limfadenopati 2

22
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limfadenopati (I88) adalah gejala penyakit yang ditandai dengan pembengkakan limfonodus (Kelenjar Getah Bening). Pembesaran kelenjar getah bening yang abnormal terjadi bila besar KGB diameternya >10 mm. Kelenjar Getah Bening (KGB) adalah sebagaian dari system pertahanan tubuh manusia. Tubuh manusia memiliki kurang lebih 600 KGB. Kelenjar getah bening terdapat di beberapa tempat, yaitu di submandibulla, aksila atau inguinal yang teraba pada orang sehat. Sekitar 55% pembesaran KGB terjadi di daerah kepala dan leher. 1,2 Limfadenopati atau hyperplasia limfoid merujuk pada KGB yang abnormal, baik ukuran, konsistensi, dan jumlahnya. Limfadenopati adalah pembesaran kelenjar limfe sebagai respon terhadap proliferasi sel T atau limfosit B. Limfadenopati biasanya

Upload: jering

Post on 28-Dec-2015

186 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

gg

TRANSCRIPT

Page 1: Limfadenopati 2

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Limfadenopati (I88) adalah gejala penyakit yang ditandai dengan

pembengkakan limfonodus (Kelenjar Getah Bening). Pembesaran kelenjar

getah bening yang abnormal terjadi bila besar KGB diameternya >10 mm.

Kelenjar Getah Bening (KGB) adalah sebagaian dari system pertahanan tubuh

manusia. Tubuh manusia memiliki kurang lebih 600 KGB. Kelenjar getah

bening terdapat di beberapa tempat, yaitu di submandibulla, aksila atau

inguinal yang teraba pada orang sehat. Sekitar 55% pembesaran KGB terjadi

di daerah kepala dan leher.1,2

Limfadenopati atau hyperplasia limfoid merujuk pada KGB yang

abnormal, baik ukuran, konsistensi, dan jumlahnya. Limfadenopati adalah

pembesaran kelenjar limfe sebagai respon terhadap proliferasi sel T atau

limfosit B. Limfadenopati biasanya terjadi setelah infeksi suatu

mikroorganisme. Organ ini sangat penting untuk fungsi system kekebalan

tubuh, diman tugasnya adalah menyerang infeksi dan menyaring cairan getah

bening. 3

Berdasarkan lokasinya, limfadenopati terbagi menjadi limfadenopati

generalisata dan limfadenopati lokalisata. Penyebab limfadenopati dapat

diingat dengan mnemonik MIAMI: malignancies (keganasan), infections

(infeksi), autoimmune disorders (kelainan autoimun), miscellaneous an

unusual conditions (lain-lain dan kondisi tak lazim)4

1

Page 2: Limfadenopati 2

2

Angka kejadian limfadenopai di Amerika Serikat diperkirakan 38-45%.

Dari studi Belanda terdapat 2.556 kasus limfadenopai yang tidak dapat

dijelaskan dan 10% dirujuk ke subspesialis, 3,2% membutuhkan biopsy dan

1,1% mengalami keganasan.4

Page 3: Limfadenopati 2

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Dan Fisiologi KGB

Kelenjar Getah Bening (KGB) memiliki peran penting dalam system

kekebalan tubuh. Limfonodus/KGB menyaring cairan limfe yang beredar di

system limfe. Limfe adalah cairan yang dikembalikan dari cairan intestinum ke

plasma melalui system limfe untuk pertahanan imun.

Limfosit memiliki dua bentuk, yang berasal dari sel T (Thymus) dan sel B

(Bursa) atau sumsum tulang. Fungsi dari limfosit B dan sel-sel turunannya seperti

