laporan supersting blok cepu

Upload: arrifpriambodo

Post on 09-Jan-2016

52 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

laporan kerja praktek

TRANSCRIPT

STANDART OPERATING PROCEDURE

INSTRUMENT

SUPERSTING R8/IP KERJA PRAKTEK2015BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar BelakangGeolistrik adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat aliran listrik dalam bumi dengan berdasarkan sifat-sifat kelistrikan medium. Metode geolistrik disebut juga metode eksplorasi geofisika dimana menganalisa tentang tahanan jenis, sifat aliran listrik di dalam batuan dan bagaimana cara mendeteksi dari permukaan meliputi pengukuran potensial arus dan medan elektromagnetik yang terjadi baik secara alamiah maupun diinjeksikannya suatu arus ke dalam bumi dengan suatu instrument tertentu.

Salah satu instrument geofisika metode geolistrik adalah supersting R8/IP yang dirilis oleh AGI USA. Setiap instrumen AGI dirancang dengan keamanan. Namun, desain terbaik pun bergantung pada penggunanya, sehinggga diperlukan tata cara menggunakan untuk tindakan pencegahan dan keselamatan saat menggunakan instrumen . Oleh karena itu tindakan pencegahan keselamatan berikut untuk menghindari cedera atau bahkan kematian dan untuk mencegah kerusakan pada peralatan . Untuk menghindari potensi bahaya dan bagaimana menggunakan produk ini sebagaimana telah ditentukan .

I.2 Maksud Dan TujuanMaksud dari standart operating procedure ini adalah untuk mengetahui dan memahami instrumentasi alat serta cara kerja alat supersting R8/IP secara keseluruhan. Kemudian tujuannya untuk menghasilkan sebuah panduan lengkap penggunaan alat supersting R8/IP.BAB II

TINJAUAN ALATI.1. Standart Keamanan

Karena metode geofisika tahanan jenis menggunakan arus listrik yang ditransmisikan ke dalam tanah , maka perlu menggunakan sumber listrik yang diinjeksikan ke tanah dengan energi (menggunakan transmitter SuperSting internal hingga hingga 400 V dan jika menggunakan transmitter eksternal PowerSting hingga 3000 V) . Oleh karena itu mutlak diperlukan bahwa lintasan survei dengan elektroda dan konektor dipantau selama survei sehingga orang , anak-anak dan hewan tidak menyentuh elektroda .

1. Jangan dioprasikan ketika terdapat petir atau kilat. Instrumen mengandung susunan sirkuit elektronik CSMO yang sangat sensitive terhadap kilat atau petir.

2. Jangan menggunakan sumber listrik dari accu yang masih tersambung dengan kendaraan ( mobil, truk, bis, dll). Peralatan tersebut dapat mengakibatkan kerusakan yang berat pada alat supersting

3. Mengecek keadaan seluruh kabel konektor, jika kabel konektor terkelupas maka akan berbahaya bagi pengguna alat tersebut.

4. Menggunakan sepatu berbahan rubber (isolator) ketika melakukan setting pada alat.

5. Jangan mengoperasikan alat sendirian.

6. Hati hati dalam melakukan survey lintasan. Pertama menancapkan elektroda terlebih dahulu kemudian menempatkan kabel elektroda pada stainless elektroda dengan cara mengaitkan ke elektroda spring.

7. Lintasan yang di survey harus diberi tanda peringatan .

8. Ketika melakukan setting alat jangan menghubungkan kabel elektroda dengan alat resisitivitymeter hingga alat siap digunakan

9. Sebelum melakukan pengukuran, pastikan bahwa kabel elektroda dan elektroda tidak ada yang menyentuhnya10. Jangan menyentuh koneksi yang terbuka ketika alat sedang aktif.

