letak sungsang
DESCRIPTION
obstetricTRANSCRIPT
Kasus Persalinan letak sungsang
Endaka Perdana Putera Munthe
(11.2012.280)
Pembimbing: Dr Wahyu Jatmika Sp OG
IDENTITAS
Pasien Suami
Nama Ny. R Tn. S
Usia 22 tahun 23 tahun
Agama Islam Islam
Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki
Pendiidikan SMA SMA
Pekerjaan Buruh Security
Suku Bangsa Jawa Jawa
Alamat : Mejobo RT07 RW04
GPA: G1P0A0
ANAMNESIS
Keluhan utama :OS mengaku perut terasa kencang sejak 5 jam SMRS
Keluhan tambahan :Air ketuban merembes sejak 2 jam SMRS
Riwayat kehamilan sekarang
Pasien datang dengan rujukan dari bidan. OS mengaku hamil 9 bulan 3 minggu, datang dengan keluhan perut terasa kencang dan mulas sejak 5 jam SMRS. Sebelumnya OS mengatakan perut mulas yang dirasakan jarang dan sebentar. Sejak 2 jam SMRS OS mengaku keluar lendir dan cairan jernih, perut mulas yang dirasakan semakin sering dan sakit. Perut mulas yang dirasakan kadang-kadang disertai dengan nyeri pada punggung. Rasa ingin buang air besar dirasakan. Keluhan pusing dan penglihatan kabur tidak dirasakan. Mual dan muntah tidak dirasakan. Gerakan janin aktif dan masih dirasakan.
Riwayat Kehamilan dahulu: Ini merupakan kehamilan yang pertama kali.
Penyakit DahuluOS tidak pernah menderita penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis, asma dan alergi.OS tidak memiliki riwayat operasi sebelumnya
Riwayat Haid: Menarche : 12 tahun HPHT : 17 Juni 2013HPL : 24 Maret 2014Siklus Haid : 28 hari, teraturLama haid : 7 hari
Riwayat Perkawinan:
Pasien menikah satu kali dan usia pernikahan
11 bulan
Riwayat Antenatal Care :Pasien memeriksakan kehamilannya sebanyak 5 kali ke bidan.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang menderita
penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis,
asma dan alergi.
STATUS GENERALIS
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Nadi : 84 kali/menit
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Pernafasan : 22 kali/menit
Suhu : 36,3 0C
Berat badan : 60kg
Keadaan Gizi : Normal
Kulit : linea nigra (- ), Striae gravidaum (- )
Kepala dan leher : Normosefali, Kelenjar tiroid dan kelenjar getah
bening tidak teraba membesar
STATUS GENERALIS
Mata : Konjungtiva anemis (–/–), sklera ikterik (–/–)
Telinga, hidung dan tenggorokan: Normotia, deviasi septum (–),
faring hiperemis(–), T1–T1 tenang
Gigi dan mulut : Karies gigi (–)
Jantung : Bunyi jantung I & II reguler murni, murmur (–),
gallop (–)
Paru : Suara nafas vesikuler, ronki (–/–), Wheezing (–/–)
Perut : cembung, BU (+), tampak linea nigra (+), dan striae
gravidarum. Lengan dan tungkai : Akral hangat + + Edema - -
+ + + +
Inspeksi: perut membuncit, Striae gravidarum (+), linea nigra (+)
Palpasi:
Leopold I : Tinggi fundus uteri 35 cm, TFU teraba 3 jari
bawah processus xiphoideus.Teraba masa bulat dan keras.
Ballotement (+) kepala..
Leopold II : teraba bagian memanjang dan keras di sebelah
kiri.
STATUS OBSTETRIK
Leopold III : Teraba massa besar, bulat, lunak tidak melenting. ballotement (-)
Leoplod IV : Bagian terbawah janin sudah masuk PAP
Auskultasi: denyut jantung janin (+) 144 x/menit
His (+) 2x dalam 10 menit selama 30 detik.
