asma bonkial
DESCRIPTION
status penderita asma bronkial, dengan keluhan sesak pada malam hari disertai riwayat alergiTRANSCRIPT
A D H A N I K U S U M A W A T I 2 0 0 9 7 3 0 0 0 1
LAPORAN KASUSASMA BRONKIAL
Dokter pembimbing dr. Achmad Fahron SP.PD
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn.Nur Al-Madi• TTL : Jakarta 11-07-
1988• Usia : 24 tahun• Jenis Kelamin : Laki-laki• Alamat : Jl.Jeruk V No 3
RT 3/11 Parung Panjang• Tgl & Jam Masuk : 11 Maret 2013
Pukul : 23 : 53 WIB• No Rekam Medik : 796404
AUTOANAMNESIS
• Keluhan Utama : Sesak napas sebelum masuk rumah sakit.
• Keluhan Tambahan : Batuk berdahak, pilek, demam.
• Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengaku merasakan sesak napas, dan pasien masih bisa
berbicara dan berjalan. Sesak nafas ini terjadi ketika pasien pulang malam hari dari kantornya tiba-tiba merasakan serangan sesak nafas mendadak. Durasi sesak nafas biasanya dirasakan ± 1 jam , dalam seminggu sesak nafas dapat dirasakan lebih dari dua kali. Selain sesak nafas pasien mengeluh batuk berdahak dan sulit untuk mengeluarkan dahaknya, pilek (+), dan merasa demam (+), pasien mengaku sejak usia 17 tahun sudah mulai merokok.
Pasien mengaku bahwa memiliki riwayat penyakit asma sejak usia 13 tahun, dan pasien memiliki obat pribadi yang sering dibawanya yaitu obat semprot salbutamol dan obat ini tidak pernah lepas dari pasien. Sebelumnya pasien belum pernah dirawat di RS untuk diberikan terapi oksigen, tetapi karena saat pulang malam hari dari kantornya tersebut pasien lupa membawa obatnya, dan mengalami sesak nafas, karena tidak membawa obatnya tersebut pasien langsung pergi ke IGD RS untuk mendapatkan terapi.
• Riwayat Penyakit Dahulu : Disangkal• Riwayat Penyakit Keluarga : Ayah : Tidak memiliki riwayat asma, riwayat alergi,
riwayat hipertensi, riwayat DM, dan TB. IBU : Memiliki riwayat asma sewaktu muda.• Riwayat Pengobatan : Pasien sering mengkonsumsi obat salbutamol inheler/ tablet.• Riwayat Psikososial : Lingkungan Rumah pasien cukup bersih, pasien tinggal bersama ayah dan ibunya. Sehari-hari pasien pulang kerja pada malam hari.• Riwayat alergi Pasien mengaku alergi terhadap udara dingin, alergi makanan seafood sejenis udang.
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum: Tampak sakit sedang• Kesadaran : Compos mentis • Tanda Vital • Suhu : 38 0 c• TD : 130/90 mmHg • Nadi : 96x/menit • Napas : 28x/menit
• Status Generalis:• Kepala : Normocepal.• Mata : Konjungtiva anemis(-)/(-),
sklera ikterik(-)/(-), refleks cahaya (+)/(+).• Hidung : tidak ada secret, epistaksis(-)
/(-),hiperemis (-) /(-), mukosa hidung edema (-) /(-).
