik
Obat golongan analgesik akan mengubah persepsi dan interpretasi nyeri dengan jalan mendepresi Sistem Saraf Pusat pada Thalamus dan Korteks Cerebri. Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum klien merasakan nyeri yang berat dibandingkan setelah mengeluh nyeri. PatofiologiSinyal nyeri masuk ke medula spinalis, menuju otak sevara otomatis memicu pelepasan beberapa zat kimia yeng membantu mereka berjalan menuju dan melalui otak. Zat-zat kimia ini di sebut neurotransmiter yaitu pengirim pesan biokim yang membawa sinyal dari satu sel saraf ke sel saraf selanjutnya. Tiga neurotransmiter primer yang membawa sinyal nyeri ke otak adalah zat P, NMDA (n-methhyl-d-aspartat), dan glutamat).
Pathway Trauma
peradangan
Neoplasma
Gangguan sirkulasi dan kelainan darah
Trauma psikologis
Nyeri
Nyeri kronis Nyeri akut
Kusakan mobilitas fisik
Ferfusi jaringan
Gangguan integritas kulitGangguan nutrisi
Pengkajian Kasus
Asuhan Keperawatan Pada Ny S Dengan Nyeri AkutPENGKAJIAN
Tanggal: 4 Maret 2009 Jam: 10.42Identitas : Ny. S
Umur: 50 thJeniskelamin: Perempuan Pendidikan: SDPekerjaan: TaniAlamat: Karang Sentul PurbalinggaNo Reg:Diagnosa medis: CKRRiwayat Kesehatan:
Keluhan utama : Ny. S di bawa ke RS pada hari sabtu tgl 28 Februari 2009 akibat tertabrak sepeda motor dalam keadaan tidak sadar, pada saat dilakukan pengkajian Ny S mengeluh kepala bagian kanan sakit. Kekuatan otot Ny S 2.Riwayat penyakit dulu: Ny. S pernah cidera leher dan bahu bagian kanan akibat membawa beban yang telalu berat.RPK:-Pola kesehatan fungsional:
Pemeliharaan kesehatan:Apabila sakit Ny S memeriksakannya ke dokterNutrisi metabolik: Sebelum dirawat di RS Ny S makan 3x1 hari, dengan porsi makan sedang (selalu menghabiskan 1 piring nasi beserta lauk pauknya)Selama dirawat di RS Ny S makan 3x1 hari, dengan porsi kecil ( hanya habis 4 sendok makan).Nafsu makan Ny S berkurang karena nyeri apabila untuk menelan.Eliminasi: Sebelum dirawat di RS BAB 1x dalam 1 hari.Selama dirawat di RS, BAB tidak lancar sudah 5 hari tidak BAB.Sebelum dirawat di RS BAK sebanyak.... liter per hari.Selama dirawat di RS BAK sebanyak ... liter/hari, BAK via DC.
Aktivitas : Kemampuan Perawatan Diri01234Makan/minum
x
Mandi
xToileting
xBerpakaian
xMobilitas di TT
xBerpindah
xAmbulasi/ROM
x
0 : mandiri, 1: alat bantu, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan alat, 4 : tergantung totalPola persepsi koognitif: Keluarga tidak mengetahui atau faham mengenai penyakitPola istiahat:Ny S mengatakan bahwa dia tidak bisa tidur dan pola istirahatnya berkurang karena nyeri pada kepala dan leher kanan.Pola peran dan hubungan: Komunikasi secara langsung, komunikasi Ny S nampak baik, tidak emosional. Hubungan dengan keluarga nampak sangat dekat, terlihat dengan suami dan anaknya yang bergiliran menunggui dan merawat klien di RS.Pola reproduksi dan eksual : Ny S mempunyai 1 orang suami dan1 orang anak.Pola pertahanan diri atau koping: Apabila ada masalah Ny S lebih suka berdiam diri dan termasuk orang tertutup.Keyakinan dan nilai: Ny S beragama Islam, Ny S mengatakan sebelum dirawat di RS taat beribadah selalu melaksanakan solat 5 waktu, namun selama di RS Ny S tidak pernah melaksanakan solat dengan alasan nyeri dan lemas.Pemeriksaan fisik
Kesadaran: Pemeriksaan GCS: 15 (E: 6, M: 6, V: 5)Tanda vital : TD: 200/110mmHg, N: 88 x/menit, S: 36Head to toe : Keadaan umum: CukupKesadaran: Compos mentrisTTV: TD: 200/110mmHg,
N: 88 x/menit, S: 36Kepala: Adanya hematom pada bagian kepala kanan, terdapat terdapat luka jahitan pada dahi, nyeri berat skala 8 pada bagin kepala kanan, rambut tampak kotor karena tidak di bersihkan, pipi lecet-lecet, pusing.Mata : Refleks pupil +, Konjungtiva anemis (-), Sklera ikterik (-), sekret (-), penglihatan cukup jelasTelinga : Serum (-), terdapat bettle signe, pendengaran normalMulut: Mukosa kering, lecet pada bibir atasLeher : Tidak ada pembesaran tiroid, leher dan bahu bagian kanan panas dan nyeri saat di gerakan, dari hasil rontgen terlihat adanya fraktur cervical.Dada : Suara paru vesikuler tidak ada suara tambahan Jantung : suara janung reguler bunyi jantung S1>S2Abdomen : tidak ada masa, tidak ada nyeri tekan, sedikit kembungGenetalia : BAK terpasang kateter, sudah 5 hari tidak BAB.Punggung : kulit kemerahan , sedikit panas, lecet pada bokongEkstimitas : kaku untuk di gerakan , lemas, tidak ada edema
Kanan 5 kiri 5
Kanan 5 kiri 5
Pemeriksaan penunjang:
Laboratorium:-Radiologi: Ro kepala: Hasil tidak terdapat garis fraktur pada neurocranium,Ro cervical: fraktur cervical, litesis cervical IV, spondylosis cervicalTherapi:
Analisa dataNo
DataDiagnosa Keperawatan1.