II.2 Kelengkapan Pabrikan Alat Berikut adalah kelengkapan alat supersting R8/IP :

instrument SuperSting R8/ IP+56 Power supply Kabel daya AC Kabel untuk komunikasi SuperSting/Windows based computer Kabel untuk memuat firmware ke dalam SuperSting Test box Kabel baterai utama dengan baterai boost take-out Kabel adaptor daya 12 V untuk baterai boost Kabel SSR8 Jumper 2 meter, dihubungkan dengan kabel aktif mode ( dual mode) switch box atau test box ke SuperSting Kabel Test untukh test the electrode switches Kit of fuses comprising: one 20 Amp, 1x1/4, one 1 Amp 250V 5x20 mm and one 2.5 Amp 250 V 5x20 mm fuses Allen wrench, 9/64" SuperSting Administrator, utility software Instruction manual USB-Serial adapter Keyspan USA-19HS BAB IIIDASAR TEORI ALATIII.1. Supersting R8/IPChannel SuperSting tunggal memiliki satu receiver . Oleh karena itu untuk setiap injeksi arus , potensial listrik hanya dapat diukur antara dua elektroda . Jadi , hanya empat elektroda yang digunakan untuk setiap pengukuran ( dua untuk arus dan dua potensial ) . Delapan channel SuperSting memiliki delapan receiver . Oleh karena itu , untuk setiap injeksi arus potensial listrik antara sembilan elektroda dapat diukur secara bersamaan , sehingga mempercepat total waktu survei .

Pengguna dapat merekam kedua instrumen ( empat elektroda terhubung ke instrumen dengan empat kabel konduktor tunggal pada empat gulungan ) atau sistem kabel multielectrode dengan sejumlah elektroda yang banyak, biasanya 28 - 224. Hampir tidak ada batas atas praktis tentang bagaimana banyak elektroda mungkin ditata dan terhubung ke instrumen dalam " kabel multielectrode otomatis " setup .III.2. Sistem Elektroda Supersting R8/IP

Ada dua jenis system elektroda yaitu sistem switching distributed ( Active) atau sering disebut dual-mode dan system central swithcing ( Pasif ).

Dalam sistem distributed switching , switching yang sebenarnya terjadi pada setiap elektroda . Dalam instrumen terdapat elektroda yang menjadi elektroda arus dan yang akan menjadi potensial . Keuntungannya adalah kabel terhubung dengan semua elektroda , hanya perlu memiliki dua lead untuk sinyal ke elektroda , dua untuk elektroda arus , dan satu untuk elektroda potensial . Dalam sistem distributed switching terdapat deteksi elektronik dan switching sirkuit yang dirubah menjadi take out khusus sepanjang kabel . Jenis kabel ini juga disebut sebagai sistem elektroda aktif (dual-mode ).

Dalam sistem center switching, elektroda switching biasanya terjadi pada instrumen . Untuk metode ini , ada satu lead untuk setiap elektroda terhubung ke unit switching center ( Switch Box ). Sistem switching center menggunakan kabel yang mirip dengan kabel jenis seismik tapi dengan spesifikasi listrik yang berbeda . Jenis kabel ini disebut sistem elektroda pasif .

SuperSting dapat menggunakan kedua sistem switching yang distributed dan center secara terpisah atau bersamaan .

Instrumen SuperSting dirancang untuk pencitraan resistivitas bawah permukaan , menggunakan kabel elektroda aktif dengan elektroda dual mode otomatis atau menggunakan switch box dan kabel elektroda pasif untuk pencitraan resistivitas . Model SuperSting tersedia dengan built -in elektroda switching. SuperSting juga dapat digunakan sebagai instrumen standar resistivitas / IP / SP untuk profiling dan sounding ( VES ) menggunakan secara manual dengan empat kabel dan empat elektroda .III.3 Kabel multielectrode pasif dan sistem Switch box

SuperSting juga dapat digunakan dengan kabel multielectrode pasif dan penghubung elektroda switch box.

Switch Box adalah sistem switching center, karena switching elektroda sebenarnya terjadi di lokasi pusat . Setiap sistem elektroda memiliki lead tertentu yang menghubungkan ke switch box yang memberikan sebuah relay switch tertentu yang mewakili sebuah elektroda tertentu juga . Switch box dapat mengalihakan elektroda apapun untuk setiap fungsi , A , B , M atau N.

III.4 Mode dasar Superstring R8/IP

Supersting dapat digunakan dalam 2 mode dasar yaitu :1. Mode Manual dengan 4 gulungan kabel dan 4 stainless elektroda yang terhubung dengan 4 banana konektor pada terminal alat yang ditandai oleh A, B, M, dan N pada panel depan. Dalam mode ini alat supersting R8/IP Mode otomatis untuk profil dan pencitraan resistivitas multielectrode / IP / SP

2. Mode Otomatis dengan kabel multielektroda aktif ( dual-mode) atau pasif. Dalam mode ini alat supersting R8/IP dapat melakukan pembacaan hingga 8 injeksi arus.

