laporan praktikum mesin peralatan pengolahan pangan
DESCRIPTION
laporan praktikumTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
MESIN PERALATAN PENGOLAHAN PANGAN
(Mesin Pensortasi Warna: Black-Box)
Oleh:
Nama : Shayana Junita
NPM : 240110120093
Hari, Tanggal Praktikum : Rabu, 4 Maret 2015
Waktu : 15.00-17.00 WIB
Co.Ass : Dwi Rahayu
LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES
JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015
Nilai:
(Acc Asisten)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada proses sortasi dan grading, penentuan mutu hasil panen dapat ditentukan
dari berbagai aspek salah satunya warna. Warna merupakan sifat dari cahaya,
yang bisa diukur dalam intensitas maupun panjang gelombangnya. Warna suatu
bahan menjadi tampak jika cahaya dari benda yang disinari atau sumber iluminasi
mengenai permukaan objek. Perubahan warna pada bahan hasil pertanian biasa
terjadi selama proses pematangan, penyimpanan, dan prosessing. Warna juga
merupakan salah satu atribut kualitas yang penting untuk produk pangan.
Dalam bidang industri pangan, tindakan sortasi dan grading dapat
memberikan nilai lebih (harga yang lebih tinggi) untuk kualitas yang lebih baik
terhadap bahan hasil pertanian salah satunya jus buah. Untuk meningkatkan
kualitas jus buah perlu dilakukan sortasi warna. Sortasi warna ini berarti
pemisahan bahan pangan berdasarkan standar warnanya. Standar yang digunakan
untuk pemilihan (kriteria) dari masing-masing kualitas tergantung dari permintaan
pasar. Oleh karena itu, praktikum ini harus dilakukan agar praktikan dapat
menganalisis pengukuran karakteristik optik dalam proses grading bahan hasil
pertanian dengan menggunakan mesin pensortasi warna yaitu black box.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Mahasiswa dapat menganalisis dan menerapkan proses grading dengan mesin
black-box.
1.2.2 Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Mahasiswa dapat menganalisis warna dan menerapkan pengukuran
karakteristik optik L*, a*, b*, C, dan H dalam grading hasil pertanian dengan
black-box.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sortasi
Sortasi adalah pemisahan komoditas yang layak pasar (marketable) dengan
yang tidak layak pasar, terutama yang cacat dan terkena hama atau penyakit agar
tidak menular pada yang sehat. Ada dua macam proses sortasi, yaitu sortasi basah
dan sortasi kering. Sortasi basah dilakukan pada saat bahan masih segar. Proses
ini untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing lainnya dari bahan
simplisia. Misalnya dari simplisia yang dibuat dari akar tanaman obat, maka
bahan-bahan asing seperti tanah, kerikil, rumput, batang, daun akar yang telah
rusak, serta pengotor lainnya harus dibuang.
Tujuan dari sortasi antara lain:
1. Untuk memperoleh simplisia yang dikehendaki, baik kemurnian maupun
kebersihannya (Widyastuti, 1997).
2. Memilih dan memisahkan simplisia yang baik dan tidak cacat.
3. Memisahkan bahan yang masih baik dengan bahan yang rusak akibat
kesalahan panen atau serangan patogen, serta kotoran berupa bahan asing
yang mencemari tanaman.
2.2 Grading
Grading adalah kegiatan pemilahan bahan hasil pertanian berdasarkan klas
kualitasnya. Biasanya dibagi ke dalam kelas 1, kelas 2, kelas 3 dan seterusnya,
atau kelas A, kelas B, kelas C dan seterusnya. Pada beberapa komoditas ada kelas
supernya. Tujuan dari tindakan grading ini adalah untuk memberikan nilai lebih
(harga yang lebih tinggi) untuk kualitas yang lebih baik. Standar yang digunakan
untuk pemilihan (kriteria) dari masing-masing kualitas tergantung dari permintaan
pasar. Standarisasi adalah ketentuan mengenai kualitas atau kondisi komoditas
berikut kemasannya yang dibuat untuk kelancaran tataniaga atau pemasaran.
Standarisasi pada dasarnya dibuat atas persetujuan antara konsumen dan
produsen. Dapat mencakup kelompok tertentu atau wilayah atau negara daerah
pemasaran tertentu.
