referat limfadenopati

33
REFERAT STASE ANAK “PENDEKATAN KLINIS LIMFADENOPATI” Oleh: Alifia Faraghta 108103000040 Pembimbing: dr. Sri Enggar, SpA RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH 1

Upload: alifia-faraghta

Post on 01-Dec-2015

1.472 views

Category:

Documents


26 download

DESCRIPTION

tugas stase anak

TRANSCRIPT

Page 1: REFERAT limfadenopati

REFERAT STASE ANAK

“PENDEKATAN KLINIS LIMFADENOPATI”

Oleh:

Alifia Faraghta

108103000040

Pembimbing:

dr. Sri Enggar, SpA

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013

1

Page 2: REFERAT limfadenopati

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Assalamu`alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan ungkapan rasa syukur yang tulus kami panjatkan kehadirat Allah SWT.

Dia-lah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta nikmat umur kepada kita,

sehingga kami dapat menyelesaikan Referat ”Pendekatan klinis limfadenopati”, pada

Kepanitraan Ilmu Kesehatan Anak ini.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dalam menjalani kepanitraan ini pada

RSUP Fatmawati. Dalam makalah ini penyususn mencoba menyampaikan mengenai kasus gizi

buruk pada anak.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada dr. Sri Enggar, Sp.A selaku pembimbing

dalam penyususunan makalah ini dan teman-teman yang telah memberikan bantuan sehingga

makalah ini dapat selesai.

Penyusun mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan

pada makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat membantu dan berguna bagi kita semua.

Wassalamu`alaikum Wr.Wb.

Jakarta, 3 maret 2013

Penyusun

2

Page 3: REFERAT limfadenopati

BAB I

PENDAHULUAN

Limfadenopati adalah gejala penyakit yang ditandai dengan pembengkakan limfonodus (kelenjar

getah bening). Pembesaran kelenjar getah bening (KGB) yang abnormal terjadi bila besar KGB

diameternya lebih dari 10 mm.1

Secara klinis limfadenopati dapat dibedakan menjadi limfadenopati lokalisata dan limfadenopati

generalisata. Limfadenopati lokalisata didefinisikan sebagai pembesaran KGB hanya pada satu

region saja, sedangkan limfadenopati generalisata apabila pembesaran KGB terjadi pada dua atau

lebih region yang berjauhan dan simtetris.12

Kejadian limfadenopati pada anak paling sering disebabkan oleh penyakit self limiting disease

karena infeksi virus (sebagaian besar virus tetapi sering pula bakteri) bukan oleh penyakit serius

seperti lymphoma, acquired immunodeficiency syndrome atau metastase kanker, oleh karena itu,

penting bagi kami untuk dapat menyingkirkan diagnosis penyakit-penyakit berbahaya tersebut

dengan banyaknya limfadenopati karena self-limiting disease. 12 Pada Negara berkembang

penyebab tersering dari limfadenopati adalah infeksi tuberculosis , demam typhoid,

trypanosomiasis, leishmaniasis, schistosomiasis, filariasis dan infeksi jamur. 13

3

Page 4: REFERAT limfadenopati

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan fisiologi

Sistem limfatik mempunyai peranan penting dalam sistem kekebalan tubuh.

Limfonodus/Kelenjar Getah Bening (KGB) menyaring cairan limfe yang beredar di sistem limfe

dalam seluruh tubuh. Limfonodus berkerja sama dengan limpa, timus, tonsil, adenoid, agregat

jaringan limfoid di lapisan dalam saluran pencernaan yang disebut bercak peyer atau gut

associated lymphoid tissue (GALT) terorganisir sebagai pusat sel –sel imun untuk menyaring

antigen dari cairan ekstraseluler.2

Gambar 1. Anatomi sistem limfatik

Limfe adalah cairan yang dikembalikan dari cairan interstitium ke plasma melalui sistem limfe,

tempat cairan tersebut disaring melalu kelenjar limfe untuk pertahanan imun. 2 sistem limfe ini

terdiri dari jaringan pembuluh satu arah yang luas dan merupakan rute tambahan untuk

mengembalikan cairan interstitium ke dalam darah.2 Pembuluh-pembuluh limfe yang kecil dan

buntu (Kapiler limfe) berada hampir semua jaringan tubuh.Tekanan cairan dibagian luar dari

pembuluh mendorong tepi-tepi tersebut masuk, membuka katup dan memungkinkan cairan

interstitium tersebut masuk.2

4

Page 5: REFERAT limfadenopati

Fungsi dari sistem limfe ini adalah 2

1. Pertahanan terhadap penyakit

Limfe disaring oleh KGB yang terletak di sepanjang perjalanan sistem limfe. Sebagai

contoh bakteri yang diserap dari cairan interstitium dihancurkan oleh sel-sel fagosit

khusus yang terletak dalam kelenjar limfe.

