laporan praktikum properti material los angeles.docx

11
LAPORAN PRAKTIKUM PROPERTI MATERIAL PEMERIKSAAN KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN LOS ANGLES KELOMPOK 24 : Adrian Satriaji 1206225196 M. Irfan Aprianda 1206224464 Feny Acelia 1206262935 Adrian Satriaji 1206225196 Tanggal Praktikum : 22 September 2013 Asisten Praktikum : Lamro T. Simatupang Tanggal Disetujui : Nilai : Paraf :

Upload: irfanaprianda

Post on 20-Oct-2015

161 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

laprak propma ivan

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM PROPERTI MATERIAL LOS ANGELES.docx

LAPORAN PRAKTIKUM PROPERTI MATERIAL

PEMERIKSAAN KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN LOS ANGLES

KELOMPOK 24 :

Adrian Satriaji 1206225196

M. Irfan Aprianda 1206224464

Feny Acelia 1206262935

Adrian Satriaji 1206225196

Tanggal Praktikum : 22 September 2013

Asisten Praktikum : Lamro T. Simatupang

Tanggal Disetujui :

Nilai :

Paraf :

LABORATORIUM BAHAN

DEPARTEMEN SIPIL

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2013

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM PROPERTI MATERIAL LOS ANGELES.docx

PEMERIKSAAN KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN LOS ANGLES

A. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui ketahanan agregat

kasar terhadap keausan dengan menggunakan mesin Los Angeles.

Keausan agregat tersebut dinyatakan dengan perbandingan antara berat

bahan yang aus lewat saringan no.12 terhadap berat semula yang

dinyatakan dalam persen.

B. PERALATAN

a. Mesin Los Angeles; mesin terdiri dari silinder baja tertutup pada kedua

sisinya dengan diameter 71 cm [26”] panjang dalam 50 cm [20”].

Silinder bertumpu pada dua poros pendek yang tak menerus dan

berputar pada poros mendatar. Silinder berlubang untuk memasukkan

benda uji. Penutup lubang terpasang rapat sehingga permukaan dalam

silinder tidak terganggu. Dibagian dalam silinder terdapat bilah baja

melintang penuh setinggi 8,9 cm [3,56”].

b. Saringan no.12, no. ¾, no. ½ dan no. 3/8

c. Timbangan, dengan ketelitian 5 gram.

d. Bola-bola baja dengan diameter rata-rata 4,68 cm dan berat masing-

masing antara 390 gram sampai 445 gram.

e. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai

[110 ± 5] °C.

C. BAHAN

a. Berat dengan gradasi benda uji sesuai Tabel 1.

b. Bersihkan benda uji dan keringkan dalam oven pada suhu [110 ± 5] °C

sampai berat tetap.

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM PROPERTI MATERIAL LOS ANGELES.docx

Tabel 1. Berat untuk setiap gradasi benda uji

Ukuran Saringan Berat dengan Gradasi benda Uji

(gram)Lewat (mm) Tertahan (mm)

(¾) 12,7 (1/2) 2500

12,7 (1/2) 9,51 (3/8) 2500

Jumlah Bola 11

Berat Bola (gram) 4584

D. PROSEDUR

Menyeleksi agregat uji dengan menggunakan saringan ¾, ½ dan 3/8

Menimbang agregat, membagi berat agregat yang tertahan saringan 3/8

namun lolos saringan ½ dan yang tertahan di saringan ½ namun lolos

saringan ¾ masing masing 2.5 kg .

Memasukkan agregat yang telah disaring kedalam oven

Memasukan agregat uji dari kedua saringan dan bola-bola baja

sebanyak 11 buah ke dalam mesin Los Angeles dengan masing masing

diameter bola baja 4.68cm .

Menghidupkan mesin dan biarkan berputar selama 15 menit.

Setelah 15 menit, keluarkan agregat uji dari mesin kemudian saring

dengan saringan no.12. Butiran yang tertahan sambil dicuci bersih,

selanjutnya dikeringkan dalam oven suhu [110 ± 5] °C sampai berat

tetap.

Menimbang bahan uji yang telah di oven atau telah mempunyai berat

tetap.

E. PERHITUNGAN

Berat benda uji semula 5000 gram

Berat benda uji tertahan saringan no.12 4465 gram

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM PROPERTI MATERIAL LOS ANGELES.docx

Keausan =

a−ba

×100 %

Keterangan :

a = Berat benda uji semula [gram].

b = Berat benda uji tertahan saringan no.12 [gram].

