laporan pratek blok

39
1 BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Menurut peratuaran Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik nomor 023/PRT/1978, pasal 1 butir 5 tentang instalasi listrik, menyatakan bahwa instalasi listrik adalah saluran listrik termasuk alat-alatnya yang terpasang di dalam dan atau di luar bangunan untu menyalurkan arus listrik setelah atau di belakang pesawat pembatas/meter milik perusahaan. Untuk pemasangan instalasi listrik penerangan dan tenaga untuk rumah/gedung terlebih dahulu harus melihat gambar-gambar rencana instalasi yang sudah dibuat oleh perencana berdasarkan denah rumah/bangunan dimana instalasinya akan dipasang. Selain itu juga spesifikasi dan syarat-syarat ekerjaan yang diterima dari pemilik bangunan/rumah, dan syarat tersebut tidak terlepas dari peraturan yang harus dipenuhi dari yang berwajib ialah mengeluarkan peraturan yaitu PLN setempat. Syarat-syarat pekerjaan instalasi rumah/gedung: 1. Gambar situasi untuk menyatakan letak bangunan, dimana instalasinya akan dipasang serta rencana penyambungannya dengan jaringan PLN. 2. Gambar Instalasi Rencana penempatan semua peralatan listrik yang akan dipasang dan sarana pelayanannya, misalnya titik lampu, saklar dan kotak konta, panel hubung bagi, data teknis

Upload: kurocho

Post on 02-Jan-2016

118 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

laporan praktikum block

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pratek Blok

1

BAB I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Menurut peratuaran Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik nomor

023/PRT/1978, pasal 1 butir 5 tentang instalasi listrik, menyatakan bahwa instalasi listrik

adalah saluran listrik termasuk alat-alatnya yang terpasang di dalam dan atau di luar

bangunan untu menyalurkan arus listrik setelah atau di belakang pesawat pembatas/meter

milik perusahaan.

Untuk pemasangan instalasi listrik penerangan dan tenaga untuk rumah/gedung

terlebih dahulu harus melihat gambar-gambar rencana instalasi yang sudah dibuat oleh

perencana berdasarkan denah rumah/bangunan dimana instalasinya akan dipasang. Selain

itu juga spesifikasi dan syarat-syarat ekerjaan yang diterima dari pemilik bangunan/rumah,

dan syarat tersebut tidak terlepas dari peraturan yang harus dipenuhi dari yang berwajib

ialah mengeluarkan peraturan yaitu PLN setempat.

Syarat-syarat pekerjaan instalasi rumah/gedung:

1. Gambar situasi untuk menyatakan letak bangunan, dimana instalasinya akan

dipasang serta rencana penyambungannya dengan jaringan PLN.

2. Gambar Instalasi

Rencana penempatan semua peralatan listrik yang akan dipasang dan sarana

pelayanannya, misalnya titik lampu, saklar dan kotak konta, panel hubung bagi,

data teknis yang penting dari setiap peralatan listrik yang akan dipasang.

3. Rekapitulasi

Rekapitulasi atau perhitungan jumlah dari komponen yang diperlukan antara lain :

Rekapitulasi material dan harga.

Rekapitulasi daya atau skema bagan arusnya.

Rekapitulasi tenaga dan biaya.

Selain itu terdapat persyaratan lain yang harus dipenuhi dalam pemasangan

instalasi listrik dan tenaga, antara lain :

1. Sumber Tegangan

Sumber tegangan yang digunakan untuk menyuplai instalasi listrik rumha/gedung

adalah sumber tegangan 3 phasae, 220 volt/380 volt. Jumlah beban untuk masing-masing

Page 2: Laporan Pratek Blok

2

fasa dalam sistem 3 phase diharuskan seimbang agar kestabilan distribusi daya dapat

terjamin.

2. Pemasangan Penghantar

Penghantar yang digunakan untuk instalasi penerangan (rangkaian akhir) adalah

penghantar jenis NYA dan untuk instalasi daya (feeder/pengisi/incoming) dengan

menggunakan penghantar jenis NYM yang memiliki isolasi yang baik, agar mudah cara

oemasangan dan perbaikan pemasangan penghantar tersebut masuk ke dalam pipa

instalasi.

3. Pipa Instalasi

Semua penghantar dalam instalasi listrik dimasukkan dalam pipa PVC dengan

ukuran 58

” agar penghantar aman dari benturan mekanis, di samping itu juga penghantar

akan terisolasi serta mudah dalam perawatan apabila terjadi kerusakan dalam perbaikan.

4. Saklar dan Kotak Kontak

Fungsi saklar dalam instalasi listrik penerangan untuk memutuskan dan

menghubungkan arus listrik dari sumber ke beban. Di dalam skalar dilengkapi dengan

pegas yang dapat memustuskan rangkaian dalam waktu yang sangat singkat, dengan

cepatnya pemutusan ini kemungkinan timbulnya busur api antara kontak (tuas) saklar

menjadi lebih kecil.

Saklar yang digunakan pada umumnya jenis saklar tunggal, saklar seri, sakar

tukar (hotel), saklar silang dan tombol tekan (push button) jenis inbow (terbenam dalam

tembok) atau jenis onbow (terpasang dipermukaan tembok).

Aturan pemasangan saklar:

a. Tinggi pemasangan ± 150 cm di atas lantai.

b. Dekat dengan pintu dan mudah dicapai tangan/sesuai kondisi tempat.

c. Arah posisi kontak (tuas) saklar seragam bila pemasangan lebih dari satu.

Fungsi kotak kontak (stop kontak) dalam instalasi listrik sebagai alat penghubung beban

dengan sumber listrik.

Aturan pemasangan stop kontak :

Page 3: Laporan Pratek Blok

3

a. Tinggi pemasangan ± 150 cm di atas lantai, apabila kurang dari 150 cm harus

dilengkapi tutup.

b. Mudah tercapai tangan.

c. Di pasang sedemikian rupa, sehingga penghantar netralnya berada disebelah

kanan atau di sebelah bawah.

5. KWh-Meter 1 Fasa

Pada KWh-meter ini pada dasarnya sama seperti Watt-meter yaitu mempunyai

kumparan tegangan dan kumparan arus.

