laporan profil tanah

24
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah yang menunjukkan susunan horizon tanah, dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan bahan induk dibawahnya. Lapisan-lapisan tersebut terbentuk selain dipengaruhi oleh perbedaan bahan induk sebagai bahan pembentuknya, juga terbentuk karena pengendapan yang berulang-ulang oleh genangan air. Terdapatnya horizon- horizon pada tanah-tanah yang memiliki perkembangan genetis menyugestikan bahwa beberapa proses tertentu, umum terdapat dalam perkembangan profil tanah. Fungsi utama anah adalah sebagai media tumbuh makhluk hidup. Proses pembentukan tanah dimulai dari hasil pelapukan batuan induk (regolit) menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa tumbuhan yang dilapuk oleh mikroorganisme dengan bahan mineral dipermukaan tanah, pembentukan struktur tanah, pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian atas ke bagian bawah dan berbagai proses lain, sehingga apabila kita menggali lubang pada tanah maka akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang berbeda sifat fisik, kimia, dan biologinya, lapisan- lapisan inilah yang disebut dengan horizon tanah yang

Upload: ferdhy-andtho

Post on 04-Aug-2015

307 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Profil Tanah

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah yang

menunjukkan susunan horizon tanah, dimulai dari permukaan tanah sampai

lapisan bahan induk dibawahnya. Lapisan-lapisan tersebut terbentuk selain

dipengaruhi oleh perbedaan bahan induk sebagai bahan pembentuknya, juga

terbentuk karena pengendapan yang berulang-ulang oleh genangan air.

Terdapatnya horizon-horizon pada tanah-tanah yang memiliki perkembangan

genetis menyugestikan bahwa beberapa proses tertentu, umum terdapat dalam

perkembangan profil tanah.

Fungsi utama anah adalah sebagai media tumbuh makhluk hidup. Proses

pembentukan tanah dimulai dari hasil pelapukan batuan induk (regolit) menjadi

bahan induk tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa

tumbuhan yang dilapuk oleh mikroorganisme dengan bahan mineral dipermukaan

tanah, pembentukan struktur tanah, pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian

atas ke bagian bawah dan berbagai proses lain, sehingga apabila kita menggali

lubang pada tanah maka akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang berbeda sifat

fisik, kimia, dan biologinya, lapisan-lapisan inilah yang disebut dengan horizon

tanah yang terbentuk dari mineral anorganik akar. Susunan horizon tanah tersebut

biasa disebut profil tanah.

Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan pengamatan profil tanah dalam

langkah awal penelitian dan pengamatan terhadap tanah.

1.2. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan praktikum ini adalah pengamatan langsung di lapangan mengenai profil

tanah dan untuk mengetahui sifat fisik serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Kegunaan praktikum adalah sebagai bahan informasi dalam hubungan

proses pedogenesis tanah dan merupakan bahan perbandingan antara materi

kuliah dan praktikum yang dilakukan di lapangan.

Page 2: Laporan Profil Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Tanah

Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah dibuat dengan

cara menggali lubang dengan ukuran (panjang dan lebar) tertentu dan kedalaman

yang tertentu pula sesuai dengan keadaan keadaan tanah dan keperluan penelitian.

Page 3: Laporan Profil Tanah

Tekanan pori diukur relative terhadap tekanan atmosfer dianamakan muka air

tanah.

Horizon Tanah adalah tanah terdiri dari lapisan berbeda horisontal, pada

lapisan yang disebut horizon. Mereka mulai dari kaya, organik lapisan atas

(humus dan tanah) ke lapisan yang rocky (lapisan tanah sebelah bawah, dan

regolith bedrock) (Anonim 1, 2010).

