lp ckd

Upload: uzzy-lintang-savitri

Post on 07-Jan-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mmmmmmmm

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

CHRONIC RENAL DISEASEDisusun untuk memenuhi tugas Clinical Study 2

Departemen Medikal Ruang Teratai RST Dr. Soepraoen Malang

Oleh:

KELOMPOK 1aMEGA WIJAYA

115070200111002

PRILLY PRISKYLIA

115070200111004

SITI ALIYAH

115070200111006PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

20151. DEFINISI

Gagal ginjal kronik adalah suatu kondisi dimana kedua ginjal mengalami kerusakan permanen dan tidak dapat menjalankan fungsi sebagaimana kerusakan permanen dan tidak dapat menjalankan fungsi sebagaimana mestinya.

Gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). (Brunner and Suddart, 2002)

Gagal ginjal kronis adalah kegagalan fungsi ginjal untuk mempertahankan metabolism serta keseimbangan cairan dan elektrolit akibat destruksi struktur ginjal yang progresif dengan manifestasi penumpukan sisa metabolit (toksik uremik) di dalam darah. (Arif Muttaqin, 2011).2. KLASIFIKASI Klasifikasi sesuai dengan test kreatinin klien,maka GGK dapat terbagi menjadi: 100 76 ml/mnt disebut insufiensi ginjal berkurang

75 26 ml/mnt disebut insufiensi ginjal kronik

25 5 ml/mnt disebut GGK

90

2Penurunan ringan LFG60-89

3Penurunan moderat LFG30-59

4Penurunan berat LFG15-29

5Gagal ginjal 150 mg% kebutuhan cairan harus adekuat supaya jumlah diuresis mencapai 2 L per hari

4) Kebutuhan elektrolit dan mineral

Kebutuhan jumlah mineral dan elektrolit bersifat individual tergantung dari LFG dan penyakit ginjal dasar (underlying renal disease).

b. Terapi pengganti ginjal

Terapi pengganti ginjal dilakukan pada penyakit ginjal kronik stadium 5, yaitu pada LFG kurang dari 15 ml/menit.Terapi tersebut dapat berupa hemodialisis, dialisis peritoneal, dan transplantasi ginjal (Suwitra, 2006).

1) Hemodialisis

Tindakan terapi dialisis tidak boleh terlambat untuk mencegah gejala toksik azotemia, dan malnutrisi. Tetapi terapi dialisis tidak boleh terlalu cepat pada pasien GGK yang belum tahap akhir akan memperburuk faal ginjal (LFG).

2) Dialisis Peritoneal (DP)

Akhir-akhir ini sudah populer Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) di pusat ginjal di luar negeri dan di Indonesia. Indikasi medik CAPD, yaitu pasien anak-anak dan orang tua (umur lebih dari 65 tahun), pasien-pasien yang telah menderita penyakit sistem kardiovaskular, pasien-pasien yang cenderung akan mengalami perdarahan bila dilakukan hemodialisis. Indikasi non-medik, yaitu keinginan pasien sendiri, tingkat intelektual tinggi untuk melakukan sendiri (mandiri), dan di daerah yang jauh dari pusat ginjal (Sukandar, 2006).

3) Transplantasi Ginjal

Transplantasi ginjal merupakan terapi pengganti ginjal (anatomi dan faal). Pertimbangan program transplantasi ginjal, yaitu:

a) Kualitas hidup normal kembali

b) Masa hidup (survival rate) lebih lama

c) Komplikasi (biasanya dapat diantisipasi) terutama berhubungan dengan obat

imunosupresif untuk mencegah reaksi penolakan

d) Biaya lebih murah dan dapat dibatasi

Sedangkan menurut Smeltzer dan Bare (2001) penatalaksanaan untuk gagal ginjal kronik yaitu :

1. Penatalaksanaan untuk mengatasi komplikasi

Hipertensi diberikan antihipertensi yaitu Metildopa (Aldomet), Propanolol (Inderal), Minoksidil (Loniten), Klonidin (Catapses), Beta Blocker, Prazonin (Minipress), Metrapolol Tartrate (Lopressor).

Kelebihan cairan diberikan diuretic diantaranya adalah Furosemid (Lasix), Bumetanid (Bumex), Torsemid, Metolazone (Zaroxolon), Chlorothiazide (Diuril).

Peningkatan trigliserida diatasi dengan Gemfibrozil.

Hiperkalemia diatasi dengan Kayexalate, Natrium Polisteren Sulfanat.

Hiperurisemia diatasi dengan Allopurinol.

Osteodistoofi diatasi dengan Dihidroksiklkalsiferol, alumunium hidroksida. Kelebihan fosfat dalam darah diatasi dengan kalsium karbonat, kalsium asetat, alumunium hidroksida. Mudah terjadi perdarahan diatasi dengan desmopresin, estrogen Ulserasi oral diatasi dengan antibiotic. 2. Intervensi diet yaitu diet rendah protein (0,4-0,8 gr/kgBB), vitamin B dan C, diet tinggi lemak dan karbohirat 3. Asidosis metabolic diatasi dengan suplemen natrium karbonat. 4. Abnormalitas neurologi diatasi dengan Diazepam IV (valium), fenitonin (dilantin). 5. Anemia diatasi dengan rekombion eritropoitein manusia (epogen IV atau SC 3x seminggu), kompleks besi (imferon), androgen (nandrolan dekarnoat/deca durobilin) untuk perempuan, androgen (depo-testoteron) untuk pria, transfuse Packet Red Cell/PRC. 6. Cuci darah (dialisis) yaitu dengan hemodialisa maupun peritoneal dialisa. 7. KOMPLIKASI

Gejala komplikasinya antara lain : (Faradilla, N. 2009) hipertensi,

anemia,

osteodistrofi renal,

payah jantung,

asidosis metabolik,

gangguan keseimbangan elektrolit (sodium,kalium, khlorida).

komplikasi yang umum terjadi pada GGK stadium 3-5 adalah: (Diantari,dkk.2007)

anemia,

hiperfosfatemia,

hiperparatiroid sekunder,

gangguan cairan dan elektrolit,

asidosis metabolik, dan

malnutrisi.

REFERENSIMuttaqin, Arif, dan Kumala Sari. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.

Smeltzer C.S. dan Bare Brenda. 2003. Brunner and Suddarths Textbook of Medical Surgical Nursing 10th edition. Philadelphia: LippincottDiantari,dkk.2007. Jurnal Farmasi Indonesia : Evaluasi Penggunaan ACE Inhibitor Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik. Bagian Farmakologi dan Farmasi Klinik Fakultas Farmasi UGMSoeparman, Waspadji S. 1993. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta: Balai penerbit FKUI.