Pada proses grading, penentuan mutu hasil panen biasanya didasarkan pada
kebersihan produk, aspek kesehatan, ukuran, bobot, warna, bentuk, kematangan,
kesegaran, ada atau tidak adanya serangan atau kerusakan oleh penyakit, adanya
kerusakan oleh serangga, dan luka atau lecet oleh faktor mekanis. Pada usaha
budidaya tanaman, penyortiran produk hasil panenan dilakukan secara manual,
yaitu menggunakan tangan. Sedangkan grading dapat dilakukan secara manual
atau menggunakan mesin penyortir. Grading secara manual memerlukan tenaga
yang terampil dan terlatih, dan bila hasil panen dalam jumlah besar akan
memerlukan lebih banyak tenaga kerja.
2.3 Warna
Warna adalah salah satu atribut kualitas yang penting untuk produk pangan.
Perubahan warna biasa terjadi selama proses pematangan, penyimpanan, dan
prosessing. Warna merupakan sifat dari cahaya, yang bisa diukur dalam intensitas
maupun panjang gelombangnya. Warna suatu bahan menjadi tampak jika cahaya
dari benda yang disinari atau sumber iluminasi mengenai permukaan objek. Selain
melibatkan komponen fisik dan fisiologis, daya terima konsumen juga ditentukan
dari warna, bahkan kerusakan fisik dapat dilihat dengan adanya perubahan warna.
Pensortasi warna ini berarti pemisahan bahan pangan berdasarkan standar
warnanya.
Warna dapat diukur dengan menggunakan alat kolorimeter, spektrofometer,
kromameter, dan alat pengukur warna lainnya. Prinsip kerja dari kromameter
adalah pengukuran perbedaan warna melalui pantulan cahaya oleh permukaan
sampel. Lampu getar di dalam kromameter akan memancarkan nilai xenon dan
menghasilkan penyebaran dan penerangan cahaya yang merata pada permukaan
sampel. Prinsip kerjanya adalah membaca notasi hunter pada alat kromameter yng
terdri dari nilai L*, a*, b*. Pada umumnya sistem output dari hasil pengukuran
yang keluar terdiri dari tiga buah output yaitu sistem warna CIE, sistem warna
Hunter Lab, dan sistem warna CIELAB. Pada sistem warna CIELAB notasi L*
menyatakan kecerahan, jika L* = 100 maka terang dan jika L* = 0 maka gelap.
Notasi a* menunjukkan perbedaan antara hijau (- a*) dan merah (+ a*). Notasi b*
menunjukkan perbedaan antara biru (- b*) dan kuning (+ b*).
Tabel Nilai HUE dan Daerah Kisaran Warna Kromatis
Nilai HUE Daerah Kisaran Warna Kromatis342 – 18 Red Purple (RP)18 – 54 Red (R)54 – 90 Yellow Red (YR)90 – 126 Yellow (Y)126 – 162 Yellow Green (YG)162 – 198 Green (G)198 – 234 Blue Green (BG)234 – 270 Blue (B)270 – 306 Blue Purple (BP)306 – 342 Purple (P)
Sumber: Hutchings (1999)
2.4 Qualiti Kontrol
Kontrol kualitas, atau Quality Control, adalah proses dimana entitas meninjau
kualitas semua faktor yang terlibat dalam produksi. Pendekatan ini menempatkan
penekanan pada tiga aspek :
1. Unsur seperti kontrol, manajemen pekerjaan, proses yang telah ditentukan
dan dikelola dengan baik, kinerja dan kriteria integritas, dan identifikasi
catatan.
2. Kompetensi, seperti pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan
kualifikasi.
3. Elemen lunak, seperti personil integritas , kepercayaan , budaya organisasi,
motivasi , semangat tim , dan hubungan kualitas.
Kontrol meliputi produk inspeksi , di mana setiap produk diperiksa secara
visual, dan sering menggunakan mikroskop stereo untuk detail halus sebelum
produk dijual ke pasar eksternal. Kontrol kualitas menekankan pengujian produk
untuk mengungkap cacat dan pelaporan kepada manajemen yang membuat
keputusan untuk mengizinkan atau menolak pelepasan produk, sedangkan jaminan
kualitas mencoba untuk meningkatkan dan menstabilkan produksi (dan proses
yang terkait) untuk menghindari, atau paling tidak meminimalkan, masalah yang
menyebabkan cacat di tempat pertama.