2. Mengembalikan kelebihan cairan filtrasi

3. Transportasi lemak yang diserap

Produk akhir pencernaan lemak terlalu besar untuk memperoleh akses ke kapiler darah

tetapi mudah masuk ke pembuluh limfe terminal

4. Mengembalikan protein plasma yang difitrasi oleh kapiler

Tubuh mempunyai sekitar 600 KGB, tetapi hanya KGB yang terletak di region

submandibula, aksila atau inguinal yang dapat normal dipalpasi pada orang sehat. 2 Fungsi

dari KGB sebagai tempat pertukaran limfosit dengan limfe (menyingkiran, menyimpan,

memproduksi dan menambahkan).2 Limfosit dalam KGB menghasilkan antibody dan

mensensitisasi sel T yang kemudian dikeluarkan ke limfe.Makrofag dalam KGB

membersihkan mikroba dan debris lain berupa partikel dari limfe.2

5

Page 6: REFERAT limfadenopati

Gambar 2. Diagram Kelenjar getah bening

Bagian-bagian KGB terdiri dari subkapsular, korteks (folikel primer, foliker sekunder dan zona

interfolikuler) folikel di korteks ada tempat sel B proliferasi, interfolikuler adalah tempat

diferensiasi dan prolferasi antigen-dependent T-cell . Bagian terdalam dari KGB adalah bagian

medulla yang terdiri dari sel plasma dan small B lymphocytes yang memfasilitasi sekresi

immunoglobulin keluar dari kelenjar limfe.2

Ukuran KGB tergantung dari umur seseorang, lokasi dari KGB dalam tubuh dan kejadian

imunologis sebelumnya.2 Pada neonates KBG hampir tidak terlihat, sistem limfatik anak akan

mencapai puncak pertumbuhannya pada saat anak berusia 12 tahun.2

Definisi limfadenopati

Limdenopati menandakan adanya limfonodus yang abnormal dari segi ukuran, konsistensi atau

jumlah. 12 Kelenjar getah bening yang memiliki garis tengah terpanjang > 10 mm dikategorikan

sebagai suatu limfadenopati, dengan pengecualian untuk kelenjar getah bening epitroklear (bila

garis tengah terpanjang > 5 mm) dan inguinal (bila garis tengah terpanjang > 15 mm). Apabila

kelenjar getah bening supraklavikula, ilaka maupun poplitea dapat teraba juga sudah

dikategorikan sebagai suatu yang abnormal.9 Namun demikian, perlu diingat bahwa pada anak

sehat kelenjar getah bening aksila dan inguinal dapat teraba.12 Secara klinis limfadenopati dapat

6

Page 7: REFERAT limfadenopati

dibedakan menjadi limfadenopati lokalisata dan limfadenopati generalisata. Limfadenopati

lokalisata didefinisikan sebagai pembesaran KGB hanya pada satu region saja, sedangkan

limfadenopati generalisata apabila pembesaran KGB terjadi pada dua atau lebih region yang

berjauhan dan simtetris.12 Klasifikasi ini bertujuan untuk penentuan diferensial diagnosis.

Sekitar 75% pasien didapatkan limpadenopati lokalisata, sedangkan limfadenopati generalisata

25%.

Gambar 3. Klasifikasi Kelenjar getah bening

2.2. Patofisiologi Limfadenopati

Patofisiologi limfadenopati berdasarkan dari etologi yang mendasari. Beberapa plasma dan sel

(misalnya sel kanker dan mikroorganisme) dalam ruang interstitial, bersama dengan bahan

selular tertentu, antigen, dan partikel asing masuk ke pembuluh limfatik, menjadi cairan limfe.

