lp asma

Upload: farida-agustiningrum

Post on 16-Oct-2015

31 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1. Definisi AsmaAsma merupakan gangguan radang kronik saluran napas. Saluran napas yang mengalami radang kronik bersifat hiperresponsif sehingga apabila terangsang oleh faktor risiko tertentu, jalan napas menjadi tersumbat dan aliran udara terhambat karena konstriksi bronkus, sumbatan mukus, danmeningkatnya proses radang (Almazini, 2012). Asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan, penyempitan ini bersifat sementara. Asma dapat terjadi pada siapa saja dan dapat timbul disegala usia, tetapi umumnya asma lebih sering terjadi pada anak-anak usia di bawah 5 tahun dan orang dewasa pada usia sekitar 30 tahunan (Saheb, 2011).Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan banyak sel dan elemennya. Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan hiperresponsivitas saluran napas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat, batuk terutama malam hari dan atau dini hari. Episodik tersebut berhubungan dengan obstruksi saluran napas yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan (Boushey, 2005; Bousquet, 2008)

2. Klasifikasi A. Berdasarkan kegawatan asma, maka asma dapat dibagi menjadi :a. Asma bronkhialeAsma Bronkiale merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan adanya respon yang berlebihan dari trakea dan bronkus terhadap bebagai macam rangsangan, yang mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang tersebar luas diseluruh paru dan derajatnya dapat berubah secara sepontan atau setelah mendapat pengobatanb. Status asmatikusYakni suatu asma yang refraktor terhadap obat-obatan yang konvensional. Status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator. Status Asmatikus yang dialami penderita asma dapat berupa pernapasan wheezing, ronchi ketika bernapas (adanya suara bising ketika bernapas), kemudian bisa berlanjut menjadi pernapasan labored (perpanjangan ekshalasi), pembesaran vena leher, hipoksemia, respirasi alkalosis, respirasi sianosis, dyspnea dan kemudian berakhir dengan tachypnea. Namun makin besarnya obstruksi di bronkus maka suara wheezing dapat hilang dan biasanya menjadi pertanda bahaya gagal pernapasan. c. Asthmatic EmergencyYakni asma yang dapat menyebabkan kematian

B. Klasifikasi asma yaitu a. Asma ekstrinsikAsma ekstrinsik adalah bentuk asma paling umum yang disebabkan karena reaksi alergi penderita terhadap allergen dan tidak membawa pengaruh apa-apa terhadap orang yang sehat.b. Asma intrinsikAsma intrinsik adalah asma yang tidak responsif terhadap pemicu yang berasal dari allergen. Asma ini disebabkan oleh stres, infeksi dan kodisi lingkungan yang buruk seperti kelembaban, suhu, polusi udara dan aktivitas olahraga yang berlebihan.

C. MenurutGlobal Initiative for Asthma(GINA), penggolongan asma berdasarkan beratnya penyakit dibagi 4 (empat) yaitu:1) Asma Intermiten (asma jarang)gejala kurang dari semingguserangan singkatgejala pada malam hari < 2 kali dalam sebulanFEV 1 atau PEV > 80%PEF atau FEV 1 variabilitas 20% 30%2) Asma mild persistent (asma persisten ringan)gejala lebih dari sekali semingguserangan mengganggu aktivitas dan tidurgejala pada malam hari > 2 kali sebulanFEV 1 atau PEV > 80%PEF atau FEV 1 variabilitas < 20% 30%3) Asma moderate persistent (asma persisten sedang)gejala setiap hariserangan mengganggu aktivitas dan tidurgejala pada malam hari > 1 dalam semingguFEV 1 tau PEV 60% 80%PEF atau FEV 1 variabilitas > 30%

4) Asma severe persistent (asma persisten berat)gejala setiap hariserangan terus menerusgejala pada malam hari setiap hariterjadi pembatasan aktivitas fisikFEV 1 atau PEF = 60%PEF atau FEV variabilitas > 30%