BAB III
METODOLOGI PENGAMATAN DAN PENGUKURAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Alat tulis
2. Cawan gelas
3. Gelas ukur
4. Kalkulator
5. Modul praktikum
6. Mesin Blackbox
7. Wadah sampel
3.1.2 Bahan
1. Jus mangga
2. Jus jambu
3. Jus sirsak
4. Kertas hitam
5. Kertas putih
6. Tisu
3.2 Prosedur Praktikum
1. Menghubungkan kamera dengan black box dan monitor display pada
posisi yang benar.
2. Mengukur sampel jus sebanyak 10 ml dengan menggunakan gelas ukur.
3. Meletakkan sampel jus yang sudah diukur kedalam cawan gelas.
4. Memasukkan cawan gelas berisi sampel jus kedalam mesin pensortasi
black box.
5. Mengukur karakteristik warna L*, a*, dan b* sebanyak dua kali
pengukuran untuk mendapatkan nilai rata-rata nya dengan menggunakan
software khusus untuk pensortasi warna.
6. Mengukur karakteristik warna L*, a*, dan b* untuk kertas putih dan kertas
hitam.
7. Menghitung nilai C dan H untuk masing-masing sampel jus dengan
menggunakan rumus yang terdapat didalam modul praktikum.
8. Membuat grafik untuk L* dengan sample jus, a* dengan sampel jus, b*
dengan sampel jus, dan L* + a* + b*.
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
4.1 Hasil Percobaan
Tabel 4.1.1 Pengukuran Warna
Sampel Ulangan Pengukuran Teoritis
L* a* b* H Gambar C H
Jus Mangga(100%)
1
93.599-
5.60050.949 8.965 Yellow
51.2558 96.2724
293.699 -5.883 51.901 8.976 Yellow
52.2333 96.467
Rata-Rata
93.649-
5.741551.425 8.9709 Yellow 51.7445 96.3706
JusJambu (100%)
193.814
3.797 12.991 8.935 Yellow red13.5345 73.7075
293.935
3.584 13.080 8.938 Yellow red13.5621 74.6767
Rata-Rata
93.8745 3.6905 13.0355 8.9365Yellow
red13.5478 74.1926
JusSirsak(100%)
199.789 -0.180 0.491 8.919 Yellow
0.5229 110.1328
299.795 -0.174 0.476 8.911 Yellow
0.5068 110.0796
Rata-Rata
99.792 -0.177 0.4835 8.915 Yellow 0.5148 90.6636
Jus Mangga + Jus Jambu (50%
+50%)
183.7965 -1.349 15.282 4.589 Yellow
15.3414 95.212
293.716 -1.402 29.675 8.955 Yellow
29.7081 92.7049
Rata-Rata
88.7965 1.375 22.4785 6.772 Yellow22.5205
93.5016
Jus Jambu + Jus Sirsak (50%+50%)
199.074 -2.588 8.719 8.940 Yellow
9.0949 106.532
298.785 -2.331 9.111 8.953 Yellow
9.4044 104.3509
Rata-Rata
98.9295-
2.45958.915 8.9465 Yellow 9.2480 105.423
Jus Mangga + Jus Sirsak (50%+50%)
198.543 -9.294 30.626 8.845 Yellow
32.0051 106.881
298.560 -9.179 30.149 8.847
Yellow green 31.503 163.0668
Rata-Rata
98.5515-
9.236530.3875 8.846
Yellow green
31.7602163.093
Kertas Putih 1 96.187 -0.420 -0.181 1.946 Red
0.4573 23.3137
294.52 -0.523 -0.272 2.035 Red
0.5895 27.4778
Rata-Rata
95.3535-
0.4715-0.2265 1.9905 Red 0.5230 25.658
Sumber: Hasil Pengukuran
4.2 Perhitungan
a. Jus Mangga (100%)
C1=¿¿
¿ [(−5.600)2+(50.949)2]12
= 51.2558
C2=¿¿
¿ [(−5.883)2+(51.901)2]12
= 52.2333
H 1=tan−1( b¿
a¿ ¿)¿
¿ tan−1( 50.949−5.600
¿)¿
¿96.2724
H 2=tan−1( b¿
a¿ ¿)¿
¿ tan−1( 51.901−5.883
¿)¿
¿96.467
b. Jus Jambu (100%)
C1=¿¿
¿ [(3.797)2+(12.991)2]12
= 13.5345
C2=¿¿
¿ [(3.584)2+(13.080)2]12
= 13.561
H 1=tan−1( b¿
a¿ ¿)¿
¿ tan−1( 12.9913.797
¿)¿
¿73.7075
H 2=tan−1( b¿
a¿ ¿)¿
¿ tan−1( 13.0803.584
¿)¿
¿74.6767
c. Jus Sirsak (100%)
C1=¿¿
¿ [−0.180¿¿¿2+(0.491)2]12
= 0.5229
C2=¿¿
¿ [(−0.174)2+(0.476)2]12
= 0.5229
H 1=tan−1( b¿
a¿ ¿)¿ ¿ tan−1( 0.491−0.180