Berdasarkan pembentukannya, bebatuan dikelompokkan menjadi 3 golongan

yaitu:

1.     Batuan beku (igneous rock) yang merupakan bebatuan yang terbentuk dari

proses solidifikasi (pembekuan) magma cair. Apabila proses pembentukannya

terjadi jauh dibawah tanah, maka bebatuan yang terbentuk disebut plutonik

(batuan dalam), disebut intrusi (batuan gang) jika

pembekuannya terjadi didalam liang-liang menuju permukaan tanah, dan

disebut ekstrusi (batuan vulkanik atau lelehan) jika pembekuannya terjadi

dipermukaan tanah.

2.     Batuan sedimen (sedimentary rock) merupakan bebatuan yang terbentuk dari

proses konsolidassi (pemadatan) endapan-endapan partikel yang terbawa oleh

angina atau air dibawah permukaan bumi.

3.     Batuan peralihan (metamorf) yang merupakan batuan beku atau batuan

sedimen yang telah mengalami transformasi (perubahan rupa) akibat adanya

pengaruh perubahan suhu, tekanan, cairan atau gas aktif.

Horizon O adalah lapisan teratas yang hampir seluruhnya mengandung

bahan organik. Tumbuhan daratan dan jatuhan dedaunan termasuk pada horizon

ini. Juga humus. Humus dari horizon O bercampur dengan mineral lapuk untuk

membentuk horizon A, soil berwarna gelap yang kaya akan bahan organik dan

aktivitas biologis, tumbuhan ataupun hewan. Dua horizon teratas ini sering

disebut topsoil.

Asam organik dan CO2 yang diproduksi oleh tumbuhan yang membusuk

pada topsoil meresap ke bawah ke horizon E, atau zona pencucian, dan membantu

melarutkan mineral seperti besi dan kalsium. Pergerakan air ke bawah pada

Page 4: Laporan Profil Tanah

horizon E membawa serta mineral terlarut, juga mineral lempung berukuran halus,

ke lapisan di bawahnya.

Material yang tercuci ke bawah ini berkumpul pada horizon B, atau zona

akumulasi. Lapisan ini kadang agak melempung dan berwarna merah/coklat karat

akibat kandungan hematit dan limonitnya. Kalsit juga dapat terkumpul di horizon

B. Horizon ini sering disebut subsoil. Pada horizon B, material Bumi yang masih

keras (hardpan), dapat terbentuk pada daerah dengan iklim basah di mana mineral

lepung, silika dan oksida besi terakumulasi akibat pencucian dari horizon E.

Lapisan hardpan ini sangat sulit untuk digali/dibor. Horizon C ialah material

batuan asal yang belum seluruhnya lapuk yang berada di bawah horizon B.

Material batuan asal ini menjadi subjek pelapukan mekanis maupun kimiawi dari

frost action, akar tumbuhan, asam organik, dan agen lainnya. Horizon C

merupakan transisi dari batuan asal (sedimen) di bawahnya dan soil yang

berkembang di atasnya (Buckman, 1992).

Penetapan sifat-sifat fisika tanah ada 3 macam pengambilan contoh tanah yaitu :

        Contoh tanah tidak terusik (undisturbed soil sample) yang diperlukan untuk

analisis penetapan berat isi atau berat volume (bulk density), tagihan ukuran

pori (pore size distribution) dan untuk permeabilitas (konduktivitas jenuh).

        Contoh tanah dalam keadaan agregat tak terusik (undisturbed soil aggregate)

yang diperlukan untuk penetapan ukuran agregat dan derajad kemantapan

agregat (aggregate stability).

        Contoh tanah terusik (disturbed soil sample), yang diperlukan untuk

penetapan kadar lengas, tekstur, tetapan Atterberg, kenaikan kapiler, sudut

singgung, kadar lengas kritik, Indeks patahan (Modulus of Rupture:MOR),

konduktivitas hidroulik tak jenuh, luas permukaan (specific surface),

erodibilitas (sifat ketererosian) tanah menggunakan hujan tiruan.