D. Selain berdasarkan gejala klinis di atas, asma dapat diklasifikasikan berdasarkan derajat serangan asma yaitu: a. Serangan asma ringan dengan aktivitas masih dapat berjalan, bicara satu kalimat, bisa berbaring, tidak ada sianosis dan mengi kadang hanya pada akhir ekspirasib. Serangan asma sedang dengan pengurangan aktivitas, bicara memenggal kalimat, lebih suka duduk, tidak ada sianosis, mengi nyaring sepanjang ekspirasi dan kadang -kadang terdengar pada saat inspirasic. Serangan asma berat dengan aktivitas hanya istirahat dengan posisi duduk bertopang lengan, bicara kata demi kata, mulai ada sianosis dan mengi sangat nyaring terdengar tanpa stetoskopd. Serangan asma dengan ancaman henti nafas, tampak kebingunan, sudah tidak terdengar mengi dan timbul bradikardi.Perlu dibedakan derajat klinis asma harian dan derajat serangan asma. Seorangpenderita asma persisten (asma berat) dapat mengalami serangan asma ringan. Sedangkan asma ringan dapat mengalami serangan asma berat, bahkan serangan asma berat yang mengancam terjadi henti nafas yang dapat menyebabkan kematian

3. Etiologi Sampai saat ini etiologi dariAsma Bronkhialbelum diketahui. Suatu hal yang yang menonjol pada penderita Asma adalah fenomena hiperaktivitas bronkus. Bronkus penderita asma sangat peka terhadap rangsangan imunologi maupun non imunologi. 1) Adapun rangsangan atau faktor pencetus yang sering menimbulkan Asma adalah : a. Faktor ekstrinsik (alergik) : reaksi alergik yang disebabkan oleh alergen atau alergen yang dikenal seperti debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang.b. Faktor intrinsik(non-alergik) : tidak berhubungan dengan alergen, seperticommon cold,infeksi traktus respiratorius, latihan, emosi, dan polutan lingkungan dapat mencetuskan serangan.c. Asma gabunganBentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan non-alergik 2) Menurut The Lung Association of Canada, ada dua faktor yangmenjadi pencetus asma :a. Pemicu Asma (Trigger)Pemicu asma mengakibatkan mengencang atau menyempitnya saluran pernapasan (bronkokonstriksi). Pemicu tidak menyebabkan peradangan.Triggerdianggap menyebabkan gangguan pernapasan akut, yang belum berarti asma, tetapi bisa menjurus menjadi asma jenis intrinsik.Gejala-gejala dan bronkokonstriksi yang diakibatkan oleh pemicu cenderung timbul seketika, berlangsung dalam waktu pendek dan relatif mudah diatasi dalam waktu singkat. Namun, saluran pernapasan akan bereaksi lebih cepat terhadap pemicu, apabila sudah ada, atau sudah terjadi peradangan. Umumnya pemicu yang mengakibatkan bronkokonstriksi adalah perubahan cuaca, suhu udara, polusi udara, asap rokok, infeksi saluran pernapasan, gangguan emosi, dan olahraga yang berlebihan.b. Penyebab Asma (Inducer)Penyebab asma dapat menyebabkan peradangan (inflamasi) dan sekaligus hiperresponsivitas (respon yang berlebihan) dari saluran pernapasan.Inducerdianggap sebagai penyebab asma yang sesungguhnya atau asma jenis ekstrinsik. Penyebab asma dapat menimbulkan gejala-gejala yang umumnya berlangsung lebih lama (kronis), dan lebih sulit diatasi. Umumnya penyebab asma adalah alergen,yang tampil dalam bentuk ingestan (alergen yang masuk ke tubuh melalui mulut), inhalan (alergen yang dihirup masuk tubuh melalui hidung atau mulut), dan alergen yang didapat melalui kontak dengan kulit.3) Sedangkan Lewis et al. (2000) tidak membagi pencetus asma secara spesifik. Menurut mereka, secara umum pemicu asma adalah:a. Faktor predisposisiGenetikFaktor yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakitAsma Bronkhialjika terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu hipersensitivitas saluran pernapasannya juga bisa diturunkan.b. Faktor presipitasia) AlergenDimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu: Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan seperti debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi. Ingestan, yang masuk melalui mulut yaitu makanan (seperti buah-buahan dan anggur yang mengandung sodium metabisulfide) dan obat-obatan (seperti aspirin, epinefrin, ACE- inhibitor, kromolin). Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit.Contoh : perhiasan, logam dan jam tanganPada beberapa orang yang menderita asma respon terhadap Ig E jelas merupakan alergen utama yang berasal dari debu, serbuk tanaman atau bulu binatang. Alergen ini menstimulasi reseptor Ig E pada sel mast sehingga pemaparan terhadap faktor pencetus alergen ini dapat mengakibatkan degranulasi sel mast. Degranulasi sel mast seperti histamin dan protease sehingga berakibat respon alergen berupa asma.b) OlahragaSebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktivitas jasmani atau olahraga yang berat. Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai beraktifitas. Asma dapat diinduksi oleh adanya kegiatan fisik atau latihan yang disebut sebagaiExercise Induced Asthma(EIA) yang biasanya terjadi beberapa saat setelah latihan.misalnya: jogging, aerobik, berjalan cepat, ataupun naik tangga dan dikarakteristikkan oleh adanya bronkospasme, nafas pendek, batuk dan wheezing. Penderita asma seharusnya melakukan pemanasan selama 2-3 menit sebelum latihan.c) Infeksi bakteri pada saluran napasInfeksi bakteri pada saluran napas kecuali sinusitis mengakibatkan eksaserbasi pada asma. Infeksi ini menyebabkan perubahan inflamasi pada sistem trakeo bronkial dan mengubah mekanisme mukosilia. Oleh karena itu terjadi peningkatan hiperresponsif pada sistem bronkial.d) StresStres / gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Penderita diberikan motivasi untuk mengatasi masalah pribadinya, karena jika stresnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.e) Gangguan pada sinusHampir 30% kasus asma disebabkan oleh gangguan pada sinus, misalnya rhinitis alergik dan polip pada hidung. Kedua gangguan ini menyebabkan inflamasi membran mukus.f) Perubahan cuacaCuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin seringmempengaruhi Asma. Atmosfir yang mendadak dinginmerupakan faktor pemicu terjadinya serangan Asma. Kadangkadangserangan berhubungan dengan musim, seperti musimhujan, musim kemarau.

