presentasi kadis pu

MATERI PEMBEKALAN MANAJEMEN MATERI PEMBEKALAN MANAJEMEN PENYELENGGARAAN PROYEKPENYELENGGARAAN PROYEK

OLEH : OLEH :

Dr. Ir. MUHYAN YUNAN, M.Sc ( Hw. Eng)Dr. Ir. MUHYAN YUNAN, M.Sc ( Hw. Eng)

BANDA ACEH, 19 Desember 2008BANDA ACEH, 19 Desember 2008

QUALITY CONTROL – QUALITY QUALITY CONTROL – QUALITY ASSURANCEASSURANCE

PRINSIP – PRINSIP PRINSIP – PRINSIP MANAJEMEN PROYEKMANAJEMEN PROYEK

1.1. PENGERTIAN MANAJEMENPENGERTIAN MANAJEMENMANAJEMEN SEBAGAI KEMAMPUAN UNTUK MEMPEROLEH SUATU HASIL MANAJEMEN SEBAGAI KEMAMPUAN UNTUK MEMPEROLEH SUATU HASIL DALAM RANGKA PENCAPAIAN TUJUAN MELALUI KEGIATAN SEKELOMPOK DALAM RANGKA PENCAPAIAN TUJUAN MELALUI KEGIATAN SEKELOMPOK

ORANG LAIN.ORANG LAIN.

2.2. FUNGSIFUNGSITINDAKAN MANAJEMEN YANG PERTAMA ADALAH PENETAPAN TUJUAN TINDAKAN MANAJEMEN YANG PERTAMA ADALAH PENETAPAN TUJUAN

ATAU SASARANATAU SASARAN

SELANJUTNYA TINDAKAN :SELANJUTNYA TINDAKAN :- PERENCANAAN (PLANNING)- ORGANISASI (ORGANIZING)- PELAKSANAAN (ACTUATING)- PENGENDALIAN (CONTROLLING)

PEMANFAATAN SUMBER DAYA YANG EFISIEN DAN EFEKTIF.PEMANFAATAN SUMBER DAYA YANG EFISIEN DAN EFEKTIF.

3. TUJUAN

MENGELOLA FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN SEDEMIKIAN RUPA UNTUK MEMPEROLEH HASIL YANG OPTIMAL SESUAI DENGAN PERSYARATAN YANG TELAH DITETAPKAN, PENGGUNAAN SUMBER DAYA YANG SE-EFISIEN DAN SE-EFEKTIF MUNGKIN.

4. TINGKATAN MANAJEMEN

MANAJEMEN BAWAHA

MANAJEMEN MENENGAHB

MANAJEMEN PUNCAKC

TINGKATAN MANAJEMENKEMAMPUAN YANG DIMILIKI

A = TECHNICAL SKILL B = HUMAN SKILL C = CONCEPTUAL SKILL

5.5. STRATEGI MANAJEMENSTRATEGI MANAJEMEN

MODEL STRATEGI MANAJEMEN, ASPEK YANG MODEL STRATEGI MANAJEMEN, ASPEK YANG DITINJAU :DITINJAU :

- MISI ORGANISASI- PROFIL ORGANISASI- KONDISI LINGKUNGAN EKSTERNAL- TUJUAN JANGKA PANJANG- KEBIJAKAN- STRATEGI OPERASIONAL (PROGRAM)

Seorang ENGINEER harus memiliki kemampuan

memperoleh gambaran dan memahami serta

menghayati dengan cermat proses pelaksanaan

proyek dilapangan . Hal ini baru dapat dilakukan

oleh seorang ENGINEER yang memiliki

kompetensi dan pengalaman mengelola Proyek

serta kemampuannya dalam memprediksi kinerja

mendatang yang ingin dicapai dari suatu proyek.

