laporan tpp karakter produk pertanian dan agroindustri
TRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggudangan dan Penyimpanan meruakan salah satu hal yang dapat
mempengaruhi mutu dan kualitas suatu produk dan komoditi. Penyimpanan
sendiri merupakan suatu kegiatan menjaga sebuah produk dan komoditi dengan
cara memperhatikan hal yang dapat merusak sebuah barang. Sedangkan
penggudangan sendiri yaitu menyimpan suatu produk dengan skala besar disuatu
tempat yang telah tersedia dan daat menampung seluruh produk atau suatu
komoditi. Kerusakan akan terjadi pada saat penyimpanan dan penggudangan,
apabila tempat penyimpanan tidak sesuai dengan komposisi produk ataupun
komoditi. Penggudangan harus sesuai, sehingga tidak terjadi migrasi dan sropsi.
Penyeuaian titik leleh, titik beku, densitas kamba, titik asap, titik kabut, titik beku
suatu produk atau komoditi akan mempengaruhi tempat yang sesuai untuk
penggudangan atau penyimpanan suatu barang produksi.Sehingga praktikum
karakter produk pertanian dan agroindustri haru dilakukan, agar mengetahui dan
mengerti tempat yang sesuai untuk suatu produk agroindustri.
B. Tujuan
Mengenal karakter fisik, kimia, dan biologis produk pertanian dan
agroindustri, dapat menghitung luas tempat penyimpanan yang diperlukan untuk
produk pertanian dan agroindustri, dapat menentukan volume silo yang
diperlukan untuk penyimpanan curah produk pertanian dan agroindustri, dapat
menentukan peralatan penanganan bahan yang diperlukan untuk penyimpanan
dan/atau transportasi produk pertanian dan agroindustri.
II. METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah es krim, madu,
susu cair, susu kental manis, es batu, mentega, minyak goreng, jagung, kedelai,
ketan putih, beras merah, timbangan, gelas piala, piknometer, oven, desikator,
tissue, corong, pengggaris, termometer, penangas air, dan air.
B. Metode
- Wujud, bentuk, ukuran dan warna
- Densitas dan densitas kamba
Produk pertanian dan agroindustri
Amati wujud, bentuk, ukuran, dan warna
Tabel dan gambar
Produk padat
Timbang produk, ukur volume kamba dan volume nyata.
Hitung densitas dan densitas kamba.
Densitas = bobot/volume nyataDensitas kamba = bobot/volume kamba
Produk cair
Dimasukkan dalam piknometer kering sampai penuh.
Bersihkan cairan yang menempel atau menetes
Timbang piknometer beserta isinya
Densitas = (bobot piknometer dengan isi - bobot piknometer kosong)/volume pikometer
- Sudut curah
- Titik leleh
- Titik Asap
- Titik Kabut
Produk Padat
Masukkan kedalam sebuah corong.
Angkat corong, hingga bahan mengalir membentuk corong
Ukur diameter dan tinggi kerucut yang terbentuk
Hitung sudut curah untuk setiap produk
Produk padat dalam gelas piala
Masukkan termometer
Panaskan gelas piala dalam penangas air dan amati perubah
Perhatikan suhu ketika produk mulai meleleh
Produk padat dalam gelas piala
Masukkan termometer
Panaskan gelas piala dalam penangas air dan amati perubah
Perhatikan suhu ketika pada produk mulai terlihat rerbentuk asap
- Titik Beku
III. PEMBAHASAN
Produk padat yang dapat mencair
Masukkan termometer kedalam gelas piala
Dinginkan gelas piala didalam air bercampur es batu dan amati
perubahannya
Produk padat yang dapat meleleh
Masukkan termometer kedalam gelas piala
Dinginkan gelas piala didalam air bercmpur es batu.