4. Patofisiologi AsmaFaktor pencetus

Alergi Idiopatik

Edema dinding spasme otot sekresi mukus Bronkioluspolos bronkioluskental didalam lumen bronkiolus

Ekspirasimenekan sisidiameter bronkiolus bersihan jalan nafasluar bronkiolus mengecil tidak efektif

intoleransi aktifitas dispnea

gangguan pertukaran gas perfusi paru tidak cukup mendapat ventilasi

5. Manifestasi Klinis Gambaran klasik penderita asma berupa sesak nafas, batuk-batuk dan mengi (whezzing) telah dikenal oleh umum dan tidak sulit untuk diketahui. Batuk-batuk kronis dapat merupakan satu-satunya gejala asma dan demikian pula rasa sesak dan berat didada.Tetapi untuk melihat tanda dan gejala asma sendiri dapat digolongkan menjadi :1. Asma tingkat IYaitu penderita asma yang secara klinis normal tanpa tanda dan gejala asma atau keluhan khusus baik dalam pemeriksaan fisik maupun fungsi paru.Asma akan muncul bila penderita terpapar faktor pencetus atau saat dilakukan tes provokasi bronchial di laboratorium.2. Asma tingkat IIYaitu penderita asma yang secara klinis maupun pemeriksaan fisik tidak ada kelainan, tetapi dengan tes fungsi paru nampak adanya obstruksi saluran pernafasan. Biasanya terjadi setelah sembuh dari serangan asma.3. Asma tingkat IIIYaitu penderita asma yang tidak memiliki keluhan tetapi pada pemeriksaan fisik dan tes fungsi paru memiliki tanda-tanda obstruksi.Biasanya penderita merasa tidak sakit tetapi bila pengobatan dihentikan asma akan kambuh.4. Asma tingkat IVYaitu penderita asma yang sering kita jumpai di klinik atau rumah sakit yaitu dengan keluhan sesak nafas, batuk atau nafas berbunyi.Pada serangan asma ini dapat dilihat yang berat dengan gejala-gejala yang makin banyak antara lain :a.Kontraksi otot-otot bantu pernafasan, terutama sternokliedo mastoideusb.Sianosisc.Silent Chestd.Gangguan kesadarane.Tampak lelahf.Hiperinflasi thoraks dan takhikardiAsma tingkat VYaitu status asmatikus yang merupakan suatu keadaan darurat medis beberapaserangan asma yang berat bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang lazim dipakai. Karena pada dasarnya asma bersifat reversible maka dalam kondisi apapun diusahakan untuk mengembalikan nafas ke kondisi normal.