Tafsiran Berat Janin: (35-11)x144= 3456 gram
Pemeriksaan dalam:VT : pembukaan 8cmKK (-)Efficement : 75% Bokong turun hodge 3 teraba Sakrum kiri lintang
STATUS OBSTETRIK
Laboratorium rutinDarah : (tanggal 18 Maret 2014 pukul 12.07)
Hb : 11,7 gr/dL (N : 11,7–15,5 gr/dL)Leukosit : 20.500/uL (N : 3.600 - 11.000/uL)Trombosit : 271.000 /uL (N : 150.000 - 440.000 /uL)Hematokrit : 35,3% (25-47%)Eritrosit : 3,88 juta (N : 3,8 – 5,2juta)
PEMERIKSAAN
Laboratorium rutinWaktu Perdarahan : 1 menit 30 detik (N : 1 – 3 menit)Waktu Pembekuan : 5 menit 00 detik (N : 2 - 6 menit)Gol. darah/ Rhesus : B/ Rh PositifBasofil : 0,2 % (N : 0 – 1%)Eosinofil : 0,5 % (N : 1 – 3%)Netrofil Segmen : 79,8 % (N : 50 – 70%)Limfosit : 12,7 % (N : 25 – 40%)Monosit : 6,8 % (N : 2 – 8%)
PEMERIKSAAN
Laboratorium rutinMCV : 91 fl (N:80-100 fl)MCH : 30,2 pg (N: 26-34 pg)MCHC : 33,1% (32-36%)RDW : 13,1% (N: 11,5-14,5%)PDW : 11,8 fl (N: 10-18 Syamex)
25-65 AdvisMPV : 10,4 mikro m3 (N: 6,8-10 mikro m3)
PEMERIKSAAN
GDS : 96 mg/dl (N : < 200 mg/dl)LED: : 47/92 mm/jam (N: 0-20 mm/jam)
PEMERIKSAAN
RESUMEPerempuan 22 tahun datang dengan keluhan perut terasa kencang dan mulas sejak 5 jam SMRS. Sejak 2 jam SMRS OS mengaku keluar lendir dan cairan jernih, perut mulas yang dirasakan semakin sering dan sakit. Perut mulas yang dirasakan kadang-kadang disertai dengan nyeri pada punggung. Rasa ingin buang air besar dirasakan. Gerakan janin aktif dan masih dirasakan. HPHT tanggal 17 Juni 2013dan Taksiran Partus (TP) adalah tanggal 24 Maret 2014. Pemeriksaan Fisik :Dari pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum baik dengan kesadaran compos mentis. Tekanan darah: 110/70 mmHg, Nadi : 84 x/menit, Frekuensi napas: 22x/menit dan suhu 36,3oC.
RINGKASAN
Dari pemeriksaan luar didapatkan perut tampak buncit, striae gravidarum (-), linea nigra (-). Pada palpasi, Leopold I: Tinggi fundus uteri 35 cm, TFU teraba 3 jari bawah processus xiphoideus. Teraba masa bulat dan keras. Ballotement (+) kepala. Leopold II: : Teraba bagian memanjang dan keras di sebelah kiri.Leopold III: Teraba massa besar, bulat, lunak tidak melenting. ballotement (-)Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk PAP.
RINGKASAN
Pada pemeriksaan genitalia dalam: : Pembukaan 8 cm, kulit ketuban (-), dengan bagian terendah Hodge 3 posisi bokong teraba sakrum kiri lintang. Tafsiran Berat Janin: (35-11)x144= 3168 gram.Auskultasi: denyut jantung janin (+) 144 x/menit. His (+) 2x dalam 10 menit selama 30 detik. Pemeriksaan lab : Hb : 11,7 gr/dL, Leukosit : 20.500/uL, Trombosit : 271.000 /uL, Ht : 35,3%.
DIAGNOSIS KERJA
G1P0A0, 22 tahun,
hamil aterm anak I
hidup intra uterine
letak sungsang, puki.