Mode otomatis digunakan untuk secara otomatis merekam data resistivitas , IP atau SP menggunakan file perintah yang sudah terprogram dan kabel multi- elektroda otomatis aktif atau pasif . Sistem SuperSting digunakan untuk mengumpulkan data resistivitas / IP atau SP dalam jumlah banyak.III.4.1 Setting Supersting untuk Survey Mode Otomatis

Sistem lapangan lengkap terdiri dari :

1. Instrumen SuperSting R8/IP2. file perintah yang mendefinisikan array tertentu atau beberapa tipe array dan mengupload ke SuperSting .

3. kabel Multielectrode dengan sejumlah alamat switch elektroda aktif ( dual mode) atau satu ( atau lebih ) elektroda switch box dengan kabel elektroda pasif .

4. Stainless steel elektroda

5. Peringatan Elektroda Tegangan Tinggi

BAB VMETODOLOGI

V.1 Setup SuperSting Sebelum Pergi ke lapangan .

Ketika mengukur , SuperSting dikendalikan oleh perintah file yang tersimpan dalam memori RAM instrumen . File perintah adalah file teks sederhana, yang menceritakan bagaimana instrumen harus melakukan pengukuran . File 2D Command dapat secara manual yang dibuat oleh pengguna , dengan menggunakan editor teks biasa , atau secara otomatis dibuat dengan menggunakan " Command creator module " Administrator SuperSting atau EarthImager 2D . Demikian pula , file Command 3D hanya bisa diciptakan oleh EarthImager 3D .

V.1.1. Membuat file 2D Command dengan SuperSting Administrator ( SSADMIN ) dengan cara :1. Klik pada tombol untuk modul SuperSting Command Creator (pojok kanan software SSAdministrator ) .

2. Pastikan memeriksa box SuperSting untuk file perintah adalah untuk file perintah SuperSting R8 / IP 3. Jika file perintah untuk SuperSting R8 / IP kami sarankan Anda untuk memeriksa "Create reverse Array" box . dalam banyak kasus ini mempercepat survei roll- along saat menggunakan SuperSting R8 / IP .

4. Memasukan jumlah elektroda yang digunakan.5. Skala kedalaman dapat diestimasi berdasarkan spasi elektroda secara keseluruhan. Untuk mendapatkan estimasi dari penetrasi kedalaman dengan cara mengalikan spasi elektroda yang direncanakan sesuai ditampilkan ( misalnya 3 ES , berarti 3 kali elektroda jarak yang direncanakan ) .

6. Masukkan nama ID Program di Windows Prog ID . Ini adalah ID yang terlihat pada layar Supersting , bila memilih file perintah untuk survei . Jika lupa memasukkan nama , maka tidak akan bisa memilih file ini di SuperSting , karena tidak dapat melihat filenya . Dengan kata lain, ini mungkin sering menjadi penyebab " hilangnya file perintah ". Nama ID juga merupakan nama default untuk nama file perintah ketika menyimpan file perintah .

7. Klik untuk memilih konfigurasi yang ingin digunakan.8. Tabel berikut memberi rekomendasikan pengaturan untuk " Spasi Elektroda " . Angka yang dimasukkan dalam hal " jarak elektroda " .

SchlumbMax AB/MN11Jaga jarak AB / MN kurang dari atau sama dengan 11 akan memberikan sinyal yang kuat dalam banyak kasus .

Expansion Factor#sama atau lebih besar dari 0,25 x jumlah elektroda akan memberikan semua titik data memungkinkan. Kurang dari 0,25 x jumlah elektroda akan bertindak sebagai filter kedalaman.

WennerExpansion Factor#Sama atau lebih besar dari 0,3 x jumlah elektroda akan memberikan semua titik data memungkinkan. Kurang dari 0,3 x jumlah elektroda akan bertindak sebagai filter kedalaman .

Dip-DipMax n8Seberapa jauh untuk memisahkan transmitter dan receiver dipol per injeksi ( diukur dalam satuan pemisahan elektroda , 8 memberikan sinyal yang cukup kuat dalam banyak kasus .

Max Dipole6Tergantung pada jumlah elektroda , untuk 28 set 3 , untuk 56 set 6. Untuk mendapatkan semua data hanya mengatur jumlahnya yang banyak .