Keausan ¿5000−4465

5000 x 100%

= 0.107 ×100 %

= 10.7 %

F. ANALISIS

Analisis Praktikum

Praktikum pemeriksaan keausan agregat dengan mesin Los

Angeles ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan agregat kasar terhadap

keausan dengan menggunakan mesin Los Angeles. Mesin Los Angeles

merupakan mesin untuk pengujian keausan abrasi agregat kasar, fungsinya

adalah mengukur kemampuan agregat dalam menahan abrasi. Dalam hal

ini, gesekan atau abrasi yang ada merupakan gesekan yang ditimbulkan

oleh bola-bola baja yang ikut diputar dalam mesin Los Angeles. Dalam

praktikum ini, Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan agregat

kasar yang akan diuji, dengan spesifikasi 2.5 kg tertahan saringan ½ dan

2.5 kg agregat kasar yang lolos saringan ½ namun tertahan pada saringan

3/8. Atau kita sebut juga sebagai gradasi B jika mengacu pada SNI 03-

2417-200x. Agregat yang disiapkan tersebut lalu dikeringkan dalam oven

bersuhu [110 ± 5] °C sebelumnya. Prosedur ini bertujuan untuk

meminimalisir kadar air dalam agregat, sehingga meminimalisir faktor air

yang mungkin mempengaruhi prosedur selanjutnya yang akan dilakukan

nanti, selain itu, dengan mengeringkan agregat, akan kita peroleh nilai

massa yang benar benar massa dari agregat. Selanjutnya, praktikan

mencampurkan keduanya dengan bola-bola baja yang berjumlah 11 buah.

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM PROPERTI MATERIAL LOS ANGELES.docx

Lalu mesin Los Angeles yang mempunyai kecepatan berputar 30-33 rpm

sebanyak 500 putaran ini diputar selama 15 menit sehingga semuanya

saling bertubrukan.

Setelah 15 menit, agregat dikeluarkan dari mesin Los Angeles dan

disaring dengan saringan no.12 (standar ketahanan benda uji terhadap

abrasi). Agregat yang tertahan disaringan no.12 dicuci dengan air agar

debu dari agregat yang telah hancur tersebut benar-benar terpisah dengan

agregat yang tertahan sehingga yang tertahan di saringan benar benar

agregat yang tidak lolos saringan no.12. penggunaan saringan no. 12 (1.7

mm) adalah karena saringan no. 12 mampu menyeleksi gradasi agregat

mana yang masih termasuk terdalam agregat kasar dan agregat yang sudah

termasuk dalam agregat halus, jika sudah menjadi agregat halus berarti

menunjukkan bahwa agregat tidak bisa menahan abrasi yang merupakan

indikasi lemahnya kompaksi atau gaya kohesi antar partikel dalam agregat.

Selanjutnya, agregat tersebut diletakan pada sebuah wadah dan

dimasukan ke dalam oven yang mempunyai suhu [110 ± 5] °C selama satu

hari untuk menghilangkan kadar air sehingga akan diperoleh kembali berat

tetap agregat tanpa air, sama seperti kondisi awal. Setelah itu, timbang

agregat tersebut, sehingga akan diperoleh massa agregat hasil uji abrasi

yang akan kita bandingkan dengan massa awal.

Analisis Hasil

Berdasarkan data hasil percobaan yang ada, dari massa total benda

uji, yaitu 5000 gram, didapatkan massa agregat kasar yang tertahan di

saringan no.12 sebesar 4465 gram. Data ini kemudian diolah dengan

perhitungan persentasi biasa, keausan =

a−ba

×100 %

, dengan a adalah

berat benda uji semula [gram] dan b adalah berat benda uji yang tertahan

saringan no.12 [gram]. Dengan perhitungan ini diperoleh tingkat keausan

sebesar 10.7 %.

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM PROPERTI MATERIAL LOS ANGELES.docx

Keausan dapat didefinisikan sebagai rusaknya permukaan padatan,

umumnya melibatkan kehilangan material akibat adanya gesekan antar

permukaan padatan. Keausan bukan merupakan sifat dasar

material,melainkan respon material terhadap sistem luar (kontak

permukaan). Keausan merupakan hal yang biasa terjadi pada setiap

material yang mengalami gesekan dengan material lain. Material apapun

dapat mengalami keausan disebabkan oleh mekanisme yang beragam.