Adapun cara menggunakan adalah sebagai berikut :

1. Kumparan arus diseri dengan beban, ujung masukan masukan dihubungkan pada

penghantar fasa dan ujung keluaran dihubungkan ke beban.

2. Kumparan tegangan ujung masukkan dihubungkan (dikopel) dengan masukkan

kumparan arus dan ujung keluaran dihubungkan dengan netral sumber.

3. Penghantar netral dan keluaran dari kumparan arus dihubungkan ke beban.

Page 4: Laporan Pratek Blok

4

Keterangan :

Cp = Inti besi kumparan tegangan

Cc = Inti besi kumparan arus

Wp = Kumparan tegangan

Wc = Kumparan Arus

D = Kepingan roda Alumunium

J = Roda-roda pencatat (regester)

M = Magnet permanen sebagai pengerem keping alumunium, saat beban

kosong

S = Kumparan penyesuai beda fase arus dan tegangan

Prinsip Kerja KWh-meter 1 fasa

Pada saat arus beban mengalir pada kumparan, arus akan menimbulkan flux

magnit ɸ1, sedangkan pada kumparan tegangan terjadi perbedaan fase antara arus dan

tegangan sebesar 900, hal ini karena kumparan tegangan akan menimbulkan flux magnit

ɸ2 yang berbeda fase 900 dengan ɸ1.

Perbedaan fase antara ɸ1 dan ɸ2 akan menyebabkan momen gerak pada keping

alumunium (D) sehingga berputar. Putaran keping Alumunium (piringan) dan ditransfer

pada roda-roda pencatat.

6. Energi Pembagi Daya Listrik/PHB/ Distribusi Panel (DP)

Panel bagi di dalam instalasi listrik rumah/gedung merupakan peralatan yang

berfungsi sebagai tempat membagi dan menyalurkan tenaga listrik ke beban agar

pembagian beban merata dan seimbang. Di dalam panel bagi terdapat komponen antara

lain rel (busbar), saklar utama, pengaman, alat-alat ukur dan lampu indikator.

7. Rating Pengaman

Rating pengaman yang dipakai menurut PUIL harus sama dengan atau lebih

besar dari arus nominal beban (I pengaman > I nominal). Pengaman yang digunakan

dalam instalasi listrik adalah pemutus rangkaian (MCB) untu pengaman tiap kelompok

beban dan pemutus rangkaian pusat (MCCB) untuk pengaman seluruh kelompok beban.

Besarnya rating arus MCB amaupun MCCB diperhitungkan arus beban yang dipikul

atau dipasang di dalam instalasi agar memenuhi syarat keamanan.

Page 5: Laporan Pratek Blok

5

I.2. Tujuan

Praktek ini bertujuan untuk melatih mahasiswa di dalam merencanakan suatu

instalasi penerangan rumha tinggal sehingga diharapkan mampu :

1. Memasang instalasi listrik beserta tata letak komponen sesuai deskripsi yang

diberikan.

2. Melakukan pekerjaan pemipaan dan pengawatan.

3. Melakukan pengujian isntalasi listrik yang telah dipasang.

4. Mengetahui sebab-sebab terjadinya suatu gangguan dan mengatasi gangguan

tersebut.

Page 6: Laporan Pratek Blok

6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Pada saat melakukan suatu pekerjaan, yang perlu kita perhatikan salah satunya adalah

kesehatan dan keselamatan kerja. Yang meliputi kesehatan dan keselamatan kerja, yaitu :

1. Mesin dan alat-alat kerja

2. Perlengkapan diri sendiri

3. Lingkungan

4. Kemampuan praktikan

1. Mesin dan alat-alat kerja

Sebelum bekerja dengan menggunakan mesin atau alat-alat kerja, kita harus

mempertimbangkan dan mengingat akan keselamatan kerja agarprogram kerja yang

kita rencanakan berjalan lancar.

a. Mesin dan alat mana yang harus kita ketahui

b. Lingkungan dan suasana tempat kerja

c. Pengaman pada alat

d. Kebersihan mesin dan alat.

2. Perlengkapan diri sendiri

a. Pakaian kerja yang sesuai, rapi, dan sopan

b. Jangan menyimpan benda tajam

c. Rambut yang panjang harus diberi perlindungan

d. Lepas semua perhiasan dari tangan

e. Gunakan sepatu yang sesuai

f. Gunakan kacamata khusus

g. Gunakan sarung tangan jika diperlukan

3. Lingkungan

a. Bersihkan tangan sebelum dan sesudah bekerja

b. Gunakan pakaian kerja sebersih mungkin

c. Bersihkan meja kerja sebelum dan sesudah dipakai

4. Kemampuan Praktikan

a. Bekerja dengan hati-hati

b. Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya

Page 7: Laporan Pratek Blok

7

c. Jangan menyimpan benda tajam di saku baju kerja

d. Simpan alat-alat yang berujung tajam menjauhi kita

e. Perhatikan dan periksa sumber tegangan.

f. Lindungi ujung-ujung alat yang tajam dengan gabus atau bahan

lainnya

g. Pisahkan alat ukur presisi dengan alat potong

h. Simpanlah alat-alat secara terpisah antara satu dengan yang lainnya

i. Ambillah alat-alat dengan hati-hati

j. Bersihkan alat-alat sebelum dan sesudah dipakai.

II.2. Komponen-komponen Instalasi Penerangan

1. Kabel NYA

Kabel NYA adalah jenis kabel yang banyak dipergunakan dalam

pemasangan instalasi karena selain harganya murah juga mudah dalam

pengerjaannya dan berperan sebagai pengganti kabel NGA

Istilah NYA memiliki arti sbb:

N : Normal artinya penghantar tersebut dari tembaga

Y : Isolasi dari PVC yaitu Pollyvinil Chlorida

A : Adder artinya terdiri dari satu penghantar.

Kabel NYA tersedia di pasaran dalam berbagai ukuran dari 1,5 mm2 – 150

mm2.

Pemasangan kabel NYA dan NGA

o Pemasangan harus dalam pipa pelindung;

o Tidak boleh dipasang diruang basah. Di alam terbuka serta tempat

dengan resiko kebakaran;

o Tidak boleh dipasang langsung menempel pada plesteran atau kayu,

ditanam langsung kedalam tanah, harus dilindungi dengan pipa

pelindung;

o Kabel NYA dan NGA, boleh digunakan didalam perlengkapan

hubung bagi peralatan listrik (PHB);

o Boleh dipasang dengan menggunakan isolator,cara pemasangannya

diusahakan ada jarak bebas minimum 1 cm terhadap dinding dan

bagian lain dari bangunan konstruksi.