Pole-DipMax sep2020 memberikan kekuatan sinyal yang cukup baik dalam banyak kasus .

Max Dipole3Tergantung pada jumlah elektroda , untuk 28 set 2 , untuk 56 set 3. Untuk mendapatkan semua data hanya menetapkan jumlahnya. pastikan untuk mengatur banyaknya elektroda " infinity " kira-kira searah dengan garis line elektroda

Pole-PoleMax sep55Jumlah elektroda , kurang satu.Maka pastikan untuk mengatur jumlah elektroda " infinity " kira-kira searah dengan garis line elektroda .

Schlumb InvMax AB/MN11Menjaga jarak AB / MN kurang dari atau sama dengan 11 memberikan sinyal yang kuat dalam banyak kasus

9. Set " batas Depth " dalam meter untuk mengumpulkan data ke target kedalaman. Pastikan bahwa memasukan " jarak Elektroda " untuk menggunakan .

10. Klik tombol Simulate untuk melihat urutan pengukuran dalam presentasi grafis . Jika single step window sudah diperiksa maka dapat melanjutkan step melalui pengukuran satu urutan step pada satu waktu .

11. Terakhir, klik Save CMD File untuk menyimpan perintah file.12. NOTE: " Geometry " dari file perintah yang dibuat dengan SSADMIN hanya menaikkan setiap lokasi elektroda dengan " 1 " . Tidak ada kemampuan bagi pengguna untuk menentukan lokasi elektroda nyata dalam mengedit file minus perintah secara manual . Karena itu , kita harus memasukkan faktor skala ( lihat bagian XXXX ) sama dengan jarak elektroda yang sebenarnya selama pengaturan data file awal untuk pastikan data yang dikumpulkan pada posisi yang benar sebelum masuk ke dalam perangkat lunak pengolahan .

V.1.2. Membuat file Command 2D dengan EarthImager 2D

Untuk membuat file perintah 2D menggunakan EarthImager 2D , lakukan sebagai berikut :

Buka EarthImager 2D dan melanjutkan ke menu TOOLS . Dalam menu TOOLS , go to Command Creater 2D ( Gambar 1 dan 2 ) . Harap dicatat : Lihat manual EarthImager 2D untuk penjelasan rinci tambahan masing-masing variabel karena mereka tidak akan dibahas.

klik pada Surface atau tab Borehole untuk menentukan tata letak elektroda . Ingat bahwa Anda dapat menentukan " Spasi Electrode " dalam tab ini didasarkan pada tata letak bidang Anda yang sebenarnya (yang direncanakan) atau dengan jarak elektroda 1,0 . Kemudian memungkinkan Anda untuk menggunakan perintah file ini dengan Faktor Scaling yang berbeda ( Gambar 3 ) atau beberapa jarak elektroda lapangan saat set up SuperSting .

Masukkan lokasi Elektroda Pertama X - , address number, Jumlah total elektroda , dan jarak elektroda . Kemudian , tekan add surface electrodes untuk melihat tata letaknya .

Setelah Anda melihat tata letaknya, klik tab SETTINGS dan memilih jenis instrumen , dan jenis Array ( Gambar 4 ) . Kemudian klik CREATE untuk menghasilkan perintah file . Untuk informasi lebih lanjut tentang pengaturan , silakan lihat EarthImager2D bagian manual dan PowerSting manual ini . Setelah perintah file perintah dibuat , SAVE perintah file dengan menekan tombol SAVE.

Akhirnya , Anda dapat go to SIMULATE widows dan melihat eksekusi file perintah ( Gambar 5 ) . Anda dapat melihat waktu survey yang diperkirakan berdasarkan jumlah kemungkinan siklus dan waktu pengukuran yang dilaksanakan . Harap dicatat : Selama simulasi , Anda hanya akan melihat mana elektroda arus ( biru ) atau potensial ( merah ) ( Gambar 6 ) dan tidak ada pseudosection akan ditampilkan . Selanjutnya , simulasi ini hanya untuk informasi dan tidak bisa menentukan atau mengatur waktu pengukuran atau jumlah siklus yang harus diatur dalam SuperSting untuk akuisisi lapangan yang sebenarnya .

Membuat file Command 3D dengan EarthImager3D