6. Komplikasi Mengancam pada gangguan keseimbangan asam basa dan gagal nafas Chronic persisten bronhitis Bronchitis Pneumonia Emphysema Meskipun serangan asma jarang ada yang fatal, kadang terjadireaksi kontinu yang lebih berat, yang disebut status asmatikus, kondisiini mengancam hidup

7. Pemeriksaan Penunjang a) Pemeriksaan sputumPada pemeriksaan sputum ditemukan : Kristal kristalcharcot leydenyang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil. Terdapatnya Spiral Curschman, yakni spiral yang merupakan silinder sel-sel cabang-cabang bronkus Terdapatnya Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus Terdapatnya neutrofil eosinofilb) Pemeriksaan darahPada pemeriksaan darah yang rutin diharapkan eosinofil meninggi, sedangkan leukosit dapat meninggi atau normal, walaupun terdapat komplikasi asma Gas analisa darahTerdapat hasil aliran darah yang variabel, akan tetapi bila terdapat peninggian PaCO2 maupun penurunan pH menunjukkan prognosis yang buruk Kadang kadang pada darah terdapat SGOT dan LDH yang meninggi Hiponatremi 15.000/mm3 menandakan terdapat infeksi Pada pemeriksaan faktor alergi terdapat IgE yang meninggi pada waktu seranggan, dan menurun pada waktu penderita bebas dari serangan. Pemeriksaan tes kulit untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergennya dapat menimbulkan reaksi yang positif pada tipe asma atopik.c) Foto rontgenPada umumnya, pemeriksaan foto rontgen pada asma normal. Pada serangan asma, gambaran ini menunjukkan hiperinflasi paru berupa rradiolusen yang bertambah, dan pelebaran rongga interkostal serta diagfragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat komplikasi, kelainan yang terjadi adalah: Bila disertai dengan bronkhitis, bercakan hilus akan bertambah Bila terdapat komplikasi emfisema (COPD) menimbulkan gambaran yang bertambah. Bila terdapat komplikasi pneumonia maka terdapat gambaran infiltrat pada paru.d) Pemeriksaan faal paru Bila FEV1 lebih kecil dari 40%, 2/3 penderita menujukkan penurunan tekanan sistolenya dan bila lebih rendah dari 20%, seluruh pasien menunjukkan penurunan tekanan sistolik. Terjadi penambahan volume paru yang meliputi RV hampi terjadi pada seluruh asma, FRC selalu menurun, sedangan penurunan TRC sering terjadi pada asma yang berat.e) ElektrokardiografiGambaran elektrokardiografi selama terjadi serangan asma dapat dibagi atas tiga bagian dan disesuaikan dengan gambaran emfisema paru, yakni : Perubahan aksis jantung pada umumnya terjadi deviasi aksis ke kanan dan rotasi searah jarum jam Terdapatnya tanda-tanda hipertrofi jantung, yakni tedapat RBBB Tanda-tanda hipoksemia yakni terdapat sinus takikardi, SVES, dan VES atau terjadinya relatif ST depresi.

8. Penatalaksanaan Pengobatan asthma secara garis besar dibagi dalam pengobatan non farmakologik danpengobatan farmakologik.1) Pengobatan non farmakologika. PenyuluhanPenyuluhan ini ditujukan pada peningkatan pengetahuan klien tentang penyakit asthma sehinggan klien secara sadar menghindari faktor-faktor pencetus, serta menggunakan obat secara benar dan berkonsoltasi pada tim kesehatan.