sel plasma, immunoglobulin, yang berhubungan dengan humoral immunity,

sedangkan limfosit T berperan untuk cell-mediated immunity. Terdapat tiga daerah

pada KGB yang berbeda: korteks, medulla, parakorteks, ketiganya berlokasi

antara kapsul dan hillus3

Bagian-bagian KGB yang terdiri dari subkapsular, korteks (folikel primer,

folikel skunder dan zona interfolikuler) folikel di korteks ada tempat sel B

proliferasi, interfolikuler adalah tempat diferensiasi dan proliferasi antigen-

dependent T-cell. Bagian terdalam dari KGB adalah bagian medulla yang terdiri

dari sel plasma dan small B lymphocytes yang memfasilitasi sekresi

immunoglobulin keluar dari kelenjar limfe.3

Pembesaran KGB dapat dibedakan menjadi pembesaran KGB lokal

(limfadenopati lokalisata) KGB lokal hanya terjadi pada satu aerah saja dan KGB

3

Page 4: Limfadenopati 2

4

umum (limfadenopati generalisata) pada dua atau lebih daerah yang berjauhan

dan simetris.5

2.2 LIMFADENOPATI (I88)

1. Definisi

Limfadenopati (I88) adalah hyperplasia limfoid adalah pembesaran kelenjar

limfe sebagai respon terhadap proliferasi limfosit T atau limfosit B. Limfadenopati

biasanya terjadi setelah infeksi suatu mikroorganisme.6

2. Etiologi

Keadaan-keadaan yang dapat menyebabkan limfadenopati adalah:7

Penyebab Diagnostik

Keganasan

- Limfoma (C81)

- Leukimia (C92.0)

- Neoplasma Kulit (L00)

Biopsi kelenjar

Pemeriksaan hematologi, aspirasi

Biopsi lesi

Infeksi

- Influenza-like-illnes

- HIV, infeksi primer

- Faringitis

- Rubella

- Tuberkullosa

- Demam tifoid

- Hepatitis virus

Antibody CMV, PCR

HIV RNA

Kultur tenggorokan

Serologi

Kultur sputum, foto thorax

Kultur darah

Serologi hepatitis, uji fungsi hati

Autoimun

Page 5: Limfadenopati 2

5

- Lupus eritematous sistemik

- Artritis Rematoid

Hematologi, LED, ANA

Radiologi, faktor rheumatoid

Lain-lain & Iatrogenik

- Karena Obat-obatan

3. Patofisiologi8

Patofisiologi limfadenopati berdasarkan etiologi yang mendasari. Beberapa

plasma dan sel (misalnya sel kanker dan mikroorganisme) dalam ruang interstisial,

bersama dengan bahan selular tertentu, antigen dan partikel asing masuk ke

pembuluh limfatik, menjadi cairan limfe.

Kelenjar getah bening menyaring cairan limfe dalam perjalanan ke

sirkulasi vena sentral, menghilangkan sel-sel an bahan lainnya. Proses

penyaringan juga menyajikan antigen kepada limfosit yang terkandung dalam

KGB. Respon imun dari limfosit melibatkan proliferasi sel limfosit dan makrofag,

yang dapat menyerang KGB untuk memperbesar (limfadenopati reaktif). Patogen

mikroorganisme dibawa dalam cairan limfe, dapat juga langsung menginfeksi

KGB yang akan menyebabkan limfadenitis, dan apabila terdapat sel-sel kanker

dapat menginfiltrasi langsung atau proliferasi sel di KGB.

4. Lokasi Limfadenopati4

a. Limfadenopati Servikal (I88.9)

Page 6: Limfadenopati 2

6

Penyebab utama limfadenopati servikal adalah infeksi. Kelenjar gtah

bening servikal yang mengalami inflamasi dalam beberapa hari, kemudian

befluktuasi, terutama bila terinfeksi pada anak-anak biasanya akibat infeksi

staphylococcus dan streptococcus, selain itu limfaenopati servikal juga

merupakan manifestasi limfadenitis tuberkulosa. Kelenjar getah bening yang

keras, terutama pada usia lanjut dan perokok menunjukkan metastasis

keganasan kepala dan leher (orofaring, nasofaring, tiroid dan esophagus).

b. Limfadenopati Epitroklear (I88.9)

Penyebabnya meliputi infeksi di lengan bawah atau tangan, limfoma,

sarkoidosis, tularemia dan sifilis skunder. Sebagian besar merupakan tanda

keganasan.

c. Limfadenopati Aksila (I88.9)

Page 7: Limfadenopati 2

7

Adenokarsinoma payudara sering bermetastasis ke kelenjar getah

bening aksila anterior dan sentral yang dapat teraba sebelum ditemukannya

tumor primer. Limfoma jarang jarang bermanifestasi sejak awal atau kalaupun

bermetastasi hanya dikelenjar getah bening aksila.

d. Limfadenopati Supraklavikula (I88.9)

Limfadenopati supraklavikula mempunyai keterkaitan erat dengan

keganasan. Limfadenopati supraklavikula kanan berhubungan dengan

keganasan di mediastinum, paru atau esophagus. Sedangkan limfadenopati

supraklavikula kiri (nodus Virchow) berhubungan dengan keganasan abdominal

(lambung, kandung empedu, pancreas, testis, ovarium atau prostat)

e. Limfadenopati Inguinal (I88.9)

Limfadedenopati inguinal jarang disebabkan oleh keganasan.

