makalah chikungunya fix 2
DESCRIPTION
jhhfhfrtrTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Chikungunya berasal dari bahasa Swahili berdasarkan gejala pada
penderita, yang berarti “posisi tubuh meliuk atau melengkung” (that which
contorts or bends up),mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat
nyeri sendi hebat (arthralgia). Nyeri sendi ini, menurut lembar data
keselamatan (MSDS) Kantor Keamanan Laboratorium Kanada, terutama
terjadi pada lutut, pergelangan kaki, persendian tangan dan kaki.
Chikungunya ialah sejenis demam dan boleh dikatakan ‘bersaudara’
dengan demam berdarah, karena ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypty
maupun albopictus. Bedanya, jika virus demam berdarah menyerang pembuluh
darah, sedangkan virus Chikungunya menyerang sendi dan tulang.
Virus chikungunya termasuk kelompok virus RNA yang mempunyai
selubung, merupakan salah satu anggota grup A dari arbovirus, yaitu
alphavirus dari famili Togaviridae. Dengan mikroskop elektron, virus ini
menunjukkan gambaran virion yang sferis yang kasar atau berbentuk poligonal
dengan diameter 40-45 nm (nanometer) dengan intibidiameter 25-30 nm.
Vektor penular utamanya adalah Aedes aegypti, namun virus ini juga dapat
diisolasi dari dari nyamuk Aedes africanus, Culex fatigans dan Culex
tritaeniorrhynchus.
Akan tetapi, nyamuk yang membawa darah bervirus didalam tubuhnya
akan kekal terjangkit sepanjang hayatnya. Tidak ada bukti yang menunjukkan
virus Chikungunya dipindahkan oleh nyamuk betina kepada telurnya
sebagaimana virus demam berdarah.
Penyakit demam Chikungunya ini merupakan penyakit endemik.Wabah
penyakit ini pertama kali menyerang di Tanzania, Afrika pada tahun 1952.
Kemudian berjangkit di Kuala Tungkal, Martapura, Ternate, Yogyakarta,
1
selanjutanya berkembang ke wilayah-wilayah lain. Jumlah kasus chikungunya
tahun 2001 sampai bulan Februari 2003 mencapai 9318 tanpa kematian. Sejak
tahun 2003, terdapat beberapa wabah yang berlaku di kepulauan Pasifik
termasuk Madagaskar, Comoros, Mauritius dan La Reunion, dengan jumlah
meningkat terlihat selepas bencana tsunami pada Desember 2004.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Chikungunya?
2. Bagaimana etiologi dari Chikungunya?
3. Bagaimana Patofisiologi dari Chikungunya?
4. BagaimanaWOC dari Chikungunya?
5. Bagamana manifestasi klinis Chikungunya?
6. Bagaimana pemeriksaan penunjang Chikungunya?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari Chikungunya?
8. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Chikungunya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari Chikungunya
2. Untuk mengetahui etiologi dari Chikungunya
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari Chikungunya
4. Untuk mengetahui WOC dari Chikungunya
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Chikungunya
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang Chikungunya
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Chikungunya
8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada Chikungunya
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Makalah ini dapat memberikan wawasan tantang
penyakit Chikungunya dan Asuhan keperawatan pada klien Chikungunya.
2. Bagi Institusi.
Sebagai bahan bacaan bagi Mahasiswa keperawatan serta memenuhi tugas
Mata Kuliah Keperawatan Penyakit Terkini.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Chikungunya
Chikungunya berasal dari bahasa Shawill berdasarkan gejala pada
penderita, yang berarti (posisi tubuh) meliuk atau melengkung.
Chikungunya berasal dari bahasa Awahlili yang berarti terikat, yang dalam
hal ini berkaitan dengan kejang urat yang merupakan suatu tanda atralgia. Dan
merupakan penyakit infeksi akut yang mirip seperti infeksi virus dengue seperti
demam mendadak, atralgia, ruam makulopapapular dan leucopenia.
(Sumarno,2002)
Gejala demam mendadak pada penyakit ini dapat mencapai 390 C, Nyeri
terdapat pada persendian terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan
tangan serta tulang belakang yang disertai ruam (kumpulan bintik-bintik
kemerahan) pada kulit. Terdapat juga sakit kepala, conjuctival injection dan
sedikit fotofobia.
