lp asma bronkhiale & askep.docx

23
LAPORAN PENDAHULUAN ASMA BRONKHIALE A. DEFINISI Asma Bronkial adalah penyakit pernafasan obstruktif yang ditandai oleh spame akut otot polos bronkiolus. Hal ini menyebabkan obsktrusi aliran udara dan penurunan ventilasi alveolus.( Huddak & Gallo, 1997 ) Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.( Smeltzer, 2002 : 611) Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel, terjadi ketika bronkus mengalami inflamasi/peradangan dan hiperresponsif. (Reeves, 2001 : 48) B. PATHOFISIOLOGI Asma adalah obstruksi jalan nafas difus reversibel. Obstruksi disebabkan oleh satu atau lebih dari yang berikut ini : 1. Kontraksi otot –otot yang mengelilingi bronkus, yang menyempitkan jalannafas. 2.Pembegkakan membran yang melapisi bronkus 3.Pengisian bronkus dengan mukus yang kental. Selain itu, otot-otot bronkial dan kelenjar mukosa membesar ; sputum yang kental banyak dihasilkan dan alveoli menjadi hiperinflasi, dengan udara tertangkap kedalam jaringan paru. Mekanisme yang terjadi dari perubahn ini tidak diketahui, tetapi apa yang paling diketahui adalah keterlibatan sistem imunologis dan sistem saraf otonom. Beberapa individu dengan asma mengalami respon imun yang buruk terhadap lingkungan mereka. Antibodi yang dihasilkan (IgE) kemudian menyerang sel –sel mast dalam paru. Pemajan ulang terhadap anti gen mengakibatkan ikatan anti gen dengan

Upload: dawairezo-daw

Post on 09-Nov-2015

29 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN ASMA BRONKHIALE

A. DEFINISIAsma Bronkial adalah penyakit pernafasan obstruktif yang ditandai oleh spame akut otot polos bronkiolus. Hal ini menyebabkan obsktrusi aliran udara dan penurunan ventilasi alveolus.( Huddak & Gallo, 1997 )Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.( Smeltzer, 2002 : 611)Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel, terjadi ketika bronkus mengalami inflamasi/peradangan dan hiperresponsif. (Reeves, 2001 : 48)

B. PATHOFISIOLOGI Asma adalah obstruksi jalan nafas difus reversibel. Obstruksi disebabkan oleh satu atau lebih dari yang berikut ini : 1. Kontraksi otot otot yang mengelilingi bronkus, yang menyempitkan jalannafas.2.Pembegkakan membran yang melapisi bronkus 3.Pengisian bronkus dengan mukus yang kental.Selain itu, otot-otot bronkial dan kelenjar mukosa membesar ; sputum yang kental banyak dihasilkan dan alveoli menjadi hiperinflasi, dengan udara tertangkap kedalam jaringan paru. Mekanisme yang terjadi dari perubahn ini tidak diketahui, tetapi apa yang paling diketahui adalah keterlibatan sistem imunologis dan sistem saraf otonom.Beberapa individu dengan asma mengalami respon imun yang buruk terhadap lingkungan mereka. Antibodi yang dihasilkan (IgE) kemudian menyerang sel sel mast dalam paru. Pemajan ulang terhadap anti gen mengakibatkan ikatan anti gen dengan antibodi, menyebabkan pelepasan produk sel-sel mast( disebut mediator) seperti histamin, bradikinin dan prostaglandin. Stimulasi reseptor beta mengakibatkan peningkatan tingkat cAMP, yang menghambat pelepasan mediator kimiawi dan menyebabkan bronkodilatasi. Teori yang diajukan adalah penyekatan b-adrenergik terjadi pada individu dengan asma. Akibatnya asmatik rentan terhadap peningkatana pelepasan mediator kimiawi dan konstriksi otot polos.

C. PATHWAY

Factor dasar dan pencetus kurang pengetahuan Reaksi antigen-antibodi

Dilepaskan mediator-mediator kimia

Kontraksi otot-otot polos peningkatan permeabilitis peningkatanPada saluran pernafasan kapiler sekresi

Bronkospasme edema mukosa penyumbatan Jalan nafas oleh secret

inflamasi mukosa

pola nafas tdk efektif obstruksi jalan nafas bersihkan resiko jalan nafas tinggi tidak efektif infeksi

ekspirasi terhambat - sesak nafas cemas -wheezing CO2 meningkat -kontraksi otot-otot Pernafasan gangguan Ggn.pertukaran gas Istirahat tidur

