jurnal suppositoria

26
No. Resep : 08 Sediaan : Suppositoria A. DASAR TEORI Menurut FI III, suppositoria adalah sediaan padat yang digunakan melalui dubur, umumnya berbentuk torpedo, dapat melarut, melunak atau meleleh pada suhu tubuh. Menurut FI IV, Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk yang diberikan melalui rektal, vagina, maupun uretra, berbentuk edo, dapat melunak, melarut, atau meleleh pada suhu tubuh, dan efek yang ditimbulkan adalah efek sistemik atau lokal (5). Menurut jenisnya, suppositoria terbagi menjadi : (5) 1). Suppositoria Rektal / Analia Untuk dewasa kalau tidak dinyatakan lain beratnya adalah 3 g; bentuk lonjong pada salah satu atau kedua ujungnya, sedangkan untuk anak-anak kalau tidak dinyatakan lain beratnya adalah 2 g.

Upload: ziena-elfira

Post on 31-Jul-2015

2.980 views

Category:

Documents


164 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Suppositoria

No. Resep : 08

Sediaan : Suppositoria

A. DASAR TEORI

Menurut FI III, suppositoria adalah sediaan padat yang digunakan melalui

dubur, umumnya berbentuk torpedo, dapat melarut, melunak atau meleleh pada

suhu tubuh. Menurut FI IV, Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai

bobot dan bentuk yang diberikan melalui rektal, vagina, maupun uretra, berbentuk

edo, dapat melunak, melarut, atau meleleh pada suhu tubuh, dan efek yang

ditimbulkan adalah efek sistemik atau lokal (5).

Menurut jenisnya, suppositoria terbagi menjadi : (5)

1). Suppositoria Rektal / Analia

Untuk dewasa kalau tidak dinyatakan lain beratnya adalah 3 g; bentuk

lonjong pada salah satu atau kedua ujungnya, sedangkan untuk anak-anak

kalau tidak dinyatakan lain beratnya adalah 2 g.

2). Suppositoria vaginal / ovula

Berbentuk bulat atau bulat telur, umumnya memiliki berat 5-15 g, sering

disebut tablet vaginal.

3). Suppositoria urethal

Ukuran untuk pria adalah panjang 125-140 mm, diameter 3-6 mm, massa

4 g. Sedangkan untuk wanita panjangnya 50-70 mm dan massanya 2 g

(setengah ukuran laki-laki).

Keuntungan sediaan obat dalam bentuk suppositoria antara lain dapat

menghindari terjadinya iritasi pada lambung, dapat menghindari kerusakan obat

oleh enzim pencernaan, langsung dapat masuk ke saluran pembuluh darah

sehingga akan memberikan efek yang lebih cepat dibanding obat per oral, bagi

Page 2: Jurnal Suppositoria

No. Resep : 08

Sediaan : Suppositoria

pasien yang mudah muntah atau tidak sadar, menghindari biotransformasi hati /

sirkulasi portal serta bila obat ditujukan untuk efek local. Sedangkan kerugiannya

antara lain cara pakai tidak menyenangkan, absorbsi obat seringkali tidak teratur /

sukar diramalkan, tidak dapat disimpan dalam suhu ruangan, serta tidak semua

obat bisa dibuat suppositoria (3).

Penggunaan suppositoria antara lain : (3)

1). Penggunaan lokal

Penggunaan lokal contohnya untuk memudahkan defekasi serta

mengobati gatal, iritasi, dan inflamasi karena hemoroid.

2). Penggunaan sistemik

Penggunaan sistemik contohnya aminofilin dan teofilin untuk asma,

chlorprozamin untuk anti muntah, chloral hydrat untuk sedatif dan

hipnotif, aspirin untuk analgenik antipiretik

Basis adalah bahan dasar untuk pembuatan suppositoria. Basis harus

memenuhi syarat antara lain dapat meleleh / melarut dalam suhu tubuh, dapat

melepaskan obatnya, tidak toksik dan tidak menyebabkan iritasi, stabil dalam

penyimpanan, mudah dituang dan mudah membeku kembali, tidak melekat pada

alat cetakan dan mudah diambil serta dapat bercampur dengan semua obat dan

bersifat netral. Basis yang lazim digunakan antara lain basis lemak contohnya

Oleum Cacao, basis larut air misalnya P.E.G serta basis dari bahan gelatin (4).