A. Hasil
(Terlampir)
B. Pembahasan
Komoditas pertanian memiliki keragaman bentuk, kandungan, masa
simpan, dan sifat kimia. Komoditas pertanian secara umum memiliki sifat mudah
rusak (perishable), musiman, terpencar, bervariasi, dan rowa ( bulky), Sifat alami
hasil pertanian tersebut antagonistis (bertentangan) dengan sifat umum yang
dituntut industri. Hal tersebut menyebabkan komoditas tersebut memiliki tingkat
pengolahan atau perubahan bentuk (transformasi) yang berbeda-beda, dari proses
sederhana seperti pembersihan dan sortasi sampai menggiling, memasak,
mencampur atau proses kimiawi sampai menjadi produk. Transformasi itu perlu
juga ditunjang dalam peningkatan daya guna, daya simpan, lebih mudah untuk
ditangani atau dipindahkan, meningkatkan nilai gizi dan mutunya.
Karakteristik komoditas pertanian menjadi hal penting yang harus
diketahui karena akan menentukan bagaimana komoditas tersebut mengalami
perlakuan salah satunya adalah proses penyimpanan dan penggudangan untuk
memperpanjang masa penyimpanan dan menjaga mutu produk agak tetap terjaga.
Sebagai contoh, penyimpanan buah dan sayur. Tidak semua jenis buah aman
disimpan dalam lemari pendingin, karena bisa rusak. Ada beberapa jenis buah
yang tidak dapat disimpan dalam lemari pendingin, contoh : mangga, alpukat,
pisang. Sebaiknya hindari pemakaian aluminium foil untuk menyimpan buah dan
sayur yang mengandung asam, contoh irisan tomat, lemon, atau kol, karena dapat
mempengaruhi cita rasa (Buckle, 1987). Percobaan pertama yang dilakukan
adalah pengamatan wujud, bentuk, ukuran dan warna. Pada hasil pengamatan
pertama melihat wujud, bentuk, ukuran, dan warna pada beberapa bahan
antaranya jagung, beras, ketan, madu, es krim, minyak jangung, kedelai, beras
merah, susu cair, susu kental. Pada pengamatan pertama ini jagung memiliki
wujud padat, berbentuk biji bulat, ukuran umumnya kecil, serta warnanya oranye.
Pada beras, ketan, kedelai, dan beras merah berwujud padat, memiliki bentuk
seperti biji lonjong, berukuran kecil, dan berwarna putih tulang, putih susu,
cokelat muda, dan merah kecokelatan. Pada pengamatan yang berwujud cair
terdapat pada jenis bahan madu, es krim, minyak jagung, susu cair, dan susu
kental, dan memiliki bentuk yang dapat disesuaikan dengan wadah pengemasnya,
serta warna yang dicirikan oleh bahan ini sangat beragam seperti contoh warna
yang diamati adalah cokelat dan putih.
Densitas adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin
tinggi densitas suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya.
Densitas berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki densitas yang
berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki
densitas yang sama. Sedangkan densitas kamba adalah berat bahan dibagi dengan
volume kamba atau perbandingan bobot bahan dengan volume yang
ditempatinya, termasuk ruang kosong di antara butiran bahan (Adang, 2009).
