lapsus for dr oscar

47
Laporan Kasus STROKE HEMORAGIK Oleh Nur Halifah I1A008079 Pembimbing Dr. Oscar Nurhadi, Sp. S Bagian/SMF Ilmu Penyakit Saraf

Upload: dafina-p-mahendra

Post on 04-Aug-2015

91 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lapsus for Dr Oscar

Laporan Kasus

STROKE HEMORAGIK

Oleh

Nur Halifah

I1A008079

Pembimbing

Dr. Oscar Nurhadi, Sp. S

Bagian/SMF Ilmu Penyakit Saraf

FK Unlam-RSUD Ulin

Banjarmasin

Oktober, 2012

Page 2: Lapsus for Dr Oscar

STATUS PENDERITA

I. DATA PRIBADI

Nama : Ny . K

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 50 tahun

Bangsa : Indonesia

Suku : Jawa

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Status : Menikah

Alamat : Ds. Kuala Tambangan, Takisung

MRS : 29 September 2012

No RMK : 1.01.36.04

II. ANAMNESIS

Keluhan Utama : Kelemahan pada kaki dan tangan sebelah kiri

Perjalanan Penyakit : Pasien mengeluhkan kelemahan dirasakan pada

tangan dan tungkai sebelah kiri sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit.

Yaitu setelah magrib , pasien awalnya mengalami kesemutan pada tangan

kanan dan kaki kiri juga disertai dengan pusing. Pusing seperti berkunang-

kunang tidak ada mual ataupun muntah. Pusing diakui pasien terus-menerus.

Beberapa menit setelah pusing dan kesemutan, pasien mengalami

1

Page 3: Lapsus for Dr Oscar

kelemahan pada tangan dan kaki kiri, selain itu pasien juga sering

mengalami pusing kepala terutama di malam hari. Pada pukul 20.00 malam

pasien diantar ke Banjarmasin dan tiba di IGD ULIN pukul 02.00 dinihari.

Pada pagi harinya pasien juga mengeluh ada nyeri pinggang pada bagian

kanan, sedangkan pada bagian kanan pasien, menjalar sampai ke kaki

kanan, sedangkan pada bagian kiri pasien tidak merasa nyeri pinggang

sehebat yang disebelah kanan. Nyeri pinggang kiri hanya sampai kebagian

pantat. Untuk makan dan minum pasien seperti biasa. Dan juga buang air

besar seperti biasa.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat stroke (-), hipertensi (-), riwayat asma (-), DM (-)

Intoksikasi :

Tidak ditemukan riwayat keracunan obat, zat kimia, makanan dan

minuman.

Riwayat Penyakit Keluarga :

Terdapat riwayat hipertensi pada keluarga (ibu kandung pasien). Tidak

ada riwayat stroke pada keluarga, dan tidak ada riwayat diabetes melitus

pada keluarga.

Keadaan Psikososial dan pekerjaan :

Pasien tinggal bersama dengan suami dan memiliki 3 orang anaknya.

Pasien adalah seorang swasta

2

Page 4: Lapsus for Dr Oscar

STATUS INTERNE SINGKAT

Keadaan Umum : Keadaan sakit : tampak sakit sedang

Kesadaran : delirium

GCS : 3-2-5

Tensi : 170/100 mmHg

Nadi : 98 kali /menit

Respirasi : 20 kali/menit

Suhu : 37,1 oC

Kepala/Leher :

- Mata : Konjungtiva pucat (-/-), sklera tidak ikterik

- Leher : JVP meningkat (-), KGB tidak membesar

Thoraks

- Pulmo : Suara napas vesikuler, wheezing (-/-) dan ronki (-/-).

- Cor : S1S2 tunggal

Abdomen : tampak datar, bising usus (+) normal, hepar dan lien tidak

teraba, massa tidak teraba

Ekstremitas : edema ka/ki(-/-), parese ka/ki (-/+), akral hangat (+/+)

IV. STATUS PSIKIATRI SINGKAT

Emosi dan afek : Normothym

Proses berpikir : bentuk pikir realistik, progresivitas pikir baik

3

Page 5: Lapsus for Dr Oscar

Kecerdasan : Sesuai dengan pendidikan

Penyerapan : Baik

Kemauan : Baik

Psikomotor : normoaktif

V. NEUROLOGIS

A. Kesan Umum:

Kesadaran : GCS 3 2 5

Pembicaraan : Disartri (-)

