laput fix 2

6
“KEBERADAANKU TIDAK TERSISIHKAN, NAMUN AKU PERLU DILESTARIKAN” “Sexy dancer dan seafood”, dua kata itu mungkin tidak asing dilihat, didengar, dan dicerna arti pelafalannya dalam interaksi di kancah pariwisata Indonesia. Dalam dunia pariwisata kini mulai menjamur kosa kata asing yang digunakan di dalam interaksi yang terjadi antara para wisatawan dengan para pekerja di sektor pariwisata. Tidak dapat dipungkiri bahwa Bali merupakan daerah pariwisata atau disebut surganya pariwisata dunia. Sebagai daerah pariwisata, wisatawan berkunjung ke Bali bersifat universal, baik wisatawan lokal maupun internasional. Tidak dipungkiri pengaruh arus globalisasi akan menjadi bumbu penyedap perkembangan pariwisata Indonesia khususnya pariwisata Bali. Sejak zaman nenek moyang, Indonesia memang telah termaktub dan mendapat pengakuan bahwa bahasa nasional Indonesia adalah bahasa Indonesia, dan ditegaskan dalam naskah ke-3 sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928. bahasa Indonesia merupakan identitas nasional yang wajib dikenal, dipahami, dan digunakan oleh setiap warga negara Indonesia disamping keberadaan bahasa daerah. Jika saat ini kita telisik lebih dalam, keberadaan bahasa Indonesia seakan tersisihkan dengan

Upload: gunglisaa

Post on 20-Jan-2016

5 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPUT FIX 2

“KEBERADAANKU TIDAK TERSISIHKAN, NAMUN AKU

PERLU DILESTARIKAN”

“Sexy dancer dan seafood”, dua kata itu mungkin tidak asing dilihat,

didengar, dan dicerna arti pelafalannya dalam interaksi di kancah pariwisata

Indonesia. Dalam dunia pariwisata kini mulai menjamur kosa kata asing yang

digunakan di dalam interaksi yang terjadi antara para wisatawan dengan para

pekerja di sektor pariwisata.

Tidak dapat dipungkiri bahwa Bali merupakan daerah pariwisata atau

disebut surganya pariwisata dunia. Sebagai daerah pariwisata, wisatawan

berkunjung ke Bali bersifat universal, baik wisatawan lokal maupun internasional.

Tidak dipungkiri pengaruh arus globalisasi akan menjadi bumbu penyedap

perkembangan pariwisata Indonesia khususnya pariwisata Bali.

Sejak zaman nenek moyang, Indonesia memang telah termaktub dan

mendapat pengakuan bahwa bahasa nasional Indonesia adalah bahasa Indonesia,

dan ditegaskan dalam naskah ke-3 sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928.

bahasa Indonesia merupakan identitas nasional yang wajib dikenal, dipahami, dan

digunakan oleh setiap warga negara Indonesia disamping keberadaan bahasa

daerah. Jika saat ini kita telisik lebih dalam, keberadaan bahasa Indonesia seakan

tersisihkan dengan posisi bahasa asing yang diprioritaskan dalam dunia

pariwisata.

Bahasa Inggris yang diakui sebagai bahasa internasional seakan menjadi

payung utama dalam komunikasi dikancah pariwisata dunia. Hal tersebut

tercermin dari penggunaan bahasa asing khususnya bahasa Inggris yang

mendominasi diksi dalam penggunaannya di sektor pariwisata, seperti dalam

penulisan daftar menu makanan, nama restoran ataupun tempat hiburan yang

menggunakan bahasa Inggris sebagai identitasnya. Padahal seyogianya bahasa

Indonesia lah yang harus digunakan secara lebih optimal.

Menurut Pak Joger alias bapak si Pendiri Joger (Pendiri Pabrik Kata-Kata

Joger), tanpa dipungkiri bahasa Indonesia memang telah dinomor duakan.

Page 2: LAPUT FIX 2

Mengapa?, hal tersebut tidak dapat dipungkiri juga disebabkan oleh pengaruh

dikenalnya Bali hingga ke kancah internasional. “Lagi pula tidak semua

wisatawan asing mengerti bahasa Indonesia.” Ujar Pak Joger. Namun, secara

optimal di dalam penulisan daftar makanan yang disediakan sudah ada upaya

untuk membuat bahasa Indonesia tersebut tetap ada dan tidak tergeser oleh bahasa

Inggris dengan membubuhi bahasa Indonesia di sebelah nama makanan yang

ditulis dalam bahasa Inggris.

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahawa kita juga biasa

menjumpai kata sexy dancer, chiken steak, dan lain-lain yang menggunakan

bahasa Inggris. Terbersit pertanyaan lagi bahawa mengapa kata-kata tersebut tidak

menggunkan bahas Indonesia yang baik dan benar saja? Maksudnya apakah yang

terkandung dalam bahasa tersebut?

Ketika dikonfirmasi mengenai hal tersebut, Pak Joger menyatakan bahwa

sebenarnya pihak kita (Indonesia) mengambil budaya mereka, contohnya chicken

steak jika di bahasa Indonesia-kan menjadi ayam panggang, akan tetapi bumbu

steak yang digunakan untuk memasaknnya berasal dari luar negeri. “Kalau begitu,

bagaimana mau menjadikannya bahasa Indonesia? tentu janggal, bukan? Kalau

sudah begitu secara tidak langsung budayanya saja (bumbu masaknya) sudah

berasal dari luar Indonesia.