2. Kabel NYM 3 x 2,5 mm2

Page 8: Laporan Pratek Blok

8

Kabel NYM ini pada umumnya terdiri dari beberapa buah kabel yang

banyak disesuiakan dengan kebutuhan misalnya berisi dua atau tiga kabel

jenis NYA.

Istilah NYM mempunyai arti sbb:

N : Normal artinya penghantar terbbuat dari tembaga

Y : Isolasi PVC, yaitu Pollivynyl Chlorida

M : Artinya selubung kabel terbuat dari PVC

3 x 2,5 mm2 : artinya kabel tersebut mempunyai tiga penghantar yang

masing-masing berukuran 2,5 mm2

Pemasangan kabel NYM

o Boleh dipasang menempel pada tembok atau dinding lainnya juga

di ruangan lembab serta ditempat dengan resiko bahaya kebakaran

dengan menggunakan klem dan jarak 25 cm;

o Boleh dipasang langsung pada bagian-bagian lain dari bangunan,

asalkan cara pemasangannya tidak merusak selubung luar kabel;

o Tidak boleh dipasang atau ditanam di dalam tanah.

3. Pipa

Fungsi pipa pada instalasi adalah untuk melindungi pemasangan kawat

penghantar dengan pemasangan pipa akan diperoleh bentuk instalasi yang

baik dan rapih.

Jenis pipa pelindung

o Pipa UNION

Pipa UNION adalah pipa yang terbuat adari plat besi dan

dibuat oleh pabrik tanpa menggunakan las dan diberi cat

meni berwarna merah.

Pipa jenis ini dalma pengerjaannya mudah, karena dapat

dengan mudah dibengkokkan dalam keadaan dingin.

Selain dari itu, pipa UNION mudah pula dipotong dengan

gergaji besi, pipa jenis ini mudah didapat dipasaran dengan

harga relatif murah.

Dalam instalasi listrik pada pemasangan pipa UNION jika

masih dalam jarak jangkauan tangan harus dihubungkan

dengan bumi, kecuali bila digunakan untuk menyelubungi

kawat pembumian (arde).

Page 9: Laporan Pratek Blok

9

Pemasangan pipa UNION umumnya dipasang pada tempat

yang kering dengan maksud menghindari dari terjadinya

kororsi atau karat.

o Pipa PVC atau Paralon

Pipa pelindung yang terbuat dari bahan PVC atau paralon.

Keuntungan menggunakan pipa PVC dibandingkan dengan

pipa UNION antara lain:

a) Pipa PVC lebih ringan, mudah pengerjaannya ,

mudah dibengkokkan;

b) Yang lebih penting adalah pipa PVC sendiri adalah

merupakan bahan isolasi sehingga dalam

pemasangannya tidak akan mengakibatkan

terjadinya hubungan pendek antara penghantar

dengan pipa.

o Pipa fleksibel

Pada instalasi listrik adakalanya dipasang pipa yang disebut

pipa fleksibel, pipa ini dibuat dari logam yang mudah diatur

dan lentur. Contoh pipa KRF. Sebagai contoh misalnya

dipakai sebagai pelindung kabel yang berasal dari dak

standar menuju ke meter pembatas listrik atau juga dipakai

sebagai pelindung pada penghantar instalasi tenaga seperti

mesin bubut, pres dan mesin skarf.

Perlengkapan Pipa (Klem atau Sengkang)

o Klem atau sengkang adalah suatu bahan yang dapat dipakai untuk

menahan pipa agar dapat dipasang pada dinding atau langit-langit.

o Klem dibuat dari bahan berupa plat besi atau PVC, dan mempunyai

ukuran yang disesuaikan dengan pipanya.

o Jarak pemasangan klem tidak bleh lebih dari 100 cm.

o Untuk meninggikan pemasangan pipa, klem biasanya dilengkapi

dengan pelana, pemasangan pipa yang perlu ditinggikan misalnya

pada sekering, atau pada kotak penyambung.

o Di dalam instalasi listrik dikenal beberapa macam klem dan

bentuknya disesuaikan dengan kebutuhannya misalnya:

Klem atau sengkang setengah, dipakai pada tempat yang

sempit.

Page 10: Laporan Pratek Blok

10

Klem atau sengkang ganda untuk pemasangan pipa yang

sejajar.

Klem atau sengkang majemuk untuk pemasangan beberapa

pipa yang sejajar.

Sambungan Pipa

o Perlu diketahui pemasangan pipa pada instalasi listrik tidak

selamanya menggunakan pipa utuh (4 cm), demi untuk menghemat

bahan dan faktor ekonomis dapat pula dipasang dengan

menggunakan pipa potongan. Potongan-potongan pipa tersebut

disambung dengan menggunakan sambungan pipa. Atau seering

disebut sock lurus.

Jenis-jenis sambungan pipa:

o Sambungan Lurus (Sock Lurus).

o Sambungan Siku (Sock L).

Selubung pipa

o Pada umumnya pada bagian dalam dari ujung pipa pelindung

terdapat bagian yang tajam yang disebabkan oleh bekas

pemotongan baik dari pabrik langsung maupun pada pelaksanaan

pekerjaan, bagian yang tajam tersebut harus diratakan dan untuk

meratakannya akan memakan waktu yang lama, untuk mengatasi

hal ini maka pabrik-pabrik telah menyediakan suatu komponen

yang disebut selubung pipa atau yang biasanya dikenal dengan

nama TILE.

o Dengan menggunakan Tile, maka ujung pinggir pipa akan licin dan

tidak tajam.

4. Kotak Sambung

Dalam pekerjaan instalasi untuk suatu keperluan tertentu biasanya ada

pemasangan kawat yang harus disambung atau dicabangkan, kawat yang

disambung meurut ketentuan peraturan isntalasi listrik tidak diijinkan

berada di dalam pipa. Karena dikhawatirkan sambungan akan putus pada

waktu kawat direntangkan pada waktu dimasukkan dalam pipa, sebab bila

hal ini terjadi, maka akan berakibat timbulnya hubungan pendek atau

bahaya kebakaran.

