lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah,...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perekonomian Indonesia ditunjang oleh berbagai industri, salah satunya
adalah industri farmasi. Industri farmasi menjadi salah satu prioritas sektor yang
ditingkatkan di tahun 2018 karena dianggap telah memberikan kontribusi signifikan
dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia. (Eko, 2018)
Pada faktanya, dalam capaian kinerja pembangunan industri 2016-2017
industri farmasi tumbuh tinggi pada triwulan II 2017 dengan angka kenaikan
sebesar 7.38%. Sepanjang kuartal I/2018 pertumbuhan industri farmasi dalam
negeri tumbuh sebesar 7.36% secara tahunan. Angka ini dinilai cukup baik karena
diatas pertumbuhan ekonomi yang sebesar 5.06%. (Ratna, 2018) Pertumbuhan
tersebut didorong permintaan dari dalam negeri dan pelaksanaan program layanan
jaminan kesehatan oleh pemerintah. Selain itu inovasi obat tradisional untuk pasar
ekspor juga terus meningkat. (Taufiek, 2018)
Analisis pengaruh corporate..., Adrian Winata, FB UMN, 2019
2
Gambar 1. 1 Capaian Kinerja Pembangunan Industri 2016-2017
Sumber : Kementrian Perindustrian (Kemenprin), 2017
Dengan demikian, perusahaan yang bergerak dalam industri farmasi
tentunya akan bertahan dengan peluang yang ada.
PT. XYZ sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang
farmasi sejak lama. PT. XYZ didirikan pada tahun 1971 di Bandung, yang
memproduksi obat-obatan antibiotika, analgesika, dan obat batuk hitam. PT. XYZ
menyediakan berbagai macam produk seperti insto, OBH Combi, mederma, dan
joinfit dimana produk-produk tersebut sudah dipercaya oleh masyarakat Indonesia
sebagai solusi untuk permasalahan kesehatan mereka. PT. XYZ kian berkembang,
hingga pada tahun 1983, PT. XYZ mendirikan pabrik dengan skala yang besar di
Padalarang. Sampai pada tahun 1985 era baru dalam PT. XYZ dimulai oleh dua
figur penting dalam perkembangan dunia farmasi di Indonesia, Dr. Biantoro
Analisis pengaruh corporate..., Adrian Winata, FB UMN, 2019
3
Wanandi yang merupakan seorang Doctor of Natural Sciences dari Swiss Federal
Institute of Technology di Zurich Switzerland yang pernah menjabat sebagai Chief,
Drug Policies and Management Unit di World Health Organization (WHO) serta
Bapak Hamadi Widjaja lulusan dari INSEAD Fontainebleau di Perancis.
PT. XYZ saat ini memiliki karyawan sebanyak lebih dari 1000 orang yang
terbagi ke berbagai macam divisi, termasuk juga 250 karyawan kantor pusat di
Jakarta. Divisi Human Resource PT. XYZ memiliki tantangan yang bukan hanya
sekedar mencari karyawan yang berkompeten pada bidangnya, namun juga harus
membuat dapat membuat para karyawan bekerja dengan performa terbaik yang
dimilikinya demi memuaskan konsumen dan memberi layanan terbaik untuk
perusahaan.
Berbagai hal yang diyakini dapat mempengaruhi kinerja karyawan untuk
perusahaan adalah employee engagement. Menurut Schaufeli dan Bakker (2004),
employee engagement adalah pemikiran positif, yaitu pemikiran untuk
menyelesaikan hal yang berhubungan dengan pekerjaan dan dikarakteristikkan
dengan vigor (resiliensi energi dan mental ketika bekerja), dedication
(berpartisipasi dalam pekerjaan mengalami rasa antusiasme dan tantangan), dan
absortion (konsenterasi dan senang dalam bekerja). Employee engagement menurut
Robinson, D., Hooker, H., and Hayday, S. (2007) terdiri dari penilaian, komunikasi
yang efisien, pengembangan karir, bonus, kesempatan dalam keseimbangan
kehidupan kerja, kondisi kerja, kepuasan kerja, dan employee engagement berperan
penting terhadap kelangsungan perusahaan
Analisis pengaruh corporate..., Adrian Winata, FB UMN, 2019
4
Di Indonesia, tingkat engagement sangat rendah. Hasil survei Gallup yang
dipaparkan pada HR Director Breakfast Meeting yang diselenggarakan PMSM
Indonesia di Jakarta, menyebutkan bahwa 80% pekerja di Indonesia dikategorikan
sebagai tidak terikat di tempat kerja. Rinciannya hanya 13% pekerja yang
sepenuhnya terikat, 76% tidak terikat, dan 11% secara aktif tidak terikat. Dari survei
Gallup tersebut, tingkat keterikatan karyawan di Indonesia dibandingkan negara
ASEAN lainnya lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat ketertarikan karyawan di
Vietnam, namun masih lebih rendah dibandingkan tingkat keterikatan karyawan di
Singapura, Thailand, Malaysia, dan Filipina.
