jurnal suppositoria
TRANSCRIPT
No. Resep : 08
Sediaan : Suppositoria
A. DASAR TEORI
Menurut FI III, suppositoria adalah sediaan padat yang digunakan melalui
dubur, umumnya berbentuk torpedo, dapat melarut, melunak atau meleleh pada
suhu tubuh. Menurut FI IV, Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai
bobot dan bentuk yang diberikan melalui rektal, vagina, maupun uretra, berbentuk
edo, dapat melunak, melarut, atau meleleh pada suhu tubuh, dan efek yang
ditimbulkan adalah efek sistemik atau lokal (5).
Menurut jenisnya, suppositoria terbagi menjadi : (5)
1). Suppositoria Rektal / Analia
Untuk dewasa kalau tidak dinyatakan lain beratnya adalah 3 g; bentuk
lonjong pada salah satu atau kedua ujungnya, sedangkan untuk anak-anak
kalau tidak dinyatakan lain beratnya adalah 2 g.
2). Suppositoria vaginal / ovula
Berbentuk bulat atau bulat telur, umumnya memiliki berat 5-15 g, sering
disebut tablet vaginal.
3). Suppositoria urethal
Ukuran untuk pria adalah panjang 125-140 mm, diameter 3-6 mm, massa
4 g. Sedangkan untuk wanita panjangnya 50-70 mm dan massanya 2 g
(setengah ukuran laki-laki).
Keuntungan sediaan obat dalam bentuk suppositoria antara lain dapat
menghindari terjadinya iritasi pada lambung, dapat menghindari kerusakan obat
oleh enzim pencernaan, langsung dapat masuk ke saluran pembuluh darah
sehingga akan memberikan efek yang lebih cepat dibanding obat per oral, bagi
No. Resep : 08
Sediaan : Suppositoria
pasien yang mudah muntah atau tidak sadar, menghindari biotransformasi hati /
sirkulasi portal serta bila obat ditujukan untuk efek local. Sedangkan kerugiannya
antara lain cara pakai tidak menyenangkan, absorbsi obat seringkali tidak teratur /
sukar diramalkan, tidak dapat disimpan dalam suhu ruangan, serta tidak semua
obat bisa dibuat suppositoria (3).
Penggunaan suppositoria antara lain : (3)
1). Penggunaan lokal
Penggunaan lokal contohnya untuk memudahkan defekasi serta
mengobati gatal, iritasi, dan inflamasi karena hemoroid.
2). Penggunaan sistemik
Penggunaan sistemik contohnya aminofilin dan teofilin untuk asma,
chlorprozamin untuk anti muntah, chloral hydrat untuk sedatif dan
hipnotif, aspirin untuk analgenik antipiretik
Basis adalah bahan dasar untuk pembuatan suppositoria. Basis harus
memenuhi syarat antara lain dapat meleleh / melarut dalam suhu tubuh, dapat
melepaskan obatnya, tidak toksik dan tidak menyebabkan iritasi, stabil dalam
penyimpanan, mudah dituang dan mudah membeku kembali, tidak melekat pada
alat cetakan dan mudah diambil serta dapat bercampur dengan semua obat dan
bersifat netral. Basis yang lazim digunakan antara lain basis lemak contohnya
Oleum Cacao, basis larut air misalnya P.E.G serta basis dari bahan gelatin (4).
No. Resep : 08
Sediaan : Suppositoria
B. RESEP
1. Resep Asli
2. Cara Kerja
1. Cetakan suppositoria dibersihkan dan diolesi paraffin liq.
2. Timbangan bahan-bahannya.
3. Oleum cacao dan cera flava dilelehkan di dalam cawan porselin diatas
water bath sampai kira-kira 1/3 bagiannya meleleh.
4. Gerus bahan-bahannya dalam mortar, aduk homogen dan tuangkan
lelehan oleum cacao kedalam mortar. Tambahkan sisa oleum cacao
dan aduk homogen.