2.
3.
4.
5.
DO:Leher, bahu panas dan sakit bila di gerakanKepala bagian kanan hematomTerdapat robek pada dahi kananNyeri berat skala 8
Ro cervikal: litesis cervikal IV, spondylosiscervical.
TTV:
TD: 200/140 mmHg, N: 88X/menit, S: 36DS:Pasien mengatakan nyeri pada kepala dan bahu bagian kananPasien tidak mau makan dan istirahat kurang karena sakit
DO:Hasil Ro fraktur cervikal, litesis cervikal IV, spondylosiscervical.
DS:Pasien mengatakan nyeri apabila bergerak
DO:Peningkatan TIKPusingAdanya kehitaman di belakang telingaEkimosis periorbitalTTV:
TD: 200/140 mmHg, N: 88X/menit, S: 36Pemeriksaan GCS:
E: 4, M: 6, V:5DS:Pasien mengatakan lemah, kepala pusing dam mual
DO:Pasien tampak lemahPorsi makan hanya habis 1 sendok makan
DS:Pasien mengatakan tidak mau makan/ nafsu makan berkurang karena nyeri untuk menelan
DO:Lecet pada kulit mukaLecet pada bagian bokong
DS:Pasien mengatakan punggung dan bokong panas dan tdak pernah digerakkan
Nyeri akut d.d agent injury fisik
Kerusakan mobilitas fisik b.d rasa tidak nyaman, nyeri.
Perfusi jaringan tidak efektif b.d peningkatan TIK
Keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan normal b.d fakor biologis
Kerusakan integritas kulit b.d tirah baring lama
Diagnosa Perfusi jaringan tidak efektif b.d peningkatan TIKNyeri akut b.d agent injury fisik Kerusakan integritas kulit b.d tirah baring lama Kerusakan mobilitas fisik b.d rasa tidak nyaman, nyeriKeseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan normal b.d fakor biologis
Prosedur Nafas dalam
No Tindakan Rasional 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Berikan posisi yang nyaman (tidur dengan posisi semi fowler atau duduk)Fleksi lutut dan relaksasi otot abdomenLetakan 1 atau 2 tangan pada area abdomenHirup perlahan-lahan melalui hidung (mulut tutup)Anjurka pasien untk memusatkan fikirannya pada pergerakan udara, pertahankan punggung tetaplurusHembuskan perlahan-lahan uadara lewat mulu (sampai menghitung dalam hati 1-7)Lakukan langkah di atas beberapa kali sesuai kemampuan pasienAgar pasien rileks dan memudakan jalan nafas
Agar pasien tenang
Agar dapat merasakan pergerakan udara yang masuk dan keluar
Mengisi udara yang ada di paru-paru, dan membuat tenangKonsentrasi agar relaks dan rasa nyeri berkurang
Agar pasien releks
Agar mendapatkan hasil maksimal dan rasa nyeri pasien berkurang.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok bahasan: Manajemen NyeriSub pokok bahasan: Teknik relaksasiSasaran: Keluarga Ibu SHari/tanggal: Kamis, 5 Maret 2009Waktu: 15 menitTempat:Ruang Dahlia kamar No 7 RSUD PurbalinggaPenceramah: Sandra Pebrianti
Tujuan Instruktusional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit diharapkan keluarga Ibu S dapat memahami tentang teknik relaksasi nafas.Instruktusional KhususSetelah diberikan penyuluhan selama 20 menit diharapkan keluarga Ibu S mampu:
Mengetahui pengertian teknik relaksasi nafas dalamMengetahu jenis teknik relaksasiMengetahui manafaat teknik relaksasi nafas dalamMengetahui prosedur teknik relaksasi nafas dalamMempraktekan teknik relaksasi nafas dalam
MetodeCeramah Tanya jawab dan diskusiDemonstrasi
Media-
Materi (terlampir)Pengertian teknik relaksasi nafas dalamJenis-jenis relaksasiManfaat teknik relaksasi nafas dalamProsedur teknik relaksasi nafas dalam
Pengorganisasian No
KegiatanWaktu1.PembukaanMengucapkan salam.perkenalanMenjelaskan TIU dan TIK.Apersersi
5 Menit2.Penjelasan materi Menjelaskan tentang pengertian, macam, manfaat, prosedur teknik relaksasi nafas dalam Mendemonstrasikan, nafas dalam, dan relaksasiTanya jawab/diskusiEvaluasi sesuai pedoman evaluasi
10 Menit3.Penutup Menyimpulkan bersama keluargaMemberikan pujian dan motivasi pada keluarga
Kontrak pertemuan berikutnyaMengucapkan salam penutup.