Monoton (-)

Scanning (-)

Afasia :

Motorik (-)

Sensorik (-)

Anomik (-)

Kepala : Besar : Normal

Asimetris : (-)

Sikap Paksa : (-)

Torticolis : (-)

Muka : Mask/topeng : (-)

Miophatik : (-)

Fullmoon : (-)

4

Page 6: Lapsus for Dr Oscar

B. Pemeriksaan Khusus :

1. Rangsangan Selaput Otak

Kaku Tengkuk : (-)

Kernig : (-)/(-)

Laseque : (-)/(-)

Bruzinski I : (-)/(-)

Bruzinski II : (-)/(-)

2. Saraf Otak

Kanan Kiri

N. Olfaktorius

Hyposmia sde sde

Parosmia (-) (-)

Halusinasi (-) (-)

N. Optikus Kanan Kiri

Visus normal normal

Yojana Penglihatan normal normal

Funduskopi tdl tdl

N. Occulomotorius, N. Trochlearis, N. Abducens

Kanan Kiri

Kedudukan bola mata tengah tengah

Pergerakan bola mata ke

Nasal : sde sde

5

Page 7: Lapsus for Dr Oscar

Temporal : sde sde

Atas : sde sde

Bawah : sde sde

Temporal bawah : sde sde

Eksopthalmus : (-) (-)

Celah mata (Ptosis) : (-) (-)

Pupil

Bentuk bulat bulat

Lebar 3 mm 3 mm

Perbedaan lebar isokor isokor

Reaksi cahaya langsung (+) (+)

Reaksi cahaya konsensuil (+) (+)

Reaksi akomodasi (+) (+)

Reaksi konvergensi (+) (+)

N. Trigeminus

Kanan Kiri

Cabang Motorik

Otot Maseter normal normal

Otot Temporal normal normal

Otot Pterygoideus Int/Ext normal normal

Cabang Sensorik

I. N. Oftalmicus normal normal

6

Page 8: Lapsus for Dr Oscar

II. N. Maxillaris normal normal

III. N. Mandibularis normal normal

Refleks kornea langsung (+) (+)

Refleks kornea konsensuil (+) (+)

N . Facialis

Kanan Kiri

Waktu Diam

Kerutan dahi Sama tinggi

Tinggi alis Sama tinggi

Sudut mata Sama tinggi

Lipatan nasolabial Normal

Waktu Gerak

Mengerutkan dahi : sde

Menutup mata : sde

Bersiul : sde

Memperlihatkan gigi : tidak dapat dilakukan

Pengecapan 2/3 depan lidah : kesan normal

Sekresi air mata : tdl

Hyperakusis : (-)

N. Vestibulocochlearis

Vestibuler

7

Page 9: Lapsus for Dr Oscar

Vertigo : (-)

Nystagmus : (-)

Tinitus aureum : (-)

Cochlearis : tdl

N. Glossopharyngeus dan N. Vagus

Bagian Motorik:

Suara : bicara kurang jelas

Menelan : normal

Kedudukan arcus pharynx : normal

Kedudukan uvula : di tengah

Pergerakan arcus pharynx : normal

Detak jantung : S1 S2 tunggal

Bising usus : (+) normal

Bagian Sensorik:

Pengecapan 1/3 belakang lidah : normal

Refleks muntah : (+)

Refleks palatum mole : (+)

N. Accesorius

Kanan Kiri

Mengangkat bahu (-) ( -)

Memalingkan kepala (-) (-)

8

Page 10: Lapsus for Dr Oscar

N. Hypoglossus

Kedudukan lidah waktu istirahat : di tengah

Kedudukan lidah waktu bergerak : sde

Atrofi : (-)

Kekuatan lidah menekan pada bagian : sde

Fasikulasi/Tremor pipi (kanan/kiri) : (-/-)

3. Sistem Motorik

Kekuatan Otot

sde sde

sde sde

Besar Otot :

Atrofi : -

Pseudohypertrofi : -

Palpasi Otot :