Kelenjar getah bening menyaring cairan limfe dalam perjalanan ke sirkulasi vena sentral,

menghilangkan sel-sel dan bahan lainnya. Proses penyaringan juga menyajikan antigen kepada

limfosit terkandung dalamKGB. Respon imun dari limfosit melibatkan proliferasi sel limfosit

dan makrofag, yang dapat menyebabkan KGB untuk memperbesar (limfadenopati reaktif).

Patogen mikroorganisme dibawa dalam cairan limfe dapat juga langsung menginfeksi KGB,

7

Page 8: REFERAT limfadenopati

menyebabkan limfadenitis), dan apabila terdapat sel-sel kanker dapat menginfiltrasi langsung

atau proliferasi sel di KGB.4

2.3 Epidemiologi 13

Studi yang dilakukan di US, infeksi virus dan bakteri adalah peyebab tersering dari

limfadenopati. Limfadenitis lokalisata lebih banyak disebabkan strerptococcud B hemolitikus.

Penyebab lain seperti HIV, keganasan penyakit autoimun lebih jarang menyebabkan

limfadenopati. 13

Pada Negara berkembang seperti indonesia penyebab tersering dari limfadenopati adalah infeksi

tuberculosis , demam typhoid, trypanosomiasis, leishmaniasis, schistosomiasis, filariasis dan

infeksi jamur. 13

Mortalitas

Di United states Keganasan, seperti leukemia, lymphoma dan neuroblastoma adalah penyebab

mortalitas utama.13

Ras dan jenis kelamin

Ras dan jenis kelamin tidak berhubungan dengan kejadian limfadenopati.13

Usia

Limfadenopati paling sering terjadi pada anak-anak, dan satu pert iga pada neonates dan infant. 13

2.4 Pendekatan Klinis Limfadenopati

Diferensial diagnosis pada limfadenoapati itu sangat luas. Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang

seksama sangat penting untuk menyempitkan kemungkinan diagnosis.

2.4.1 Anamnesis

Dari anamnesis dapat diperoleh keterangan lokasi, gejala –gejala penyerta, riwayat penyakit,

riwayat pemakaian obat dan riwayat pekerjaan.

Lokasi dan durasi

8

Page 9: REFERAT limfadenopati

Lokasi pembesaran KGB pada dua sisi leher secara mendadak biasanya disebabkan oleh infeksi

virus saluran pernapasan bagian atas. Pada infeksi oleh penyakit kawasaki umumnya pembesaran

KGB hanya satu sisi saja.6 Apabila berlangsung lama (kronik) dapat disebabkan infeksi oleh

Mikobakterium, Toksoplasma, Ebstein Barr Virus atau Citomegalovirus. Durasi dari

limfadenopati ketika sudah persistem (lebih dari 4 minggu) indikasi adanya infeksi kronik ,

collagen vascular disease atau keganasan , sedangkan linfadenopati lokalisata yang akut, sering

menyertai dari infeksi mononukleus dan faringitis bakterialis.6

Gejala penyerta

Gejala infeksi selain demam, dicari kemungkinan adanya faringitis (nyeri menelan batuk),

konjungtivitis (keluar secret, mata merah), ulserasi kulit, tinea (gatal pada daerah lipatan), nyeri

lokal, luka genital, keluar cairan dari genital, dan berkeringat di malam hari menandakan

kemungkinan tuberculosis. 6,12,13

Gejala keganasan metastasis: gejala konstitusional keganasan seperti penurunan berat badan dan

keringat malam.

Gejala konstitusional : demam keringat malam, dan / atau penurunan berat badan yang tidak

dapat dijelaskan lebih besar dari 10% dari berat badan selama 6 bulan mengenai untuk limfoma,

arthralgias, ruam, dan mialgia menunjukkan adanya penyakit vaskular kolagen.8,13

Riwayat penyakit

Riwayat penyakit sekarang dan dahulu seperti adanya peradangan tonsil sebelumnya,

mengarahkan kepada infeksi oleh Streptococcus; luka lecet pada wajah atau leher atau tanda

tanda infeksi mengarahkan penyebab infeksi Staphilococcus; dan adanya infeksi gigi dan gusi

juga dapat mengarahkan kepada infeksi bakteri anaerob. Transfusi darah sebelumnya dapat

mengarahkan kepadaCitomegalovirus, Epstein Barr Virus atau HIV. 5,13

Riwayat pemakaian obat

Penggunaan obat-obatan Limfadenopati dapat timbul setelah pemakaian obat-obatan seperti

fenitoin dan isoniazid. Obat-obatan lainnya seperti allupurinol, atenolol, captopril,

carbamazepine, cefalosporin, emas, hidralazine, penicilin, pirimetamine, quinidine, sulfonamida,

9

Page 10: REFERAT limfadenopati

sulindac. Pembesaran karena obat umumnya seluruh tubuh (limfadenopati generalisata).

