lp febris

12
Laporan Pendahuluan FEBRIS (DEMAM) I. DEFINISI Febris (demam) yaitu meningkatnya temperature tubuh secara abnormal (Asuhan Keperawatan Anak 2001). Febris (demam) yaitu meningkatnya suhu tubuh yang melewati batas normal yaitu lebih dari 38 0 C (Fadjari Dalam Nakita 2003). Febris (demam) yaitu merupakan rspon yang sangat berguna dan menolong tubuh dalam memerangi infeksi (KesehatanAnak 1999). Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara abnormal. Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain : A. Demam septic Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik. B. Demam remiten Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.

Upload: julay

Post on 29-Jan-2016

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

asuhan keperawatan febris

TRANSCRIPT

Page 1: lp febris

Laporan Pendahuluan

FEBRIS (DEMAM)

I. DEFINISI

Febris (demam) yaitu meningkatnya temperature tubuh secara abnormal

(Asuhan Keperawatan Anak 2001).

Febris (demam) yaitu meningkatnya suhu tubuh yang melewati batas normal

yaitu lebih dari 38 0C (Fadjari Dalam Nakita 2003).

Febris (demam) yaitu merupakan rspon yang sangat berguna dan menolong

tubuh dalam memerangi infeksi (KesehatanAnak 1999).

Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh

secara abnormal.

Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain :

A. Demam septic

Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam

hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai

keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun

ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.

B. Demam remiten

Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu

badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua

derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.

C. Demam intermiten

Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam

satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana

dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut

kuartana.

D. Demam kontinyu

Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada

tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.

Page 2: lp febris

E. Demam siklik

Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh

beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti

oleh kenaikan suhu seperti semula.

Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu

misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan

keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang

jelas seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi

kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang

jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja

dialami, pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti

influensa atau penyakit virus sejenis lainnya. Namun hal ini tidak berarti kita

tidak harus tetap waspada terhadap inveksi bakterial.

JENIS DEMAM CIRI-CIRI

Demam septik Malam hari suhu naik sekali, pagi hari turun hingga

diatas normal, sering disertai menggigil dan

berkeringat

Demam remitten Suhu badan dapat turun setiap hari tapi tidak pernah

mencapai normal. Perbedaan suhu mungkin mencapai

2 derajat namun perbedaannya tidak sebesar demam

septik.

Demam intermiten Suhu badan turun menjadi normal selama beberapa

jam dalam satu hari. Bila demam terjadi dua hari sekali

disebut tertiana dan apabila terjadi 2 hari bebas demam

diantara 2 serangan demam disebut kuartana.

Demam kontinyu Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari

satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus

tinggi sekali disebut hiperpireksia

Demam siklik kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti

Page 3: lp febris

oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang

diikuti kenaikan suhu seperti semula

         (Nelwan, 2007).

II. ETIOLOGI

Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia,

keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi

suhu sentral (misalnya: perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai

ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain: ketelitian penggambilan

riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit

dan evaluasi pemeriksaan laboratorium.serta penunjang lain secara tepat dan holistik.

Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara timbul

demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lain yang menyertai

demam.

Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang pasien

mengalami demam terus menerus selama 3 minggu dan suhu badan diatas 38,3 derajat

celcius dan tetap belum didapat penyebabnya walaupun telah diteliti selama satu

minggu secara intensif dengan menggunakan sarana laboratorium dan penunjang

medis lainnya.

III. PATOFISIOLOGI

Demam dapat disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksik yang

mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek

perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam disebut

pirogen. Zat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein, dan zat lain, terutama

toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksik yang dihasilkan dari degenerasi

jaringan tubuh menyebabkan demam selama keadaan sakit.

Mekanisme demam dimulai dengan timbulnya reaksi tubuh terhadap pirogen. Pada

mekanisme ini, bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis oleh leukosit darah,

makrofag jaringan, dan limfosit pembunuh bergranula besar.

Seluruh sel ini selanjutnya mencerna hasil pemecahan bakteri ke dalam cairan tubuh,

yang disebut juga zat pirogen leukosit. Zat ini ketika sampai di hipotalamus akan

menimbulkan demam dengan cara meningkatkan temperature tubuh dalam waktu 8-

Page 4: lp febris

10 menit. Zat ini juga menginduksi pembentukan prostaglandin E2 zat ini, yang

selanjutnya bekerja di hipotalamus untuk membangkitkan reaksi demam.

PATHWAY

Exogenous pyrogens

(seperti : bakteri, virus, kompleks antigen antibody)

Sel host inflamasi

(seperti : makrofag, netrofil, sel kuffer, makrofag splenic dan alveolar)

Memproduksi endogenous pyrogens

(interleukin 1, interieukin 6, factor nekrosis tumor, dan cytokine pyrogenic lain)

Sintesis PGE2 dalam hipotalamus

Pusat termoregulator

(neuron preoptik pada hipotalamus anterior)

Perubahan fisiologi dan tingkah laku

 ↓

demam

IV. TANDA DAN GEJALA

Demam.

Suhu meningkat > 37,10 C.

Menggigil.

Lesu, gelisah dan rewel serta sulit tidur.

Berkeringat, wajah merah dan mata berair.

Selera makan turun.

(Fadjari dalan Nakita 2003 dan Kesehatan Anak 1999).

