laporan praktikum virologi (rio)
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM VIROLOGI
ENZYME-LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA)
ROLENS F.M. BANI
1209017041
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Dasar TeoriELISA adalah suatu metode yang dikerjakan sebagai sarana mengukur kadar antigen atau
antibodi dalam suatu medium cair, seperti serum atau organ yang telah dicairkan/dilarutkan.
Metode ELISA yang dilakukan dalam praktikum ini merupakan metode untuk mengukur kadar IL-
6 dalam serum pasien. Prinsipnya adalah adanya ikatan antigen-antibodi yang akan dibaca
dengan reaksi enzimatis yang dapat mengakibatkan terjadinya perubahan intensitas warna pada
larutan. Intensitas warna ini kemudian akan diukur pada ELISA reader.
Metode ELISA dengan cara diatas adalah model ELISA indirek atau tidak langsung. Metode
ini menggunakan ikatan antara antibodi primer dengan antibodi sekunder yang telah
dikonjugasikan dengan biotin dan biotin ini akan diikat oleh enzim SAHRP yang akan bereaksi
dengan substrat TMB. Penggunaan model ELISA ini bertujuan supaya terjadi amplifikasi reaksi
enzimatis yang sehingga intensitas warna yang terjadi akan lebih kuat dan pembacaannya juga
lebih mudah.
Secara umum, proses pelaksanaan langkah-langkah ELISA sudah diterapkan dengan benar
dibawah bimbingan laboran dar Lab.Biomedik, dan semua peserta mengikuti dengan antusias
prosesnya mulai dari awal, namun karena memang keterbatasan alat, tidak semua mahasiswa
mencoba dari awal sampai akhir, dan dilakukan prosesnya secara bergantian pada tiap-tiap
proses.
ELISA (singkatan bahasa Inggris: Enzyme-linked immunosorbent assay) atau ‘penetapan
kadar imunosorben taut-enzim' merupakan uji serologis yang umum digunakan di berbagai
laboratorium imunologi. Uji ini memiliki beberapa keunggulan seperti teknik pengerjaan yang
relatif sederhana, ekonomis, dan memiliki sensitivitas yang cukup tinggi. ELISA diperkenalkan
pada tahun 1971 oleh Peter Perlmann dan Eva Engvall untuk menganalisis adanya interaksi
antigen dengan antibodi di dalam suatu sampel dengan menggunakan enzim sebagai pelapor
(reporter label).
Umumnya ELISA dibedakan menjadi dua jenis, yaitu competitive assay yang menggunakan
konjugat antigen–enzim atau konjugat antibodi–enzim, dan non-competitive assay yang
menggunakan dua antibodi. Pada ELISA non-competitive assay, antibodi kedua akan
dikonjugasikan dengan enzim sebagai indikator. Teknik kedua ini seringkali disebut sebagai
"Sandwich" ELISA.
Uji ini dilakukan pada plate 96-well berbahan polistirena. Untuk melakukan teknik
"Sandwich" ELISA ini, diperlukan beberapa tahap yang meliputi:
1. Well dilapisi atau ditempeli antigen.
2. Sampel (antibodi) yang ingin diuji ditambahkan.
3. Ditambahkan antibodi kedua yang dikonjugasikan dengan enzim tertentu seperti
peroksidase alkali. Antibodi kedua ini akan menempel pada antibodi sampel sebelumnya.
4. Dimasukkan substrat enzim yang dapat menimbulkan warna tertentu saat bereaksi.
5. Intensitas warna campuran diukur dengan spektrofotometer yang disebut ELISA reader
hingga mendapatkan hasil berupa densitas optis (OD). Dengan menghitung rata-rata kontrol
negatif yang digunakan, didapatkan nilai cut-off untuk menentukan hasil positif-negatif
suatu sampel. Hasil OD yang berada di bawah nilai cut-off merupakan hasil negatif, dan
demikian juga sebaliknya.