Gambar 1. 2 Persentase Employee Engagement di Asean
Sumber : Portal HR, 2016
Analisis pengaruh corporate..., Adrian Winata, FB UMN, 2019
5
Menurut Rosyidah (2013) kinerja perusahaan dan perorangan sangat
bergantung pada kemampuan persepsi seperti persepsi, sikap, dan motivasi.
Mangkunegara (2000) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
pencapaian kinerja salah satunya adalah faktor motivasi, motivasi yang terbentuk
dari sikap (attitude) seseorang karyawan dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi
merupakan kondisi yang mengarah diri karyawan yang terarah untuk mencapai
tujuan organisasi. Latham dan Pinder (2005) menambahkan bahwa motivasi adalah
gagasan psikologis yang dibentuk oleh interaksi antara orang dan lingkungannya.
Siagian (2011) mendefinisikan motivasi kerja sebagai daya dorong bagi
seseorang untuk memberikan kontribusi yang sebesar-besarnya untuk keberhasilan
organisasi mencapai tujuannya, dengan pengertian bahwa tercapainya tujuan
organisasi berarti tercapai juga tujuan pribadi dari para anggota organisasi yang
bersangkutan. Robbins (2008) mendiskripsikan motivasi kerja sebagai sebuah
kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi kearah tujuan-tujuan
organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya tersebut untuk memenuhi
suatu kebutuhan individu.
Steer dan Sanchez-Runde (2002) percaya bahwa motivasi kerja sangat
tergantung pada budaya nasional. Mereka juga mencatat tiga faktor kunci yang
memperngaruhi motivasi kerja antara lain konsep diri seseorang, norma tentang
etika kerja, faktor-faktor lingkungan seperti status ekonomi dan status sosial. Hal
ini juga diyakini bahwa ketiga fitur ini tidak hanya berfungsi sebagai sumber
motivasi tetapi juga sebagai predicator kinerja kerja.
Analisis pengaruh corporate..., Adrian Winata, FB UMN, 2019
6
Kemudian hal lainnya yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah job
satisfaction. Menurut Setiawan dan Ghozali (2006), job satisfaction adalah kondisi
menyenangkan atau secara emosional positif yang berasal dari penilaian seseorang
atas pekerjaannya atau pengalaman kerjanya. Selain itu, Handoko (2001)
mengemukakan bahwa job satisfaction adalah keadaan emosional yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang
pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap
pekerjaannya
Portal lowongan kerja, JobsDB Indonesia, meluncurkan sebuah survei yang
bertujuan untuk mengetahui tingkat kebahagiaan pekerja di Indonesia. Hasil survei
ternyata menunjukkan jika sebanyak 73% responden merasa tidak bahagia dengan
pekerjaan mereka saat ini, 26% dari seluruh responden yang merasa tidak bahagia,
memiliki berbagai macam alasan. Survei ini diikuti oleh 2.324 responden di
Indonesia dengan bidang pekerjaan dan level karir yang beragam. (Ilyas, 2015)
Definisi umum yang digunakan untuk corporate social responsibility
berasal dari Kotler dan Nancy (2007), yaitu komitmen perusahaan untuk
meningkatkan kesejahteraan komunitas melalui praktik binis yang baik dan
mengkontribusikan sebagian sumber daya perusahaan.
Menurut Bhatt (2002) terdapat tiga alasan mengapa perusahaan melakukan
kegiatan corporate social responsibility, pertama perusahaan setidaknya harus
patuh (comply) terhadap peraturan nasional. Demikian pula dengan multinasional
yang harus mematuhi ketentuan hukum, kesepakatan, konvensi ataupun standar
Analisis pengaruh corporate..., Adrian Winata, FB UMN, 2019
7
internasional yang berlaku. Kedua risk minimization. Lebih dari sekedar kepatuhan,
perusahaan harus menyadari impact nyata dan impact potensial secara sosio
ekonomi, politik maupun lingkungan.
Berdasarkan pada kesadaran inilah, perusahaan harus mengembangkan dan
mengimplementasikan kebijakan serta prosedur untuk meminimalisasi berbagai
kerusakan atau kerugian yang mungkin dihasilkan dari operasi perusahaan atau dari
rekan bisnisnya. Ketiga value creation, lebih dari sekedar kepatuhan dan
meminimalisasi kerusakan, perusahaan dapat menciptakan positive social value
dengan melibatkan masyarakat di dalamnya, seperti inovasi investasi sosial,
konsultasi dengan stakeholders, dialog kebijakan, dan membangun institusi
masyarakat, baik secara mandiri ataupun bersama dengan perusahan yang lain.