Kelelahan anoreksia

Intoleransi aktivitas ggn. Pemenuhan keb.nutrisi

D. TANDA DAN GEJALA / MANIFESTASI KLINIS1. Stadium dinia. Batuk dengan dahak bisa dengan maupun tanpa pilekb. Rochi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang timbulc. Whezing belum adad.Belum ada kelainan bentuk thorake. Ada peningkatan eosinofil darah dan IG Ef. BGA belum patologisFaktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih dominana. Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputumb. Whezingc. Ronchi basah bila terdapat hipersekresid. Penurunan tekanan parsial O22. Stadium lanjut/kronika. Batuk, ronchib. Sesak nafas berat dan dada seolah olah tertekanc. Dahak lengket dan sulit untuk dikeluarkand. Suara nafas melemah bahkan tak terdengar (silent Chest)e. Thorak seperti barel chestf. Tampak tarikan otot sternokleidomastoideusg. Sianosis(Halim Danukusumo, 2000, hal 218-229)E. PEMERIKASAAN PENUNJANGBeberapa pemeriksaan penunjang seperti :a. Spirometri :Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas.b. Tes provokasi :1) Untuk menunjang adanya hiperaktifitas bronkus.2) Tes provokasi dilakukan bila tidak dilakukan lewat tes spirometri.3) Tes provokasi bronkial seperti :Tes provokasi histamin, metakolin, alergen, kegiatan jasmani, hiperventilasi dengan udara dingin dan inhalasi dengan aqua destilata.4) Tes kulit : Untuk menunjukkan adanya anti bodi Ig E yang spesifik dalam tubuh.c. Pemeriksaan kadar Ig E total dengan Ig E spesifik dalam serum.d. Pemeriksaan radiologi umumnya rontgen foto dada normal.e. Analisa gas darah dilakukan pada asma berat.f. Pemeriksaan eosinofil total dalam darah.g. Pemeriksaan sputum.h. Komplikasi

F. PENGKAJIANa. Awitan distres pernafasan tiba-tiba - Perpanjangan ekspirasi mengi - Penggunaan otot-otot aksesori - Perpendekan periode inpirasi - Sesak nafas- Restraksi interkostral dan esternal - Krekelsb. Bunyi nafas : mengi, menurun, tidak terdengarc. Duduk dengan posisi tegak : bersandar kedepand. Diaforesise. Distensi vera leherf. Sianosis : area sirkumoral, dasar kukug. Batuk keras, kering : batuk produktif sulith. Perubahan tingkat kesadarani. Hipokriaj. Hipotensik. Dehidrasil. Peningkatan anseitas : takut menderita, takut mati

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL1. Bersikan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.2. Gangguan kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen.3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.4. Kurang pengetahuan nerhubungan dengan kurang informasi / tidak mengenal informasi.

H. INTERVENSII. Bersikan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.a. kriteria hasil-mempertahankan jalan nafas pasien dengan bunyi nafas jelas/bersih-menunjukan perilaku untuk memperbaiki bersihkan jalan nafas,misalnya : batuk efektif dan mengeluarkan secret. b. intervensi- Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, mis; mengi, krekels, ronki- Kaji/pantau frekuensi pernafasan - Catat adanya/derajat diespnea misalnya : gelisah, ansietas, distres pernafasan, penggunaan otot bantu- kaji pasien untuk posisi yang nyaman (semi fowler)- pertahankan polusi lingkungan minimum- observasi karakteristik batuk,misalnya : menetap,batuk pendek,basah- tingkatkan masukan cairan sampai 3000ml/hari- berikan obat sesuai indikasi.c. rasional- mengetahui bunyi nafas wheezing(mengi),krekels,ronki- mengetahui frekuensi pernafasan- mengetaui derajat diespnea- posisi semi fowler dapat mengurangi sesak nafas- menghindari polusi lingkungan- mengetahui karakteristik batuk- masukan cairan dapat mengurangi sesak nafas pasien- memberikan obat sesuai indikasi

