laporan pratek blok
DESCRIPTION
laporan praktikum blockTRANSCRIPT
1
BAB I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Menurut peratuaran Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik nomor
023/PRT/1978, pasal 1 butir 5 tentang instalasi listrik, menyatakan bahwa instalasi listrik
adalah saluran listrik termasuk alat-alatnya yang terpasang di dalam dan atau di luar
bangunan untu menyalurkan arus listrik setelah atau di belakang pesawat pembatas/meter
milik perusahaan.
Untuk pemasangan instalasi listrik penerangan dan tenaga untuk rumah/gedung
terlebih dahulu harus melihat gambar-gambar rencana instalasi yang sudah dibuat oleh
perencana berdasarkan denah rumah/bangunan dimana instalasinya akan dipasang. Selain
itu juga spesifikasi dan syarat-syarat ekerjaan yang diterima dari pemilik bangunan/rumah,
dan syarat tersebut tidak terlepas dari peraturan yang harus dipenuhi dari yang berwajib
ialah mengeluarkan peraturan yaitu PLN setempat.
Syarat-syarat pekerjaan instalasi rumah/gedung:
1. Gambar situasi untuk menyatakan letak bangunan, dimana instalasinya akan
dipasang serta rencana penyambungannya dengan jaringan PLN.
2. Gambar Instalasi
Rencana penempatan semua peralatan listrik yang akan dipasang dan sarana
pelayanannya, misalnya titik lampu, saklar dan kotak konta, panel hubung bagi,
data teknis yang penting dari setiap peralatan listrik yang akan dipasang.
3. Rekapitulasi
Rekapitulasi atau perhitungan jumlah dari komponen yang diperlukan antara lain :
Rekapitulasi material dan harga.
Rekapitulasi daya atau skema bagan arusnya.
Rekapitulasi tenaga dan biaya.
Selain itu terdapat persyaratan lain yang harus dipenuhi dalam pemasangan
instalasi listrik dan tenaga, antara lain :
1. Sumber Tegangan
Sumber tegangan yang digunakan untuk menyuplai instalasi listrik rumha/gedung
adalah sumber tegangan 3 phasae, 220 volt/380 volt. Jumlah beban untuk masing-masing
2
fasa dalam sistem 3 phase diharuskan seimbang agar kestabilan distribusi daya dapat
terjamin.
2. Pemasangan Penghantar
Penghantar yang digunakan untuk instalasi penerangan (rangkaian akhir) adalah
penghantar jenis NYA dan untuk instalasi daya (feeder/pengisi/incoming) dengan
menggunakan penghantar jenis NYM yang memiliki isolasi yang baik, agar mudah cara
oemasangan dan perbaikan pemasangan penghantar tersebut masuk ke dalam pipa
instalasi.
3. Pipa Instalasi
Semua penghantar dalam instalasi listrik dimasukkan dalam pipa PVC dengan
ukuran 58
” agar penghantar aman dari benturan mekanis, di samping itu juga penghantar
akan terisolasi serta mudah dalam perawatan apabila terjadi kerusakan dalam perbaikan.
4. Saklar dan Kotak Kontak
Fungsi saklar dalam instalasi listrik penerangan untuk memutuskan dan
menghubungkan arus listrik dari sumber ke beban. Di dalam skalar dilengkapi dengan
pegas yang dapat memustuskan rangkaian dalam waktu yang sangat singkat, dengan
cepatnya pemutusan ini kemungkinan timbulnya busur api antara kontak (tuas) saklar
menjadi lebih kecil.
Saklar yang digunakan pada umumnya jenis saklar tunggal, saklar seri, sakar
tukar (hotel), saklar silang dan tombol tekan (push button) jenis inbow (terbenam dalam
tembok) atau jenis onbow (terpasang dipermukaan tembok).
Aturan pemasangan saklar:
a. Tinggi pemasangan ± 150 cm di atas lantai.
b. Dekat dengan pintu dan mudah dicapai tangan/sesuai kondisi tempat.
c. Arah posisi kontak (tuas) saklar seragam bila pemasangan lebih dari satu.
Fungsi kotak kontak (stop kontak) dalam instalasi listrik sebagai alat penghubung beban
dengan sumber listrik.
Aturan pemasangan stop kontak :
3
a. Tinggi pemasangan ± 150 cm di atas lantai, apabila kurang dari 150 cm harus
dilengkapi tutup.
b. Mudah tercapai tangan.
c. Di pasang sedemikian rupa, sehingga penghantar netralnya berada disebelah
kanan atau di sebelah bawah.
5. KWh-Meter 1 Fasa
Pada KWh-meter ini pada dasarnya sama seperti Watt-meter yaitu mempunyai
kumparan tegangan dan kumparan arus.
Adapun cara menggunakan adalah sebagai berikut :
1. Kumparan arus diseri dengan beban, ujung masukan masukan dihubungkan pada
penghantar fasa dan ujung keluaran dihubungkan ke beban.
2. Kumparan tegangan ujung masukkan dihubungkan (dikopel) dengan masukkan
kumparan arus dan ujung keluaran dihubungkan dengan netral sumber.
3. Penghantar netral dan keluaran dari kumparan arus dihubungkan ke beban.
4
Keterangan :
Cp = Inti besi kumparan tegangan
Cc = Inti besi kumparan arus
Wp = Kumparan tegangan
Wc = Kumparan Arus
D = Kepingan roda Alumunium
J = Roda-roda pencatat (regester)
M = Magnet permanen sebagai pengerem keping alumunium, saat beban
kosong
S = Kumparan penyesuai beda fase arus dan tegangan
Prinsip Kerja KWh-meter 1 fasa
Pada saat arus beban mengalir pada kumparan, arus akan menimbulkan flux
magnit ɸ1, sedangkan pada kumparan tegangan terjadi perbedaan fase antara arus dan
tegangan sebesar 900, hal ini karena kumparan tegangan akan menimbulkan flux magnit
ɸ2 yang berbeda fase 900 dengan ɸ1.