Untuk menghindari hal ini maka penyambungan kawat harus dalam kotak

yang disebut kotak sambung.

Page 11: Laporan Pratek Blok

11

Jenis kotak sambung yang sering kita jumpai:

o Kotak sambung cabang dua (untuk penyambungan lurus).

o Kotak sambung cabang tiga (untuk percabangan, pada saklar, stop

kontak).

o Kotak sambung cabang empat (untuk percabangan cross).

5. Sakelar

Sakelar adalah : suatu alat yang dapat digunakan untuk memutuskan dan

menghubungkan arus listrik. Berdasarkan kegunaannya sakelar sangat

banyak macam, jenisnya yaitu:

o Sakelar Penerangan

o Sakelar Tegangan Tinggi

o Sakelar Instalasi Tenaga

o Sakelar Elektronika.

Pada waktu memutuskan dan menghubungkan arus listrik biasanya akan

timbul busur api (Fong) diantara kontak-kontaknya, besarnya loncatan api

tergantung dari kecepatan kontak-kontak sakelar terputus atau

penyambung.

Untuk mengatasi hal ini biasanya sakelar dilengkapi dengan pegas yang

dapat memutus hubungan sakelar dengan cepat.

Dalam prakteknya kita mengenal bermacam-macam jenis sakelar yang

biasanya dipakai pada instalasi listrik penerangan rumah, bangunan sekolah

atau sejenisnya. Jenis-jenis sakelar tersebut adalah:

o Sakelar Tunggal

Sesuai dengan namanya sakelar ini berfungsi tunggal,

artinya hanya dapat menyalakan dan memadamkan sebuah

lampu.

Pada sakelar tunggal hanya terdapat dua titik hubung yang

menghubungkan penghantar fasa dan beban atau lampu.

Pada penggunaannya sakelar tunggal dapat melayani satu,

dua atau tiga lampu sekaligus tergantung kemampuan daya

hantarnya.

o Sakelar Berkutub Ganda

Page 12: Laporan Pratek Blok

12

Sakelar ini dilengkapi dengan empat titik hubung yang

menghubungkan penghantar fasa dan nol. Sakalar ini dapat

digunakan untuk memutuskan dan menghubungkan fasa dan

nol secara bersama-sama sehingga memberikan faktor

keamanan bagi pemakai sakelar jenis ini banyak

dipergunakan pada box sekering/fasa.

o Sakelar Berkutub tiga

Sakelar ini memiliki enam titik hubung yang berfungsi

menghubungkan fasa ke beban. Pada umunya sakelar ini

digunakan sebagai sakelar untuk saluran tiga fasa.

o Sakelar Kelompok

Sakelar kelompok pemasangannya harus disesuaikan

dengan kebutuhnannya misalnya mematikan dan

menghubungkan dua atau tiga buah lampu, namun tersebut

tidak dinyalakan bersamaan.

o Sakelar Seri (deret)

Sakelar seri (deret) adalah sakelar yang dapat berfungsi

ganda yaitu dapat memutuskan dan menghubungkan sebuah

lampu atau lebih secara bergantian atau bersama-sama,

sakelar jenis ini banyak digunakan dalam ruang tamu, ruang

tidur atau lampu gang.

Sakelar seperti ini pada saat sekarang sudah sangat sulit

dijumpai, seandainyapun ada bentuknya sudah lain yaitu

berupa sakelar yang terdiri dari dua buah sakelar tunggal

yang dikemas dalam satu kotak.

o Sakelar Tukar

Sakelar tukar biasanya disebut juga sakelar hotel, saklear

jenis ini banyak dipergunakan di hotel-hotel sehingga

sakelar ini disebut sakelar hotel.

Sakelar hotel ini hanya dapt menghubungkan lampu atau

sekelompok lampu secara bergantian.

o Sakelar Silang

Seandainya kita ingin melayani satu lampu atau golongan

lampu yang ada ditiga tempat, maka kita gunakan sakelar

silang.

Page 13: Laporan Pratek Blok

13

Sakelar silang berfungsi bila sakelar ini dikombinasikan

dengan dua buah sakelar tukar. Sehingga lampu dapat

dioperasikan dari tiga tempat.

Sakelar Pilih (Selector Switch)

Sakelar ini lebih dikenal dengan nama “selector switch”

yang merupakan jenis sakelar putar. Sakelar ini sering

digunakan dalam rangkaian pengaturan misalnya untuk 2

posisi pengaturan (manual dan otomatis).

Sakelar Tekan

Sakelar tekan atau sering disebut dengan “push button”,

umumnya digunakan pada rangkaian control kontak sebagai

pengunci secara elektrik. Sakelar ini beroperasi ketika

ditekan saja, jika dilepas maka akan kembali seperti semula.

Jadi sakelar ini member daya yang sifatnya sementara,

apabila dikombinasikan dengan sakelar impuls maka

hubungannya dengan beban tetap ada karena sakelar

tersebut terkunci oleh impuls.

6. Stop Kontak

Stop kontak adalah suatu komponen yang berfungsi sebagai

tempat/terminal untuk mendapatkan arus/tegangan listrik yang diperlukan

untuk kebutuhan peralatan listrik atau alat-alat rumah tangga seperti :

pesawat TV, radio, kulkas, kipas angin, setrika listrik dll.

Stop kontak terdiri dari dua bagian utama yaitu:

o Bagian dasar atau kaki

Terbuat dari porselin, keramik atau bahan isolator lainnya sekaligus

dudukan stop kontak yang disekrup pada tembok atau kayu. Pada

bagian ini juga terdapat tiga buah titik kontak hubung untuk kawat

penghantar fasa, netral, PE.

o Bagian penutup

Adalah bagian pelindung dari bagian dasarnya/kakinya, selain

sebagai pelindung juga memberikan keindahan dari stop kontak

tersebut. Bagian penutup ini biasanya terbuat dari ebonit atau

plastik.

Page 14: Laporan Pratek Blok

14

Berdasarkan cara pemasangan stop kontak dapat dibedakan menjadi dua

yaitu:

o Pemasangan stop kontak di luar tembok (Outbow), perlu roset, pipa

pelindung.

o Pemasangan stop kontak di dalam tembok (Inbow), perlu inbowdus

dan pipa.

