lapsem farset suppositoria dan solutiones

9
SUPPOSITORIA Dasar Teori Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra. Umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. (Anonim, 2014). Berdasarkan tempat pemakaiannya, suppositoria dapat digolongkan menjadi suppositoria rektal, vaginal dan uretral. Suppositoria rektal, digunakan lewat rektum/anus, berbentuk peluru, bobotnya ± 2 g; Suppositoria vaginal (ovula), digunakan lewat vagina, berbentuk bulat atau bulat telur, bobotnya ± 5 g; Suppositoria uretral (bacilla, bougies), digunakan lewat uretra, berbentuk batang dengan panjang ±14 cm untuk pria dan ±7cm untuk wanita. Bahan dasar yang digunakan untuk supositoria idealnya harus memenuhi syarat sebagai berikut: Padat pada suhu kamar sehingga dapat dibentuk dengan tangan atau dicetak, tetapi akan melunak pada suhu rektum dan dapat bercampur dengan cairan tubuh; Tidak beracun dan tidak mengiritasi; Dapat bercampur dengan berbagai macam obat; Stabil dalam penyimpanan, tidak menunjukkan perubahan warna, bau serta pemisahan obat; Kadar airnya mencukupi; Untuk basis lemak maka bilangan asam, bilangan iodium dan bilangan penyabunan harus diketahui jelas. (Syamsuni, 2006) Bahan dasar supositoria yang umum digunakan adalah lemak coklat, gelatin tergliserinasi, minyak nabati terhidrogenasi, campuran polietilen glikol (PEG) berbagai bobot molekul dan ester asam lemak polietilen glikol. Suppositoria dengan basis Oleum Cacao memiliki keburukan sebagai berikut: meleleh pada udara yg panas, dalam penyimpanan jangka panjang dapat menjadi tengik, memiliki sifat polimorfisme (mempunyai banyak bentuk kristal), sering bocor selama pemakaian (keluar dari rektum), tidak dapat larut dengan cairan sekresi) Suppositoria dengan bahan dasar PEG tidak mengiritasi atau merangsang, tidak ada masalah dengan titik leburnya jika dibandingkan dengan oleum cacao dan tetap kontak dengan lapisan mukosa karena tidak leleh dalam suhu tubuh. Kerugiannya, suppositoria ini akan menarik cairan dari jaringan tubuh setelah dimasukkan sehingga terjadi rasa

Upload: faishalmahdi

Post on 28-Sep-2015

21 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Dasar teori praktikum farmasetika suppositoria dan larutan

TRANSCRIPT

SUPPOSITORIADasar TeoriSuppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra. Umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. (Anonim, 2014). Berdasarkan tempat pemakaiannya, suppositoria dapat digolongkan menjadi suppositoria rektal, vaginal dan uretral. Suppositoria rektal, digunakan lewat rektum/anus, berbentuk peluru, bobotnya 2 g; Suppositoria vaginal (ovula), digunakan lewat vagina, berbentuk bulat atau bulat telur, bobotnya 5 g; Suppositoria uretral (bacilla, bougies), digunakan lewat uretra, berbentuk batang dengan panjang 14 cm untuk pria dan 7cm untuk wanita.Bahan dasar yang digunakan untuk supositoria idealnya harus memenuhi syarat sebagai berikut: Padat pada suhu kamar sehingga dapat dibentuk dengan tangan atau dicetak, tetapi akan melunak pada suhu rektum dan dapat bercampur dengan cairan tubuh; Tidak beracun dan tidak mengiritasi; Dapat bercampur dengan berbagai macam obat; Stabil dalam penyimpanan, tidak menunjukkan perubahan warna, bau serta pemisahan obat; Kadar airnya mencukupi; Untuk basis lemak maka bilangan asam, bilangan iodium dan bilangan penyabunan harus diketahui jelas. (Syamsuni, 2006) Bahan dasar supositoria yang umum digunakan adalah lemak coklat, gelatin tergliserinasi, minyak nabati terhidrogenasi, campuran polietilen glikol (PEG) berbagai bobot molekul dan ester asam lemak polietilen glikol. Suppositoria dengan basis Oleum Cacao memiliki keburukan sebagai berikut: meleleh pada udara yg panas, dalam penyimpanan jangka panjang dapat menjadi tengik, memiliki sifat polimorfisme (mempunyai banyak bentuk kristal), sering bocor selama pemakaian (keluar dari rektum), tidak dapat larut dengan cairan sekresi)Suppositoria dengan bahan dasar PEG tidak mengiritasi atau merangsang, tidak ada masalah dengan titik leburnya jika dibandingkan dengan oleum cacao dan tetap kontak dengan lapisan mukosa karena tidak leleh dalam suhu tubuh. Kerugiannya, suppositoria ini akan menarik cairan dari jaringan tubuh setelah dimasukkan sehingga terjadi rasa tersengat. Untuk mengatasinya suppositoria harus dicelupkan ke air sebelum digunakan. Selain itu suppositoria tipe ini dapat memperpanjang waktu disolusi sehingga menghambat pelepasan obat.Suppositoria dengan bahan dasar gelatin dapat memberikan efek yang cukup lama, lebih lambat melunak dan lebih mudah bercampur dengan cairan tubuh dibandingkan dengan oleum Cacao, kekurangannya: gelatin bersifat higroskopis, harus terlindung dari udara lembab agar bentuk dan konsistensinya terjaga; selain itu diperlukan penambahan pengawet karena gelatin adalah media yg baik bagi bakteri untuk tumbuhUntuk menghindari hilangnya massa selama pembuatan, penimbangan bahan selalu dilakukan berlebih dan untuk menghindari pelekatan massa pada cetakan maka sebelumnya cetakan dibasahi dengan paraffin, minyak lemak atau Spiritus Saponatus (yang terakhir tidak dapat digunakan untuk suppositoria mengandung garam logam, karena akan bereaksi dengan sabunnya)Keuntungan penggunaan obat dengan bentuk suppositoria antara lain (Anief, 1997):1. Menghindari iritasi pada lambung2. Menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan dan asam lambung3. Obat dapat langsung masuk ke dalam saluran darah, sehingga kerjanya lebih cepat daripada obat yang dipakai per oral.4. Baik untuk pasien yang mudah muntah atau tidak sadar.Di sisi lain, penggunaan suppositoria juga memiliki kerugian, yaitu (Allen, L. V., 2008, Suppositories, Pharmaceutical Press, London):1. Menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasien saat pemakaiannya2. Untuk obat yang indeks terapinya rendah, seperti Aminofilin, terdapat resiko toksisitas.3. Defekasi dapat mengganggu proses penyerapan obat, terutama jika obatnya mengiritasi4. Cairan di dalam rektum lebih sedikit daripada di usus halus, ini dapat mempengaruhi laju disolusi.5. Ada obat yang dapat didegradasi oleh mikroflora yang hidup di dalam rektum.