b. Menghindari faktor pencetusKlien perlu dibantu mengidentifikasi pencetus serangan asthma yang ada pada lingkungannya, serta diajarkan cara menghindari dan mengurangi faktor pencetus, termasuk pemasukan cairan yang cukup bagi klien.c. FisioterapiFisioterpi dapat digunakan untuk mempermudah pengeluaran mukus. Ini dapat dilakukan dengan drainage postural, perkusi dan fibrasi dada.2) Pengobatan farmakologika. Agonis betaBentuk aerosol bekerja sangat cepat diberika 3-4 kali semprot dan jarak antara semprotan pertama dan kedua adalan 10 menit. Yang termasuk obat ini adalah metaproterenol ( Alupent, metrapel ).b. Metil XantinGolongan metil xantin adalan aminophilin dan teopilin, obat ini diberikan bila golongan beta agonis tidak memberikan hasil yang memuaskan. Pada orang dewasa diberikan 125-200 mg empatkali sehari.c. KortikosteroidJika agonis beta dan metil xantin tidak memberikan respon yang baik, harus diberikan kortikosteroid. Steroid dalam bentuk aerosol ( beclometason dipropinate ) dengan disis 800 empat kali semprot tiap hari. Karena pemberian steroid yang lama mempunyai efek samping maka yang mendapat steroid jangka lama harus diawasi dengan ketat.d. KromolinKromolin merupakan obat pencegah asthma, khususnya anak-anak . Dosisnya berkisar 1-2 kapsul empat kali sehari.e. KetotifenEfek kerja sama dengan kromolin dengan dosis 2 x 1 mg perhari. Keuntunganya dapat diberikan secara oral.f. Iprutropioum bromide (Atroven)Atroven adalah antikolenergik, diberikan dalam bentuk aerosol dan bersifat bronkodilator.3) Pengobatan selama serangan status asthmatikus a) Infus RL : D5 = 3 : 1 tiap 24 jamb) Pemberian oksigen 4 liter/menit melalui nasal kanulc) Aminophilin bolus 5 mg / kg bb diberikan pelan-pelan selama 20 menit dilanjutka drip Rlatau D5 mentenence (20 tetes/menit) dengan dosis 20 mg/kg bb/24 jam.d) Terbutalin 0,25 mg/6 jam secara sub kutan.e) Dexamatason 10-20 mg/6jam secara intra vena.f) Antibiotik spektrum luas.9. Asuhan keperawatan 1) PengkajianPengkajian Primer Asmaa. Airway Peningkatan sekresi pernafasan Bunyi nafas krekles, ronchi, weezingb. Breathing Distress pernafasan : pernafasan cuping hidung, takipneu/bradipneu, retraksi. Menggunakan otot aksesoris pernafasan Kesulitan bernafas : diaforesis, sianosisc. Circulation Penurunan curah jantung : gelisah, latergi, takikardi Sakit kepala Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah Papiledema Urin output meurund. DissabilityMengetahui kondisi umum dengan pemeriksaan cepat status umum dan neurologi dengan memeriksa atau cek kesadaran, reaksi pupil.

PengkajianSekunder Asmaa. AnamnesisAnamnesis pada penderita asma sangat penting, berguna untuk mengumpulkan berbagai informasi yang diperlukan untuk menyusun strategi pengobatan. Gejala asma sangat bervariasi baik antar individu maupun pada diri individu itu sendiri (pada saat berbeda), dari tidak ada gejala sama sekali sampai kepada sesak yang hebat yang disertai gangguan kesadaran.Keluhan dan gejala tergantung berat ringannya pada waktu serangan. Pada serangan asma bronkial yang ringan dan tanpa adanya komplikasi, keluhan dan gejala tak ada yang khas. Keluhan yang paling umum ialah : Napas berbunyi, Sesak, Batuk, yang timbul secara tiba-tiba dan dapat hilang segera dengan spontan atau dengan pengobatan, meskipun ada yang berlangsung terus untuk waktu yang lama.