Inpartu kala II.
DASAR DIAGNOSIS
• Dari pemeriksaan luar didapatkan perut tampak buncit, striae gravidarum (-), linea nigra (-). Pada palpasi, Leopold I: Tinggi fundus uteri 35 cm, teraba bagian bulat, Ballotement (+), dan keras di sebelah atas. Leopold II: teraba bagian memanjang dan keras di sebelah kir. Leopold III: teraba bulat, lunak, dan ballotement (-).Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk PAP. VT : pembukaan 8cm, KK (-), Efficement : 75%, Bokong terletak di hodge 3 teraba Sakrum kiri lintang
PENATALAKSANAAN / SIKAP
IVFD RL 20 tpm
Observasi kemajuan persalinan
Observasi DJJ, His, dan TTV tiap
1 jam
PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam Ad functionam : ad bonamAd sanationam : dubia
FOLLOW UP
Follow up18 MARET 2014 JAM 13.00 WIB:S : Pasien mengeluh terasa kesakitan perut terasa mulas dan rasa ingin buang air besar. Keluar air-air. O : Keadaan umum : Tampak sakit sedangKesadaran : Compos mentisTekanan darah : 120/80 mmHgNadi : 86x/menitPernafasan : 20x/menitSuhu : 360CMata : Konjungtiva anemis -/- , Sklera Ikterik -/-Jantung : BJ I-II reguler murni, gallop (-), murmur (-)Thorak : Suara napas dasar vesikuler, rhonki -/-, wheezing
-/-Abdomen : Tampak membuncit sesuai massa kehamilan. BU (+), Nyeri tekan (-).
Follow up
Pemeriksaan dalam :Ø 8-9 cmKetuban (-), sisa jernihTeraba bokong ↓H III
Tidak teraba bagian kecil/ tali pusat.Ekstremitas : Edema -/-, Reflek fisiologis +/+, Reflek patologis -/-His : 4x/10’ ∞ 35”DJJ : (+),144x/menit teratur.A : G1P0A0, 22 tahun, hamil aterm anak I hidup intra uterine letak sungsang, puki. Inpartu kala II.P : Observasi DJJ, HIS,kemajuan persalinan,dan keadaan ibu & janin
18 MARET 2014 pukul 14.00 WIB:S : Pasien sakit perut ingin mengedan.O : Keadaan umum : Tampak sakit sedangKesadaran : Compos mentisTekanan darah : 120/80 mmHgNadi : 86x/menitPernafasan : 20x/menitSuhu : 360CMata : Konjungtiva anemis -/- , Sklera Ikterik -/-Jantung : BJ I-II reguler murni, gallop (-), murmur (-)Thorak : Suara napas dasar vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-Abdomen : Tampak membuncit sesuai massa kehamilan. BU (+), Nyeri tekan (-).Genitalia : Status ObstetrikusEkstremitas : Edema -/-, Reflek fisiologis +/+, Reflek patologis -/-
His : 4x/10’ ∞ 45”DJJ : (+)139x/menit, teratur. Pemeriksaan dalam : Ø lengkap , efficement 99%
Ketuban (-), sisa hijau dan ada mekoniumTeraba bokong ↓H III
Tidak teraba bagian kecil/ tali pusat.A : G1P0A0, 22 tahun, hamil aterm anak I hidup intra uterine letak sungsang, puki. Inpartu kala II.P : Partus Sungsang Pervaginam
Laporan Persalinan 18 Maret 2014• Pasien dengan posisi litotomi• Vesica urinaria dikosongkan dengan kateter• Dipimpin mengedan saat puncak his. Dilakukan episiotomi mediolateral.
Bokong lahir tanpa bantuan hingga sebatas umbilikus. Pangkal paha belakang lahir dan disertai dengan pelepasan mekonium. Pangkal paha depan lahir disertai dengan putaran plaksi luar ke posisi sacrum anterior.