MANAJEMEN PROYEKMANAJEMEN PROYEK

SEMUA KEGIATAN PERENCANAAN, PELAKSANAAN, PENGENDALIAN DAN KOORDINASI SUATU PROYEK DARI AWAL (GAGASAN) SAMPAI SELESAINYA PROYEK UNTUK

MENJAMIN BAHWA PROYEK TEPAT WAKTU, TEPAT BIAYA DAN TEPAT MUTU

MERENCANAKAN SECARA EFEKTIF

MENGATUR WAKTU

MENGATUR BIAYA

MENJAMIN KUALITAS PRODUK

SISTIM MANAJEMEN PROYEKSISTIM MANAJEMEN PROYEK

PROSES MANAJEMEN

PERENCANAAN

- Tujuan - Survey Sumber Daya - Menyusun Strategi

PENGENDALIAN

- Pencapaian Sasaran - Pelaporan - Penyelesaian Masalah

PELAKSANAAN

- Alokasi Sumber Daya - Petunjuk Pelaksanaan - Koordinasi - Motivasi Staf

TIM PROYEK

PENJELASAN DESAIN PENGADAAN PELAKSANAAN

TAHAPAN PROYEK

SUMBER DAYA

PROYEK 5M

PRODUK AKHIR

PIHAK – PIHAK DALAM PIHAK – PIHAK DALAM PELAKSANAAN PROYEKPELAKSANAAN PROYEK

- - PEMBERI TUGASPEMBERI TUGAS- KONSULTAN - KONSULTAN

- KONTRAKTOR- KONTRAKTOR- PEMASOK- PEMASOK

Manajemen proyek adalah penerapan fungsi – fungsi manajemen secara sistematis pada suatu proyek dengan menggunakan Sumber daya yang ada secara efktif dan efisien agar tercapai tujuan secara optimal .

PELAKSANAAN PROYEKPELAKSANAAN PROYEK

PEMILIK

PIMPINAN PROYEK

KONTRAKTOR KONSULTAN SUPERVISI

PEMIMPIN PROYEKPengendalian pelaksanaan proyek dan bertindak sebagai wakil penuh kuasa bangunan

KONSULTAN PENGAWAS Pengawasan atas mutu serta volume pekerjaan fisik yang dilaksanakan kontraktor

KONTRAKTORPelaksanaan fisik bangunan

TUGAS KONTRAKTORTUGAS KONTRAKTOR• MELAKSANAKAN PEKERJAAN SESUAI DOKUMEN KONTRAK• MELAKSANAKAN PROGRAM KERJA• MELAPORKAN RENCANA DAN HASIL KERJA• MENYERAHKAN SEMUA GAMBAR KERJA (SHOP DRAWING)

KEPADA PROYEK• MENYERAHKAN PEKERJAAN YANG TELAH SELESAI

TUGAS KONSULTAN SUPERVISITUGAS KONSULTAN SUPERVISI• MENGAWASI PROYEK• MENGAWASI KUALITAS DAN KUANTITAS KONSTRUKSI• MENGAWASI KEADAAN• MEMBUAT LAPORAN

A. TAHAPAN PENYELENGGARAAN PROYEKA. TAHAPAN PENYELENGGARAAN PROYEK

1. FASE DALAM SIKLUS PROYEK

- Suatu pembagian dan urutan kegiatan proyek secara sistematis

- Fase-fase yang mencakup dalam siklus hidup suatu proyek terdiri 5 tahapan :

• PERENCANAAN KONSEPTUAL (CONCEPTUAL PLANNING)• STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY)• GAMBAR DESAIN (ENGINEERING AND DESIGN)• PELAKSANAAN KONSTRUKSI (CONSTRUCTION)• OPERASI DAN PEMELIHARAAN (OPERATION AND

MAINTENANCE)

2. TAHAPAN PROSES PENYELENGGARAAN PROYEK2. TAHAPAN PROSES PENYELENGGARAAN PROYEK

Persiapan Pembangunan Pemeliharaan

Studi Kelayakan

Gambar Desain

Pelelangan Pelaksanaan Kontruksi

Operasional/ pemanfaatan

Konsultan Studi Kelayakan

Konsultan Perencanaan Konsultan Supervisi

Kontraktor

Manajemen Kontruksi

Pemilik

PEMILIK PROYEK

MANAJEMEN PROYEK

3. PIHAK YANG TERLIBAT DALAM PROSES PENYELENGGARAAN PROYEK :

- PELAKSANAAN KONSTRUKSI ADALAH PROSES YANG PANJANG DAN

KOMPLEKS.- MELIBATKAN BERBAGAI UNSUR - UNSUR INSTANSI PEMERINTAH , KONSULTAN PERENCANAAN , KONTRAKTOR , PEMILIK PROYEK , ASOSIASI INDUSTRI , ORGANISASI PROFESI DAN KONSULTAN SUPERVISI.