Secara umum, analisis contoh tanah bertujuan untuk :

a.       Menentukan sifat fisik dan kimia tanah (status unsur hara tanah).

b.      Mengetahui lebih dini adanya unsur-unsur beracun tanah.

2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah

Page 5: Laporan Profil Tanah

2.2.1.   Kemiringan

Daerah dengan kemiringan terjal akan mengandung sedikit soil atau tidak

sama sekali, Hal ini disebabkan oleh gravitasi yang membuat air dan partikel soil

bergerak ke bawah. Vegetasi akan jarang sehingga akan sedikit akar tanaman

yang menyentuh batuan lapuk dan akan sangat jarang bahan organik yang

menyediakan nutrien. Kontras dengan yang tadi, daerah bottomland akan sangat

tebal, namun drainasenya kurang baik dan soil akan jenuh air.

2.2.2.      Material Asal

Material asal adalah sumber dari mineral lapuk yang membentuk hampir

seluruh soil. Soil yang berasal dari granit lapuk akan menjadi pasiran karena

partikel kuarsa dan feldspar yang terlepas dari granit. Setelah butiran feldspar

lapuk, mineral lempung berukuran halus akan terbentuk. Soil yang terbentuk akan

memiliki variasi ukuran butir yang sangat baik untuk drainase dan kemampuan

menahan air.

Pembentukan soil dari basalt tidak akan menjadi pasiran, bahkan saat

tahap awal pembentukannya. Jika pelapukan kimiawi lebih prevalent dari pada

mekanis, butiran feldspar yang lapuk akan langsung menjadi mineral lempung

halus. Karena batuan asal tidak mengandung butiran kasardan kuarsa, soil yang

terbentuk akan kekurangan pasir. Soil seperti ini tidak akan terdrainase dengan

baik, walau bisa saja tetap subur.

2.2.3.         Organisme Hidup

Fungsi utama organisme hidup adalah untuk menyediakan bahan organik

bagi soil. Humus akan menyediakan nutrien dan membantu menahan air.

Tumbuhan membusuk akan melepaskan asam organik yang meningkatkan

pelapukan kimiawi. Hewan penggali seperti semut, cacing, dan tikus membawa

partikel soil ke permukaan dan mencampur bahan organik dengan mineral.

Lubang-lubang yang dibuat akan membantu sirkulasi air dan udara,

meningkatkan pelapukan kimiawi dan mempercepat pembentukan soil.

Mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan protozoa membantu proses

pembusukan bahan organik menjadi humus.

2.2.4.        Waktu

Page 6: Laporan Profil Tanah

Karakter soil berubah seiring berjalannya waktu. Soil yang masih muda

masih mencerminkan struktur material asalnya. Soil yang sudah dewasa akan

lebih tebal. Pada daerah volkanik aktif, rentang waktu antarerupsi dapat

ditentukan dengan meneliti ketebalan soil yang terbentuk pada masing-masing

aliran ekstrusif. Soil yang telah terkubur dalam-dalam oleh aliran lava, debu

vulkanik, endapan glasial, atau sedimen lainnya disebut paleosol. Soil seperti ini

dapat dilacak secara regional dan dapat mengandung fosil. Maka dari itu, soil ini

sangat berguna untuk dating batuan dan sedimen, serta untuk menginterpretasi

iklim dan topografi lampau.

2.2.5.        Iklim

Iklim barangkali merupakan faktor terpenting yang menentukan ketebalan

dan karakter soil. Material asal pada topografi yang sama dapat terbentuki

menjadi soil yang berbeda jika iklimnya berbeda. Temperatur dan curah hujan

menentukan pelapukan kimiawi atau mekaniskah yang paling dominan, dan akan

berpengaruh kepada laju dan kedalaman pelapukan. Iklim juga menentukan jenis

organisme yang dapat hidup di soil tersebut.

