li lbm 4 blok 13

6
STEP 1 a. Maloklusi - Kontak abnormal antara rahang atas dan bawah - Dapat disebakan karena ketidakseimbangan dentofacial. Dimana dntofacial dipengaruhi keturunan, lingkungan, pertumbuhan dan perkembangan, etnik, patologi dan fungsional. - Bisa disebakna faktor lokal karena gigi yang bermasalah seperti anomali, selain itu karena celah pada bibir dan palatum - Bisa mengganggu estetika dan mastikasi - Kondisi yang menyimpang dr tumbuh kembang yang mempengruhi self cleansing, kesehatan jar. Lunak, pertumbuhan rahang, bicara dan penampilan. b. Analisa kebutuhan ruang Merupakan analisis yang dilakukan sebelum dilakukan pemsangan orthodonti untuk mengetahui adanya ruang yang tersedia untuk memperbaiki kedaan baik maloklusi maupun protusi pada gigi. Diperlukan untuk membandingkan antara ruang tersedia dan yang dibutuhkan u/ mengatur gigi. STEP 2 1. Klasifikasi maloklusi 2. Fungsi model study 3. Pemeriksaan yang dapat dilakukan 4. Kriteria oklusi yang normal 5. Tahap2 perawatan 6. Etiologi maloklusi 7. Efek dari maloklusi 8. Apa syarat umum untuk melakukan perawatan orthodonti 9. Diagnosa pada skenario STEP 3 1. Klasifikasi maloklusi dan gambar - Kelas I normal, edge to edge, dikatakan sebagai hubungan idela oklusi dan masaih bisa ditolerir yang mana gigi2

Upload: rizal-prakoso

Post on 23-Sep-2015

41 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

LI LBM 4 BLOK 13

TRANSCRIPT

STEP 1a. Maloklusi

Kontak abnormal antara rahang atas dan bawah

Dapat disebakan karena ketidakseimbangan dentofacial. Dimana dntofacial dipengaruhi keturunan, lingkungan, pertumbuhan dan perkembangan, etnik, patologi dan fungsional.

Bisa disebakna faktor lokal karena gigi yang bermasalah seperti anomali, selain itu karena celah pada bibir dan palatum

Bisa mengganggu estetika dan mastikasi

Kondisi yang menyimpang dr tumbuh kembang yang mempengruhi self cleansing, kesehatan jar. Lunak, pertumbuhan rahang, bicara dan penampilan.

b. Analisa kebutuhan ruang

Merupakan analisis yang dilakukan sebelum dilakukan pemsangan orthodonti untuk mengetahui adanya ruang yang tersedia untuk memperbaiki kedaan baik maloklusi maupun protusi pada gigi. Diperlukan untuk membandingkan antara ruang tersedia dan yang dibutuhkan u/ mengatur gigi.

STEP 2

1. Klasifikasi maloklusi

2. Fungsi model study

3. Pemeriksaan yang dapat dilakukan

4. Kriteria oklusi yang normal

5. Tahap2 perawatan

6. Etiologi maloklusi

7. Efek dari maloklusi

8. Apa syarat umum untuk melakukan perawatan orthodonti

9. Diagnosa pada skenario

STEP 3

1. Klasifikasi maloklusi dan gambar Kelas I ( normal, edge to edge, dikatakan sebagai hubungan idela oklusi dan masaih bisa ditolerir yang mana gigi2 berada pada di posisi yang tepat dilengfkung rahang, MI RA cups berada di groof mesiobukal dari M1 RB, overjet incisal 3 mm, cups C RA di sebelah distal C RBAda 5 type

a. Tipe I = gigi anterio RA crowded

b. II = I1 RA labioversi

c. III = croosbite anterior

d. IV = croos bite posterior

e. V = M kearah mesioversi

Kelas II ( protusi, lengkung gigi bawah lebih posteriaor dr RB dibanding hubungan kls I Divisi I = I central proklinasi dan overjet incisal lebih besar

Divisi II = I central retroklinasi dan overbite incisal lebih besar

Kelas III( RB lebih maju/ retrusi, lengkung gigi bawah lebih anterior dibanding lengkung gigi atas, Kls III sejati = RA berpindah dari posisi istirahat ke oklusi kls II saat penutup[an normal

Kls III postural = keadaan kls III dimana saat menutup rahang normal sebelum sampai sentrik oklusi gigi incisal sdh berkontak cups to cups.