Pemakaian obat-obatan secara intravena merupakan resiko dari HIV , endokarditis, infeksi

hepatitis B.12

Riwayat pekerjaan

Paparan terhadap infeksi paparan/kontak sebelumnya kepada orang dengan infeksi saluran napas

atas, faringitis oleh Streptococcus, atau tuberculosis turut membantu mengarahkan penyebab

limfadenopati. Riwayat perjalanan atau pekerjaan, misalnya perjalanan ke daerah-daerah di

Afrika dapat mengakibatkan penyakit Tripanosomiasis, orang yang bekerja dalam hutan dapat

terkena Tularemia.12

Berikut adalah kemungkinan penyakit penyebab limfadenopati berdasarkan epidemiologik:

Sumber: http://www.aafp.org/afp/1998/1015/p1313.html

10

Page 11: REFERAT limfadenopati

2.4.2 Pemeriksaan Fisik

Lokasi

Ketika limfadenopati lokalisata , maka kita harus memeriksa infeksi, lesi kulit atau tumor di

daerah yang dilewati aliran drainase kelenjar getah bening tersebut.12

Gambar 4. Diferensial diagnosis limfadenopati berdasarkan lokasi dan drainase aliran limfe

11

Page 12: REFERAT limfadenopati

12

Page 13: REFERAT limfadenopati

Sumber: http://www.aafp.org/afp/2002/1201/p2103.html

Evaluasi Penyebab Limfadenopati dan Gejala Penyerta 12

13

Page 14: REFERAT limfadenopati

Gambar 5. Evaluasi Penyebab Limfadenopati dan Gejala Penyerta

Limfadenopati supraclavicular mempunyai resiko tingi terjadinya kegasan, diperkirakan 90%

pada dewasa usia >40 tahun, 25% pada usia < 40 tahun . Supraklavikula menerima aliran

limfatik dari torak dan abdomen, dan dapat juga adanya sinyal patologis pada testis, ovarium,

ginjal, pankreas, prostat, GIT atau kandung empedu. Limfadenopati supraklavikula kanan

berhubungan dengan lesi dalam mediastinum, paru-paru atau esophagus, contohnya pada

tuberculosis. Supraklavikula kiri mendrainase regio intra abdominal dan behubungan keganasan

ditemapt tersebut. 13

Pada pasien dengan limfadenopati generalisata, pemeriksaan fisik harus fokus dalam mencari

tanda-tanda penyakit sistemik. Temuan yang paling membantu adalah ruam, lesi selaput lendir,

hepatomegali, splenomegali atau arthritis. Splenomegali dan limfadenopati terjadi dalam

berbagai kondisi, termasuk mononucleosis-type syndromes, leukemia limfositik, limfoma dan

sarkoidosis. 12

Ukuran

14

Page 15: REFERAT limfadenopati

Ukuran dari KGB bervariasi tergantung lokasinya. Kelenjar getah bening yang memiliki garis

tengah terpanjang > 10 mm dikategorikan sebagai suatu limfadenopati, dengan pengecualian

untuk kelenjar getah bening epitroklear (bila garis tengah terpanjang > 5 mm) dan inguinal (bila

garis tengah terpanjang > 15 mm). Apabila kelenjar getah bening supraklavikula, ilaka maupun

poplitea dapat teraba juga sudah dikategorikan sebagai suatu yang abnormal. Pada anak-anak,

limfadenopati yang diameternya > 2cm (disertai dengan foto toraks abnormal dan tidak ada

kelainan pada teling, hidung tenggorok) dapat dicurigai penyakit granulamotosa ( Tuberkulosis)