• Bokong janin dipegang secara femuro-pelviks (duimbekken greep) yaitu kedua ibu jari penolong diletakan sejajar spina sakralis media dan jari telunjuk pada krista iliaka dan jari-jari lain mencengkam paha bagian depan. Dengan pegangan ini badan janin ditarik curam ke bawah sejauh mungkin sampai bahu depan tampak di bawah simfisis, dan lengan depan dilahirkan dengan mengait lengan bawahnya.
Laporan Persalinan 18 Maret 2014• Setelah bahu depan dan lengan depan lahir, maka badan janin yang
masih dipegang secara femuro pelviks ditarik atas, sampai bahu belakang lahir. Bila bahu belakang tidak lahir dengan sendirinya, maka lengan belakang dilahirkan dengan mengait lengan bawah dengan kedua jari penolong.
• Tangan kiri penolong yang sesuai dengan muka janin dimasukan kedalam jalan lahir. Jari tengah dimasukan ke dalam mulut dengan jari telunjuk. Dan jari keempat mencengkam fosa kanina, sedang jari lain mencengkam leher. Badan anak diletakan diatas lengan bawah penolong seolah-olah janin menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari ketiga penolong yang lain mencengkam leher janin dari arah punggung.
• Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam ke bawah sambil seorang asisten melakukan ekspresi kristeller. Tenaga tarikan terutama dilakukan oleh tangan penolong yang mencengkam leher janin dari arah punggung. Bila suboksiput tampak dibawah simfisis, kepala janin dielevasi ke atas dengan suboksiput sebagai hipomoklion sehingga berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung, mata, dahi, ubun-ubun besar dan akhirnya lahirlah seluruh kepala janin
Laporan Persalinan 18 Maret 2014Pukul 14.15 WIB lahir bayi perempuan,dengan berat badan 3000 gram, panjang badan 47 cm, apgar score 9-10-10. Diberikan injeksi oksitosin 10 IU IM, untuk manajemen kala tiga aktif. dilanjutkan dengan melakukan peregangan tali pusat terkendali.Pukul 14.20 WIB plasenta lahir spontan dengan kotiledonnya lengkap, perdarahan ± 150 cc. Ruptur perineum total spontan dijahit jelujur dengan material chromic gut no 2.0.Terapi oral amoxicilin 500mg (3x1), hemofort (1x1), pospargin injeksi (0,2mg x1), asam mefenamat 500mg (2x1)
Follow up19 MARET 2014 JAM 08.00 WIB:S : ASI (+), BAB (-), BAK(+), mual (-), muntah (-), pandangan kabur (-), masih keluar darah dari vagina.
O Keadaan umum : Tampak sakit sedangKesadaran : Compos mentisTekanan darah : 120/80 mmHgNadi : 86x/menitPernafasan : 20x/menitSuhu : 360CMata : Konjungtiva anemis -/- , Sklera Ikterik -/-Jantung : BJ I-II reguler murni, gallop (-), murmur (-)Thorak : Suara napas dasar vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-Abdomen : BU (+), Nyeri tekan (-). TFU sepusatGenitalia : Perdarahan (+)Ekstremitas : Edema -/-, Reflek fisiologis +/+, Reflek patologis -/-
A : P1A0 post partus maturus dengan manual aid (mueler dan mauriceau) hari IP : Terapi oral amoxicilin 500mg (3x1) hemofort (1x1) pospargin tab 0,125mg (4x1), asam mefenamat 500mg (2x1), IVFD RL 20tpm.