2.3. Sifat-Sifat Tanah

Sifat morfologi tanah yang dapat dapat diamati dan dipelajari dilapangan.ebagian

dari sifat morfologi tanah merupakan sifat fisik dari tana tersebut.

a. Batas-batas Horion

Batas 1 horion lainnya dalam suatu profil tanah dapat terlihat jelas atau

berbaur. Pada pengamatan lapangan,ketajaman peralihan horion ini dapat

dibedakan beberapa tingkatan, yaitu:

Nyata (bila lebar peralihan kurang dari 2,5 cm)

Jelas (lebar peralihan 2,5-6,5 cm)

Berangsur (lebar peralihan 6,5-1,25 cm)

Berbaur atau baur (lebar peralihan > 12,5 cm)

b. Warna Tanah

Warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat-sifat tanah, karena warna

tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor. Penyebab terjadinya perbedaan warna

Page 7: Laporan Profil Tanah

pada permukaan tanah umumnya disebabkan oleh adanya perbedaan

kandungan bahan organik. Apabila kandungan dari bahan organiknya tinggi

mka tanah akan berwarna kelam atau gelap.bentuk dan banyaknya senyawa

FE dalam tanah kondisi draenase dalam tanah atau keadaan basah dan kering

akan sili berganti. Pada saat kondisi tanah basah maka suasananya reduktif

besi dalam bentuk FE++ meninggalkan bercak warna abu-abu kebiruan, dan

apbila kondisi kering maka kondisinya oksidatif besi dalam bentuk Feri (FE++

+) dan berwarna merah kuning.

c. Tekstur Tanah

Tanah terdiri dari butir-butir tanah yang berbagai ukuran. Baian dari tanah

yang berukuran > 2 mm disebut baan kasar yaitu berukuran lebih halus dan

dibedakan menjadi :

Pasir : 2mm – 5 0µ

Debu : 50 µ - 2 µ

Liat : < 2 µ

Tekstur tanah adaah perbandingan relatif (dalam persen) antar fraksi

pasir, debu dan liat. Tekstur tanah sangat penting kita ketahui karena

komposisi ketiga fraksi penyusun tanah menentukan sifat-sifat fsikokimia dan

sifat kimia tanah.

Berdsarkan atas perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu dan liat maka

tanah dikelompokkan kedalam beberapa macam kelas tekstur yaitu:

Kasar

- Pasir

- Pasir berlempung

Agak Kasar

- Lempung berpasir

- Lempung berpasir halus

Sedang

Page 8: Laporan Profil Tanah

- Lempung berpasir sangat halus

- Lempung

- Lempung berdebu

Agak halus

- Debu

- Lempung liat berpsir

- Lempung liat berdebu

Halus

- Liat berpasir

- Liat berdebu

- Liat-liat

d. Struktur Tanah

Struktur tanah adalah penyusun partikel-partikel tanah primer seperti

pasir,debu dan liat membentuk agregat-agregat, agregat yang satu dan

yang lainnya dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah. Agregat ang

dibentuk secara alami disebut PED, sedangkan bongkahan tanah hasil

pengolahan disebut CLOD. Struktur dapat memodifikasi pengaruh tekstur

dalam dengan kelembaban.

e. Konsistensi

Konsistensi tanah menunjukkan kekuatan daya kehesi butir-butir tanah

atau daya adhesi butir tanah dengan yang lain. Tanah yang mempunyai

konsistensi baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada alat-alat

pengolah tan.

f. Bulk Density

Merupakan kerapatan yang menunjukkan perbandingan antar berat tanah

kering dengan volume tanah termasuk volume pori-pori pada tanah.

Page 9: Laporan Profil Tanah

III. METODOLOGI

3.1 Letak Astronomis dan Geografis

Lokasi tempat penelitian Profil Tanah adalah di Desa Sauwwe, Kecamatan

Parangloe, Kabupaten Gowa. Dengan letak astronomis  119°33’7’.68”BT

05°11’9,14”LS . 