Agar terjadi suatu reaksi warna pada elisa, maka dibutuhkan suatu antibodi yang dilabel
enzym, dan substrat yang diberi indikator warna yang dikenal dengan kromogen
Enzym yang digunakan untuk melabel antibodi antara lain :
Sedangkan substrat yang digunakan :
1. Alkalin fosfatase Alkali fosfat
2. Horseradish peroxidase peroksidase
3. Beta- galaktosidase Beta- galaktosa
Pada elisa ada beberapa metoda antara lain :
1. Direct elisa
2. Indirect elisa
3. Sandwich elisa
4. Compettitive elisa.
1.2 Alat dan Bahan
1. Komputer dan Printer
2. Elisa reader
3. Finntip 100 µl, 1000 µl
4. Plat mikrotiter
5. Multichannel pipet
6. Mikropipet multichannel 10-100ul
7. Tabung ukur
8. Tippipet
9. Glass ukur
10. Reservior
11. Aquades.
1.3 Bahan-bahan yang dibutuhkan :
ELISA Kit Hog Cholera yang terdiri dari larutan pengencer
Larutan pencuci
Larutan substrat TMB
Larutan stop
Control serum positif
Control serum negatif
Larutan conjugat (HRPO anti CSFV konjugat)
Antigen
Aquades
1.4 Waktu Praktikum
Hari / tanggal : Senin, 16 Desember 2013
Waktu : Pkl 10.00-15.00
1.5 Tempat Praktikum
Laboratorium Upt Veteriner
2.4 Prosedur Kerja
a) Menyiapkan sampel serum. Serum yang ditampung dalam volume kecil pada tabung mikro
eppendorf atau Nunc (1,5 ml) dan beku dekeluarkan dari freezer. Biarkan serum mencair.
b) Pada mikrotiter plat yang sudah dilapis antigen (CSFV E2) diteteskan 50 μl larutan pengencer
sampel, setelah itu ditambahkan 50 μl sampel serum (1:2) pada pada semua lubang plat
mikro kecuali lubang G11-12 ditambahkan 50 μl kontrol serum positif dan lubang H11-12
ditambahkan 50 μl kontrol serum negatif (1:2)
c) Plat ditutup dengan penutup plat dan diinkubasi pada suhu 37oC selama 60 menit.
d) Plat dicuci sebanyak tiga kali dengan larutan pencuci buffer (300 μl tiap lubang) dan sisa
buffer dibuang bersih.
e) Pada semua lubang plat ditambahkan 100 μl konjugat dan plat diinkubasi kembali pada suhu
37oC selama 30 menit.
f) Plat dicuci tiga kali dengan larutan pencuci dengan menambahkan masing-masing lubang
plat 300 ul.
g) Pada semua lubang plat ditambahkan 100 μl larutan substrat TMB.
h) Plat diinkubasi pada suhu kamar selama 15 menit setelah itu reaksi distop dengan
menambahkan 50 ul larutan penyetop.
i) Reaksi dibaca pada Elisa reader menggunakan filter 450 nm.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Hasil
10/BB/ST 03/BB/ST 14/BB/ST 16/BB/ST 24/BB/ST 15/BB/ST 07/BB/ST 25/BB/ST
103.7443 98.81279 101.5525 -10.0457 -22.8311 103.1963 98.63014 99.72603
+ + + - - + + +
Keterangan : (+) ada anti body ≤ 40%
(-) tidak ada anti body ≥ 40%
2.2 pembahasan
ELISA adalah suatu metode yang dikerjakan sebagai sarana mengukur kadar antigen
atau antibodi dalam suatu medium cair, seperti serum atau organ yang telah dicairkan/dilarutkan.
Metode ELISA yang dilakukan dalam praktikum ini merupakan metode untuk mengukur kadar IL-6
dalam serum pasien. Prinsipnya adalah adanya ikatan antigen-antibodi yang akan dibaca dengan
reaksi enzimatis yang dapat mengakibatkan terjadinya perubahan intensitas warna pada larutan.
Intensitas warna ini kemudian akan diukur pada ELISA reader.
Metode ELISA dengan cara diatas adalah model ELISA indirek atau tidak langsung. Metode ini
menggunakan ikatan antara antibodi primer dengan antibodi sekunder yang telah dikonjugasikan
dengan biotin dan biotin ini akan diikat oleh enzim SAHRP yang akan bereaksi dengan substrat TMB.