PEMBAHASAN KASUS LETAK SUNGSANGDEFINISI:
Letak sungsang merupakan keadaan
dimana janin terletak memanjang
dengan kepala di fundus uteri dan
bokong berada di bagian bawah kavum
uteri (1). Tipe letak sungsang yaitu: Frank
breech (50-70%) yaitu kedua tungkai
fleksi ; Complete breech (5-10%) yaitu
tungkai atas lurus keatas, tungkai bawah
ekstensi ; Footling (10-30%) yaitu satu
atau kedua tungkai atas ekstensi,
presentasi kaki
Insiden
Letak sungsang terjadi pada 3-4% dari seluruh
persalinan. Kejadian letak sungsang berkurang
dengan bertambahnya usia kehamilan. Letak
sungsang pada usia kehamilan kurang dari 28
minggu sebesar 25%, pada kehamilan 32 minggu
7% dan, 1-3% pada kehamilan aterm
ETIOLOGIFaktor predisposisi dari letak sungsang adalah
prematuritas, abnormalitas uterus (malformasi,
fibroid), abnormalitas janin (malformasi CNS,
massa pada leher, aneploid), overdistensi uterus
(kehamilan ganda, polihidramnion), multipara
dengan berkurangnya kekuatan otot uterus, dan
obstruksi pelvis (plasenta previa, myoma, tumor
pelvis lain). Fianu dan Vacclanova (1978)
mendapatkan dengan pemeriksaan USG bahwa
prevalensi letak sungsang tinggi pada implantasi
plasenta pada cornu-fundal(1). Lebih dari 50 %
kasus tidak ditemukan faktor yang menyebabkan
terjadinya letak sungsang
Diagnosis
Diagnosis letak bokong dapat ditentukan dengan
persepsi gerakan janin oleh ibu, pemeriksaan
Leopold, auskultasi denyut jantung janin di atas
umbilikus, pemeriksaan dalam, USG dan Foto
sinar-X
Jenis Persalinan• Untuk memilih jenis persalinan pada letak sungsang Zatuchni dan
Andros telah membuat suatu indeks prognosis untuk menilai apakah persalinan dapat dilahirkan pervaginam atau perabdominan.
• Jika nilai kurang atau sama dengan 3 dilakukan persalinan perabdominal, jika nilai 4 dilakukan evaluasi kembali secara cermat, khususnya berat badan janin; bila nilai tetap dapat dilahirkan pervaginam, jika nilai lebih dari 5 dilahirkan pervaginam (5).
• ALARM memberikan kriteria seleksi untuk partus pervaginam yaitu jenis letak sungsang adalah frank atau bokong komplit, kepala fetus tidak hiperekstensi dan taksiran berat janin 2500-3600 gram serta tindakan augmentasi dan induksi persalinan diperbolehkan pada janin letak sungsang.
Zatuchni Andros Breech Scoring Index
Bila < 4, lakukan seksio sesarea
bila > 5, persalinan pervaginam
Bila TBA > 3500 gram, lakukan seksio sesarea Faktor 0 1 2
Paritas 0 > 1 -
Umur kehamilan 39 38 37
Taksiran berat janin 3600 3000-3600 <3000
Persalinan sungsang terdahulu
0 1 2 atau lebih
Dilatasi 2 3 > 4
Station > -3 -2 < -1
Prinsip Dasar Persalinan Sungsang
Persalinan pervaginam • Persalinan spontan; janin dilahirkan dengan kekuatan
dan tenaga ibu sendiri. Cara ini disebut Bracht.• Manual aid (partial breech extraction); janin dilahirkan
sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian lagi dengan tenaga penolong.
• Ektraksi sungsang (total breech extraction); janin dilahirkan seluruhnya dengan memakai tenaga penolong.
Persalinan perabdominan (sectio caesaria)
Prosedur persalinan sungsang secara spontan
• Tahap lambat : mulai lahirnya bokong sampai pusar merupakan fase yang tidak berbahaya.
• Tahap cepat : dari lahirnya pusar sampai mulut, pada fase ini kepala janin masuk PAP, sehingga kemungkinan tali pusat terjepit.
• Tahap lambat : lahirnya mulut sampai seluruh bagian kepala, kepala keluar dari ruangan yang bertekanan tinggi (uterus) ke dunia luar yang tekanannya lebih rendah sehingga kepala harus dilahirkan perlahan-lahan untuk menghindari pendarahan intrakranial (adanya tentorium cerebellum).