PT. XYZ tentunya memiliki program corporate social responsibility ,
program tersebut dinamakan Combi Hope. Combi Hope adalah program tanggung
jawab sosial perusahaan yang bertujuan untuk membantu meningkatkan kualitas
hidup dan kesehatan masyarakat Indonesia melalui dua pilar: pendidikan dan
pemberdayaan sebagai wujud komitmen XYZ untuk mempelopori hari esok yang
lebih sehat. Program Combi Hope ini pernah mendapat penghargaan Asia
Responsible Entrepreneurship Award pada tahun 2017. Program Combi Hope
dibagi menjadi dua bagian kegiatan, yaitu Healthy Living Education dan Women’s
Empowerement.
Berdasarkan indepth-interview yang telah dilakukan, 10 dari 12 karyawan
pada level staff PT. XYZ dari bermacam divisi seperti human resource, marketing,
Analisis pengaruh corporate..., Adrian Winata, FB UMN, 2019
8
finance, dan operation yang sudah pernah mengikuti kegiatan corporate social
Responsibility : Women’s Empowerement mereka mengatakan bahwa kegiatan
tersebut lebih terasa seperti ajang temu-sapa dan kurang mendapat makna akibat
mereka tidak bekerja sama dengan lingungan yang biasanya. Hal tersebut tidak
membuat keterikatan antar karyawan menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.
Berdasarkan hasil indepth-interview tersebut, manajer dari divisi marketing
dan operation juga mengakui bahwa sebelum dan sesudah kegiatan corporate
social responsibility : Women’s Empowerement tingkat employee engagement dari
para staff tidak menimbulkan perubahan yang signifikan karena mereka digabung
dengan seluruh karyawan yang ada di office maupun pabrik
Menurut Schaufeli dan Bakker (2008), karyawan yang memiliki tingkat
engagement yang tinggi memiliki ciri-ciri yang dikenal dengan istilah 3S (Say, Stay,
dan Strive), yaitu sebagai berikut:
1. Say
Secara konsisten berbicara positif tentang organisasi dimana ia bekerja
kepada rekan kerja setempat, calon karyawan yang memiliki potensi dan
juga kepada pelanggan.
2. Stay
Memiliki keinginan untuk menjadi organisasi dimana ia bekerja
dibandingkan kesempatan bekerja di organisasi lain.
3. Strive
Analisis pengaruh corporate..., Adrian Winata, FB UMN, 2019
9
Memberikan waktu yang lebih, tenaga, dan inisiatif untuk dapat
berkontribusi pada kesuksesan bisnis organisasi.
Head of director human resources yang telah di interview oleh peneliti juga
mengatakan bahwa inisiatif dari para staff yang telah di interview tidak banyak
berubah walaupun mereka telah mengikuti corporate social responsibility :
Women’s Empowerement
Berdasarkan indepth-interview yang telah di lakukan, 8 dari 12 karyawan
pada level staff PT. XYZ dari bermacam divisi seperti human resource, marketing,
finance, dan operation yang sudah pernah mengikuti kegiatan corporate social
responsibility : Women’s Empowerement mereka mengatakan bahwa dalam
menjalankan kegiatan tersebut mereka tidak dapat memberi seluruh ketulusan
dirinya karena tidak sesuai dengan kegiatan yang mereka inginkan. Job motivation
mereka setelah mengikuti corporate social responsibility juga tidak memberikan
dampak yang berarti pada kinerja mereka untuk perusahaan.
Berdasarkan hasil indepth-interview tersebut, manajer dari masing-masing
divisi juga mengakui bahwa sebelum dan sesudah kegiatan corporate social
responsibility : Women’s Empowerement tingkat job motivation dari para staff tidak
menimbulkan perubahan yang signifikan karena peserta tidak dapat memilih
kegiatan apa yang mereka inginkan
Head of director human resources yang telah di interview oleh peneliti juga
mengutarakan bahwa tidak adanya semangat yang bertambah dari para staff yang
Analisis pengaruh corporate..., Adrian Winata, FB UMN, 2019
10
telah di interview dalam mengerjakan pekerjaan mereka setelah mengikuti program
corporate social responsibility : Women’s Empowerement.