Perbedaan fase antara ɸ1 dan ɸ2 akan menyebabkan momen gerak pada keping
alumunium (D) sehingga berputar. Putaran keping Alumunium (piringan) dan ditransfer
pada roda-roda pencatat.
6. Energi Pembagi Daya Listrik/PHB/ Distribusi Panel (DP)
Panel bagi di dalam instalasi listrik rumah/gedung merupakan peralatan yang
berfungsi sebagai tempat membagi dan menyalurkan tenaga listrik ke beban agar
pembagian beban merata dan seimbang. Di dalam panel bagi terdapat komponen antara
lain rel (busbar), saklar utama, pengaman, alat-alat ukur dan lampu indikator.
7. Rating Pengaman
Rating pengaman yang dipakai menurut PUIL harus sama dengan atau lebih
besar dari arus nominal beban (I pengaman > I nominal). Pengaman yang digunakan
dalam instalasi listrik adalah pemutus rangkaian (MCB) untu pengaman tiap kelompok
beban dan pemutus rangkaian pusat (MCCB) untuk pengaman seluruh kelompok beban.
Besarnya rating arus MCB amaupun MCCB diperhitungkan arus beban yang dipikul
atau dipasang di dalam instalasi agar memenuhi syarat keamanan.
5
I.2. Tujuan
Praktek ini bertujuan untuk melatih mahasiswa di dalam merencanakan suatu
instalasi penerangan rumha tinggal sehingga diharapkan mampu :
1. Memasang instalasi listrik beserta tata letak komponen sesuai deskripsi yang
diberikan.
2. Melakukan pekerjaan pemipaan dan pengawatan.
3. Melakukan pengujian isntalasi listrik yang telah dipasang.
4. Mengetahui sebab-sebab terjadinya suatu gangguan dan mengatasi gangguan
tersebut.
6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Pada saat melakukan suatu pekerjaan, yang perlu kita perhatikan salah satunya adalah
kesehatan dan keselamatan kerja. Yang meliputi kesehatan dan keselamatan kerja, yaitu :
1. Mesin dan alat-alat kerja
2. Perlengkapan diri sendiri
3. Lingkungan
4. Kemampuan praktikan
1. Mesin dan alat-alat kerja
Sebelum bekerja dengan menggunakan mesin atau alat-alat kerja, kita harus
mempertimbangkan dan mengingat akan keselamatan kerja agarprogram kerja yang
kita rencanakan berjalan lancar.
a. Mesin dan alat mana yang harus kita ketahui
b. Lingkungan dan suasana tempat kerja
c. Pengaman pada alat
d. Kebersihan mesin dan alat.
2. Perlengkapan diri sendiri
a. Pakaian kerja yang sesuai, rapi, dan sopan
b. Jangan menyimpan benda tajam
c. Rambut yang panjang harus diberi perlindungan
d. Lepas semua perhiasan dari tangan
e. Gunakan sepatu yang sesuai
f. Gunakan kacamata khusus
g. Gunakan sarung tangan jika diperlukan
3. Lingkungan
a. Bersihkan tangan sebelum dan sesudah bekerja
b. Gunakan pakaian kerja sebersih mungkin
c. Bersihkan meja kerja sebelum dan sesudah dipakai
4. Kemampuan Praktikan
a. Bekerja dengan hati-hati
b. Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya
7
c. Jangan menyimpan benda tajam di saku baju kerja
d. Simpan alat-alat yang berujung tajam menjauhi kita
e. Perhatikan dan periksa sumber tegangan.
f. Lindungi ujung-ujung alat yang tajam dengan gabus atau bahan
lainnya
g. Pisahkan alat ukur presisi dengan alat potong
h. Simpanlah alat-alat secara terpisah antara satu dengan yang lainnya
i. Ambillah alat-alat dengan hati-hati
j. Bersihkan alat-alat sebelum dan sesudah dipakai.
II.2. Komponen-komponen Instalasi Penerangan
1. Kabel NYA
Kabel NYA adalah jenis kabel yang banyak dipergunakan dalam
pemasangan instalasi karena selain harganya murah juga mudah dalam
pengerjaannya dan berperan sebagai pengganti kabel NGA
Istilah NYA memiliki arti sbb:
N : Normal artinya penghantar tersebut dari tembaga
Y : Isolasi dari PVC yaitu Pollyvinil Chlorida
A : Adder artinya terdiri dari satu penghantar.
Kabel NYA tersedia di pasaran dalam berbagai ukuran dari 1,5 mm2 – 150
mm2.
Pemasangan kabel NYA dan NGA
o Pemasangan harus dalam pipa pelindung;
o Tidak boleh dipasang diruang basah. Di alam terbuka serta tempat
dengan resiko kebakaran;
o Tidak boleh dipasang langsung menempel pada plesteran atau kayu,
ditanam langsung kedalam tanah, harus dilindungi dengan pipa
pelindung;
o Kabel NYA dan NGA, boleh digunakan didalam perlengkapan
hubung bagi peralatan listrik (PHB);
o Boleh dipasang dengan menggunakan isolator,cara pemasangannya
diusahakan ada jarak bebas minimum 1 cm terhadap dinding dan
bagian lain dari bangunan konstruksi.
2. Kabel NYM 3 x 2,5 mm2
8
Kabel NYM ini pada umumnya terdiri dari beberapa buah kabel yang
banyak disesuiakan dengan kebutuhan misalnya berisi dua atau tiga kabel
jenis NYA.
Istilah NYM mempunyai arti sbb:
N : Normal artinya penghantar terbbuat dari tembaga
Y : Isolasi PVC, yaitu Pollivynyl Chlorida
M : Artinya selubung kabel terbuat dari PVC
3 x 2,5 mm2 : artinya kabel tersebut mempunyai tiga penghantar yang
masing-masing berukuran 2,5 mm2
Pemasangan kabel NYM
o Boleh dipasang menempel pada tembok atau dinding lainnya juga
di ruangan lembab serta ditempat dengan resiko bahaya kebakaran
dengan menggunakan klem dan jarak 25 cm;
o Boleh dipasang langsung pada bagian-bagian lain dari bangunan,
asalkan cara pemasangannya tidak merusak selubung luar kabel;
o Tidak boleh dipasang atau ditanam di dalam tanah.