Densitas kamba ( Bulk Density) dan spesifik gravity dari bahan hasil
pertanian memiliki peranan yang sangat penting dalam proses penanganan bahan
hasil pertanian tersebut. Sebagai contoh, data kerapatan kamba dan
spesifik gravity bahan diperlukan untuk penyimpanan biji-bijian, perencanaan
silo,bunker, hopper, perancangan pengemasan dan lain-lain. Densitas kamba biji-
bijian dapat diukur dengan menggunakan wadah literan, yaitu menimbang bahan
yang menempati wadah literan tersebut sesuai dengan volume yang
ditunjukkannya. Densitas nyata dapat diukur dengan menggunakan gelas ukur
yang diisi cairan sampai volume tertentu. Kenaikan volume cairan yang
diakibatkan oleh jumlah bobot butiran bahan diukur (Zain, 2005). Pada
pengamatan kedua yaitu menghitung densitas dan densitas kamba pada masing-
masing bahan. Densitas yang didapatkan yaitu minyak jagung (1 g/ml) dengan
densitas kambanya adalah 1,073 g/ml, susu kental (1,328 g/ml), susu cair (1,073
g/ml), jagung (1,25 g/ml) dengan densitas kamba mencapai 1,98 g/ml, beras
(1,176 g/ml) dengan densitas kambanya 0,838 g/ml, beras ketan (1,42 g/ml)
dengan densitas kambanya 0,83 g/ml, beras merah(1,33 g/ml) dengan densitas
kambanya 0,78 g/ml, madu(2,38 g/ml) dengan densitas kambanya 1,44 g/ml, dan
kedelai(1,116 g/ml) dengan kapasitas kambanya 0,74 g/ml. Pada pengamatan ini
yang memiliki densitas yang tertinggi adalah madu (2,38 g/ml) dan densitas
terendah yaitu minyak jagung (1 g/ml), sedangkan densitas kamba yang tertinggi
adalah jagung (1,98 g/ml) dan terendah adalah kedelai (0,74 g/ml). Menurut
Muchtadi (2010) densitas kamba jagung adalah 745 g/ml, dan densitas kamba
beras adalah 575-600 g/ml. Pada pengamatan ini terjadi perbedaan dengan
literatur disebabkan kurang telitinya pengamat saat menghitung dan meninbang
bahan.
Sudut repos atau sudut curah adalah sudut yang terbentuk antara bidang
alas datar dan bidang miring dari suatu bentuk segitiga pada saat bahan curah
(biji-bijian) mulai bergerak jatuh secara bebas. Nilai sudut repos dipengaruhi oleh
bentuk, ukuran, kadar air, dan orientas bahan. Biasanya sudut repos diperlukan
untuk menentukan sudut kemiringan corong pengumpan (hopper ) atau kemiringan
saringan mesin sortasi. Sudut repos penting artinya untuk desain wadah, fasilitas
penyimpanan, dan alat-alat pembantu lain dalam pengolahan biji-bijian. Sudut
repos juga ditentukan melalui perhitungan, yaitu dengan mengukur diameter
curahan dan tinggi curahan (Zain, 2005).
Pada pengamatan ketiga yaitu sudut curah yang menghitung diameter,
tinggi, serta sudut curah dari bahan tersebut. Pada bahan jagung memiliki
diameter 21,8 cm, dengan tinggi 5,8 cm, dan memiliki sudut curah 0,53. Pada
beras ketan berdiameter 21,3 cm, dengan tinggi 6,2cm, dan memiliki sudut curah
0,58. Beras merah memiliki diameter 21 cm, tinggi 5,9 cm, dan sudut curah 0,56.
Beras memiliki diameter 21,2, tinggi 6,3cm, dan sudut curahnya 0,59. Pada
kedelai memiliki diameter 19, tinggi 5,8, dan membentuk sudut curah sebesar
0,61. Pada pengamatan ini sudut curah yang tertinggi yaitu kedelai yang
mencapai 0,61 dan yang terendah yaitu jagung sebesar 0,53.
Titik leleh adalah suhu dimana fase cair dan fase padat dalam keadaan
setimbang dimana tekanan luar sama dengan 1 atm. Pengujian titik leleh
dilakukan dengan cara memanaskan bahan yang dapat meleleh hingga produk
tersebut mulai meleleh dan meleleh sempurna. Titik asap adalah titik ketahanan
minyak terhadap panas atau temperatur pada saat lemak atau minyak
menghasilkan asap tipis yang kebiru-biruan pada pemanasan (Anonim, 2008).
Pengujian ini dilakukan dengan memanaskan bahan sampai mengeluarkan asap.