Limfadenopati reaktif yang jinak dan infeksi merupakan penyebab

tersering limfadenopati inguinal. Namun ada beberapa kasus keganasan

seperti pada karsinoma sel skuamosa pada penis dan vulva.

Page 8: Limfadenopati 2

8

5. Diagnosis Limfadenopati8

Limfadenopati Lokal pada KGB servikal

KGB nyeri dan merah

KGB, -keras (bila kenyal mengarah ke limfoma), tidak nyeri dan

Curiga Infeksi Curiga keganasan

Periksa dengan seksama KGB yang membesar.

(kulit kepala, rongga hidung an paranasalis, mulut dan lidah, Leher, Faring dan laring)

Terdapat infeksi seperti: tonsillitis, molar ke tiga yang terinfeksi,

faringitis, infeksi pada kulit kepala

Terdapat tumor seperti, karsinoma lidah, tumor rongga postnasalis,

tumor laring, karsinoma sel skuamosa

Tidak terdapat tumor. Periksalagi sebagai limfadenopati umum

Tidak terdapat Infeksi

Page 9: Limfadenopati 2

9

Limfadenopati Umum

Limfadenopati Umum meliputi :

Darah perifer lengkap+hitung jenis, sedaiaan apus darah tepi, uji HIV-setelah konseling, kadar ACE

(angiotensin converting enzyme), serologi troponema. Tes mantuk, foto rotgen thoraks, ultrasonografi limfa

dan KGB abdomional

Penyebab InfeksiusLainnya Penyebab Hematologik:

Biasanya akan muncul gejala sistemik penyerta. :

- Sediaan apus darah tepi abnormal

- Biopsy sumsum tulang abnormal

- Anemia normositik, normokrom

- trombositopenia

Kadar serum ACE yang meningkat

SARKOID

Diagnosis yang lebih jarang

Limfadenopati angioimunoblastik histiositosis dan limfadenopati reaksi obat.

Contohnya: Karsinoma skunder hipertiroidisme

Diagnosis masih tergantung biopsy (40.11)

Biopsi eksisi (40.11)

Diagnosis

- Leukimia limfositik akut- Laukimia limfositik

Kronok - Limfoma

Pemeriksaan Diagnosa

Tes Mantoux + TBCUji Paul-Bunnel +

Mononukleosis infeksiosa

Antibodi HIV + Infeksi HIV

Page 10: Limfadenopati 2

10

6. Pemeriksaan Penunjang Limfadenopati 3,5,7

a. Laboratorium :

- Darah tepi lengkap, apusan darah, Laju Endap Dara (LED)

Darah lengkap dan apusan untuk melihat kemungkinan infeksi atau

keganasan darah, sedangkan LED untuk melihat adanya tanda inflamasi.

- Fungsi hati dan analisis urin: untuk melihat penyakit sistemik penyebab

limfadenopati, sebagai tambahan dapat diperiksan Laktat Dehiroginase

(LDH), asam urat, kadar kalsium dan fosfat, untuk melihat tanda

keganasan.

- Serologi (toxoplasma, EBV, CMV, HIV,dll)

- Tes mantoux: jika dicurigai adanya infeksi tuberculosis.

- Rotgen Thorax: dilakukan apabila dicurigai adanya kelainan di paru seperti

tuberculosis, lymphoma dan neuroblastoma.

b. Ultrasonografi (USG)

- USG merupakan salah satu teknik yang dapat mendiagnosis limfadenopati

servikalis. Dengan menggunakan USG dapat mengetahui ukuran, bentuk,

gambaran mikronodular, nekrosis intranodular serta ada atau tidaknya

kalsifikasi. Biopsi aspiasi jarum halus juga dapat digunakan utuk lebih

meyakini diagnosa limfadenopati.