Nyeri : -

Kontraktur : -

Konsistensi : -

Tonus Otot : Lengan Tungkai

Kanan Kiri Kanan Kiri

Hipotoni - - - -

Spastik - - - -

9

Page 11: Lapsus for Dr Oscar

Rigid - - - -

Rebound - - - -

phenomen

Gerakan Involunter

Tremor : Waktu Istirahat : -/-

Waktu bergerak : -/-

Chorea : -/-

Athetose : -/-

Balismus : -/-

Torsion spasme : -/-

Fasikulasi : -/-

Myoklonik : -/-

Koordinasi : tdl

Gait dan station : tdl

4. Sistem Sensorik

Rasa eksteroceptik Lengan Tungkai

Tubuh

Nyeri superficial : N/N N / N N/N

Suhu : -/- -/ - -/-

Raba ringan : N/N N/ N N/N

Rasa propioceptik

Rasa getar : tdl tdl tdl

10

Page 12: Lapsus for Dr Oscar

Rasa tekan : N / N N/ N N/N

Nyeri tekan : N / N N/ N N/N

Rasa gerak/posisi : N / N N/ N

Rasa enteroceptik

Referred pain : N

Rasa Kombinasi

Stereognosis : N

Barognosis : N

Graphesthesi : N

Two point tactil discrimination : N

Sensory extinction : (-)

Loss of body image : (-)

Fungsi Luhur

Apraxia : (-)

Alexia : (-)

Agraphia : (-)

Fingerosesthesia : (-)

Membedakan kanan dan kiri : (-)

Acalculia : (-)

5. Refleks-refleks

Refleks kulit

Refleks dinding perut - -

11

Page 13: Lapsus for Dr Oscar

- -

- -

Refleks cremaster : tdl

Refleks interscapularis : tdl

Refleks gluteal : tdl

Refleks anal : tdl

Refleks Tendon

Refleks biceps : 0 / 0

Refleks triceps : 0 / 0

Refleks patella : 0 / 0

Refleks achilles : 0 / 0

Refleks Patologis

Tungkai

Refleks Babinsky : (-) / (-)

Refleks Chaddock : (-) / (-)

Refleks Rossolimo : (-) / (-)

Refleks Gordon : (-) / (-)

Refleks Schaefer : (-) / (-)

Refleks Mendel Bacterew : (-) / (-)

Refleks Stransky : (-) / (-)

Refleks Gonda : (-) / (-)

Lengan

Refleks Hoffman Tromer : (-) / (-)

12

Page 14: Lapsus for Dr Oscar

Reflaks Leri : (-) / (-)

Reflaks Meyer : (-) / (-)

Refleks Primitif

Graps refleks : (-)

Snout refleks : (-)

Sucking refleks : (-)

Palmomental : (-)/(-)

6. Susunan Saraf Otonom

- Miksi : inkontinensi (-)

- Defekasi : konstipasi (+)

- Sekresi keringat : normal

- Salivasi : normal

- Gangguan tropik : Kulit, rambut, kuku : (-)

7. Columna Vertebralis

Kelainan Lokal

- Skoliosis : tidak ada

- Khypose : tidak ada

- Khyposkloliosis : tidak ada

- Gibbus : tidak ada

- Nyeri tekan/ketuk : tde

13

Page 15: Lapsus for Dr Oscar

Gerakan Servikal Vertebra :

- Fleksi : normal

- Ekstensi : normal

- Lateral deviation : normal

- Rotasi : normal

- Gerak Tubuh : tdl

Keterangan :

- Tde : Tidak dapat dievaluasi

- Sde : Sulit dievaluasi

- Tdl : tidak dilakukan

- N : normal

14

Page 16: Lapsus for Dr Oscar

8. Pemeriksaan Tambahan

- Hasil laboratorium tanggal 16 September 2012

DARAH RUTIN

ParameterHasil

PemeriksaanNilai Rujukan

Hemoglobin 12,7 12,0-16,0 g/dlLeukosit 8,7 4,0-10,5 Ribu/ulEritrosit 4,31 3,9-5,5 juta/ul

Hematokrit 39 37-47%Trombosit 292 150-450 ribu/ulRDW-CV 12,5 11,5-14,7%

MCV 90,7 80,0-97,0 fLMCH 29,4 27,0-32,0 pg

MCHC 32,5 32,0-38,0 %GDS 132 <200

SGOT 27L 0-46 U/LSGPT 25 U/L 0-45 U/LUreum 24 mg/dl 0,6-1,2 mg/dl

Kreatinin 0,9 mg/dl 10-50 mg/dlNatrium 143 135-146 mmol/lKalium 3,6 3,4-5,4 mmol/lChlorida 99,5 95-100 mmol/l