b. Pemeriksaan FisikBerguna selain untuk menemukan tanda-tanda fisik yang mendukung diagnosis asma dan menyingkirkan kemungkinan penyakit lain, juga berguna untuk mengetahui penyakit yang mungkin menyertai asma, meliputi pemeriksaan :1) Status kesehatan umumPerlu dikaji tentang kesadaran klien, kecemasan, gelisah, kelemahan suara bicara, tekanan darah nadi, frekuensi pernapasan yang meningkatan, penggunaan otot-otot pembantu pernapasan sianosis batuk dengan lendir dan posisi istirahat klien.2) IntegumenDikaji adanya permukaan yang kasar, kering, kelainan pigmentasi, turgor kulit, kelembapan, mengelupas atau bersisik, perdarahan, pruritus, ensim, serta adanya bekas atau tanda urtikaria atau dermatitis pada rambut di kaji warna rambut, kelembaban dan kusam.3) Thoraka) InspeksiDada di inspeksi terutama postur bentuk dan kesemetrisan adanya peningkatan diameter anteroposterior, retraksi otot-otot Interkostalis, sifat dan irama pernafasan serta frekwensi peranfasan.b) Palpasi.Pada palpasi di kaji tentang kosimetrisan, ekspansi dan taktil fremitus.c) PerkusiPada perkusi didapatkan suara normal sampai hipersonor sedangkan diafragma menjadi datar dan rendah.d) Auskultasi.Terdapat suara vesikuler yang meningkat disertai dengan expirasi lebih dari 4 detik atau lebih dari 3x inspirasi, dengan bunyi pernafasan dan Wheezing.c. Sistem pernafasan1) Batuk mula-mula kering tidak produktif kemudian makin keras dan seterusnya menjadi produktif yang mula-mula encer kemudian menjadi kental. Warna dahak jernih atau putih tetapi juga bisa kekuningan atau kehijauan terutama kalau terjadi infeksi sekunder.2) Frekuensi pernapasan meningkat3) Otot-otot bantu pernapasan hipertrofi.4) Bunyi pernapasan mungkin melemah dengan ekspirasi yang memanjang disertai ronchi kering dan wheezing.5) Ekspirasi lebih daripada 4 detik atau 3x lebih panjang daripada inspirasi bahkan mungkin lebih.6) Pada pasien yang sesaknya hebat mungkin ditemukan: Hiperinflasi paru yang terlihat dengan peningkatan diameter anteroposterior rongga dada yang pada perkusi terdengar hipersonor. Pernapasan makin cepat dan susah, ditandai dengan pengaktifan otot-otot bantu napas (antar iga, sternokleidomastoideus), sehingga tampak retraksi suprasternal, supraclavikula dan sela iga serta pernapasan cuping hidung.7) Pada keadaan yang lebih berat dapat ditemukan pernapasan cepat dan dangkal dengan bunyi pernapasan dan wheezing tidak terdengar(silent chest), sianosis.d. Sistem kardiovaskuler1) Tekanan darah meningkat, nadi juga meningkat2) Pada pasien yang sesaknya hebat mungkin ditemukan: Takhikardi makin hebat disertai dehidrasi. Timbul Pulsus paradoksusdimana terjadi penurunan tekanan darah sistolik lebih dari 10 mmHg pada waktu inspirasi. Normal tidak lebih daripada 5 mmHg, pada asma yang berat bisa sampai 10 mmHg atau lebih.3) Pada keadaan yang lebih berat tekanan darah menurun, gangguan irama jantung.

Asma

DAFTAR PUSTAKA

Almazini, P. 2012.Bronchial ThermoplastyPilihan Terapi Baru untuk Asma Berat.Jakrta:Fakultas Kedokteran Universitas IndonesiaCorwin, Elizabeth J. 2009.Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC.GINA (Global Initiative for Asthma) 2006.;Pocket Guide for Asthma Management and Prevension In Children. www. Dimuat dalamwww.Ginaasthma.orgJohnson, M.,et all.2000.Nursing Outcomes Classification (NOC)Second Edition.New Jersey:Upper Saddle RiverMansjoer, A dkk. 2007.Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media AesculapiusPurnomo. 2008.Faktor Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Asma Bronkial Pada Anak. Semarang: Universitas DiponegoroRuhyanudin, F. 2007.Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Kardio Vaskuler.Malang : Hak Terbit UMM PressSaheb, A.2011.Penyakit Asma. Bandung: CV medikaSantosa, Budi. 2007.Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima MedikaSundaru H. 2006Apa yang Diketahui Tentang Asma, Jakarta. Departemen Ilmu Penyakit Dalam, FKUI/RSCM