Penggunaan model ELISA ini bertujuan supaya terjadi amplifikasi reaksi enzimatis yang sehingga
intensitas warna yang terjadi akan lebih kuat dan pembacaannya juga lebih mudah.
Secara umum, proses pelaksanaan langkah-langkah ELISA sudah diterapkan dengan benar
dibawah bimbingan laboran dar Lab.Biomedik, dan semua peserta mengikuti dengan antusias
prosesnya mulai dari awal, namun karena memang keterbatasan alat, tidak semua mahasiswa
mencoba dari awal sampai akhir, dan dilakukan prosesnya secara bergantian pada tiap-tiap proses.
Karena prosesnya yang berganti-gantian, didapatkan ketidak akuratan pada hasil standart IL-
6,Kemungkinan penyebab dari ketidak akuratan standart bisa karena kekuatan pipetting dan akurasi
tiap mahasiswa yang tidak sama.Ada yang benar saat pippeting, dan mungkin saja ada yang kurang
benar saat melaksanakannya Oleh karena itu metode ELISA seharusnya dilakukan oleh 1 orang saja
sehingga keakuratan dan kekuatan dalam melaksanakan langkah-langkah ELISA akan konsisten.
Karena standart IL-6 yang kurang akurat, maka untuk melanjutkan pelatihan digunakan
standart sampel lain yaitu (uPAR) untuk menghitung kadar IL-6 dari sampel. Seharusnya standart
yang digunakan adalah standart yang di-running bersama dengan sampel pada saat yang sama.
Walaupun zat yang diukur sama, kita tidak boleh menggunakan standart suatu zat dari ELISA
sebelumnya untuk digunakan pada ELISA yang sedang di-running, apalagi menggunakan standart zat
yang berbeda. Kembal lagi pada tujuan pembelajaran praktikum ini, maka hal tersebut kami lakukan
agar proses pembelajaran berjalan sesuai, dan yang terpenting mahasiswa mengetahui mana yang
benar, dan mana yang salah, serta memahami solusi pemecahan masalahnya.
Untuk menghitung kadar dari IL-6 digunakan cara regresi linier, sama dengan cara yang
digunakan untuk elektroforesis, namun persamaan garis yang dipakai pada standart adalah
persamaan logaritma. Pertama, absorbansi IL-6 hasil spectrophotometri dibuat pada tabel pada Ms.
Exel. Kemudian dibuat logaritma dari data absorbansi tersebut dan dibuat logaritma dari
standart,lalu dibuatlah persamaan garis terhadap Log absorbansi dan Log konsentrasi dengan sumbu
X sebagai Log konsentrasi dan sumbu Y sebagai Log absorbansi. Absorbansi dari sampel selanjutnya
juga dibuat logaritmanya. Dengan persamaan garis tersebut, dapat dihitung dan diketahui logaritma
konsentrasi dari IL-6. Berikutnya dibuat anti-logaritma dari Log konsentrasi IL-6 yang sudah
didapatkan, sehingga akan diketahui konsentrasi IL-6. Namun konsentrasi IL-6 ini adalah konsentrasi
dalam pengenceran 25 kali, sehingga untuk mengetahui konsentrasi IL-6 sesungguhnya dalam
sampel, konsentrasi yang telah kita dapat ini dikali 25.
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan :Jumlah anti bodi
dalam spesimen Hog Cholera tinggi, sehingga anti gen dan konjugat ikatannya lebih
sedikit. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa spesimen tersebut positif (+) anti bodi
Hog Cholera, warnanya bening . Semakin sedikit anti bodi, maka semakin banyak ikatan
konjugat dengan anti gen yang terbentuk sehingga warnanya kuning yang berarti negatif
(-).
DAFTAR PUSTAKA
- PENUNTUN PRAKTIKUM VIROLOGI-ENZIM-LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA).
- http://id.wikipedia.org/wiki/ELISA
- http://catatankuliah-heri.blogspot.com/2011/02/uji-elisa.html
- http://iasius.blogspot.com/2012/12/elisa.html