laporan pu pb
DESCRIPTION
Laporan PU PbTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUMPENGAMBILAN DAN PEMERIKSAAN TIMBAL (Pb) UDARA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penyehatan Udara
OLEH:
Berti Oktiana (P07133114050)
Kelas : Reguler B Semester 3
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Timbal atau dalam keseharian lebih dikenal dengan nama timah hitam,
dalam bahasa ilmiahnya adalah plumbum (Pb). Sudah mewabah hampir di
seluruh belahan dunia, di Bangkok tingginya kadar Pb di udara menyebabkan
200.000-500.000 kasus hipertensi, dan menyebabkan 400 kematian setiap
tahun. Dalam jangka yang panjang berdampak pada penurunan produktivitas
dan memacu serangan jantung (Arisandi, 2006).
Timbal (Pb) merupakan salah satu logam berat yang tidak mempunyai
fungsi biologik sama sekali, bahkan sangat berbahaya karena dapat meracuni
lingkungan dan mempunyai dampak pada seluruh sistem di dalam tubuh
(Center for Diseases, 1991). Sumber penyebab dari keracunan Pb ada 6
yaitu : (1) zat additive pada bensin, (2) makanan, (3) cat, (4) glazes keramik,
(5) air minum, (6) kosmetik dan obat tradisional (Rapiano, Maria and Florini,
Karen et. all, 1994). Sedangkan, menurut Laporan World Bank (1992) bahaya
penggunaan Pb mengakibatkan 350 kasus penyakit jantung koroner, 62.000
hipertensi, menurunkan IQ, dan juga mengurangi kemampuan darah
mengikat oksigen.
Timbal kini dianggap sebagai ancaman serius karena diketahui
menebarkan racun di udara, dan menyusup ke paru-paru, beredar dalam darah
warga kota dan menyebabkan efek buruk jangka panjang. Logam pencemar
dari kendaraan dengan bahan bakar bensin bertimbal itu bisa terakumulasi
dalam tubuh, menyerang organ-organ penting, bahkan merusak kualitas
keturunan. Keracunan Pb yang berasal dari udara bebas terdapat pada
penduduk yang mendapat pemaparan dalam jumlah besar dan waktu lama.
Efek paparan ini terhadap kesehatan dapat terjadi akut maupun kronik (Palar,
2004).
Di daerah pertanian maupun perkebunan yang lokasinya berdekatan
dengan jalan raya, biasanya pada hasil pertanian maupun perkebunan
kandungan timbalnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan lokasi yang jauh
dari jalan raya. Hal ini menggambarkan bahwa pencemaran timbal (Pb) yang
potensial berasal dari kendaraan bermotor. Pencemaran timbal
(Pb)merupakan masalah utama bagi kaum miskin di perkotaan, tanah dan
debu di sekitar jalan raya pada umumnya telah tercemar bensin bertimbal
(Pb) selama bertahun-tahun. Pengerokan cat lama pada bangunan rumah akan
menimbulkan debu yang mengandung timbal (Pb) sehingga dapat
mengganggu kesehatan.
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran kadar Pb di udara.
2. Mahasiswa dapat menganalisis hasil pengukuran kadar Pb di udara.
3. Mahasiswa dapat mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan pada
praktikum pengambilan dan pemeriksaan Pb udara.
4. Mengetahui batas paparan kandungan Pb udara.
C. Manfaat
1. Dapat melakukan pengukuran dan menganalisis kadar Pb di udara.
2. Dapat mengetahui titik tempat yang mengandung kadar Pb tinggi.
3. Dapat mengetahui batas paparan kandungan Pb udara.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Waktu Pelaksanaan
Hari : Senin
Tanggal : 04 Januari 2016
Jam : 13.00 WIB - selesai
Lokasi : Laboratorium Mikrobiologi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
B. Dasar Teori
Timbal merupakan suatu logam berat yang lunak berwarna kelabu
kebiruan dengan titik leleh 327 ºC dan titik didih 1.620 ºC. Pada suhu 550 –
600ºC timbal menguap dan bereaksi dengan oksigen dalam udara membentuk
timbal oksida. Walaupun bersifat lentur, timbal sangat rapuh dan mengkerut
pada pendinginan, sulit larut dalam air dingin, air panas dan air asam. Timbal
dapat larut dalam asam nitrit, asam asetat dan asam sulfat pekat. Bentuk
oksidasi yang paling umum adalah timbal (II) dan senyawa organometalik
yang terpenting adalah timbal tetra etil (TEL: tetra ethyl lead), timbal tetra
metil (TML : tetra methyl lead) dan timbal stearat. Merupakan logam yang
tahan terhadap korosi atau karat, sehingga sering digunakan sebagai bahan
coating (Saryan, 1994. Palar, 2004).