B. Etiologi
Chikungunya disebabkan adanya infeksi virus chikumunia (CHIKV),
yang jenis Alphavirus yang termasuk dalam keluarga togaviridai, dan di
tularkan atau disebarkan lewat gigitan nyamuk aedis aegypty, nyamuk yang
sama yang menularkan penyakit demam berdarah dengue (sumarmo,2000)
C. Patofisiologi
Demam Chikungunya mempunyai masa inkubasi (periode sejak digigit
nyamuk pembawa virus hinga menumbulkan gejala) sekitar 2 hingga 4 hari.
Pada saat virus masuk kedalam secara endositosis virus tersebut menuju
sitoplasma dan reticulumendoplasma. Didalam sitoplasma terjadi proses
sisntesis DNA dan sisntesis RNA virus sedangkan didalam reticulum
endoplasma terjai proses sintesis protein virus. Setelah masa inkubasitersebut
viron matang di sel endhotelial dilimfoinadi, sumsum tulang, limfa, dan sel
3
kuffer, lalu virus tersebut dikeluarkan melewati sel membrane maka virus
beredar dalam darah. Demam Chikungunya salah satunya dapat menginfeksi
sel hati sehingga sel hati mengalami degenerasi dan dapat menyebabkan
nekrosis pada sel hati tersebut yang akan mempengaruhi metabolisme pada sel
hati yang mempengaruhi peningkatan bilirubin sehingga seseorang yang
mengalami demam ini biasanya terdapat ikterus. Gejala yang paling menonjol
pada kasus ini adalah nyeri pada setiap persendian (poliarthralgia) terutama
pada sendi lutut, pergelangan kaki dan tangan, serta sendi-sendi tulang
punggung. Radang sendi yang terjadimenyebabkan sendi susah untuk
digerakkan, bengkak dan berwarna kemerahan. Itulah sebabnya postur tubuh
penderita menjadi seperti membungkuk dengan jari-jari tangan dan kaki
menjadi tertekuk. Gejala lain adalah munculnya bintik-bintik kemerahan pada
sebagian kecil anggota badan, serta bercak-bercak merah gatal di daerah dada
dan perut. Muka penderita menjadi kemerahan dan disertai rasa nyeri pada
bagian belakang bola mata. Meskipun gejala penyakit itu bisa berlangsung 3-
10 hari (kemudian sembuh dengan sendirinya), tetap tidak dengan nyeri
sendinya yang bisa berlangsung berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.
4
D. WOC
\
5
Mengaktivasi sistem
komplemen
Virus dikeluarkan lewat sel membran
Hati
Gigitan Nyamuk aedes aegypty
Tulang Persendian
Virus menyebar keseluruh tubuh
Masuk ke tubuh menuju reticulum endoplasma dan stoplasma dan mengalami inkubasi
Setelah masa inkubasi virion matang di sel endhoteli dilimfonadi
Mendesak lambung
Beredar dalam darah
Terjadi proses
inflamasi (rubor)
Nyeri pada tulang
persendian (poliarthralgi)
Mempengaruhi pusat
termoregulator di hipotalamusMempengaruhi
metabolisme pada sel hati
Nekrosis sel hati
Bilirubin mengendap
dikulit
Terjadi gangguan produksi lambung
Ruam
MK : Hambatan Mobilitas
Fisik
Terjadi reaksi inflamasi
MK : Nyeri Akut
Merangsang sistem saraf
MK : Nutrisi
kurang dari kebutuhan
Terjadi kompetensi tubuh untuk mengurangi suhu tubuh
Pengeluaran keringat berlebih
dan penguapan
MK : Defisit volume cairan
Rasa gatal pada kulit
MK : Resiko kerusa
kan integritas kulit
Hepatomegali
Mempengaruhi peningkatan
bilirubin
Peradangan
Susah bergerak dan bengkak kemerahan
disendi
Nausea, Mual, Mutah
PK : Hipertermi
Suhu tubuh
Ikterus
MK : Body image
MK : Resiko
kerusakan integritas
kulit
Peningkatan asam lambung
E. Manisfestasi klinis
Demam chikumunia memiliki gejala yang mirip dengan demam dengue
namun lebih ringan dan jarang menimbulkan pendarahan. Adapun tanda dan
gejala chikumunia adalah :
1. Demam yang timbul mencapai 39º C selama 1-6 hari , disertai dengan sakit
kepala konjungtiva injection dimana pembuluh konjungtiva mata akan
tampak nyata dan terjadi potofobia ringan , mialgia dan atralgia yang
melibatkan berbagai sendi, serta dapat pula di sertai anoreksia, gejala flu,
mual dan muntah.