3. Pipa
Fungsi pipa pada instalasi adalah untuk melindungi pemasangan kawat
penghantar dengan pemasangan pipa akan diperoleh bentuk instalasi yang
baik dan rapih.
Jenis pipa pelindung
o Pipa UNION
Pipa UNION adalah pipa yang terbuat adari plat besi dan
dibuat oleh pabrik tanpa menggunakan las dan diberi cat
meni berwarna merah.
Pipa jenis ini dalma pengerjaannya mudah, karena dapat
dengan mudah dibengkokkan dalam keadaan dingin.
Selain dari itu, pipa UNION mudah pula dipotong dengan
gergaji besi, pipa jenis ini mudah didapat dipasaran dengan
harga relatif murah.
Dalam instalasi listrik pada pemasangan pipa UNION jika
masih dalam jarak jangkauan tangan harus dihubungkan
dengan bumi, kecuali bila digunakan untuk menyelubungi
kawat pembumian (arde).
9
Pemasangan pipa UNION umumnya dipasang pada tempat
yang kering dengan maksud menghindari dari terjadinya
kororsi atau karat.
o Pipa PVC atau Paralon
Pipa pelindung yang terbuat dari bahan PVC atau paralon.
Keuntungan menggunakan pipa PVC dibandingkan dengan
pipa UNION antara lain:
a) Pipa PVC lebih ringan, mudah pengerjaannya ,
mudah dibengkokkan;
b) Yang lebih penting adalah pipa PVC sendiri adalah
merupakan bahan isolasi sehingga dalam
pemasangannya tidak akan mengakibatkan
terjadinya hubungan pendek antara penghantar
dengan pipa.
o Pipa fleksibel
Pada instalasi listrik adakalanya dipasang pipa yang disebut
pipa fleksibel, pipa ini dibuat dari logam yang mudah diatur
dan lentur. Contoh pipa KRF. Sebagai contoh misalnya
dipakai sebagai pelindung kabel yang berasal dari dak
standar menuju ke meter pembatas listrik atau juga dipakai
sebagai pelindung pada penghantar instalasi tenaga seperti
mesin bubut, pres dan mesin skarf.
Perlengkapan Pipa (Klem atau Sengkang)
o Klem atau sengkang adalah suatu bahan yang dapat dipakai untuk
menahan pipa agar dapat dipasang pada dinding atau langit-langit.
o Klem dibuat dari bahan berupa plat besi atau PVC, dan mempunyai
ukuran yang disesuaikan dengan pipanya.
o Jarak pemasangan klem tidak bleh lebih dari 100 cm.
o Untuk meninggikan pemasangan pipa, klem biasanya dilengkapi
dengan pelana, pemasangan pipa yang perlu ditinggikan misalnya
pada sekering, atau pada kotak penyambung.
o Di dalam instalasi listrik dikenal beberapa macam klem dan
bentuknya disesuaikan dengan kebutuhannya misalnya:
Klem atau sengkang setengah, dipakai pada tempat yang
sempit.
10
Klem atau sengkang ganda untuk pemasangan pipa yang
sejajar.
Klem atau sengkang majemuk untuk pemasangan beberapa
pipa yang sejajar.
Sambungan Pipa
o Perlu diketahui pemasangan pipa pada instalasi listrik tidak
selamanya menggunakan pipa utuh (4 cm), demi untuk menghemat
bahan dan faktor ekonomis dapat pula dipasang dengan
menggunakan pipa potongan. Potongan-potongan pipa tersebut
disambung dengan menggunakan sambungan pipa. Atau seering
disebut sock lurus.
Jenis-jenis sambungan pipa:
o Sambungan Lurus (Sock Lurus).
o Sambungan Siku (Sock L).
Selubung pipa
o Pada umumnya pada bagian dalam dari ujung pipa pelindung
terdapat bagian yang tajam yang disebabkan oleh bekas
pemotongan baik dari pabrik langsung maupun pada pelaksanaan
pekerjaan, bagian yang tajam tersebut harus diratakan dan untuk
meratakannya akan memakan waktu yang lama, untuk mengatasi
hal ini maka pabrik-pabrik telah menyediakan suatu komponen
yang disebut selubung pipa atau yang biasanya dikenal dengan
nama TILE.
o Dengan menggunakan Tile, maka ujung pinggir pipa akan licin dan
tidak tajam.
4. Kotak Sambung
Dalam pekerjaan instalasi untuk suatu keperluan tertentu biasanya ada
pemasangan kawat yang harus disambung atau dicabangkan, kawat yang
disambung meurut ketentuan peraturan isntalasi listrik tidak diijinkan
berada di dalam pipa. Karena dikhawatirkan sambungan akan putus pada
waktu kawat direntangkan pada waktu dimasukkan dalam pipa, sebab bila
hal ini terjadi, maka akan berakibat timbulnya hubungan pendek atau
bahaya kebakaran.
Untuk menghindari hal ini maka penyambungan kawat harus dalam kotak
yang disebut kotak sambung.
11
Jenis kotak sambung yang sering kita jumpai:
o Kotak sambung cabang dua (untuk penyambungan lurus).
o Kotak sambung cabang tiga (untuk percabangan, pada saklar, stop
kontak).
o Kotak sambung cabang empat (untuk percabangan cross).
5. Sakelar
Sakelar adalah : suatu alat yang dapat digunakan untuk memutuskan dan
menghubungkan arus listrik. Berdasarkan kegunaannya sakelar sangat
banyak macam, jenisnya yaitu:
o Sakelar Penerangan
o Sakelar Tegangan Tinggi
o Sakelar Instalasi Tenaga
o Sakelar Elektronika.