Sumber dan Kegunaan : Timbal secara alamiah terdapat dalam jumlah
kecil pada batu-batuan, penguapan lava, tanah dan tumbuhan. Timbal
komersialdihasilkan melalui penambangan, peleburan, pengilangan dan
pengolahan ulang sekunder (Joko S,1995).
Sumber-sumber lain yang menyebabkan timbal terdapat dalam udara
ada bermacam-macam. Di antara sumber alternatif ini yang tergolong besar
adalah pembakaran batu bara, asap dari pabrik-pabrik yang mengolah
senyawa timbal alkil, timbal oksida, peleburan biji timbal dan transfer bahan
bakar kendaraan bermotor, karena senyawa timbal alkil yang terdapat dalam
bahan bakar tersebut dengan sangat mudah menguap. Kadar timbal dari
sumber alamiah sangat rendah dibandingkan dengan timbal yang berasal dari
pembuangan gas kendaraan bermotor (Palar, 2004).
Bahan aditif yang biasa dimasukkan ke dalam bahan bakar kendaraan
bermotor pada umumnya terdiri dari 62% timbal tetra etil, dan
bahan scavenger yaitu 18% etilendikhlorida (C2H4C12), 18%
etilendibromida (C2H4Br2) dan sekitar 2% campuran tambahan dari bahan-
bahan yang lain. Senyawa scavenger dapat mengikat residu timbal yang
dihasilkan setelah pembakaran, sehingga di dalam gas buangan terdapat
senyawa timbal dengan halogen. Jumlah senyawa timbal yang jauh lebih
besar dibandingkan dengan senyawa-senyawa lain dan tidak terbakar
musnahnya timbal dalam peristiwa pembakaran pada mesin menyebabkan
jumlah timbal yang dibuang ke udara melalui asap buangan kendaraan
menjadi sangat tinggi. Berdasarkan pada analisis yang pernah dilakukan dapat
diketahui kandungan brmacam-macam senyawa timbal yang ada dalam asap
kendaraan bermotor, seperti pada tabel 2 di bawah ini.
Tabel 1
Kandungan Senyawa Timbal
dalam Gas Buangan Kendaraan Bermotor
Senyawa Pb (%) 0 jam 18 jam
PbBrCl
PbBrCl2PbO
PbCl2
Pb(OH)Cl
PbBr2
PbCL22PbO
Pb(OH)Br
PbOx
PbCO3
PbBr22PbO
PbCO32PbO
32,0
31,4
10,7
7,7
5,5
5,2
2,2
2,2
1,2
1,1
1,0
12,0
1,6
8,3
7,2
0,5
5,6
0,1
21,2
13,8
0,1
29,6
Sumber : Palar, 2004
Kandungan PbBrCL dan PbBrCL2PbO merupakan kandungan
senyawa timbal yang utama. Ke dua senyawa tersebut telah dihasilkan pada
saat pembakaran pada mesin kendaraan dimulai, yaitu saat waktu 0 jam.
Selanjutnya jumlah dari ke dua senyawa tersebut akan berkurang setelah
waktu pembakaran berjalan 18 jam dimana jumlah buangan atas ke dua
senyawa tersebut menjadi berkurang jauh (50% untuk PbBrCl) dan menjadi
sangat sedikit untuk PbBrCl2PbO. Sedangkan kandungan oksida-oksida
timbal (PbOx ) dan PbCO32PbO mengalami peningkatan yang sangat tinggi
dan menggantikan posisi dua kandungan pertama setelah masa pembakaran
sampai 18 jam.