Uraian BahanASAM BORATACIDUM BORICUMH3BO3 BM 61,83Pemerian Hablur, serbuk hablur putih atau sisik mengkilap tidak berwarna; kasar; tidak berbau; rasa agak asam dan pahit kemudian manis.Kelarutan Larut dalam 20 bagian air, dalam 3 bagian air mendidih, dalam 16 bagian etanol 95% P dan dalam 5 bagian gliserol P.Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik (Anonim, 1978)BALSAM PERUBALSAMUM PERUVIANUMBalsam Peru adalah eksudat kental yang diperoleh dari batang Myroxylon pereirae (Royle) Klotzch yang telah dihanguskan dan dilukai, mengandung minyak aromatic yang tidak berwarna tidak kurang dari 53% dan tidak lebih dari 66% dan sering disebut sinamein yang merupakan campuran benzilbenzoat dan benzil sinamat; damar, tidak kurang dari 20% dan tidak lebih dari 28%; asam sinamat tidak kurang dari 10% dan tidak lebih dari 22% dan sedikit vanillin.Pemerian Cairan kental, lengket tidak berserat; coklat tua, dalam lapisan tipis berwarna cokelat, transparan kemerahan; bau aromatic khas menyerupai vanillin.Kelarutan Larut dalam kloroform P; sukar larut dalam eter P, dalam eter minyaktanah P dan dalam asam asetat glasial P.Bobotjenis 1,140 sampai 1,170 Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik (Anonim, 1978)BISMUT SUBNITRATBismuth SubnitrateBismut hidroksida nitrat oksida [1304-85-4]Bi5O(OH)9(NO3)4 BM 1461,99Bismut Subnitrat adalah garam basa mengandung setara tidak kurang dari 79,0% Bi2O3 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.Pemerian Serbuk; putih; agak higroskopis.Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol; mudah larut dalam asam klorida dan dalam asam nitrat.Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. (Anonim, 2014)CERA FLAVAMALAM KUNINGMalam Kuning adalah hasil pemurnian malam dari sarang madu lebah Apis mellifera Linne (Familia Apidae).Pemerian Padatan; kuning sampai coklat keabuan; berbau enak seperti madu. Agak rapuh bila dingin, dan bila patah membentuk granul, patahan non-hablur. Menjadi lunak oleh suhu tangan. Bobot jenis lebihkurang 0,95.Kelarutan Tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol dingin. Etanol mendidih melarutkan asam serotat dan sebagian dari mirisin, yang merupakan kandungan malam kuning. Larut sempurna dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak dan dalam minyak atsiri. Larut sebagian dalam benzen dan karbon disulfida dingin; pada suhu lebih kurang 30 larut sempurna dalam benzen, dan dalam karbon disulfida.Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. (Anonim, 2014)KARMINOLEUM CACAOLemak CoklatLemak coklat adalah lemak coklat padat yang diperoleh dengan pemerasan panas biji Theobroma cacao L. yang telah dikupas dan dipanggang.Pemerian Lemak padat, putih kekuningan; bau khas aromatic; rasa khas lemak; agak rapuh.Kelarutan Sukar larut dalam etanol 95% P; mudah larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam eter minyak tanah P.Suhu lebur 31 sampai 34Bilangan asam Tidak lebih dari 4,0Bilangan iodum 35 sampai 40Bilangan penyabunan 188 sampai 196 (Anonim, 1995)ZINK OKSIDAZINCI OXYDUMZnO BM 81,38Pemerian Serbuk amorf, sangat halus, putih atau putih kekuningan; tidak berbau; lambat laun menyerap karbon dioksida dari udara.Kelarutan Tidak larut dalam air dan dalam etanol; larut dalam asam encer.Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. (Anonim, 1995)