B. PERENCANAAN KONSTRUKSI :

FUNGSI MANAJEMEN YANG UTAMA DAN LUAS ADALAH PERENCANAAN :

- APA YANG HARUS DILAKSANAKAN ( WHAT )- SIAPA YANG MELAKUKAN ( WHO )- KAPAN DILAKUKAN ( WHEN )- BAGAIMANA CARA PELAKSANAAN ( HOW )

INPUT UTAMA PEKERJAAN KONSTRUKSI SUMBER DAYA

- PERALATAN ( MACHINE )

- MANUSIA ( MAN )

- MODAL ( MONEY )

- MANAJEMEN ( METHODE )

- BAHAN ( MATERIAL )

C. PROSES KONSTRUKSI

● PROSES KONSTRUKSI ADALAH SUATU PROSES DIMANA RENCANA DAN SPESIFIKASI DARI PERENCANA DESAIN DI

KONVERSIKAN MENJADI STRUKTUR DAN FASILITAS FISIK.

● KEBERHASILAN SESUAI BATAS WAKTU DAN BIAYA TERGANTUNG KEPADA KESIAPAN PEMILIK MENYEDIAKAN : LAHAN /

LOKASI , DANA , PERENCANAAN DAN KESIAPAN KONTRAKTOR DALAM MENYUSUN PROGRAM KERJA UNTUK MEREALISASI PEKERJAAN LAPANGAN .

D.D. PENGENDALIANPENGENDALIAN

a. PENGENDALIAN BIAYA

- PERENCANAAN PROGRAM PENYELESAIAN HARUS AKURAT .- PERKIRAAN YANG TEPAT TERHADAP BIAYA DAN WAKTU .- KOMUNIKASI YANG JELAS DAN TEGAS TERHADAP TUGAS - DISIPLIN DALAM OTORISASI PENGGUNAAN ANGGARAN .- PELAPORAN PROGRES FISIK DAN PENGELUARAN BIAYA , TEPAT WAKTU

D. PENGENDALIANPENGENDALIAN

b. PENGENDALIAN WAKTU ASPEK KETEPATAN WAKTU MENGACU KEPADA JADWAL KONTRAK :

- JADWAL MULAI KERJA - JADWAL PENYELESAIAN PROYEK .- JADWAL PENGADAAN ALAT / BAHAN / MATERIAL / TENAGA KERJA .- JADWAL PENGAJUAN TERMIN .

PELAKSANAAN KONTRAKTOR DIWAJIBKAN MEMBUAT PROGRAM KERJA PELAKSANAAN :- RENCANA GAMBAR KERJA ( SHOP DRAWING )- RENCANA JADWAL KERJA ( CURVE S ATAU NETWORK PLANNING )- METODE KONSTRUKSI - URAIAN PEKERJAAN - ORGANISASI DAN PERSONIL PROYEK