Page 11: Limfadenopati 2

11

c. CT Scan

Dapat mendeteksi pembesaran KGB servikalis dengan diameter 5 mm atau

lebih.

d. Biopsi (ICD9 : 40.11)

Dapat dilakukan dengan mengambil sel melalui jarum. Biopsi KGB

memiliki nilai sensitivitas 98 % dan spesifisitas 95%.7

Tatalaksana Limfadenopati

Kegagalan mengecil setelah 4-6 minggu dapat menjadi indikasi untuk

dilaksanakannya biopsy KGB. Biopsi dilakukan terutama bila terdapat tanda dan

gejala yang mengarah kepada keganasan. KGB yang menetap atau yang

bertambah besar, walaupun dengan pengobatan yang adekuat, mengindikasikan

diagnosis yang belum tepat.

Pembedahan atau limfadenektomi (ICD9-40.2) dilakukan jika dijumpai

adanya abses dan evaluasi dengan menggunakan USG, diperlukan untuk

menangani pasien.

Page 12: Limfadenopati 2

12

BAB III

KESIMPULAN

Fungsi utama limfonodus adalah sebagai filtrasi dari berbagai

mikroorganisme asing dan partikel-partikel akubat hasil dari degenerasi sel-sel

atau metabolisme. Limfadenopati (I88) adalah hyperplasia limfoid adalah

pembesaran kelenjar limfe sebagai respon terhadap proliferasi limfosit T atau

limfosit B. Limfadenopati biasanya terjadi setelah infeksi suatu mikroorganisme.

Limfadenopati menandakan adanya pembesaran kelenjar getah bening yang

abnormal terjadi bila besar KGB diameternya >10 mm

Secara klinis limfadenopati dapat dibedakan menjadi limfaenopati

lakalisata dan limfadenopati generalisata. Limfadenopati lokalisata adalah

pembesaran KGB hanya pada satu region saja, sedangkan limfadenopati

generalisata adalah apabila pembesaran KGB terjadi pada dua atau lebih region

yang berjauahan dan simetris.

Page 13: Limfadenopati 2

13

REFERAT

LIMFADENOPATI

(ICD10 : I88)12

Page 14: Limfadenopati 2

14

Disusun oleh:

Thera Febrika Nur Fajri

KEPANITERAAN KLINIK SENIORBAGIAN BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI LAMPUNG

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH EMBUNG FATIMAH KOTA BATAM

2013

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.

Karena atas berkat rahmatnyalah penulis dapat menyelesaikan referat mengenai

Limfadenopati ini.

Referat ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kepaniteraan klinik di

bagian Ilmu Bedah. Penulis menyadari bahwa referat ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak. Semoga referat ini dapat bermanfaat.

Page 15: Limfadenopati 2

15

DAFTAR PUSTAKA

1. Dorland W, A. N. Kamus Dorland. Terjemahan Huriawati Hartanto.

Edisi pertama; Penerbit Buku Kedokteran. EGC., Jakarta 2002

2. Sherwood. L., Fisiologi Manusia: dari sel ke Sistem, Penerbit Buku

Kedokteran. EGC., Jakarta, 2001

3. Vikramijit SK, dkk., Lymphadenopathy, 2012. 0 (diunduh tanggal 12

Januari 2014)

4. Oehadian, A., Pendekatan Diagnostik Limfadenopati, Continuing

Medical Education,2010.

Page 16: Limfadenopati 2

16

5. Farrer, Robert., Lymphadenopathy., Differential diagnosis of

lymphadenopathy. http://www.aafp.org/afp/1998 /1015/p1313.html

(diunduh tanggal 13 Januari 2014)

6. Elisabeth. J.C., Buku Saku Patofisiologi. Edisi ke 3., Penebit Buku

Kedikteran. Jakarta. 2009

7. Bazmore., Andrew.m, Lymphadenopathy and Malignancy. 2002.

http://www.aafp.org/afp/2002/1201/p2103. html (diunduh tanggal 12

Januari 2014)

8. Price. A. Sylvia., Patofisiologi, Penerbit Buku Kedokteran. EGC.,

Jakarta. 2007

9. Britto. J. A., Kisi-Kisi Menembus Bedah., Penerbit Buku Kedokteran.

EGC., Jakarta, 2005.