atau kanker . 9

Nyeri tekan

Pembesaran KGB menyebabkan kapsul meregang dan mengakibatkan adanya nyeri. Nyeri

biasanya disebabkan dari proses inflamasi atau supurasi, tetapi nyeri juga dapat disebabkan oleh

perdarahan di jaringan nekrotik karena keganasan, sehingga ada atau tidaknya nyeri tidak dapat

di jadikan indikasi adanya keganasan. 5,12

Konsistensi

Secara umum konsistensi tidak dapat menentukan etiologi. keras seperti batu mengarahkan

kepada keganasan, padat seperti karet mengarahkan kepada limfoma; lunak mengarahkan kepada

proses infeksi; fluktuatif mengarahkan telah terjadinya abses/pernanahan. 12,13

Mobilitas

KGB yang terfikasis menunjukkan karsinoma metastatik, sedangkan KGB yang mobile dapat

terjadi pada infeksi, penyakit kolagen vaskular dan limfoma. Evaluasi mobilitas KGB

supraklavikula dapat dibantu dengan pasien cara melakukan manuver Valsava. 12

2.5 Etiologi

Etiologi

Penyebab yang paling sering limfadenopati adalah:

• Infeksi

- Infeksi virus

Infeksi virus sistemik paling sering menyebabkan limfadenopati generalisata. 13 Infeksi yang

disebabkan oleh virus pada saluran pernapasan bagian atas seperti Rinovirus, Parainfluenza

15

Page 16: REFERAT limfadenopati

Virus, influenza Virus, Respiratory Syncytial Virus (RSV), Coronavirus, Adenovirus ataupun

Retrovirus. Virus lainnya Ebstein Barr Virus (EBV), Cytomegalo Virus (CMV), Rubela,

Rubeola, Varicella-Zooster Virus, Herpes Simpleks Virus, Coxsackievirus, dan Human

Immunodeficiency Virus (HIV).12

Limfadenopati generalisata yang persisten (persistent generalized lymphadenopathy/PGL)

adalah limfadenopati pada lebih dari dua tempat KGB yang berjauhan, simetris dan bertahan

lama 3 lebih dari 3 bulan hingga bertahun-tahun.17 PGL adalah gejala khusus infeksi HIV yang

timbul pada lebih dari 50% Orang.

Dengan HIV/AIDS (ODHA) dan PGL ini sering disebabkan oleh infeksi HIV-nya itu sendiri.

PGL biasanya dialami waktu tahap infeksi HIV tanpa gejala, dengan jumlah CD4 di atas 500,

dan sering hilang bila kadar CD4 menurun hingga kadar CD4 200. Kurang lebih 30% orang

dengan PGL juga mengalami splenomegali. Batasan limfadenopati pada infeksi HIV adalah

sebagai berikut:

• Melibatkan sedikitnya dua kelompok kelenjar getah bening

• Sedikitnya dua kelenjar yang simetris berdiameter lebih dari 1 cm

dalam setiap kelompok

• Berlangsung lebih dari tiga bulan

• Tidak ada infeksi lain yang menyebabkannya

Pembengkakan kelenjar getah bening bersifat tidak sakit, simetris dan kebanyakan terdapat di

leher bagian belakang dan depan, di bawah rahang bawah, di ketiak serta di tempat lain, tidak

termasuk di inguinal.17

- Infeksi bakteri

Pada infeksi bakteri biasanya menyebabkan limfadenopati lokalisata, tetapi dapat juga terjadi

limfadenopati generalisata pada penyakit demam tifoid, endokarditis, tuberculosis dan sifilis.13

Peradangan KGB (limfadenitis) dapat disebabkan Streptokokus beta hemolitikus Grup A atau

stafilokokus aureus. Bakterianaerob bila berhubungan dengan caries dentis dan penyakit

gusi,radang apendiks atau abses tubo-ovarian.

Pada awal infeksi, aspirat mengandung campuran neutrofil dan limfosit. Kemudian mengandung

bahan pirulen dari neutrofil dan massa debris. Limfadenitis bakterial akut biasanya menyebabkan

KGB berwarna kemerah,teraba hangat dan nyeri tekan. Biasanya penderita demam dan terjadi

16

Page 17: REFERAT limfadenopati

leukositosis neutrofil pada pemeriksaan darah tepi. Pada infeksi oleh Mikobakterium

tuberkulosis, aspirat tampak karakteristik sel epiteloid dengan latar belakang limfosit dan sel

plasma. 3

Sel epiteloid berupa sel bentuk poligonal yang lonjong dengan sitoplasma yang pucat, batas sel

yang tidak jelas, kadang seperti koma atau inti yang berbentuk seperti bumerang yang pucat,

berlekuk dengan kromatin halus.