Selain stop kontak seperti di atas, dipasaran banyak tersediaberbagai

macam jenis stop kontak, ada stop kontak yang sudah dikombinasikan

dengan saklar dan bahkan dilengkapi denga lampu tanda/indikator,

fungsinya memberi tanda keberadaan stop kontak dalam keadaan gelap.

7. Fiting

Fiting adalah suatu alat yang dapat dipergunakan untuk memasang atau

menempatkan bola lampu yang digunakan sebagai penerangan untuk

menyalakan dan memadamkan lampu, fiting biasanya dihubungkan dengan

sakelar.

Fiting terdiri dari dua bagian yaitu:

o Bagian dalam merupakan penghantar arus listrik yang terdiri dari

hantaran fasa dan hantaran nol. Kedua hantaran tersebut disekat

oleh bahan isolator yang ada pada badannya.

o Bagian luar, merupakan bahan isolasi yang merupakan penutup dari

fiting, dengan maksud agar sipemakai tidak kena aliran listrik pada

waktu memasang bola lampu.

Konstruksi Fiting

Berdasarakan konstruksinya kita mengenal dua macam fiting yaitu:

o Fitig Ulir, cara pemasangan bola lampu dengan cara memutar,

fiting jenis ini banyak disukai karena lebih kuat.

o Fiting Bayonet, cara pemasangan bola lampu dengan cara

dtekan/ditusukkan seperti memasang bayonet pada senjata panjang.

Bentuk fiting ini ada dua sbb:

Fiting tusuk biasa

Fiting tusuk putar

Penggunaan dan Pemasangan Fiting

Berdasarkan penggunaan dan pemasangan dalam isntalasi penerangan,

fiting dapat dibagi menjadi empat macam yaitu:

Page 15: Laporan Pratek Blok

15

o Fiting duduk, pemasangan langsung didudukkan pada tempatnya

(di langit-langit, dinding-dinding, bangku-bangku), bahan dari

bakelit, ebonit, porselin.

o Fiting gantung, pemasangan digantung pada langit-langit,

menggunakan kabel snur yang dilengkapi dengan tali diikat pada

cincin fiting sebagai penahan berat fiting dan armaturnya.

o Fiting kombinasi, fiting yang dilengkapi dengan stop kontak

sebagai tempat pengambilan arus listrik yang dibantu oleh steker.

o Fiting kedap air, fiting yang tidak mudah dimasuki air, fiting ini

biasanya dipasang di tempat yang kedap air (lembab).

8. Pemutus Sirkit (pemutus tenaga)

Sakelar mekanis yang mampu menghubungkan, mengalirkan dan memutuskan

arus pada pada kondisi sirkit normal, dan juga mampu menghubungkan,

mengalirkan untuk jangka waktu tertentu dan memutuskan secara otomatis

arus pada kondisi sirkit tidak normal tertentu, seperti pada kondisi hubung

pendek (circuit-breaker) – IEV 441

9. LDR

Sakelar ini banyak digunakan untuk penerangan lampu jalan karena LDR dapat

diatur waktu nyalanya sesuai dengan intensitas cahaya, jadi sakelar dapat

diatur untuk menyalakan lampu sejak malah hingga pagi hari atau dari jam

18.30 sampai jam 06.00. Sakelar LDR memiliki 3 terminal masukan yaitu line

input yang digunakan untuk member tegangan pada LDR agar LDR dapat

bekerja, terminal out yang merupakan keluaran dari sakelar LDR yang

nantinya akan tersambung dengan beban dan line netral.

II.3. Proteksi untuk Keselamatan

Persyaratan yang dimaksud adalah untuk menjamin keselamantan manusia, dan ternak

dan keamanan harta benda dari bahaya dan kerusakan yang bisa ditimbulkan oleh

penggunaan instalasi listrik secara wajar. Pada instalasi listrik terdapat dua jenis resiko

utama, yaitu arus kejut listrik dan sushu berlebihan yang sangat mungkin mengakibatkan

kebakaran, luka bakar atau efek cedera lain.

1. Proteksi dari kejut listrik

a. Proteksi dari sentuh langsung

Page 16: Laporan Pratek Blok

16

Manusia dan ternak harus dihindarkan/diselamatkan dari bahaya yang bisa

timbul karena sentuhan dengan bagian aktif instalasi (sentuh langsung)

dengan salah satu cara di bawah ini:

a) Mencegah mengalirnya arus melalui badan manusia atau ternak;

b) Membatasi arus yang dapat mengalir melalui badan sampai suatu

nilai yang lebih kecil dari arus kejut.

b. Proteksi dari sentuh tak langsung

Manusia dan ternak harus dihindarkan/diselamatkan dari bahaya yang bisa

timbul karena sentuhan dengan bagian konduktif terbuka dalam keadaan

gangguan (sentuh tak langsung) dengan salah satu cara di bawah ini:

a) Mencegah mengalirnya arus gangguan melalui badan manusia atau

ternak;

b) Membatasi arus gangguan yang dapat mengalir melalui badan

sampai suatu nilai yang lebih kecil dari arus kejut listrik;

c) Pemutusan suplai secara otomatis dalam waktu yang ditentukan

pada saat terjadi gangguan yang sangat mungkin menyebabkan

mengalirnya arus melalui badan yang bersentuhan dengan bagian

konduktif terbuka, yang nilai arusnya sama dengan atau lebih besar

dari arus kejut listrik.

2. Proteksi dari efek termal

Instalasi listrik harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak ada resiko

tersulutnya bahan yang mudah terbakar karena tingginya suhu atau busur api

listrik. Demikian pula tidak akan ada resiko luka bakar pada manusia maupun

ternak selama perlengkapan listrik beroperasi secara normal.

CATATAN Untuk mencegah sentuh langsung, penerapan metode ikatan

penyama potensial adalah salah satu prinsip penting untuk keselamatan.

3. Proteksi dari arus lebih

Manusia atau ternak harus dihindarkan/diselamatkan dari cedera, dan harta

benda diamankan dari kerusakan karena suhu yang berlebihan atau stres

elektromekanis karena arus lebih yang sangat mungkin timbul pada penghantar

aktif.