Hasil Lab : normal, tidak ada yang meningkat ataupun menurun

15

Page 17: Lapsus for Dr Oscar

16

Page 18: Lapsus for Dr Oscar

Hasil CT-Scan Kepala : tampak lesi hiperdens

RESUME

1. ANAMNESIS

Pasien mengalami kelemahan dirasakan pada tangan dan tungkai sebelah

kanan. Menurut keluarga pasien merasakan kelemahan pada tangan dan

tungkai sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Menurut keluarga pasien

kelemahan pada tangan dan tungkai mendadak. Pasien tidak pernah dibawa

berobat. Pada malam sebelum masuk rumah sakit saat pasien terbangun dari

tidurnya pasien ingin ke kamar mandi dan keluarga terkejut melihat pasien

tiba-tiba terjatuh d dalam kamar mandi. Pasien sebelumnya tidak ada

mengeluh sakit kepala, hanya saja pasien sering engeluhkan mual dan

muntah. Muntah berisi makanan dan minuman yang dimakan. Sebelumnya

pasien tidak pernah mengalami hal yang serupa. BAB dan BAK normal

2. PEMERIKSAAN

Interna

Kesadaran : Komposmentis GCS 4-5-6

Tekanan darah : 240/140 mmHg

Nadi : 108 kali /menit

Respirasi : 28 kali/menit

Suhu : 37,7 oC

Kepala/Leher : konjunctiva pucat (-) peningkatan JVP (-)

Thorax : Tidak ada kelainan

17

Page 19: Lapsus for Dr Oscar

Abdomen : Tidak teraba massa, bising usus normal

Ekstremitas : parese anggota gerak sebelah kiri

Status psikiatri : tidak ada kelainan

Status Neurologis

- Kesadaran : GCS 3-2-5

- Pupil : pupil bulat, isokor 3mm/3mm, refleks cahaya +/+

- Meningeal sign: kaku kuduk (-), Laseque (-), Kerniq (-) Brudzinski I, II (-)

- Nn. Craniales : tidak ada kelainan

Motorik : sde sde

sde sde

Sensorik : - -

- -

Tonus : menurun menurun

menurun menurun

Refleks fisiologis : BPR - - KPR - - BHR - -

TPR - - APR - - - -

- -

Refleks patologis : (-)

Sistem saraf otonom :Inkontinensia uri (-), inkontinensia alvi (-), konstipasi (-)

Tidak ada kelainan

Columna Vertebralis : tidak ada kelainan

Hasil CT-Scan kepala : tidak tampak lesi hiperdens

18

Page 20: Lapsus for Dr Oscar

Hasil Laboratorium :

DARAH RUTIN

ParameterHasil

PemeriksaanNilai Rujukan

Hemoglobin 12,05 12,0-16,0 g/dlLeukosit 7,0 4,0-10,5 Ribu/ulEritrosit 4,62 3,9-5,5 juta/ul

Hematokrit 38 37-47%Trombosit 224 150-450 ribu/ulRDW-CV 13,6 11,5-14,7%

MCV 80,0 80,0-97,0 fLMCH 27,10 27,0-32,0 pg

MCHC 32,2 32,0-38,0 %GDS 302 <200

SGOT 27U/L 0-46 U/LSGPT 25 U/L 0-45 U/L

Creatinin 24 mg/dl 0,6-1,2 mg/dlUreum 0,9 mg/dl 10-50 mg/dl

Natrium 143 135-146 mmol/lKalium 3,6 3,4-5,4 mmol/lChlorida 99,5 95-100 mmol/l

3. DIAGNOSIS

Diagnosis Klinis : Hemiparese dextra + penurunan kesadaran

Diagnosis Etiologis : Stroke Hemoragik

Diagnosis Topis : Hemisfer serebri sinistra

Diagnosis Banding : Stroke non hemoragik

4. PENATALAKSANAAN

Terapi umum:

1. Menjaga jalan nafas dan pemberian oksigen.

19

Page 21: Lapsus for Dr Oscar

2. Monitoring tingkat kesadaran, tekanan darah, irama jantung, temperatur,

glukosa darah, saturasi oksigen, dan status hidrasi.

3. Pemberian nutrisi dan pengaturan konsistensi diet yang aman dalam proses

menelan.

4. Perubahan posisi untuk mencegah kontraktur, nyeri, dekubitus, dan

komplikasi respiratori.