Gambar 6 Limfadenitis granulomatosa. Tampak sel epiteloid pada aspirat penderita limfadenitis

tuberkulosis.

• Keganasan seperti leukemia, neuroblastoma, rhabdomyo-sarkoma dan limfoma juga dapat

menyebabkan limfadenopati. Diagnosis defenitif suatu limfoma membutuhkan tindakan biopsi

eksisi, oleh karena itu diagnosis subtipe limfoma dengan menggunakan biopsi aspirasi jar um

halus masih merupakan kontroversi. Aspirat Limfoma non-Hodgkin berupa populasi sel yang

monoton dengan ukuran sel yang hamper sama. Biasanya tersebar dan tidak berkelompok.

Diagnostik sitologi Limfoma Hodgkin umumnya dibuat dengan ditemukannya tanda klasik yaitu

sel Reed Sternberg dengan latar belakang limfosit, sel plasma, eosinofil dan histiosit. Sel Reed

Sternberg adalah sel yang besar dengan dua inti atau multinucleated dengan sitoplasma yang

banyak dan pucat. 17

17

Page 18: REFERAT limfadenopati

Gambar 7. Limfoma Hodgkin. Tampak sel Reed Sternbergklasik dengan latar belakang limfosit

dan eosinofil. Metastasis karsinoma merupakan penyebab yang lebih umum dari limfadenopati

dibandingkan dengan limfoma. Dengan teknik biopsi aspirasi jarum halus lebih mudah

mendiagnosis suatu metastasis karsinoma daripada limfoma.

Gambar 8. Metastasis keratinizing squomous cell carcinoma.Tampak sel-sel yang mengalami

keratinisasi pada aspirat dari penderita karsinoma laring.

Penyakit lainnya yang salah satu gejalanya adalah limfadenopati adalah penyakit Kawasaki,

penyakit Kimura, penyakit Kikuchi, penyakit Kolagen, penyakit Cat-scratch, penyakit

Castleman, Sarcoidosis, Rhematoid arthritis dan Sisestemic lupus erithematosus (SLE).

• Obat-obatan dapat menyebabkan limfadenopati generalisata. Limfadenopati dapat timbul

setelah pemakaian obat-obatan seperti fenitoin dan isoniazid. Obat-obatan lainnya seperti

allupurinol, atenolol, captopril, carbamazepine, cefalosporin, emas, hidralazine,

penicilin, pirimetamine, quinidine, sulfonamida, sulindac). 12,13,17

18

Page 19: REFERAT limfadenopati

• Imunisasi dilaporkan juga dapat menyebabkan limfadenopati di daerah leher, seperti setelah

imunisasi DPT, polio atau tifoid. Meskipun demikian, masing-masing penyebab tidak dapat

ditentukan hanya dari pembesaran KGB saja, melainkan dari gejala-gejala lainnya yang

menyertai pembesaran KGB tersebut

Gambar 9. Penyebab Limfadenopati

2.6 Pemeriksaan penunjang 5,7

Laboratorium:

19

Page 20: REFERAT limfadenopati

• Darah Tepi Lengkap, Apusan Darah, LED (Laju Endap Darah)

Darah lengkap dan apusan untuk melihat kemungkinan infeksi atau keganasanan darah.