TriviaIngat ZnO dan Asam Borat diayak terlebih dahulu dengan ayakan B50 (50 lubang dalam 1 inci) untuk menghindari iritasi lokal.Balsam Peru ditimbang di atas gelas arloji, ditambahkan TERAKHIR saat campuran bahan sudah dingin karena kalau ditambahkan saat panas akan menimbulkan bercak merah kecoklatan.Idealnya Cera Flava dilelehkan duluan karena titik leburnya lebih tinggi dari Oleum Cacao, jadi tidak banyak Oleum Cacao yang menguap. Fungsi Cera Flava sendiri menaikkan titik leleh Oleum Cacao dan meningkatkan daya serap lemak terhadap air. Oleum Cacao yang dilelehkan hanya sepertiganya, untuk menghindari kehilangan berat karena penguapan dalam jumlah tinggi serta untuk mendapatkan Kristal yang stabil (bentuk beta) sehingga sediaan jadinya nanti stabil dalam penyimpanan.Kan udah dingin tuh, dipanaskan lagi supaya bisa dituang ke cetakan tapi jangan terlalu panas nanti Oleum Cacaonya entah menguap atau berubah ke bentuk Kristal yang tidak stabil.

SOLUTIONESDasar TeoriLarutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia yang terlarut, sebagai pelarut digunakan air suling kecuali dinyatakan lain (Anief, 1997). Dikatakan larutan atau solutio apabila zat terlarut dalam sediaan hanya satu, apabila suatu sediaan mengandung zat terlarut lebih dari satu disebut Mixtura. Larutan dapat digolongkan menurut cara pemberiannya, misalnya Larutan oral (termasuk eliksir, yang menggunakan etanol 90% sebagai pelarut; sirop, yang mengandung sukrosa 64-66% atau gula lain dengan kadar tinggi; netralisasi; saturation; potio effervescent), larutan topikal (termasuk epitema, obat kompres untuk mendinginkan bagian yang sakit dan panas karena radang atau mengeringkan luka bernanah), larutan untuk mata (collyrium - obat cuci mata, guttae opthalmicae obat tetes mata), larutan untuk telinga (guttae auriculares obat tetes telinga), larutan untuk hidung (collunarium obat cuci hidung, guttae nasals obat tetes hidung, inhalationes obat semprot hidung), larutan untuk mulut (collutoriumm obat cuci mulut, gargarisma obat kumur, litus oris obat oles bibir, guttae oris obat tetes mulut), larutan untuk anus (lavement, clysma, enema), larutan untuk vagina (douche) dan larutan yang digunakan secara parenteral (injeksi).Bahan yang biasa digunakan sebagai pelarut adalah: Air, untuk melarutkan bermacam-macam garam; Spiritus, untuk melarutkan kamfer, iodin, mentol; Gliserin untuk melarutkan tannin, boraks, fenol; Eter, untuk melarutkan kamfer, fosfor, sublimat; Minyak, untuk melarutkan kamfer, mentol; Parafin cair, untuk melarutkan cera, cetaceum, minyak-minyak, kamfer, mentol, klorbutanol; Kloroform, untuk melarutkan minyak-minyak dan lemak.Pernyataan kelarutan zat dalam sekian bagian tertentu pelarut, menunjukkan bahwa 1 bagian bobot zat padat atau 1 bagian volume zat cair larut dalam sekian bagian volume tertentu pelarut. Kelarutan suatu zat yang tidak diketahui secara pasti dapat dinyatakan dengan istilah berikut (Anonim, 2014):Istilah kelarutanJumlah bagian pelarut yang diperlukan untuk melarutkan 1 bagian zat