MANAJEMEN PROYEK

LEMBAGA INTERNAL

PEMILIK PROYEK KONSULTAN

PERENCANA SUPERVISI

MANAJEMEN

KONTRAKTOR UTAMA

SUPPLIER

INSTITUSI KEUANGAN

MASYARAKAT

LEMBAGA PELAYANAN

BADAN PEMERINTAH

TENAGA KERJA

BIAYA

PROYEK

KUALITASWAKTU

-Modal Kerja

-Penundaan Waktu

- Inflasi

-Sengketa Hukum

-Bunga Bank

-Tenaga Terampil

-Kualitas bahan dan alat

-Pemeriksaan dan Pengawasan

-Perencanaan dan Spesifikasi Teknis

-Jadwal Waktu

-Perubahan Pekerjaan

-Peraturan Pemerintah

-Pengadaan bahan dan Alat

B

PQT

B

PQT

B

PQT

KETIDAK SEIMBANGANKETIDAK SEIMBANGAN

BIAYA

WAJAR SEPAKAT

UNTUNG

K-3-P

K-3-PK-3-PWAKTU

RENCAN

A

SEPAKAT

DITERIMA

MUTU

RENCAN

A

SEPAKAT

DITERIMA

- SESUAI DOKUMEN KONTRAK &KESEPAKATAN

- SESUAI DOKUMEN KONTRAKSPESIFIKASI TEKNIK,KESEPAKATAN

- SESUAI SKEDUL KERJADOKUMEN KONTRAKKESEPAKATAN

- PEMILIK PROYEK SETUJU DANMELAKSANAKAN PEMBAYARAN PEKERJAANSELESAI

- PEMILIK PROYEK SETUJU DABMENERIMA SELESAINYAPROYEK DENGAN TANPAKOMENTAR / SYARATTERTENTU

- PEMILIK PROYEK SETUJU DABMENERIMA SELESAINYASEBAGIAN DAN ATAUKESELURUHAN PEKERJAANYANG BERSANGKUTAN

- TIDAK TERJADI PROGRESSBILLING TAK TERBAYAR

- TIDAK ADA PENALTY COMPLAIN ATAU KLAIM ATASMUTU HASIL KERJA SAMAPROYEK

- TIDAK ADA PENALTY COMPLAIN ATAU KLAIM DARIPEMBERI KERJA ATAU PIHAKKETIGA YANG TERKAITDENGAN PENYELESAIANPEKERJAAN TERSEBUT

- SEMUA PIHAK TERKAITPELAKSANAAN PROYEK PUAS

- KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA (K-3) DILAKSANAKAN DENGAN BAIK

- SEMUA PIHAK TERKAITPELAKSANAAN PROYEK PUAS

- CITRA PERUSAHAAN BAIK - SEMUA PIHAK TERKAITPELAKSAAN PROYEK PUAS

- CITRA PERUSAHAAN BAIK

- ADA UNDANGAN DAN ATAUPENUNJUKAN PROYEK BARU

- MEMPEROLEH CERTIFICATE OF COMPLETION

- ADA UNDANGAN DAN ATAU

PENUNJUKAN PROYEK BARU- MEMPEROLEH MANFAAT

POSOTIF TERMASUKKEUNTUNGAN BAGIPERUSAHAAN

- CITRA PERUSAHAAN BAIK

INDIKASI SUKSES INDIKASI SUKSES INDIKASI SUKSES

BIAYA MUTU WAKTU

BEBERAPA HAL MENDASAR DALAM QUALITY BEBERAPA HAL MENDASAR DALAM QUALITY CONTROL ANTARA LAIN ADALAH SEBAGAI CONTROL ANTARA LAIN ADALAH SEBAGAI

BERIKUT :BERIKUT :

1.1. DISKRIPSI/ LINGKUP PEKERJAAN :DISKRIPSI/ LINGKUP PEKERJAAN :- - MENCAKUP SELURUH BAGIAN-BAGIAN PEKERJAAN YANG MENCAKUP SELURUH BAGIAN-BAGIAN PEKERJAAN YANG TERCAKUP TERCAKUP ARTIKEL/ JENIS PEKERJAAN YANG DIMAKSUDARTIKEL/ JENIS PEKERJAAN YANG DIMAKSUD

- - PADA UMUMNYA YANG TERCAKUP LEBIH LUAS/ BANYAK PADA UMUMNYA YANG TERCAKUP LEBIH LUAS/ BANYAK DARI JUDUL/ DARI JUDUL/ JENIS PEKERJAAN ITU SENDIRIJENIS PEKERJAAN ITU SENDIRI

- - MENENTUKAN JENIS PERALATAN YANG DIPERLUKANMENENTUKAN JENIS PERALATAN YANG DIPERLUKAN

- - MEMPENGARUHI STRUKTUR ANALISA HARGA SATUANMEMPENGARUHI STRUKTUR ANALISA HARGA SATUAN

2.2. BAHAN/ MATERIAL :BAHAN/ MATERIAL :- - MENCAKUP KETENTUAN BAHAN BAKU (MIS. BATU) MENCAKUP KETENTUAN BAHAN BAKU (MIS. BATU) MAUPUN BAHAN MAUPUN BAHAN OLAHAN (MIS. AGREGAT).OLAHAN (MIS. AGREGAT).

- - MANCAKUP TATA CARA “HANDLING”.MANCAKUP TATA CARA “HANDLING”.

3.3. METODE PELAKSANAAN DAN PERALATAN :METODE PELAKSANAAN DAN PERALATAN :- - SEBELUM PELAKSANAAN DIHARUSKAN MELAKUKAN SEBELUM PELAKSANAAN DIHARUSKAN MELAKUKAN PERCOBAAN.PERCOBAAN.