Proteksi ini dapat dicapai dengan salah satu cara di bawah ini:

Page 17: Laporan Pratek Blok

17

a) pemutusan secara otomatis pada saat terjadi arus lebih sebelum arus lebih

itu mencapai nilai yang membahayakan dengan memperhatikan lamanya

arus lebih bertahan;

b) pembatasan arus lebih maksimum, sehingga nilai dan lamanya yang aman

tidak terlampaui.

4. Proteksi dari arus gangguan

Penghantar, selain penghantar aktif, dan bagian lain yang dimaksudkan untuk

menyalurkan arus gangguan harus mampu menyalurkan arus tersebut tanpa

menimbulkan suhu yang berlebihan.

CATATAN :

a) Perhatian khusus harus diberikan pada arus gangguan bumi dan arus bocoran;

b) Untuk penghantar aktif yang memenuhi 2.1.4.1, terjamin proteksinya dari arus lebih yang

disebabkan oleh gangguan.

5. Proteksi dari tegangan lebih

a) Manusia atau ternak harus dicegah dari cedera dan harta benda harus dicegah

dari setiap efek yang berbahaya akibat adanya gangguan antara bagian aktif

sirkit yang disuplai dengan tegangan yang berbeda.

b) Manusia dan ternak harus dicegah dari cedera dan harta benda harus dicegah

dari kerusakan akibat adanya tegangan yang berlebihan yang mungkin timbul

akibat sebab lain (misalnya, fenomena atmosfer atau tegangan lebih

penyakelaran).

II.4. Cara Merangkai Instalasi di Rumah

Pekerjaan isntalasi listrik merupakan pekerjaan yang cukup kompleks karena

bergantung pada luas pekerjaan yang ditangani. Rangkaian pekerjaan dalam proses

instalasi listrik meliputi penyediaan dan pemilihan bahan dan komponen listrik yang

akan dipasang dalam instalasi listrik, mulai dari perencanaan, pelaksnaan sampai

dengan pengujian hasil kerja yang telah dilakukan.

Sebelum melakukan instalasi listrik, seorang pelaksana instalasi listrik harus

mengetahui rancangan rangkaian listrik yang akan dipasang. Rancangan instalasi

tersebut meliputi gambaran umum tentang keadaan dari ruangan yang akan dipasang

isntalasi listrik, termasuk ukuran setiap ruangan, tata letak komponen listrik yang akan

dipasang, dan penentuan titik-titik cahaya sesuai dengan kebutuhan ruangan.

1. Sketsa dan Ilustrasi ruangan

Page 18: Laporan Pratek Blok

18

Sketsa dan ilustrasi ruangan diperlukan dalam proses instalasi utnuk mengatur tata

letak komponen listrik yang akan dipasang dan menentukkan titik-titik cahaya sesuai

dengan kebutuhan.

Pelaksana instalasi akan menyesuaikan gambar instalasi yang telah dibuat dengan

kondisi ruangan sebenarnya. Berdasarkaan gambar tersebut, pelaksana dapat membuat

langkah sederhana utnuk memasang hubungan dari dua buah lampu yang dilayani oleh

sebuah saklar tunggal dan dilengkapi satu buah stop kontak dan sebagainya sesuai

dengan kondisi ruangan.

2. Cara menentukkan jumlah kabel instalasi

Berikut ini langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menentukkan jumlah

kawat penghantar yang akan dipasang dalam suatu rangkain instalasi listrik.

1. Rencanakan jumlah titik cahaya (lampu ) yang akan dipasang.

2. Tentukan cara pelayanan titik cahaya yang akan dipasang, seperti dipasang

dua buah titik cahaya yang akan dilayani oleh satu (sakelar) tempat yang

sama.

3. Pilih komponen dan cara pelayanan yang efektif untuk titik-titik cahaya

yang akan dipasang. Dalam hal ini dapat digunakan sakelar seri utnuk

melayani dua buah lampu yang akan dipasang.

4. Buat gambar diagram pengawatan agar memudahkan dalam membuat

detail gambar instalasi.

5. Tentukan cara pemasangan yang akan digunakan, apakah aplikasi isntalasi

sistem rentang atau sistem tertutup. Jika menggunkan sistem tertutup,

diperlukan pipa instalasi sebagai peralatan pelindung hantaran. Senaliknya,

jika menggunakan sistem rentang, diperlukan rol isolator sebagai

penyangga hantaran instalasinya.

6. Jika akan membuat instalasi menggunakan pipa instalasi, pelaksana

instalasi harus mengetahui jumlah kabel penghantar yang akan dimasukkan

ke dalam pipa.

Jika gambar pelaksana isntalasi sudah diketahui dan dipahami, dapat dibuat

dengan membuat garis-garis lintang pada gambar bagan tersebut.