Letak geografis tempat praktikum yaitu :

Sebelah utara               : Palacina Desa Pallantikang

Page 10: Laporan Profil Tanah

   Sebelah timur               : Balangpunia (gunung padang taring)

      Sebelah selatan           : Desa Borong Pa’la’lang

      Sebelah barat              : Bontoleba

3.2 Waktu dan Tempat

Praktikum pengamatan profil tanah dilaksanakan pada Sabtu, 20 Oktober 2012

pada pukul 09.00 sampai dengan 14.00 WITA di Kecamatan Parangloe,

Kabupaten Gowa.

3.3 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam pengamatan ini antara lain ;

Cangkul, sekop, linggis.

(Digunakan untuk membuat atau menggali penampang).

Meteran

(Dugunakan untuk mengukur ketebalan tanah, dalam dan batasan lapisan,

struktur & perakaran).

Cutter

(Digunakan untuk menarik garis pada batas lapisan, dan untuk mengiris akar-

akar tanaman).

Daftar isi profil (DIP)

(Untuk mencatat semua parameter pengamatan secara sistematis).

Sendok tanah

(Digunakan untuk pengambilan contoh tanah).

Kantong plastik

(digunakan untuk penempatan sampel tanah yang diambil).

Kertas label :

(Digunakan untuk pemberian tanda pada sampel tanah).

GPS

(Untuk menentukan titik koordinat, lintang dan bujur tempat pengambilan

profil).

Buku pedoman

Page 11: Laporan Profil Tanah

(Digunakan untuk membantu saat pengamatan kerja dilapangan).

Bahan yang digunakan dalam pengamatan ini adalah Air, Asam klorida,

Hidrogen Peroksida, dan Natrium Florida

3.4 Prosedur Kerja

Cara Pengambilan Sampel Tanah Utuh

1.     Meratakan dan membersihkan lapisan yang akan diambil, kemudian

meletakan ring sampel tegak lurus (bagian runcing menghadap ke bawah)

pada lapisan tanah tersebut.

2.     Menekan ring sampel sampai ¾ bagiannya masuk ke dalam tanah.

3.    Meletakkan ring sampel, kemudian tekan lagi sampai bagian bawah dari ring

sampel masuk ke dalam tanah (10 cm).

4.     Menggali ring sampel beserta tanah di dalamnya dengan skop atau linggis.

5.     Kemudian potonglah kelebihan tanah yang ada pada permukaan dan bawah

ring sampel sampai permukaan rata dengan permukaan ring sampel.

6.     Menutuplah ring sampel dengan plastik, lalu simpan dalam kotak khusus yang

sudah disediakan.

Cara Pengambilan Sampel Tanah Terganggu

1.      Ambil tanah dengan sendok tanah atau pisau sesuai dengan lapisan yang akan

diambil, mulailah dengan lapisan paling bawah.

2.      Masukkan dalam kantong plastk yang telah di beri label.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Setelah dilakukan pengamatan langsung maka didapatkan hasil :

a. Bentuk wilayah : 0-3% (Mendatar)

b. Persen Kelerengan : 0%

c. Vegetasi

Kualitas : Bambu,Pisang,Mangga,Padi

Page 12: Laporan Profil Tanah

Kuantitas : Jati

Jumlah pohon & luasan :

Kerapatan/ jarak tanam :

d. Bahan induk : Ada

e. Kedalaman solum : 85

f. Kedalaman perakaran : 25

g. Muka air bebas : Ada

h. Batuan :

Dipermukaan : Tidak ada

Didalam : Tidak ada

Deskripsi profil

Parameter

Pengamatan

Lapisan

I II

Kedalaman lapisan (cm) 50 35

Batasan lapisan Berbaur Berbaur

Topografi batas lapisan Tidak teratur Tidak teratur

Warna (Munsell) Agak kecoklatan Coklat kekuningan

Tekstur Liat Liat pasir

Struktur Granular Granular

Konsistensi Lempung gembur Agak lekat

Karatan Masih bhn organik Besi

Tabel pengamatan profil 2012, Oktober.