Pada pengamatan keempat yaitu mengamati titik leleh dan titik asap yang
akan menghitung suhu awal komoditi, titik leleh awalnya, titik leleh akhirnya,
dan titik asap bahan tersebut. Pada bahan minyak jagung (24°C) dengan
mencapai titik asap sebesar (>110°C), susu kental (23°C) dengan menghasilkan
titik asap (90°C), madu (24°C) dengan menghasilkan titik asap (98°C). Pada es
krim (0°C) menghasilkan titik leleh awal (9°C), menghasilkan titik leleh akhir
(20°C), dan titik asap (71°C), pada mentega (16°C) dengan menghasilkan titik
leleh awal (20°C), titik leleh akhir (80°C), dan titik asap (105°C), pada sortening
(20°C) dengan menghasilkan titik leleh awal (24°C), titik leleh akhir (71°C) dan
titik asap (105°C), dan pada susu cair (24°C) menghasilakan titik asap (86°C).
Pada seluruh komoditi yang menghasilkan titik leleh akhir yang paling tinggi
adalah pada komoditi mentega yaitu sebesar (80°C) dan yang paling rendah yaitu
es krim (20°C). Dan pada titik asap yang paling tinggi pencapaiannya adalah
pada komoditi minyak jagung dan sortening yaitu (>110°C) dan yang paling
rendah adalah eskrim yaitu sebesar (71°C). Menurut Muchtadi (2010) titik leleh
pada susu mencapai 100,17°C, pada saat pengamatan tidak didapatkan ditentukan
titik leleh susu karena susu yang digunakan sudah dalam keadaan cair sehingga
tidak dapat diamati suhu pada saat akan mencair.
Titik beku merupakan suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan
tekanan uap padatnya, atau dengan kata lain titik beku adalah suhu dimana pada
suhu tersebut, zat cair berubah menjadi padat. Pengujian dilakukan dengan
memasukkan bahan yang ada di gelas piala ke dalam air bercampur es.
Uap adalah titik-titik air di udara (kabut) yang terkondensasi. Kabut (fog)
merupakan awan yang berada di permukaan tanah yang mengandung jutaan
butiran air yang sangat kecil.
Fog terdiri dari titik air, namun pada kondisi tertentu dapat disertai kristal es.
Fog dibentuk oleh butiran air yang sangat kecil yang berkumpul di udara dan
fog mengandung butiran air yang lebih banyak. Dalam sebuah kabut uap air yang
berada dekat permukaan tanah berkondensasi dan menjadi mirip awan. Hal ini
biasanya terbentuk karena hawa dingin membuat uap air berkondensasi dan kadar
kelembaban mendekati 100%.
Pada pengamatan yang terakhir yaitu titik kabut daan titik beku yang
mengamati titik kabut dan titik beku pada beberapa bahan, antaranya es krim
yang menghasilkan titik kabut (18°C) dan titik beku (5°C), pada madu
menghasilkan titik kabut sebesar (6°C), minyak jagung menghasilkan titik kabut
(5°C) dan susu cair menghasilkan titik kabut sebesar (4°C). pada bahan madu,
minyak jagung, dan susu cair tidak dapat menghasilkan titik beku karena ketiga
bahan tersebut dapat membeku dalam suhu dibawah (0°C) sehingga
membutuhkan waktu yang sangat lama dan tidak dapat dibekukan dengan cara
yang manual. Pada pengamatan ini menurut Muchtadi (2010) suhu susu pada saat
titik beku umumnya antara (-1,50°C) sampai dengan (-0,61°C). pada saat
pengamatan tidak didapatkan data titik beku karena susu tidak dapat membeku
dengan pendingin manual.
IV. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Produk pertanian dan agroindustri memiliki karakteristik yang khas untuk setiap
komoditi. Kekhasan karakter tersebut dapat digunakan sebagai salah satu parameter
dalam pengenalan dan identifikasi jenis atau varietas komoditi, serta dapat digunakan
sebagai salah satu parameter awal terhadap terjadinya pencampuran dengan komoditi
lain. Karakter produk pertanian dikelompokkan sebagai parameter fisik-mekanik,
kimia dan biologis.