Pada waktu memutuskan dan menghubungkan arus listrik biasanya akan
timbul busur api (Fong) diantara kontak-kontaknya, besarnya loncatan api
tergantung dari kecepatan kontak-kontak sakelar terputus atau
penyambung.
Untuk mengatasi hal ini biasanya sakelar dilengkapi dengan pegas yang
dapat memutus hubungan sakelar dengan cepat.
Dalam prakteknya kita mengenal bermacam-macam jenis sakelar yang
biasanya dipakai pada instalasi listrik penerangan rumah, bangunan sekolah
atau sejenisnya. Jenis-jenis sakelar tersebut adalah:
o Sakelar Tunggal
Sesuai dengan namanya sakelar ini berfungsi tunggal,
artinya hanya dapat menyalakan dan memadamkan sebuah
lampu.
Pada sakelar tunggal hanya terdapat dua titik hubung yang
menghubungkan penghantar fasa dan beban atau lampu.
Pada penggunaannya sakelar tunggal dapat melayani satu,
dua atau tiga lampu sekaligus tergantung kemampuan daya
hantarnya.
o Sakelar Berkutub Ganda
12
Sakelar ini dilengkapi dengan empat titik hubung yang
menghubungkan penghantar fasa dan nol. Sakalar ini dapat
digunakan untuk memutuskan dan menghubungkan fasa dan
nol secara bersama-sama sehingga memberikan faktor
keamanan bagi pemakai sakelar jenis ini banyak
dipergunakan pada box sekering/fasa.
o Sakelar Berkutub tiga
Sakelar ini memiliki enam titik hubung yang berfungsi
menghubungkan fasa ke beban. Pada umunya sakelar ini
digunakan sebagai sakelar untuk saluran tiga fasa.
o Sakelar Kelompok
Sakelar kelompok pemasangannya harus disesuaikan
dengan kebutuhnannya misalnya mematikan dan
menghubungkan dua atau tiga buah lampu, namun tersebut
tidak dinyalakan bersamaan.
o Sakelar Seri (deret)
Sakelar seri (deret) adalah sakelar yang dapat berfungsi
ganda yaitu dapat memutuskan dan menghubungkan sebuah
lampu atau lebih secara bergantian atau bersama-sama,
sakelar jenis ini banyak digunakan dalam ruang tamu, ruang
tidur atau lampu gang.
Sakelar seperti ini pada saat sekarang sudah sangat sulit
dijumpai, seandainyapun ada bentuknya sudah lain yaitu
berupa sakelar yang terdiri dari dua buah sakelar tunggal
yang dikemas dalam satu kotak.
o Sakelar Tukar
Sakelar tukar biasanya disebut juga sakelar hotel, saklear
jenis ini banyak dipergunakan di hotel-hotel sehingga
sakelar ini disebut sakelar hotel.
Sakelar hotel ini hanya dapt menghubungkan lampu atau
sekelompok lampu secara bergantian.
o Sakelar Silang
Seandainya kita ingin melayani satu lampu atau golongan
lampu yang ada ditiga tempat, maka kita gunakan sakelar
silang.
13
Sakelar silang berfungsi bila sakelar ini dikombinasikan
dengan dua buah sakelar tukar. Sehingga lampu dapat
dioperasikan dari tiga tempat.
Sakelar Pilih (Selector Switch)
Sakelar ini lebih dikenal dengan nama “selector switch”
yang merupakan jenis sakelar putar. Sakelar ini sering
digunakan dalam rangkaian pengaturan misalnya untuk 2
posisi pengaturan (manual dan otomatis).
Sakelar Tekan
Sakelar tekan atau sering disebut dengan “push button”,
umumnya digunakan pada rangkaian control kontak sebagai
pengunci secara elektrik. Sakelar ini beroperasi ketika
ditekan saja, jika dilepas maka akan kembali seperti semula.
Jadi sakelar ini member daya yang sifatnya sementara,
apabila dikombinasikan dengan sakelar impuls maka
hubungannya dengan beban tetap ada karena sakelar
tersebut terkunci oleh impuls.
6. Stop Kontak
Stop kontak adalah suatu komponen yang berfungsi sebagai
tempat/terminal untuk mendapatkan arus/tegangan listrik yang diperlukan
untuk kebutuhan peralatan listrik atau alat-alat rumah tangga seperti :
pesawat TV, radio, kulkas, kipas angin, setrika listrik dll.
Stop kontak terdiri dari dua bagian utama yaitu:
o Bagian dasar atau kaki
Terbuat dari porselin, keramik atau bahan isolator lainnya sekaligus
dudukan stop kontak yang disekrup pada tembok atau kayu. Pada
bagian ini juga terdapat tiga buah titik kontak hubung untuk kawat
penghantar fasa, netral, PE.
o Bagian penutup
Adalah bagian pelindung dari bagian dasarnya/kakinya, selain
sebagai pelindung juga memberikan keindahan dari stop kontak
tersebut. Bagian penutup ini biasanya terbuat dari ebonit atau
plastik.
14
Berdasarkan cara pemasangan stop kontak dapat dibedakan menjadi dua
yaitu:
o Pemasangan stop kontak di luar tembok (Outbow), perlu roset, pipa
pelindung.
o Pemasangan stop kontak di dalam tembok (Inbow), perlu inbowdus
dan pipa.
Selain stop kontak seperti di atas, dipasaran banyak tersediaberbagai
macam jenis stop kontak, ada stop kontak yang sudah dikombinasikan
dengan saklar dan bahkan dilengkapi denga lampu tanda/indikator,
fungsinya memberi tanda keberadaan stop kontak dalam keadaan gelap.
7. Fiting
Fiting adalah suatu alat yang dapat dipergunakan untuk memasang atau
menempatkan bola lampu yang digunakan sebagai penerangan untuk
menyalakan dan memadamkan lampu, fiting biasanya dihubungkan dengan
sakelar.