Ada 3 tipe

I = lengkung gigi baik, relasi lengkung tdk normal

II = lengkung gigi dr anterior maksila baik tetapi terdapat linguo versi dr anterior mandibula

III = lengkung maksila kurang berkembang dan bisa terjadi linguoversi di anterior maksila dan lengkung gigi mandibula baik

UMUM dan gambarDilakukan sebelumnya pemeriksaan cepalometri.

Ada 3

Dental = jika RA dan RB normal tetapi gigi mengalami penyimpamgan. Indikatornya adalah gigi RA dan RB M1 dan C Skeletal = karena hubungan RA dan RB tdk harmonis krn adanya gangguan pertumbuhan dn perkembangan. Indikator adalah Ada 3 kls

a. RB pada antero posterior

b. RB pada saat oklusi lebih kebelakang

c. RB dlm oklusi terletak lebih kedepan dr RA

Fungsional = krn kelainan pd otot2nya shg timbul gangguan pada saat pengunyahan

2. Fungsi model study

Menjelaskan kedaan oklusi kpd pasien atau ortu apabila pasien anak2

Menentukan diagnosa kasus

Mengetahui bentuk dan ukuran rahang

Mengetahui ukuran mesiodistal dr gigi

Mengetahui bentuk dan ukuran lengkung gigi

Mengetahui adanya kelainan seperti malformasi, malpoisisi, dan malrelasi

3. Pemeriksaan yang dapat dilakukan

Pemeriksaan

a. Memberikan persyaratan

Sanggup kontrol rutin

Sanggup dicabut apabila ada gigi yg diharuskan dicabut

b. Anamnesis

Untuk mengetahui etiologi dr maloklusi

Mengetahui apakah pasien memiliki penyakit sistemik yg bisa membahayakan ketika dilakukan perawatan

Ditanyakan keluhan utama dan

riwayat kasus= dr dental history yang bisa diketahuio dr periode gigi susu, permanen dan badhabit, bisa diduga sebagai etiologi malokluso

c. Pemeriksaan klinis dr IO ( meluhat OH, kedaan lidah, dll) dan EO ( untuyk meliht bentuk wajah simetris atau tidak )

d. Analisis fungsional

Ada faktor2 yang menentukan prognosis dr perawatan

e. Sebagai pemeriksaan penujang bisa dilakukan pemeriksaan radiografi (cepalometri) menggunakan bidang frankfrut( foto lateral ( analisis profil) dan frontal ( untuk analisis facial ), selain itu terdapat foto wajah.

Untul menentukan hubungan ortognati dan skeletal

Tahap ( panoramik, analisa kebutuhan ruang ( analisa model study, analisa rontgen yang sudah dilakukan bisa dgn metode2 yang sudah ada seperti howes). Untuk menentukan keadaan gigi dan jaringan pendukung. f. Analisis model study yang akan dicetak

4. Fungsi cepalometri dan panoramik5. Apa saja yang bisa diukur dr study model

Malposisi gigi

Bentuk lengkung rahang

Dr arah transversal bisa diukur overjet.6. Kriteria oklusi yang normal

Cups M1 RA beroklusi dgn groove pd M1 RB

Tdk ada rotasi pada gigi geligi

Tdk ada spce atau jarak antara gigi2 geligi

Dilihat dr C RA berada pd interdental C dan P1 RB

7. Tahap2 perawatan

Berdasarkan berat ringannya kasus

a. Orthodonti preventiv untuk mempertahankan oklusi normal sebelum tjd oklusi

b. Interseptiv untuk kasus maloklusi yang baru atau sedang dalam proses. Tujuan untuk memperbaiki kearah oklusi normal

c. Perawatan kurativ untuk kasus2 seperti dikrepansi lengkung. Misalnya kasus crossbite dan openbite