5. Tuangkan massa kedalam cetakan suppositoria sesuai resep, diamkan
sebentar, masukkan kedalam lemari es sampai membeku. Suppositoria
R/ Bals. Peruv. 3,0
Acid Boric
Zinci Oxyd. Aa 8,6
Bismuth Subnitrat 1,8
Ultramaryn 0,1
Ol. Cacao 38,0
Cera Flav. 2,4
M.F.Suppos.Pond. 2,6 G
S.P.R.N. Supp. I
Da Ii Supp
Pro : Tn. Ahmad
No. Resep : 08
Sediaan : Suppositoria
dilepas dari cetakan dan ditimbang satu persatu sesuai bobot
suppositoria.
6. Masukkan kedalam wadah dan beri etiket
3. Etiket
4. Khasiat
Khasiat resep diatas adalah untuk mengobati gatal, iritasi dan inflamasi
karena hemoroid serta untuk memudahkan defekasi. Balsam Peruvanium dan
Asam Borat berfungsi sebagai antiseptikum ekstern, Zinc Oksida berfungsi
sebagai antiseptikum lokal dan Bismut Subnitrat berfungsi sebagai adstringen
saluran pencernaan.
APOTEK SEJAHTERAJl. Sumatra No. 90 kendari
Apoteker : Dian Ariastika, S.Farm, AptSIK : No. 567789
Tgl, 15 April 2011
No. : 08Nama Obat : Bismut SubnitratNama Pasien : Tn. Ahmad
Obat luar
No. Resep : 08
Sediaan : Suppositoria
C. PEMBAHASAN
1. Resep Lengkap
Dr. Aminah
Jl. Martadu II/9
Kendari – 0401 396693
SIP : No. 99/K/92
Kendari, 14 April 2011
R/ Bals. Peruv. 3,0
Acid Boric
Zinci Oxyd. Aa 8,6
Bismuth Subnitrat 1,8
Ultramaryn 0,1
Ol. Cacao 38,0
Cera Flav. 2,4
M.F.Suppos.Pond. 2,6 G
S.P.R.N. Supp. I
Da Ii Supp
Paraf Dokter
Pro : Tn. Ahmad
Umur : 40 tahun
Alamat : Jl. Melati no. 107
No. Resep : 08
Sediaan : Suppositoria
2. Copy Resep
APOTEK SEJAHTERAAlamat : Jl. Sumatra No. 90 KendariSIA : No. 345677Nama APA : Dian Ariastika, S.Farm, AptSIK : F1F1 10 030
APOGRAPH
Tertulis tgl : 14 April 2011 No. R/ : 08Oleh : dr. Aminah Tgl : 15 April 2011Pro : Tn. Ahmad
R/ Bals. Peruv. 3,0Acid Boric Zinci Oxyd. Aa 8,6Bismuth Subnitrat 1,8Ultramaryn 0,1Ol. Cacao 38,0Cera Flav. 2,4 M.F.Suppos.Pond. 2,6 GS.P.R.N. Supp. I
Da Ii Supp
det
pcc
paraf/tanda tangan cap apoteker pengelola apotik
Dian Ariastika, S.Farm, Apt
No. Resep : 08
Sediaan : Suppositoria
Keterangan :
R/ = recipe = raciklah
M.F.Suppos.Pond. = misce fac suppositoria pondus… = campur dan
buatlah suppositoria dengan berat…
Da Ii Supp = da in suppositoria = berikan dalam bentuk suppositoria
Pro = probandus = pasien
Det = detur = telah diberikan
Pcc = pro copy conform = sesuai dengan resep asli
3. Uraian Bahan
a. Balsamum Peruvanium (1)
1. Nama Resmi : Balsamum Peruvanium
2. Nama Sinonim : Balsam Peru
3. Pemerian : cairan kental, lengket tidak berserat, coklat tua,
dalam lapisan tipis berwarna coklat, transparan
kemerahan, bau aromatic khas menyerupai
vanillin.
4. Kelarutan : larut dalam kloroform P, sukar larut dalam eter
P, dalam eter minyak tanah P, dan dalam asam
asetat glasial P.
5. Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
6. Khasiat : antiseptikum ekstern
No. Resep : 08
Sediaan : Suppositoria
b. Acidum boricum (1)
1. Nama Resmi : Acidum Boricum
2. Nama Sinonim : Asam Borat
3. Rumus Molekul : H3BO3
4. Berat Molekul : 61,83
5. Pemerian : hablur, serbuk hablur putih atau sisik mengkilat
tidak berwarna, kasar, tidak berbau, rasa agak
asam dan pahit kemudian manis
6. Kelarutan : larut dalam 20 bagian air, dalam 3 bagian air
mendidih, dalam 16 bagian etanol (95%) P dan
dalam 5 bagian gliserol P
7. Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
8. Khasiat : antiseptikum ekstern
c. Zinci Oxydum (1)
1. Nama Resmi : Zinci Oxydum
2. Nama Sinonim : Seng Oksida
3. Rumus Molekul : ZnO
4. Berat Molekul : 81,38
5. Pemerian : serbuk amorf, sangat halus, putih atau putih
kekuningan, tidak berbau, tidak berasa
6. Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol
(95%) P, larut dalam asam mineral encer dan
dalam larutan alkali hidroksida
No. Resep : 08
Sediaan : Suppositoria
7. Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
8. Khasiat : antiseptikum lokal
d. Bismut Subnitrat (1)
1. Nama Resmi : Bismuthi Subnitras
2. Nama Sinonim : Bismut Subnitrat
3. Pemerian : serbuk hablur renik, putih, tidak berbau, tidak
berasa, berat
4. Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dan dalam pelarut
organik, larut sempurna dalam asam klorida P dan
dalam asam nitrat P
5. Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya
6. Khasiat : adstringen saluran pencernaan
e. Oleum Cacao (1)
1. Nama Resmi : Oleum Cacao
2. Nama Sinonim : lemak coklat
3. Pemerian : lemak padat, putih kekuningan, bau khas
aromatik, rasa khas lemak, agak rapuh
4. Kelarutan : sukar larut dalam etanol (95%) P, mudah larut
dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam eter
minyak tanah P
5. Khasiat : zat tambahan
No. Resep : 08
Sediaan : Suppositoria
f. Cera Flava (1)
1. Nama Resmi : Cera Flava
2. Nama Sinonim : malam kuning
3. Pemerian : zat padat, coklat kekuningan, bau enak seperti
madu, agak rapuh jika dingin, menjadi elastik jika
hangat dan bekas patahan buram dan berbutir-
butir
4. Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, sukar larut dalam
etanol (95%) P, larut dalam kloroform P, dalam
eter P hangat, dalam minyak lemak dan dalam
minyak atsiri
5. Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
6. Khasiat : zat tambahan
4. Perhitungan dan Penimbangan Bahan
R/ Bals. Peruv. 3,0
Acid Boric
Zinci Oxyd. Aa 8,6
Bismuth Subnitrat 1,8
Ultramaryn 0,1
Ol. Cacao 38,0
Cera Flav. 2,4
M.F.Suppos.Pond. 2,6 G
S.P.R.N. Supp. I
Da Ii Supp
No. Resep : 08
Sediaan : Suppositoria
5. Pembahasan
Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk
yang diberikan melalui rektal, vagina, maupun uretra, berbentuk torpedo,
dapat melunak, melarut, atau meleleh pada suhu tubuh, dan efek yang
ditimbulkan adalah efek sistemik atau local.
Alasan bentuk sediaan suppositoria dalam resep ini adalah karena obat
ditujukan untuk efek lokal yaitu untuk memudahkan defekasi. Obat dapat
langsung masuk ke saluran pembuluh darah sehingga akan memberikan efek
yang lebih cepat dibanding obat per oral. Aksi kerja awal akan cepat
diperoleh, karena obat diabsorpsi melalui mukosa rectum dan langsung masuk
ke dalam sirkulasi darah. Selain itu, sediaan suppositoria juga dapat mencegah
terjadinya iritasi pada lambung, menghindari kerusakan obat oleh enzim di
dalam saluran gastrointestinal, serta perubahan obat secara biokimia di dalam
hati.
Tujuan pengobatan pada resep ini adalah untuk memudahkan defekasi,
mengobati gatal dan iritasi akibat kuman bakteri serta mengobati inflamasi
(peradangan) akibat kesulitan defekasi tersebut. Balsam Peruvanium dan
Asam Borat berfungsi sebagai antiseptikum ekstern, yaitu zat yang dapat
membunuh mikroorganisme pada jaringan hidup di permukaan tubuh. Zinc
Oksida berfungsi sebagai antiseptikum local, yaitu zat yang dapat membunuh
mikroorganisme pada jaringan di dalam tubuh. Bismut Subnitrat berfungsi
sebagai adstringen saluran pencernaan.
No. Resep : 08
Sediaan : Suppositoria
Berdasarkan resep yang ada, suppositoria dibuat dengan massa 2,6
gram tiap satu suppositoria. Bahan- bahan yang ditimbang antara lain 3,0
gram balsam peru, 8,6 zinc oksida, 1,8 gram bismuth subnitrat, 0,1
ultramaryn, 38 gram oleum cacao dan 2,4 gram cera flava. Massa basis oleum
cacao yang digunakan disesuaikan dengan jumlah nilai tukar masing-masing
bahan obat yang tertera.
Suppositoria digunakan pada saat sebelum defekasi atau pada malam
hari agar bahan obat dapat terabsorpsi sempurna oleh tubuh. Untuk sekali
pakai, digunakan satu buah suppositoria. Penggunaannya pertama-tama,
cucilah tangan terlebih dahulu. Lalu buka bungkus alumunium foil dan
lunakkan suppositoria dengan air. Setelah itu berbaring miring dengan tungkai
yang di bawah lurus, dan yang di atas ditekuk. Masukkan suppositoria ke
dalam anus dengan menggunakan jari kira-kira 2 cm dan terus berbaring
selama 15 menit. Terakhir cuci tangan setelah memasukkan suppositoria. Jika
suppositoria terlalu lunak untuk dimasukkan, dinginkan dalam lemari
pendingin selama 30 menit atau direndam dengan air dingin sebelum
membuka bungkus aluminium foil.
Penyimpanan suppositoria dalam wadah tertutup baik dan ditempat
yang sejuk pada suhu 5-15oC agar suppositoria tidak menjadi lembek dan
tidak bisa digunakan. Etiket yang digunakan adalah etiket berwarna biru,
karena resep ini ditujukan untuk pemakaian luar (topikal) serta tertera kata
“obat luar”. Dalam perdagangan, contoh sediaan paten suppositoria antara lain
dulcolax, anusol, anusol HC dan rako.
No. Resep : 08
Sediaan : Suppositoria
D. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan, kesimpulan yang dapat diambil adalah :
a. Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk
yang diberikan melalui rektal, vagina, maupun uretra, berbentuk
torpedo, dapat melunak, melarut, atau meleleh pada suhu tubuh, dan
efek yang ditimbulkan adalah efek sistemik atau lokal.
b. Suppositoria digunakan pada saat sebelum defekasi atau pada malam
hari agar bahan obat dapat terabsorpsi sempurna oleh tubuh. Untuk
sekali pakai, digunakan satu buah suppositoria.
c. Tujuan pengobatan pada resep ini adalah untuk memudahkan defekasi,
mengobati gatal dan iritasi akibat kuman bakteri serta mengobati
inflamasi (peradangan) akibat kesulitan defekasi tersebut.
2. Saran
Saran yang dapat diberikan adalah :
a). Praktikan harus lebih serius, teliti dan cermat selama praktikum,
terutama pada saat penimbangan bahan.
b). Praktikan harus selalu menjaga kebersihan alat-alat praktikum dan
laboratorium.
No. Resep : 08
Sediaan : Suppositoria
DAFTAR PUSTAKA
(1) Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI : Jakarta.
(2) Anonim, 2010, ISO Indonesia, Volume 45, Ikatan Apoteker Indonesia: Jakarta.
(3) Anief, M., 1991, Ilmu meracik Obat, UGM-Press : Yogyakarta.
(4) Syamsuni, 2006, Farmasetika Dasar dan Perhitungan Farmasi, EGC: Jakarta.
(5) Syamsuni, 2006, Ilmu Resep, EGC : Jakarta.