Fiting terdiri dari dua bagian yaitu:
o Bagian dalam merupakan penghantar arus listrik yang terdiri dari
hantaran fasa dan hantaran nol. Kedua hantaran tersebut disekat
oleh bahan isolator yang ada pada badannya.
o Bagian luar, merupakan bahan isolasi yang merupakan penutup dari
fiting, dengan maksud agar sipemakai tidak kena aliran listrik pada
waktu memasang bola lampu.
Konstruksi Fiting
Berdasarakan konstruksinya kita mengenal dua macam fiting yaitu:
o Fitig Ulir, cara pemasangan bola lampu dengan cara memutar,
fiting jenis ini banyak disukai karena lebih kuat.
o Fiting Bayonet, cara pemasangan bola lampu dengan cara
dtekan/ditusukkan seperti memasang bayonet pada senjata panjang.
Bentuk fiting ini ada dua sbb:
Fiting tusuk biasa
Fiting tusuk putar
Penggunaan dan Pemasangan Fiting
Berdasarkan penggunaan dan pemasangan dalam isntalasi penerangan,
fiting dapat dibagi menjadi empat macam yaitu:
15
o Fiting duduk, pemasangan langsung didudukkan pada tempatnya
(di langit-langit, dinding-dinding, bangku-bangku), bahan dari
bakelit, ebonit, porselin.
o Fiting gantung, pemasangan digantung pada langit-langit,
menggunakan kabel snur yang dilengkapi dengan tali diikat pada
cincin fiting sebagai penahan berat fiting dan armaturnya.
o Fiting kombinasi, fiting yang dilengkapi dengan stop kontak
sebagai tempat pengambilan arus listrik yang dibantu oleh steker.
o Fiting kedap air, fiting yang tidak mudah dimasuki air, fiting ini
biasanya dipasang di tempat yang kedap air (lembab).
8. Pemutus Sirkit (pemutus tenaga)
Sakelar mekanis yang mampu menghubungkan, mengalirkan dan memutuskan
arus pada pada kondisi sirkit normal, dan juga mampu menghubungkan,
mengalirkan untuk jangka waktu tertentu dan memutuskan secara otomatis
arus pada kondisi sirkit tidak normal tertentu, seperti pada kondisi hubung
pendek (circuit-breaker) – IEV 441
9. LDR
Sakelar ini banyak digunakan untuk penerangan lampu jalan karena LDR dapat
diatur waktu nyalanya sesuai dengan intensitas cahaya, jadi sakelar dapat
diatur untuk menyalakan lampu sejak malah hingga pagi hari atau dari jam
18.30 sampai jam 06.00. Sakelar LDR memiliki 3 terminal masukan yaitu line
input yang digunakan untuk member tegangan pada LDR agar LDR dapat
bekerja, terminal out yang merupakan keluaran dari sakelar LDR yang
nantinya akan tersambung dengan beban dan line netral.
II.3. Proteksi untuk Keselamatan
Persyaratan yang dimaksud adalah untuk menjamin keselamantan manusia, dan ternak
dan keamanan harta benda dari bahaya dan kerusakan yang bisa ditimbulkan oleh
penggunaan instalasi listrik secara wajar. Pada instalasi listrik terdapat dua jenis resiko
utama, yaitu arus kejut listrik dan sushu berlebihan yang sangat mungkin mengakibatkan
kebakaran, luka bakar atau efek cedera lain.
1. Proteksi dari kejut listrik
a. Proteksi dari sentuh langsung
16
Manusia dan ternak harus dihindarkan/diselamatkan dari bahaya yang bisa
timbul karena sentuhan dengan bagian aktif instalasi (sentuh langsung)
dengan salah satu cara di bawah ini:
a) Mencegah mengalirnya arus melalui badan manusia atau ternak;
b) Membatasi arus yang dapat mengalir melalui badan sampai suatu
nilai yang lebih kecil dari arus kejut.
b. Proteksi dari sentuh tak langsung
Manusia dan ternak harus dihindarkan/diselamatkan dari bahaya yang bisa
timbul karena sentuhan dengan bagian konduktif terbuka dalam keadaan
gangguan (sentuh tak langsung) dengan salah satu cara di bawah ini:
a) Mencegah mengalirnya arus gangguan melalui badan manusia atau
ternak;
b) Membatasi arus gangguan yang dapat mengalir melalui badan
sampai suatu nilai yang lebih kecil dari arus kejut listrik;
c) Pemutusan suplai secara otomatis dalam waktu yang ditentukan
pada saat terjadi gangguan yang sangat mungkin menyebabkan
mengalirnya arus melalui badan yang bersentuhan dengan bagian
konduktif terbuka, yang nilai arusnya sama dengan atau lebih besar
dari arus kejut listrik.
2. Proteksi dari efek termal
Instalasi listrik harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak ada resiko
tersulutnya bahan yang mudah terbakar karena tingginya suhu atau busur api
listrik. Demikian pula tidak akan ada resiko luka bakar pada manusia maupun
ternak selama perlengkapan listrik beroperasi secara normal.
CATATAN Untuk mencegah sentuh langsung, penerapan metode ikatan
penyama potensial adalah salah satu prinsip penting untuk keselamatan.
3. Proteksi dari arus lebih
Manusia atau ternak harus dihindarkan/diselamatkan dari cedera, dan harta
benda diamankan dari kerusakan karena suhu yang berlebihan atau stres
elektromekanis karena arus lebih yang sangat mungkin timbul pada penghantar
aktif.
Proteksi ini dapat dicapai dengan salah satu cara di bawah ini:
17
a) pemutusan secara otomatis pada saat terjadi arus lebih sebelum arus lebih
itu mencapai nilai yang membahayakan dengan memperhatikan lamanya
arus lebih bertahan;
b) pembatasan arus lebih maksimum, sehingga nilai dan lamanya yang aman
tidak terlampaui.
4. Proteksi dari arus gangguan
Penghantar, selain penghantar aktif, dan bagian lain yang dimaksudkan untuk
menyalurkan arus gangguan harus mampu menyalurkan arus tersebut tanpa
menimbulkan suhu yang berlebihan.