2. Gangguan kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen.a. kriteria hasil-menunjukan perbaikan ventilasi dan oksigen jaringan adekuat yang rentang normal dan bebas gejala distress penafasan- berpartisipasi dalam program pengobatan dalam tingkat kemampuan b. intervensi- kaji frekuensi,kedalaman pernafasan,catat penggunaan otot aksesori,nafas bibir,ketidakmampuan bicara/berbincang.- tinggikan kepala tempat tidur / semi fowler.- dorong pengeluaran sputum- auskultasi bunyi nafas- awasi tingkat kesadaran- awasi tanda vital dan irama jantung- berikan oksigen sesuai indikasi.c. rasional- mengetahui frekuensi,kedalaman nafas,catat penggunaan otot aksesori,nafas bibir,ketidakmampuan bicara/berbincang.- semi fowler dapat mengurangi sesak.- untuk mengeluarkan sputum- mengetahui bunyi nafas.- mengetahui tingkat kesadaran pasien.- mengetahiu tanda-tanda vital dan irama jantung.- oksigen dapat menguangi sesak nafas pasien.3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.a. Kriteria hasil-menunjukan peningkatan berat badan.- menunjukan perilaku/perubahan pada hidup untuk meningkatkan dan/mempertahankan berat badan yang ideal.b. intervensi - kaji kebiasaan diet,masukan oral,catat derajat kesulitan makan. - evaluasi BAB. - auskultasi bunyi usus - berikan perawatan oral sering,buang secret. - dorong pasien untuk istirahat. - anjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering. - hindari makanan penghasil gas dan minuman karbonat. - hindari makanan yang sangat panas/ dingin. - timbang berat badan pasien.c. rasional. - mengetahui kebiasaan diet, masukan oral - mengetahui hasil BAB. - mengetahui bunyi usus pasien. - untuk membersikan mulut pasien agar merasa lebih nyaman. - agar pasien beristirahat. - makan sedikit tapi sering dapat memeuhi kebutuhan pasien.- makanan penghasil gas dan minuman berkarbonat dapat mengembungkan perut pasien.- makanan yang panas dan dingin dapat merusak mulut pasien maupun lambung pasien.- mengetahui berat badan pasien.

4. Kurang pengetahuan nerhubungan dengan kurang informasi / tidak mengenal informasi.a. Kriteria hasil-menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan tindakan.- mengidentifikasi hubungan tanda/gejala- melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi dalam program pengobatan. b. intervensi - jelaskan proses penyakit kepada pasien maupun keluarga pasien.- instruksikan untuk latihan nafas dalam dan batuk efektif.- diskusikan tentang obat yang digunakan,efek samping,dan reaksi yang tidak diinginkan.- tekankan pentingnya perawatan oral/kebersihan gigi.- beritahu efek bahaya merokok kepada pasien.- berikan informasi tentang pembatasan aktivitas.c. rasional - agar pasien mengerti tentang penyakit yang di derita pasien. - agar pasien mengerti cara latihan nafas dan batuk efektif. - agar pasien mengerti obat yang digunakan. - agar pasien mengerti perawatan oral. - agar pasien tidak / berhenti merokok. - agar pasien mengerti untuk membatasi aktivitasnya.ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.S DENGAN ASMA BRONKIALDI RUANG PERAWATAN RS WISMA RINI

I. PENGKAJIAN

- Tanggal / jam MRS : 31 Agustus 2013- Ruang : PERAWATAN- No.Register : -- Dx.Medis : Asma Bronkial- Tanggal Pengkajian : 31 Aguustus 2013. Pukul 09.00 WIB

II. IDENTITAS KLIEN- Nama : Tn.S- Umur : 44 tahun- Jenis Kelamin : laki-laki- Agama : islam- Suku / bangsa : jawa- Bahasa : jawa , Indonesia- Pendidikan : SD- Pekerjaan : tani - Status : sudah menikah- Alamat : Sukoharjo3 kec Sukoharjo kab pringsewuPenanggung jawab : - Nama : Ny.T- Alamat : Sukoharjo3 kec Sukoharjo kab pringsewu- Hubungan dengan klien : istri

III. RIWAYAT PENYAKIT

1. Keluhan Utama - Klien mengeluh dadanya sesak dan batuk.

2. Riwayat penyakit sekarang - pasien datang dari IGD dengan keluhan dadanya sesak dan batuk,pasien juga mengatakan tubuhnya lemas.3. Riwayat penyakit dahulu- sejak dulu pernah mengalami alergi terhadap asap dan debu yang berkelebihan 4. Diagnosa medik pada saat masuk RS,pemeriksaan penunjang,tindakan yang telah dilakukan.- Diagnosa medis : Asma Bronkial- Pemeriksaan penunjang : -- Tindakan yg telah dilakukan : infus D5% + Aminophilin 20tpm

IV. PENGKAJIAN SAAT INI1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan - Apabila sakit,klien segera berobat ke Rumah Sakit/puskesmas2. Pola nutrisi / metabolik- Program diit RS : bubur kasar- Intake makanan :Sebelum sakit : 3x sehari,makan habis 1 porsi,sayur,laukpaukSelama sakit : 3x sehari makan habis 3 4sendok sayur,laukpauk