• Mulut : Lidah tidak kotor dan tidak tremor,bibir sianosis (-)
• Telinga : Normotia (+)/(+) , serumen (-)/(-).• Leher : Tidak ditemukan pembesaran KGB dan
pembesaran kelenjar tiroid.• THORAX Paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris.Palpasi : Vocal fremitus sama dikedua
lapangan paru.Perkusi : Sonor dikedua lapangan paru.Auskultasi : Vesikuler, Rh (-)/(-), Wh(+)/(+),
Jantung Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat.Palpasi : Ictus cordis tidak teraba.Perkusi : Batas Jantung Kanan linea
parasternal kanan. Batas kiri linea midclavicala sinistra
Auskultasi : BJ I dan II murni reguler, gallop (-), murmur (-)
• ABDOMENInspeksi : Scar (-) bentuk perut datar,supel Auskultasi: Bising usus (+) Perkusi : Timpani pada ke-4 kuadran abdomen.Palpasi : Nyeri epigastrium (-). Hepar
dan lien tidak teraba• Ekstremitas Atas
- Akral hangat : +/+ - CRT < 2 detik : (+)- Edema : -/-
• Ekstremitas Bawah - Akral hangat : +/+ - CRT < 2 detik : (+)- Edema : -/-
RESUME
Laki-laki usia 24 tahun mengeluh dispnea sebelum datang ke rumah sakit, pasien mengeluh batuk berdahak, dan sulit untuk mengeluarkan dahaknya, dan pasien merasa tubuhnya sedikit demam dan pilek +. Pasien Datang ke rumah sakit karena kekambuhannnya terhadap asma kemungkinan dipicu karena cuaca dingin pada malam hari dan pasien tidak membawa obat asmanya saat asmanya kambuh. Durasi dispnea biasanya dirasakan ± 1 jam , dalam seminggu dispnea dapat dirasakan lebih dari dua kali.• Dari hasil pemeriksaan di dapatkan tanda-tanda vital dari
pasien :• Tanda Vital • Suhu : 380c• TD : 130/90 mmHg • Nadi : 96x/menit • Napas : 28x/menit
• Dan dari hasil pemeriksaan auskultasi thorax pasien di dapatkan suara Wheezing (+)
DAFTAR MASALAH
• Dispnea• Febris• Batuk
ASSESSMENT
Dispnea• S : Berdasarkan anamnesis yang didaptkan dari pasien, pasien mengeluh sesak nafas,
pasien masih bisa berbicara dan berjalan, sesak terjadi pada malam hari ketika baru pulang dari kantornya, pasien memiliki riwayt asma sejak usia 13 tahun dan pasien mengaku sudah mulai merokok pada saat usia 17 tahun. Durasi dispnea biasanya dirasakan ± 1 jam , dalam seminggu dispnea dapat dirasakan lebih dari dua kali.
• RPK : Asma (+) pada ibu pasien • Riwayat alergi : Pasien mengaku alergi terhadap udara dingin, alergi makanan seafood
sejenis udang.• O : Dari hasil Pemfis :• Auskultasi Wheezing (+) paru kanan dan kiri atas,pernafasan 28X/menit.• A : WD : Asma bronkial persisten ringan• DD : Bronkitis• P : R/ diagnostik : Pemeriksaan paru dengan spirometri, uji tusuk kulit (skin prick test)
menentukan alergen yang memicu timbulnya serangan asma, foto toraks.• Th/ : • Non medikamentosa : menghindari alergen dan faktor pencetus serangan asma.• Medikamentosa : Obat pengontrol (harian) dapat diberikan, yaitu inhalasi
kortikosteroid 200-500 ug atau kromalin, nedokromil, atau teofilin lepas lambat. Obat-obatan ini dapat ditingkatkan hingga 800 ug atau ditambahkan bronkodilator kerja lama, terutama untuk penderita asma yang sering mengalami serangan pada malam hari. Dapat juga diberikan agonis beta 2 aksi lama inhalasi.
• Bila dibutuhkan obat pelega dapat diberikan inhalasi agonis beta 2 kerja cepat, 3-4 kali sehari.
Batuk • S : Dari anamnesis pasien mengeluh batuk dan sulit
untuk mengeluarkan dahaknya• O : Pasien terlihat batuk• A : Batuk e.c allergi• P : Bromheksin Hidroklorida Eliksir Dosis dewasa 2-4sdt
3-4 kali per hari.
Febris• S : Dari anamnesis yang didapat dari pasien mengeluh
demam dan pilek +• O : Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan suhu pasien
380 c• A: Febris e.c viral infection• P : Paracetamol 500mg (3x1)
TINJAUAN PUSTAKAASMA BRONKIAL
• Definisi
• Asma Bronkial adalah penyakit pernafasan obstruktif yang ditandai oleh spame akut otot polos bronkiolus. Hal ini menyebabkan obsktrusi aliran udara dan penurunan ventilasi alveolus.
• Epidemiologi
• Asma merupakan sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian di Indonesia, hal itu tergambar dari data studi survei kesehatan rumah tangga (SKRT) di berbagai propinsi di Indonesia.
• Pada SKRT 1992, asma, bronkitis kronik dan emfisema sebagai penyebab kematian (mortaliti) ke-4 di Indonesia atau sebesar 5,6 %.
FAKTOR RISIKO TERJADINYA ASMA
• A. Faktor penjamu, faktor pada pasien • Aspek genetik• Kemungkinan
alergi • Saluran napas
yang memang mudah terangsang
• Jenis kelamin • Ras/etnik
• B. Faktor lingkungan • Bahan-bahan di dalam ruangan :
- Tungau debu rumah- Binatang
• Bahan-bahan di luar ruangan - Tepung sari bunga - Jamur
• Makanan-makanan tertentu, Bahan pengawet, penyedap, pewarna makanan
• Obat-obatan tertentu • Iritan (parfum, bau-bauan
merangsang, household spray ) • Ekspresi emosi yang berlebihan • Asap rokok dari perokok aktif dan
pasif • Polusi udara dari luar dan dalam
ruangan • Infeksi saluran napas • Exercise induced asthma, mereka
yang kambuh asmanya ketika melakukan aktivitas fisik tertentu.