Tahap perawatan dari awal

a. Keluhan pasien untuk membernarkan gigi yang mana djadikan prioritas

b. Dilakukan pencatatan hasil dr pasien.

c. Evaluasi kemungkinan solusi yang dipertimabngkan dgn faktor2 yang berpengruh. Misalnya pasien menderita DM, kesanggupan biaya pada pasien,

d. Membuat rencana perawatan dan tahap2 nya seperti analisa model study, foto panoramik, dll.

8. Etiologi maloklusi

Ada faktor luar

a. Herediter

Dipengurhi oleh disproporsi ukuran gigi dan rahang yang mebghasilkan maloklusi berupa gigi yg berdesakan. Ukuran posisi dan bentuk RA RB yg menghasilkan relasi rahang yg tdk harmonis

b. Kelainan kongenital

c. Pertumbuhan dan perkembangan postnatal

Faktor dalam

a. Anomali ukuran gigi b. Anomali bentuk gigi

c. Frenulum labii yg abnormal

d. Jalan erupsi yang abnormal( karena prematurlose maka arah erupsi tidak sesuai.e. Disharmoni dentomaksila

Bad habit ( misal thumbsucking yang menyebabkan gigi2 anterior lebih protusif, bisa juga dr prematurlose (ketika msh gigi decidui akan menyebabkan spacelose untuk gigi2 permanen yg akan tumbuh shg menyebakna crowded dr gigi permanenya. Pd gigi decidui yg persistensi yang seharusnya sdh tanggal tetapi blm sehg menyebabkan kehilangan tempat saat erupsi

Makroglosi ( karena tekanan pada lidah maka menyebabkan gigi2 lebih tertekan dr bagian2 lingualnya. Menonjolkan lidah

Bernafas melalui mulut

Penyakit sistemik

Menghisap bibir

Gangguan pernafasan ( cleft palate.

9. Efek dari maloklusi

Bisa mengganggu fungsi pernafasan dan fonetik.

Gangguan mastikasi, biasanya pasien merasa tdk nyaman ketika mengunyah dan menyebabkan nyeri pd TMJ.

Gangguan estetika dan psikologi

10. Apa syarat umum untuk melakukan perawatan orthodonti

Dilihat dr gigi2 permanen minimal umur 13 thn dimana sdh erupsi seluruhnya.

Kedaan umum dr pasien harus baik

OH harus baik

Jaringan poeriodontal juga harus baik tidak ada gigi2 yang mobile secara abnormal

Tdk ada resorbsi akar

11. Diagnosa pada skenario

Maloklusi kls III

12. Metode analisa ruang ( TUJUAN dan INDIKATOR perhitungan dan gambar) Gigi permanen

a. Lundstrom

1 rahang dibagi 6 segmen, dihitung dr M1 kanan sampai kiri, setiap segmen terdiri dr 2 gigi, dihitung mesiodistal.

Setelah dilakukan pengukuran 6 segmen dijumlahkan dengan menggunakan jangka sorong lau dibandingkan dengan ukuran mesiodistal per segmen.

Digunakan pada kasus

b. Howes

Menghitung lengkung basal arch untuyk mengethui kecukupan tulang untuk membuat tempat gigi geligi.

Indikator = mesiodistal gigi, lebar gigi P, lengkung P1, dibandingkan dengan

c. Indeks pont

d. Analisa korkhaus

e. Bolton

f. Keshling

Bercampur,

boleh memilih tetapi dalam suatu keadaan bisa digunakan moyers dan hokabaa. Moyers

b. Barendonk

Determinasi ruang dalam klasifikasi analisa runagn bisa dilakukan optional tergantung dari kasus yang didapatkan13. indikasi pemilihan dr metode analisa rahang tersebut