Berdasarkan indepth-interview yang telah di lakukan 9 dari 12 karyawan
pada level staff PT. XYZ dari berbagai macam divisi seperti human resource,
marketing, finance, dan operation yang sudah pernah mengikuti kegiatan
corporate social responsibility : Women’s Empowerement mereka mengatakan
bahwa dalam menjalankan kegiatan tersebut mereka tidak merasa senang karena
mereka tidak tertarik dengan kegiatan tersebut. Hal tersebut membuat job
satisfaction mereka setelah mengikuti corporate social responsibility : Women’s
Empowerement juga tidak ada dampak yang signifikan terhadap kinerja mereka
masing-masing untuk perusahaan
Berdasarkan hasil indepth-interview tersebut, manajer dari masing-masing
divisi juga mengakui bahwa sebelum dan sesudah kegiatan corporate social
responsibility : Women’s Empowerement tingkat job satisfaction dari para staff
tidak menimbulkan perubahan yang signifikan disebabkan oleh peraturan yang
mengharuskan mereka untuk berpartisipasi.
Salah satu faktor yang dapat memberikan kepuasan dalam bekerja menurut
As’ad (2003) adalah faktor sosial. Dimana hubungan kekeluargaan, pandangan
masyarakat, kesempatan bereaksi, kegiatan perserikatan pekerja, kebebasan
berpolitik, dan hubungan kemasyarakatan seorang karyawan dapat terpenuhi.
Namun menurut head of director human resources yang telah di interview
oleh peneliti, ia mengungkapkan bahwa setelah mengikuti program corporate
Analisis pengaruh corporate..., Adrian Winata, FB UMN, 2019
11
social responsibility : Women’s Empowerement para karyawan yang telah di
interview tidak memberikan hasil pekerjaanyang maksimal.
Melihat fenomena yang terjadi di PT. XYZ sehingga penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul ANALISIS PENGARUH CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY PADA EMPLOYEE ENGAGEMENT, JOB
MOTIVATION, DAN JOB SATISFACTION : TELAAH PADA KARYAWAN
PT. XYZ
1.2 Rumusan Masalah
Terkait latar belakang yang sudah peneliti uraikan di atas, maka pokok
permasalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah corporate social responsibility berpengaruh positif
terhadap employee engagement di PT. XYZ?
2. Apakah corporate social responsibility berpengaruh positif
terhadap job motivation di PT. XYZ?
3. Apakah corporate social responsibility berpengaruh positif
terhadap job satisfaction di PT. XYZ?
Analisis pengaruh corporate..., Adrian Winata, FB UMN, 2019
12
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah:
1. Menganalisa pengaruh corporate social responsibility terhadap
employee engagement di PT. XYZ.
2. Menganalisa pengaruh corporate social responsibility terhadap job
motivation di PT. XYZ.
3. Menganalisa pengaruh corporate social responsibility terhadap job
satisfaction di PT. XYZ.
1.4 Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan hasil
yang bermanfaat sejalan dengan tujuan penulisan sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan dibidang sumber daya manusia khususnya untuk
mengetahui Corporate Social Responsibility yang sering terjadi
diperusahaan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis sendiri, di samping sebagai bahan penyusunan
tugas akhir juga bermanfaat dalam memperdalam pengetahuan
dampak dari terjadinya Corporate Social Responsibility di
dalam perusahaan.
Analisis pengaruh corporate..., Adrian Winata, FB UMN, 2019
13
b. Bagi perusahaan, dapat mengambil manfaat dari penelitian ini
dan menjadi masukan dalam mengelola sumber daya manusia
selanjutnya.
c. Bagi kalangan akademis Universitas Multimedia Nusantara,
penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan juga
sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut.
1.5 Batasan Masalah
1. Peneliti melakukan penelitian terhadap karyawan di PT. XYZ
2. Penelitian ini berfokus pada Corporate Social Responsibility : Women’s
Empowerement antara Employee Engagement, Job Motivation, dan Job
Satisfaction terhadap karyawan di perusahaan PT. XYZ.
3. Responden penelitian adalah karyawan PT. XYZ yang berstatus tetap
dengan kriteria sudah pernah mengikuti program Corporate Social
Responsibility : Women’s Empowerement.
1.6 Sistematika Penelitian
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
batasan penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II Landasan Teori
Bab ini berisi landasan teori yang terkait dengan penelitian, penelitian
terdahulu, hipotesis, dan kerangka penelitian.
BAB III Metodologi Penelitian
Analisis pengaruh corporate..., Adrian Winata, FB UMN, 2019
14
Bab ini berisi profil perusahaan yang menjadi objek penelitian yaitu PT. XYZ,
metodologi penelitian, ruang lingkup penelitian, cara pengukuran, teknik
pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV Analisis dan Pembahasan
Bab ini berisi analisis dan pembahasan dari penelitian yang dilakukan. Pada
bab ini akan dijelaskan pengaruh dari setiap variabel dan bagaimana
pengaruhnya.
BAB V Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian dan saran untuk perusahaan dan
penelitian selanjutnya.
Analisis pengaruh corporate..., Adrian Winata, FB UMN, 2019