LED untuk melihat adanya tanda inflamasi akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan

jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi.5,7

• Fungsi Hati dan Analisis Urin

Untuk mencari penyebab penyakit sistemik penyebab limfadenopati. Sebagai tamabahan

dapat diperiksa dari Lactat dehidrogenase (LDH), asam urat, kadar kalsium dan fosfat, untuk

melihat adanya tanda keganasan.5,16

• Biakan Darah

Untuk melihat adanya penyebab infeksi dengan bakteri yang spesifik.5

• Serologi (Toxoplasma, EBV, CMV, HIV dll)

Biasanya untuk limfadenopati generalisata.12

Tes mantoux

Jika pada anamnesis dan PF dicurigai adanya infeksi tuberculosis.3

Rongent toraks

Rongent toraks diperlukan pada kecurigaan adanya kelainan dari paru seperti pada

tuberculosis, lymphoma dan neuroblastoma, untuk melihat adanya limfadenopati

mediastinal.3

20

Page 21: REFERAT limfadenopati

Gambar 10. Limfadenopati mediastinum bilateral pada rongent toraks

Ultrasonografi (USG)

USG merupakan salah satu teknik yang dapat dipakai untuk mendiagnosis limfadenopati

servikalis. Penggunaan USG untuk mengetahui ukuran, bentuk, echogenicity, gambaran

mikronodular, nekrosis intranodal dan ada tidaknya kalsifikasi. USG dapat dikombinasi dengan

biopsi aspirasi jarum halus untuk mendiagnosis limfadenopati dengan hasil yang lebih

memuaskan, dengan nilai sensitivitas 98% dan spesivisitas 95%.13

21

Page 22: REFERAT limfadenopati

Gambar 11.Contoh USG Kelenjar Getah Bening

Gray-scale sonogram metastasis pada KGB. Tampak adanya hypoechoic, round, tanpa

echogenic hilus (tanda panah). Adanya nekrosis koagulasi (tanda kepala panah).

CT Scan

CT scan dapat mendeteksi pembesaran KGB servikalis dengan diameter 5 mm atau lebih. Satu

studi yang dilakukan untuk mendeteksi limfadenopati supraklavikula pada penderita nonsmall

cell lung cancer menunjukkan tidak ada perbedaan sensitivitas yang signifikan dengan

pemeriksaan menggunakan USG atau CT scan.13,12

Biopsi 

Biopsi dapat dilakukan dengan mengambil sel keluar melalui jarum atau dengan operasi

menghapus satu atau lebih kelenjar getah bening. Sel-sel atau kelenjar getah bening akan dibawa

ke lab dan diuji. Biopsy KGB memiliki nilai sensitifitas 98 % dan spesifisitas 95 %. Kegagalan

untuk mengecil setelah 4-6 minggu dapat menjadi indikasi untuk dilaksanakan biopsy KGB.

Biopsi dilakukan terutama bila terdapat tanda dan gejala yang mengarahkan kepada keganasan.16

22

Page 23: REFERAT limfadenopati

BAB III

KESIMPULAN

Fungsi utama limfonodus adalah sebagai filtrasi dari berbagai mikroorganisme asing dan partikel-partikel akibat hasil dari degradasi sel-sel atau metabolism, mengembalikan cairan & protein dari jaringan ke sirkulasi darah, mengangkut limfosit, membawa lemak emulsi dari usus, menyaring & menghancurkan mikroorganisme untuk menghentikan penyebaran, menghasilkan zat antibody

Secara klinis limfadenopati dapat dibedakan menjadi limfadenopati lokalisata dan limfadenopati generalisata. Limfadenopati lokalisata didefinisikan sebagai pembesaran KGB hanya pada satu region saja, sedangkan limfadenopati generalisata apabila pembesaran KGB terjadi pada dua atau lebih region yang berjauhan dan simtetris

Penyebab Limfadenopari adalah infeksi virus, bakteri, parasit, keganasan, obat-obatan, storage disease dan imunisasi. Pada Negara berkembang seperti indonesia penyebab tersering dari limfadenopati adalah infeksi tuberculosis , demam typhoid, trypanosomiasis, leishmaniasis, schistosomiasis, filariasis dan infeksi jamur

Diferensial diagnosis pada limfadenoapati itu sangat luas. Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang seksama sangat penting untuk menyempitkan kemungkinan diagnosis

Dari anamnesis dapat diperoleh keterangan lokasi, gejala –gejala penyerta (gejala infeksi, konstitusional, kegansan) riwayat penyakit, riwayat pemakaian obat dan riwayat pekerjaan

Dari Pemeriksaan Fisik dapat diperoleh Lokasi Limfadenopati, ukuran, nyeri tekan, konsistensi dan mobilitas. Ketika limfadenopati lokalisata , maka kita harus memeriksa infeksi, lesi kulit atau tumor di daerah yang dilewati aliran drainase kelenjar getah bening tersebut. Pada pasien dengan limfadenopati generalisata, pemeriksaan fisik harus fokus dalam mencari tanda-tanda penyakit sistemik. Temuan yang paling membantu adalah ruam, lesi selaput lendir, hepatomegali, splenomegali atau arthritis.