CATATAN :
a) Perhatian khusus harus diberikan pada arus gangguan bumi dan arus bocoran;
b) Untuk penghantar aktif yang memenuhi 2.1.4.1, terjamin proteksinya dari arus lebih yang
disebabkan oleh gangguan.
5. Proteksi dari tegangan lebih
a) Manusia atau ternak harus dicegah dari cedera dan harta benda harus dicegah
dari setiap efek yang berbahaya akibat adanya gangguan antara bagian aktif
sirkit yang disuplai dengan tegangan yang berbeda.
b) Manusia dan ternak harus dicegah dari cedera dan harta benda harus dicegah
dari kerusakan akibat adanya tegangan yang berlebihan yang mungkin timbul
akibat sebab lain (misalnya, fenomena atmosfer atau tegangan lebih
penyakelaran).
II.4. Cara Merangkai Instalasi di Rumah
Pekerjaan isntalasi listrik merupakan pekerjaan yang cukup kompleks karena
bergantung pada luas pekerjaan yang ditangani. Rangkaian pekerjaan dalam proses
instalasi listrik meliputi penyediaan dan pemilihan bahan dan komponen listrik yang
akan dipasang dalam instalasi listrik, mulai dari perencanaan, pelaksnaan sampai
dengan pengujian hasil kerja yang telah dilakukan.
Sebelum melakukan instalasi listrik, seorang pelaksana instalasi listrik harus
mengetahui rancangan rangkaian listrik yang akan dipasang. Rancangan instalasi
tersebut meliputi gambaran umum tentang keadaan dari ruangan yang akan dipasang
isntalasi listrik, termasuk ukuran setiap ruangan, tata letak komponen listrik yang akan
dipasang, dan penentuan titik-titik cahaya sesuai dengan kebutuhan ruangan.
1. Sketsa dan Ilustrasi ruangan
18
Sketsa dan ilustrasi ruangan diperlukan dalam proses instalasi utnuk mengatur tata
letak komponen listrik yang akan dipasang dan menentukkan titik-titik cahaya sesuai
dengan kebutuhan.
Pelaksana instalasi akan menyesuaikan gambar instalasi yang telah dibuat dengan
kondisi ruangan sebenarnya. Berdasarkaan gambar tersebut, pelaksana dapat membuat
langkah sederhana utnuk memasang hubungan dari dua buah lampu yang dilayani oleh
sebuah saklar tunggal dan dilengkapi satu buah stop kontak dan sebagainya sesuai
dengan kondisi ruangan.
2. Cara menentukkan jumlah kabel instalasi
Berikut ini langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menentukkan jumlah
kawat penghantar yang akan dipasang dalam suatu rangkain instalasi listrik.
1. Rencanakan jumlah titik cahaya (lampu ) yang akan dipasang.
2. Tentukan cara pelayanan titik cahaya yang akan dipasang, seperti dipasang
dua buah titik cahaya yang akan dilayani oleh satu (sakelar) tempat yang
sama.
3. Pilih komponen dan cara pelayanan yang efektif untuk titik-titik cahaya
yang akan dipasang. Dalam hal ini dapat digunakan sakelar seri utnuk
melayani dua buah lampu yang akan dipasang.
4. Buat gambar diagram pengawatan agar memudahkan dalam membuat
detail gambar instalasi.
5. Tentukan cara pemasangan yang akan digunakan, apakah aplikasi isntalasi
sistem rentang atau sistem tertutup. Jika menggunkan sistem tertutup,
diperlukan pipa instalasi sebagai peralatan pelindung hantaran. Senaliknya,
jika menggunakan sistem rentang, diperlukan rol isolator sebagai
penyangga hantaran instalasinya.
6. Jika akan membuat instalasi menggunakan pipa instalasi, pelaksana
instalasi harus mengetahui jumlah kabel penghantar yang akan dimasukkan
ke dalam pipa.
Jika gambar pelaksana isntalasi sudah diketahui dan dipahami, dapat dibuat
dengan membuat garis-garis lintang pada gambar bagan tersebut.
19
BAB III. BAHAN DAN ALAT
III.1. Bahan/material yang diperlukan
N
ONAMA BAHAN/PERALATAN
VOLUM
ESATUAN KETERANGAN
A. PIPA DAN ALAT BANTU
1 Pipa PVC 5/8” 8 M Lokal
2 Benda siku PVC 5/8” 8 Pcs Lokal
3 Cabang T (T Dus) 2 Pcs Lokal
4 Kotak Hubung 2 Pcs Tender
5 Klem pipa PVC 16 mm 40 Pcs Lokal
6 Klem NYM 9 mm sebelah paku 14 Pcs Lokal
B. SAKELAR DAN
PERALATANNYA
7 Sakelar dimer (LDR) 1 Pcs Tender
8 Sakelar tukar 2 Pcs Tender
9 Sakelar silang
10 Sakelar seri 1 Pcs Tender
11 Sakelar golongan 1 Pcs Tender
12 Sakelar tekan dg. Lampu tanda IP 55 2 Pcs Tender
13 Sakelar tekan (sakelar bel) 2 Pcs Lokal