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999,
tentang Pengendalian Pencemaran Lingkungan, batas kadar Pb di udara
adalah sebesar 2,0 µg/m3 untuk 24 jam pengukuran dan 1µg/m3 untuk 1
tahun pengukuran. Secara umum kadar Pb dalam darah tidak boleh melebihi
25-30 µg/dL dan normalnya adalah 15-25 µg/dL.
C. Alat Dan Bahan
1. Alat :
a. Pb in air test kit merk lamotte
b. Pompa sampling udara (air sampling pump)
c. Midget impinger
d. Stopwatch
e. Alat tulis
2. Bahan :
a. Aquadest
b. pH stick
c. Larutan NaOH 3N
d. Larutan HCl 1,0 H
e. Reagen Pb 1
f. Reagen Pb 32
g. Larutan penyerap Pb
D. Cara Kerja
Pengambilan sampel Pb udara :
1. Menuangkan 10 ml larutan penyerap Pb ke dalam midget impinger
kemudian menghubungkan tabung midget impinger dengan saluran air
sampling pump dan pastikan tabung panjangnya tercelup didalam
larutan penyerap.
2. Menentukan titik untuk pengambilan sampel.
3. Melakukan sampling pada kecepatan 1,0 lpm selama 15 menit.
Pemeriksaan sampel Pb
1. Mengukur pH larutan penyerap berkisar 9 – 11 pada larutan penyerap
yang sudah dipaparkan dengan menggunakan pH stick.
2. Menggunakan larutan NaOH 3 N untuk menaikkan pH (1 tetes atau
lebih) dan gunakan larutan HCL 1,0 H untuk menurunkan pH (5 tetes).
3. Menuangkan sampel pada test tube yang bersih/sudah dibilas aquadest
kemudian menambahkan reagen Pb 1 dengan menggunakan pipet kaca
khusus.
4. Menambahkan 5 tetes reagen 32 pada test tube, tutup dan gojok selama
10-15 detik kemudian didiamkan sampai lapisan memisah. Bila lapisan
menjadi berwarna merah jambu, merah, cuci tabung dengan asam
encer, dan bilas dengan aquadest, selanjutnya ulangi langkah ini.
5. Menuangkan larutan penyerap Pb (pH 9-11) ke dalam test tube tersebut
diatas sampai tanda tera 10 ml kemudian gojok kuat-kuat selama 10
detik.
6. Memasukkan tabung dalam komparator untuk mencocokkan warna
sampel dengan indek standar warna yang ada.
7. Mencocokkan dengan tabel kalibrasi Pb udara (dalam ppm).
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Tabel kalibrasi Pb udara (dalam ppm)
Waktu (menit)
Nomor indek warna komparator1 2 3 4 5 6 7 8
5 0,0 0,2 0,4 0,8 1,2 1,6 2,0 3,010 0,0 0,1 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 1,515 0,0 0,07 0,13 0,27 0,4 0,53 0,6 1,020 0,0 0,05 0,10 0,2 0,3 0,4 0,5 0,75
Dari hasil pengukuran pH yang didapatkan dari pemaparan penyerap Pb
didapatkan Ph awal 1 kemudian ditambahkan NaOH 3 N sebanyak 4 tetes
sehingga pH nya menjadi 11.
Dari hasil pemeriksaan penyerap Pb yang sudah dipaparkan selama 15
menit didapatkan nilai pembacaan nomor indek warna komparator sebesar 1
sehingga dari hasil pembacaan tabel kalibrasi pemeriksaan timbal (Pb) udara
yang didapatkan yaitu 0,0 ppm.
B. PEMBAHASAN
Timbal merupakan suatu logam berat yang lunak berwarna kelabu
kebiruan dengan titik leleh 327 ºC dan titik didih 1.620 ºC. Bersifat lentur,
timbal sangat rapuh dan mengkerut pada pendinginan, sulit larut dalam air
dingin, air panas dan air asam.