Page 3: Jurnal Suppositoria

No. Resep : 08

Sediaan : Suppositoria

B. RESEP

1. Resep Asli

2. Cara Kerja

1. Cetakan suppositoria dibersihkan dan diolesi paraffin liq.

2. Timbangan bahan-bahannya.

3. Oleum cacao dan cera flava dilelehkan di dalam cawan porselin diatas

water bath sampai kira-kira 1/3 bagiannya meleleh.

4. Gerus bahan-bahannya dalam mortar, aduk homogen dan tuangkan

lelehan oleum cacao kedalam mortar. Tambahkan sisa oleum cacao

dan aduk homogen.

5. Tuangkan massa kedalam cetakan suppositoria sesuai resep, diamkan

sebentar, masukkan kedalam lemari es sampai membeku. Suppositoria

R/ Bals. Peruv. 3,0

Acid Boric

Zinci Oxyd. Aa 8,6

Bismuth Subnitrat 1,8

Ultramaryn 0,1

Ol. Cacao 38,0

Cera Flav. 2,4

M.F.Suppos.Pond. 2,6 G

S.P.R.N. Supp. I

Da Ii Supp

Pro : Tn. Ahmad

Page 4: Jurnal Suppositoria

No. Resep : 08

Sediaan : Suppositoria

dilepas dari cetakan dan ditimbang satu persatu sesuai bobot

suppositoria.

6. Masukkan kedalam wadah dan beri etiket

3. Etiket

4. Khasiat

Khasiat resep diatas adalah untuk mengobati gatal, iritasi dan inflamasi

karena hemoroid serta untuk memudahkan defekasi. Balsam Peruvanium dan

Asam Borat berfungsi sebagai antiseptikum ekstern, Zinc Oksida berfungsi

sebagai antiseptikum lokal dan Bismut Subnitrat berfungsi sebagai adstringen

saluran pencernaan.

APOTEK SEJAHTERAJl. Sumatra No. 90 kendari

Apoteker : Dian Ariastika, S.Farm, AptSIK : No. 567789

Tgl, 15 April 2011

No. : 08Nama Obat : Bismut SubnitratNama Pasien : Tn. Ahmad

Obat luar

Page 5: Jurnal Suppositoria

No. Resep : 08

Sediaan : Suppositoria

C. PEMBAHASAN

1. Resep Lengkap

Dr. Aminah

Jl. Martadu II/9

Kendari – 0401 396693

SIP : No. 99/K/92

Kendari, 14 April 2011

R/ Bals. Peruv. 3,0

Acid Boric

Zinci Oxyd. Aa 8,6

Bismuth Subnitrat 1,8

Ultramaryn 0,1

Ol. Cacao 38,0

Cera Flav. 2,4

M.F.Suppos.Pond. 2,6 G

S.P.R.N. Supp. I

Da Ii Supp

Paraf Dokter

Pro : Tn. Ahmad

Umur : 40 tahun

Alamat : Jl. Melati no. 107

Page 6: Jurnal Suppositoria

No. Resep : 08

Sediaan : Suppositoria

2. Copy Resep

APOTEK SEJAHTERAAlamat : Jl. Sumatra No. 90 KendariSIA : No. 345677Nama APA : Dian Ariastika, S.Farm, AptSIK : F1F1 10 030

APOGRAPH

Tertulis tgl : 14 April 2011 No. R/ : 08Oleh : dr. Aminah Tgl : 15 April 2011Pro : Tn. Ahmad

R/ Bals. Peruv. 3,0Acid Boric Zinci Oxyd. Aa 8,6Bismuth Subnitrat 1,8Ultramaryn 0,1Ol. Cacao 38,0Cera Flav. 2,4 M.F.Suppos.Pond. 2,6 GS.P.R.N. Supp. I

Da Ii Supp

det

pcc

paraf/tanda tangan cap apoteker pengelola apotik

Dian Ariastika, S.Farm, Apt

Page 7: Jurnal Suppositoria

No. Resep : 08

Sediaan : Suppositoria

Keterangan :

R/ = recipe = raciklah

M.F.Suppos.Pond. = misce fac suppositoria pondus… = campur dan

buatlah suppositoria dengan berat…

Da Ii Supp = da in suppositoria = berikan dalam bentuk suppositoria

Pro = probandus = pasien

Det = detur = telah diberikan

Pcc = pro copy conform = sesuai dengan resep asli

3. Uraian Bahan

a. Balsamum Peruvanium (1)

1. Nama Resmi : Balsamum Peruvanium

2. Nama Sinonim : Balsam Peru

3. Pemerian : cairan kental, lengket tidak berserat, coklat tua,

dalam lapisan tipis berwarna coklat, transparan

kemerahan, bau aromatic khas menyerupai

vanillin.