14 Lampu tanda merah 1 Pcs Tender
15 Kotak kontak (stop kontak) 1 P + PE 3 Pcs Tender
16 Fiting duduk 5 Pcs Tender
C. PANEL
17 MCB 10A 1 Pcs Lokal
18 MCB 6A 3 Pcs Lokal
19 Relai Kontaktor 220 v/10 A 2 Pcs Tender
20 Sakelar relay impuls 220 V 2 Pcs Tender
21 Sakelar waktu (timer) 220 V 1 Pcs Tender
22 Bus-bar tembaga 3 - 5 X 15 mm 2 Pcs Lokal
23 Profil C 22 sd 12 mm AL 280 Mm Lokal
20
24 Profil G untuk line Up terminal 150 Mm Tender
25 Profil Ohmmega rel dudukan relai 200 Mm Lokal
26 Line Up terminal 4 mm 27 Pcs Tender
27 End piece 2 Pcs Tender
28 End plate 2 Pcs Tender
29 Treplex, 453 X 253 X 12 mm 0,5 Lbr Lokal
30 Asbes plafon, 453 X 253 X 4 mm 1 Lbr Lokal
31 Asbes plafon, 603 X 353 X 4 mm 1 Lbr Lokal
32 Saluran kabel (wire duct) 0,4 M Lokal
33 Plastik pengikat kabel (cable tis) 10 Pcs Lokal
34 Kabel NYM 3 X 1,5 mm2 2P + N 1,5 M Lokal
35 Kabel NYM 3 X 1,5 mm2 2P + N + PE 1,5 M Lokal
36 Kabel NYM 3 X 4 mm2 2P + N + PE 0,6 M Lokal
37 NYA 1,5 mm2 merah/kuning/hitam 10 M Lokal
38 NYA 1,5 mm2 biru 10 M Lokal
39 NYA 1,5 mm2 hijau kuning 8 M Lokal
40 Kabel NYMHY 3 X 2,5 mm2 0,5 M Lokal
41 Steker 10 – 16 A PNE 1 Pcs Lokal
42 Box panel 35 X 25 X 20 1 Pcs Lokal
43 Kwh-meter 1 phase 1 Unit Lokal
D. Mur, Baut dan Sekrup
44 Sekrup Kayu Kepala Setengah Bulat
3,5 X 15 36 Pcs Lokal
3,5 X 20 18 Pcs Lokal
3,5 X 30 12 Pcs Lokal
4,0 X 40 6 Pcs Lokal
45 Sekrup Kayu Rata Perseng
3,5 X 25 2 Pcs Lokal
4,0 X 30 6 Pcs Lokal
4,0 X 50 2 Pcs Lokal
46 Mur Baut M4 X 10 10 Pcs Lokal
47 Mur Baut M4 X 50 6 Pcs Lokal
48 Mur Baut M4 X 15 2 Pcs Lokal
21
III.2. Alat yang digunakan
1. Papan kerja
2. Tang Kombinasi
3. Tang Potong
4. Tang Kupas
5. Tang Lancip
6. Obeng min (-)
7. Obeg plus (+)
8. Pensil
9. Gergaji Besi
10. Rol Meter
11. Penggaris Baja
12. Palu
13. Pisau Kupas
14. Tespen
15. AVO meter
22
BAB IV. PEMBAHASAN
IV.1. Keselamatan Kerja
1. Pergunakan alat dan bahan sesuai dengan fungsinya
2. Jangan menghubungkan reangkaian dengan sumber tegangan sebelum
mendapat persetujuan dari instruktur
3. Perhatikan dan periksa sumber tegangan
IV.2. Langkah Kerja
1. Mempelajari job sheet dan kebutuhan material dengan baik
2. Memeriksa semua kondisi alat dan bahan dalam keadaan baik dan siap
digunakan
3. Membuat garis bantu dan memasang semua komponen sesuai dengan lay out
4. Membuat rangkaian pengawatan sesuai dengan gambar rangkaian
5. Jika sudah selesai mereangkai, memeriksa kembali sambungan-sambungan
penghantar
6. Jika sudah yakin benar, melapor pada instruktur untuk diperiksa
7. Dengan persetujuan instruktur, menyambung rangkaian dengan sumber
tegangan
8. Mengamati cara kerja rangkaian instalasi penerangan dengan baik
9. Setelah selesai, matikan sumber tegangan dan bongkar rangkaian
10. Mengembalikan alat dan bahan ketempat semula
IV.3. Pembahasan Diskripsi Kerja
a. MCB 1
MCB 1 mengamankan isntalasi penerangan dengan beban lampu penerangan
kamar tamu, (Lampu D) yang dioperasikan dengan menggunakan tombol tekan
(D) dan relay impuls (K1) dan lampu kamar makan dan dapur (C1 dan C2)
dioperassikan oleh sakalar seri (C), dengan 2 buah kotak kontak (stop kontak).
b. MCB 2
MCB 2 mengamankan instalasi penerangan teras depan lampu (Lampu F) yang
dioperasikan dari dua tempat yaitu 2 saklar silang (F), dengan 1 buah kotak kontak
(stop kontak).
23
c. MCB 3
MCB 3 mengamankan instalasi penerangan jalan dan parkir (Lampu AB) yang
dioperasikan dari rangkaian kontrol manual maupun otomatis.
d. MCB 4
MCB 4 khusus mengamankan rangkaian kontrol yang dioperasikan dari saklar
golongan S5 pada pintu panel yaitu :
1. Posisi Automatis (A)
Lampu akan menyala secara automatis jika keadaan di luar gelap dan
padam jika keadaan di luar terang yang diatur oleh LDR (S8) dan Timer
yang diseting pada waktu pukul 18.00 sampai 06.00. jika diperlukan dapat
juga dioperasikan dengan menekan tombol tekan S6 (A/B).
2. Posisi Manual (M)
Pada posisi manual ditandai dengan menyalanya lampu indikator H5 pada
pintu panel, maka lampu dioperasikan dari S6 (A/B).