Pengambilan dan pemeriksaan timbal (Pb) udara yang dilakukan pada
tanggal 04 Januari 2016. Pengambilan sampel dilakukan di parkiran belakang
kampus Poltekkes Kemenkes Yk. dan pemeriksaan Pb udara di ruang
laboratorium mikrobiologi kampus Poltekkes Kemenkes Yk. Dalam
melakukan pengambilan dan pemaparan sampel yang berada diparkiran
dengan menghidupkan dua buah motor sebagai pemapar atapun pengganti
pemaparan sampel yang seharusnya berada di jalan raya dan meletakkan air
sampling pump didekat motor yang dibunyikan selama 15 menit.
Sedangkan pemeriksaan sampel Pb dilakukan mengukur pH larutan
penyerap berkisar 9 – 11 pada larutan penyerap yang sudah dipaparkan
dengan menggunakan pH stick. Dari hasil pengukuran pH yang didapatkan
dari pemaparan penyerap Pb didapatkan pH awal 1 kemudian ditambahkan
NaOH 3 N sebanyak 4 tetes sehingga pH nya menjadi 11. Kemudian
menuangkan sampel pada test tube yang bersih/sudah dibilas aquadest
kemudian menambahkan reagen Pb 1 dengan menggunakan pipet kaca
khusus, menambahkan 5 tetes reagen 32 pada test tube, tutup dan gojok
selama 10-15 detik kemudian didiamkan sampai lapisan memisah. Bila
lapisan menjadi berwarna merah jambu, merah, cuci tabung dengan asam
encer, dan bilas dengan aquadest, selanjutnya ulangi langkah ini, menuangkan
larutan penyerap Pb (pH 11) ke dalam test tube tersebut diatas sampai tanda
tera 10 ml kemudian gojok kuat-kuat selama 10 detik, memasukkan tabung
dalam komparator untuk mencocokkan warna sampel dengan indek standar
warna yang ada, membaca tabel kalibrasi Pb udara (dalam ppm).
Dari hasil pembacaan tabel kalibrasi pemeriksaan timbal (Pb) udara
didapatkan nilai pembacaan nomor indek warna komparator sebesar 1
sehingga hasilpemeriksaan Pb yang didapatkan yaitu 0,0 ppm atau Pb
negatif. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun
1999, tentang Pengendalian Pencemaran Lingkungan, batas kadar Pb di
udara adalah sebesar 2,0 µg/m3 untuk 24 jam pengukuran dan 1µg/m3 untuk
1 tahun pengukuran. Secara umum kadar Pb dalam darah tidak boleh
melebihi 25-30 µg/dL dan normalnya adalah 15-25 µg/dL. Jadi dari hasil
pemeriksaan Pb yang dilakukan di parkiran kampus Poltekkes Kemenkes Yk.
masih memenuhi baku mutu Pb udara.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kandungan Pb di udara karena
lingkungan di parkiran kampus Poltekkes Kemenkes Yk. sedang tidak banyak
kendaraan yang melintas maka kandungan Pb udara dalam pemeriksaan
negatif.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Timbal merupakan suatu logam berat yang lunak berwarna kelabu
kebiruan dengan titik leleh 327 ºC dan titik didih 1.620 ºC. Bersifat
lentur, timbal sangat rapuh dan mengkerut pada pendinginan, sulit larut
dalam air dingin, air panas dan air asam.
2. Dari hasil pemeriksaan penyerap Pb yang sudah dipaparkan selama 15
menit didapatkan nilai pembacaan nomor indek warna komparator sebesar
1 sehingga dari hasil pembacaan tabel kalibrasi pemeriksaan timbal (Pb)
udara yang didapatkan yaitu 0,0 ppm atau negatif.
B. Saran
1. Sebaiknya menggunakan masker untuk meminimalkan Timbal masuk
kedalam tubuh melalui pernapasan, serta meggunakan baju tertutup
khusus bagi Polantas dan petugas SPBU yang setiap hari kontak dengan
gas-gas asap kendaraan bermotor serta aroma bensin bagi petugas SPBU,
karena timbal dapat pula diabsorpsi melalui kulit.
2. Menjaga kebersihan diri sebelum makan dan mengganti pakaian yang
telah dipakai bertugas. Serta memiliki makanan yang tidak pernah
terkontaminasi oleh timbal.
3. Tidak menggunakan kosmetik, bensin yang mengandung timbal.