Sangat mudah larutKurang dari 1

Mudah larut1 sampai 10

Larut10 sampai 30

Agak sukar larut30 sampai 100

Sukar larut100 sampai 1000

Sangat sukar larut1000 sampai 10.000

Praktis tidak larutLebih dari 10.000

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan antara lain (Syamsuni, 2006):1. Sifat polaritas zat terlarut dan pelarut (like dissolves like)2. Co-solvency (modifikasi polaritas sistem pelarut terhadap zat terlarut)3. Sifat kelarutan (misalnya kebanyakan garam klorida, garam nitrat dan garam sulfat larut dalam air, sementara hampir semua garam karbonat, garam fosfat, oksida dan hidroksida tidak larut dalam air)4. Temperatur (ada zat yang kelarutannya naik jika temperaturnya dinaikkan, disebut eksoterm, dan ada pula zat yang kelarutan justru akan turun seiring naiknya temperatur, zat seperti ini disebut endoterm)5. Salting out (adanya zat terlarut tertentu yang menurunkan kelarutan zat utama)6. Salting in (adanya zat terlarut tertentu yang menaikkan kelarutan zat utama)7. Pembentukan kompleks (terjadinya interaksi antara senyawa tidak larut dengan zat yang larut membentuk senyawa kompleks yang larut) Keuntungan dari sediaan bentuk larutan antara lain: 1. Merupakan campuran homogen2. Dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan3. Mudah untuk diencerkan4. Obat cepat diabsorpsi, sehingga kerja awalnya lebih cepat5. Mudah diberi pemanis, pengharum dan pewarna sehingga cocok diberikan pada anak-anakSedangkan kerugiannya: 1. Volume dalam bentuk larutan lebih besar2. Ada obat yang tidak stabil dalam larutan3. Ada obat yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam larutan

Uraian BahanAQUA DESTILLATAAIR MURNIPurified WaterH2O BM 18,02Air Murni adalah air yang memenuhi persyaratan air minum, yang dimurnikan dengan cara destilasi, penukar ion, osmosis balik atau proses lain yang sesuai. Tidakmengandung zat tambahan lain.Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna; tidak berbau.Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. (Anonim, 2014)IODUMIodineIodum [7553-56-2] I BA 126,90Iodum mengandung tidak kurang dari 99,8% dan tidak lebih dari 100,5% I.Pemerian Keping atau granul; berat; hitam keabuabuan; bau khas; berkilau seperti metal.Kelarutan Sangat sukar larut dalam air mudah larut dalam karbon disulfida, kloroform, karbon tetraklorida dan eter; larut dalam etanol dan larutan iodida; agak sukar larut dalam gliserin. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. (Anonim, 2014)KALIUM IODIDAPotassium IodideKalium iodida [7681-11-0]KI BM 166,00Kalium Iodida mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,5% KI, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.Pemerian Hablur heksahedral; transparan atau tidak berwarna atau agak buram dan putih atau serbuk granul putih; agak higroskopik. Larutan menunjukkan reaksi netral atau basa terhadap lakmus.Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, terlebih dalam air mendidih; mudah larut dalam gliserin; larut dalam etanolWadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. (Anonim, 2014)

TriviaPertimbangan dalam memilih pelarut: toksisitas, ekonomisitas, kecocokan dengan bahan lain dalam resep, pemerian (rasa, bau, dan warna).Hal yang perlu diperhatikan: pH, suhu, ukuran partikel, pengadukan Mengapa Iodium diambil dengan sendok porselen? Karena ia merupakan oksidator kuat.Mengapa Iodium ditimbang dalam botol timbang? Karena Iodium mudah menguap, dan uap yang dihasilkan tidak baik untuk kesehatan. Selain itu Iodium juga menempel di kertas timbang sehingga dapat mengurangi bobot.Penambahan Iodium ke larutan jenuh KI harus sedikit-sedikit, tapi juga harus cepat agar Iodium dapat larut sempurna namun tidak sempat menguap.KI + I2 -> KI3 (larut dalam air)Larutan yang sudah jadi dimasukkan dalam botol berwarna coklat untuk melindungi sediaan dari cahaya yg dapat menyebabkan oksidasi; botol juga harus tertutup rapat agar tidak terjadi penguapan.

Kerangka pembahasan: Isi perintah dalam resep -> fungsi masing-masing komponen -> Langkah-langkah pembuatan sediaan dan penjabaran (alasan)nya -> Etiket dan aturan pakai -> Bagaimana sediaan hasil buatan praktikanSelipkan juga problema yang ada di resep.Kerangka kesimpulan: Sediaannya apa dan fungsinya apa -> Apakah buatan praktikan sudah bagus atau belum -> Aturan pakainya bagaimana.