Page 19: Laporan Pratek Blok

19

BAB III. BAHAN DAN ALAT

III.1. Bahan/material yang diperlukan

N

ONAMA BAHAN/PERALATAN

VOLUM

ESATUAN KETERANGAN

A. PIPA DAN ALAT BANTU

1 Pipa PVC 5/8” 8 M Lokal

2 Benda siku PVC 5/8” 8 Pcs Lokal

3 Cabang T (T Dus) 2 Pcs Lokal

4 Kotak Hubung 2 Pcs Tender

5 Klem pipa PVC 16 mm 40 Pcs Lokal

6 Klem NYM 9 mm sebelah paku 14 Pcs Lokal

B. SAKELAR DAN

PERALATANNYA

7 Sakelar dimer (LDR) 1 Pcs Tender

8 Sakelar tukar 2 Pcs Tender

9 Sakelar silang

10 Sakelar seri 1 Pcs Tender

11 Sakelar golongan 1 Pcs Tender

12 Sakelar tekan dg. Lampu tanda IP 55 2 Pcs Tender

13 Sakelar tekan (sakelar bel) 2 Pcs Lokal

14 Lampu tanda merah 1 Pcs Tender

15 Kotak kontak (stop kontak) 1 P + PE 3 Pcs Tender

16 Fiting duduk 5 Pcs Tender

C. PANEL

17 MCB 10A 1 Pcs Lokal

18 MCB 6A 3 Pcs Lokal

19 Relai Kontaktor 220 v/10 A 2 Pcs Tender

20 Sakelar relay impuls 220 V 2 Pcs Tender

21 Sakelar waktu (timer) 220 V 1 Pcs Tender

22 Bus-bar tembaga 3 - 5 X 15 mm 2 Pcs Lokal

23 Profil C 22 sd 12 mm AL 280 Mm Lokal

Page 20: Laporan Pratek Blok

20

24 Profil G untuk line Up terminal 150 Mm Tender

25 Profil Ohmmega rel dudukan relai 200 Mm Lokal

26 Line Up terminal 4 mm 27 Pcs Tender

27 End piece 2 Pcs Tender

28 End plate 2 Pcs Tender

29 Treplex, 453 X 253 X 12 mm 0,5 Lbr Lokal

30 Asbes plafon, 453 X 253 X 4 mm 1 Lbr Lokal

31 Asbes plafon, 603 X 353 X 4 mm 1 Lbr Lokal

32 Saluran kabel (wire duct) 0,4 M Lokal

33 Plastik pengikat kabel (cable tis) 10 Pcs Lokal

34 Kabel NYM 3 X 1,5 mm2 2P + N 1,5 M Lokal

35 Kabel NYM 3 X 1,5 mm2 2P + N + PE 1,5 M Lokal

36 Kabel NYM 3 X 4 mm2 2P + N + PE 0,6 M Lokal

37 NYA 1,5 mm2 merah/kuning/hitam 10 M Lokal

38 NYA 1,5 mm2 biru 10 M Lokal

39 NYA 1,5 mm2 hijau kuning 8 M Lokal

40 Kabel NYMHY 3 X 2,5 mm2 0,5 M Lokal

41 Steker 10 – 16 A PNE 1 Pcs Lokal

42 Box panel 35 X 25 X 20 1 Pcs Lokal

43 Kwh-meter 1 phase 1 Unit Lokal

D. Mur, Baut dan Sekrup

44 Sekrup Kayu Kepala Setengah Bulat

3,5 X 15 36 Pcs Lokal

3,5 X 20 18 Pcs Lokal

3,5 X 30 12 Pcs Lokal

4,0 X 40 6 Pcs Lokal

45 Sekrup Kayu Rata Perseng

3,5 X 25 2 Pcs Lokal

4,0 X 30 6 Pcs Lokal

4,0 X 50 2 Pcs Lokal

46 Mur Baut M4 X 10 10 Pcs Lokal

47 Mur Baut M4 X 50 6 Pcs Lokal

48 Mur Baut M4 X 15 2 Pcs Lokal

Page 21: Laporan Pratek Blok

21

III.2. Alat yang digunakan

1. Papan kerja

2. Tang Kombinasi

3. Tang Potong

4. Tang Kupas

5. Tang Lancip

6. Obeng min (-)

7. Obeg plus (+)

8. Pensil

9. Gergaji Besi

10. Rol Meter

11. Penggaris Baja

12. Palu

13. Pisau Kupas

14. Tespen

15. AVO meter

Page 22: Laporan Pratek Blok

22

BAB IV. PEMBAHASAN

IV.1. Keselamatan Kerja

1. Pergunakan alat dan bahan sesuai dengan fungsinya

2. Jangan menghubungkan reangkaian dengan sumber tegangan sebelum

mendapat persetujuan dari instruktur

3. Perhatikan dan periksa sumber tegangan

IV.2. Langkah Kerja

1. Mempelajari job sheet dan kebutuhan material dengan baik

2. Memeriksa semua kondisi alat dan bahan dalam keadaan baik dan siap

digunakan

3. Membuat garis bantu dan memasang semua komponen sesuai dengan lay out

4. Membuat rangkaian pengawatan sesuai dengan gambar rangkaian

5. Jika sudah selesai mereangkai, memeriksa kembali sambungan-sambungan

penghantar

6. Jika sudah yakin benar, melapor pada instruktur untuk diperiksa

7. Dengan persetujuan instruktur, menyambung rangkaian dengan sumber

tegangan

8. Mengamati cara kerja rangkaian instalasi penerangan dengan baik

9. Setelah selesai, matikan sumber tegangan dan bongkar rangkaian

10. Mengembalikan alat dan bahan ketempat semula

IV.3. Pembahasan Diskripsi Kerja

a. MCB 1

MCB 1 mengamankan isntalasi penerangan dengan beban lampu penerangan

kamar tamu, (Lampu D) yang dioperasikan dengan menggunakan tombol tekan

(D) dan relay impuls (K1) dan lampu kamar makan dan dapur (C1 dan C2)

dioperassikan oleh sakalar seri (C), dengan 2 buah kotak kontak (stop kontak).

b. MCB 2

MCB 2 mengamankan instalasi penerangan teras depan lampu (Lampu F) yang

dioperasikan dari dua tempat yaitu 2 saklar silang (F), dengan 1 buah kotak kontak

(stop kontak).

Page 23: Laporan Pratek Blok

23

c. MCB 3

MCB 3 mengamankan instalasi penerangan jalan dan parkir (Lampu AB) yang

dioperasikan dari rangkaian kontrol manual maupun otomatis.

d. MCB 4

MCB 4 khusus mengamankan rangkaian kontrol yang dioperasikan dari saklar

golongan S5 pada pintu panel yaitu :

1. Posisi Automatis (A)

Lampu akan menyala secara automatis jika keadaan di luar gelap dan

padam jika keadaan di luar terang yang diatur oleh LDR (S8) dan Timer

yang diseting pada waktu pukul 18.00 sampai 06.00. jika diperlukan dapat

juga dioperasikan dengan menekan tombol tekan S6 (A/B).

2. Posisi Manual (M)

Pada posisi manual ditandai dengan menyalanya lampu indikator H5 pada

pintu panel, maka lampu dioperasikan dari S6 (A/B).