24
IV.4. RAB (Rencana Anggaran Biaya)
25
RENCANA ANGGARAN BIAYA
No. Nama Bahan/Peralatan Volume Satuan
26
24 0.15 m Rp 25,000.00 Rp 3,750.00
25 0.2 m Rp 25,000.00 Rp 5,000.00
26 Line Up Terminal 4 mm 27 pcs Rp 6,000.00 Rp 162,000.00 27 End piece 2 pcs Rp 5,000.00 Rp 10,000.00 28 End Plate 2 pcs Rp 3,000.00 Rp 6,000.00
29 1 lbr Rp 14,000.00 Rp 14,000.00
30 1 lbr Rp 20,000.00 Rp 20,000.00
31 1 lbr Rp 26,000.00 Rp 26,000.00
32 Saluran kabel (wire duct) 0.4 m Rp 11,000.00 Rp 4,400.00 33 Plastik Pengikat Kabel 100 pcs Rp 13,000.00 Rp 13,000.00
34 0.5 m Rp 10,000.00 Rp 5,000.00
35 0.5 m Rp 10,000.00 Rp 5,000.00
36 0.4 m Rp 21,000.00 Rp 8,400.00
37 10 m Rp 3,000.00 Rp 30,000.00
38 6 m Rp 3,000.00 Rp 18,000.00
39 6 m Rp 3,000.00 Rp 18,000.00
40 0.5 m Rp 12,000.00 Rp 6,000.00
41 Steker 10-16 A PNE 1 pcs Rp 10,000.00 Rp 10,000.00 42 Box Panel 35 x 25 x 20 1 pcs Rp 210,000.00 Rp 210,000.00 43 KwH-meter 1 phasa 1 unit Rp 250,000.00 Rp 250,000.00
44
3,5 x 15 36 pcs Rp 150.00 Rp 5,400.00 3,5 x 20 18 pcs Rp 150.00 Rp 2,700.00 3,5 x 30 12 pcs Rp 200.00 Rp 2,400.00 4,0 x 40 6 pcs Rp 300.00 Rp 1,800.00
45 Sekrup Kayu Rata Persegi3,5 x 25 2 pcs Rp 300.00 Rp 600.00
Profil G untuk Line Up Terminal
Profil Ohmmega Rel dudukan relay
Treeplex, 453 x 253 x 12 mm
Asbes plafon, 453 x253 x 4 mm
Asbes Plafon, 603 x 353 x 4 mm
Kabel NYM 3x1,5 mm2 2P + N
Kabel NYM 3x1,5 mm2 P + N + PE
Kabel NYM 3x4mm2 P + N + PE
NYA 1,5 mm2 Merah/Kuning/Hitam
NYA 1,5 mm2 Biru
NYA 1,5 mm2 Hijau/Kuning
Kabel NYMHY 3x2,5 mm2
D. MUR, BAUT, DAN SEKRUP
Sekrup Kayu Kepala Setengah Bulat
27
46 Mur Baut M4 x 10 10 pcs Rp 150.00 Rp 1,500.00 47 Mur Baut M4 x 50 6 pcs Rp 400.00 Rp 2,400.00 48 Mur Baut M4 x 15 2 pcs Rp 200.00 Rp 400.00
Total Rp 1,976,850.00
28
IV.5. Analisa Gangguan
Dalam setiap praktikum biasanya ditemukan gangguan-gangguan yang
menyebabkan suatu rangkaian tidak bekerja secara sempurna, baik karena kesalahan
manusia maupun kerusakan pada peralatan yang digunakan. Karena itu dibutuhkan
suatu ketelitian dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
Gangguan yang ditemui dalam praktikum kali ini adalah tidak bekerjanya
lampu teras pada posisi otomatis. Setelah dilakukan pengecekan dengan menggunakan
tespen, semua komponen sudah mendapat fasa tetapi tidak ada indikasi terdapat fasa
pada lampu. Ketika diamati lebih lanjut ternyata salah satu kabel yang terhubung ke
terminal 5 tidak tersambung dengan baik dan menyebabkan tidak adanya fasa yang
mengalir ke lampu.
Tindakan yang dilakukan adalah dengan memutus sumber tegangan terlebih
dahulu agar tidak terjadi sentuh langsung maupun tidak langsung dari komponen yang
konduktif. Kemudian memasang kembali kabel yang longgar tersebut dan memriksa
kembali jika ada kabel yang mungkin tidak tersambung dengan baik. Lalu memberi
tegangan dan melakukan pengecekan kembali sebelum instalasi dijalankan.
29
BAB V. PENUTUP
V.1. Simpulan
Dari hasil praktek blok Instalasi Penerangan I dapat diambil simpulan bahwa
dalam merangkai suatu instalasi dibutuhkan ketelitian dan pemahaman dalam
merangkai suatu rangkaian kontrol maupun instalasi penerangan. Pemeriksaan
komponen merupakan hal yang penting sebelum melakukan instalasi, karena jika
komponen tidak dapat berfungsi atau rusak, akan berakibat buruk yaitu terjadi
gangguan pada rangkaian instalasi.
Untuk itu para mahasiswa diwajibkan untuk melakukan pengetesan terlebih
dahulu sebelum menjalankan instalasi di bawah pengawasan para pengawas. Jika tidak
ditemukan eror pada saat pengetesan, maka mahasiswa dapat menjalankan instalasi
tersebut. Melalui praktikum ini mahasiswa mendapat pembelajaran bagaimana cara
untuk menemukan suatu gangguan dan memperbaiki gangguan tersebut.
V.2. Saran
Melalui praktik blok Instalasi Penerangan I ini, saya sebagai mahasiswa memberi
saran agar komponen-komponen yang dipakai pada saat melakukan praktik dapat
bekerja secara maksimal sehingga tidak terjadi keterhambatan dalam bekerja.
Untuk para dosen pembimbing, untuk tidak memberi pemberitahuan secara
mendadak yang dapat menghambat kinerja mahasiswa.
30
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional (BSN). Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL
2000), Standar Nasional Indonesia (SNI) (Jakarta: Yayasan PUIL, 2000).
Asep Happidin. Tata Cara Memasang Instalasi Listrik di Rumah (Jakarta:Penebar
Swadaya, 2009).
http://toko-raja-listrik.indonetwork.co.id/group+119708/
http://hargabahanbangunan2012.blogspot.com/2012/10/harga-triplek.html
http://tokoasbes.indonetwork.co.id/
http://www.gudanglistrik.com/produk-1138-fiting-plafon-broco-lux.html#
http://www.gudanglistrik.com/produk-159-stop-kontak-ob-15410-new-gee.html#
http://www.gudanglistrik.com/kategori-298-Saklar-Hotel-1.html