- - MENGATUR CARA DAN URUT-URUTAN PELAKSANAAN, MENGATUR CARA DAN URUT-URUTAN PELAKSANAAN, PERALATAN PERALATAN YANG DISARANKAN, KEADAAN CUACA YANG YANG DISARANKAN, KEADAAN CUACA YANG DISARANKAN, DISARANKAN, PENGENDALIAN MUTU SETIAP TAHAP PENGENDALIAN MUTU SETIAP TAHAP PELAKSANAAN DSB.PELAKSANAAN DSB.

BEBERAPA HAL MENDASAR DALAM QUALITY BEBERAPA HAL MENDASAR DALAM QUALITY CONTROL ANTARA LAIN ADALAH SEBAGAI BERIKUT :CONTROL ANTARA LAIN ADALAH SEBAGAI BERIKUT :

4. SYARAT HASIL AKHIR :- MERUPAKAN PERSYARATAN PALING PENTING/ MENENTUKAN SEBELUM PEKERJAANTERSEBUT LAYAK UNTUK DITERIMA DAN DIBAYAR.

- BAGIAN DARI PROSES PENGENDALIAN MUTU AHAP AKHIR

5. CARA PENGUKURAN HASIL KERJA :- MENGANDUNG UNSUR “PENYEDERHANAAN” DAN MEMPERKECIL KEMUNGKINAN “SILANG PENDAPAT” DI LAPANGAN

- HASILNYA PADA UMUMNYA LEBIH KECIL DARI APA YANG TELAH DIKERJAKAN (DARI SUDUT KUANTITAS).

- SANGAT MEMPENGARUHI “ FAKTOR KOREKSI” DALAM ANALISA HARGA SATUAN

6. CARA PEMBAYARAN :- MENCAKUP SATUAN DARI PEMBAYARAN (Rp/ TON, Rp/ M3, DLL)

- PEMBAYARAN DIMAKSUDKAN SEBAGAI “ KOMPENSASI” DARI TENAGA KERJA, BAHAN, PERALATAN, DAN LAIN SEBAGAINYA, DALAM RANGKA MELAKSANAKAN SELURUH BAGIAN-BAGIAN PEKERJAAN YANG TERCAKUP DALAM DESKRIPSI PEKERJAAN YANG DIMAKSUD.

QUALITY CONTROL YANG BENARQUALITY CONTROL YANG BENAR

PALING TIDAK ADA 2 (DUA) HAL POKOK YANG DAPAT MENJAMIN QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU) DAPAT BERJALAN DENGAN BAIK DAN MENGHASILKAN MUTU PELAKSANAAN PROYEK YANG BAIK PULA.

KEDUA HAL POKOK YANG DIMAKSUD ADALAH :

1). SPESIFIKASI PENGENDALIAN MUTU YANG BAIK (LENGKAP, JELAS DAN SESUAI).

2). PELAKSANAAN PENGENDALIAN MUTU SECARA BAIK DAN TEGAS.

DARI PENGAMATAN SECARA UMUM DAPAT DISIMPULKAN BAHWA BANYAK PROYEK-PROYEK YANG MASIH LEMAH DALAM KEDUA HAL TERSEBUT DI ATAS. KEADAAN INI MERUPAKAN SALAH SATU PENYEBAB UTAMA DARI TIMBULNYA KERUSAKAN DINI DARI PROYEK-PROYEK JALAN YANG BARU SELESAI DIKERJAKAN.


BERIKUT INI AKAN DICOBA MEMBERIKAN TATA CARA PENGENDALIAN MUTU YANG BAIK KHUSUSNYA TENTANG SPESIFIKASINYA

1. TAHAP PENGENDALIAN MUTU YANG BAIK

Ada 3 tahap pengendalian mutu yaitu :

- Pengendalian mutu bahan baku (mis. Batu, aspal, semen, dll).

- Pengendalian mutu bahan olahan (mis. Agregat, campuran aspal beton, adukan beton semen, dll).

- Pengendalian mutu pekerjaan (mis. Base course tergelar padat, wearing course tergelar padat, pilar jembatan beton, dll).

2. JENIS PENGENDALIAN MUTU YANG BAIK

Ada dua jenis pengendalian mutu yang harus dilakukan yaitu :

- Mutu tentang dimensi (panjang, lebar, tebal, elevasi, kemiringan, kerataan, dan lain sebagainya).

- Mutu tentang kualitas fisik ( kepadatan, stability, kuat tekan, kuat lentur, cbr, dan lain sebaginya).