2. Nyeri pada persendian, terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan
tangan serta tulang belakang (break-bone fever)
3. Pada orang dewasa, gejala nyeri sendi dan otot sangaat dominan dan sampai
menimbulkan kelumpuhan sementara. Karena rasa sakit dalam berjalan.
4. Ruam kemerahan pada kulit (setelah 3-5 hari)
5. Jarang menyebabkan pendarahan hebat, renjatan (syok) maupun kematian.
6. Pada bayi: demam mendadak di ikuti kulit merah, kejang demam, dapat
terjadi, setelah 3-5 hari demam, timbul ruap makulopapular minimal dan
limfadenopati, injeksi konjungtiva, pembengkakan kelopak mata, faringitis
dan gejala serta tanda-tanda dari penyakit traktus respiratorius sebagian atas
umum terjadi, tidak ada etantema.
F. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
1. Isolasi virus ( paling akurat)
a. 2-5 ml darah dalam minggu 1 perjalanan penyakit
b. Virus CHIK (efek sitopatik) dikonfirmasi dengan anti serum CHIK
spesifik
c. Hasil di dapat dalam 1- 2 minggu
6
2. Pemeriksaan serologi
a. 10-15 ml darah pada fase akut (segera setelah onset klinik terjadi) dan
pada fase penyembuhan (10-14 hari) setelah sampel 1 diambil
b. Pemeriksaan igM lanjutkan MAC-ELISA, hasil dalam 2-3 hari
c. Reaksi silang sering terjadi, konversi dengan uji nutralisasi dan HIA
d. Diagnosa(+) :
e. Peningkatan antibody 4x pada fase akut dan fase penyembuhan
f. Antibody igM spesifik CHIKV (+)
3. Polymerese chain reaction (PCR)
a. Melalui enzim reseve transriptase = tes RT-PCR
b. Specimen sama dengan untuk isolasi virus
c. Hasil didapat dalam 1-2 hari
G. Penatalaksanan
Tak ada vaksin maupun obat khusus untuk chikungunya cukup dikompres,
minum obat penurun panas dan penghilang rasa sakit. Bagi penderita yang
penting cukup istrahat, minum dan makanan bergizi, serta antisipasi terhadap
kejang demam, penyakit ini biasanya sembuh sendiri dalam 7 hari, tidak
menyebabkan kematiaan atau kelumpuhan. Masih sangat banyak tanggapan
dikalangan masyarakat, bahwa demam chikungunya sebagai penyakit
berbahaya, sehingga membuat panik, dan tidak jarang pula orang menyakini
bahwa penyakit ini dapat menyebabkan kelumpuhan.
Sewaktu virus berkembang biak di dalam darah, penderita merasa nyeri
pada tulang-tulangnya diseputar persendian sehingga tidak berani
menggerakkan anggota tubuh. Perlu diperhatikan bahwa hal ini bukan berarti
terjadi kelumpuhan melainkan lebih dari sekedar ketengangan si penderita
melakukan gerakan karena rasa ngilu pada persendian.
Masa inkubasi dari demam chikungunya dua sampai empat hari.
Manifestasi penyakit berlangsung 3 sampai 10 hari. Virus penyebab penyakit
ini termasuk dalam self limiting desiase alias hilang dengan sendirinya, namun
rasa nyeri masih tertinggal dalam hitungan minggu sampai bulan.
7
Pengobatan biasanya hanya diberikan obat penghilang rasa sakit dan
demam golongan obat yang dikenal dengan obat-obat flu serta vitamin untuk
penguat daya tahan tubuh. Sebagian orang mengatakan penyakit ini bisa diatasi
dengan mengkonsumsi jus buah segar. Bagi penderita sangat dianjurkan
makan-makanan yang bergizi, cukup karbohidrat dan terutama protein serta
minum sebanyak mungkin.
Setelah lewat 5 hari, demam akan berangsur-angsur reda, rasa ngilu
maupun nyeri pada persendian dan otot berkurang, dan penderitanya akan
sembuh seperti semula. Daya tahan tubuh yang bagus dan istirahat yang cukup
bisa membuat rasa ngilu pada persendian cepat hilang. Minum banyak air
putih juga disarankan untuk menghilangankan gejala demam.
H. Komplikasi
Dalam literatur ilmiah belum pernah dilaporkan kematian, kasus
neuroinvasif, atau kasus perdarahan yang berhubungan dengan infeksi virus
Chikungunya. Pada kasus anak komplikasi dapat terjadi dalam bentuk : kolaps
pembuluh darah, renjatan, Miokarditis, Ensefalopati dsb, tapi jarang ditemukan
(Swaroop, A.,Jain, A.,Kumhar, M., Parihar, N.,and Jain,S.,2007)
8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Biodata
Penyakit Chikungunya menyerang semua usia dan biasanya terjadi
dilingkungan yang kebersihannya kurang.
2. Alasan masuk rumah sakit
a. Keluhan utama : pasien mengeluh sakit pada persendian.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengalami demam, ruam kemerahan pada kulit, dan sakit kepala
b. Riwayat kesehatan keluarga
Ada atau tidak nya keluarga yang mengalami chikungunya.
B. Pemeriksaan fisik
1. Kepala
Bentuk mesechepalus, distribusi rambut merata, kebersihan rambut bersih
dan kulit kepala tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan.
2. Mata
Kedua mata simetris antara kanan dan kiri, konjungtiva pucat, penglihatan
normal, sklera putih.
3. Telinga
Bentuk telinga simetris antara kanan dan kiri, pendengaran normal, keadaan
telinga bersih, dan tidak ada sekret.
4. Hidung
Bentuk hidung normal, tidak terdapat sekret, tidak ada perrnafasan cuping
hidung.
5. Mulut dan gigi
Mukosa bibir pucat, tidak menggunakan gigi palsu, kebersihan mulut bersih.
6. Leher
Tidak terdapat pembengkakan, tidak ada nyeri tekan.
9
7. Thorax
Bentuk thorax simetris, respirasi normal (16-20 kali/menit)
8. Abdomen
Tidak terdapat pembesaran ,warna kulit sama dengan daerah yang lain,
suara bising usus normal, suara abdomen timpani.
Ekstremitas :
a. Atas : terdapat nyeri pada persendian
b. Bawah : terdapat nyeri pada persendian
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan terjadinya inflamasi.
2. PK : Hipertermi
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nausea,mual,muntah.
4. Defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh.
5. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan peradangan.
6. Resiko kerusakan intergritas kulit berhubungan dengan peningkatan
birirubin
7. Gangguan Body Image berhubungan dengan ikterus.
10
D. Intervensi dan Resional
1. Nyeri akut berhubungan dengan terjadinya inflamasi.
Tujuan: setelah dilakukan intervensi dalam waktu 1 × 24 jam nyeri hilang.
Kriteria hasil:
1. Rasa nyaman pasien terpenuhi
2. Nyeri hilang
Intervensi Rasional
Kaji tingkat nyeri yang dialami
pasien
Untuk mengetahui berapa berat nyeri
yang dialami pasien
Berikan posisi yang nyaman, ushakan
situasi ruangan yang tenang
Untuk mengurangi rasa nyeri
Alihkan perhatian pasien dari rasa
nyeri (teknik distraksi)
Dengan melakukan aktivitas lain pasien
dpat melupakan perhatiannya terhadap
nyeri yang dialami
Kolaborasi dengan Tim Medis untuk
pemberian obat-obat analgetik
Analgetik dapat menekan atau
mengurangi nyeri pasien
2. PK : Hipertermi
Tujuan : setelah dilakukan intervensi dalam waktu 1x24 jam suhu tubuh klien
turun.
Kriteria hasil : Suhu tubuh normal (36-37oC). Pasien bebas dari demam.
Intervensi Rasional
Observasi tanda vital ( suhu, nadi, Tanda vital merupakan acuan untuk
11
tekanan darah, pernafasan) setiap 3
jam.
mengetahui keadaan umum pasien
Anjurkan pasien untuk banyak minum Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan
penguapan tubuh meningkat sehingga
perlu diimbangi asupan cairan yang
banyak
Berikan kompres hangat Dengan vasodilatasi dapat
meningkatkan penguapan yang
mempercepat
Anjurkan untuk tidak menggunakan
selimut dan pakaian tebal
Pakaian tipis membantu mengurangi
penguapan tubuh
Kolaborasi dengan Tim Medis untuk
pemberian antipiretik
Menurunkan suhu tubuh.
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
nausea,mual,muntah.