¿)¿
¿−110.13280
H 2=tan−1( b¿
a¿ ¿)¿ ¿ tan−1( 0.476−0.174
¿)¿
¿−110.07960
d. Jus Mangga + Jus Jambu (50% + 50%)
C1=¿¿
¿ [−1.349¿¿¿2+(15.282)2]12
= 15.3414
C2=¿¿
¿ [(−1.402)2+(29.675)2]12
= 29.7081
H 1=tan−1( b¿
a¿ ¿)¿
¿ tan−1( 15.282−1.349
¿)¿
¿95.2120
H 2=tan−1( b¿
a¿ ¿)¿
¿ tan−1( 29.675−1.402
¿)¿
¿92.70490
e. Jus Jambu + Jus Sirsak (50% + 50%)
C1=¿¿
¿ [(−2.588)2+(8.719)2]12
= 9.0949
C2=¿¿
¿ [(−2.331)2+(9.111)2]12
= 9.4044
H 1=tan−1( b¿
a¿ ¿)¿
¿ tan−1( 8.719−2.588
¿)¿
¿106.5320
H 2=tan−1( b¿
a¿ ¿)¿
¿ tan−1( 33,454−9,867
¿)¿
¿104.3509
f. Jus Mangga + Jeruk Sirsak (50% + 50%)
C1=¿¿
¿ [(−9.294)2+(30.626)2]12
= 32.0051
C2=¿¿
¿ [(−9.179)2+(30.149)2]12
= 31.5153
H 1=tan−1( b¿
a¿ ¿)¿
¿ tan−1( 30.626−9.294
¿)¿
¿106.8810
H 2=tan−1( b¿
a¿ ¿)¿
¿ tan−1( 30.149−9.179
¿)¿
¿163.0930
g. Kertas Putih
C1=¿¿
¿ [(−0.420)2+(−0.181)2]12
= 0.4573
C2=¿¿
¿ [(−0 .523)2+(−0 .272)2]12
= 0.5895
H 1=tan−1( b¿
a¿ ¿)¿
¿ tan−1(−0.420−0 ,181
¿)¿
¿23.31370
H 2=tan−1( b¿
a¿ ¿)¿
¿ tan−1(−0.272−0 523
¿)¿
¿27.47780
4.3 Kisaran warna kromatis (sampel)
Tabel 4.3.1 Nilai HUE dan Daerah Kisaran Warna Kromatisitas
SampelNilai HUE Daerah kisaran warna kromositas
Pengukuran Teoritis Pengukuran Teoritis
Jus mangga 8.709 96.3706 Red purple (RP) Yellow
Jus jambu 8.938 74.1926 Red purple (RP) Yellow red
Jus sirsak 8.915 90.6636 Red purple (RP) Yellow
Jus mangga +
jus jambu6.772 93.5016 Red purple (RP) Yellow
Jus mangga +
jus sirsak8.940 105.423 Red purple (RP) Yellow
Jus jambu +
jus sirsak8.846 163.093 Red purple (RP) Yellow green
Kertas putih 1.9905 25.658 Red (R) Red (R)
4.4 Grafik
Jus Man
gga
Jus S
irsak
Jus J
ambu +
Sirsak
Kertas
Putih-200
20406080
100
Grafik Perbandingan L * a * b *
Series1
Sampel
L* a
* b*
Grafik 1. Diagram Batang Nilai L* a* b* Terhadap Sampel Jus
mangga jambu sirsak mangga + jambu
jambu + sirsak
mangga + sirsak
kertas putih
828486889092949698
100
Grafik Perbandingan L *
Series1
Grafik 2. Diagram Batang Nilai L* Terhadap Sampel Jus
Grafik 3. Diagram Batang Nilai a* Terhadap Sampel Jus
mangga jambu sirsak mangga + jambu
jambu + sirsak
mangga + sirsak
kertas putih-10
0
10
20
30
40
50
60
Grafik Perbandingan b*
Grafik Perbandingan b*
Grafik 4. Diagram Nilai b* Terhadap Sampel Jus
mangga jambu sirsak mangga + jambu
jambu + sirsak
mangga + sirsak
kertas putih
-10
-8
-6
-4
-2
0
2
4
Grafik Perbandingan a*
Grafik Perbandingan a*
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum mesin dan peralatan pengolahan pangan yang pertama ini
mengenai mesin pensortasi warna black box. Pensortasi warna ini mesin black box
ini merupakan pemisahan bahan pangan berdasarkan standar warnanya. Pada
praktikum kali ini digunakan sebanyak tujuh buah sampel jus yaitu jus mangga,
jus jambu, jus sirsak, jus mangga + jus sirsak, jus mangga + jus jambu, dan jus
jambu + jus sirsak, serta kertas putih. Ketujuh sampel tersebut akan diukur nilai
karakteristik warna L*, a*, b*, C, dan H nya sebanyak dua kali pengukuran dan
kemudian menghitung nilai rata-rata nya dengan cara dimasukkan ke dalam black
box yang sudah disambungkan dengan kamera dan monitor display yang
didalamnya sudah terdapat software khusus untuk pensortasi warna. Setelah