i. Penggunaan tanah : Tadah hujan

j. Jenis penggunaan : Tanam padi

k. Tanaman utama : Padi

l. Sistem : Rotasi

m. Pengelolaan : Intensif

n. Sumber air : Curah hujan (CH)

4.2 Pembahasan

Page 13: Laporan Profil Tanah

Berdasarkan pada tabel di atas, terlihat bahwa setiap tanah mempunyai horison-

horison yang berbeda. Lapisan I pada profil dalam mempunyai kedalaman lapisan

50 cm dan berwarna agak kecoklatan. Warna tersebut terjadi karena dipengaruhi

oleh kandungan bahan organik yang tinggi yang terdekomposisi. Tumbuhan

daratan dan jatuhan dedaunan termasuk pada horizon ini. Humus dari horizon

bercampur dengan mineral lapuk untuk membentuk lapisan 1, soil berwarna gelap

yang kaya akan bahan organik dan aktivitas biologis, tumbuhan ataupun hewan.

Lapisan II pada profil dalam mempunyai kedalaman lapisan 35 cm dan

berwarna coklat kekuningan. Memiliki tekstur liat pasir karena pada saat

pengambilan profil butir-butir struktur agak kuat dan tidak hancur atau rusak.

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

a. Lapisan I mempunyai kedalaman 50 cm dengan warna agak kecoklatan,

memiliki batasan lapisan berbaur, topografi batas tidak teratur, konsistensi

lempung gembur, tekstur liat, struktur granular, dan karatan masih bahan

organik.

Page 14: Laporan Profil Tanah

b. Lapisan II mempunyai kedalaman 35 cm dengan warna tanah coklat

kekuningan , memiliki batasan lapisan baur, topografi batas lapisan tidak

teratur, konsistensi agak lekat, tekstur liat pasir, struktur granular, dan

karatannya besi.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan soil yaitu kemiringan,

material asal, organisme hidup, waktu dan iklim.

d. Analisis tanah bertujuan untuk menentukan sifat fisik dan kimia tanah juga

mengetahui lebih dini zat beracun tanah.

5.2 Saran

Untuk percobaan selanjutnya supaya alat dan bahannya dipersiapkan sesuai yang

sudah di tentukan sebelumnya. Dan jangan lupa sebelum melakukan pengamatan ,

supaya materi-materi tentang percobaan tersebut dikuasai atau dipelajari.

Page 15: Laporan Profil Tanah

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 1, 2010. Pengertian Profil Tanah. http://www.gudangmateri.com//.

Diakses pada tanggal 30 September 2010

Anonim 2, Buckman dan Brady, 1982. Ilmu Tanah. Bharata Karya Aksara,

Jakarta

Foth, Hendry D., 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Erlangga, Gajah Mada

University Press, Yogyakarta

Hardjowigeno, H. Sarwono., 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis.

Akademika Pressindo, Jakarta

Munir, 1996. Tanah-Tanah Utama Indonesia. Pustaka Jaya, Jakarta

Page 16: Laporan Profil Tanah

LAMPIRAN

Gambar 1. Pengukuran Gambar 2. Penggalian

Gambar 3. Pembagian Lapisan Gambar 4. Hasil dari Penggalian

Page 17: Laporan Profil Tanah

Gambar 5. Pengambilan Tanah pada Ring Sampel

LAPORAN

DASAR-DASAR ILMU TANAH

PROFIL TANAH

NAMA : Jumardiyanto

NIM : G111 12 022

Kelompok : Dua ( 2 )

ASISTEN : A. Johar Ratu Bulqis

Page 18: Laporan Profil Tanah

Prodi Agroteknologi

Fakultas Pertanian

Universitas Hasanuddin

Makassar

2012