Page 24: Laporan Pratek Blok

24

IV.4. RAB (Rencana Anggaran Biaya)

Page 25: Laporan Pratek Blok

25

RENCANA ANGGARAN BIAYA

No. Nama Bahan/Peralatan Volume Satuan

Page 26: Laporan Pratek Blok

26

24 0.15 m Rp 25,000.00 Rp 3,750.00

25 0.2 m Rp 25,000.00 Rp 5,000.00

26 Line Up Terminal 4 mm 27 pcs Rp 6,000.00 Rp 162,000.00 27 End piece 2 pcs Rp 5,000.00 Rp 10,000.00 28 End Plate 2 pcs Rp 3,000.00 Rp 6,000.00

29 1 lbr Rp 14,000.00 Rp 14,000.00

30 1 lbr Rp 20,000.00 Rp 20,000.00

31 1 lbr Rp 26,000.00 Rp 26,000.00

32 Saluran kabel (wire duct) 0.4 m Rp 11,000.00 Rp 4,400.00 33 Plastik Pengikat Kabel 100 pcs Rp 13,000.00 Rp 13,000.00

34 0.5 m Rp 10,000.00 Rp 5,000.00

35 0.5 m Rp 10,000.00 Rp 5,000.00

36 0.4 m Rp 21,000.00 Rp 8,400.00

37 10 m Rp 3,000.00 Rp 30,000.00

38 6 m Rp 3,000.00 Rp 18,000.00

39 6 m Rp 3,000.00 Rp 18,000.00

40 0.5 m Rp 12,000.00 Rp 6,000.00

41 Steker 10-16 A PNE 1 pcs Rp 10,000.00 Rp 10,000.00 42 Box Panel 35 x 25 x 20 1 pcs Rp 210,000.00 Rp 210,000.00 43 KwH-meter 1 phasa 1 unit Rp 250,000.00 Rp 250,000.00

44

3,5 x 15 36 pcs Rp 150.00 Rp 5,400.00 3,5 x 20 18 pcs Rp 150.00 Rp 2,700.00 3,5 x 30 12 pcs Rp 200.00 Rp 2,400.00 4,0 x 40 6 pcs Rp 300.00 Rp 1,800.00

45 Sekrup Kayu Rata Persegi3,5 x 25 2 pcs Rp 300.00 Rp 600.00

Profil G untuk Line Up Terminal

Profil Ohmmega Rel dudukan relay

Treeplex, 453 x 253 x 12 mm

Asbes plafon, 453 x253 x 4 mm

Asbes Plafon, 603 x 353 x 4 mm

Kabel NYM 3x1,5 mm2 2P + N

Kabel NYM 3x1,5 mm2 P + N + PE

Kabel NYM 3x4mm2 P + N + PE

NYA 1,5 mm2 Merah/Kuning/Hitam

NYA 1,5 mm2 Biru

NYA 1,5 mm2 Hijau/Kuning

Kabel NYMHY 3x2,5 mm2

D. MUR, BAUT, DAN SEKRUP

Sekrup Kayu Kepala Setengah Bulat

Page 27: Laporan Pratek Blok

27

46 Mur Baut M4 x 10 10 pcs Rp 150.00 Rp 1,500.00 47 Mur Baut M4 x 50 6 pcs Rp 400.00 Rp 2,400.00 48 Mur Baut M4 x 15 2 pcs Rp 200.00 Rp 400.00

Total Rp 1,976,850.00

Page 28: Laporan Pratek Blok

28

IV.5. Analisa Gangguan

Dalam setiap praktikum biasanya ditemukan gangguan-gangguan yang

menyebabkan suatu rangkaian tidak bekerja secara sempurna, baik karena kesalahan

manusia maupun kerusakan pada peralatan yang digunakan. Karena itu dibutuhkan

suatu ketelitian dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

Gangguan yang ditemui dalam praktikum kali ini adalah tidak bekerjanya

lampu teras pada posisi otomatis. Setelah dilakukan pengecekan dengan menggunakan

tespen, semua komponen sudah mendapat fasa tetapi tidak ada indikasi terdapat fasa

pada lampu. Ketika diamati lebih lanjut ternyata salah satu kabel yang terhubung ke

terminal 5 tidak tersambung dengan baik dan menyebabkan tidak adanya fasa yang

mengalir ke lampu.

Tindakan yang dilakukan adalah dengan memutus sumber tegangan terlebih

dahulu agar tidak terjadi sentuh langsung maupun tidak langsung dari komponen yang

konduktif. Kemudian memasang kembali kabel yang longgar tersebut dan memriksa

kembali jika ada kabel yang mungkin tidak tersambung dengan baik. Lalu memberi

tegangan dan melakukan pengecekan kembali sebelum instalasi dijalankan.

Page 29: Laporan Pratek Blok

29

BAB V. PENUTUP

V.1. Simpulan

Dari hasil praktek blok Instalasi Penerangan I dapat diambil simpulan bahwa

dalam merangkai suatu instalasi dibutuhkan ketelitian dan pemahaman dalam

merangkai suatu rangkaian kontrol maupun instalasi penerangan. Pemeriksaan

komponen merupakan hal yang penting sebelum melakukan instalasi, karena jika

komponen tidak dapat berfungsi atau rusak, akan berakibat buruk yaitu terjadi

gangguan pada rangkaian instalasi.

Untuk itu para mahasiswa diwajibkan untuk melakukan pengetesan terlebih

dahulu sebelum menjalankan instalasi di bawah pengawasan para pengawas. Jika tidak

ditemukan eror pada saat pengetesan, maka mahasiswa dapat menjalankan instalasi

tersebut. Melalui praktikum ini mahasiswa mendapat pembelajaran bagaimana cara

untuk menemukan suatu gangguan dan memperbaiki gangguan tersebut.

V.2. Saran

Melalui praktik blok Instalasi Penerangan I ini, saya sebagai mahasiswa memberi

saran agar komponen-komponen yang dipakai pada saat melakukan praktik dapat

bekerja secara maksimal sehingga tidak terjadi keterhambatan dalam bekerja.

Untuk para dosen pembimbing, untuk tidak memberi pemberitahuan secara

mendadak yang dapat menghambat kinerja mahasiswa.

Page 30: Laporan Pratek Blok

30

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional (BSN). Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL

2000), Standar Nasional Indonesia (SNI) (Jakarta: Yayasan PUIL, 2000).

Asep Happidin. Tata Cara Memasang Instalasi Listrik di Rumah (Jakarta:Penebar

Swadaya, 2009).

http://toko-raja-listrik.indonetwork.co.id/group+119708/

http://hargabahanbangunan2012.blogspot.com/2012/10/harga-triplek.html

http://tokoasbes.indonetwork.co.id/

http://www.gudanglistrik.com/produk-1138-fiting-plafon-broco-lux.html#

http://www.gudanglistrik.com/produk-159-stop-kontak-ob-15410-new-gee.html#

http://www.gudanglistrik.com/kategori-298-Saklar-Hotel-1.html