3. STRUKTUR SPESIFIKASI PENGENDALIAN MUTU YANG BAIK

ADA 2 (DUA) JENIS PENGENDALIAN MUTU YANG BAIK DAN BAKU SELALU MENCAKUP 5 (LIMA) HAL UNTUK TIAP JENIS PEKERJAAN, TAHAP PEKERJAAN MAUPUN BAHAN.

5 (LIMA) HAL YANG HARUS DICAKUP DALAM SPESIFIKASI PENGENDALIAN MUTU YANG DIMAKSUD UNTUK TIAP-TIAP OBYEK YANG AKAN DIPERIKSA (MIS. BAHAN BATU UNTUK AGREGAT, AGREGAT BASE COURSE, BASE COURSE TERGELAR PADAT DAN LAIN SEBAGAINYA). ADALAH SEBAGAI BERIKUT :

- JENIS PEMERIKSAAN (MIS. ABRASI, GRADASI, KEPADATAN, DAN LAIN SEBAGAINYA).

- METODE PEMERIKSAAN (MIS. LOS ANGELES/ AASHTO T-96, ANALISA SARINGAN/ ASSHTO T-27, KEPADATAN LAPANGAN/ ASSHTO-191 DAN LAIN SEBAGAINYA.

- FREKUENSI PEMERIKSAAN ( MIS. 1/QUARRY, 1/250 M3, DAN LAIN SEBAGAINYA).

- SPESIFIKASI PERSYARATAN MUTU (MIS. MAX.40 %, HARUS DI DALAM ENVELOPE, MINIMUM 95 % DAN LAIN SEBAGAINYA).

- TOLERANSI (+ 0 %, BATAS ENVELOPE, 0 % DAN LAIN SEBAGAINYA).

P

E

L

A

N

G

G

A

N

Perbaikan Berkelanjutan pada Sistem Manajemen Mutu

Tanggung Jawab Manajemen

Manajemen Sumber Daya

Pengukuran, analisis dan perbaikan

Realisasi produk

Kegiatan penambahan nilaiAliran Informasi

Masukan Keluaran

Produk

Per

syar

atan

Kep

uas

an

P

E

L

A

N

G

G

A

N

3 Sistem Manajemen bagi BU Gol. Kecil

3.2 Penerapan Manajemen Mutu BU Gol

Kecil

Model Sistem Manajemen Mutu berdasarkan Proses

Rangkaian Proses Bisnis Jasa KonstruksiRangkaian Proses Bisnis Jasa Konstruksi

`Informasi

ProyekPrakuali

fikasiTender

Pelaksanaan Proyek

Penyerahan Produk

Proses Bisnis Jasa Konstruksi

Persiapan Proyek

KEPUASAN

PELAN

GGAN

PERSYARATAN

PELANGGAN

Pengelolaan Finansial

Pengelolaan SDM

Penyediaan Sarana & Prasarana

Sumber Daya

Penyediaan Material

Sumber Daya

Pemeliharaan Lingkungkan Kerja

Kesehatan & Keselamatan Kerja

4 Sistem Manajemen Mutu

4.1 Peta Proses Bisnis Jasa

Konstruksi

KEBUTUHAN TEKNOLOGI UNTUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR KEBUTUHAN TEKNOLOGI UNTUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR SISTEM JARINGAN JALAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN DI SISTEM JARINGAN JALAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN DI

PROVINSI NADPROVINSI NAD

y = 12662x-0.5623

R2 = 0.9886

0.00

2000.00

4000.00

6000.00

8000.00

10000.00

12000.00

0 10 20 30 40

Kecepatan (km/jam)

BO

K (Rp/k

m)

HUBUNGAN BIAYA OPERASI KENDARAAN DENGAN HUBUNGAN BIAYA OPERASI KENDARAAN DENGAN KECEPATAN UNTUK KENDARAANKECEPATAN UNTUK KENDARAAN

LIFE CYCLE ROAD MANAGEMENT SYSTEMRUSAK RINGAN

8 < IRI < 12RUSAK BERAT

12 < IRI

PEMILIHARAAN BERKALA4,5 < IRI < 8

PENINGKATAN

BATAS KONTRUKSI JALAN

LINTASAN IDEAL

BATAS KRITIS

Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Rutin

BATAS MASA PELAYANAN

JIKA TANPA PROGRAM PENINGKATAN JALAN

TIDAK MAMPU LAGI MELAYANI LOS YANG ADA

Pt

Po

Keterangan:Po : Service Ability Indeks Awal (PHO)Pt : Service Ability Indeks Akhir (Batas Umur Pelayanan)Nilai Po dan Pt tergantung pada klasifikasi Jalan (N, P, K) dan