Tujuan: setelah dilakukan intervensi dalam waktu 1x24 jam kebutuhan nutrisi
pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :
1. Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
2. Pasien menunjukkan peningkatan berat badan.
Intervensi Rasional
Kaji keluhan mual, sakit menelan, dan
muntah yang dialami pasien
Untuk menetapkan cara mengatasinya
Kaji cara / bagaimana makanan
dihidangkan
Cara menghidangkan makanan dapat
mempengaruhi nafsu makan pasien
Berikan makanan yang mudah ditelan Membantu mengurangi kelelahan
12
seperti bubur pasien dan meningkatkan asupan
makanan
Anjurkan minum dan makan yang
hangat
Mengurangi sensasi mual.
Berikan makanan dalam porsi kecil
dan frekuensi sering
Untuk menghindari mual
Catat jumlah / porsi makanan yang
dihabiskan oleh pasien setiap hari
Untuk mengetahui pemenuhan
kebutuhan nutrisi
Berikan obat-obatan antiemetik sesuai
program dokter
Antiemetik membantu pasien
mengurangi rasa mual dan muntah dan
diharapkan intake nutrisi pasien
meningkat.
4. Defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh.
Tujuan: setelah dilakukan intervensi dalam waktu 1x24 jam volume cairan dapat
terpenuhi
Kriteria Hasil :
1. Volume cairan terpenuhi
2. Tidak terdapat tanda-tanda syok
Intervensi Rasional
Kaji kaeadaan umum pasien (lemah,
pucat, takidardi) serta tanda-tanda vital
Menetapkan data dasar pasien untuk
mengetahui penyimpangan dan keadaan
normalnya
Obseravsi tanda-tanda syok Agar dapat segera dilakukan tindakan
untuk menangani syok13
Berikan cairan intravena sesuai
program dokter
Pemberian cairan IV sangat penting
bagi pasien yang mengalami
kekurangan cairan tubuh karena cairan
langsung masuk ke pembuluh darah
Anjurkan pasien untuk banyak minum Asupan cairan sangat baik diperlukan
untuk menambah volume cairan tubuh
Catat intake dan output Untuk mengetahui keseimbangan cairan
5. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan peradangan.
Tujuan: setelah dilakukan intervensi dalam waktu 2 × 24 jam pasien mampu
melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya
Kriteria hasil:
1. Tidak terjadi kontraktur sendi
2. Bertambahnya kekuatan otot
3. Klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas
Intervensi Rasional
Anjurkan untuk melakukan latihan
ROM( Range Of Motion) dan
Mobilisasi jika mungkin
Meningkatkan aliran darah ke semua
daerah.
Ubah posisi klien tiap 2 jam Menurunkan resiko terjadinya iskemia
jaringan akibat sirkulasi darah yang jelek
pada daerah yang tertekan
Ajarkan klien untuk melakukan latiha
gerak aktif pada ekstremitas yang
tidak sakit
Gerakan aktif memberikan massa, tonus
dan kekuatan otot serta memperbaiki
fungsi jantung dan pernapasan
14
Lakukan gerak pasif pada wkstremitas
yang sakit
Otot volunter akan kehilangan tonus dan
kekuatannya bila tidak di latih untuk di
gerakkan
6. Resiko kerusakan intergritas kulit berhubungan dengan gangguan
metabolisme pada sel hati.
Tujuan : setelah dilakukan intervensi dalam waktu 3x24 jam klien mampu
mempertahankan keutuhan kulit.
Kriteria hasil : Klien menunjukkan tidak adanya kerusakan kulit.
Intervensi Rasional
Inspeksi kulit pasien setiap pergantian
tugas jaga, Jelaskan dan
dokumentasikan kondisi kulit, dan
laporkan perubahannya
Untuk menunjukkan keefektifan
program perawatan luka.
Ingatkan pasien untuk tidak
menggaruk.
Untuk menghindari cidera kulit
Gunakan bantal air atau pengganjal
yang lunak dibawah daerah-daerah
yang menonjol.
Menghindari tekanan yang berlebih
pada daerah yang menonjol.
Lakukan masase pada daerah yang
menonjol yang baru mengalami
tekanan pada waktu berubah posisi.
Menghindari kerusakan kapiler.
Observasi terhadap eritema dan
kepucatan dan palpasi area sekitar
terhadap kehangatan dan pelunakan
jaringan tiap mengubah posisi.
Hangat dan pelunakan adalah tanda
kerusakan jaringan.
15
Jaga kebersihan kulit dan seminimal
mungkin hindari trauma, panas
terhadap kulit.
Mempertahankan keutuhan kulit.