Terapi medikamentosa:

1. IVFD Rl 2 flash/24 jam

2. Inj.ranitidin 2 x 1 amp

3. Inj. Brain act 2 x 250 mg

4. Inj. Antrain 3 x 1

5. Program manitol

20

Page 22: Lapsus for Dr Oscar

PEMBAHASAN

Definisi stroke menurut World Health Organization (WHO) adalah tanda-

tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau

global), dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih, dapat

menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain selain vaskuler (1).

Secara garis besar faktor risiko stroke dibagi atas faktor risiko yang dapat

dimodifikasi (modifiable) dan yang tidak dapat dimodifikasi (nonmodifiable).

Faktor risiko stroke yang dapat dimodifikasi diantaranya adalah hipertensi,

penyakit jantung (fibrilasi atrium), diabetes melitus, merokok, konsumsi alkohol,

hiperlipidemia, kurang aktifitas, dan stenosis arteri karotis. Sedangkan faktor

risiko yang tidak dapat dimodifikasi antara lain usia, jenis kelamin, ras/suku, dan

faktor genetic (1)

Pada kasus didapatkan dari hasil anamnesa pasien merupakan seorang

laki-laki berusia 60 tahun, pekerjaan adalah swasta. Pasien memiliki riwayat

penyakit tekanan darah tinggi, stroke tidak ada, diabetes mellitus tidak ada.

Dikeluarga pasien tidak ada riwayat stroke ataupun diabetes mellitus tetapi

memiliki riwayat tekanan darah tinggi yaitu ibu kandung pasien. Berdasarkan

teori bahwa pasien memiliki factor resiko stroke yang dapat dimodifikasi dan

factor resiko stroke yang tidak dapat dimodifikasi.

Stroke haemorrhagic , yaitu stroke yang disebabkan oleh pecahnya

pembuluh darah di otak, sehingga terjadi perdarahan di otak. Haemorrhagic stroke

21

Page 23: Lapsus for Dr Oscar

umumnya terjadi karena tekanan darah yang terlalu tinggi. Hampir 70 persen

kasus haemorrhagic stroke terjadi pada penderita hipertensi (tekanan darah

tinggi). Hipertensi menyebabkan tekanan yang lebih besar pada dinding pembuluh

darah, sehingga dinding pembuluh darah menjadi lemah dan pembuluh darah

rentan pecah. Namun demikian, hemorrhagic stroke juga dapat terjadi pada bukan

penderita hipertensi. Pada kasus seperti ini biasanya pembuluh darah pecah karena

lonjakan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba karena suatu sebab tertentu,

misalnya karena makanan atau factor emosional (2).

Otak sendiri merupakan 2% dari berat tubuh total. Dalam keadaan istirahat

otak menerima seperenam dari curah jantung. Otak mempergunakan 20% dari

oksigen tubuh. Otak sangat tergantung kepada oksigen, bila terjadi anoksia seperti

yang terjadi pada CVA di otak mengalami perubahan metabolik, kematian sel dan

kerusakan permanen yang terjadi dalam 3 sampai dengan 10 menit (non aktif

total). Pembuluh darah yang paling sering terkena ialah arteri serebral dan arteri

karotis Interna (2)

Adanya gangguan peredaran darah otak dapat menimbulkan jejas atau

cedera pada otak melalui empat mekanisme, yaitu :

1. Penebalan dinding arteri serebral yang menimbulkan penyempitan atau

penyumbatan lumen sehingga aliran darah dan suplainya ke sebagian otak tidak

adekuat, selanjutnya akan mengakibatkan perubahan-perubahan iskemik otak.

Bila hal ini terjadi sedemikian hebatnya, dapat menimbulkan nekrosis.

2. Pecahnya dinding arteri serebral akan menyebabkan bocornya darah ke

kejaringan (hemorrhage).

22

Page 24: Lapsus for Dr Oscar

3. Pembesaran sebuah atau sekelompok pembuluh darah yang menekan jaringan

otak.

4. Edema serebri yang merupakan pengumpulan cairan di ruang interstitial

jaringan otak. Konstriksi lokal sebuah arteri mula-mula menyebabkan sedikit

perubahan pada aliran darah dan baru setelah stenosis cukup hebat dan melampaui

batas kritis terjadi pengurangan darah secara drastis dan cepat. Oklusi suatu arteri

otak akan menimbulkan reduksi suatu area dimana jaringan otak

normal sekitarnya yang masih mempunyai pendarahan yang baik berusaha

membantu suplai darah melalui jalur-jalur anastomosis yang ada. Perubahan awal

yang terjadi pada korteks akibat oklusi pembuluh darah adalah gelapnya warna

darah vena, penurunan kecepatan aliran darah dan sedikit dilatasi arteri serta

arteriole. Selanjutnya akan terjadi edema pada daerah ini.

Selama berlangsungnya perisriwa ini, otoregulasi sudah tidak berfungsi

sehingga aliran darah mengikuti secara pasif segala perubahan tekanan

darah arteri. Di samping itu reaktivitas serebrovaskuler terhadap PCO2

terganggu. Berkurangnya aliran darah serebral sampai ambang tertentu akan

memulai serangkaian gangguan fungsi neural dan terjadi kerusakan jaringan

secara permanen

Pada kasus, dari anamnesa didapatkan pasien adalah kelemahan dirasakan

pada tangan dan tungkai sebelah kanan. Menurut keluarga pasien merasakan

kelemahan pada tangan dan tungkai sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.

Menurut keluarga pasien kelemahan pada tangan dan tungkai mendadak. Pasien

tidak pernah dibawa berobat. Pada malam sebelum masuk rumah sakit saat pasien

23

Page 25: Lapsus for Dr Oscar

terbangun dari tidurnya pasien ingin ke kamar mandi dan keluarga terkejut

melihat pasien tiba-tiba terjatuh d dalam kamar mandi. Pasien sebelumnya tidak

ada mengeluh sakit kepala, hanya saja pasien sering engeluhkan mual dan

muntah. Muntah berisi makanan dan minuman yang dimakan. Sebelumnya pasien

tidak pernah mengalami hal yang serupa. Pada hasil pemeriksaan neurologis

pasien ada beberapa pemeriksaan yang sulit untuk dievaluasi, salah satunyab

adalah kekuatan otot.

Untuk mengetahui tanda-tanda stroke dapat dilakukan dengan mengamati

beberapa gejala stroke berikut (2):

· Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh.

· Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran.

· Penglihatan gandaPusing.

· Bicara tidak jelas (rero).

· Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat.

· Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh.

· Pergerakan yang tidak biasa.

· Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih.

· Ketidakseimbangan dan terjatuh.

· Pingsan.

Kebanyakan pasien yang dicurigai stroke memiliki CT scan sebagai salah

satu bentuk pemeriksaannya. Pada pasien dengan gejala klinis stroke tetapi

dengan hasil CT scan yang normal, biomarker darah bisa digunakan sebagai

penanda yang baik, seperti stroke yang cenderung menyebabkan kenaikan protein

24

Page 26: Lapsus for Dr Oscar

tertentu. Biomarker darah yang dapat digunakan sebagai penanda stroke adalah

acetil poliamin oksidase, akrolein, apolipoprotein C1, apolipoprotein C3, beta

globin DNA, C-reaktif protein, D-dimer, glutation S transferase P, matriks

metalloproteinase 9, PARK 7, S100 beta, spermin oksidase, trombomodulin, dan

faktor von Willebrand (3).

Penyebab stroke hemoragik dapt berupa perdarahan serebri, pecahnya aneurisma

dan penyebab lain (2):

1) Perdarahan serebri

Perdarahan serebri termasuk urutan ketiga dari semua penyebab kasus

gangguan pembuluh darah otak dan merupakan persepuluh dari semua kasus

penyakit ini. Perdarahan intrakranial biasanya disebabkan oleh ruptura arteria

serebri.

2) Pecahnya aneurisma

Biasanya perdarahan serebri terjadi akibat aneurisme yang pecah maka

penderita biasanya masih muda dan 20% mempunyai lebih dari satu

aneurisme. Dan salah satu dari ciri khas aneurisme adalah kecendrungan

mengalami perdarahan ulang

3) Penyebab lain (dapat menimbulkan infark atau perdarahan).

- Trombosis sinus dura

- Diseksi arteri karotis atau vertebralis

- Vaskulitis sistem saraf pusat

- Penyakit moya-moya (oklusi arteri besar intrakranial yang

progresif)

25

Page 27: Lapsus for Dr Oscar

- Migran

- Kondisi hyperkoagulasi

- Penyalahgunaan obat (kokain dan amfetamin)

- Kelainan hematologis (anemia sel sabit, polisitemia atau

leukemia)

- Miksoma atrium.

Tindakan terhadap stroke hemoragik dimana terjadi perdarahan besar ialah

membiarkan penderita meninggal dengan tenang. Ini tidak berarti bahwa dokter

meninggalkan penderita dan meberithaukan kepada keluarganya bahwa orang

sakit sudah ada ajalnya, tetapi ia harus tetap mendampingi orang sakit. Jika

tekanan darah menurun progresif, nadi menjadi semakain cepat dan lemah dan

pupil yang tadinya miosis menjadi semakin lebar , maka saat itulah tepat untuk

memberitahukan kepada keluarga, bahwa orang sakit sudah dekat pada ajalnya

dan perawatan di rumah sakit tidak akan banyak merubah perkembangan

penyakit. Smeentara observasi tersebut dialkukan, dokter harus mengatur sikap

kepala sedemikian rupa sehingga lidah tidak jatuh ke belakang dan menutupi

lintasan pernapasan, air liur tidak mengalir k lintasan pernafasandan CBF tidak

menjadi lebih besar. Pencegahan tersebut dilakukan dengan cara meletakkan

kepala lebih tinggi dari badan serta penderita dimiringkan. Letakkan penderita

dalam posisi miring pada sisi yang sehat (4)

Penatalaksanaan stroke hemoragik berdasarkan stadium nya (5)

a. Stadium hiperakut :

Instalasi Rawat Darurat,tindakan :

26

Page 28: Lapsus for Dr Oscar

- Resusitasi serebro-kardio-pulmonal (bertujuan agar kerusakan jaringan

otak tidak meluas)

Beri oksigen 2 L/menit dan cairan kristaloid/koloid; hindari pemberian

cairan dekstrosa atau salin dalam H2O.

Dilakukan pemeriksaan CT scan otak, elektrokardiografi, foto toraks,

darah perifer lengkap dan jumlah trombosit, protrombin time/INR, APTT,

glukosa darah, kimia darah (termasuk elektrolit);

jika hipoksia, dilakukan analisis gas darah

Tindakan lain di Instalasi Rawat Darurat adalah

Memberikan dukungan mental kepada pasien serta memberikan

penjelasan pada keluarganya agar tetap tenang

b. Stadium akut

Pasien stroke hemoragik harus dirawat di ICU jika :

Volume hematoma >30 mL,

Perdarahan intraventrikuler dengan hidrosefalus,

Keadaanklinis cenderung memburuk

Tekanan darah harus diturunkan sampai15-20% bila tekanan sistolik >180

mmHg, diastolik >120 mmHg, MAP >130 mmHg, dan volume hematoma

bertambah.

Bila terdapat gagal jantung, tekanan darah harus segera diturunkan dengan

labetalol iv 10 mg (pemberian dalam 2 menit) sampai 20 mg (pemberian

dalam 10 menit) maksimum 300 mg; enalapril iv 0,625-1.25 mg per 6 jam;

kaptopril 3 kali 6,25-25 mg per oral

27

Page 29: Lapsus for Dr Oscar

Jika didapatkan tanda tekanan intrakranial meningkat

Posisi kepala dinaikkan 300, posisi kepala dan dada di satu bidang,

Pemberian manitol (seperti penanganan stroke iskemik),

Hiperventilasi (pCO2 20-35 mmHg).

Penatalaksanaan umum stroke akut di ruang gawat darurat (5):

1. Evaluasi cepat dan diagnosis

Oleh karena jendela terapi dalam pengobatan stroke akut sangat pendek,

maka evaluasi dan diagnosis klinik harus dilakukan dengan cepat,

sistematik, dan cermat. Evaluasi gejala dan tanda klinik stroke meliputi:

a. Anamnesis, terutama mengenai gejala awal, waktu awitan, aktivitas

penderita saat serangan, gejala lain seperti nyeri kepala, mual, muntah,

rasa berputar, kejang, cegukan (hiccup), gangguan visual, penurunan

kesadaran, serta faktor risiko stroke (hipertensi, diabetes, dan lain-

lain).

b. Pemeriksaan fisik, meliputi penilaian respirasi, sirkulasi, oksimetri,

dan suhu tubuh. Pemeriksaan kepala dan leher (misalnya cedera kepala

akibat jatuh saat kejang, bruit karotis, dan tanda-tanda distensi vena

jugular pada gagal jantung kongestif). Pemeriksaan torak (jantung dan

paru), abdomen, kulit, dan ekstremitas.

c. Pemeriksaan neurologis dan skala stroke. Pemeriksaan neurologis

terutama pemeriksaan saraf kranialis, rangsang selaput otak, system

motorik, sikap dan cara jalan, reflex, koordinasi, sensorik, dan fungsi

28

Page 30: Lapsus for Dr Oscar

kognitif. Skala stroke yang dianjurkan saat ini adalah NIHSS (National

Institutes of Health Stroke Scale).