Iri < 4,5 Iri < 4,5 Iri < 4,5

RUSAK RINGAN8 < IRI < 12

RUSAK BERAT12 < IRI

PEMILIHARAAN BERKALA4,5 < IRI < 8

PENINGKATAN

BATAS KONTRUKSI JALAN

LINTASAN IDEAL

BATAS KRITIS

Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Rutin

BATAS MASA PELAYANAN

JIKA TANPA PROGRAM PENINGKATAN JALAN

TIDAK MAMPU LAGI MELAYANI LOS YANG ADA

Pt

Po

Keterangan:Po : Service Ability Indeks Awal (PHO)Pt : Service Ability Indeks Akhir (Batas Umur Pelayanan)

LHR

Iri < 4,5 Iri < 4,5 Iri < 4,5

REKONDISI

”Terwujudnya Sistem jaringan Jalan Yang Berkesinambungan dan Terpadu Berbasis Wilayah Nasional”

”Terwujudnya Sistem jaringan Jalan Yang Berkesinambungan dan Terpadu Berbasis Wilayah Nasional”

VISI DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA 2005-2009

VISI DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA 2025

”Tersedianya jaringan jalan yang handal””Tersedianya jaringan jalan yang handal”

” Terwujudnya Sistem Penyelenggaraan Jaringan Jalan yang Handal, Bermanfaat dan Berkelanjutan untuk Mendukung Tercapainya Indonesia yang Aman dan Damai, Adil dan Demokratis serta Lebih Sejahtera”

” Terwujudnya Sistem Penyelenggaraan Jaringan Jalan yang Handal, Bermanfaat dan Berkelanjutan untuk Mendukung Tercapainya Indonesia yang Aman dan Damai, Adil dan Demokratis serta Lebih Sejahtera”

MISIMISI1. Memenuhi kebutuhan infrastruktur jalan untuk

mendukung pengembangan wilayah dan kelancaran distribusi barang dan jasa.

2. Mendorong berkembangnya industri konstruksi yang kompetitif.

3. Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dan masyarakat dalam pembangunan infrastruktur jalan.

4. Mengembangkan teknologi yang tepat guna dan kompetitif serta meningkatkan keandalan mutu infrastruktur jalan.

5. Menerapkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif dan terpadu dengan prinsip good governance serta mengembangkan SDM yang profesional.

PERSYARATAN PRODUK YANG PERSYARATAN PRODUK YANG HANDAL HANDAL

• Jaringan Jalan Yang Handal /Sistem Penyelenggaraan Jaringan Jalan

yang Handal merupakan titik focus /visi atau tujuan dari Bina

Marga, Jalan Yang Handal atau Sistem Penyelenggaraan Jaringan

Jalan yang Handal tidak mungkin dicapai tanpa mutu dalam proses.

Mutu dalam proses tidak mungkin dicapai tanpa Organisasi yang

tepat, organisasi yang tepat tidak ada artinya tanpa kepempinan

yang memadai. Komitmen yang kuat dari bawah (mandor) keatas

(pimpinan organisasi/Dirjen) merupakan pendukung dan pengikat

dari empat Pilar yang terdiri dari ;Jalan yang kuat, mutu dalam

proses, organisasi yang tepat, dan kepemimpinan yang memadai.

Salah satu saja yang lemah maka jangan mengarapkan

mendapatkan Jaringan Jalan /Sistem Jaringan Jalan yang handal.

PROSES YANG BERMUTUPROSES YANG BERMUTU• Proses yang bermutu adalah proses mulai dari Kebijakan, Survei,

Investigasi, Desain, Pengadaan Lahan, Pelaksaan/Construction, Operasi dan Pemeliharaan , harus tergambarkan dalam SOP dan Instruksi Kerja yang transparan, dan efektif. Dari SOP dan Instruksi Kerja ini sudah dapat dilihat apakah produk /jalan handal atau tidak.

• Standar Operasional Prosesdur (SOP) berisikan petunjuk pelaksanaan dari rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan kegitan penyelenggaraan jalan (operation line) dilingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga yang minimal mencakup:

– Workflow Chart ; yang menggambarkan jalur proses suatu pekerjaan atau proses suatu produksi yang terdiri dari berbagai langkah (step) kerja yang dikerjakan seorang petugas/Team/operator.