diperoleh nilai C dan H dari hasil pengukuran dilakukan perhitungan pula
terhadap nilai C dan H dengan menggunakan rumus (teoritis). Kemudian hasil C
dan H dari hasil pengukuran dan perhitungan tersebut akan di bandingkan.
Berdasarkan pengukuran tersebut diperoleh hasil untuk jus mangga rata-rata
L* adalah 93.649, nilai rata-rata a* sebesar -5.7415, sedangkan nilai rata-rata b*
sebesar 51.425. Untuk nilai teoritis yaitu nilai C dan H yaitu rata-rata C sebesar
51.7445 dan rata-rata H sebesar 96.37060. Sedangkan untuk nilai rata-rata H
pengukuran adalah 8.97090. Untuk jus jambu rata-rata L* adalah 93.8745, rata-
rata a* 3.6905, rata-rata b* 13.0355, rata-rata H pengukuran 8.93650, rata-rata C
teoritis 13.5478, dan rata-rata H teoritis adalah 74.19260. Untuk jus sirsak rata-rata
L* adalah 99.792, rata-rata a* --0.177, rata-rata b* 0.4835, rata-rata H pengukuran
8.9150, rata-rata C teoritis 0.5148, dan rata-rata H teoritis adalah 90.66360. Untuk
jus mangga + jus jambu rata-rata L* adalah 88.7965, rata-rata a* 1.375, rata-rata
b* 22.4785, rata-rata H pengukuran 6.7720, rata-rata C teoritis 22.5205, dan rata-
rata H teoritis adalah 93.50160. Untuk jus jambu + jus sirsak rata-rata L* adalah
98,560, rata-rata a* -2.4595, rata-rata b* 8.915, rata-rata H pengukuran 8.9150,
rata-rata C teoritis 9.2480, dan rata-rata H teoritis adalah 105.4230. Untuk jus
manga + jus sirsak rata-rata L* adalah 98,5515, rata-rata a* -9.2365, rata-rata b*
30.3875, rata-rata H pengukuran 8.8460, rata-rata C teoritis 31.7602, dan rata-rata
H teoritis adalah 163.0930. Sampel terakhir adalah kertas putih dengan nilai rata-
rata L* adalah 95.3535, rata-rata a* -0.4715, rata-rata b* -0.2265, rata-rata H
pengukuran 1.99050, rata-rata C teoritis 0.5230, dan rata-rata H teoritis adalah
25.6580.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang cukup jauh antara nilai H pengukuran dengan nilai H teoritis
untuk semua sampel. Pada sampel jus mangga nilai H pengukuran berada pada
daerah kisaran warna kromatis red purple (RP), sedangkan nilai H teoritis berada
pada daerah kisaran warna kromatis yellow (Y). Pada jus jambu nilai H
pengukuran berada pada daerah kisaran warna kromatis red purple (RP),
sedangkan nilai H teoritis berada pada daerah kisaran warna kromatis yellow red
(YR). Pada jus sirsak nilai H pengukuran berada pada daerah kisaran warna
kromatis red purple (RP), sedangkan nilai H teoritis berada pada daerah kisaran
warna kromatis yellow (Y). Pada jus mangga + jus jambu nilai H pengukuran
berada pada daerah kisaran warna kromatis red purple (RP), sedangkan nilai H
teoritis berada pada daerah kisaran warna kromatis yellow (Y). Pada jus jambu +
jus sirsak nilai H pengukuran berada pada daerah kisaran warna kromatis red
purple (RP), sedangkan nilai H teoritis berada pada daerah kisaran warna kromatis
yellow (Y). Pada jus mangga + jus sirsak nilai H pengukuran berada pada daerah
kisaran warna kromatis red purple (RP), sedangkan nilai H teoritis berada pada
daerah kisaran warna kromatis yellow green (YG). Pada kertas putih nilai H
pengukuran berada pada daerah kisaran warna kromatis red purple (RP),
sedangkan nilai H teoritis berada pada daerah kisaran warna kromatis red (R).