Limdenopati menandakan adanya limfonodus yang abnormal dari segi ukuran, konsistensi atau jumlah. Kelenjar getah bening yang memiliki garis tengah terpanjang > 10 mm dikategorikan sebagai suatu limfadenopati, dengan pengecualian untuk kelenjar getah bening epitroklear (bila garis tengah terpanjang > 5 mm) dan inguinal (bila garis tengah terpanjang > 15 mm). Apabila kelenjar getah bening supraklavikula, ilaka maupun poplitea dapat teraba juga sudah dikategorikan sebagai suatu yang abnormal

Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan jika tidak dapat disingkirakn dari anamnesis dan pemeriksaaan fisik. Dapat dilakukan Pemeriksaan Darah lengkap, LED, Biakan Darah, Serologi (Toxoplasma, EBV, CMV, HIV dll) , Rongent toraks ,Ultrasonografi (USG) ,CT Scan, Biopsi 

23

Page 24: REFERAT limfadenopati

DAFTAR PUSTAKA

1. Dorland W. A. N. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Terjemahan Huriawati

Hartanto. Edisi pertama. Jakarta : EGC. Hal : 181

2. Sherwood, L. Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem. EGC. Jakarta.

2001

3. Rahajoe et al. Tuberkulosis. Dalam Buku Ajar Respirologi Anak. IDAI. 2010.

4. Price, A. Sylvia. Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta:2007

5. Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRS, Satari HI. Buku Ajar Infeksi & Pediatri

Tropis Edisi Kedua. Jakarta: Balai Penerbit IDAI. 2008

6. Roberts KB, Tunnessen WW. Lymphadenopathy. In: Signs and Symptoms in Pediatrics.

3rd ed. Lippincott, Williams, and Wilkins; 1999:63-72

7. Moore SW, Schneider JW, Schaaf HS. Diagnostic aspects of cervical lymphadenopathy in children in the developing world: a study of 1,877 surgical specimens. Pediatr Surg Int. Jun 2003;19(4):240-4. [Medline].

8. Miller DR. Hematologic malignancies: leukemia and lymphoma (Differential diagnosis of lymphadenopathy). In: Miller DR, Baehner RL, eds. Blood Diseases of Infancy and Childhood. Mosby Inc; 1995:745-9

9. Gatot, Djajadiman Prof. Dr. Sp.A(K). Pendekatan Diagnostik Limfadenopati pada

Anak.2010 diunduh dari. http://www.idai.or.id/buletinidai/view.asp?

ID=799&IDEdisi=73 pada tanggal 20 februri 2013

10. http://bestpractice.bmj.com/best-practice/monograph/838/diagnosis.html

11. Abba, AA .Khalil, MZ . Clinical approach to lymphadenopathy. 2012 diunduh dari

http://www.anmjournal.com/temp/AnnNigerianMed6111-1917974_051939.pdf pada

tanggal 24 februari 2013

12. Ferrer, Robert. Lymphadenopathy: Differential diagnosis and evaluation. 1998. diunduh

dari http://www.aafp.org/afp/1998/1015/p1313.html pada tangggal 20 februari 2013

13. Vikramjit SK, Richard HS, Gary JS. Lymphadenopathy. 2012 diunduh dari

http://emedicine.medscape.com/article/956340-overview pada tanggal 20 februari 2013

14. Robertson TI .. Clinical diagnosis in patients with lymphadenopathy. 2007.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/492028

15. Bates, Barbara. 1998. Buku Saku Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan Edisi 2.

Jakarta : EGC

24

Page 25: REFERAT limfadenopati

16. Bazemore, Andrew Lymphadenopaty and malignancy. 2002. Diundur pada tanggal 2

februatri dari http://www.aafp.org/afp/2002/1201/p2103.html

17. Boswell SL. Approach to the Patient with HIV Infection. In: Goroll AH, Mulley AG,

eds. Principles of Primary Care, 5th ed. Philadelphia: JB Lippincott, 2005;78-91.

25