V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Page 5: lp febris

Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap untuk digunakan

seperti ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa uji coba darah,

pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin. Dalam

tahap melalui biopsi pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan

pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau limfangiografi.

VI. TERAPI MEDIS

Antipiretik (Parasetamol)

Anti biotik sesuai program

Hindari kompres alkohol atau es

VII. PENGKAJIAN

1. Melakukan anamnese riwayat penyakit meliputi: sejak kapan timbul demam,

gejala lain yang menyertai demam (miasalnya: mual muntah, nafsu makan,

diaforesis, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll), apakah anak menggigil, gelisah

atau lhetargi, upaya yang harus dilakukan.

2. Melakukan pemeriksaan fisik.

3. Melakukan pemeriksaan ensepalokaudal: keadaan umum, vital sign.

4. Melakukan pemeriksaan penunjang lain seperti: pemeriksaan laboratotium,

foto rontgent ataupun USG.

VIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN  YANG MUNGKIN MUNCUL

a) Hyperthermia berhubungan dengan proses infeksi.

b) Resiko infeksi berhubungan dengan factor resiko infeksi mikroorganisme.

c) Resiko kurang cairan berhubungan dengan intake yang kurang dan diaporsis.

IX. RENCANA KEPERAWATAN

Page 6: lp febris

No

Diagnosa Keperawatan

Rencana KeperawatanTujuan dan Kriteria hasil Intervensi

1 Hypertermi  b/d proses infeksi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama….x24jam menujukan temperatur dalan batas normal dengan kriteria:-Suhu Tubuh dalam  batas normal-bebas dari kedinginan-suhu tubuh stabil 360-370c-termoregulasi dbn-nadi dbn     <1 bln : 90-170    <1 thn : 80-160    2 thn   : 80-120    6 thn   : 75-115    10 thn : 70-110    14 thn : 65-100    >14thn : 60-100-respirasi dbn   BBL : 30-50 x/m  Anak-anak : 15-30 x/m  Dewasa : 12-20 x/m

1.  Pantau suhu klien (derajat dan pola)

perhatikan menggigil/diaforsis

2.  Pantau suhu lingkungan,

batasi/tambahkan linen tempat tidur

sesuai indikasi

3.  Berikan kompres hangat hindri

penggunaan akohol

4.  Berikan miman sesuai kebutuhan

5.  Kolaborasi untuk pemberian

antipiretik (parasetamol)

2 Resiko infeksi b/d factor resiko infeksi mikroorganisme

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .....x 24 jam anak bebas dari cidera dengan kriteria:

- menunjukan homeostatis- tidak ada perdarahan mukosa dan bebas dari komplikasi lain

1.  Kaji tanda-tanda komplikasi lanjut

2.  Kaji status kardiopulmonar

3.  Kolaborasi untuk pemantauan

laboratorium: monitor darah rutin

4.  Kolaborasi untuk pembereian

antibiotik

3 Resiko kurang volume cairan b/d intake yang kurang dan deperosis

Setelah dilakukan tindakan perawatan selama ….x 24 jam volume cairn adekuat dengan kriteria:

- tanda vital dalam batas normal

- nadi perifer teraba kuat- haluran urine adekuat- tidak ada tanda-tanda dehidrasi

1.  Ukur/catat haluaran urine dan berat

jenis. Catat ketidak seimbangan

masukan dan haluran kumulatif

2.  Pantau tekanan darah dan denyut

jantung ukur CVP

3.  Palpasi denyut perifer

4.  Kaji membran mukosa kering, tugor

Page 7: lp febris

kulit yang kurang baik dan rasa halus

5.  Kolaborasi untuk pemberian cairan

IV sesuai indikasi

6.  Pantau nilai laboratorium, Ht/jumlah

sel darah merah, BUN,cre, Elek,LED,

GDS

4 Cemas berhubungan dengan hipertermi, efek proses penyakit

Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 2 x 24 jam cemas hilang dengan kriteria:

- klien dapat mengidentifikasi hal-hal yang dapat meningkatkan dan menurunkan suhu tubuh

- klien mau berpartisipasi dalam setiap tidakan yang dilakukan

- klien mengungkapkan penurunan cemas yang berhubungan dengan hipertermi, proses penyakit

1.  Kaji dan identifikasi serta luruskan

informasi yang dimiliki klien

mengenai hipertermi

2.  Berikan informasi yang akurat

tentang penyebab hipertermi

3.  Validasi perasaan klien dan yakinkan

klien bahwa kecemasam merupakan

respon yang normal

4.  Diskusikan rencana tindakan yang

dilakukan berhubungan dengan

hipertermi dan keadaan penyakit

         

DAFTAR PUSTAKA

Page 8: lp febris

Komite medik RSUP Dr. Sardjito, 2000. Standar Pelayanan Medis, Edisi 2, Cetakan I, Medika

FK UGM, Yogyakarta

Mc Closkey, Joanne C and Bulechek, Gloria M, 1996, Nursing Intervention Classification (NIC),

Second edition, Mosby Year Book Inc, St. Louis

Nanda, 2001, Nursing Diagnosis: Definitions & Classification 2001-2002, Ed-, United States of

America

http://health.yahoo.com/ency/adam/00615.last reviewed: 1/7/2003

www.google.com/askep febris demam