4. Kelarutan : larut dalam kloroform P, sukar larut dalam eter

P, dalam eter minyak tanah P, dan dalam asam

asetat glasial P.

5. Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

6. Khasiat : antiseptikum ekstern

Page 8: Jurnal Suppositoria

No. Resep : 08

Sediaan : Suppositoria

b. Acidum boricum (1)

1. Nama Resmi : Acidum Boricum

2. Nama Sinonim : Asam Borat

3. Rumus Molekul : H3BO3

4. Berat Molekul : 61,83

5. Pemerian : hablur, serbuk hablur putih atau sisik mengkilat

tidak berwarna, kasar, tidak berbau, rasa agak

asam dan pahit kemudian manis

6. Kelarutan : larut dalam 20 bagian air, dalam 3 bagian air

mendidih, dalam 16 bagian etanol (95%) P dan

dalam 5 bagian gliserol P

7. Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

8. Khasiat : antiseptikum ekstern

c. Zinci Oxydum (1)

1. Nama Resmi : Zinci Oxydum

2. Nama Sinonim : Seng Oksida

3. Rumus Molekul : ZnO

4. Berat Molekul : 81,38

5. Pemerian : serbuk amorf, sangat halus, putih atau putih

kekuningan, tidak berbau, tidak berasa

6. Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol

(95%) P, larut dalam asam mineral encer dan

dalam larutan alkali hidroksida

Page 9: Jurnal Suppositoria

No. Resep : 08

Sediaan : Suppositoria

7. Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

8. Khasiat : antiseptikum lokal

d. Bismut Subnitrat (1)

1. Nama Resmi : Bismuthi Subnitras

2. Nama Sinonim : Bismut Subnitrat

3. Pemerian : serbuk hablur renik, putih, tidak berbau, tidak

berasa, berat

4. Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dan dalam pelarut

organik, larut sempurna dalam asam klorida P dan

dalam asam nitrat P

5. Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari

cahaya

6. Khasiat : adstringen saluran pencernaan

e. Oleum Cacao (1)

1. Nama Resmi : Oleum Cacao

2. Nama Sinonim : lemak coklat

3. Pemerian : lemak padat, putih kekuningan, bau khas

aromatik, rasa khas lemak, agak rapuh

4. Kelarutan : sukar larut dalam etanol (95%) P, mudah larut

dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam eter

minyak tanah P

5. Khasiat : zat tambahan

Page 10: Jurnal Suppositoria

No. Resep : 08

Sediaan : Suppositoria

f. Cera Flava (1)

1. Nama Resmi : Cera Flava

2. Nama Sinonim : malam kuning

3. Pemerian : zat padat, coklat kekuningan, bau enak seperti

madu, agak rapuh jika dingin, menjadi elastik jika

hangat dan bekas patahan buram dan berbutir-

butir

4. Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, sukar larut dalam

etanol (95%) P, larut dalam kloroform P, dalam

eter P hangat, dalam minyak lemak dan dalam

minyak atsiri

5. Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

6. Khasiat : zat tambahan

4. Perhitungan dan Penimbangan Bahan

R/ Bals. Peruv. 3,0

Acid Boric

Zinci Oxyd. Aa 8,6

Bismuth Subnitrat 1,8

Ultramaryn 0,1

Ol. Cacao 38,0

Cera Flav. 2,4

M.F.Suppos.Pond. 2,6 G

S.P.R.N. Supp. I

Da Ii Supp

Page 11: Jurnal Suppositoria

No. Resep : 08

Sediaan : Suppositoria

5. Pembahasan

Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk

yang diberikan melalui rektal, vagina, maupun uretra, berbentuk torpedo,

dapat melunak, melarut, atau meleleh pada suhu tubuh, dan efek yang

ditimbulkan adalah efek sistemik atau local.

Alasan bentuk sediaan suppositoria dalam resep ini adalah karena obat

ditujukan untuk efek lokal yaitu untuk memudahkan defekasi. Obat dapat

langsung masuk ke saluran pembuluh darah sehingga akan memberikan efek

yang lebih cepat dibanding obat per oral. Aksi kerja awal akan cepat

diperoleh, karena obat diabsorpsi melalui mukosa rectum dan langsung masuk

ke dalam sirkulasi darah. Selain itu, sediaan suppositoria juga dapat mencegah

terjadinya iritasi pada lambung, menghindari kerusakan obat oleh enzim di

dalam saluran gastrointestinal, serta perubahan obat secara biokimia di dalam

hati.