Teknik Persalinan
• Persiapan ibu, janin, penolong dan alat yaitu cunam piper.• Ibu tidur dalam posisi litotomi, penolong berdiri di depan
vulva saat bokong mulai membuka vulva, disuntikkan 2-5 unit oksitosin intramuskulus. Dilakukan episiotomi.
• Segera setelah bokong lahir, bokong dicengkram dengan cara Bracht, yaitu kedua ibu jari penolong sejajar sumbu panjang paha, sedangkan jari-jari lain memegang panggul.
• Saat tali pusat lahir dan tampak teregang, tali pusat dikendorkan terlebih dahulu.
• Penolong melakukan hiperlordosis badan janin untuk menutupi gerakan rotasi anterior, yaitu punggung janin didekatkan ke perut ibu, gerakan ini disesuaikan dengan gaya berat badan janin. Bersamaan dengan hiperlordosis, seorang asisten melakukan ekspresi kristeller. Maksudnya agar tenaga mengejan lebih kuat sehingga fase cepat dapat diselesaikan. Menjaga kepala janin tetap dalam posisi fleksi, dan menghindari ruang kosong antara fundus uterus dan kepala janin, sehingga tidak teradi lengan menjungkit.
• Dengan gerakan hiperlordosis, berturut-turut lahir pusar, perut, bahu, lengan, dagu, mulut dan akhirnya seluruh kepala.
• Janin yang baru lahir diletakkan diperut ibu.
Keuntungan :• Tangan penolong tidak masuk ke dalam jalan
lahir sehingga mengurangi infeksi.• Mendekati persalinan fisiologik, sehingga
mengurangi trauma pada janin.Kerugian :• Terjadi kegagalan sebanyak 5-10% jika panggul
sempit, janin besar, jalan lahir kaki, misalnya primigravida lengan menjungkit atau menunjuk.
PERASAT BRACHT
Syarat:
Jalan lahir luas dan bayi tidak besar.
Faktor kekuatan ibu cukup adekuat.
PERASAT BRACHT
Pertolongan dimulai setelah bokong
anak lahir.
Pada letak bokong, bokong ini dipegang
dengan dua tangan sedemikian rupa,
hingga kedua ibu jari pada permukaan
belakang pangkal paha dan 4 jari lainnya
pada permukaan bokong.
PERASAT BRACHT
Kalau kaki sudah lahir maka bokong
dipegang sedemikian rupa hingga kedua
ibu jari terletak pada lipat paha dan jari
lainnya menggenggam bokong.
Bokong ini dibawa ke atas, ke arah
perut ibu dan sedikit ke kiri atau ke
kanan sesuai dengan letaknya
punggung anak.
Prosedur manual aid (partial breech extraction)
• Indikasi : jika persalinan secara bracht mengalami kegagalan misalnya terjadi kemacetan saat melahirkan bahu atau kepala.
• Tahapan :• Lahirnya bokong sampai pusar yang dilahirkan dengan
tenaga ibu sendiri.• Lahirnya bahu dan lengan yang memakai tenaga penolong
dengan cara klasik (Deventer), Mueller, Louvset, Bickenbach.• Lahirnya kepala dengan cara Mauriceau (Veit Smellie),
Wajouk, Wid and Martin Winctel, Prague Terbalik, Cunan Piper.
Ekstraksi Parsiil (manual aid)
CARA Klasik
Apabila keadaan lengan menjungkit atau
tertengkuk.
Dengan dua jari telusuri lengan atas yang
berlawanan dan usap lengan atas tersebut
dengan tujuan mengeluarkan lengan
belakang.
Ekstraksi Parsiil (manual aid)
CARA Klasik
Setelah keluar, pegang kedua kaki dengan
tangan yang lain dan ayun sehingga bahu
depan menjadi bahu belakang dengan
demikian kedua kaki berada pada daerah
yang berlawanan dengan bahu.