Praktikum kali ini telah memeberikan suatu pengetahuan tentang sebuah karakter
produk pertanian. Mahasiswa telah dapat menghitung luas tempat penyimpanan yang
diperlukan untuk produk pertanian dan agroindustri. Mahasiswa juga mampu
menentukan volume yang diperlukan untuk penyimpanan curah produk pertanian dan
agroindustri dan menentukan peralatan penanganan bahan yang diperlukan.
B. Saran
Praktikan harus lebih serius kembali pada saat asisten menerangkan. Buku modul
atau buku penuntun agar praktikan dapat melakukan praktikum dengan benar. Waktu
pelaksanaan praktikum terlalu telat, sehingga waktu terbuang sia-sia. Semoga pada
lain waktu praktikum berjalan lebih baik.
DAFTAR PUTAKA
Anonim. 2008. Minyak. [terhubung berkala]. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18535/3/Chapter%20II.pdf. (3 Maret 2012).
Anomin.2006. Pengertian Uap. http://id.wikipedia.org/wiki/Uap. ( 3 Maret 2012)
Adang.2009. Sifat-sifat fluida. [terhubung berkala]. http://adangpriantologi.com/2009/11/sifat-sifat-fluida.html. ( 3 Maret 2012).
Buckle, K.A; dkk. 1987. Ilmu Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Tien R. Muchtadi. dkk. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Alfabeta : Bandung.
Zain, Sudaryanto. dkk. 2005.Teknik Penanganan Hasil Pertanian. PustakaGiratuna :
Bandung
LAMPIRAN
1. Wujud, bentuk, ukuran, dan warna
No. Komoditi Wujud Bentuk Ukuran Warna1. Jagung Padatan Biji bulat Kecil Oranye2. Beras Padatan Biji lonjong Kecil Putih tulang3. Ketan Padatan Biji lonjong Kecil Putih susu4. Madu Cairan Kental Sesuai
wadah- Cokelat
5. Es Krim (Semi) Padat Sesuai wadah
- Cokelat dan putih
6. Minyak Jagung
Cairan Sesuai wadah
- Kuning jernih
7. Kedelai Padatan Biji lonjong Kecil Cokelat muda8. Beras Merah Padatan Biji lonjong Kecil Merah
kecokelatan9. Susu Cair Cairan Sesuai
wadah- Putih
10. Susu Kental Cairan Sesuai wadah
- Cokelat
2. Densitas dan Densitas Kamba
No. Komoditi Densitas (gram/ml) Densitas Kamba (gram/ml)1. Minyak Jagung 1 1,0732. Susu Kental 1,328 -3. Susu Cair 1,073 -4. Jagung 1,25 1,985. Beras 1,176 0,8386. Beras Ketan 1,42 0,837. Beras Merah 1,33 0,788. Madu 2,38 1,449. Kedelai 1,116 0,74
3. Sudut Curah
No. Komoditi Diameter (cm) Tinggi (cm) Sudut Curah1. Jagung 21,8 5,8 0,532. Beras Ketan 21,3 6,2 0,583. Beras Merah 21 5,9 0,564. Beras 21,2 6,3 0,595. Kedelai 19 5,8 0,61
4. Titik Leleh dan Titik Asap
No. Komoditi Suhu Awal (°C)
Titik Leleh Awal (°C)
Titik Leleh Akhir (°C)
Titik Asap (°C)
1. Minyak jagung 24 - - > 1102. Susu Kental 23 - - 903. Madu 24 - - 984. Es Krim 0 9 20 715. Mentega 16 20 80 1056. Sortening 20 24 71 >1107. Susu Cair 24 - - 86
5. Titik Kabut dan Titik Beku
No. Komoditi Titik Kabut (°C) Titik Beku (°C)1. Es Krim 18 52. Madu 6 -3. Minyak jagung 5 -4. Susu Cair 4 -
Laporan
Teknik Penyimpanan dan Penggudangan
Karakter Produk Pertanian
Dan Agroindustri
Oleh:
Dayyus Assegaf F34100047
Fleni Ayu Kenia Haque F34100065
Maya Zalena F34100073
Dosen:
Dr.Sugiarto
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR