lapsus diaper rash

20
BAB I PENDAHULUAN Kulit merupakan salah satu aspek vital yang perlu diperhatikan dalam higiene setiap orang. Kulit sebagai pembungkus yang elastik, yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan dan bersambungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga dan lubang-lubang masuk kulit. Begitu vitalnya kulit, maka setiap ada gangguan dalam kulit dapat menimbulkan berbagai masalah yang serius dalam kesehatan. Sebagai organ yang berfungsi sebagai proteksi, kulit memagang peranan penting dalam meminimalkan setiap gangguan dan ancaman yang akan masuk melewati kulit, Diaper rash, atau yang sering disebut sebagai ruam popok yang sering terjadi pada anak balita. Akibat dari iritasi pada bagian bokong bayi dan kebanyakan bayi baru lahir memiliki iritasi kulit yang tak berbahaya yang biasanya akan hilang sendiri di bulan- bulan pertama. Ruam popok pernah dialami oleh hampir semua bayi. Hal ini umum terjadi bila sang bayi mengalami diare yang dapat menyebabkan popok lembab atau basah dan biasanya para ibu akan merasa cemas bila kulit bayinya menjadi berbintik-bintik merah. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2009 prevalensi iritasi kulit (ruam popok) pada bayi cukup tinggi. 25% dari 6.840.507.000 bayi yang lahir di dunia kebanyakan menderita iritasi kulit (ruam popok) akibat 1

Upload: amin

Post on 20-Dec-2015

395 views

Category:

Documents


63 download

DESCRIPTION

laporan kasus diaper rash

TRANSCRIPT

Page 1: Lapsus diaper rash

BAB I

PENDAHULUAN

Kulit merupakan salah satu aspek vital yang perlu diperhatikan dalam higiene setiap

orang. Kulit sebagai pembungkus yang elastik, yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan

dan bersambungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga dan lubang-lubang masuk

kulit. Begitu vitalnya kulit, maka setiap ada gangguan dalam kulit dapat menimbulkan berbagai

masalah yang serius dalam kesehatan. Sebagai organ yang berfungsi sebagai proteksi, kulit

memagang peranan penting dalam meminimalkan setiap gangguan dan ancaman yang akan

masuk melewati kulit, Diaper rash, atau yang sering disebut sebagai ruam popok yang sering

terjadi pada anak balita. Akibat dari iritasi pada bagian bokong bayi dan kebanyakan bayi baru

lahir memiliki iritasi kulit yang tak berbahaya yang biasanya akan hilang sendiri di bulan-bulan

pertama. Ruam popok pernah dialami oleh hampir semua bayi. Hal ini umum terjadi bila sang

bayi mengalami diare yang dapat menyebabkan popok lembab atau basah dan biasanya para ibu

akan merasa cemas bila kulit bayinya menjadi berbintik-bintik merah.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun

2009 prevalensi iritasi kulit (ruam popok) pada bayi cukup tinggi. 25% dari 6.840.507.000 bayi

yang lahir di dunia kebanyakan menderita iritasi kulit (ruam popok) akibat penggunaan popok.

Angka terbanyak ditemukan pada usia 6-12 bulan .

1

Page 2: Lapsus diaper rash

BAB II

LAPORAN KASUS

A. Identitas

Identitas penderita

Nama penderita : An. R

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 6 Bulan

BB : 7,6 kg

Identitas orang tua/ wali

Nama Ibu : Ny. S

Umur : 21 tahun

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

Alamat : Jln. Sadewo, Tangkiling

B. Anamnesis

Keluhan Utama

Muncul ruam kemerahan pada selangkangan

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan muncul ruam kemerahan pada selangkangan, ruam

kemerahan muncul sejak satu bulan yang lalu, keluhan ruam mucul terkadang apabila pasien

menggunakan popok. Pasien bertambah rewel setelah pasien BAK atau ketika selangkangan

pasien basah dan lembab namun rewel berkurang ketika selangkangan dikeringkan, orang tua

pasien mengaku mengganti popok dua kali sehari saja, keluhan lain seperti demam disangkal,

ruam kemerahan dibagian tubuh lain disangkal, riwayat alergi sebelumnya disangkal. BAB

dan BAK normal.

2

Page 3: Lapsus diaper rash

Riwayat Penyakit Dahulu

- Riwayat Penyakit serupa sebelumnya disangkal

- Alergi disangkal

- Asma disangka

Riwayat Penyakit Keluarga

- Riwayat penyakit keluarga serupa sebelumnya disangkal

- Riwayat alergi pada ibu pasien

- Asma disangkal

Riwayat Pengobatan

Sebelumnya pasien pernah berobat ke puskesmas dan diberikan salep betamethasone,

ibu pasien mengaku kalau ruam kemerahan yang dialami pasien berkurangsetelah

menggunakan obat tersebut.

Riwayat Lingkunag Sosial

Pasien tinggal di desa tangkiling dengan jarak rumah antar tetangga tidak terlalu dekat

dan pencahayaan rumah cukup baik, kelembaban rumah masih dalam batas normal tanpa ada

memelihara binatang khususnya yang berbulu.

C. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum : Tampak sakit sedang.

Kesadaran : Compos mentis

GCS : Eye (4), Verbal (5), Motorik (6)

2. Tanda-tanda vital

Tensi : 120/80 mmHg

Nadi : 125 kali/ menit, regular, kuat angkat da nisi cukup

Suhu : 36,7˚ C

Pernapasan : 24 kali/ menit

Berat badan : 7,6 kg

Tinggi badan : 90 cm

3

Page 4: Lapsus diaper rash

Lingkar kepala : 50 cm

3. Kulit : Warna kulit kuning langsat tidak ada sianosis, tidak ada

hemangioma, turgor kembali cepat, kelembaban cukup, tidak

ada pucat, petekie

4. Kepala

Rambut : Rambut berwarna hitam, tebal, tidak mudah tercabut, distribusi

merata

Kepala : Bentuk kepala normal, tidak ada trauma dan kelainan lainnya

Mata : Palpebra tidak edema, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak

ikterik, air mata cukup, diameter pupil 3 mm/ 3 mm, isokor,

reflek cahaya +/+

Telinga : Telinga simetris, tidak ada sekret, serumen minimal, tidak ada

nyeri pada telinga

Hidung : Hidung normal, tidak ada napas cuping hidung, tidak ada

epistaksis, tidak ada secret

Mulut : Mulut normal, tidak pucat, mukosa bibir kering, tidak ada

pembengkakan atau pun perdarahan pada gusi, lidah normal

dan tidak tampak kotor, tidak ada tremor, warna kemerahan

pada sisi lidah kiri maupun kanan, tidak ada hiperemi pada

faring maupun tonsil (T1/T1).

5. Leher : KGB Tidak teraba membesar..

6. Toraks

Inspeksi : Simetris, tidak ada retraksi.

a. Paru

Inspeksi : Bentuk simetris, inspirasi dan ekspirasi tidak memanjang, tidak

ada ketinggalan gerak, frekuensi napas 24 kali/ menit, jenis

pernapasan torako-abdominal.

Palpasi : Palpasi fremitus fokal simetris normal

Perkusi : Sonor pada semua lapang paru

Auskultasi : Terdengar suara napas vesikuler, tidak ada ronkhi, tidak ada

wheezing

4

Page 5: Lapsus diaper rash

b. Jantung

Inspeksi : Iktus kordis terlihat di SIC V 1 cm kearah lateral midclavicula

kiri.

Palpasi : teraba pada SIC V 1 cm ke arah lateral midklavikula kiri

Perkusi : batas atas pada SIC II parasternalis, batas kanan pada SIC IV

parasternalis kanan, batas kiri pada SIC V midklavikularis kiri

Auskultasi : frekuensi jantung 125 kali/ menit, regular, S1-S2 tunggal, tidak

ada gallop dan murmur.

7. Abdomen

Inspeksi : Cembung

Auskultasi : Bising usus terdengar normal

Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba, tidak ada teraba masa lainnya, tidak

ada ascites

Perkusi : Timpani, kembung (-)

8. Ekstremitas : Akral hangat, tidak ada pucat, tidak ada edema, capillary reffil

time < 2”, petekie (-).

9. Genitalia : ♂, laki-laki

10. Anus

11. Status lokalis

:

:

Tidak ada kelainan

Regio : Kruris

UKK : Tampak kelainan kulit berupa plak eritematosa berbatas

tegas tanpa disertai squama dan secret.

5

Page 6: Lapsus diaper rash

Gambar I.1 lesi plak eritematosa berbatas tegas pada regio kruris

D. Diagnosa Kerja

- Diaper rash

E. Diagnosa Banding

- Diaper rash ( dermatitis Popok)

- Dermatitis kontak iritan

- Kandidosis

- Sifilis

-

F. Diagnosa definitive

- Diaper rash

G. Penatalaksanaan

- Salep betamethasone oles tipis setelah mandi

6

Page 7: Lapsus diaper rash

- Edukasi

o Ganti popok sesering mungkin

o Jaga agar kulit bayi tetap kering

o Jangan berikan bedak tabor

H. Usul Pemeriksaan

- Apusan darah tepi

- Kerokan kulit

- Prick test

I. Prognosis

- Ad bonam

J. Pencegahan

1. Air

Daerah popok dibiarkan terbuka selama mungkin agar tidak lembab, misalnya ketika

bayi tidur.

2. Barrier ointments

Barrier ointments dioleskan setiap kali popok diganti. Contoh barrier ointments :

seng oksida, petrolatum, preparat barier non mediated.

3. Cleansing dan pengobatan anti candida

Daerah popok dibersihkan dengan air ataupun minyak mineral dan dilakukan

hatihati agar tidak terjadi kerusakan kulit akibat friksi.

4. Diaper

7

Page 8: Lapsus diaper rash

Frekuensi penggantian popok perlu diperhatikan. Popok diganti sesegera mungkin

bila telah kotor.

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Dermatitis popok (DP) = Dermatitis diaper adalah dermatitis yang pada awalnya

berlokasi didaerah yang ditutupi popok (daerah popok). Umumnya DP dijumpai pada

bayi dan anak tetapi dapat juga pada orang dewasa yang memakai popok berlama-lama.

Pada dekade terakhir ini DP menurun sejalan dengan pemakaian popok super absorben.

B. Epidemiologi

Iritasi kulit (ruam popok) adalah gangguan atau kejanggalan yang terjadi pada diri

manusia yang dipengaruhi oleh faktor fisik, kimiawi, enzimatik, dan biogenik. Insiden

ruam popok di Indonesia mencapai 7-35%, yang menimpa bayi laki-laki dan perempuan

berusia dibawah tiga tahun.

C. Etiologipatogenesis

Penyebab DP multifaktorial. Faktor inisial adalah kelembaban kulit yang

berlangsung lama. Kelembaban ini berasal dari keringat ataupun urine yang tidak dapat

menyerap akibat terhambat popok. Kelembaban ini mengakibatkan mudah terjadi friksi

antar kulit atau antara kulit dengan popok sehingga terjadi kerusakan sawar kulit. Faktor

lain adalah kontak daerah popok dengan urin, feses, enzim proteolitik dan lipolitik dari

saluran cerna, peninggian pH kulit dan paparan mikroorganisme atau bahan

iritan/alergen.

Urin akan meningkatkan pH kulit melalui pemecahan urea menjadi amonia.

Peninggian pH kulit ini akan meningkatkan aktifitas enzim protease dan lipase sehingga

terjadi kerusakan sawar kulit. Rusaknya sawar kulit akan meningkatkan permeabilitas

kulit sehingga memudahkan mikroorganisme dan bahan-bahan iritan/alergen masuk

melalui kulit dan menimbulkan gangguan dikulit.

8

Page 9: Lapsus diaper rash

D. Manifestasi klinik

Dermatitis popok mempunyai bentuk klinis yang beragam tergantung

penyebabnya.

1. Dermatitis popok kontak iritan

Merupakan bentuk DP yang paling banyak. DP ini bisa terjadi pada segala usia.

Gambaran klinis berlokasi pada daerah popok yang cembung dan berkontak erat

dengan popok. Lesinya berupa ruam yang basah, eritematous, kadang-kadang

dijumpai skuama dan erosi.