Dorong pasien untuk mengungkapkan
perasaan tentang kondisi kulitnya
Untuk meningkatkan koping
Kolaborasi dengan tim dokter untuk
pemberian obat anti pruritus
Anti pruritus dapat mengurangi rasa
gatal
7. Gangguan Body Image berhubungan dengan ikterus.
Tujuan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2x24 jam pasien
mampu menerima dan beradaptasi dengan perubahan struktur tubuh setelah
dilakukan tindakan keperawatan.
Kriteria hasil:
Pasien mau bersosialisasi dengan lingkungan sekitar tanpa adnya gangguan
citra diri
Intervensi Rasional
Gunakan alat seperti Body Image
Instrumen (BII) untuk mengidentifikasi
klien yang memiliki keprihatinan
tentang perubahan citra tubuh.
5 skala BII (penampilan umum ,
kompetensi tubuh , reaksi lainnya
untuk penampilan, nilai penampilan
dan bagian ubuh) dipamerkan
sedang hingga tinggi reliabilitas
internal dan validitas konkuren.
Amati mekanisme biasa klien
mengatasi selama masa stres yang
ekstrim dan memperkuat
penggunaannya dalam krisis saat ini.
Klien shock selama fase akut, dan
sistem nilai mereka sendiri harus
dipertimbangkan. Klien sepakat
lebih baik dengan perubahan dari
waktu ke waktu.
Akui penolakan, kemarahan, atau Perubahan citra tubuh menyebabkan 16
depresi sebagai perasaan normal saat
menyesuaikan diri dengan perubahan
dalam tubuh dan gaya hidup.
kecemasan. Orang-orang dalam
situasi ini menggunakan berbagai
mekanisme koping sadar untuk
berurusan dengan citra tubuh
mereka berubah. Mekanisme
pertahanan normal, kecuali mereka
digunakan sehingga mereka
mengganggu daripada meningkatkan
rasa percaya diri.
Mengidentifikasi klien beresiko untuk
gangguan citra tubuh
Hasil dari satu penelitian
menunjukkan bahwa pembentukan
tubuh laki-laki beresiko untuk
gangguan citra tubuh
Jangan meminta klien untuk
mengeksplorasi perasaan kecuali
mereka telah menunjukkan kebutuhan
untuk melakukannya.
Pasien melaporkan menjaga
perasaan mereka kepada diri mereka
sendiri sebagai strategi koping yang
sering digunakan.
Dorong klien untuk membahas konflik
interpersonal dan sosial yang mungkin
timbul.
Sebuah persepsi yang baik terhadap
citra tubuh yang terbaik dicapai
dalam kerangka sosial yang
mendukung . Klien dengan
dukungan jaringan sosial yang aktif
cenderung membuat kemajuan yang
lebih baik
Dorong klien untuk membuat
keputusan sendiri, berpartisipasi dalam
rencana perawatan , dan menerima baik
kekurangan dan kelebihan.
Hal ini penting bagi klien untuk
terlibat dalam perawatan mereka
sendiri. Jika mereka telah menerima
informasi tentang citra perubahan
tubuh mereka, pengobatan dan
rehabilitasi, mereka akan mampu
untuk membuat pilihan mereka
17
sendiri.
Dorong klien untuk melanjutkan
rutinitas perawatan pribadi yang sama
yang diikuti sebelum perubahan citra
tubuh.
Mendorong kemandirian pasien dan
meningkatkan percaya diri pasien.
BAB IV
18
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Chikungunya berasal dari bahasa Awahlili yang berarti terikat, yang dalam hal
ini berkaitan dengan kejang urat yang merupakan suatu tanda atralgia. Dan
merupakan penyakit infeksi akut yang mirip seperti infeksi virus dengue seperti
demam mendadak, atralgia, ruam makulopapapular dan leucopenia.
(Sumarno,2002).
Chikungunya disebabkan adanya infeksi virus chikumunia (CHIKV), yang
jenis Alphavirus yang termasuk dalam keluarga togaviridai, dan di tularkan
atau disebarkan lewat gigitan nyamuk aedis aegypty, nyamuk yang sama yang
menularkan penyakit demam berdarah dengue (sumarmo,2000)
B. SARAN
Kita sebagai perawat sebaiknya memahami dan dapat mengaplikasikan segala
sesuatu yang terdapat dimakalah ini agar terciptanya perawat yang professional
dalam menerapkan asuhan keperawatan secara komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA
19
Padila. 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta : Nuha Medika.
Nurarif, Amin Huda. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta : Medi Action.
M. Taylor, Cynthia. 2011. Diagnossis Keperawatan dengan Rencana Asuhan.
Jakarta : EGC.
20