Pengujian keausan dapat dilakukan dengan berbagai macam metode dan

teknik. Besarnya massa yang berukuran kecil, atau material yang tersisih

dari bagian agregat tersebut menunjukkan bahwa gaya dari hasil tubrukan

dan gesekan tersebut lebih besar daripada gaya ikat antar partikel agregat

tersebut. Dengan kata lain, semakin tinggi persentase keausan yang

diperoleh dari perhitungan, maka semakin rapuh agregat tersebut terhadap

abrasi.

Berdasarkan acuan standar Pengujian Abrasi dengan Mesin Los

Angeles, SNI 03-2417-1991 dan standar tes abrasi los angeles yang

merupakan adopsi otentik dari ASTM C131, yaitu nilai keausan maksimal

sebesar 40 % setelah melewati uji saringan no. 12, maka dalam praktikum

ini, agregat yang diuji adalah agregat yang memenuhi standar.

Penggunaan nilai 40 % keausan berdasarkan standar dari American

Standar Testing and Material yang merupakan standar resmi yang telah

disepakati oleh dunia. Nilai keausan yang melampaui 40 % dianggap tidak

memenuhi syarat minimum material agregat yang cocok sebagai

pembentuk beton karena semakin rapuh terhadap abrasi akan semakin

lemah struktur beton yang akan dibuat.

Analisis Kesalahan

Dalam praktikum ini, ada beberapa kemungkinan kesalahan yang

terjadi yang mungkin dapat memengaruhi hasil yang kita dapat, kesalahan

tersebut adalah :

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM PROPERTI MATERIAL LOS ANGELES.docx

Kesalahan dalam membaca hasil pengukuran pada timbangan atau

kesalahan dalam pengkalibrasian timbangan (paralaks) ini terjadi

pada saat penggunaan neraca lengan batu, ini terlihat dari massa

beban penyeimbang pada neraca lengan batu berbeda saat

ditimbang di timbangan digital

Kesalahan praktikan. dalam hal ini perhitungan waktu pemutaran

dengan mesin Los Angeles. Kesalahan ini mungkin terjadi saat

mengeluarkan benda uji belum tepat 15 menit atau lebih dari 15

menit. Hal ini akan berpengaruh pada jumlah putaran yang terjadi

pada pengoperasian mesin. Pemutaran yang terlalu banyak atau

sedikit akan menjadikan keausan yang terjadi pada bahan tidak

sesuai dengan standar yang dipakai.

Kesalahan alat. Praktikum ini menggunakan alat-alat seperti mesin

Los Angeles, timbangan, oven, bola-bola baja, dan saringan no.12.

Praktikan mengalami kendala terjadi saat memakai oven. Untuk

mendapatkan suhu yang stabil peng-ovenan harus dilakukan

sendiri karena jika oven dipakai bersama oleh kelompok lain,

sehingga sering dibuka-tutup dan suhu oven tidak stabil. Dan juga

mungkin terdapat kesalahan dalam timbangan karena adanya

serpihan - serpihan halus dalam timbangan selain itu, alas

timbangan sendiri menurut pengalaman praktikan menyebabkan

nilai di timbangan digital berubah jika tergeser. Untuk alat-alat

lainnya, seperti mesin Los Angeles, dan saringan mempunyai

kondisi yang baik dan tidak ada masalah dalam penggunaannya

G. KESIMPULAN

1. Ketahanan agregat kasar terhadap keausan dapat ditentukan dengan

menggunakan mesin Los Angeles.

2. Persentase tingkat keausan pada praktikum ini sebesar 10.7 %

3. Menurut standar SNI 03-1969-1990, agreagat yang diuji percobaan ini

memenuhi standar agregat yang baik atau tahan abrasi yaitu tingkat

keausan nya <40%.

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM PROPERTI MATERIAL LOS ANGELES.docx

4. Semakin tinggi persentase keausan yang diperoleh dari mesin los

angeles maka semakin lemah kualitas agregat yang kita uji terhadap

abrasi

5.

H. LAMPIRAN

I. REFERENSI

Pedoman Praktikum Pemeriksaan Bahan Beton dan Mutu Beton.

Laboratorium Struktur dan Material. Departemen Teknik Sipil Fakultas

Teknik Universitas Indonesia.

Badan Standar Nasional. “Metode pengujian berat jenis dan penyerapan

air agregat kasar”, SNI 03-1969-1990