- Intake cairan : Sebelum sakit : 5 - 7 gelas sehari,air putih Selama sakit : 3 4 gelas sehari, air putih3.Pola eliminasia. Buang air besar :Sebelum sakit : 1x sehari, warna kuningSelama sakit : 1x sehari, warna kuning.b. Buang air kecil :

Sebelum sakit : 6-7x sehari,warna kuning.

selama sakit : 3 4x sehari, warna kuning,tidak terpasang DC

4.pola aktivitas dan latihanSebelum sakit :KEMAMPUAN PERAWATAN DIRI01234

MAKAN/MINUMV

MANDIV

TOILETINGV

BERPAKAIANV

MOBILITAS DITEMPAT TIDURV

BERPINDAHV

AMBULASI / ROMV

Ket : 0 =mandiri.1 =alat bantu.2 =dibantu oranglain.3 =dibantu orang lain dan alat. 4 =tergantung total .Selama sakit :KEMAMPUAN PERAWATAN DIRI01234

MAKAN/MINUMV

MANDIV

TOILETINGV

BERPAKAIANV

MOBILITAS DITEMPAT TIDURV

BERPINDAHV

AMBULASI / ROMV

Ket : 0 =mandiri.1 =alat bantu.2 =dibantu oranglain.3 =dibantu orang lain dan alat. 4 =tergantung total . 5.Pola tidur dan istirahat- Lama tidur siang 2 jam.- Lama tidur malam 7 jam.- Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan tidurnya. 6.Pola persepsual- Penglihatan : pandangan masih baik,tidak menggunakan alat bantu- Pendengaran : pendengaran masih baik,tidak menggunakan alat bantu- Pengecapan : pengecapan masih berfungsi dengan baik. 7.Pola persepsi diri.- Pasien yakin penyakitnya akan sembuh.

8.Pola Seksualitas Dan Reproduksi- Pasien sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak.9. Pola Peran Hubungan-pasien sebagai kepala keluarga ,dan mempunyai hubungan baik dengan keluarganya. 10. Pola management koping - stress- Pasien mengatakan apabila ada masalah selalu dibicarakan dengan keluarganya.11. Sistem Nilai Dan Kepercayaan-pasien beraga islam dan selalu berdoa untuk kesembuhannya.

PEMERIKSAAN FISIK-Kesadaran : compos metis -Tanda-tanda vital : TD =110 / 70 mmHg, N = 105 x/menit RR = 30x/menit S = 36,8C-Kepala : bentuk mesochepal, rambut hitam , tidak ada lesi pada kepala, keadaan rambut pasien juga bagus, tidak rontok, tidak ada benjolan.-Mata : - mata klien simetris, mata tidak bengkak,tidak memakai alat bantu penglihatan. -Hidung : - ada septum,- ada cuping hidung - terpasang slang oksigen 2 liter-Telinga : - ada serumen - fungsi pendengaran masih baik.-Mulut : - gigi klien bersih - warna bibir pucat - mukosa bibir kering.-Leher : - tidak ada pembesaran kelenjar tiroid .-Thorak : -payudara : --jantung : - saat dilakukan auskultasi jantung di dapatkan S1 < S2-abdomen : I : bentuk simetris,tidak ada lesi A : terdengar bising usus 12x / menit P : terdengar bunyi timpani. P : tidak ada nyeri tekan pada 4 kuadran- Paru paru : I : bentuk simetris,tetapi saat klien bernafas klien terlihat pengembangan dada yang tidak simetris. A : terdapat bunyi wheezing(mengi) P : bunyi pekak,menunjukan adanya penumpukan secret. P : saat dilakukan palpasi taktil fremitus dapat terasa getaran yang berat. -genetalia : - laki-laki - tidak terpasang dower cateter (DC) -punggung : - tidak ada lesi/jejes pada punggung-ekstimitas : - atas : tangan kanan terpasang infus D5% 20tpm + aminophilin- bawah: tidak ada edema

PROGRAM TERAPI (31 Januari 2012)- Infus D5% + aminophilin 20 tpm- Oral Ambroxol : 3x1 (30mg)- Injeksi dexametason : 3x1 (5mg)- Injeksi ranitidine : 3x1 (50mg)- Injeksi cefotaxime :3x1 (gr)HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG (30 januari 2012, pukul 13.00)PemeriksaanHasilNormalSatuanKeterangan

Gula Darah

Sewaktu94