Jadi maksud beliau terkadang terasa janggal dan sulit untuk diingat serta

dicerna, karena dari awal diperkenalkan sudah menggunakan bahasa asing yang

pada prosesnya pun menggunakan bumbu atau budaya asing.

Namun di sisi lain, pemicu bahasa Indonesia di daerah pariwisata pada

khususnya menjadi bahasa yang kedua adalah bahasa Inggris yang bersifat

flesikbel atau tidak kaku serta identitas yang dikalahkan oleh trend yang ada.

Bahasa inggris memang lebih fleksibel digunakan karena tidak

memandang aturan kesopanan yang jelas secara langsung dapat dikategorikan

tidak kaku. Kemudian bahasa Inggris juga menjadi trend saat ini, jadi bahasa

Indonesia yang terkesan kaku dianggap kuno. “Sebenarnya kita agak susah

Page 3: LAPUT FIX 2

menggunakan bahasa Indonesia untuk dunia pariwisata apalagi dengan bahasa

Indonesia yang sesuai Ejaan Yang Disempurnakan.” Ujar Pak Joger.

Namun taukah anda, bahasa Indonesia juga tidak kalah saing dengan

bahasa Inggris, khususnya untuk daerah pariwisata. Tidak sedikit kita menemui

para wisatawan asing alias bule yang cakap dalam berbahasa Indonesia ya

walaupun belum tentu bahasa yang digunakan baik dan benar. Maka dari itu, kita

bisa menghapus anggapan bahwa bahasa Indonesia itu kaku atau tidak fleksibel.

Bule saja bisa dan mau belajar serta menggunakan bahasa Indonesia, kenapa

Indonesia tidak apalagi warga di daerah pariwisata. Kenalkanlah bahasa Indonesia

yang sopan, baik, dan benar untuk memperkenalkan Indonesia, khususnya Bali

sehingga kita makin dihargai, dikenal, serta semakin dihormati.

Kata gengsi memang suatu kata yang sangat sulit untuk ditepis

pengaruhnya. Pengaruh gengsi benar-benar menjadi momok yang berat untuk

dilawan. Namun tahukah anda bahwa gengsi tidak akan menghasilkan suatu

keuntungan yang besar untuk kita. Gengsi tidak akan membuat Indonesia makin

terkenal khususnya Bali sebagai daerah pariwisata. Pernahkah anda mendengar

bahwa Bali itu terkenal karena budayanya, keramahannya, serta adat istiadatnya.

Kemudian budaya dapat kita maknai sebagai cipta, karsa, dan hasil karya yang

bersifat tradisional dan turun temurun. Bahasa pun mampu kita masukkan dalam

kategori budaya. Secara tidak langsung bahasa Indonesia juga merupakan budaya

Indonesia. Oleh karena itu, bahasa Indonesia juga menjadi bahasa yang disukai,

digemari dan menarik untuk semakin dilestarikan, dipelajari, dan dipahami.

Bukan berarti hanya karena daerah pariwisata yang tentunya banyak dipengaruhi

globalisasi berupa bahasa asing, kita jadi enggan menggunakan bahasa Indonesia.

Bahkan disinilah jika kita mampu melihat peluang untuk melestarikan dan

membuat bahasa Indonesia semakin menjadi nomor satu. Ciptakanlah trend kita

sendiri, tentunya trend Indonesia. Apakah mungkin bahasa Indonesia menjadi

trend? Mengapa tidak?, tentu bisa. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya,

bahasa Indonesia itu kental dengan kesopanan dalam berbahasa yang mungkin

untuk beberapa orang hal tersebut membuat bahasa Indonesia menjadi kaku dan

tidak fleksibel. Namun, tahukah anda disinilah peluang cemerlang bahasa

Page 4: LAPUT FIX 2

Indonesia. Bahasa Indonesia dapat mengajarkan orang lain baik sengaja maupun

tidak sengaja mengenai kesopanan baik jika kita gunakan untuk berbahasa dalam

lisan dan tulisan. Ketika kesopanan tercermin dalam dalam bahasa yang

digunakan dan disertai dengan tutur kata yang tepat serta menarik maka orang lain

akan menjadi tertarik untuk mengetahui. Dan ketika orang-orang tertarik

mengetahui maka hal tersebut akan semakin menyebar dan meluas. Dan misalnya

yang tertarik itu adalah wisatawan asing maka mereka akan pelajari terus-menerus

dan seperti yang dikatakan sebelumnya hal tersebut meluas dan menyebar. Secara

tidak langsung, hal itu sudah membuat bahasa Indonesia semakin lestari. Dan

ketika mereka pulang ke negaranya, mereka akan bercerita ke keluarga, teman

atau orang lainnya sehingga mereka bisa menggunakan bahasa Indonesia, lebih

bagus lagi jika bahasa Indonesia yang mereka tahu, pelajari, dan gunakan adalah

bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bukan tidak mungkin ketika mereka

kembali mengunjungi Bali pada khususnya, mereka akan menggunakan bahasa

Indonesia. Jadi bahasa Indonesia akan menjadi bahasa utama, namun jika belum

optimal terlaksana, setidaknya bahasa Indonesia dapat digunakan lebih banyak,

lebih baik dan semakin berkembang terutama di daerah pariwisata seperti Bali.