Tujuan pengobatan pada resep ini adalah untuk memudahkan defekasi,

mengobati gatal dan iritasi akibat kuman bakteri serta mengobati inflamasi

(peradangan) akibat kesulitan defekasi tersebut. Balsam Peruvanium dan

Asam Borat berfungsi sebagai antiseptikum ekstern, yaitu zat yang dapat

membunuh mikroorganisme pada jaringan hidup di permukaan tubuh. Zinc

Oksida berfungsi sebagai antiseptikum local, yaitu zat yang dapat membunuh

mikroorganisme pada jaringan di dalam tubuh. Bismut Subnitrat berfungsi

sebagai adstringen saluran pencernaan.

Page 12: Jurnal Suppositoria

No. Resep : 08

Sediaan : Suppositoria

Berdasarkan resep yang ada, suppositoria dibuat dengan massa 2,6

gram tiap satu suppositoria. Bahan- bahan yang ditimbang antara lain 3,0

gram balsam peru, 8,6 zinc oksida, 1,8 gram bismuth subnitrat, 0,1

ultramaryn, 38 gram oleum cacao dan 2,4 gram cera flava. Massa basis oleum

cacao yang digunakan disesuaikan dengan jumlah nilai tukar masing-masing

bahan obat yang tertera.

Suppositoria digunakan pada saat sebelum defekasi atau pada malam

hari agar bahan obat dapat terabsorpsi sempurna oleh tubuh. Untuk sekali

pakai, digunakan satu buah suppositoria. Penggunaannya pertama-tama,

cucilah tangan terlebih dahulu. Lalu buka bungkus alumunium foil dan

lunakkan suppositoria dengan air. Setelah itu berbaring miring dengan tungkai

yang di bawah lurus, dan yang di atas ditekuk. Masukkan suppositoria ke

dalam anus dengan menggunakan jari kira-kira 2 cm dan terus berbaring

selama 15 menit. Terakhir cuci tangan setelah memasukkan suppositoria. Jika

suppositoria terlalu lunak untuk dimasukkan, dinginkan dalam lemari

pendingin selama 30 menit atau direndam dengan air dingin sebelum

membuka bungkus aluminium foil.

Penyimpanan suppositoria dalam wadah tertutup baik dan ditempat

yang sejuk pada suhu 5-15oC agar suppositoria tidak menjadi lembek dan

tidak bisa digunakan. Etiket yang digunakan adalah etiket berwarna biru,

karena resep ini ditujukan untuk pemakaian luar (topikal) serta tertera kata

“obat luar”. Dalam perdagangan, contoh sediaan paten suppositoria antara lain

dulcolax, anusol, anusol HC dan rako.

Page 13: Jurnal Suppositoria

No. Resep : 08

Sediaan : Suppositoria

D. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan, kesimpulan yang dapat diambil adalah :

a. Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk

yang diberikan melalui rektal, vagina, maupun uretra, berbentuk

torpedo, dapat melunak, melarut, atau meleleh pada suhu tubuh, dan

efek yang ditimbulkan adalah efek sistemik atau lokal.

b. Suppositoria digunakan pada saat sebelum defekasi atau pada malam

hari agar bahan obat dapat terabsorpsi sempurna oleh tubuh. Untuk

sekali pakai, digunakan satu buah suppositoria.

c. Tujuan pengobatan pada resep ini adalah untuk memudahkan defekasi,

mengobati gatal dan iritasi akibat kuman bakteri serta mengobati

inflamasi (peradangan) akibat kesulitan defekasi tersebut.

2. Saran

Saran yang dapat diberikan adalah :

a). Praktikan harus lebih serius, teliti dan cermat selama praktikum,

terutama pada saat penimbangan bahan.

b). Praktikan harus selalu menjaga kebersihan alat-alat praktikum dan

laboratorium.

Page 14: Jurnal Suppositoria

No. Resep : 08

Sediaan : Suppositoria

DAFTAR PUSTAKA

(1) Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI : Jakarta.

(2) Anonim, 2010, ISO Indonesia, Volume 45, Ikatan Apoteker Indonesia: Jakarta.

(3) Anief, M., 1991, Ilmu meracik Obat, UGM-Press : Yogyakarta.

(4) Syamsuni, 2006, Farmasetika Dasar dan Perhitungan Farmasi, EGC: Jakarta.

(5) Syamsuni, 2006, Ilmu Resep, EGC : Jakarta.