Cara Mueller
• Prinsipnya : melahirkan bahu dan lengan depan lebih dahulu dengan ekstraksi, baru kemudian melahirkan bahu dan lengan belakang.
• Bokong janin dipegang secara femuro-pelviks, yaitu kedua ibu jari penolong diletakkan sejajar spina sacralis media dan jari telunjuk pada crista illiaca dan jari-jari lain mencengkram paha bagian depan. Badan janin ditarik curam ke bawah sejauh mungkin sampai bahu depan tampak dibawah simpisis, dan lengan depan dilahirkan dengan mengait lengan di bawahnya.
• Setelah bahu depan dan lengan depan lahir, maka badan janin yang masih dipegang secara femuro-pelviks ditarik ke atas sampai bahu ke belakang lahir. Bila bahu belakang tak lahir dengan sendirinya, maka lengan belakang dilahirkan dengan mengait lengan bawah dengan kedua jari penolong.
•
Keuntungan :• Tangan penolong tidak masuk jauh ke dalam
jalan lahir sehingga bahaya infeksi minimal.
Cara louvset
• Prinsipnya : memutar badan janin dalam setengah lingkaran bolak-balik sambil dilakukan traksi awam ke bawah sehingga bahu yang sebelumnya berada dibelakang akhirnya lahir dibawah simpisis.
• Badan janin dipegang secara femuro-pelviks dan sambil dilakukan traksi curam ke bawah, badan janin diputar setengah lingkaran, sehingga bahu belakang menjadi bahu depan. Kemudian sambil dilakukan traksi, badan janin diputar lagi ke arah yang berlawanan setengah lingkaran. Demikian seterusnya bolak-balik sehingga bahu belakang tampak di bawah simpisis dan lengan dapat dilahirkan.
Ekstraksi Parsiil (manual aid)
Manuver Mauriceau
Setelah kedua bahu lahir, maka kepala
anak dilahirkan secara Mauriceau. Janin
dalam posisi telungkup menghadap ke
bawah, letakkan tubuhnya di tangan dan
lengan penolong sehingga kaki janin berada
di kiri kanan tangan tersebut
Ekstraksi Parsiil (manual aid)
Manuver Mauriceau
Tempatkan jari telunjuk dan jari manis di
tulang pipi janin.
Gunakan tangan yang lain untuk
memegang bahu dari arah punggung dan
dipergunakan untuk melakukan traksi.
Buatlah kepala janin fleksi dengan cara
menekan tulang pipi janin ke arah dadanya.
Ekstraksi Parsiil (manual aid)
Manuver Mauriceau
Setelah suboksiput lahir di bawah simpisis,
badan janin sedikit demi sedikit dielevasi ke
atas (ke arah perut ibu) dengan suboksiput
sebagai hipomoklion. Berturut-turut akan
lahir dagu, mulut, dan seluruh kepala.
Cara cunam piper
• Pemasangan cunam pada after coming head tekniknya sama dengan pemasangan lengan pada letak belakang kepala. Hanya pada kasus ini, cunam dimasukkan pada arah bawah, yaitu sejajar pelipatan paha belakang. Hanya pada kasus ini cunam dimasukkan dari arah bawah, yaitu sejajar pelipatan paha belakang. Setelah suboksiput tampak dibawah simpisis, maka cunam dielevasi ke atas dan dengan suboksiput sebagai hipomoklion berturut-turut lahir dagu, mulut, muka, dahi dan akhirnya seluruh kepala lahir.
Penggunaan cunam Piper
Prosedur persalinan sunggang perabdominan
Beberapa kriteria yang dipakai pegangan bahwa letak sungsang harus perabdominam adalah :• Primigravida tua• Nilai sosial tinggi• Riwayat persalinan yang buruk• Janin besar, lebih dari 3,5-4 kg• Dicurigai kesempitan panggul• Prematuritas
Thank you