2. Terapi umum

a. Stabilisasi jalan nafas dan pernafasan

Pemantauan secara terus-menerus terhadap status neurologis,

nadi, tekanan darah, suhu tubuh, dan saturasi oksigen

dianjurkan dalam 72 jam, pada pasien dengan deficit

neurologis yang nyata.

Pemberian oksigen dianjurkan pada keadaan dengan saturasi

oksigen < 95%.

Perbaiki jalan nafas termasuk pemasangan pipa orofaring pada

pasien yang tidak sadar. Berikan bantuan ventilasi pada pasien

yang mengalami penurunan kesadaran atau disfungsi bulbar

dengan gangguan jalan nafas.

Pasien stroke iskemik akut yang non hipoksia tidak

memerlukan terapi oksigen.

b. Stabilisasi hemodinamik

Berikan cairan kristaloid atau koloid intravena (hindari

pemberian cairan hipotonik seperti glukosa).

Dianjurkan pemasangan CVC (Central Venous Catheter),

dengan tujuan untuk memantau kecukupan cairan dan sebagai

29

Page 31: Lapsus for Dr Oscar

sarana untuk memasukkan cairan dan nutrisi. Uasahakan CVC

5-12 mmHg.

Pemantauan jantung (cardiac monitoring) harus dilakukan

selama 24 jam pertama setelah awitan serangan stroke iskemik.

Hipotensi arterial harus dihindari dan dicari penyebabnya.

Hipovolemia harus dikoreksi dengan larutan salin normal dan

aritmia jantung yang mengakibatkan penurunan curah jantung

sekuncup harus dikoreksi.

c. Pemeriksaan awal fisik umum

Tekanan darah

Pemeriksaan jantung

Pemeriksaan neurologi umum awal:

i. Derajat kesadaran

ii. Pemeriksaan pupil dan okulomotor

iii. Keparahan hemiparesis

d. Pemeriksan penunjang

EKG

Laboratorium (kimia darah, fungsi ginjal, hematologi, faal

hemostasis, kadar gula darah, analisis urin, analisa gas darah,

dan elektrolit)

Pemeriksaan radiologi

i. Foto rontgen dada

ii. CT Scan

30

Page 32: Lapsus for Dr Oscar

Prognosis untuk stroke tergantung dari tingkat kesadaran, usia, jenis

kelamin, tekanan darah, dan yang paling penting adalah cepat serta tepatnya

penanganan.Kesadaran yang berhubungan dengan prognosis sebagai beikut :

sadar 16 % meninggal, somnolen 39% meninggal, stupor 71% meninggal, dan

koma 100% meninggal. Usia : pada usia 70 tahun atau lebih, angka kematian

meningkat tajam. Umur juga dikaitakan dengan perubahan elastisistas dinding

pembuluh darah. Jenis kelamin : laki-laki (61%) yang meninggal daripada

perempuan. Tekanan darah : tensi tinggi prognosis lebih buruk. Dan prognosis

juga dipengaruhi cepat dan tepatnya penanganan, jika penanganan nya cepat tapi

tidak tepat atau sebaliknya itu akan memperburuk prognosis pasien. (4)

DAFTAR PUSTAKA

31

Page 33: Lapsus for Dr Oscar

1. Israr, yayas A. Stroke. Riau : Faculty of Medicine. Arifin Achmad General Hospital of Pekan baru, 2008.

2. J. Iskandar. Stroke A-Z. Jakarta: PT-BJP-Gramedia, 2007.

3. Whiteley W, Mei-Chiun T, Peter S. Blood Biomarkers in the Diagnosis of Ischemic Stroke : A Systematic Review. Stroke. 2008;39:2902-2909

4. Sidharta Priguna,MdD.,Ph.D. Neurologi Klinik dalam Praktek Umum. Jakarta: Dian rakyat,2009.

5. PERDOSSI. Guideline Stroke 2011. Jakarta, 2011

32