– Job Description; yang menjelasakan langkah kerja yang harus dikerjakan oleh setiap petugas/operator yang bersangkutan.

– Component; yang menjelaskan cara kerja setiap langkah yang sudah distandarisasi berupa komponen kerja.

– Object Material , barang, uang, dokumen yang harus dikelola.

Konsep Organisasi Yang TepatKonsep Organisasi Yang Tepat Organisasi yang tepat adalah Organisasi stream line (tidak ada ziq zaq), Organisasi yang tepat adalah Organisasi stream line (tidak ada ziq zaq),

terdesentralisasi/empowerment ke garis Depanterdesentralisasi/empowerment ke garis Depan Pada konsep pendelegasian suatu tugas diberikan kepada organisasi/ Pada konsep pendelegasian suatu tugas diberikan kepada organisasi/

bawahannya atau anak buahnya namun keadaan yang perlu dipertanggung bawahannya atau anak buahnya namun keadaan yang perlu dipertanggung jawabkan dari tugas tersebut tetap ada pada dirinya jawabkan dari tugas tersebut tetap ada pada dirinya

Empowerment /desentralisasi, para manajer melepaskan tanggung jawabnya, Empowerment /desentralisasi, para manajer melepaskan tanggung jawabnya, dari wewenang dan keadaan yang harus dipertanggung jawabkan secara dari wewenang dan keadaan yang harus dipertanggung jawabkan secara fisik. Manajer/pimpinan menjadi pelatih dan fasilitator, bukan pengawas fisik. Manajer/pimpinan menjadi pelatih dan fasilitator, bukan pengawas yang mengontrol orang orang dengan tali kekang yang pendek.yang mengontrol orang orang dengan tali kekang yang pendek. Individu yang digaris depan memutuskan apa yang perlu dikerjakan Individu yang digaris depan memutuskan apa yang perlu dikerjakan

sesuai dengan parameter dan prinsip yang telah disepakai.sesuai dengan parameter dan prinsip yang telah disepakai. Individu yang digaris depan menghadapi keadaan yang harus Individu yang digaris depan menghadapi keadaan yang harus

dipertanggung jawabkandipertanggung jawabkan Pimpinan bertindak sebagai pelatihPimpinan bertindak sebagai pelatih Informasi mengalir bebasInformasi mengalir bebas Individu bersikap proaktifIndividu bersikap proaktif Cenderung bersifat keluar dan fleksibleCenderung bersifat keluar dan fleksible

Desentralisasi/empowerment ke Balai/SKPD bukan berarti membiarkan Desentralisasi/empowerment ke Balai/SKPD bukan berarti membiarkan orang orang memakai caranya sendiri tanpa rasa tanggung jawab atau tanpa orang orang memakai caranya sendiri tanpa rasa tanggung jawab atau tanpa dibatasi oleh standar dan prinsip yang telah disepakati.dibatasi oleh standar dan prinsip yang telah disepakati.

Organisasi/pegawai yang digaris depan beroperasi secara mandiri , tetapi Organisasi/pegawai yang digaris depan beroperasi secara mandiri , tetapi tetap bersandar pada nilai nilai dan pedoman yang telah disepakati tetap bersandar pada nilai nilai dan pedoman yang telah disepakati

SETELAH MENGADOPSI

MODEL KEUNGGULAN ORGANISASI

“Management has different

understanding of the

Vision and Master

Improvement Story”

JIKA MANAJEMEN PUNCAK TIDAK MENCIPTAKAN MASTER IMPROVEMENT STORY, JUGA TIDAK MENGOMUNIKASIKANNYA SECARA VISUAL, MAKA DAPAT DIPASTIKAN BAHWA SISTEM MANAJEMEN KINERJA YANG ADA DALAM ORGANISASI TIDAK AKAN EFEKTIF, KARENA BERBAGAI KASUS BERIKUT AKAN MUNCUL DALAM ORGANISASI TERSEBUT

SpecificMeasurableAchievableRelevantTime-boundEthicalRecorded

DedicationResponsibility

EducationAttitudeMotivation

TogetherEveryone

AchievesMore

Terima Kasih

“Doing everything rigth eventhoung it

is wrong Vision and Master Improment

Story”

presentasi kadis pu

Documents