• Perubahan cuaca
RIWAYAT PENYAKIT / GEJALA
• Bersifat episodik, seringkali reversibel dengan atau tanpa pengobatan
• Gejala berupa batuk , sesak napas, rasa berat di dada dan berdahak
• Gejala timbul/ memburuk terutama malam/ dini hari• Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu• Respons terhadap pemberian bronkodilator
Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam riwayat penyakit :• Riwayat keluarga (atopi)• Riwayat alergi / atopi• Penyakit lain yang memberatkan• Perkembangan penyakit dan pengobatan
PATOFISIOLOGI ASMA
Faktot pencetus serangan
asma
Alergen Terjadi penyempitan saluran pernapasan
Virus
Iritan
Menginduksi respon
inflamasi akut
Seseorang menghirup alergen
Terjadi fase sensitifasi
dari antibodi IgE
menimbulkan efek edema lokal pada dinding bronkiolus kecil, sekresi mukus yang kental dalam lumen bronkiolus, dan spasme otot polos bronkiolus, sehingga menyebabkan inflamasi saluran napas.
Sel mast berada pada intertisial paru
Sel mast akan
berdegranulasi
mengeluarkan mediator
Alergen berikatan dgn antibodi IgE yg melekat
pd sel mastReaksi
hipersensitifitas tipe 1
Histamine
LeukotrinFaktor
kemotaktik eosinofil
dan bradikinin
Sesak nafas
Spasme bronkus yang terjadi merupakan respons terhadap mediator sel mast terutama histamin yang bekerja langsung pada otot polos bronkus
KLASIFIKASI ASMA
• Asma dapat diklasifikasikan berdasarkan etiologi, derajat berat ringannya dan gambaran dari obstruksi saluran nafas.
• Yang terpenting adalah berdasarkan derajat berat ringannya serangan, karena berhubungan secara langsung dengan pengobatan yang akan diberikan
Ditinjau dari berat ringannya penyakit
Berat ASMA Medikasi pengontrol
harian
Alternatif / pilihan lain Alternatif lain
Asma Intermiten
Tidak diperlukan obat pengontrol
Berikan obat pelega berupa bronkodilator aksi cepat (agonis beta 2 inhalasi), serta agonis beta 2 inhalasi atau kromalin sebelum aktivitas / terpapar alergen
--------
Asma Persisten Ringan
Glukokortikosteroid inhalasi(200-400 ug)
· Teofilin lepas lambat· Kromolin· Leukotriene modifiers
Pengobatan ASMA
Berat ASMA Medikasi pengontrol
harian
Alternatif / pilihan lain Alternatif lain
Asma Persisten Sedang
Kombinasi inhalasi glukokortikosteroid(400-800 ug) danagonis beta-2 kerja lama
· Glukokortikosteroid inhalasi (400-800 ug) ditambah Teofilin lepas lambat ,atau
· Glukokortikosteroid inhalasi (400-800 ug) ditambah agonis beta-2 kerja lama oral, atau
· Glukokortikosteroid inhalasi dosis tinggi (>800 ug) atau
· Glukokortikosteroid inhalasi (400-800 u) ditambah leukotriene modifiers
· Ditambah agonis beta-2 kerja lama oral, atau
· Ditambah teofilin lepas lambat
Berat ASMA Medikasi pengontrol harian
Alternatif / pilihan lain
Alternatif lain
Asma Persisten Berat
Kombinasi inhalasi glukokortikosteroid (> 800 ug ) dan agonis beta-2 kerja lama, ditambah ³ 1 di bawah ini:- teofilin lepas lambat- leukotriene modifiers- glukokortikosteroid Oral
Prednisolon/ metilprednisolon oral selang sehari 10 mgditambah agonis beta-2 kerja lama oral, ditambahteofilin lepas lambat
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• 1. Spirometer. Alat pengukur faal paru, selain penting untuk menegakkan diagnosis juga untuk menilai beratnya obstruksi dan efek pengobatan.
• 2. Peak Flow Meter/PFM. Peak flow meter merupakan alat pengukur faal paru sederhana, alat tersebut digunakan untuk mengukur jumlah udara yang berasal dari paru.
• 3. X-ray dada/thorax. Dilakukan untuk menyingkirkan penyakit yang tidak disebabkan asma
• 4. Pemeriksaan IgE. Uji tusuk kulit (skin prick test) untuk menunjukkan adanya antibodi IgE spesifik pada kulit.