5 Menit
Evaluasi
Sebutkan pengertian yang disebut dengan teknik relaksasi nafas dalam?Sebutkan langkah-langkah nafas dalam?Redemonstrasi teknik relaksasi nafas dalam
Daftar PustakaDoengoes, M. E.1999. Renana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.
Elkin M.K, Perry and Potter, P. (2000)Nursing Intervention and Clinical skill.Ester. M.E, 2001, Pedoman Praktek Keperawatan, EGC, Jakarta.Natrina, S.M, 2001, Pedoman Praktek Keperawatan, EGC, Jakarta.Koizer, B, 1997. Fundamental of Nursing:Concept and Prosedur. California:Anderson Wesley Publishing.Co.
Lampiran 1Materi Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Secara umum intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu :Non Farmakologik intervention : Distraksi, Relaksasi, Stimulasi KutaneusFarmakologi Intervention
Macam-macam teknik relaksasi:Nafas lambat, beriramaMassage and Slow, Rhythmic BreathingRhytmic Singing and TappingActive ListeningGuide ImagerRelaksasi
Nafas dalam merupakan salah satu metode tekniknik relasasi dengan mengatur pola nafas pasien, dimana pasien dianjurkan untuk menghisap udara secara perlahan-lahan melalui hidung dengan mengkonsentrasikan pikirannta pada aliran udara yang masuk kemudian dikeluarkan kembali secara perlahan melalui mulut. Dengan mengajari nafas dalam maka pasien akan mengontrol nyeri mandiri.Teknik relaksasi terutama efektif untuk nyeri kronik dan memberikan beberapa keuntungan, antara lain :Relaksasi akan menurunkan ansietas yang berhubungan dengan nyeri atau stressMenurunkan nyeri ototMenolong individu untuk melupakan nyeriMeningkatkan periode istirahat dan tidurMeningkatkan keefektifan terapi nyeri lainMenurunkan perasaan tak berdaya dan depresi yang timbul akibat nyeriTeknik relaksasi berikut :Berikan posisi yang nyaman (tidur dengan posisi semi fowler atau duduk)
Fleksi lutut dan relaksasi otot abdomenLetakan 1 atau 2 tangan pada area abdomenHirup perlahan-lahan melalui hidung (mulut tutup)Anjurka pasien untk memusatkan fikirannya pada pergerakan udara, pertahankan punggung tetaplurusHembuskan perlahan-lahan uadara lewat mulu (sampai menghitung dalam hati 1-7)Lakukan langkah di atas beberapa kali sesuai kemampuan pasien
Bila nyeri menjadi hebat klien dapat bernafas secara dangkal dan cepat.Stimulasi Kulit (Cutaneus)Beberapa teknik untuk stimulasi kulit antara lain :Kompres dinginAnalgesics ointmentsCounteriritan, seperti plester hangat.Contralateral Stimulation, yaitu massage kulit pada area yang berlawanan dengan area yang nyeri.
SATUAN ACARA PENYULUHANManajemen Nyeri
OlehSandra Pebrianti
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANJURUSAN KEPERAWATANPURWOKERTO2009DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, M. E.1999. Renana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.
Elkin M.K, Perry and Potter, P. (2000)Nursing Intervention and Clinical skill.
Ester. M.E, 2001, Pedoman Praktek Keperawatan, EGC, Jakarta.
Natrina, S.M, 2001, Pedoman Praktek Keperawatan, EGC, Jakarta.
Koizer, B, 1997. Fundamental of Nursing:Concept and Prosedur. California:Anderson Wesley Publishing.Co.
EvaluasiNo Tanggal Evaluasi 1.
4 Maret 2009S: Pasien mengeluh kepala nyeri berat dengan skala 8 dan pusing banget, kurang istirahatO: Bed rest total, lecet di dahi dan pipi, BAK terpasang kateter A: Masalah belum diatasi P : Lanjutkan intervensi keperawatan2.
5 Maret 2009S: Pasien mengeluh kepala nyeri berat, pusing berkurang, kurang istirahatO: Bed rest total, lecet di dahi dan pipi, BAK terpasang kateterA: Masalah belu teratasiP : Lanjutkan Intervensi Keperawatan3.6 Maret 2009S :Pasien mengeluh nyeri sedikit berkurang, sakit perut, O: Lecet di bokong, kateter sudah di lepas, infus sudah di lepas, bisa istirahatA : Masalah teratasi seagian Timbul masalah baruP : lanjutkan intervensi kepeawatan melakukan modifikasi intervesi 4.7 Maret 2009S :
O:
A:
P :