2. Dermatitis popok kandida

Merupakan bentuk DP kedua tersering. Lesi berupa plak eritema, berskuama,

berbatas tegas disertai lesi satelit. Kadang-kadang DP kandida ini bersamaan dengan

oral trush.

3. Miliaria rubra (MR)

Biasanya dijumpai pada bokong yang tertutup popok plastik yang menyebabkan

muara kelenjar ekrin yang tertutup. MR juga bisa dijumpai pada daerah lipatan, leher

dan dada bagian atas.

4. Pseudoveritocous papules dan nodules

Dijumpai pada daerah popok dan perianal dan kelainan ini disebabkan

kelembaban yang berlama-lama.

5. Infantile granular parakeratosis

Merupakan bentuk retensi keratosis dan bersifat idiopatik, ada dua bentuk klinis :

- Plak linier bilateral

- Plak eritematous geometrik

9

Page 10: Lapsus diaper rash

- Pada lipatan inguinal

6. Jacquet erosive dermatitis

Kelainan ini mempunyai gambaran lekas berupa ulkus punched-out dengan batas

tegas atau erosi dengan pinggir meninggi. Penyebabnya adalah kontak lama dengan

urin dan feses pada permukaan kulit yang tertutup. Sekarang dengan ada popok yang

superabsorben kelainan ini jarang dijumpai.

7. Granuloma gluteale infantum

Bentuk DP ini jarang dijumpai. Lesinya berupa nodul merah ungu dengan ukuran

0,5 – 3 cm, dijumpai pada daerah popok. Pada pemeriksaan histopatologi, tampak

lapisan dermis di infiltrasi limfosit, sel plasma, netrofil, eosinofil dan tidak ada

granuloma. Faktor penyebabnya antara lain faktor iritasi, infeksi kandida dan

pemakaian steroid topikal. Penatalaksanaannya adalah dengan menghindarkan pajanan

bahan iritan, penggunaan barier pasta, menghindarkan pemakaian steroid. Perbaikan

biasanya terjadi dalam beberapa bulan.

E. Diagnosis

Diagnosis awal diaper rash didasarkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik,

dimana pada inspeksi didapatkan lesi plakeritematosa pada region kruris, lesi ini

semakin bertambah dengan penggunaan popok yang tidak tepat.

F. Penatalaksanaan

Non medikamentosa

A. Air

Daerah popok dibiarkan terbuka selama mungkin agar tidak lembab, misalnya

ketika bayi tidur.

B. Barrier ointments

10

Page 11: Lapsus diaper rash

Barrier ointments dioleskan setiap kali popok diganti. Contoh barrier ointments :

seng oksida, petrolatum, preparat barier non mediated.

C. Cleansing dan pengobatan anti kandida

Daerah popok dibersihkan dengan air ataupun minyak mineral dan dilakukan hati-

hati agar tidak terjadi kerusakan kulit akibat friksi. Bila dijumpai oral trush dapat

diberi anti kandida topikal atau nistatin oral

D. Diaper

Frekuensi penggantian popok perlu diperhatikan. Popok diganti sesegera mungkin

bila telah kotor.

E. Education

Pendekatan edukasi diberikan kepada orang tua atau pengaruh bayi. Pembelajaran

dan membiasakan toilet training pada bayi akan mengurangi kebiasaan memakai

popok.

Medikamentosa

1. Kortikosteroid topikal

Kortikosteroid topikal yang dianjurkan adalah yang berpotensi ringan (mis : krim

Hidrokortison 1% - 2½ %) dan umumnya diberi untuk jangka waktu 3 – 7 hari.

Penggunaan steroid poten merupakan indikasi kontra karena dapat menimbulkan efek

samping yang cukup banyak.

2. Antifungal topikal

Nistatin atau imidazol terbukti aman dan efektif untuk pengobatan DP candida

klotrimazol dan mikonazol nitral juga dapat digunakan.

3. Anti bakterial

Bila terjadi infeksi ataupun infeksi sekunder pada DP dapat diberikan beberapa

anti mikroba, termasuk benzalkonium chlorida dan triklosan.

G. Prognosis

11

Page 12: Lapsus diaper rash

Quo ad vitam : Bonam

Quo ad functionam : Bonam

Quo ad sanationam : Bonam

BAB IV

DISKUSI

Telah dilaporkan pasien dengan keluhan utama timbulnya ruam kemerahan pada kulit, dari

anamnesis dapat di ketahui bahwa keluhan pasien timbul dan bertambah parah pada penggunaan

popok yang jarang dilakukang pergantian, setelah dilakukan pemeriksaan fisik, ditemukan lesi

ruam kemerahan pada kedua selangkangan pasien. Faktor inisial adalah kelembaban kulit yang

berlangsung lama. Kelembaban ini berasal dari keringat ataupun urine yang tidak dapat

menyerap akibat terhambat popok. Kelembaban ini mengakibatkan mudah terjadi friksi antar

kulit atau antara kulit dengan popok sehingga terjadi kerusakan sawar kulit. Kelembaban ini

terjadi akibat jarangnya pergantian popok yang telah basah akibat urine anak pada kasus diatas.

Tabel IV.1 penegakkan diagnosis kasus

Gejala klinis Diaper rash Kasus

Ruam kemerahan pada selangkangan

Riwayat penggunaan diapers

Ruam bertambah apabila kondisi

selangkangan lembab

Lesi plak eritematosa berbatas

tegas tanpa disertai squama dan

secret

Keluhan yang berkurang seiring

penghentian penggunaan popok.

Pasien telah diberi pengobatan dengan salep betamethasone, namun keluhan masih

terkadang dirasakan pasien, hal ini dikarenakan penggunaan popok yang tidak tepat dan

kebersihan daerah selangangan pasien yang kurang baik karena terlalu lembab.

12

Page 13: Lapsus diaper rash

Betametason adalah obat kortikosteroid yang mengandung fluor, mempunyai daya kerja

yang besar. Akan tetapi penggunaan obat kortikosteroid yang mengandung fluor dalam jangka

waktu lama, dapat menyebabkan pelebaran kapiler dan pembuluh nadi halus yang bersifat

permanen sampai terjadi atropi kulit. Salep hidrokortison 1 % sangat efektif untuk digunakan

dalam jangka waktu lama. Betametason dalam bentuk krim biasanya merupakan senyawa

Betametason Valerat. Indikasi dari krim ini adalah alergi dan peradangan lokal. Pengobatan

dilakukan dengan mengoleskan tipis pada kulit 2 – 3 kali sehari.

Yang terpenting dalam penatalaksanaan diaper rash adalah penggunaan popok yang tepat

dan pemelirahaan daerah genitalia anak yang tepat agar tidak lembab mengingat kulit anakmasih

sangat sensitif.

13

Page 14: Lapsus diaper rash

PENUTUP

Dermatitis popok (DP) = Dermatitis diaper adalah dermatitis yang pada awalnya

berlokasi didaerah yang ditutupi popok (daerah popok). Umumnya DP dijumpai pada bayi dan

anak tetapi dapat juga pada orang dewasa yang memakai popok berlama-lama. Pada dekade

terakhir ini DP menurun sejalan dengan pemakaian popok super absorben.

Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik dengan melihat

ujud kelainan kulit pada bayi atau anak yang menggunakan popok.

Pencegahan dapat dilakukan dengan penggantian popok sesering mungkin agar daerah

selangkangan anak atau bayi tidak terlalu lama lembab, menjaga kelembaban daerah

selangkangan anak dengan selalu mengeringkan daerah tersebut dan tidak menggunakan bedak

tabur.

Prognosa penyakit ini tergolong baik asal dengan penanganan yang tepat.

14

Page 15: Lapsus diaper rash

DAFTAR PUSTAKA

1. Laily Isro’in, dkk, 2012. Personal Hygiene (Konsep, Proses dan Aplikasi dalam Keperawatan). Graha Salemba :Yogyakarta.

2. M. Andi, 2012. Makalah Diaper Rash. (Online) (http://www.ilmupastipengungkapkebenaran . Di akses pada tanggal 1 Januari 2015)

3. Tanjung C, Dermatitis popok. (online). (http://ocw.usu.ac.id/course/download/1110000112-dermatomusculoskeletal-system/dms146_slide_dermatitis_popok.pdf . Di akses pada tangga; 1 januari 2015)

15