Dengan demikian jika dilihat dari daerah kisaran warna kromatisnya, warna
dominan yang terdapat pada jus buah adalah yellow red (YR) jika dilihat dari
spesifikasi data pada saat pengukuran. Sedangkan jika dibandingkan dengan hasil
perhitungan secara teoritis jus buah mempunyai warna yang dominan yaitu yellow
(Y). Kualitas jus pada saat pengukuran dengan warna kromatis yellow red dapat
dikatakan baik karena warna pada jusnya pas tidak cenderung merah atau
cenderung kuning. Jus dengan warna ini banyak disukai konsumen karena
warnanya normal sehingga konsumen tidak takut untuk membeli dan
mengkonsumsi jus tersebut.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Pensortasi warna adalah pemisahan bahan pangan berdasarkan standar
warnanya.
2. Terdapat perbedaan yang cukup jauh antara niali C dan H pengukuran
dengan nilai C dan H teoritis untuk semua sampel.
3. Daerah kisaran warna kromatisnya yang terdapat pada semua sampel jus
buah berdasarkan perhitungan rata-rata adalah yellow (Y).
4. Daerah kisaran warna kromatisnya yang terdapat pada semua sampel jus
buah berdasarkan pengukuran adalah red purple (RP).
5. Daerah kisaran warna kromatisnya yang terdapat pada kertas putih
berdasarkan perhitungan adalah red (R).
6. Kualitas jus dengan warna kromatis yellow red (YR) dapat dikatakan baik
karena warna pada jusnya pas tidak cenderung merah atau cenderung
kuning.
7. Jus dengan warna kromatis yellow red (YR) banyak disukai konsumen
karena warnanya normal sehingga konsumen tidak takut untuk membeli
dan mengkonsumsi jus tersebut.
6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Sebelum malakukan praktikum, sebaiknya praktikan memahami konsep
dasar dan prosedur kegiatan praktikum yang sudah tertera di dalam modul
praktikum.
2. Peralatan praktikum sebaiknya diperbanyak agar semua kelompok
praktikum tidak harus bergiliran saat akan melakukan praktikum sehingga
waktunya lebih efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Hana. 2012. Ishikawa Diagram For Quality Control. Available at: http://hana. blog.unair.ac.id/files/2012/06/presentasi-11-ishikawa-diagram.pdf (diakses pada Senin, 11 Maret 2014 pukul 22.00 WIB).
Henderson, MS. and RL. Perry. 1976. Agricultural Process Engineering. The AVI Publishing Company, Inc. Westport, Connecticut.
Hutchings, Jhon B. 1999. Food Color and Appearance Second Edition. Gaithersburg: Aspen Publisher Inc. London.
Sahay, KM. and KK. Singh.1994. Unit Operations of Agricultural Processing. Vikas Publishing House PVT LTD, New Delhi.
Widyastuti, Yuli. 1997. Penanganan Hasil Panen Tanman Obat Komersial. Trubus Agriwidya: Semarang.
Widyasanti, Asri S.T.P.,M.Eng. 2014. Penuntuk Praktikum Mesin Peralatan Pengolahan Pangan. FTIP. Universitas Padjadjaran.
LAMPIRAN
Gambar 1. Mesin Pensortasi Warna Black Box